Laporan Interface.docx

  • Uploaded by: Muhammad Yusuf Irdandy
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Laporan Interface.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,532
  • Pages: 44
LAPORAN TEKNIK INTERFACE “Koneksi PM710 Ke Komputer dengan Komunikasi Data Modbus Serial” Untuk memenuhi tugas mata kuliah Interface yang dibimbing oleh Bapak Muhammad Khairuddin, ST.

Oleh: Muchammad Yusuf Irdandy 1641150045 D4 - 3A Sistem Kelistrikan

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO PROGRAM STUDI D4 SISTEM KELISTRIKAN

POLITEKNIK NEGERI MALANG 2018

1.

Tujuan Percobaan 1. Mengetahui proses pengkoneksian PM710 ke Komputer 2. Mengetahui hasil parameter yang terukur pada PM710 melalui computer dengan menggunakan komunikasi Modbus

2.

Dasar Teori

2.1 Sistem SCADA SCADA (Supervisory Control And Data Acquisition) adalah sebuah sistem pengawasan dan pengendalian, dengan cara melakukan pengumpulan dan analisa data secara real time. Sistem SCADA terdiri dari 3 bagian utama yaitu Master, Slave, dan media komunikasi. Arsitektur SCADA diperlihatkan pada Gambar 2.1.

Gambar 2.1 Arsitektur SCADA.

Sistem SCADA memiliki fungsi yaitu untuk pengukuran jarak jauh (telemetering) dan pengendalian jarak jauh (telecontrolling). Dengan fungsi tersebut, sistem SCADA mampu melakukan pengawasan dan pengendalian plant jarak jauh.

2

2.2 Protokol Modbus Protokol Modbus merupakan aturan-aturan komunikasi data dengan teknik Master-Slave. Dalam konunikasi tersebut hanya terdapat satu Master dan satu atau beberapa Slave yang membentuk sebuah jaringan. Komunikasi Modbus selalu diawali dengan query dari Master, dan Slave memberikan respon dengan mengirimkan data atau melakukan aksi sesuai perintah dari Master. Master hanya melakukan satu komunikasi dalam satu waktu. Slave hanya akan melakukan komunikasi jika ada perintah (query) dari Master dan tidak bisa melakukan komunikasi dengan Slave yang lain. Pada saat mengirimkan query ke Slave, Master menggunakan 2 mode pengalamatan, yaitu: • Unicast mode. Master mengirimkan query kepada satu Slave. Setelah menerima dan memproses query, Slave akan memberikan jawaban berupa respon kepada Master. • Broadcast mode. Master mengirimkan perintah (query) kepada semua Slave. Pada mode pengalamatan ini Slave tidak mengirimkan respon kepada Master. Protokol Modbus membentuk sebuah format pesan untuk query Master dan respon Slave. Adapun siklus pengiriman query-respon ditunjukkan pada Gambar 2.2.

3

2.2.1 Mode Transmisi Serial Dalam jaringan Modbus terdapat 2 mode transmisi serial, yaitu mode RTU dan mode ASCII. Setiap peralatan dalam sebuah jaringan Modbus harus mempunyai mode dan parameter serial yang sama. Pengaturan default Modbus adalah RTU, sedangkan mode ASCII adalah pilihan.

2.2.1.1 Mode RTU (Remote Terminal Unit) Format masing-masing byte (11 bit) dalam mode RTU adalah: Coding system: 8 bit biner, heksadesimal 0-9,A-F. Bits per byte: 1 start bit. 8 data bits, Least Significant Bit (LSB) dikirim pertama. 1 bit untuk even/odd parity, no bit untuk no parity. 1 stop bit jika menggunakan parity, 2 bits untuk no parity. Error check field: Cyclical Redundancy Check (CRC).

2.2.1.2 Mode ASCII (American Standard Code for Information Interchange) Format masing-masing byte (10 bit) dalam mode ASCII adalah: Coding system: Heksadesimal, karakter ASCII 0-9, A-F. Bits per byte: 1 start bit. 7 data bits, Least Significant Bit (LSB) dikirim pertama. 1 bit untuk even/odd parity, no bit untuk no parity. 1 stop bit jika menggunakan parity, 2 bits untuk no parity. Error check field: Longitudinal Redundancy Check (LRC).

4

2.2.2.1 ASCII Framing Frame pesan pada mode transmisi ASCII ditunjukkan pada Tabel 2.1. START

ADDRESS

FUNCTION

DATA

LRC CHECK

END

1 CHAR :

2 CHAR

2 CHAR

n

2 CHAR

2 CHAR

CHAR

CRLF

Pada mode ASCII, pesan dimulai dengan sebuah karakter “colon” (:) dalam ASCII 3A hex, dan diakhiri dengan sebuah pasangan “carriage return – line feed” (CRLF) dalam ASCII 0D dan 0A hex.

2.2.2.2 RTU Framing Frame pesan pada mode transmisi RTU ditunjukkan pada Tabel 2.2. Tabel 2.2 RTU Framing. START

ADDRESS

FUNCTION

DATA

CRC CHECK

END

T3,5

8 BIT

8 BIT

nx8 BIT

16 BIT

T3,5

≥ 3,5 CHAR

≥ 3,5 CHAR

Pada mode RTU, frame pesan dipisahkan oleh silent interval paling sedikit waktu 3,5 karakter. Interval waktu ini disebut T3,5. Seluruh karakter dalam frame pesan harus ditransmisikan secara bersambung. Interval antar karakter dalam frame pesan tidak boleh lebih besar dari waktu 1,5 karakter (T1,5). Jika interval antar karakter lebih besar dari T1,5, maka frame pesan tersebut dinyatakan tidak lengkap dan akan diabaikan.

5

Gambar 2.3 Interval T3,5 antar frame.

Gambar 2.4 Interval T1,5 antar karakter dalam frame.

2.2.3 Address Field Masing-masing Slave harus mempunyai alamat yang berbeda dalam range 1 – 247 untuk pengalamatan individual. Alamat 0 digunakan untuk pengalamatan broadcast.

2.2.4 Function Field Function field pada frame pesan berisi nomer kode fungsi (function code). Kode fungsi yang valid mempunyai range 1 – 255, dimana kode 1 – 127 untuk fungsi normal, sedangkan 128 – 255 untuk fungsi exception response. Function code berfungsi untuk memberitahu Slave tentang perintah yang harus dikerjakan dan sebagai indikasi respon normal atau jenis error yang terjadi (exception response).

6

Pada sistem komunikasi Modbus, jumlah function code yang didukung bervariasi tergantung kontroler dan peralatan Slave yang digunakan. Beberapa kode fungsi berikut keterangannya ditunjukkan pada Tabel 2.3. Tabel 2.3 Kode fungsi Modbus. Kode Fungsi 1 = 01H

Fungsi Read Coil Status

Aksi yang dikerjakan Membaca status ON/OFF coil (output digital).

2 = 02H

Read Input Status

Membaca status ON/OFF input digital.

3 = 03H

Read Holding Registers

Membaca nilai output analog.

4 = 04H

Read Input Registers

Membaca nilai input analog.

5 = 05H

Force Single Coil

Mengset status satu coil pada keadaan ON/OFF.

6 = 06H

Preset Single Register

Mengset

nilai

satu

output

analog. 15 = 0FH

Force Multiple Coils

Mengset status beberapa coil pada keadaan ON/OFF.

16 = 10H

Preset Multiple

Mengset nilai beberapa output

Registers

analog.

2.2.5 Data Field Data field pada query berisi kode sebagai informasi tambahan pada function code tentang aksi yang harus dikerjakan Slave. Informasi tersebut bisa berupa alamat input-output, jumlah input-output, jumlah byte data, atau nilai data pengesetan. Jika tidak terjadi error, data field pada respon berisi data yang diminta. Sedangkan pada exception response, data field berisi exception code.

7

2.2.6 Error Checking Field 2.2.6.1 LRC (Longitudinal Redundancy Check) Pada mode ASCII, error checking field berisi 2 karakter ASCII yang didasarkan metode LRC. Prosedur perhitungan nilai LRC adalah : 1. Tambahkan semua byte pesan tanpa mengikutkan karakter start yaitu colon dan karakter end yaitu CRLF, dan tanpa melibatkan carry. 2. Kurangkan nilai FF hex dengan nilai hasil penjumlahan semua byte pesan, untuk menghasilkan komplemen 1. 3. Tambahkan hasilnya dengan 1 untuk menghasilkan komplemen dua. Hasilnya merupakan nilai LRC.

2.2.6.2 CRC (Cyclical Redundancy Check) Pada mode RTU, error checking field berisi sebuah nilai 16 bit (2 byte) yang didasarkan pada metode CRC. Prosedur perhitungan CRC adalah : 1. Inisialisasi nilai register 16 bit CRC dengan FFFF hex. 2. Eksklusif OR 8 bit data pesan pertama dengan low order byte register CRC, letakkan hasilnya di register CRC. 3. Geser kanan register CRC 1 bit ke arah LSB, dan MSB diisi dengan 0. Nilai LSB register CRC yang tergeser diperiksa.

4. Jika LSB tergeser adalah 0, ulangi langkah 3 (pergeseran yang lain). Jika LSB tergeser 1, eksklusif-OR register CRC dengan nilai A001 hex (1010 0000 0000 0001). 5. Ulangi langkah 3 dan 4 sampai delapan pergeseran. Setelah delapan pergeseran, proses 8 bit data pesan pertama selesai. 6. Ulangi langkah 2 - 5 untuk 8 bit data pesan berikutnya sampai semua data diproses. 7. Nilai akhir register CRC adalah nilai CRC. 8. Pada saat CRC ditempatkan di pesan, nilai CRC low order byte dikirimkan terlebih dahulu dikuti high order byte.

8

2.2.7 Exception Response Terdapat 4 proses komunikasi yang mungkin terjadi antara Master dan Slave, yaitu: • Jika Slave menerima pesan query tanpa adanya kesalahan komunikasi, dan Slave dapat menangani query tersebut, Slave akan memberikan sebuah respon normal. • Jika Slave tidak menerima query dikarenakan adanya kesalahan komunikasi, maka tidak ada respon yang dikirimkan. Master akan memberikan kondisi time-out untuk pengiriman query tersebut. • Jika Slave menerima pesan query, tetapi terdeteksi kesalahan komunikasi (parity, LRC, atau CRC), maka tidak ada respon yang dikirimkan. Master akan memberikan kondisi time-out. • Jika Slave menerima query tanpa adanya kesalahan komunikasi, tetapi Slave tidak dapat menangani perintah tersebut (contoh, perintah untuk membaca coil atau register yang tidak ada), Slave akan mengirimkan sebuah respon pengecualian (exception response) untuk memberikan informasi kepada Master letak kesalahan yang terjadi. Pada sebuah exception response, Slave mengembalikan kode fungsi dengan MSB (Most Significant Bit) diset 1 dan data field diisi dengan kode pengecualian (exception code). Hal ini dimaksudkan agar Master mengetahui exception yang terjadi. Beberapa exception code berikut keterangannya ditunjukkan pada Tabel 2.4.

9

Tabel 2.4 Exception code dalam exception response. Kode

Nama

01

Arti

ILLEGAL

Kode fungsi yang terdapat dalam query

FUNCTION

merupakan perintah (action) yang tidak diizinkan untuk Slave.

02

ILLEGAL

Alamat data dalam query merupakan alamat

DATA

yang tidak diizinkan untuk Slave.

ADDRESS 03

ILLEGAL

Nilai dalam data field query merupakan nilai

DATA

yang tidak diizinkan untuk Slave.

VALUE

2.3 Komunikasi Serial Komunikasi serial ada 2 macam, yaitu komunikasi sinkron dan asinkron. Komunikasi sinkron dilakukan dengan menambahkan sinyal sinkronisasi. Komunikasi asinkron dilakukan dengan menetapkan kecepatan bit (baud rate) dan menyisipkan beberapa bit protokol, yaitu bit start, parity dan bit stop.

2.3.1 Komunikasi Serial RS232 RS232 merupakan aturan mengenai level tegangan, konektor dan aturan komunikasi. Standar RS232 memiliki level tegangan antara -3 sampai 15 Volt untuk logika high, dan antara +3 sampai +15 Volt untuk logika low. Level tegangan antara -3 sampai +3 Volt tidak didefinisikan, sebab di daerah ini kemungkinan adalah noise.

10

2.3.3 Komunikasi Serial RS485 Komunikasi serial RS485 menggunakan sepasang kabel untuk mengirimkan satu sinyal. Tegangan antara kedua kabel saluran selalu berlawanan. Logika ditentukan dari beda tegangan antara kedua kabel tersebut. SN75176 merupakan IC multipoint RS485 transceiver. Di dalam SN75176 terdapat sebuah driver dan receiver seperti pada Gambar 2.5.

Gambar 2.5 Bagan IC SN75176. SN75176 dapat mendukung 32 unit paralel dalam satu jalur. Sensitivitas tegangan input receiver 0,2 V dan jarak maksimum 4000 feet. Pada mode pengiriman (transmitting), kaki enable kirim DE diberi logika 1. Keluaran A dan B ditentukan oleh masukan driver D, dimana keluaran A akan sesuai dengan logika driver D, sedangkan B berkebalikan. Jika input D berlogika 1, maka output A akan bertegangan 5 Volt dan output B 0 Volt. Sebaliknya jika input D berlogika 0 maka output A bertegangan 0 Volt dan output B 5 Volt. Pada mode penerimaan (receiving), kaki enable terima RE diberi logika 0. Output receiver R ditentukan oleh tegangan diferensial antara input A dan B VA - VB. Jika tegangan diferensial VA - VB lebih besar dari +0,2 Volt, maka receiver R akan berlogika 1, sedangkan jika

VA - VB lebih kecil dari -0,2 Volt

maka receiver R akan berlogika 0. Untuk tegangan VA - VB antara -0,2 Volt sampai +0,2 Volt, maka level logika keluaran tidak terdefinisi. Mode pengiriman dan penerimaan data SN75176 ditunjukkan pada Tabel 2.6 dan 2.7.

11

Tabel 2.6 Pengiriman data (transmitting).

Tabel 2.7 Penerimaan data (receiving).

H = High Level, L = Low Level, x = Irrelevant, Z = high impedance (off), ? = Indeterminate Jika terdapat gangguan listrik yang menimpa saluran transmisi, maka induksi tegangan gangguan akan diterima kedua kabel saluran sama besar. Karena Receiver membandingkan selisih tegangan antara dua kabel saluran, maka induksi tegangan tidak akan berpengaruh pada output. Dengan kemampuan menangkal gangguan yang sangat baik ini, RS485 bisa dipakai untuk membangun saluran transmisi jarak jauh sampai 4000 feet dengan kecepatan tinggi 3.

Alat dan Bahan: 1. PM710

(1 Set)

2. Komputer/Laptop

(1 Buah)

3. Konverter RS485/DB9, RS485/USB (1 Buah) 4. Software Movicon

12

4.

Koneksi PM710 Ke Komputer

Dalam bab ini akan dijelaskan langkah perlangkah cara mengkoneksikan PM 710 ke computer hingga bisa tampil di monitor menggunakan Movicon X2 4.1.

Penentuan Parameter dan Mencari Alamat Register

Pertama ditentukan parameter yang hendak ditampilkan. Dalam contoh ini akan menampilkan parameter. 

Total Daya Nyata



Tegangan L-L 3P



Frekuensi



Arus A



Arus B

Buka tabel register dan cari dan catat alamat masing masing register Tabel 9.1 Register List PM710

13

Dari tabel yang didapat dari manual PM800 maka diketahui alamat register sebagai berikut 

Total Daya Nyata

: register 1006



Tegangan L-L 3P

: register 1014



Frekuensi

: register 1020



Arus A

: register 1034



Arus B

: regsister 1036

Tetapi alamat register pada PM710 harus di-offset terhadap basisnya, sehingga alamat yang tertera pada tabel harus dikurangi 2. Sehingga alamat yang dipakai ketika mengkoneksikan dengan Movicon adalah sebagai berikut: 

Total Daya Nyata

: register 1006



Tegangan L-L 3P

: register 1012



Frekuensi

: register 1018



Arus A

: register 1032



Arus B

: regsister 1034

4.2.

Pemilihan Setting Komunikasi

Selanjutnya ditetapkan setting parameter komunikasi serial yaitu: -

Baudrate

-

Parity

-

Data bit

-

Stop bit

Pemilihan nilai terserah kita asalkan antara setting PM710 dan computer harus sama. Perlu diketahui bahwa databit dan stop bit pada PM710 tidak bisa diubah ubah yaitu data bit 8 dan data bit 1, sehingga kita tinggal memilih/menetapkan baudrate dan parity. Misalkan ditetapkan:

14

-

Baudrate

: 4800

-

Parity

: odd

4.3.

Penentuan protocol dan alamat slave/slave addres PM710

PM710 hanya bisa berkomunikasi menggunakan satu protocol, yaitu Modbus RTU. Langkah selanjutnya adalah mengeset alamat dari PM710 tersebut, ini bisa terserah kita. Pada percobaan ini alamat slave ditetapkan nomor 2 Jadi setting yang telah ditetapkan adalah: Parameter

Nilai

Keterangan

Total Daya Nyata

Register 1006

Lihat manual sheet

Tegangan L-L 3P

Register 1012

Lihat manual sheet

Frekuensi

Register 1018

Lihat manual sheet

Arus A

Register 1032

Lihat manual sheet

Arus B

Register 1034

Lihat manual sheet

Baudrate

4800

Dipilih/ditetapkan sendiri

Parity

Odd

Dipilih/ditetapkan sendiri

Data bit

8

Sudah dari pabrik

Stop bit

1

Sudah dari pabrik

Protocol

Modbus RTU

Sudah dari pabrik

Alamat slave

2

Dipilih/

4.4.

Pensettingan PM710 sesuai tabel yang telah ditetapkan

Untuk memulai pensettingan PM710 lakukan sebagai berikut; 6. tekan tombol panah [] hingga terihat menu Setup 7. tekan tombol Setup tersebut 8. masukkan nilai paswordnya (defaultnya adalah 0000) dengan menekan tombol lalu tekan

15

Enter 9. tekan tombol panah [] hingga terlihat menu COMM 10. ubah nilai pada layar tersebut hingga sesuai tabel MBUS

(Protokol Modbus RTU)

ADDR 2

(Alamat slave 2)

BAUD

(baudrate 4800)

Odd

(Parity Ganjil)

Maka pad LCD seharusnya seperti pada gambar diatas: 4.5.

Pengkabelan PM710 ke Komputer

Jalur komunikasi PM710 dihubungkan ke Port COM pada computer. Tetapi karena PM710 standartnya RS-485 sedangkan COM pada computer adalah RS-232 maka diperlukan converter RS232-RS485. Antara PM710 ke converter RS-232/RS-485 hanya memerlukan 3 kabel yaitu A.B dan Ground (pada PM710 notasinya + dan – pada converter notasinya 485(+) dan 485(-))

16

Cara menghubungkannya: PM 710

Port COM pada PC (melalui converter)

+

485(+)

-

485(-)

O

Gnd

Secara gambar sebagai berikut:

4.6.

Pensetingan Movicon X2

Langkah terakhir adalah setting Movicon. Pensettingan dilakukan dengan langkah sebagai berikut: 1. Buka program Movicon X2 2. Klik File dan klik New untuk membuat project baru

17

3. Pilih Win32 Platform untuk menjalankan dengan computer, selanjutnya klik open

Movicon bisa digunakan untuk dijalankan di computer (win32 platform) di perangkat computer atau HMI/touch screen yang menggunakan java j2se, di PDA (baik PDA dengan operating sistem windows Compaq edition/ winCE platform, maupun PDA dengan operating sistem lain misalkan Symbian J2me). Karena pada percobaan ini akan menggunakan computer maka pilihlah Win32 Platform.

18

4. Ketikkan nama file yang akan dibuat,

....

klik

untuk memilih lokasi

folder penyimpanan file tersebut. Setelah selesai klik next.

5. Dialog berikut adalah untuk memprivasi file dengan password, jika tidak ingin memprivasi klik Next.

19

6. Pilih Modbus, double klik Modbus Serial RTU, selanjutnya klik Next.

7. Centang



Create Screen, masukkan jumlah screen/layar yang ingin

ditampilkan, pilih warna background color pada dialog Default Color

20

8. Jika ingin mengaktifkan Historitical dan Trace centang keduanya, jika tidak klik Next.

9. Centang



Create Data Logger and Replace ODBC DSN dan database

menggunakan MS Excel. Selanjutnya klik Next.

21

10. Jika ingin menggunakan fasilitas alarm centang Template dan





Create Digital Alarm

Create Analog Alarm Template. Selesai klik Finish.

11. Pada tabulasi General geser scroll kebawah, pastikan Frame Type adalah RTU (Binary), kemudian klik tabulasi Station

22

12. Hubungkan perangkat (RS-485) dengan jalur PM710, klik Add. Dalam satu jalur RS-485 bisa dihubungkan dengan 32 buah PM710 lain. Jika ada 32 PM710 maka klik Add sebanyak 32 kali.

13. Pada bagian General, ubah Station Name sesuai dengan kebutuhan.

14. Geser scroll kebawah, pada bagian Serial Port Settings setting parameter sesuai dengan data yang ditampilkan oleh PM710 sebagai berikut:  Port

: Port yang menghubungkan computer dengan PM710 yaitu

COM1, COM2, atau yang lainnya. Jika COM1 maka ketik 1

23

 Baudrate : Sesuai dengan data pada PM710, dalam praktek ini yaitu 4800  Parity : Sesuai dengan data pada PM710, dalam praktek ini yaitu Odd  Pada bagian Device Data (geser scroll kebawah) ubah Station ID sesuai dengan slave address pada PM710, dalam praktek ini yaitu 5. Selanjutnya klik

OK

24

15. Klik OK pada tampilan dibawah

16. Jika ingin mengimport label dari perangkat (misalkan label I/O PLC) klik yes. Jika tidak klik No.

25

17. Pada jendela kiri akan tampil layar poject Dandy_D4_SKL_3A seperti di bawah, klik tanda [+] pada Resources untuk menampilkan screen, double klik Screen 1.

18. Buatlah 5 variabel untuk menampilkan nilai yang dikirim oleh PM710 pada computer sebagai berikut.  Total Daya Nyata dengan register 1004  Tegangan L-L 3P dengan register 1012  Frekuensi dengan register 1018  Arus A dengan register 1032  Arus B dengan register 1034 Note : Nomer register setiap variable bisa dilihat dari Referensi Manual yang dibuat oleh pabrik PM710 tersebut. Ingat perhatikan juga nilai Offset PM. Pada praktek ini Offset adalah 2 sehingga [Register-2] Untuk membuat variable klik tanda [+] pada tabel Real Time DB, klik kanan pada List Variable (Tags…), Pilih New Variable.

26

19. Ketikan nama variable yang akan dibuat, missal CURENTA (tanpa spasi). Selesai klik OK.

Maka akan tampil layar sebagai berikut

27

20. Ubah tipe Word [16 bit] pada properties dijendela kanan layar menjadi Float (32 bit single precission). Selesai klik tanda √ untuk menyimpan perubahan

21. Lakukan langkah 18-20 untuk 4 variable lainnya sehingga tampil seperti layar berikut.

28

22. Masukkan nomer register pada variable satu-persatu missal pada variable Current A. pada tabel properties klik […] pada bagian General-Dinamic

23. Klik tabulasi Comm.Drivers klik Add

29

24. Geser scroll kebawah, masukkan nomer register pada start addres [register – 2], 1034-2=1032 (Adrees Current A) selanjutnya klik OK.

25. Klik OK pada tampilan berikut. Lanjutkan langkah 22-35 dengan variable yang lain.

30

26. Untuk memilih komponen yang akan ditampilkan, klik View-Toolbox maka akan tampil gambar seperti berikut. Geser scroll ke bawah pada bagian Sliders pilih jenis power meter [icon] variable Current A yang diinginkan misal

31

27. Klik

sekali, kemudian klik sekali pada Screen1 sehingga muncul

tampilan berikut.

28. Untuk menghubungkan icon dengan variable PM710 maka klik kanan pada icon

di screen1, pilih Properties. Pilih bagian Variables, klik [+] dan

pada Gauge Slide Variable […]

32

29. Pada tabulasi Variabel klik Current A, selesai klik Ok.

33

30. Klik tanda √ untuk menyimpan perubahan. Lakukan langkah 26-30 pada 4 variabel lainnya.

31. Untuk mengubah nilai maksimal dan nilai minimal pada icon power meter bisa disetting dengan mengubah Min. Value dan Max. Value pada tabel Properties. Selesai klik tanda √ untuk menyimpan perubahan.

34

Gambar diatas adalah tampilan icon setelah nilai minimal dan maksimalnya diubah ( Range yang dipilih untuk Current A )

32. Untuk memberi nama icon power meter maka Toolbox pilih icon Text A. klik satu kali 33. Pada screen1 klik 1 kali maka akan tampil Text Box seperti gambar berikut. Ketikan nama variable pada Text Box ( Misal Arus_A)

35

34. Jika ingin menambahkan aplikasi alarm maka gunakan Toolbox alarm window

Drag pada screen1

36

35. Pada kolom Project di jendela kiri pilih Alarm List, klik kanan pilih Add New Alarm

36. Klik kanan pada Alarm, pilih Properties

37

37. Pada bagian General ubah variable sesuai dengan kebutuhan […] pada Variabel

38. Pada tabulasi variables klik Voltage_AB, selesai klik Ok.

38

39. Klik tanda √ untuk menyimpan perubahan

40. Sedangkan untuk mengatur batas alarm maka klik kanan pada Alarm dan pilih Add a new Alarm Treshold.

39

41. Atus batas nilai alarm berbunyi pada tabel Properties. Pada bagian Execution atur Value dan Condition. Klik tanda √ untuk menyimpan perubahan.

40

42. Movicon juga mempunyai koleksi simbol-simbol alat yang bisa digunakan sebagai animasi/background yaitu dengan klik View, pilih Symbol Libraries 43. Maka akan muncul banyak animasi seperti gambar dibawah. Pilih gambar yang dibutuhkan dengan cara men-drag gambar ke screen1 44. Tambahkan komponen lainnya untuk memperindah tampilan layar screen

4.7.

Hasil Percobaan

1. Sebelum melakukan pengujian, langkah awal adalah melakukan pengkoneksian PM710 dengan laptop/PC dengan menggunakan bantuan converter RS485/USB 2. Apabila menggunakan laptop, Sebelum kabel converter dihubungkan, dilakukan peng’update’an driver usb, agar converter bisa terbaca, yaitu dengan cara menuju, mycomputer devive manageruniversal serial bus controllerklik tipe usb yang bertanda seru pilih menu setting update diverpilih lokasi patch driver update wait until finish. 3. Setelah driver terupdate, hubungkan kabel converter dengan port usb, kemudian lakukan setting communication dengan cara; mycomputer klik kanan manager device manager  Ports (COM &LPT) Communication Port (COM1), dalam hal ini disesuaikan dengan port communication yang terbaca)

41

 ports setting  lakukan pensettingan sesuai dengan setting pada pm 710 (ubah nilai baudrate, parity, slave id sesuaikan addr)

 Klik finish

42

4. Seletelah melakukan proses pensettingan port communication, running program movicon yang sudah dibuat 5. Hasil menunjukkan nilai yang terukur sesuai dengan PM710 

Total Daya Nyata

= 26,25 kW



Teganga L-L 3P

= 391,28 V



Frekuensi

= 49,91 Hz



Arus A

= 90,87 A



Arus B

= 33,23 A



Alarm On

43

44

Related Documents

Laporan
August 2019 120
Laporan !
June 2020 62
Laporan
June 2020 64
Laporan
April 2020 84
Laporan
December 2019 84
Laporan
October 2019 101

More Documents from "Maura Maurizka"

Tugas Plc Ii Mid (1).docx
December 2019 12
Laporan Interface.docx
December 2019 7
Chf.docx
November 2019 42