Laporan Ii.docx

  • Uploaded by: Nurain Ismail
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Laporan Ii.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,168
  • Pages: 25
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Darah adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup(kecuali tumbuhan) tingkat tinggi yang berfungsi mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme, dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri. Istilah medis yang berkaitan dengan darah diawali dengan kata hemo- atau hemato- yang berasal dari bahasa Yunani haima yang berarti darah (Astiawati, 2008). Darah merupakan salah satu cairan yang sangat penting yang juga sebagai cairan terbesar dalam tubuh. Darah yang diedarkan melalui pembuluh darah, yang banyaknya pada orang dewasa kurang lebih 5 liter ini, dapat mengalir karena kinerja pompa jantung. Darah dialirkan keseluruh tubuh karena fungsinya yang khusus yaitu sebagai system transportasi. Darahlah yang berjasa membawa oksigen dan nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh kita. Selain fungsi utamanya sebagai pembawa dan pengedar oksigen dan nutrisi bagi tubuh, darah juga berperan penting dalam menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh dengan menjaga Ph tetap seimbang dan sebagai bagian dari system perlindungan tubuh karena di dalam darah juga terdapat leukosit atau sel darah putih yang berperan dalam system imun tubuh (Astiawati, , 2008).

1

Proses hemostasis adalah mekanisme keseimbangan dalam menghentikan dan mencegah perdarahan. Vasokontriksi pembuluh darah akan terjadi apabila pembuluh darah luka, kemudian trombosit berkumpul dan melekat pada pembuluh darah yang luka membentuk sumbat trombosit. Faktor koagulasi akan diaktifkan sehingga membentuk benang fibrin yang membuat sumbat trombosit menjadi stabil maka dari itu pendarahan dapat dihentikan. Gangguan hemostasis terdiri dari BT, CT, aPTT, PT, dan TAT untuk itu dilakukanya praktikum pemeriksaan bleeding time (BT) metode ivy agar kita mengetahui bagaimana pemeriksaan bleeding time (BT) dengan metode ivy (Astiawati, , 2008). 1.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimana pemeriksaan bleeding time metode ivy? 1.3 Tujuan Praktikum Adapun tujuan dari dilakukanya praktikum yaitu agar mahasiswa dapat mengetahui bagaimana pemeriksaan bleeding time metode ivy. 1.4 Manfaat Praktikum Adapun manfaat dilakukanya praktikum ini yaitu untuk melatih keterampilan mahasiswa dalam melakukan pemeriksaan bleeding time metode ivy

2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Darah Darah merupakan suatu suspensi sel dan fragmen sitoplasma didalam cairan yang disebut plasma. Secara keseluruhan darah dapat dianggap sebagai jaringan pengikat dalam arti luas, karena pada dasarnya terdiri atas unsurunsur sel dan substansi interseluler yang berbentuk plasma. Secara fungsionalpun

darah

merupakan

jaringan

pengikat

dalam

arti

menghubungkan seluruh bagian-bagian dalam tubuh sehingga merupakan integritas. Apabila darah dikeluarkan dari tubuh maka segera terjadi bekuan yang terdiri atas unsur berbentuk dan cairan kuning jernih yang disebut serum. Serum sebenarnya merupakan plasma tanpa fibrinogen (protein) dalam tubuh manusia terjadi proses sirkulasi berbagai macam zat yang dibutuhkan tubuh. Diperlukan peredaran media pengantar dan alat-alat yang turut berperan dalam sirkulasi untuk melakukan proses ini. Media dan alatalat ini bekerja bersama-sama membentuk suatu sistem yang dikenal dengan sistem sirkulasi darah. Media yang berperan dalam peredaran zat-zat penting ke seluruh tubuh ini adalah darah. (Tjokronegoro dkk, 2009). 2.2 Plasma Darah disusun oleh 2 komponen, yaitu plasma darah dan sel-sel darah.Plasma darah termasuk dalam kesatuan cairan ekstraseluler dengan volume ±5% dari berat badan. Apabila sejumlah volume darah ditambah

3

dengan zat pencegah anti pembekuan darah secukupnya kemudian diputar selama 20 menit dengan kecepatan 3000rpm maka cairan yang terdapat pada bagian atas disebut plasma. Plasma darah mengandung fibrinogen. Oleh karena itu dalam memperoleh plasma, darah dicampur dengan antikoagulan untuk mencegah terjadinya pembekuan darah. Sitrat merupakan antikoagulan yang langsung mengikat Ca, sehingga digunakan untuk pemeriksaan waktu rekalsifikasi. Plasma yang diabsorpsi dengan barium sulfat mengandung fibrinogen, faktor V, VIII, XI, XII, XIII.Plasma ini tidak dapat membeku karena tidak mengandung protrombin, factor X dan faktor VII yang diperlukan untuk aktivasi intrinsik. Faktor XI dan XII stabil dalam plasma simpan, tidak diabsorpsi oleh barium dan tidak habis oleh proses pembekuan (Riswanto, 2013). 2. 3 Pengertian Bleeding Time (Waktu Perdarahan) Pemeriksaan Bleeding Time (waktu perdarahan) merupakan pemeriksaan skrining (penyaring) untuk menilai gangguan fungsi trombosit dan mendeteksi adanya kelainan von willebrand. Pemeriksaan ini secara langsung dipengaruhi oleh jumlah trombosit terutama dibawah 50.000/mm3 , kemampuan trombosit membentuk plug, vaskularisasi dan kemampuan konstriksi pembuluh darah. Mekanisme koagulasi tidak mempengaruhi waktu perdarahan secara signifikan kecuali terjadi penurunan yang cukup parah (Nugraha, Gilang, 2015). Pemeriksaan Bleeding Time (waktu perdarahan) tidak boleh dilakukan apabila penderita sedang mengkonsumsi antikoagulan atau anti nyeri aspirin,

4

karena dapat menyebabkan waktu perdarahan memanjang. Pengobatan harus ditunda selama 3-7 hari atau jika memungkinkan pasien diberitahu agar tidak mengkonsumsi aspirin atau obat penghilang rasa nyeri tanpa resep selama 5 hari sebelum pemeriksaan (Riswanto, 2013). 2.4 Manfaat Pemeriksaan Bleeding Time (Waktu Perdarahan) dalam Klinik Bleeding Time (waktu perdarahan) dalam laboratorium klinik bermanfaat untuk menilai faktor-faktor hemostasis yang letaknya extravaskuler, tetapi keadaan dinding kapiler dan jumlah trombosit juga berpengaruh. Pemeriksaan ini adalah pemeriksaan yang dasar, apabila ditemukan kelainan maka dapat dilakukan 9 pemeriksaan yang lebih khusus untuk mencari suatu kelainan tertentu (R.Gandasoebrata,2010) 2.5 Trombosit Trombosit matang adalah frekmen sel yang aktif, merupakan komponen penting kedua dalam hemostasis. Trombosit tidak berinti dan berada dalam darah perifer setelah diprosuksi dari sitoplasma megakariosit merupakan sel terbesar yang ada dalam sumsusm tulang. Peran trombosit dalam Hemostasis. Trombosit biasanya bergerak bebas melalui lumen pembuluh darah sebagai salah satu komponen dari sistem peredaran darah. Pemeliharaan pembuluh darah normal melibatkan nutrisis melalui endotel oleh beberapa konstituen trombosit. Untuk berlangsung hemostasis, trombosit tidak hanya ada dalam jumlah normal, tetapi juga harus berfungsi dengan baik. (Rukman Kiswari, 2014)

5

Fungsi Trombosit secara umum. Setelah kerusakan pada endotelium pembuluh darah, terjadi serangkain peristiwa, termasuk adhesi ke pembuluh darah yang terluka, perubahan bentuk, agregasi, dan sekresi. Setiap perubhan struktural dan fungsional disertai dengan serangkain reaksi biokimia yang terjadi selam proses aktivasi trombosit. Memran plaasma trombosit adalah fokus dari interaksi antra lingkungan ekstraselular dan intraselular. Salah satu kegiatan yang berbeda yang berhubungan dengan aktivitas trombosit dalam menanggapi kerusakan vaskular adalah pemeliharaan secara terus-menerus keutuhan vaskular oleh adhesi trombosit yang cepat pada endotel yang rusak. Selain itu, trombosit menyebar, menjadi aktif, dan membentuk agregat besar, dengan terbentuknya plug trombosit. Adhesi dan agregasi trombosit di lokasi pembuluh darah yang rusak memungkinkan untuk terjadi pelepasan molekul yang

melibatkan

dalam

hemostasis

dan

penyembuhan

luka

dan

memungkinkan permukaan membran untuk membentuk enzim koagulasi yang mengarah ke pembentukan fibrin. Penyembuhan pembuluh darah didukung oleh rangsangan migrasi dan proliferasi sel endotel dan sel otot polos medial melaui reaksi pelepasan. (Rukman Kiswari, 2014) 2.6 Pembentukan fibrin. Pembekuan adalah hasil nyata dari konversi fibrinogen plasma menjadi bekuan fibrin yang stabil. Trombin memiliki peran uatama dalam mengkonversi faktoer XIII menjadi XIIIa dan dalam mengkonversi fibrinogen menjadi fibrin. Pembentukan fibrin terjadi dalam tiga tahap, yaitu prtoteolisis, polimerisasi, dan stabilisai, awalnya trombin, enzim protease,

6

akan menghasilkan finrin monomer, fibrinopepetida A, dan fibrinopeptida fragmen B. Pada langkah kedua, fibrin monomer berpolimerisasi secara spontan. Akhirnya, fibrin nomomer dihubungkan secara kovalen oleh faktor XIIIa menjadi fibrin polimer.(Rukman Kiswari, 2014)

2.7 Faktor Pembekuan Darah a. Faktor I Fibrinogen: sebuah faktor koagulasi yang tinggi berat molekul protein plasma dan diubah menjadi fibrin melalui aksi trombin. Kekurangan

faktor

ini

menyebabkan

masalah

pembekuan

darah

afibrinogenemia atau hypofibrinogenemia. b. Faktor II Prothrombin: sebuah faktor koagulasi yang merupakan protein plasma dan diubah menjadi bentuk aktif trombin (faktor IIa) oleh pembelahan dengan mengaktifkan faktor X (Xa) di jalur umum dari pembekuan. Fibrinogen trombin kemudian memotong ke bentuk aktif fibrin. Kekurangan faktor menyebabkan hypoprothrombinemia. Faktor III Jaringan Tromboplastin: koagulasi faktor yang berasal dari beberapa sumber yang berbeda dalam tubuh, seperti otak dan paru-paru; Jaringan Tromboplastin penting dalam pembentukan prothrombin ekstrinsik yang mengkonversi prinsip di Jalur koagulasi ekstrinsik. Disebut juga faktor jaringan. c. Faktor III

7

Jaringan Tromboplastin: koagulasi faktor yang berasal dari beberapa sumber yang berbeda dalam tubuh, seperti otak dan paru-paru; Jaringan Tromboplastin penting dalam pembentukan prothrombin ekstrinsik yang mengkonversi prinsip di Jalur koagulasi ekstrinsik. Disebut juga faktor jaringan. e. Faktor V Proaccelerin: sebuah faktor koagulasi penyimpanan yang relatif labil dan panas, yang hadir dalam plasma, tetapi tidak dalam serum, dan fungsi baik di intrinsik dan ekstrinsik koagulasi jalur. Proaccelerin mengkatalisis pembelahan prothrombin trombin yang aktif. Kekurangan faktor ini, sifat resesif autosomal, mengarah pada kecenderungan berdarah yang langka yang disebut parahemophilia, dengan berbagai derajat keparahan. Disebut juga akselerator globulin. f. Faktor VI Sebuah faktor koagulasi sebelumnya dianggap suatu bentuk aktif faktor V, tetapi tidak lagi dianggap dalam skema hemostasis. g. Faktor VII Proconvertin: sebuah faktor koagulasi penyimpanan yang relatif stabildan panas dan berpartisipasi dalam Jalur koagulasi ekstrinsik. Hal ini diaktifkan oleh kontak dengan kalsium, dan bersama dengan mengaktifkan faktor III itu faktor X. Defisiensi faktor Proconvertin, yang mungkin herediter (autosomal resesif) atau diperoleh (yang berhubungan dengan

8

kekurangan vitamin K), hasil dalam kecenderungan perdarahan. Disebut juga serum prothrombin konversi faktor akselerator dan stabil. h. Faktor VIII Antihemophilic faktor, sebuah faktor koagulasi penyimpanan yang relatif labil dan berpartisipasi dalam jalur intrinsik dari koagulasi, bertindak (dalam konser dengan faktor von Willebrand) sebagai kofaktor dalam aktivasi

i. Faktor VIII Antihemophilic faktor, sebuah faktor koagulasi penyimpanan yang relatif labil dan berpartisipasi dalam jalur intrinsik dari koagulasi, bertindak (dalam konser dengan faktor von Willebrand) sebagai kofaktor dalam aktivasi faktor X Defisiensi, sebuah resesif terkait-X sifat, penyebab hemofilia

A.

Disebut

juga

antihemophilic

globulin

dan

faktor

antihemophilic A. j. Faktor IX Tromboplastin Plasma komponen, sebuah faktor koagulasi penyimpanan yang relatif stabil dan terlibat dalam jalur intrinsik dari pembekuan. Setelah aktivasi, diaktifkan Defisiensi faktor X. hasil di hemofilia B. Disebut juga faktor Natal dan faktor antihemophilic B. k. Faktor X Stuart faktor, sebuah faktor koagulasi penyimpanan yang relatif stabil dan berpartisipasi dalam baik intrinsik dan ekstrinsik jalur koagulasi, menyatukan mereka untuk memulai jalur umum dari pembekuan. Setelah diaktifkan,

9

membentuk kompleks dengan kalsium, fosfolipid, dan faktor V, yang disebut prothrombinase; hal ini dapat membelah dan mengaktifkan prothrombin untuk trombin. Kekurangan faktor ini dapat menyebabkan gangguan koagulasi sistemik. Disebut juga Prower Stuart-faktor. Bentuk yang diaktifkan disebut juga thrombokinase. l. Faktor XI Tromboplastin plasma yg di atas, faktor koagulasi yang stabil yang terlibat dalam jalur intrinsik dari koagulasi; sekali diaktifkan, itu mengaktifkan faktor IX. Lihat juga kekurangan faktor XI. Disebut juga faktor antihemophilic C. l. m. Faktor XII

Hageman faktor: faktor koagulasi yang stabil yang diaktifkan oleh kontak dengan kaca atau permukaan asing lainnya dan memulai jalur intrinsik dari koagulasi dengan mengaktifkan faktor XI. Kekurangan faktor ini menghasilkan kecenderungan trombosis. n. Faktor XIII Fibrin-faktor yang menstabilkan, sebuah faktor koagulasi yang merubah fibrin monomer untuk polimer sehingga mereka menjadi stabil dan tidak larut dalam urea, fibrin yang memungkinkan untuk membentuk pembekuan darah. Kekurangan faktor ini memberikan kecenderungan seseorang hemorrhagic. Disebut juga fibrinase dan protransglutaminase. Bentuk yang diaktifkan juga disebut transglutaminase. 2.8 Bleeding Time Metode Ivy

Metode Ivy adalah format tradisional untuk tes ini. Dalam metode Ivy, tekanan darah manset ditempatkan di lengan atas dan meningkat sampai 40 10

mmHg. Sebuah pisau bedah atau pisau bedah yang digunakan untuk melakukan tusukan luka di bagian lengan bawah. Perangkat, pisau otomatis pegas paling umum digunakan untuk membuat potongan berukuran standar. Kawasan ditikam dipilih sehingga tidak ada vena superfisialis. Ini pembuluh darah, karena ukuran mereka, mungkin kali pendarahan lagi, terutama pada orang dengan pendarahan cacat. Waktu dari ketika luka menusuk dibuat sampai pendarahan semua telah berhenti diukur dan disebut waktu perdarahan (Bleeding Time). Setiap 30 detik, handuk kertas digunakan untuk membersihkan dari darah. Tes ini selesai ketika pendarahan telah berhenti sepenuhnya. Prinsip metode Ivy yaitu Dibuat perlukaan standar pada permukaan volar lengan bawah. Lamanya perdarahan sampai berhenti dicatat sebagai waktu perdarahan (R.Gandasoebrata, 2010). 2.9 Kelebihan dan Kekurangan Metode Ivy Kelebihan metode ivy yaitu lebih teliti dan akurat dibandingkan metode duke

karena dilakukan pada 8 permukaan volar lengan bawah yang mudah diakses, memiliki pasokan darah superfisial yang relatif seragam, kurang peka terhadap nyeri, dan mudah terpengaruh oleh peningkatan ringan tekanan hidrastatik Kekurangan metode ini yaitu kesulitan dalam membuat luka standar (Riswanto, 2013). 2.10 Hemostasis Hemostasis adalah mekanisme tubuh untuk menghentikan perdarahan karena trauma dan mencegah perdarahan spontan. Hemostasis juga menjaga darah tetap cair. Mekanisme hemostasis Jika ada luka yang mengenai

11

pembuluh darah sehingga terjadi perdarahan, maka pembuluh darah akan mengalami vasokonstriksi (R.Gandasoebrata, 2010). 2.11 Fibrinolisis Fibrinolisis adalah mekanisme fisiologis yang bekerja secara konstan dengan sistim pembekuan darah untuk menjamin lancarnya aliran darah ke organ perifer atau jaringan tubuh. Ada sejumlah faktor yang dapat mempengaruhi fibrinolisis yaitu : usia, merokok, dan aktivitas fisik.Pada sistem fibrinolisis, komponen yang berperan terdiri dari plasminogen, aktivator plasminogen, dan inhibitor plasminogen (R.Gandasoebrata, 2010)

12

BAB III METODE PRAKTIKUM 3.1 Waktu dan Tempat Praktikum Praktikum yang berjudul “Bleeding Time metode ivy” dilaksanakan pada tanggal 28 Maret 2019 di Laboratorium Stikes Bina Mandiri Gorontalo. 3.2 Metode Pada pemeriksaan bleeding time dilakukan dengan metode ivy. 3.3 Prinsip Prinsip metode Ivy yaitu Dibuat perlukaan standar pada permukaan volar lengan bawah. Lamanya perdarahan sampai berhenti dicatat sebagai waktu perdarahan. 3.4 Pra Analitik 3.4.1 Persiapan Pasien

: Tidak memerlukan persiapan khusus

3.4.2 Persiapan Sampel

: Darah Kapiler

3.4.3 Alat dan Bahan

: Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu lancet steril, tisu, kapas alkohol, stopwatch, dan tensimeter.

3.5 Analitik 1. Pasang manset tensimeter pada lengan atas dan pompakan tensimeter sampai 40 mmHg selama pemeriksaan 2. Bersihkan permukaan volar lengan bawah dengan kapas alkohol 70%. 3. Pilih daerah kulit yang tidak ada vena superficial, kira-kira 3 jari dari lipatan siku

13

4. Rentangkan kulit dan tusuk kulit dengan menggunakan lancet steril 5. Amati dan setiap 30 detik hapuslah bintik darah yang keluar dari luka, hindari jangan sampai menutup luka.P 6. Bila pendarahan yang telah terjadi berhenti dengan diameter < 1mm hentikan stopwatch dan lepaskan manset tensimeter. Catat waktu pendarahan dengan pembulatan 0,5 menit. 3.6 Pasca Analitik Normal

: 1-7 Menit

Meragukan

: 6-11 Menit

Patologi

: > 11 menit

14

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan maka dilaporkan hasil sebagai berikut : Tabel 4.1 Hasil Pemeriksaan Bleeding Time Metode

Sampel

Hasil

Keterangan Dilakukan

Ivy

Ny. SA

2 Menit

dengan

penusukan

lanset

pendarahan

steril

berhenti

pada waktu 2 menit 4.2 Pembahasan Waktu perdarahan (Bleeding Time, BT) adalah uji laboratorium untuk menentukan lamanya tubuh menghentikan perdarahan akibat trauma yang dibuat secara laboratoris. Pemeriksaan ini mengukur hemostasis dan koagulasi. Masa perdarahan tergantung dari ketepatgunaan cairan jaringan dalam memacu koagulasi, fungsi pembuluh darah kapiler dan trombosit. Bleeding time adalah tes kasar hemostasis ( penghentian darah ). Hal ini menunjukkan seberapa baik trombosit berinteraksi dengan pembuluh darah untuk membentuk bekuan darah.

15

Pada praktikum bleeding time kali ini menggunakan metode ivy. Dalam metode Ivy, tekanan darah manset ditempatkan di lengan atas dan meningkat sampai 40 mmHg. Sebuah pisau bedah atau pisau bedah yang digunakan untuk melakukan tusukan luka di bagian lengan bawah. Perangkat, pisau otomatis pegas paling umum digunakan untuk membuat potongan berukuran standar. Kawasan ditikam dipilih sehingga tidak ada vena superfisialis. Ini pembuluh darah, karena ukuran mereka, mungkin kali pendarahan lagi, terutama pada orang dengan pendarahan cacat. Waktu dari ketika luka menusuk dibuat sampai pendarahan semua telah berhenti diukur dan disebut waktu perdarahan (Bleeding Time). Setiap 30 detik, handuk kertas digunakan untuk membersihkan dari darah. Tes ini selesai ketika pendarahan telah berhenti sepenuhnya. Prinsip metode Ivy yaitu Dibuat perlukaan standar pada permukaan volar lengan bawah. Lamanya perdarahan sampai berhenti dicatat sebagai waktu perdarahan Bleeding time paling sering digunakan untuk mendeteksi cacat kualitatif trombosit. Pada metode ivy apabila perdarahan yang berlangsung lebih dari 7 menit telah membuktikan adanya sesuatu kelainan dalam mekanisme hemostasis. Pada metode ivy terlebih dahulu membersihkan bagian voler lengan bawah dengan alcohol 70% dan dibiarkan kering, pasang ikatan spignomaometer pada spignomaometer lengan atas kemudian dipompa dengan tekanan 40 mmHg ( millimeter / hidrargyium ), Ditegangankan kulit lengan bawah dan kira – kira 3 jari dibawah lipatan siku ditusuk dengan

16

lancet 3 mm dalamnya kemudian dihisap tetesan pertama dengan tissue dan dibuang,nyalakan

stopwatch apabila darah sudah mulai keluar

dihisap

dengan kertas saring/ tisue setiap 30 detik dan dicatat waktu saat darah tidak keluar lagi. Pada pasien dengan inisial SA di dapatkan waktu pendarahan 1 menit yang artinya masa pendarahan pasien tersebut masih normal, waktu pendarahan berhenti pada waktu 2 menit. Kelebihan metode ivy yaitu lebih teliti dan akurat dibandingkan metode duke karena dilakukan pada 8 permukaan volar lengan bawah yang mudah diakses, memiliki pasokan darah superfisial yang relatif seragam, kurang peka terhadap nyeri, dan mudah terpengaruh oleh peningkatan ringan tekanan hidrastatik Kekurangan metode ini yaitu kesulitan dalam membuat luka standar. Pemeriksaan Bleeding Time (waktu perdarahan) lebih baik dengan menggunakan metode Ivy, karena dilakukan pada 8 permukaan volar lengan bawah yang mudah diakses, memiliki pasokan darah superfisial yang relatif seragam, kurang peka terhadap nyeri, dan mudah terpengaruh oleh peningkatan ringan tekanan hidrastatik.

17

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Pada praktikum ini bleeding time atau masa pendarahan dilakukan dengan metode ivy dengan dilakukan dengan terlebih dahulu membersihkan bagian voler lengan bawah dengan alcohol 70% dan dibiarkan kering, pasang ikatan spignomaometer pada spignomaometer lengan atas kemudian dipompa dengan tekanan 40 mmHg ( millimeter / hidrargyium ), Ditegangankan kulit lengan bawah dan kira – kira 3 jari dibawah lipatan siku ditusuk dengan lancet 3 mm dalamnya. Didapatkan hasil masa pendarahan 2 menit yang artinya masa pendarahan pasien tersebut masih normal. 5.2 Saran Sebaiknya pada tes ini darah yang keluar harus dihapus secara perlahanlahan sedemikian rupa sehingga tidak merusak trombosit. Setelah trombosit menumpuk pada luka.

18

DAFTAR PUSTAKA Astiawati, Prima. 2008. Perbedaan Pola Gangguan Hemostasis : Universitas Diponegoro Dr. Rukman Kiswari, Hematologi & Transfusi,(Jakarta: Erlangga, 2014), Nugraha Gilang. (2015). PanduanPemeriksaan Laboratorium Hematologi Dasar. Jakarta Timur : CV. Trans Info Media. R.Gandasoebrata. (2010). Penuntun Laboratorium Klinik. Jakarta : Dian Rakyat. Riswanto. (2013). Pemeriksaan Laboratorium Hematologi. Yogyakarta : Alfamedia & Kanal Medika. Tjokronegoro, Arjatmo & Utama, Hendra. 2009. Pemeriksaan Laboratorium Hematologi Sederhana. Jakarta: Balai Penerbit FKUI

19

LAPORAN PRAKTIKUM HEMATOLOGI PEMERIKSAAN BLEEDING TIME METODE IVY

OLEH :

NAMA NPM

: CINDI AFRIYANI : 85AK17005

20

PROGRAM STUDI D-III ANALIS KESEHATAN STIKES BINA MANDIRI GORONTALO 2019

KATA PENGANTAR Assalamualaikum Warahmatulahi Wabarakatu.Puji syukur kehadirat Allah SWT. Yang telah memberikan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan yang berisikan tentang “Pemeriksaan Bleeding Time Metode Ivy” ini tepat pada waktunya. Berhubungan laporan ini di susun karena adanya tugas mata kuliah imunoserologi di kampus STIKES Bina Mandiri Gorontalo jurusan Analis Kesehatan. Laporan ini diharapkan dapat bermanfaat untuk menambah pengetahuan bagi para pembaca dan dapat di gunakan sebagai salah satu pedoman dalam proses pembelajaran. Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan oleh karena itu, penulis berharap kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun untuk kesempurnaan laporan ini. Akhir kata penulis sampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya.

21

Gorontalo, Maret 2019

Penyusun,

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ............................................................................................ i DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii DAFTAR TABEL ................................................................................................ iv DAFTAR GAMBAR ..............................................................................................v BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1 1.1 Latar Belakang ............................................................................................1 1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................2 1.3 Tujuan Praktikum .......................................................................................2 1.4 Manfaat Praktikum .....................................................................................3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................3 2.1 Pengertian Darah ........................................................................................3 2.2 Plasma ........................................................................................................3 2. 3 Pengertian Bleeding Time (Waktu Perdarahan) ........................................4 2.4 Manfaat Pemeriksaan Bleeding Time ........................................................5

22

2.5 Trombosit ....................................................................................................5 2.6 Pembentukan fibrin. ....................................................................................6 2.7 Faktor Pembekuan Darah .............................................................................7 2.8 Bleeding Time Metode Ivy ........................................................................10 2.9 Kelebihan dan Kekurangan Metode Ivy ....................................................11 2.10 Hemostasis ................................................................................................11 2.11 Fibrinolisis ................................................................................................11

BAB III METODE PRAKTIKUM ....................................................................12 3.1 Waktu dan Tempat Praktikum ..................................................................12 3.2 Metode .....................................................................................................12 3.3 Prinsip .....................................................................................................12 3.4 Pra Analitik ...............................................................................................12 3.5 Analitik .....................................................................................................12 3.6 Pasca Analitik ...........................................................................................13 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................14 4.1 Hasil ..........................................................................................................14 4.2 Pembahasan ...............................................................................................14 BAB V PENUTUP ..............................................................................................17 5.1 Kesimpulan ..............................................................................................17 5.2 Saran ........................................................................................................17 DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................18 LAMPIRAN 23

DAFTAR TABEL Tabel 4.1 Hasil pemeriksaan Masa pendarahan ............................................13

24

DAFTAR GAMBAR Lampiran .........................................................................................................18

25

Related Documents

Laporan
August 2019 120
Laporan !
June 2020 62
Laporan
June 2020 64
Laporan
April 2020 84
Laporan
December 2019 84
Laporan
October 2019 101

More Documents from "Maura Maurizka"

Immmuno 4.docx
August 2019 15
Ipong.docx
October 2019 19
Laporan Ii.docx
November 2019 8
Daftar Isi.docx
October 2019 10
Tgs.docx
May 2020 3