LAPORAN KEGIATAN INDIVIDU PRAKTIK BLOK MANAJEMEN PROGRAM GIZI
“KONSELING GIZI”
Disusun Oleh Nama
: Nuswatul Ishmah
NIM
: 060115A013
PROGRAM STUDI GIZI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS NGUDI WALUYO UNGARAN 2019
HALAMAN PENGESAHAN
Judul Kegiatan
: Konseling Gizi
Sasaran kegiatan
: Ibu/pengasuh balita
Pelaksana a. Nama
: Nuswatul Ishmah
b. NIM
: 060115A013
Tempat Kegiatan
: Posyandu di Desa Langensari
Waktu Pelaksanaan
: Saat berlangsungnya posyandu
Luaran yang Dihasilkan
: Meningkatkan pengetahuan tentang gizi seimbang pada balita
Total Biaya Kegiatan
: Rp 150.000,-
Ungaran, 29 November 2018
Mengetahui, Tutor
Pelaksana
Menyetujui, Pembimbing Lapangan
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi Gizi adalah salah satu faktor terpenting yang mempengaruhi individu atau masyarakat, dan karenanya merupakan issue fundamental dalam kesehatan masyarakat (Emerson, 2005; Mendez, 2005). Status gizi pada balita dapat berpengaruh terhadap beberapa aspek. Gizi kurang pada balita, membawa dampak negatif terhadap pertumbuhan fisik maupun mental, yang selanjutnya akan menghambat prestasi belajar. Akibat lainnya adalah penurunan daya tahan, menyebabkan hilangnya masa hidup sehat balita, serta dampak yang lebih serius adalah timbulnya kecacatan, tingginya angka kesakitan dan percepatan kematian (Ali, 2006; Mamhidira, 2006; Andriani, 2012). Terdapat dua faktor penyebab utama kurang gizi pada balita yaitu: a. Penyebab langsung, faktor penyebab utama kurang gizi pada balita disebabkan kurangnya asupan makanan bergizi dalam tubuh balita baik secara kualitas dan kuantitas. Selain itu, adanya infeksi penyakit yang menyertai seringkali juga merupakan penyebab yang sangat berpengaruh terhadap keadaan kesehatan dan gizi balita, b. Penyebab tidak langsung, faktor yang bukan penyebab utama terjadinya kurang gizi pada balita namun dapat berpengaruh seperti pola asuh, ketersediaan pangan dalam keluarga serta pelayanan kesehatan individu dan sanitasi lingkungan. Pengasuhan merupakan faktor yang sangat erat kaitannya dengan pertumbuhan dan perkembangan anak berusia di bawah lima tahun. Masa anak usia 1-5 tahun (balita) adalah masa dimana anak masih sangat membutuhkan suplai makanan dan gizi dalam jumlah yang cukup dan memadai. Kekurangan gizi pada masa ini dapat menimbulkan gangguan tumbuh kembang secara fisik, mental, sosial dan intelektual yang sifatnya menetap dan terus dibawa sampai anak menjadi dewasa.Secara lebih spesifik, kekurangan gizi dapat menyebabkan keterlambatan pertumbuhan badan, lebih penting lagi keterlambatan perkembangan otak dan dapat pula terjadinya penurunan atau rendahnya daya tahan tubuh terhadap penyakit infeksi. Pada masa ini juga, anak masih benar-benar tergantung pada perawatan dan pengasuhan oleh ibunya.Pengasuhan kesehatan dan makanan pada tahun pertama kehidupan sangatlah penting untuk perkembangan anak (Santoso, 2005).
Kelurahan Langensari adalah salah satu Kelurahan yang terletak di Wilayah Kecamatan Ungaran Barat dan merupakan salah satu dari 27 kelurahan di Kabupaten Semarang. Kelurahan Langensari terletak di dataran tinggi sebelah barat Kota Ungaran, dengan ketinggian berkisar ±800 meter diatas permukaan laut dengan suhu udara rata-rata 28oC dan 33oC. Kelurahan Langensari Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang terletak dataran tinggi ungaran. Secara geografis luas Wilayah Kelurahan Langensari 56,86 Ha. Kelurahan Langensari terdiri dari 52 RT (Rukun Tetangga) dan 6 RW (Rukun Warga) dengan jumlah penduduk 10.419 jiwa, yang terdiri atas 5.224 laki-laki dan 5.195 perempuan dengan 2.2.81 KK (Kepala Keluarga) (Dasar Data SMARD per 31 Desember 2016). Di Kelurahan Langensari, berdasarkan data yang didapatkan pada posyandu bulan November 2018 berdasarkan berat badan menurut umur(BB/U) sebagian besar memiliki status gizi baik sebanyak 98 orang (80,32%), sedangkan sisanya status gizi buruk sebanyak 2 orang (1,64%), status gizi kurang sebanyak 12 orang (9,84%), dan status gizi lebih sebanyak 10 orang (8,2%). Oleh karena itu perlu dilakukan tindak lanjut untuk merubah pola makan balita dengan cara memberikan konseling pada ibu/pengasuh balita yang datang keposyandu. B. Permasalahan yang Dihadapi Salah satu permasalahan yang didapatkan Di Kelurahan Langensari, yaitu kurangnya pengetahuan ibu/pengasuh balita tentang gizi dan menu gizi seimbang untuk balita. Balita yang mengalami gizi kurang karena kurangnya asupan makan karena balita tersebut susah untuk mengkonsumsi makanan bergizi dan lebih suka oleh jajanan cilok, sosis, nugget, snack ringan dan permen. sehingga untuk mengkonsumsi sumber karbohidrat, protein, lemak kurang. Perilaku ibu/pengasuh balita terhadap pola makan balita masih sangat kurang baik dari dalam penyiapan menu makanan yang kurang bervariasi. Hal ini menyebabkan anak susah meningkatkan berat badan karena asupan kurang terpenuhi dari sumber karbohidrat protein dan lemak. C. Solusi dan Luaran yang Dihasilkan Berdasarkan masalah yang ditemukan, maka akan dilakukan intervensi berupa konseling tentang gizi seimbang untuk balita yang bisa diterapkan oleh ibu/pengasuh balita untuk mengatasi susahnya makan pada balita. Luaran yang didapatkan adalah pengetahuan tentang gizi seimbang pada balita ibu/pengasuh balita diharapakan dapat membaik dan meningkat.
Sehingga dapat diterapkan untuk mengatasi pengenalan makanan yang susah kepada anaknya , dengan pemberian makanan yang lebih bervariasi sehingga dapat menerima jenis makanan dan menyukai menu yang dimasak oleh ibu/pengasuh balita. Dengan terpenuhinya asupan makanan balita maka status gizi balita akan meningkat.
BAB II METODE PELAKSANAAN A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Hari
: Sesuai jadwal posyandu Hari/Tanggal
Nama Posyandu
Kamis, 1 November 2018
Posyandu Apel
Rabu, 7 November 2018
Posyandu Jambu
Kamis, 8 November 2018
Posyandu Jeruk
Sabtu, 10 November 2018
Posyandu Belimbing
Rabu, 14 November 2018
Posyandu Pisang
Kamis, 15 November 2018
Posyandu Anggur
Sabtu, 17 November 2018
Posyandu Pepaya
Rabu, 21 November 2018
Posyandu Mangga
Waktu
: 09.00 sampai selesai
Tempat
: Posyandu
B. Sasaran Kegiatan Ibu/pengasuh balita C. Topik/Tema dari Kegiatan Bersama cegah stunting untuk mewujudkan bangsa sehat dan berprestasi D. Materi-Materi yang Disampaikan a) Gizi seimbang untuk mencegah stunting pada balita b) Manfaat gizi seimbang pada balita c) Pemilihan bahan makanan yang diperbolehkan dan tidak diperbolehkan pada balita d) Contoh menu PMT (Pmeberian Makanan Tambahan) untuk balita E. Metode yang digunakan Diskusi dan tanya jawab dengan ibu/pengasuh balita F. Indikator keberhasilan kegiatan yang digunakan Keaktifan ibu/pengasuh bertanya saat konseling gizi G. Target keberhasilan Semua ibu/pengasuh balita yang hadir di Posyandu mendapat konseling gizi 100%
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN Output dari kegiatan konseling gizi ini adalah peningkatan pengetahuan mengenai gizi seimbang pada balita. Tujuan dari program ini adalah meningkatnya pengetahuan ibu/pengasuh balita mengenai makanan yang bergizi dan seimbang pada balita. Adapun target dari kegiatan ini adalah terjadi peningkatan pengetahuan. Monitoring dilakukan dengan melakukan diskusi dan tanya jawab mengenai gizi seimbang pada balita. Adapun indikator dalam program ini adalah keaktifan ibu/pengasuh balita bertanya saat konseling. Evaluasi dari program ini adalah tingkat keaktifan tidak bisa diukur secara kuantitatif hanya secara kualitatif dikarenakan metode yang digunakan hanya konsultasi gizi. Kegiatan konseling gizi dilaksankan pada pukul 09.00 WIB, yaitu saat berlangsunya posyandu yang dihadiri ibu/pengasuh balita. Konseling gizi dilakukan pada 8 posyandu antara lain yaitu posyandu apel, jambu, jeruk, belimbing, pisang, anggur, pepaya dan mangga. Konseling gizi dilakukan setelah ibu/pengasuh balita sudah melakukan pendaftaran, balita yang sudah diukur berat badan dan tinggi badan. Konseling dilaksanakan tanpa mengadakan pre-test dan post-tes, akan tetapi konseling dilakukan berupa diskusi dan tanya jawab mengenai gizi seimbang pada balita yang menunjukkan bahwa hampir seluruh ibu/pengasuh balita yang tidak mengetahui gizi seimbang pada balita. Terdapat responden yang memiliki pola asuh ibu/pengasuh balita yang kurang baik, yang disebabkan kurangnya pemberian variasi menu makan pada balita . Ibu/pengasuh balita kurang memperkenalkan balita dengan makanan yang sehat dan bergizi, hanya diberi makanan yang cepat saji seperti sosis, nugget dan mie instan, balita kurang menyukai sayur dan buah sehingga berpengaruh pada nafsu makan balita, dimana balita cenderung memilih bahan makanan lain seperti jajanan cilok, snack ringan yang memiliki rasa yang gurih,manis dan kemasan yang menarik. Kemudian dilakukkan penyampaian materi mengenai gizi seimbang pada balita dengan menggunakan media leaflet yang dibagikan keada ibu/pengasuh balita yang hadir. Didalam leflet terdapat menu PMT (Pemberian Makanan Tambahan) untuk balita yang sehat dan bergizi, agar balita tidak mengkonsumsi jajanan dan snack yang sembarangan. Setelah selesai penyampaian materi dilakukkan diskusi dan tanya jawab kembali untuk mengetahui seberapa faham/mengerti ibu/pengasuh balita mengenai materi yang sudah disampaikan. Dalam pelaksanaannya ibu/pengasuh balita cukup antusias dengan mengajukan beberapa pertanyaan dan cukup memperhatikan ketika penyampaian materi. Rencana pencapaian dari program ini
yaitu semua ibu/pengasuh balita yang hadir di posyandu mendapat konseling gizi 100%. Akan tetapi tidak semua ibu/pengasuh balita mendapat konseling gizi yaitu 70% dikarenakan keterbatasan konselor (4 orang) dan terdapat responden yang pulang., hal ini berdampak beberapa responden belum mendapatkan konseling gizi.
BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Kegiatan konseling gizi dilaksankan pada pukul 09.00 WIB, yaitu saat berlangsunya posyandu yang dihadiri ibu/pengasuh balita. Konseling gizi dilakukan pada 8 posyandu antara lain yaitu posyandu apel, jambu, jeruk, belimbing, pisang, anggur, pepaya dan mangga. Monitoring dilakukan dengan melakukan diskusi dan tanya jawab mengenai gizi seimbang pada balita. Adapun indikator dalam program ini adalah keaktifan ibu/pengasuh balita bertanya saat konseling Dalam pelaksanaannya ibu/pengasuh balita cukup antusias dengan mengajukan beberapa pertanyaan dan cukup memperhatikan ketika penyampaian materi. B. Saran Berdasarkan hasil analisis situasi dan wawancara, sebaiknya untuk ibu/pengasuh balita lebih memperhatikan asupan balitanya Ibu/pengasuh balita memberikan makanan yang seimbang, bervariasi dan menarik.
DAFTAR PUSTAKA Almatsier, S., 2010. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama. Depkes RI. 2007. Pedoman Strategi KIE Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi). Ditjen Binkesmas, Direktorat Bina Gizi Masyarakat. Jakarta. Marimbi, Hanum. 2010. Tumbuh Kembang, Status Gizi dan Imunisasi Dasar Pada Balita. Nuha Medika. Yogyakarta.
LAMPIRAN
RINCIAN TOTAL BIAYA KEGIATAN
No.
Nama Barang
1.
Print Leaflet
2.
Fotocopy lefleat
3.
Berita Acara
Banyaknya 8
Harga Satuan Rp. 2.000
260 8 TOTAL
Harga Rp. 16.000 Rp. 130.000
Rp. 500
Rp. 4.000 Rp. 150.000
DAFTAR HADIR KEGIATAN NO
NAMA
ALAMAT
TTD
NO
NAMA
ALAMAT
TTD
Langensari, 1 November 2018 Kader Posyandu
KLIEN KONSELING NO
Jumlah Responden yang Datang
Jumlah Responden yang Mendapat Konseling
1
Posyandu jeruk
35 orang
2
Posyandu belimbing
20 orang
3
Posyandu pisang
22 orang
4
Posyandu anggur
23 orang
5
Posyandu pepaya
25 orang
6
Posyandu mangga
28 orang
7
Posyandu apel
30 orang
8
Posyandu jambu
20 orang
FOTO KEGIATAN
Konseling gizi pada ibu balita di posyandu mangga
Penyampaian
materi
menggunakan lefleat
Konseling
gizi
pada
pengasuh balita di posyandu apel
Diskusi dan tanya jawab dengan ibu balita mengenai gizi seimbang pada balita di posyandu pisang
Penyampaian mengenai
gizi
materi seimbang
pada balita
Konseling gizi pada ibu balita di posyandu jeruk
Konseling gizi pada ibu balita di posyandu anggur
Penyampaian mengenai
gizi
materi seimbang
pada balita
Diskusi dan tanya jawab dengan ibu balita mengenai gizi seimbang pada balita