BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
DESEMBER 2018
DAN ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HALUOLEO
LAPORAN ANALISIS MANAJEMEN PROGRAM KESEHATAN LINGKUNGAN DAN GIZI PUSKESMAS ABELI PERIODE JANUARI – SEPTEMBER 2018
OLEH : Andi Suci Juwita, S.Ked NIM : K1 A1 14 053
PEMBIMBING : dr. I PutuSudayasa, M.Kes
DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT DAN KEDOKTERAN KOMUNITAS FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI 2018
HALAMAN PENGESAHAN
Yang bertandatangan di bawah ini, menyatakan bahwa: Nama
: Andi Suci Juwita, S.Ked.
NIM
: K1 A1 14 053
Judul Laporan
: Analisis Manajemen Program Kesehatan Lingkungan dan Gizi Puskesmas Abeli Periode Januari – September 2018
Telah menyelesaikan tugas laporan Analisis Manajemen Program Kesehatan Lingkungan
dan Gizi Puskesmas Abeli Periode Januari – September 2018
dalam rangka kepaniteraan klinik pada bagian Ilmu Kedokteran Keluarga dan Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas Halu Oleo.
Kendari, Desember 2018 Pembimbing
dr. I Putu Sudayasa, M.Kes NIP. 196907302002121003
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan Analisis Manajemen Program Kesehatan Lingkungan dan Gizi Puskesmas Abeli Periode Januari – September 2018 ini sebagai tugas kepaniteraan klinik bagian Ilmu Kedokteran Keluarga dan Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas Halu Oleo. Penulis menyadari bahwa pada proses pembuatan laporan ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, segala bentuk kritik dan saran dari semua pihak yang sifatnya membangun demi penyempurnaan penulisan berikutnya sangat penulis harapkan. Penulis mengucapkan terima kasih kepada dr. I Putu Sudayasa, M.Kes atas bimbingan dan arahannya sehingga berbagai masalah dan kendala dalam proses penyusunan laporan ini dapat teratasi dan terselesaikan dengan baik. Penulis berharap semoga Laporan Analisis Manajemen Program Kesehatan Lingkungan dan Gizi Puskesmas Abeli Periode Januari – September 2018 ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan para pembaca pada umunya serta dapat dipergunakan sebagaimana mestinya. Atas segala bantuan dan perhatian baik berupa tenaga, pikiran dan materi pada semua pihak yang terlibat dalam menyelesaikan laporan ini penulis mengucapkan terima kasih.
Kendari, Desember 2018
Penulis
iii
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN SAMPUL ....................................................................................
i
HALAMAN PENGESAHAN ..........................................................................
ii
KATA PENGANTAR .....................................................................................
iii
DAFTAR ISI..................................................................................................
iv
DAFTAR TABEL...........................................................................................
v
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................
vi
DAFTAR GRAFIK.........................................................................................
vii
BAB I
BAB II
BAB III
BAB IV
PENDAHULUAN A.
Latar Belakang .................................................................... 1
B.
Rumusan Masalah .............................................................. 2
C.
Tujuan ................................................................................. 2
D.
Metode Penulisan ............................................................... 3
E.
Manfaat ............................................................................... 3
ANALISIS SITUASI A.
Sosio-Demografis ............................................................... 4
B.
Sosio-Geografis .................................................................. 6
C.
Struktur Organisasi Puskesmas Abeli ................................. 8
D.
Sumber Daya Kesehatan .................................................... 9
E.
Derajat Kesehatan Masyarakat ........................................... 12
F.
Realisasi Pembiayaan Kesehatan ...................................... 12
G.
Cakupan Pelayanan Puskesmas Abeli ............................... 14
IDENTIFIKASI UPAYA PELAYANAN KESEHATAN A.
Identifikasi Masalah............................................................. 17
B.
Analisis Masalah dan Solusi ............................................... 27
C.
Rencana Kegiatan (Plan Of Action) .................................... 34
SIMPULAN DAN SARAN A.
Simpulan ............................................................................. 36
B.
Saran .................................................................................. 37
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
iv
DAFTAR TABEL
No. Tabel Tabel 1
Judul Tabel
Hal.
Distribusi Penduduk Wilayah Kerja Puskesmas Abeli 4 Tahun 2017
Tabel 2
Sekolah Negeri Menurut Tingkatan Pendidikan dan 5 Kelurahan di Kecamatan Abeli Tahun 2017
Tabel 3
Sekolah Swasta Menurut Tingkatan Pendidikan dan 6 Kelurahan di Kecamatan Abeli Tahun 2017
Tabel 4
Daftar Nama Staf Puskesmas Abeli
12
Tabel 5
Analisis Masalah Upaya Kesehatan Program Kesehatan 17 lingkungan dan Program Gizi di Puskesmas Abeli periode Januari – September 2018
Tabel 6
Besar Masalah Terhadap Pencapaian Program
19
Tabel 7
Tiga Faktor Tingkat Kegawatan
21
Tabel 8
Kegawatan Masalah
21
Tabel 9
Kriteria Kemudahan Penanggulangan
22
Tabel 10
Kemudahan Penganggulangan
22
Tabel 11
PEARL Factor
24
Tabel 12
Nilai Prioritas Masalah
25
Tabel 13
Urutan Prioritas Masalah
26
Tabel 14
Analisis Kemungkinan Penyebab Masalah tentang ASI 27 Eksklusif
Tabel 15
Analisa
Prioritas
Penyebab
Masalah
dengan 30
Menggunakan Tabel Paired Comparison Tabel 16
Prioritas Penyebab Masalah Menggunakan Tabel
31
Kumulatif Tabel 17
Kriteria Mutlak dapat atau tidaknya RUK dilakukan
Tabel 18
Plan of Action (PoA) Masalah kesehatan Program 34 Kesehatan
Puskesmas
Abeli
Periode
Januari
33 –
September 2018
v
DAFTAR GAMBAR
No. Tabel
Judul Gambar
Hal.
Gambar 1
Peta Wilayah Kerja Puskesmas Abeli
7
Gambar 2
Struktur Organisasi Puskesmas Abeli
8
Gambar 3
Metode Sebab Akibat dari Ishikawa (Fish Bone)
28
vi
DAFTAR GRAFIK
No. Tabel Grafik 1
Judul Grafik
Hal.
Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) 9 Berdasarkan Wilayah Kerja Puskesmas Abeli Tahun 2017
Grafik 2
Jumlah Posyandu Menurut Strata Berdasarkan Wilayah 10 Kerja Puskesmas Abeli Tahun 2017
vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.1 Puskesmas merupakan unit teknis yang bertanggungjawab untuk menyelenggarakan pembangunan kesehatan disatu atau sebagaian wilayah kecamatan yang mempunyai fungsi sebagai pusat pembangunan kesehatan masyarakat, pusat pemberdayaan masyarakat dan pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama untuk mencapai fungsi sebagai ujung tombak pembangunan bidang kesehatan.2 Menurut UU Nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan, Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis
(1).
Menurut World Health Organization (WHO) tahun 1948, sehat
merupakan keadaan fisik, mental dan social yang sempurna dan tidak adanya suatu penyakit ataupun kelemahan. Kesejahteraan fisik, mental dan social merupukan tujuan yang harus dicapai. Dengan tercapainya realisasi program kesehatan dan kesejahteraan, dapat mendorong pembangunan ekonomi, pengurangan kemiskinan dan perbaikan taraf sosial secara nasional maupun lokal.4 Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang Puskesmas menyebutkan bahwa Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya
kesehatan
perseorangan
tingkat
pertama,
dengan
lebih
mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya. Dalam menjalankan
fungsinya
sebagai
penyelenggara
Upaya
Kesehatan
1
Masyarakat (UKM), Puskesmas harus menyelenggarakan UKM esensial dalam rangka mendukung pencapaian standar pelayanan minimal (SPM) kabupaten/kota bidang kesehatan. UKM esensial meliputi pelayanan promosi
kesehatan,
pelayanan
kesehatan
lingkungan,
pelayanan
kesehatan ibu, anak, keluarga berencana, pelayanan gizi, dan pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit.1,2 Puskesmas
juga
melaksanakan
UKM
pengembangan
yang
disesuaikan dengan prioritas masalah kesehatan, kekhususan wilayah kerja dan potensi sumber daya yang tersedia di masing-masing Puskesmas. Sebagai contoh UKM pengembangan yaitu Pelayanan Kesehatan Kerja, Pelayanan Kesehatan Olahraga, dan Pelayanan Kesehatan Tradisional.1
B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana mengetahui prioritas masalah upaya kesehatan program Kesling dan Gizi di Puskesmas Abeli ? 2. Bagaimana mengetahui penyebab masalah upaya kesehatan program Kesling dan Gizi di Puskesmas Abeli ? 3. Bagaimana proses pemecahan masalah upaya kesehatan program Kesling dan Gizi di Puskesmas Abeli ?
C. Tujuan 1. Tujuan Umum Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi masalah pada upaya kesehatan program Kesling dan Gizi periode Januari – September 2018 di Puskesmas Abeli serta dapat menyusun perencanaan puskesmas secara sistematis dan bertahap berdasarkan masalah yang ditemukan. 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui profil Puskesmas Abeli b. Untuk mengetahui pencapaian program Upaya Kesehatan program Kesling dan Gizi periode Januari – September 2018 di Puskesmas Abeli
2
c. Untuk mengetahui penyebab masalah, besar masalah dan alternatif pemecahan terhadap masalah kesehatan Upaya Kesehatan program Kesling dan Gizi periode Januari – September 2018 di wilayah kerja Puskesmas Abeli d. Untuk menyusun rencana usulan kegiatan (Plan of Action) dalam menangani penyebab masalah Upaya Kesehatan program Kesling dan Gizi periode Januari – September 2018 di Puskesmas Abeli tahun 2018
D. Metode Penulisan Metode yang digunakan dalam pengumpulan data pembuatan Laporan Analisis masalah Upaya Kesehatan program Kesling dan Gizi dilakukan melalui observasi, wawancara dan pengelolaan data sekunder Puskesmas Abeli periode Januari – September 2018.
E. Manfaat 1. Untuk mahasiswa Sebagai tambahan ilmu dan literatur dalam mengidentifikasi masalah-masalah upaya kesehatan program Kesling dan Gizi periode Januari – September 2018 yang ada di wilayah kerja puskesmas Abeli dan cara pemecahan masalah tersebut. 2. Untuk perangkat Puskesmas Sebagai literatur mengenai masalah upaya kesehatan program Kesling dan Gizi periode Januari – September 2018 yang ada pada wilayah kerja Puskesmas Abeli 3. Untuk masyarakat Sebagai tambahan pengetahuan mengenai masalah upaya kesehatan program Kesling dan Gizi periode Januari – September 2018 yang ada pada wilayah kerja Puskesmas Abeli
3
BAB II ANALISIS SITUASI YANKES
A. Sosio-Demografis 1. Distribusi Penduduk Penduduk adalah orang atau sejumlah orang yang menempati suatu wilayah tertentu dalam jangka waktu tertentu. Data tentang kependudukan sangat penting artinya di dalam menghitung sebaran jumlah
penduduk,
usia
penduduk,
pekerjaan,
pendapatan
dan
pendidikan. Data ini bisa diperoleh dari laporan penduduk, sensus penduduk dan survey penduduk. Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Abeli pada Tahun 2017 sebanyak 19.482, dengan jumlah penduduk terbesar berada di Kelurahan Lapulu berjumlah 4.884 jiwa dan jumlah penduduk terkecil berada di Kelurahan Talia berjumlah 1.886 jiwa. Sedangkan jumlah rumah terbanyak terdapat pada Kelurahan Lapulu sebanyak 963 Rumah dan yang terkecil terdapat pada Kelurahan Poasia sebanyak 302 Rumah
Tabel 1. Distribusi Penduduk Wilayah Kerja Puskesmas Abeli Tahun 2017 NO
KELURAHAN
JUMLAH PENDUDUK
JML RMH
PRIA
WANITA
TOTAL
TANGGA
1
Lapulu
2464
2420
4884
963
2
Talia
964
922
1886
320
3
Tobimeita
1275
1219
2494
463
4
Abeli
1186
1093
2279
421
5
Puday
1102
942
2044
362
6
Poasia
1005
912
1917
302
7
Anggalomelai
995
992
1987
430
986
1005
1991
434
9.977
9.505
19.482
3.695
8
Benua Nirae TOTAL
Sumber: Profil Puskesmas Abeli Tahun 2017
4
Tabel diatas menujukkan bahwa jumlah pria terbanyak terdapat padaKelurahan Lapulu sebanyak 2.464Jiwa, yang terkecil terdapat pada Kelurahan Talia sebanyak 964 Jiwa. Adapun jumlah wanita terbanyak terdapat pada Kelurahan Lapulu sebanyak 2.420 Jiwa dan yang terkecil terdapat pada Kelurahan Poasia sebanyak 912 Jiwa. 2. Keadaan Sosial Sasaran
pembangunan
pendidikan
dititik
beratkan
pada
peningkatan mutu dan perluasan kesempatan belajar di semua jenjang pendidikan, dimulai dari kegiatan prasekolah (Taman Kanak-Kanak) sampai dengan Perguruan Tinggi. Jumlah sekolah negeri di Kecamatan Abeli yang tercatat di Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan Olahraga Kota Kendari dan Kementerian Agama Kota Kendari terdiri dari sekolah setingkat TK/RA sebanyak 1 unit, SD/MI sebanyak 13 unit, SMP/MTs sebanyak 2 unit dan tidak terdapat SMA/MA. Jumlah sekolah swasta di Kecamatan Abeli yang tercatat di Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan Olahraga Kota Kendari dan Kementerian Agama Kota Kendari terdiri dari sekolah setingkat TK/RA sebanyak 5 unit, SD/MI sebanyak 1 unit, dan tidak terdapat SMP/MTs dan SMA/MA.
Tabel 2. Sekolah Negeri Menurut Tingkatan Pendidikan dan Kelurahan di Kecamatan Abeli Tahun 2017 Kelurahan
TK/RA
SD/MI
SMP/MTS
SMA/MA
NEGERI
NEGERI
NEGERI
NEGERI
1
Benuanirae
-
1
-
-
2
Pudai
-
2
1
-
3
Lapulu
-
1
-
-
4
Abeli
-
1
-
-
5
Anggalomelai
-
-
1
-
6
Tobimeita
-
2
-
-
7
Poasia
-
2
-
-
8
Talia
1
2
-
-
Sumber: Profil Puskesmas Abeli Tahun 2017
5
Tabel 3. Sekolah Negeri Menurut Tingkatan Pendidikan dan Kelurahan di Kecamatan Abeli Tahun 2017 Kelurahan
TK/RA
SD/MI
SMP/MTS
SMA/MA
SWASTA
SWASTA
SWASTA
SWASTA
1
Benuanirae
1
-
-
-
2
Pudai
1
-
-
-
3
Lapulu
1
-
-
-
4
Abeli
1
1
-
-
5
Anggalomelai
-
-
-
-
6
Tobimeita
1
-
-
-
7
Poasia
-
-
-
-
8
Talia
-
-
-
-
Sumber: Profil Puskesmas Abeli Tahun 2017
B. Sosio-Geografis Puskesmas Abeli merupakan salah satu dari 15 puskesmas yang ada di kota kendari, sekitar 12 KM dari Ibukota Propinsi. Puskesmas Abeli terletak di kelurahan Abeli kecamatan Abeli yang secara geografis terletak di bagian selatan garis khatulistiwa, memanjang dari Utara ke Selatan diantara 3”58”34”- 4”4”02” Lintang Selatan dan membentang dari Barat ke Timur diantara 122”34”13”- 122”39”14” Bujur Timur. Kecamatan Abeli memiliki luas Daerah daratan seluas ± 46,98 km 2 sebagian besar wilayahnya berada di pesisir pantai, dan terdapat satu buah pulau yaitu Pulau Bungkutoko yang mempunyai luas 2,64 km 2 atau 5,6 persen dari luas keseluruhan wilayah Kecamatan Abeli. Puskesmas Abeli terdiri dari 8 (delapan) wilayah Kelurahan, yaitu : Kelurahan Benuanirae, Kelurahan Pudai, Kelurahan Lapulu, Kelurahan Abeli, Kelurahan Anggalomelai, Kelurahan Tobimeita, Kelurahan Poasia, dan Kelurahan Talia.
6
Gambar 1. Peta Wilayah Kerja Puskesmas Abeli Adapun perbatasan dari kecamatan Abeli sebagai berikut : a. Sebelah Utara berbatasan dengan Teluk Kendari b. Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Konda c. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Moramo d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Matabubu Kecamatan Abeli. Sebagian besar wilayah kerja merupakan dataran rendah dan sebagian merupakan perbukitan sehingga sangat ideal untuk pemukiman. Keadaan alam di wilayah kerja puskesmas Abeli terdiri dari dataran (53 %), pegunungan/bukit (47 %).Seperti halnya wilayah lain yang memiliki iklim tropis, Kecamatan Abelihanya memiliki dua musim, yakni musim kemarau dan musim hujan. Menurut data yang ada di Kecamatan Abeli pada tahun 2016 terjadi sebanyak 205 hari hujan dengan rata - rata curah hujan 179 mm. Suhu udara rata-rata selama tahun 2016 adalah 27,60C dengan suhu minimum adalah 24,80C dan maksimum adalah 31,80C.
7
C. Struktur Organisasi Puskesmas Abeli
Gambar 2. Struktur Organisasi Puskesmas Abeli 8
D. Sumber Daya Kesehatan 1. Sarana Kesehatan a. Puskesmas Induk Puskesmas induk Abeli mempunyai ruangan berjumlah 21 ruangan. Ruangan tersebut difungsikan sebagai Ruangan Kepala Puskesmas, Ruangan Admin, Ruangan Poli Umum, Ruangan Poli Lansia, Ruangan Poli Gigi, UGD, Ruangan Kartu, Ruangan Kesling, Ruangan Imunisasi/P2M, Ruangan Gizi, Ruangan Promkes, Ruangan Apotik, Ruangan KIA/KB, Ruangan MTBS, Ruangan Aqupresur, Ruangan Ramah Anak, Ruang Perawatan, Ruangan Laboratorium, Ruangan Instalasi Gizi, Ruangan Bendahara dan Ruang PONED. b. Puskesmas Pembantu Puskesmas Abeli terdapat 3 (Tiga) buah Pustu yaitu Puskesmas Pembantu Lapulu, Talia dan Benua Nirae. Adapun jumlah upaya kesehatan bersumber daya masyarakat (UKBM) di wilayah kerja Puskesmas Abeli pada Tahun 2017 dapat di lihat pada tabel berikut ini:
Grafik 1. Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) Berdasarkan Wilayah Kerja Puskesmas Abeli Tahun 2017 2 1
2 1
00
1
00
1 000
1 000
1 000
000
1 000
1
1
00
PUSTU UPAYA KESEHATAN BERSUMBERDAYA MASYARAKAT (UKBM) POSKESDES UPAYA KESEHATAN BERSUMBERDAYA MASYARAKAT (UKBM) POLINDES
Sumber: Profil Puskesmas Abeli Tahun 2017
10
c. Posyandu Posyandu yang berada dalam wilayah kerja Puskesmas Abeli secara keseluruhan termasuk dalam kategori Posyandu Pratama, Puskesmas Madya, Posyandu Purnama. Terdapat 17 (Tujuh Belas) buah posyandu yang tersebar di 8 (Delapan) Kelurahan. Setiap Posyandu dibina oleh beberapa orang petugas dari Puskesmas. Pembina Posyandu diwajibkan hadir setiap ada Posyandu di kelurahan binaannya. Adapun jumlah Posyandu menurut strata di wilayah kerja Puskesmas Abeli pada Tahun 2017 dapat di lihat pada tabel berikut ini :
Grafik 2. Jumlah Posyandu Menurut Strata Berdasarkan Wilayah Kerja Puskesmas Abeli Tahun 2017 3 2
2 2
2
1
00
2 2
2
11
00 0
00
2
11
00 0
00
2 2
2
11
00
11
00 0
00
STRATA POSYANDU PRATAMA
STRATA POSYANDU MADYA
STRATA POSYANDU PURNAMA
STRATA POSYANDU MANDIRI
STRATA POSYANDU JUMLAH
Sumber: Profil Puskesmas Abeli Tahun 2017
2. Tenaga Kesehatan Dalam menjalankan fungsinya sebagai Pusat Kesehatan Masyarakat, Puskesmas Abeli memiliki beberapa staf sebagai pelaksana tugasnya, yang bekerja sesuai dengan bidang tugasnya masing-masing. Jenis Ketenagaan di Puskesmas Abeli sampai Tahun 2017 adalah sebagai berikut:
11
Tabel 4. Daftar Nama Staf Puskesmas Abeli No 1 2 3 4 5
Nama dr. Rahmiyanti Faridah.P Sumiyati Mincewarti,SKM Qaryahwati,SKM
Jabatan
Kepala Puskesmas Abeli Perawat Penyelia Perawat Penyelia Perawat Penyelia Penyuluh Kesehatan Masyrakat muda 6 Sitti Murni,S.Tr.keb Bidan Muda 7 Sarmila,AMK Perawat Penyelia 8 Elysna,SKM Sanitarian Penyelia 9 Vivianti Muchsin,AMK Perawat Penyelia 10 Misiahlianti,SKM Epidemiologi Kesehatan Muda 11 Eliasari,S.Si.Apt Apoteker Muda 12 Sutria Pagala Staf Puskesmas 13 Hartinah Staf Puskesmas 14 Rahmawati,AMG Nutrisionis Pelaksana 15 Mey,SKM Fungsional Umum 16 Darmin Odi Sutrisno,S.KEP Perawat Penyelia 17 Nur Izzah Arqam,AMG Nutrisionis Pelaksana 18 Fitriyan,AMKL.SKM Fungsional Umum 19 Nursaidi Perawat Mahir 20 Muhammad Ridwan,S.KEP Calon Perawat 21 Histina, SKM Calon Epidemiologi Kesehatan 22 Wa Ode Herlina,Am.keb Bidan Pelaksana Lanjutan 23 Winayuni Madhy Asisten Apoteker Mahir 24 Sarman,AMF Asisten Apoteker Pelaksana 25 Jumiatin,AMK Perawat Mahir 26 Sutryani Staf Puskesmas 27 Lisria,Am.keb Bidan Pelaksana 28 Asnurialis Piarda.T,Amd.keb Bidan Pelaksana 29 Djumarsin Staf Puskesmas 30 Leniwati Bidan Pelaksana 31 Dewi Susilo Fungsional Umum 32 Sitti Fatima,Am.keb Bidan Pelaksana 33 Sitti Ampi Munasia,AMKL Calon Sanitarian 34 Annisa Faremi,Amd.keb Bidan Pelaksana 35 Mirawati,S.ST Bidan Pelaksana Lanjutan Sumber: Profil Puskesmas Abeli Tahun 2017
Status Pegawai Aktif Aktif Aktif Aktif Aktif Aktif Aktif Aktif Aktif Aktif Aktif Aktif Aktif Aktif Aktif Aktif Aktif Aktif Aktif Aktif Aktif Aktif Aktif Aktif Aktif Aktif Aktif Aktif Aktif Aktif Aktif Aktif Aktif Aktif Aktif
12
E. Derajat Kesehatan Masyarakat Indikator untuk menilai derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat dari keberhasilan ataupun hasil pencapaian program-program kesehatan yang dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas, seperti program KIA, Promosi Kesehatan, Kesehatan Lingkunga, Program Gizi, Program P2M dan Pengobatan Dasar. Derajat kesehatan masyarakat di Wilayah Kerja Puskesmas Abeli dapat digambarkan dalam beberapa indikator kesehatan sesuai dengan hasil pencapaian standar program kesehatan, yaitu : 1. Jumlah Kelahiran Hidup : 477 Jiwa di 8 kelurahan 2. Jumlah Kematian Bayi
: 1 per 1000 kelahiran hidup
3. Angka Kematian Balita
: 1 orang
4. Angka Kematian Ibu
: -
Untuk kasus penyakit menular di wilayah kerja Puskesmas Abeli, yaitu: 1. TB Paru dengan BTA (+) sebanyak 81 orang (kasus baru 33 orang, kasus lama 48 orang) 2. TB anak usia 0-14 tahun hasilnya (-). 3. ISPA didapatkan sebanyak 37 pasien. 4. Diare di wilayah kerja puskesmas Abeli didapatkan sebanyak 734 orang. 5. Kusta sebanyak 1 orang 6. HIV AIDS tidak ada kasus F. Realisasi Pembiayaan Kesehatan Definisi pembiayaan kesehatan adalah besarnya dana yang harus disediakan oleh pemerintah maupun masyarakat untuk menyediakan dan memanfaatkan berbagai upaya kesehatan yang diperlukan perseorangan, keluarga, kelompok maupun masyarakat. Di negara berkembang seperti Indonesia biaya pelayanan kesehatan masih belum bisa lepas dari campur tangan pemerintah baik dalam penyelenggaraan maupun pemanfaatannya.
13
Sumber pembiayaan upaya pelayanan kesehatan antara lain sebagai berikut : a. Sepenuhnya bersumber dari pemerintah b. Sebagian ditanggung masyarakat c. Sepenuhnya ditanggung oleh pihak ketiga baik itu swasta maupun bantuan luar negeri. Pada era desentralisasi, fungsi pembiayaan usaha pelayanan kesehatan yang dilakukan pemerintah memiliki pembagian yang terperinci antara pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Puskesmas memiliki sumber pembiayaan antara lain sebagai berikut. a. Pemerintah pusat, provinsi, kabupaten maupun kota b. Pendapatan Puskesmas melalui retribusi yang besarnya ditentukan pemerintah kabupaten atau kota setempat c. Sumber lain dari BPJS Kesehatan. Sesuai dengan azas desentralisasi, sumber pembiayaan pemerintah datang dari APBD. Selain itu Puskesmas juga menerima pendanaan dari alokasi APBD provinsi dan APBN (Biaya Operasional Kesehatan/BOK). Dana yang disediakan oleh pemerintah dibedakan atas dua macam, yakni dana anggaran pembangunan yang mencakup dana pembangunan gedung, pengadaan peralatan serta pengadaan obat, dan dana anggaran rutin yang mencakup gaji karyawan, pemeliharaan gedung dan peralatan, pembelian barang habis pakai serta biaya operasional. Anggaran tersebut disusun oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota untuk diajukan dalam Daftar Usulan Kegiatan (DUK) ke Pemerintah Kabupaten/Kota
untuk
seterusnya
dibahas
bersama
DPRD
Kabupaten/Kota. Puskesmas diberikan kesempatan mengajukan kebutuhan untuk kedua anggaran tersebut melalui Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Anggaran yang telah disetujui tercantum dalam dokumen keuangan diturunkan secara bertahap ke Puskesmas melalui Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
14
Untuk beberapa mata anggaran tertentu, misalkan pengadaan obat dan pembangunan gedung serta pengadaan alat, anggaran tersebut dikelola langsung oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota atau oleh Pemerintah Kabupaten/Kota. Penanggungjawab penggunaan anggaran yang
diterima
Puskesmas
adalah
Kepala
Puskesmas
sedangkan
administrasi keuangan dilakukan oleh pemegang keuangan Puskesmas yakni staf yang ditetapkan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota atas usulan Kepala Puskesmas. Penggunaan dana sesuai dengan usulan kegiatan yang telah disetujui dengan memperhatikan berbagai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. G. Cakupan Pelayanan Puskesmas Abeli Untuk melaksanakan fungsinya, Puskesmas Abeli bertanggung jawab menyelenggarakan Upaya Kesehatan Perseorangan tingkat pertama dan Upaya
Kesehatan
Masyarakat
tingkat
pertama,
sesuai
dengan
PERMENKES Nomor 74 Tahun 2015 tentang Puskesmas. Kedua jenis Upaya
kesehatan
ini
dilaksanakan
secara
terintegrasi
dan
berkesinambungan. Upaya
Kesehatan
Masyarakat
tingkat
pertama
meliputi
Upaya
Kesehatan Masyarakat Esensial dan Upaya Kesehatan Masyarakat Pengembangan. Upaya Kesehatan Masyarakat Esensial terdiri dari : Pelayanan
Promosi
Kesehatan,
Pelayanan
Kesehatan
Lingkungan,
Pelayanan Kesehatan Ibu, Anak, dan Keluarga Berencana (KIA/KB), Pelayanan Gizi, dan Pelayanan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit. Upaya Kesehatan tersebut dilaksanakan untuk mendukung pencapaian Standar Pelayanan Minimal Kota Kendari di bidang Kesehatan. Upaya Kesehatan Masyarakat Pengembangan yang dilaksanakan oleh Puskesmas Abeli, merupakan kegiatan yang sifatnya inovatif dan/ atau bersifat ekstensifikasi dan intensifikasi pelayanan, disesuaikan prioritas masalah kesehatan, kekhususan wilayah kerja dan potensi sumber daya yang tersedia. UKM pengembangan di puskesmas Abeli terdiri dari :
15
1.
Upaya Kesehatan Sekolah (UKS)
2.
Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas)
3.
Upaya Kesehatan Jiwa
4.
Upaya Kesehatan Mata
5.
Upaya Kesehatan Usia Lanjut
6.
Upaya Kesehatan Kerja (UKK) Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP) tingkat pertama di puskesmas
Abeli dilaksanakan dalam bentuk : 1. Pelayanan satu hari (One Day care) 2. Rawat Inap sesuai kebutuhan Pelayanan Kesehatan 3. Home care / Home Visite ( Kunjungan Rumah) 4. Pelayanan UGD Unit Gawat Darurat (UGD) 24 jam 5. Laboratorium 6. Rabies centre 7. PONED (Pelayanan Obstetrik Neonatal Emergency Dasar) 8. BATRACOM (Pengobatan Tradisional dan Komplementer) Upaya Kesehatan Perseorangan tersebut diatas dilaksanakan sesuai dengan
Standar
Operasional
Prosedur
(SOP)
dan
Standar
Pelayanan.Untuk mendukung pelaksanaan kegiatan UKM dan UKP, puskesmas Abeli menyelenggarakan pelayanan pendukung, berupa : 1. Manajemen Puskesmas 2. Palayanan Kefarmasian berupa Apotek dan Gudang Obat 3. Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) 4. Pelayanan Laboratorium 5. Pelayanan Gizi Agar penyelenggaraan pembangunan kesehatan, khususnya dalam melakukan
kegiatan
perencanaan,
pelaksanaan,
pengendalian,
pengawasan dan penilaian dapat berjalan efektif dan efisien sangat di perlukan
informasi
tentang
hasil
pembangunan
kesehatan
dan
pendukungnya.
16
BAB III IDENTIFIKASI UPAYA PELAYANAN KESEHATAN
A. Identifikasi Masalah 1. Pencapaian Indikator Analisis penyebab masalah kesehatan program Kesling dan Program Gizi di Puskesmas Abeli periode Januari – September 2018 dijabarkan pada tabel dibawah ini : Tabel 5. Analisis Masalah Upaya Kesehatan Program Kesehatan Lingkungan dan Program Gizi di Puskesmas Abeli periode Januari – september 2018 NO
Indikator
Target
Pencapaian
Selisih
(%)
(%)
(%)
Kesehatan Lingkungan 1 2
Kualitas Lingkungan Perumahan
62.25
71
0
Saluran
62.25
61
0
62.25
71
0
Pembuangan
Air
Limbah
(SPAL)
3
Tempat Pembuangan Sampah (TPS)
4
Jamban Keluarga
75
63
12
5
Sarana Air Bersih
75
78
0
6
Survei Jentik
75
91,2
0
7
Tempat Pengelolaan Makanan
75
78
0
75
61,6
13,4
0
0
0
0
0
0
75
68
7
75
80
0
75
64
11
GIZI 8
9
10 11 12 13
Ibu hamil mendapat tablet tambah darah (TTD) Balita
kurus
mendapat
makanan
tambahan Ibu hamil kurang energi kronik (KEK) mendapat makanan tambahan Ibu nifas mendapat kapsul vitamin A Remaja putri mendapat tablet tambah darah (TTD) Bayi baru lahir mendapat inisiasi
17
menyusu dini 14 15
16
Cakupan balita yang ditimbang Pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan Rekapitulasi pemberian kapsul vitamin A
75
78,8
0
75
57,7
17,3
75
89,2
0
Sumber : Data Primer 2018
2. Prioritas Masalah Penentuan prioritas masalah harus melalui beberapa serangkaian tahapan, yaitu dengan menilai besar masalah, kegawatan masalah, kemudahan penanggulangan dan PEARL faktor. Dibawah ini akan dibahas beberapa tahapan tersebut : a. Besar masalah (Kriteria A) Penilaian besar masalah dengan interval menggunakan rumus sebagai berikut : 1) Kelas N = 1 + 3,3 log n = 1 + 3,3 log 16 = 1 + 3,3 (1,204) = 1 + 3,973 = 4,973 =5 2) Interval = = =
(Nilai Tertinggi−Nilai Terendah) Jumlah Kelas
(17,3−0) 5 17,3 5
= 3,46
18
Tabel 6. Besar Masalah Terhadap Pencapaian Program Besar Masalah Terhadap Pencapaian Program Interval No
0
3,47
6,94
10,41
13,88
-
-
-
-
-
3,46
6,93
Indikator
10,40 13,87
Nilai
17,3
Nilai 2
4
6
8
10
Kesehatan Lingkungan Kualitas 1
Lingkungan
Perumahan
X
2
Saluran Pembuangan Air 2
Limbah (SPAL) Tempat
Pembuangan
3
Sampah (TPS)
4
Jamban Keluarga
5
Sarana Air Bersih
6
Survei Jentik Tempat
7
2
X
2
X X
8 2
X
2
X Pengelolaan
Makanan
2
X GIZI
Ibu hamil mendapat tablet
8
tambah darah (TTD) Balita
9
kurus
makanan tambahan
X
8
mendapat
X
2
19
Ibu hamil kurang energi kronik (KEK)
10
mendapat
makanan
tambahan
2
X
Ibu nifas mendapat kapsul
11
vitamin A
6
X
Remaja putri mendapat tablet
12
tambah darah (TTD) Bayi
13
baru
lahir
mendapat
X
inisiasi menyusu dini Cakupan
14
4
X
balita
6
yang
ditimbang
2
X
Pemberian ASI eksklusif pada
15
bayi 0-6 bulan Rekapitulasi
16
10
X pemberian
kapsul vitamin A
2
X
Sumber : Data Primer 2018
b. Kegawatan masalah (Kriteria B) Kegawatan
masalah
merupakan
hasil
dari
rata-rata
pengambilan suara mengenai 3 faktor tingkat kegawatan yaitu keganasan, biaya, dan urgensi. Dibawah ini akan dijelakan 3 faktor kegawatan : Tabel 7. Tiga Faktor Tingkat Kegawatan Nilai
Keganasan
Nilai
Biaya
Nilai
Urgensi
5
Sangat Ganas
5
Sangat Murah
5
Sangat Mendesak
4
Ganas
4
Murah
4
Mendesak
3
Cukup Berpengaruh
3
Cukup Murah
3
Cukup Mendesak
2
Kurang Ganas
2
Mahal
2
Kurang Mendesak
1
Tidak Ganas
1
Sangat Mahal
1
Tidak Mendesak
20
Tabel 8. Kegawatan Masalah Kegawatan Masalah No
Indikator
Keganasan
Biaya
Tingkat Urgensi
Nilai
Kesehatan Lingkungan 1
2
3
Kualitas
Lingkungan
Perumahan Saluran
Pembuangan
Air
Limbah (SPAL) Tempat Pembuangan Sampah (TPS)
3
3
3
9
3
2
2
7
3
3
2
8
4
Jamban Keluarga
4
3
3
10
5
Sarana Air Bersih
4
3
4
11
6
Survei Jentik
2
3
2
7
7
Tempat Pengelolaan Makanan
2
3
2
7
2
4
4
10
2
3
3
8
4
2
3
9
3
4
3
10
2
3
2
7
3
5
5
13
2
3
2
7
3
5
5
13
2
3
2
7
GIZI 8
9
Ibu
hamil
mendapat
tablet
tambah darah (TTD) Balita
kurus
mendapat
makanan tambahan Ibu hamil kurang energi kronik
10
(KEK)
mendapat
makanan
tambahan 11
12
13 14 15
16
Ibu
nifas
mendapat
kapsul
vitamin A Remaja putri mendapat tablet tambah darah (TTD) Bayi
baru
lahir
mendapat
inisiasi menyusu dini Cakupan balita yang ditimbang Pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan Rekapitulasi pemberian kapsul vitamin A
21
c. Kemudahan penanggulangan (Kriteria C) Kriteria kemudahan penanggulangan dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 9. Kriteria Kemudahan Penanggulangan Kriteria
Nilai
Sangat Mudah
1
Mudah
2
Cukup Mudah
3
Agak Mudah
4
Tidak Mudah
5
Tabel 10. Kemudahan Penganggulangan No
Kemudahan
Indikator
Penanggulangan
Kesehatan Lingkungan 1
Kualitas Lingkungan Perumahan
5
2
Saluran
4
Pembuangan
Air
Limbah
(SPAL) 3
Tempat Pembuangan Sampah (TPS)
4
4
Jamban Keluarga
4
5
Sarana Air Bersih
3
6
Survei Jentik
1
7
Tempat Pengelolaan Makanan
4 GIZI
8
Ibu hamil mendapat tablet tambah
1
darah (TTD) 9
Balita
kurus
mendapat
makanan
2
Ibu hamil kurang energi kronik (KEK)
2
tambahan 10
mendapat makanan tambahan 11
Ibu nifas mendapat kapsul vitamin A
1
12
Remaja putri mendapat tablet tambah
2
22
darah (TTD) 13
Bayi baru lahir mendapat inisiasi
3
menyusu dini 14
Cakupan balita yang ditimbang
1
15
Pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-
5
6 bulan 16
Rekapitulasi pemberian kapsul vitamin
2
A
d. PEARL Factor (Kriteria D) Terdiri dari beberapa faktor yang saling menentukan yaitu : 1) Propriety
: Kesesuaian dengan program daerah/ nasional/ dunia
2) Economy
: Memenuhi syarat ekonomi untuk melaksanakannya
3) Acceptability
: Dapat diterima oleh petugas, masyarakat,
dan/ lembaga terkait 4) Resources : Tersedianya sumber daya 5) Legality
: Tidak melanggar hukum dan etika
Skor yang digunakan : 1 = Setuju
0 = Tidak setuju
Tabel 11. PEARL Factor No
Indikator
PEARL P
E
A
R
L
Hasil Kali
Kesehatan Lingkungan 1
2 3
Kualitas
Lingkungan
Perumahan Saluran
Pembuangan
Air
Limbah (SPAL) Tempat
Pembuangan
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
23
Sampah (TPS) 4
Jamban Keluarga
1
1
1
1
1
1
5
Sarana Air Bersih
1
1
1
1
1
1
6
Survei Jentik
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
7
Tempat
Pengelolaan
Makanan GIZI
8
Ibu hamil mendapat tablet tambah darah (TTD)
9
Balita
kurus
mendapat
makanan tambahan 10
Ibu hamil kurang energi kronik (KEK)
mendapat
makanan
tambahan 11
Ibu nifas mendapat kapsul vitamin A
12
Remaja putri mendapat tablet tambah darah (TTD)
13
Bayi
baru
lahir
mendapat
inisiasi menyusu dini 14
Cakupan
balita
yang
ditimbang 15
Pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan
16
Rekapitulasi
pemberian
kapsul vitamin A
e. Nilai Prioritas Masalah Setelah Kriteria A, B, C, dan D ditetapkan, nilai tersebut dimasukan ke dalam rumus : 1) Nilai Prioritas Dasar (NPD) = ( A+B ) x C 2) Nilai Prioritas Total ( NPT) = ( A+B ) x C x D
24
Tabel 12. Nilai Prioritas Masalah No
Indikator
A
B
C
D
NPD
NPT
Kesehatan Lingkungan 1 2
3
Kualitas Lingkungan Perumahan Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL) Tempat
Pembuangan
Sampah
(TPS)
2
9
5
1
55
55
2
7
4
1
36
36
2
8
4
1
40
40
4
Jamban Keluarga
8
10
4
1
72
72
5
Sarana Air Bersih
2
11
3
1
39
39
6
Survei Jentik
2
7
1
1
9
9
7
Tempat Pengelolaan Makanan
2
7
4
1
36
36
8
10
1
1
18
18
2
8
2
1
20
20
2
9
2
1
22
22
6
10
1
1
16
16
4
7
2
1
22
22
6
13
3
1
57
57
2
7
1
1
9
9
10
13
5
1
115
115
2
7
2
1
18
18
GIZI 8
Ibu
hamil
mendapat
tablet
tambah darah (TTD) 9
Balita kurus mendapat makanan tambahan
10
Ibu hamil kurang energi kronik (KEK)
mendapat
makanan
tambahan 11
Ibu
nifas
mendapat
kapsul
vitamin A 12
Remaja putri mendapat tablet tambah darah (TTD)
13
Bayi baru lahir mendapat inisiasi menyusu dini
14
Cakupan balita yang ditimbang
15
Pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan
16
Rekapitulasi pemberian vitamin A
kapsul
25
f.
Urutan Prioritas Masalah
Tabel 13. Urutan Prioritas Masalah No
Prioritas Masalah
1
Pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan
2
Jamban Keluarga
3
Bayi baru lahir mendapat inisiasi menyusu dini
4
Kualitas Lingkungan Perumahan
5
Tempat Pembuangan Sampah
6
Sarana Air Bersih
7
Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL)
8
Tempat Pengelolaan Makanan
9
Ibu hamil kurang energi kronik (KEK) mendapat makanan tambahan
10
Remaja putri mendapat tablet tambah darah (TTD)
11
Balita kurus mendapat makanan tambahan
12
Ibu hamil mendapat tablet tambah darah (TTD)
13
Rekapitulasi pemberian kapsul vitamin A
14
Ibu nifas mendapat kapsul vitamin A
15
Survei Jentik
16
Cakupan balita yang ditimbang
Adapun yang menjadi prioritas masalah upaya kesehatan program Kesehatan Lingkungan dan Gizi di Puskesmas Abeli yaitu “ASI Eksklusif”.
B. Analisis Penyebab Masalah 1. Penyebab Masalah Analisis masalah dilakukan untuk menentukan kemungkinan penyebab masalah dengan :
26
a. Metode Pendekatan Sistem Tabel 14. Analisis Kemungkinan Penyebab Masalah tentang ASI Eksklusif Komponen Input
Man
Kemungkinan Penyebab 1. Kesibukkan dari ibu menyusui sehingga kurang memiliki waktu untuk menyusui anak 2. Kurangnya motivasi Petugas Kesehatan dan Kader
untuk
melakukan
sosialisasi
mengenai ASI Eksklusif 3. Kurangnya
pengetahuan
masyarakat
tentang ASI Eksklusif Money
Material
Method
Kurangnya dana untuk pelaksanaan sosialisasi pada ibu hamil dan menyusui tentang pentingnya pemberian ASI eksklusif pada ibu bayi 0-6 bulan 1. Kurangnya media promosi untuk melakukan sosialisasi tentang ASI Eksklusif baik berupa poster maupun brosur. 2. Kurangnya pelaporan puskesmas mengenai pendataan pemberian ASI eksklusif 1. Pemberian penyuluhan oleh petugas saat jam kerja masyarakat. 2. Kurangnya pembinaan khusus terhadap ibu dan pasangan usia subur tentang ASI Eksklusif
Marketing
1. Kurangnya
kegiatan
sosialisasi
pada
masyarakat tentang pentingnya pemberian ASI Eksklusif 2. Media promosi dan informasi yang beredar di masyarakat masih kurang Lingkungan
1. Kurangnya kesadaran, pemahaman, dan partisipasi keluarga dan masyarakat tentang ASI Eksklusif 2. Kurangnya dukungan dari keluarga terdekat kepada ibu menyusui untuk memberikan
27
ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan
Proses
P1
Tidak Ada Masalah
(Perencanaan) P2
Kurangnya edukasi tentang ASI Eksklusif saat
(Pelaksanaan) kunjungan ANC ibu hamil P3
Rendahnya
(Pengawasan) terhadap
pengawasan pelaksanaan
dan
evaluasi
pemberian
ASI
Eksklusif dalam masyarakat
b. Metode Sebab Akibat dari Ishikawa (Fish Bone)
Money
Man Kurangnya motivasi Petugas Kesehatan dan Kader untuk melakukan sosialisasi mengenai ASI Eksklusif Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang ASI Eksklusif
P3 : Rendahnya pengawasan dan evaluasi terhadap pelaksanaan pemberian ASI Eksklusif dalam masyarakat
Proses
Kurangnya media promosi untuk melakukan sosialisasi tentang ASI Eksklusif baik berupa poster maupun brosur. P2 : Kurangnya edukasi tentang ASI Eksklusif saat kunjungan ANC ibu hamil Material
Kesibukkan dari ibu menyusui sehingga kurang memiliki waktu untuk menyusui anak
Kurangnya dana untuk pelaksanaan sosialisasi
Kurangnya kegiatan sosialisasi pada masyarakat tentang pentingnya pemberian ASI Eksklusif Kurangnya pelaporan puskesmas mengenai pendataan pemberian ASI eksklusif Marketing
Gambar 3. Metode Sebab Akibat dari Ishikawa (Fish Bone)
Berdasarkan analisis yang dilakukan, maka penyebab masalah yang ditetapkan sebagai berikut : 1) Kesibukkan dari ibu menyusui sehingga kurang memiliki waktu untuk menyusui anak
28
Pem peny petug kerja
Kurang keluar ibu me memb pada b
Media promo informasi yan di masyaraka kurang
2) Kurangnya
motivasi
Petugas
Kesehatan
dan
Kader
untuk
melakukan sosialisasi mengenai ASI Eksklusif 3) Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang ASI Eksklusif 4) Kurangnya dana untuk pelaksanaan sosialisasi pada ibu hamil dan menyusui tentang pentingnya pemberian ASI eksklusif pada ibu bayi 0-6 bulan 5) Kurangnya media promosi untuk melakukan sosialisasi tentang ASI Eksklusif baik berupa poster maupun brosur 6) Kurangnya pelaporan puskesmas mengenai pendataan pemberian ASI eksklusif 7) Pemberian penyuluhan oleh petugas saat jam kerja masyarakat. 8) Kurangnya pembinaan khusus terhadap ibu dan pasangan usia subur tentang ASI Eksklusif 9) Kurangnya
kegiatan
sosialisasi
pada
masyarakat
tentang
pentingnya pemberian ASI Eksklusif 10) Media promosi dan informasi yang beredar di masyarakat masih kurang 11) Kurangnya kesadaran, pemahaman, dan partisipasi keluarga dan masyarakat tentang ASI Eksklusif 12) Kurangnya dukungan dari keluarga terdekat kepada ibu menyusui untuk memberikan ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan 13) Kurangnya edukasi tentang ASI Eksklusif saat kunjungan ANC ibu hamil 14) Rendahnya pengawasan dan evaluasi terhadap pelaksanaan pemberian ASI Eksklusif dalam masyarakat
2. Prioritas Penyebab Masalah Analisa
prioritas
penyebab
masalah
dilakukan
dengan
menggunakan tabel Paired comparison yaitu membandingkan tiap masalah yang telah ditentukan untuk menentukan mana diantaranya yang lebih penting dan lebih memungkinkan untuk diselesaikan terlebih
29
dahulu. Hal ini dilakukan agar penyelesaian masalah lebih efektif dan efisien disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada di Puskesmas.
Tabel 15. Analisa Prioritas Penyebab Masalah dengan Menggunakan Tabel Paired Comparison A
B
C
D
E F
G
H
I
J
K
L
M
N
Total
B
C
D
E A
G
H
I
J
K
L
M
A
4
B
B
B F
B
H
B
J
K
B
M
N
6
D
E F
G
H
C
J
K C
M
N
2
D
D D
D
D
D
J
D
D
M
D
8
E
F
G
E
E
J
E
L
E
E
5
G
H
I
J
K
F
M
N
1
G
G
J
G G
G
G
6
H
J
H
H
M
H
4
J
K
I
M
N
1
J
J
J
N
3
L
M
N
0
M
N
0
M
1
A B C
F G H I J K L M
30
N
0
Total
0
1
1
2
2 3
4
4
2
9
5
3
9
7
52
4
6
2
8
5 1
6
4
1
3
0
0
1
0
41
4
7
3
10
7 4
10
8
3
12
5
3
10
7
93
Vertikal Total Horizontal
Total
Tabel 16. Prioritas Penyebab Masalah Menggunakan Tabel Kumulatif Jenis Masalah
Jumlah Perhitungan
Perhitungan
Kumulatif
(%)
(%)
J
12
12/93
12,9
12,9
D
10
10/93
10,7
23,6
G
10
10/93
10,7
34,3
M
10
10/93
10,7
45
H
8
8/93
8,6
53,6
B
7
7/93
7,5
61,1
E
7
7/93
7,5
68,6
N
7
7/93
7,5
76,1
K
5
5/93
5,3
81,4
A
4
4/93
4,3
85,7
F
4
4/93
4,3
90
C
3
3/93
3,2
93,2
I
3
3/93
3,2
96,4
L
3
3/93
3,2
99,6
Jumlah
37
100
Berdasarkan nilai kumulatif di atas, maka ditetapkan penyebab masalah 8 (dengan nilai kumulatif dibawah 80%) sebagai berikut :
31
a. Media promosi dan informasi yang beredar di masyarakat masih kurang. (J) b. Kurangnya dana untuk pelaksanaan sosialisasi pada ibu hamil dan menyusui tentang pentingnya pemberian ASI eksklusif pada ibu bayi 0-6 bulan. (D) c. Pemberian penyuluhan oleh petugas saat jam kerja masyarakat. (G) d. Kurangnya edukasi tentang ASI Eksklusif saat kunjungan ANC ibu hamil. (M) e. Kurangnya pembinaan khusus terhadap ibu dan pasangan usia subur tentang ASI Eksklusif (H) f.
Kurangnya motivasi Petugas Kesehatan dan Kader untuk melakukan sosialisasi mengenai ASI Eksklusif (B)
g. Kurangnya media promosi untuk melakukan sosialisasi tentang ASI Eksklusif baik berupa poster maupun brosur (E) h. Rendahnya pengawasan dan evaluasi terhadap pelaksanaan pemberian ASI Eksklusif dalam masyarakat (N)
3. Alternatif Pemecahan Masalah a. A = Memperbanyak media promosi dan informasi berisi pentingnya pemberian ASI eksklusif. b. B = Penambahan kebutuhan dana untuk kegiatan sosialisasi pada ibu hamil dan menyusui mengenai pentingnya ASI eksklusif c. C = memilih waktu dilaksanakan sosialisasi yang tidak bertepatan dengan jam kerja masyarakat d. D = membuat kelas ibu hamil saat di Posyandu untuk edukasi ibu hamil saat kunjungan ANC e. E = Pemberian pembinaan khusus bagi ibu hamil dan pasangan usia subur tentang ASI eksklusif f.
F = Pemberian apresiasi kepada petugas kesehatan dan kader yang sering melakukan sosialisasi mengenai pemberian ASI eksklusif
g. G= Pembuatan poster ataupun brosur untuk kepentingan sosialisasi.
32
h. H= Evaluasi dan pengawasan pemberian ASI eksklusif setiap sebulan sekali
Setelah membuat beberapa alternatif pemecahan masalah, maka dapat dibuat beberapa kriteria yang dapat digunakan, sebagai berikut :
Tabel 17. Kriteria Mutlak dapat atau tidaknya RUK dilakukan Kriteria
A
Input Man
Money
Material
Metode
Marketing
1
1
1
1
1
Output
Keterangan
1
Dapat dilakukan
B
1
1
1
1
1
1
Dapat dilakukan
C
1
1
1
1
1
1
Dapat dilakukan
D
1
1
1
1
1
1
Dapat dilakukan
E
1
1
1
1
1
1
Dapat dilakukan
F
1
1
1
1
1
1
Dapat dilakukan
G
1
1
1
1
1
1
Dapat dilakukan
H
0
1
1
1
1
1
Tidak dapat dilakukan
C. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Kegiatan Berdasarkan uraian di atas, maka yang dapat dijadikan perencanaan/ Plan of Action (PoA), yaitu Memperbanyak media promosi dan informasi berisi pentingnya pemberian ASI eksklusif, Penambahan kebutuhan dana
33
untuk kegiatan sosialisasi pada ibu hamil dan menyusui mengenai pentingnya ASI eksklusif, memilih waktu dilaksanakan sosialisasi yang tidak bertepatan dengan jam kerja masyarakat, membuat kelas ibu hamil saat di Posyandu untuk edukasi ibu hamil saat kunjungan ANC, Pemberian pembinaan khusus bagi ibu hamil dan pasangan usia subur tentang ASI eksklusif dan Pembuatan poster ataupun brosur untuk kepentingan sosialisasi.
34
Tabel 18. Plan of Action (PoA) Masalah kesehatan Program Kesehatan Puskesmas Abeli Periode Januari – September 2018 Tujuan
Kegiatan
Sasaran
Target
Lokasi
Waktu
Personil
Biaya
Memberikan informasi kepada masyarakat mengenai pentingnya ASI Eksklusif bagi ibu dan bayi
Memperbanyak media promosi dan informasi berisi pentingnya pemberian ASI eksklusif seperti video edukasi Pembuatan poster ataupun brosur untuk kepentingan sosialisasi.
Ibu hamil, ibu menyusui, dan pasangan usia subur
100%
Puskesmas Abeli
Sekali dalam enam bulan
2 orang petugas gizi
Pembuatan video edukasi Rp.500.000 x 2 x 2 = Rp. 2.000.000,-
5 Ibu hamil, 5 ibu menyusui dan 5 pasangan usia subur
100%
Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Abeli
Sekali dalam sebulan
2 orang petugas gizi
5 Petugas Gizi, 5 petugas KIA, 10 Kader
100%
Puskesmas Abeli
Sekali dalam setahun
Kepala Puskesmas Abeli
Percetakan 15 x Rp.30.000 x 12 = Rp 5.400.000 Desain poster 2 x 50.000 x 12 = Rp 120.000 Total: Rp. 5.520.000,Transportasi 42 x Rp.100.000= Rp 4.200.000 Konsumsi 42 x 20.000= Rp. 840.000 Total: Rp. 5.040.000,-
Meningkatkan pengetahuan dan motivasi bagi petugas kesehatan dan kader dalam mensosialisasikan ASI Eksklusif
Pelatihan teknik sosialisasi pentingnya pemberian ASI EKsklusif
35
BAB IV SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan Berdasarkan pengelolaan data primer mengenai masalah upaya kesehatan program KIA-KB dan Gizi Puskesmas Abeli periode Januari – September 2018, dapat disimpulakan beberapa hal, sebagai berikut : 1. Prioritas masalah upaya kesehatan program Kesehatan lingkungan dan Gizi Puskesmas Abeli periode Januari – September 2018, yaitu pada Program Gizi dengan masalah “ASI Eksklusif”. 2. Prioritas penyebab masalah yang ditetapkan pada upaya kesehatan Program Gizi Abeli periode Januari – september 2018, yaitu : a. Media promosi dan informasi yang beredar di masyarakat masih kurang. b. Kurangnya dana untuk pelaksanaan sosialisasi pada ibu hamil dan menyusui tentang pentingnya pemberian ASI eksklusif pada ibu bayi 0-6 bulan. c. Pemberian penyuluhan oleh petugas saat jam kerja masyarakat. d. Kurangnya edukasi tentang ASI Eksklusif saat kunjungan ANC ibu hamil. e. Kurangnya pembinaan khusus terhadap ibu dan pasangan usia subur tentang ASI Eksklusif. f. Kurangnya motivasi Petugas Kesehatan dan Kader untuk melakukan sosialisasi mengenai ASI Eksklusif g. Kurangnya media promosi untuk melakukan sosialisasi tentang ASI Eksklusif baik berupa poster maupun brosur h. Rendahnya pengawasan
dan evaluasi terhadap pelaksanaan
pemberian ASI Eksklusif dalam masyarakat 3. Alternatif pemecahan masalah yang ditetapkan pada upaya kesehatan Program Gizi Puskesmas Abeli periode Januari – September 2018, yaitu :
36
a. Memperbanyak media promosi dan informasi berisi pentingnya pemberian ASI eksklusif. b. Penambahan kebutuhan dana untuk kegiatan sosialisasi pada ibu hamil dan menyusui mengenai pentingnya ASI eksklusif c. memilih waktu dilaksanakan sosialisasi yang tidak bertepatan dengan jam kerja masyarakat d. membuat kelas ibu hamil saat di Posyandu untuk edukasi ibu hamil saat kunjungan ANC e. Pemberian pembinaan khusus bagi ibu hamil dan pasangan usia subur tentang ASI eksklusif f. Pemberian apresiasi kepada petugas kesehatan dan kader yang sering melakukan sosialisasi mengenai pemberian ASI eksklusif g. Pembuatan poster ataupun brosur untuk kepentingan sosialisasi. h. Evaluasi dan pengawasan pemberian ASI eksklusif setiap sebulan sekaliSaran B. Saran Permasalahan yang sedang dihadapi saat ini adalah kurangnya cakupan ASI Eksklusif dalam wilayah kerja Puskesmas. Melalui tulisan ini, penulis menuangkan saran yang diharapkan dapat meningkatkan capaian ASI Eksklusif, yaitu : 1. Melakukan sosialisasi tentang ASI Eksklusif kepada masyarakat dengan mewajibkan hadirnya anggota keluarga sebagai pendamping 2. Mengadakan pembinaan rutin bagi petugas kesehatan dan kader untuk meningkatkan motivasi dalam mensosialisasikan ASI Eksklusif 3. Membuat data mengenai Ibu menyusui untuk pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan. 4. membuat dan memperbanyak media promosi dan informasi yang beredar di masyarakat tentang pentingnya pemberian ASI eksklusif 5. Memberikan informasi kepada keluarga terdekat ibu hamil atau ibu menyusui untuk selalu memberi dukungan agar dapat memberikan ASI eksklusif pada bayi hingga usia 6 bulan.
37
DAFTAR PUSTAKA
1. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2016. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta. Kementerian Kesehatan RI. 2. Permenkes. 2014. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat. 3. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2016. Pedoman Umum Program
Indonesia
Sehat
Dengan
Pendekatan
Keluarga.
Jakarta.
Kementerian Kesehatan RI. 4. Undang-Undang RI. 2009. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan. 5. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2016. Data Dasar Puskesmas. Jakarta. Kementerian Kesehatan RI. 6. Puskesmas Abeli. Profil Puskesmas Abeli Periode 2017.
38
LAMPIRAN 1. Grafik Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) Program Kesehatan lingkungan
PERSENTASE KELUARGA MENGAKSES AIR MINUM 100
Axis Title
80 60 40 20 0 ABELI Capaian
74.5
ANGGAL TOBIME BENUA OMELAI ITA NIRAE 82.4
72.1
71.1
TALIA
POASIA LAPULU
76.1
80.6
70.8
PUDAY
Puskes mas
86
77
KEGIATAN PENGAWASAN KUALITAS LINGKUNGAN PERUMAHAN JAN-SEP 2018 Axis Title
100 80 60 40 20 0 ABELI
ANGGA TOBIM BENUA LOMEL EITA NIRAE AI
TALIA
POASIA
LAPUL U
PUDAY
Puskes mas
KEADAN RUMH
72
71
89
66
70
72
63
76
71
KEADAAN SPAL
70
69
87
60
69
67
60
66
67
KEADAAN TPS
70
72
88
70
70
69
63
83
71
Grafik Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) Survey Jentik JANUARI-SEPTEMBER 2018
Axis Title
A.
100 80 60 40 20 0 ABELI Series1
93.2
ANGGAL TOBIMEI BENUAN OMELAI TA IRAE 83.4
83
71
TALIA 82.6
POASIA LAPULU 76.9
85.1
PUDAY
PUSKES MAS
77.8
91.2
39
CAPAIAN INDIKATOR PROGRAM LINGKUNGAN SEHAT BIDANG AIR DAN SANITASI JAMBAN Axis Title
100 80 60 40 20 0
ANGGAL TOBIME BENUA OMELAI ITA NIRAE
ABELI capaian
79
83
67
POASIA LAPULU
87
73
PUDAY
Puskes mas
76
63
54
Program Gizi
Grafik PWS Pemberian Vit A Balita JanuariSeptember 2018 100 80
Axis Title
60 40 20 0
Capaian
Puday
Lapulu
Abeli
Benua Nirae
87.8
90.3
88.8
90.5
Tobimei Anggola ta melai 87.2
89.6
Poasia
Talia
Puskes mas
88.9
90.5
89.2
Capaian Pemberian Tablet Fe Ibu Hamil Periode Januari-September 2018 100 80
Axis Title
B.
83
TALIA
60
40 20 0
Capaian
Puday
Lapulu
Abeli
Benua Nirae
66.7
60.5
63.2
82
Tobimei Anggola ta melai 77.8
76
Poasia
Talia
Puskes mas
60.4
74.5
61.6
40
Capaian Bayi Baru Lahir yang Mendapat Inisiasi Menyusui Dini (IMD) Peridoe Januari-September 2018 100
Axis Title
80 60 40 20
0 Puday
Lapulu
Abeli
Benua Nirae
80
58
45
56
Capaian
Tobimei Anggola ta melai 81
Poasia
Talia
Puskes mas
57
73
64
69
Capaian ASI Eksklusif Periode Januari-September 2018 100
Axis Title
80 60 40 20 0
Capaian
Puday
Lapulu
Abeli
Benua Nirae
65.3
56.8
58.2
54.2
Tobimei Anggola ta melai 54.8
64.5
Poasia
Talia
Puskes mas
53.2
56.3
57.7
41
Lampiran 2. Dokumentasi
Mengikuti pertemuan lintas sektor Kecamatan Abeli
Penyuluhan mengenai vaksin MR kepada orang tua siswa TK
42
Lampiran 2. Dokumentasi
Pemeriksaan ANC Pada Kegiatan Posyandu
Pemberian imunisasi MR pada siswa di Sekolah Dasar
43
Lampiran 2. Dokumentasi
Penyuntikan Vaksin Pada Kegiatan Posyandu
Penyuluhan Kesehatan Tentang Indikator PIS PK
44