LAPORAN HASIL MONITORING KEDUA KEGIATAN UKM PROGRAM KESEHATAN LINGKUNGAN I.
LATAR BELAKANG A. Pendahuluan Puskesmas merupakan unit pelaksana tingkat pertama yang salah satu
fungsinya
adalah
sebagai
pusat
pelayanan
kesehatan
dan
pemberdayaaan masyarakat. Dalam proses penyelenggaraan pelayanan kesehatan, masyarakat dapat berperan dalam peningkatan pelayanan dan pembangunan upaya kesehatan lainnya. Peran serta masyarakat dalam peningkatan mutu pelayanan masyarakat sangat diperlukan demi kemajuan pelayanan dan kepuasan masyarakat selaku pengguna manfaat pelayanan kesehatan yang dilakukan. Proses pelayanan kesehatan tidak akan berjalan dengan baik, tidak akan berusaha untuk meningkatkan mutu pelayanannya jika masyarakat tidak mau berperan aktif
dalam proses penilaian kinerja yang
dilaksanakan oleh puskesmas. Kepuasan
masyarakat
terhadap
pelayanan
yang
diberikan
merupakan salah satu indikator yang menjadi tolok ukur presentasi kualitatif dan kuantitatif yang digunakan untuk pemantauan rencana kegiatan pelayanan kesehatan puskesmas. Puskesmas Mamsena dan Dinas Kesehatan Kabupaten Timor Tengah Utara sebagai Leading Sektor pembangunan dibidang kesehatan perlu melakukan upaya-upaya pelayanan kesehatan yang komprehensif dan bermutu agar tercapai tujuan tersebut. Untuk itu perlu dilakukan kegiatan monitoring untuk perbaikan mutu pelayanan di Puskesmas. Sebagai langkah berikutnya perlu dilakukan monitoring kegiatan UKM khususnya program Kesehatan Lingkungan guna mengetahui kualitas pelayanan.
B. TUJUAN 1. Tujuan Umum Mengetahui mutu pelaksanaan kegiatan program Kesehatan Lingkungan di desa. 2. Tujuan Khusus a) Adanya perencanaan monitoring kegiatan Kesehatan Lingkungan b) Adanya format monitoring kegiatan Kesehatan Lingkungan c) Adanya hasil monitoring kegiatan Kesehatan Lingkungan d) Adanya rekomendasi peningkatan mutu pelayanan kegiatan Kesehatan Lingkungan
C. RUANG LINGKUP Ruang
lingkup
kegiatan monitoring
dilaksanakan
disemua
pelayanan upaya kesehatan masyarakat terutama kegiatan program Kesehatan Lingkungan yaitu kegiatan IS tempat-tempat umum dan Kaporitisasi dan Pengkajian PHBS rumah tangga, sarkes dan tempattempat umum di wilayah kerja Puskesmas Mamsena. Kegiatan monitoring dilaksanakan
juga
pada
program
yang
menjadi
prioritas
di
PuskesmasMamsena. D. PELAKSANAAN KEGIATAN
N
TANGGAL
O
JENIS KEGIATAN UKM YANG
PELAKSANA
DIMONITORING
. 1.
30 Juni 2017
IS Tempat-tempat umum dan kaporitisasi
Petugas Kesling
2.
30 Juni 2017
Pengkajian PHBS rumah tangga, sarkes
Petugas Kesling
dan Tempat-tempat umum
E. REKAPAN HASIL MONITORING 1. Rekapan Ketepatan N Jenis Kegiatan yang o
dimonitoring
Jlh kegiatan
Ketepatan waktu
Sasaran
. 12x
9
12
12
9
12x
8
8
12
8
dan Kaporitisasi
2 Pengkajian PHBS rumah .
Pelaksana
i
1 IS tempat-tempat umum .
Lokas
tangga, sarkes dan tempat-tempat umum
2. Rekapan Hambatan dan masalah
N
Jenis Kegiatan yang
o.
dimonitoring
1
IS tempat-tempat umum dan Kaporitisasi
Jlh
Hambatan
Masalah
Kegiatan 12x
Pada saat
Di 3 desa
monitoring
(Nifunenas, Bannae
kegiatan IS
dan Letneo) pada
tempat-tempat
saat kegiatan ada
umum dan
Pelaksana kegiatan
kaporitisasi di 12
yang datang
desa ada 3 desa
terlambat dan ada
(Nifunenas,
juga pelaksana
Bannae dan
yang tidak
Letneo) yang
melaksanakan
waktu
kegiatan sesuai
pelaksanaan dan
jadwal yang sudah
pelaksana
ditentukan
kegiatan tidak tepat karena
karena pelaksana menunda kegiatan 2
Pengkajian PHBS
12x
Pada saat
Pelaksana kegiatan
rumah tangga, sarkes
monitoring
menjalankan
dan tempat-tempat
kegiatan di 12
kegiatan tidak
umum
desa ada 4 desa
sesuai jadwal
(Atmen, Subun,
karena pada saat
Subun Tualele,
melakukan
dan Letneo
kegiatan sasaran
Selatan) yang
tidak berada di
waktu dan
tempat
pelaksana kegiatan tidak tepat karena ada desa yang ada sasarannya tidak berada di tempat sehingga waktu dan pelaksanaannya tidak tepat
F. ANALISA HASIL KEGIATAN 1) Analisa ketepatan kegiatan yang dimonitoring N
Jenis Kegiatan
o.
Waktu
Presentase Ketepatan
Analisa
Sasaran
Masalah dan
Lokasi
Pelaksana
Hambatan 1
IS tempat-tempat
75%
100%
100%
75%
Kegiatan IS
umum dan
tempat-
kaporitisasi
tempat umum
dan kaporitisasi di 12 desa, presentase ketepatan waktu dan pelaksana kegiatan adalah 75% hal ini berarti masih ada 25% desa yaitu desa Nifunenas, Bannae dan Letneo yang melaksanaka n kegiatan tersebut belum tepat waktu karena diundur oleh pelaksana kegiatan 2
Pengkajian
66,6%
66,6%
100%
66,6%
Masalah yang
PHBS rumah
dihadapi saat
tangga, sarkes
kegiatan
dan tempat-
yaitu ada 4
tempat umum
desa (Atmen, Subun, Subun
Tualele, dan Letneo Selatan) yang sasaran ada yang tidak berada di tempat sehingga waktu dan pelaksanaan kegiatan tidak tepat waktu G. KESIMPULAN a. Saran Kegiatan monitoring program UKM khususnya kegiatan program Kesehatan Lingkungan diharapkan mencapai target 100%. Tetapi dalam kenyataannya ada beberapa kegiatan yang belum mencapai target misalnya IS tempat-tempat umum dan kaporitisasi di 12 desa hanya mencapai 75% karena ada 3 desa (Nifunenas, Bannae dan Letneo) yang belum dilakukan IS karena ada kegiatan lain yang bertepatan dengan kegiatan oleh pelaksana kegiatan. Pengkajian PHBS rumah tangga, sarkes dan tempat-tempat umum di 12 desa presentase ketepatan waktu sasaran dan pelaksana hanya mencapai 66,6% karena ada 4 desa (Atmen, Subun, Subun Tualele, dan Letneo Selatan). Dibandingkan dengan hasil monitoring pertama kegiatan IS tempat-tempat umum dan kaporitisasi meningkat menjadi 75% dari 66,6%. Sedangkan kegiatan penkajian PHBS rumah tangga, sarkes dan tempat-tempat umum meningkat menjadi 66,6% dari 50%. Walaupun sudah ada peningkatan tetap dilakukan rencana tindak lanjut agar semua kegiatan program Kesehatan Lingkungan bisa mencapai 100%
1. Rencana Tindak Lanjut Rencana tindak lanjut untuk meningkatkan kualitas pelayanan program UKM khususnya program Kesehatan Lingkungan berupa : a. Bagi
petugas
Kesling
agar
melakukan
koordinasi
dengan
penanggung jawab UKM bila ada kegiatan lain sehingga kegiatan bisa dilaksanakan oleh pelaksana kegiatan lain. b. Bagi pelaksana kegiatan agar membuat jadwal ulang untuk melakukan kegiatan di desa yang kegiatannya ditunda c. Bagi Penanggung jawab UKM melakukan pertemuan khusus untuk melakukan evaluasi dan pembinaan terhadap pelaksanaan kegiatan d. Bagi pelaksana kegiatan agar melakukan koordinasi dengan aparat desa sehingga pada saat melakukan kegiatan di desa sasaran ada di temp
LAPORAN HASIL MONITORING KEDUA KEGIATAN UKM PROGRAM PROMOSI KESEHATAN I.
LATAR BELAKANG A. Pendahuluan Puskesmas merupakan unit pelaksana tingkat pertama yang salah satu
fungsinya
adalah
sebagai
pusat
pelayanan
kesehatan
dan
pemberdayaaan masyarakat. Dalam proses penyelenggaraan pelayanan kesehatan, masyarakat dapat berperan dalam peningkatan pelayanan dan pembangunan upaya kesehatan lainnya. Peran serta masyarakat dalam peningkatan mutu pelayanan masyarakat sangat diperlukan demi kemajuan pelayanan dan kepuasan masyarakat selaku pengguna manfaat pelayanan kesehatan yang dilakukan. Proses pelayanan kesehatan tidak akan berjalan dengan baik, tidak akan berusaha untuk meningkatkan mutu pelayanannya jika masyarakat tidak mau berperan aktif
dalam proses penilaian kinerja yang
dilaksanakan oleh puskesmas. Kepuasan
masyarakat
terhadap
pelayanan
yang
diberikan
merupakan salah satu indikator yang menjadi tolok ukur presentasi kualitatif dan kuantitatif yang digunakan untuk pemantauan rencana kegiatan pelayanan kesehatan puskesmas. Puskesmas Mamsena dan Dinas Kesehatan Kabupaten Timor Tengah Utara sebagai Leading Sektor pembangunan dibidang kesehatan perlu melakukan upaya-upaya pelayanan kesehatan yang komprehensif dan bermutu agar tercapai tujuan tersebut. Untuk itu perlu dilakukan kegiatan monitoring untuk perbaikan mutu pelayanan di Puskesmas. Sebagai langkah berikutnya perlu dilakukan monitoring kegiatan UKM khususnya program Promosi Kesehatan guna mengetahui kualitas pelayanan.
B. TUJUAN 1. Tujuan Umum Mengetahui mutu pelaksanaan kegiatan program promosi kesehatan di desa. 2. Tujuan Khusus a) Adanya perencanaan monitoring kegiatan Promosi Kesehatan b) Adanya format monitoring kegiatan Promosi Kesehatan c) Adanya hasil monitoring kegiatan Promosi Kesehatan d) Adanya rekomendasi peningkatan mutu pelayanan kegiatan Promosi Kesehatan
C. RUANG LINGKUP Ruang
lingkup
kegiatan monitoring
dilaksanakan
disemua
pelayanan upaya kesehatan masyarakat terutama kegiatan program Promosi Kesehatan yaitu sosialisasi STBM dan pembinaan pelayanan posyandu 12 desa di wilayah kerja Puskesmas Mamsena. Kegiatan monitoring dilaksanakan juga pada program yang menjadi prioritas di Puskesmas Mamsena. D. PELAKSANAAN KEGIATAN
NO.
TANGGAL
JENIS KEGIATAN UKM YANG
PELAKSANA
DIMONITORING 1.
28 Juni 2017
Sosialisai STBM di 12 desa
Petugas Promkes
2.
28 Juni 2017
Pembinaan pelayanan posyandu di 12
Petugas Promkes
desa
E. REKAPAN HASIL MONITORING 1. Rekapan Ketepatan Jenis Kegiatan yang No
dimonitoring
1.
Sosialisasi STBM di 12
Jlh
Ketepatan
kegiatan
waktu
Sasaran
Lokasi
12x
9
12
12
9
12x
9
9
12
9
Pelaksana
desa 2.
Pembinaan pelayanan posyandu di 12 desa
2. Rekapan Hambatan dan masalah No
Jenis Kegiatan yang
.
dimonitoring 1
Sosialisasi STBM di 12 desa
Jlh
Hambatan
Masalah
Kegiatan 12x
Pada saat
Pada saat monitoring
monitoring
kegiatan sosialisasi
kegiatan
STBM di 12 desa ada 3
sosialisasi
desa (Unini, Oabikase dan
STBM di 12
Lapeom) yang pelaksana
desa ada 3 desa
kegiatan tidak tepat
(Unini,
karena pelaksana
Oabikase dan
kegiatan yang tidak hadir
Lapeom) yang
saat kegiatan sosialisasi
waktu
karena mengikuti kegiatan
pelaksanaan
lain
tidak tepat karena ada beberapa masyarakat yang datang terlambat sehingga waktu pelaksanaannya
diundur 2
Pembinaan
12x
Pada saat
Masalah yang dihadapi
pelayanan
monitoring
saat pembinaan pelayanan
posyandu di 12
kegiatan
posyandu di 12 desa
desa
Pembinaan
masih ada 3 desa (Unini,
pelayanan
Oabikase dan Lapeom)
posyandu di 12
yang tidak membawa
desa ada 3 desa
safety box saat kegiatan,
(Unini,
membawa vaksin tidak
Oabikase dan
lengkap.
Lapeom) yang waktu pelaksanaan kegiatan tidak tepat karena masyarakat datang terlambat sehingga waktu pelaksanaannya diundur. Sasaran juga ada 3 desa yang tidak tepat karena masih ada sasaran yang tidak hadir saat kegiatan posyandu
F. ANALISA HASIL KEGIATAN 1) Analisa ketepatan kegiatan yang dimonitoring No
1
Jenis Kegiatan
Sosialisasi
Presentase Ketepatan
Analisa Masalah dan
Waktu
Sasaran
Lokasi
Pelaksana
Hambatan
75%
100%
100%
75%
Kegiatan sosialisasi
STBM di 12
STBM di 12 desa,
desa
presentase ketepatan waktu dan pelaksana kegiatan adalah 83,3% hal ini berarti masih ada 3 desa (Unini, Oabikase dan Lapeom) yang melaksanakan kegiatan belum tepat waktu karena kesibukan masyarakat sehingga waktu pelaksanaannya diundur. Sedangkan di 3 desa tersebut pelaksana kegiatan ada yang datang terlambat
2
Pembinaan
75%
75%
100%
75%
Di 3 desa (Unini,
pelayanan
Oabikase dan
posyandu di 12
Lapeom) yang
desa
waktu pelaksanaan kegiatan tidak tepat
karena masyarakat datang terlambat sehingga waktu pelaksanaannya diundur. Sasaran juga ada 3 desa yang tidak tepat. Masalah yang dihadapi saat pembinaan pelayanan posyandu di 3 desa (Unini, Oabikase dan Lapeom) ada sasaran yang tidak hadir dan petugas / pelaksana kegiatan tidak membawa safety box dan vaksin yang dibawapun tidak lengkap.
G. Kesimpulan 1. Saran Kegiatan monitoring program UKM khususnya kegiatan program Promosi Kesehatan telah dilaksanakan dan dapat disimpulkan bahwa dalam melakanakan kegiatan program Promosi Kesehatan presentase yang diharapkan mengenai waktu, sasaran, lokasi dan pelaksana kegiatan diharapkan mencapai target 100%. Tetapi dalam kenyataannya ada beberapa kegiatan yang belum mencapai target misalnya sosialisasi STBM di 12 desa presentase ketepatan waktu dan
pelaksana hanya mencapai 75% sedangkan pembinaan pelayanan posyandu di 12 desa presentase ketepatan waktu dan pelaksana mencapai 75%. Hal ini disebabkan karena ada hambatan dan masalah yang disebabkan oleh beberapa faktor. Hambatan yang ditemui pada kegiatan Sosilisasi STBM adalah karena kesibukan masyarakat sehingga waktunya diundur beberapa jam, pembinaan posyandu sasaran datang terlambat karena masih mengerjakan pekerjaan di rumah. Sedangkan masalah yang timbul adalah pelaksana kegiatan ada yang datang terlambat dan saat pembinaan pelayanan posyandu pelaksana tidak membawa safety box dan beberapa vaksin. Dibandingkan dengan hasil monitoring pertama kegiatan sosialisasi STBM presentase ketepatan waktu, sasaran, lokasi dan pelaksana ada peningkatan dari 66,6% meningkat menjadi 75%, kegiatan pembinaan pelayanan posyandu di 12 desa meningkat dari 66,6% menjadi 75%. Hal ini berari rencana tindak lanjut yang telah dilakukan membawa suatu perubahan yang baik. Kegiatan yang belum mencapai target tetap dilakukan rencana tindak lanjut untuk peningkatan mutu pelayanan yang lebih maksimal. 3. Rencana Tindak Lanjut Rencana tindak lanjut untuk meningkatkan kualitas pelayanan program UKM khususnya program Kesehatan Lingkungan berupa : a. Bagi Petugas Promkes melakukan koordinasi dengan kepala desa mengenai jadwal kegiatan sosilalisasi STBM di desa (Unini, Oabikase
dan
Lapeom)
sehingga
saat
kegiatan
monitoring
diharapkan tepat waktu b. Bagi Penanggung jawab UKM melakukan pembinaan kepada pelaksana dengan melakukan pertemuan khusus dengan pelaksana kegiatan untuk mengevaluasi kegiatan yang sudah berjalan. c. Bagi Pelaksana kegiatan agar teliti menyiapkan vaksin sebelum melakukan kegiatan di desa sehingga vaksin yang dibawa lengkap.
LAPORAN HASIL MONITORING KEDUA KEGIATAN UKM PROGRAM KIA / KB I.
LATAR BELAKANG A. Pendahuluan Puskesmas merupakan unit pelaksana tingkat pertama yang salah satu
fungsinya
adalah
sebagai
pusat
pelayanan
kesehatan
dan
pemberdayaaan masyarakat. Dalam proses penyelenggaraan pelayanan kesehatan, masyarakat dapat berperan dalam peningkatan pelayanan dan pembangunan upaya kesehatan lainnya. Peran serta masyarakat dalam peningkatan mutu pelayanan masyarakat sangat diperlukan demi kemajuan pelayanan dan kepuasan masyarakat selaku pengguna manfaat pelayanan kesehatan yang dilakukan. Proses pelayanan kesehatan tidak akan berjalan dengan baik, tidak akan berusaha untuk meningkatkan mutu pelayanannya jika masyarakat tidak mau berperan aktif
dalam proses penilaian kinerja yang
dilaksanakan oleh puskesmas. Kepuasan
masyarakat
terhadap
pelayanan
yang
diberikan
merupakan salah satu indikator yang menjadi tolok ukur presentasi kualitatif dan kuantitatif yang digunakan untuk pemantauan rencana kegiatan pelayanan kesehatan puskesmas. Puskesmas Mamsena dan Dinas Kesehatan Kabupaten Timor Tengah Utara sebagai Leading Sektor pembangunan dibidang kesehatan perlu melakukan upaya-upaya pelayanan kesehatan yang komprehensif dan bermutu agar tercapai tujuan tersebut. Untuk itu perlu dilakukan kegiatan monitoring untuk perbaikan mutu pelayanan di Puskesmas. Sebagai langkah berikutnya perlu dilakukan monitoring kegiatan UKM khususnya program Kesehatan Ibu dan Anak / Keluarga Berencana guna mengetahui kualitas pelayanan.
B. TUJUAN 1. Tujuan Umum Mengetahui mutu pelaksanaan kegiatan program KIA/KB di desa.
2. Tujuan Khusus a) Adanya perencanaan monitoring kegiatan KIA/KB b) Adanya format monitoring kegiatan KIA/KB c) Adanya hasil monitoring kegiatan KIA/KB d) Adanya rekomendasi peningkatan mutu pelayanan kegiatan KIA/KB
C. RUANG LINGKUP Ruang
lingkup
kegiatan monitoring
dilaksanakan
disemua
pelayanan upaya kesehatan masyarakat terutama kegiatan program KIA/KB yaitu kegiatan penjaringan ibu hamil baru pada akseptor DO KB, posyandu lansia, penempelan stiker P4K, SDIDTK apras di PAUD, kegiatan kelas ibu hamil, kunjungan rumah ibu hamil trimester III, dan kunjungan Rumah maternal/neonatal/bayi/balita resti, dan di wilayah kerja Puskesmas Mamsena. Kegiatan monitoring dilaksanakan juga pada program yang menjadi prioritas di Puskesmas Mamsena.
D. PELAKSANAAN KEGIATAN
NO.
TANGGAL
JENIS KEGIATAN UKM YANG
PELAKSANA
DIMONITORING 1.
April 2017
Penjaringan ibu hamil baru pada akseptor DO KB
Bidan
3.
April 2017
Kelas Ibu Hamil
Bidan
4.
Mei 2017
Penempelan Stiker P4K
Bidan
E. REKAPAN HASIL MONITORING 1. Rekapan Ketepatan No Jenis Kegiatan yang dimonitoring 1.
Penjaringan ibu hamil
Jlh kegiatan
Ketepatan waktu Sasaran
Lokasi
Pelaksana
12x
11
12
12
11
baru pada akseptor DO KB 2.
Kelas Ibu Hamil
12x
10
12
12
10
3.
Penempelan Stiker P4K
12x
9
12
12
9
2. Rekapan Hambatan dan masalah
N
Jenis Kegiatan yang
o.
dimonitoring
1
Penjaringan ibu hamil
Jlh
Hambatan
Kegiatan 12x
Pada saat
baru pada akseptor DO
monitoring
KB
kegiatan Penjaringan ibu hamil baru pada akseptor DO KB di 12 desa ada 1 desa (Oabikase) yang waktu, sasaran dan pelaksana kegiatan tidak
Masalah
tepat karena sasaran datang terlambat 2
Posyandu Lansia
12x
Pada saat
Saat kegiatan monitoring
monitoring
pelaksana kegiatan yang
kegiatan
seharusnya 2 orang di 6 lokasi
Posyandu
hanya 1 orang yang
Lansia di 12
melaksanakan kegiatan hal ini
desa ada 6 desa
disebabkan karena pelaksana
yang waktu,
yang 1 ada kegiatan lain
sasaran dan pelaksana kegiatan tidak tepat karena sasaran datang terlambat 3.
Kelas Ibu Hamil
12x
Pada saat
Saat kegiatan monitoring
monitoring
pelaksana kegiatan yang
kegiatan Kelas
melakukan kegiatan di 2
Ibu Hamil di 12
lokasi pada saat memberikan
desa ada 2 desa
materi tentang senam hamil
yang waktu
tidak menyiapkan matras
kegiatan tidak tepat karena sasaran datang terlambat 4.
Penempelan Stiker P4K
12x
Pada saat
Di 3 desa, pelaksana kegiatan
monitoring
ada yang tidak mengisi format
kegiatan
kesepakatan dalam
Penempelan
menyambut persalinan aman
5.
SDIDTK Apras di PAUD
12x
Stiker P4K di
yang ada di buku KIA ketika
12 desa ada 3
kegiatan berlangsung karena
desa yang
saat melakukan kegiatan
waktu kegiatan
suami ibu hamil tidak berada
tidak tepat
di tempat
Di 3 lokasi ada
Kegiatan SDIDTK Apras
beberapa anak
PAUD yang ada di 5 desa ada
yang tidak mau
beberapa pelaksana yang tidak
mengikuti
hadir dan tidak membawa
ajakan
beberapa peralatan seperti pita
pelaksana saat
centi
melakukan SDIDTK karena takut petugas kesehatan sehingga sasaran yang diSDIDTK tidak mencapai target
F. ANALISA HASIL KEGIATAN 1) Analisa ketepatan kegiatan yang dimonitoring N
Jenis Kegiatan
o. 1
Waktu Penjaringan ibu hamil 100%
Presentase Ketepatan
Analisa Masalahdan
Sasaran
Lokasi
Pelaksana
Hambatan
100%
100%
100%
Tidak ada masalah dan
baru pada akseptor
hambatan dalam
DO KB
ketepatan waktu, sasaran, lokasi dan pelaksana kegiatan
karena kegiatannya berjalan dengan baik 2
Posyandu Lansia
50%
50%
100%
50%
Masalah yang dihadapi saat kegiatan Posyandu Lansia yaitu ada 6 lokasi yang presentase ketepatan waktu, sasaran dan pelaksana masih 50% hal ini disebabkan karena sasaran terlambat dan ada beberapa lokasi yang pelaksana kegiatannya tidak hadir
3.
Kelas Ibu Hamil
83,3%
100%
100%
83,3%
kegiatan Kelas Ibu Hamil di 12 desa ada 2 desa yang waktu kegiatan tidak tepat karena sasaran datang terlambat. Sedangkan pelaksana kegiatan saat memberikan materi tentang senam hamil tidak menyiapkan matras
4.
Penempelan Stiker P4K
75%
100%
100%
75%
Pada saat monitoring kegiatan Penempelan Stiker P4K di 12 desa ada 3 desa yang waktu kegiatan tidak tepat. Di 3 desa, pelaksana
kegiatan ada yang tidak mengisi format kesepakatan dalam menyambut persalinan aman yang ada di buku KIA ketika kegiatan berlangsung karena saat melakukan kegiatan suami ibu hamil tidak berada di tempat 5.
SDIDTK Apras di
100%
75%
100%
58,3%
PAUD
Di 3 lokasi ada beberapa anak yang tidak mau mengikuti ajakan pelaksana saat melakukan SDIDTK karena takut petugas kesehatan sehingga sasaran yang diSDIDTK tidak mencapai target
6.
Kunjungan rumah ibu 100% hamil TM III
100%
100%
66,6%
Pada saat monitoring kegiatan Kunjungan rumah ibu hamil TM III di 12 desa ada 6 desa yang waktu, sasaran dan pelaksana kegiatan tidak tepat karena sasaran datang terlambat dan di 4 desa ada beberapa pelaksana yang tidak hadir dan lupa
membawa beberapa peralatan seperti pita lila dan HB sahli 7.
Kunjungan rumah
100%
100%
100%
66,6%
Kegiatan Kunjungan
maternal/neonatal/ba
rumah
yi/balita resti
maternal/neonatal/bayi/b alita resti di 4 desa ada beberapa pelaksana yang tidak hadir dan lupa membawa beberapa peralatan seperti HB sahli karena reagennya (HCL) habis
G. Kesimpulan dan Saran 1. Saran Kegiatan monitoring program UKM khususnya kegiatan program KIA /KB telah dilaksanakan dan dapat disimpulkan bahwa dalam melaksanakan kegiatan program KIA/KB presentase yang diharapkan mengenai waktu, sasaran, lokasi dan pelaksana kegiatan diharapkan mencapai target 100%. Tetapi dalam kenyataannya ada beberapa kegiatan yang belum mencapai target misalnya sosialisasi STBM di 12 desa presentase ketepatan waktu dan pelaksana hanya mencapai 83,3%. Pembinaan pelayanan posyandu di 12 desa presentase ketepatan waktu dan pelaksana mencapai 75%. Hal ini disebabkan karena ada hambatan dan masalah yang disebabkan oleh beberapa faktor. Hambatan yang ditemui adalah karena kesibukan masyarakat sehingga waktunya diundur beberapa jam. Sedangkan masalah yang timbul adalah pelaksana kegiatan ada yang datang terlambat dan saat pembinaan pelayanan posyandu pelaksana tidak membawa safety box
dan beberapa vaksin. Dibandingkan dengan hasil monitoring pertama kegiatan sosialisasi STBM presentase ketepatan waktu, sasaran, lokasi dan pelaksana ada peningkatan dari 66,6% meningkat menjadi 83,3%, kegiatan pembinaan pelayanan posyandu di 12 desa meningkat dari 66,6% menjadi 75%. Hal ini berari rencana tindak lanjut yang telah dilakukan membawa suatu perubahan yang baik. Kegiatan yang belum mencapai target tetap dilakukan rencana tindak lanjut untuk peningkatan mutu pelayanan.
4. Rencana Tindak Lanjut Rencana tindak lanjut untuk meningkatkan kualitas pelayanan program UKM khususnya program Kesehatan Lingkungan berupa : d. Petugas Promkes melakukan koordinasi dengan kepala desa mengenai jadwal kegiatan sosilalisasi STBM di desa (Nifunenas, Bannae dan Letneo) sehingga saat kegiatan monitoring diharapkan tepat waktu e. Penanggung jawab UKM melakukan pembinaan kepada pelaksana yang hanya yang terlambat dan saat kegiatan tidak membawa safety box dan vaksin. f. Pelaksana kegiatan
agar teliti
melakukan kegiatan di desa
menyiapkan
vaksin
sebelum
LAPORAN HASIL MONITORING KETIGA KEGIATAN UKM PROGRAM GIZI I.
LATAR BELAKANG A. Pendahuluan Puskesmas merupakan unit pelaksana tingkat pertama yang salah satu
fungsinya
adalah
sebagai
pusat
pelayanan
kesehatan
dan
pemberdayaaan masyarakat. Dalam proses penyelenggaraan pelayanan kesehatan, masyarakat dapat berperan dalam peningkatan pelayanan dan pembangunan upaya kesehatan lainnya. Peran serta masyarakat dalam peningkatan mutu pelayanan masyarakat sangat diperlukan demi kemajuan pelayanan dan kepuasan masyarakat selaku pengguna manfaat pelayanan kesehatan yang dilakukan. Proses pelayanan kesehatan tidak akan berjalan dengan baik, tidak akan berusaha untuk meningkatkan mutu pelayanannya jika masyarakat tidak mau berperan aktif
dalam proses penilaian kinerja yang
dilaksanakan oleh puskesmas. Kepuasan
masyarakat
terhadap
pelayanan
yang
diberikan
merupakan salah satu indikator yang menjadi tolok ukur presentasi kualitatif dan kuantitatif yang digunakan untuk pemantauan rencana kegiatan pelayanan kesehatan puskesmas. Puskesmas Mamsena dan Dinas Kesehatan Kabupaten Timor Tengah Utara sebagai Leading Sektor pembangunan dibidang kesehatan perlu melakukan upaya-upaya pelayanan kesehatan yang komprehensif dan bermutu agar tercapai tujuan tersebut. Untuk itu perlu dilakukan
kegiatan monitoring untuk perbaikan mutu pelayanan di Puskesmas. Sebagai langkah berikutnya perlu dilakukan monitoring kegiatan UKM khususnya program Gizi guna mengetahui kualitas pelayanan.
B. TUJUAN 1. Tujuan Umum Mengetahui mutu pelaksanaan kegiatan program Gizi di desa. 2. Tujuan Khusus a) Adanya perencanaan monitoring kegiatan Gizi b) Adanya format monitoring kegiatan Gizi c) Adanya hasil monitoring kegiatan Gizi d) Adanya rekomendasi peningkatan mutu pelayanan kegiatan Gizi
C. RUANG LINGKUP Ruang
lingkup
kegiatan monitoring
dilaksanakan
disemua
pelayanan upaya kesehatan masyarakat terutama kegiatan program Gizi yaitu screening bayi/balita BGM di 12 desa di wilayah kerja Puskesmas Mamsena. Kegiatan monitoring dilaksanakan juga pada program yang menjadi prioritas di Puskesmas Mamsena.
D. PELAKSANAAN KEGIATAN
NO.
TANGGAL
JENIS KEGIATAN UKM YANG
PELAKSANA
DIMONITORING 1.
Mei 2017
Screening bayi/balita BGM
Petugas Gizi
E. REKAPAN HASIL MONITORING 1. Rekapan Ketepatan No.
Jenis Kegiatan yang dimonitoring
1.
Screening bayi/balita
Jlh kegiatan 12x
Ketepatan waktu Sasaran 9
Lokasi
12
12
Pelaksana 9
BGM
2. Rekapan Hambatan dan masalah
N
Jenis Kegiatan yang
o.
dimonitoring
1
Screening bayi/balita
Jlh
Hambatan
Masalah
Kegiatan 12x
BGM
Pada saat
Di 3 desa Pelaksana
monitoring
kegiatan
kegiatan
melaksanakan
Screening
kegiatan tidak sesuai
bayi/balita
jadwal yang sudah
BGM di 12 desa
ditetapkan karena
ada 3 desa yang
sasaran yang ditemui
waktu
tidak berada di tempat
pelaksanaan
sehingga kegiatan
kegiatannya
ditunda
ditunda karena sasaran yang ditemui tidak berada di tempat
F. ANALISA HASIL KEGIATAN 1) Analisa ketepatan kegiatan yang dimonitoring
N
Jenis Kegiatan
o. 1
Screening bayi/balita
Presentase Ketepatan
Analisa Masalah dan
Waktu
Sasaran
Lokasi
Pelaksana
Hambatan
75%
100%
100%
75%
Screening bayi/balita
BGM di 12 desa
BGM di 12 desa,presentase ketepatan waktu dan pelaksana adalah 75%. Masih ada 25% desa yang melaksanakan kegiatan belum tepat waktu dan pelaksana kegiatan melakukan kegiatan tidak sesuai jadwal yang ditetapkan karena sasaran yang ditemui tidak ada di tempat sehingga waktu pelaksanaannya ditunda.
G. Kesimpulan dan Saran Perbaikan Kegiatan monitoring program UKM khususnya kegiatan program Gizi telah dilaksanakan dan dapat disimpulkan bahwa dalam melakanakan kegiatan program Gizi presentase yang diharapkan mengenai waktu, sasaran, lokasi dan pelaksana kegiatan diharapkan mencapai target 100%. Tetapi dalam kenyataannya ada beberapa kegiatan yang belum mencapai target misalnya screening bayi/balita BGM di 12 desa presentase ketepatan waktu dan pelaksana hanya mencapai 75%. Hal ini disebabkan karena ada hambatan dan masalah yang disebabkan oleh beberapa faktor. Hambatan yang ditemui adalah karena sasaran yang ditemui tidak berada di tempat. Sehingga menimbulkan masalah dimana pelaksana kegiatan tidak dapat melaksanakan kegiatan sesuai jadwal yang telah ditentukan. Dibandingkan dengan hasil monitoring sebelumnya kegiatan screening bayi/balita BGM
mengalami peningkatan dari 66,6% menjadi 75%. Tetapi masih harus tetap ditingkatkan hingga mencapai target 100%. Kegiatan yang belum mencapai target tetap dilakukan rencana tindak lanjut berupa peningkatan mutu pelayanan dengan cara melakukan pembinaan terhadap pelaksana kegiatan program Gizi dan melakukan monitoring kegiatan program Gizi selanjutnya.
LAPORAN HASIL MONITORING KEDUA KEGIATAN UKM PROGRAM P2P I.
LATAR BELAKANG A. Pendahuluan Puskesmas merupakan unit pelaksana tingkat pertama yang salah satu
fungsinya
adalah
sebagai
pusat
pelayanan
kesehatan
dan
pemberdayaaan masyarakat. Dalam proses penyelenggaraan pelayanan kesehatan, masyarakat dapat berperan dalam peningkatan pelayanan dan pembangunan upaya kesehatan lainnya. Peran serta masyarakat dalam peningkatan mutu pelayanan masyarakat sangat diperlukan demi kemajuan pelayanan dan kepuasan masyarakat selaku pengguna manfaat pelayanan kesehatan yang dilakukan. Proses pelayanan kesehatan tidak akan berjalan dengan baik, tidak akan berusaha untuk meningkatkan mutu pelayanannya jika masyarakat tidak mau berperan aktif
dalam proses penilaian kinerja yang
dilaksanakan oleh puskesmas. Kepuasan
masyarakat
terhadap
pelayanan
yang
diberikan
merupakan salah satu indikator yang menjadi tolok ukur presentasi kualitatif dan kuantitatif yang digunakan untuk pemantauan rencana kegiatan pelayanan kesehatan puskesmas. Puskesmas Mamsena dan Dinas Kesehatan Kabupaten Timor Tengah Utara sebagai Leading Sektor pembangunan dibidang kesehatan perlu melakukan upaya-upaya pelayanan kesehatan yang komprehensif dan bermutu agar tercapai tujuan tersebut. Untuk itu perlu dilakukan kegiatan monitoring untuk perbaikan mutu pelayanan di Puskesmas. Sebagai langkah berikutnya perlu dilakukan monitoring kegiatan UKM khususnya program P2P guna mengetahui kualitas pelayanan.
B. TUJUAN 1. Tujuan Umum Mengetahui mutu pelaksanaan kegiatan program P2P di desa. 2. Tujuan Khusus a) Adanya perencanaan monitoring kegiatan P2P b) Adanya format monitoring kegiatan P2P c) Adanya hasil monitoring kegiatan P2P d) Adanya rekomendasi peningkatan mutu pelayanan kegiatan P2P
C. RUANG LINGKUP Ruang
lingkup
kegiatan monitoring
dilaksanakan
disemua
pelayanan upaya kesehatan masyarakat terutama kegiatan program P2P yaitu pelacakan kasus di 12 desa KIPI, penjaringan kusta/frambusia di sekolah di wilayah kerja Puskesmas Mamsena. Kegiatan monitoring dilaksanakan juga pada program yang menjadi prioritas di Puskesmas Mamsena.
D. PELAKSANAAN KEGIATAN
N
TANGGAL
O
JENIS KEGIATAN UKM YANG
PELAKSANA
DIMONITORING
. 1. 26 Juni 2017
Pelacakan kasus KIPI di 12 desa
Perawat
2. 26 Juni 2017
Swiping imunisasi di 12 desa
Perawat
E. REKAPAN HASIL MONITORING 1. Rekapan Ketepatan N
Jenis Kegiatan yang
Jlh
Ketepatan
o
dimonitoring
kegiatan
Waktu
1. Pelacakan kasus
12x
9
12x
9
Sasaran
Lokasi
Pelaksana
9
12
9
9
12
9
KIPI 2. Swiping imunisasi
2. Rekapan Hambatan dan masalah
No
Jenis Kegiatan yang dimonitoring
1
Pelacakan kasus KIPI
Jlh
Hambatan
Masalah
Kegiatan 1x
Pada saat
Di 3 desa yaitu
monitoring
Letneo Selatan,
kegiatan
Oabikase dan
Pelacakan kasus Subun Tualele KIPI di 12 desa
Pelaksana
ada 3 desa yaitu
kegiatan
Letneo Selatan,
melaksanakan
Oabikase dan
kegiatan tidak
Subun Tualele
sesuai jadwal
yang waktu
yang sudah
kegiatannya
ditetapkan karena
ditunda karena
sasaran yang
sasaran yang
ditemui tidak
ditemui tidak
berada di tempat
berada di rumah
sehingga kegiatan ditunda
2.
Swiping imunisasi
12x
Pada saat
Pelaksana
monitoring
kegiatan
kegiatan
melaksanakan
swiping
kegiatan tidak
imunisasi di 12
sesuai jadwal
desa ada 3 desa
yang sudah
yaitu Letneo
ditentukan
Selatan, Oabikase dan Subun Tualele yang waktu kegiatannya ditunda karena sasaran yang ditemui tidak berada di rumah
F. ANALISA HASIL KEGIATAN 1) Analisa ketepatan kegiatan yang dimonitoring No
Jenis Kegiatan Waktu
Presentase Ketepatan
Analisa
Sasaran
Masalah
Lokasi
Pelaksana
dan Hambatan 1
Pelacakan kasus KIPI
75%
75%
100%
75%
Pelacakan kasus KIPI di 12 desa, presentase ketepatan waktu dan pelaksana adalah 75%. Masih
ada 25% desa yaitu Letneo Selatan, Oabikase dan Subun Tualele yang melaksanak an kegiatan belum tepat waktu karena saat melakukan kunjungsn rumah sasaran tidak berada di rumah sehingga pelaksana kegiatan melakukan kegiatan tidak sesuai jadwal yang ditetapkan. 2.
Swiping imunisasi di 12 desa
75%
75%
100%
75%
Pada saat monitoring
kegiatan swiping imunisasi di 12 desa ada 3 desa yaitu Letneo Selatan, Oabikase dan Subun Tualele yang waktu kegiatannya ditunda karena sasaran yang ditemui tidak berada di rumah
G. Kesimpulan 1.
Saran Kegiatan monitoring program UKM khususnya kegiatan program P2P telah dilaksanakan dan dapat disimpulkan bahwa dalam melakanakan kegiatan program P2P presentase yang diharapkan mengenai waktu, sasaran, lokasi dan pelaksana kegiatan diharapkan mencapai target 100%. Tetapi dalam kenyataannya ada beberapa kegiatan yang belum mencapai target misalnya pelacakan kasus KIPI
di 12 desa presentase ketepatan waktu dan pelaksana hanya mencapai 75%, swiping imunisasi di 12 desa hanya mencapai 75%. Dibandingkan dengan hasil monitoring pertama presentase ketepatan waktu, sasaran mengalami peningkatan dari 66,6% menjadi 75%. Hambatan yang ditemui adalah karena sasaran yang ditemui tidak berada di tempat.Sedangkan masalah yang ditemui yaitu pelaksana kegiatan tidak dapat melaksanakan kegiatan sesuai jadwal yang telah ditentukan. Tetapi kegiatan ini masih harus tetap ditingkatkan hingga mencapai target 100%. Kegiatan yang belum mencapai target tetap dilakukan rencana tindak lanjut untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan bagi masyarakat.
2.
Rencana Tindak Lanjut Kegiatan monitoring program P2P khususnya kegiatan pelacakan kasus KIPI dan swiping imunisasi di wilayah kerja Puskesmas Mamsena ditemukan beberapa hambatan dan masalah. Oleh karena itu diperlukan suatu rencana tindak lanjut agar kegiatankegiatan UKM khusunya program P2P bisa mencapai target 100%. Rencana tindak lanjut tersebut berupa : a. Bagi penanggung jawab UKM agar melakukan pertemuan khusus untuk melakukan evaluasi terhadap kegiatan program P2P yang telah dilakukan. b. Bagi pelaksana kegiatan agar melaksanakan kegiatan sesuai jadwal yang sudah dibuat bila ada halangan bisa menyampaikan kepada pengelola program sehingga kegiatan bisa diganti dengan pelaksana kegiatan yang lain c. Bagi pelaksana kegiatan melakukan koordinasi dengan sasaran di 3 desa (Letneo Selatan, Oabikase dan Subun Tualele) sehingga pada saat melakukan swiping sasaran berada di rumah.