(1) Fungsi&bentuk Prencanaan Dlm Manajemen

  • Uploaded by: andi nurul rahma
  • 0
  • 0
  • August 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View (1) Fungsi&bentuk Prencanaan Dlm Manajemen as PDF for free.

More details

  • Words: 5,331
  • Pages: 20
TUGAS MATA KULIAH

SCENARIO PLANING

Dosen : Prof. DR. NOER BAHRY NOOR

Disusun Oleh : BIDASARI JAMIL NPM. 2017. 24. 112

PROGRAM MAGISTER ILMU ADMINISTRASI STIA LAN MAKASSAR TAHUN 2018

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat, Rahmat dan Petunjuknya saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah

yang berjudul “Scenario

planning”. Tak lupa pula saya mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu maupun mendukung saya dalam penyelesaian tugas ini.

Tugas ini dimaksudkan untuk memberikan informasi tentang apa yang dimaksud dengan scenario planning dan bagaimanakah manfaat scenario planning.

Saya

menyadari

bahwa

Tugasini

masih

jauh

dari

kesempurnaan,

hal

ini

dikarenakanketebatasan kemampuan yang saya miliki baik dari pengumpulan, penyusunan maupun penulisanTugas ini.Untuk itu saya sangat mengharapkan saran dan kritik demi penyempurnaan dan kemajuan saya kedepannya.Namun besar harapan dari

saya semoga

makalah ini dapat bermanfaat.

Makassar, Nopember 2018

Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................................i KATA PENGANTAR ............................................................................................... ii DAFTAR ISI.............................................................................................................. iii BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................... 1 1.3 Tujuan Penulisan ............................................................................................ 1 BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................... 2 2.1 Definisi ........................................................................................................... 2 2.2 Pengertian dan ruang lingkup......................................................................... 3 2.3 Sejarah Pembentukan Scenario Planing ......................................................... 5 2.4 Pendapat Para Ahli ......................................................................................... 6 2.5 Hirarki ............................................................................................................ 9 2.6 Keuntungan dan Kerugian.............................................................................. 12 BAB III RINGKASAN .............................................................................................. 15 BAB IVSARAN......................................................................................................... 16 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 17

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Dalam sebuah organisasi, kita mengenal adanya konsep POACE, Planning, Organizing, Actuating,Controling, dan Evaluation. Keempat aspek ini merupakan satu kesatuan langkah sehingga jika tidak terlaksana salah satu, tentu perjalanan organisasi akan timpan Aspek yang pertama yaitu planning atau perencanaan. Dalam manajemen, perencanaan adalah proses mendefinisikan tujuan organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkan rencana aktivitas kerja organisasi. Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan fungsifungsi laintak akan dapat berjalan. Scenario planningadalah salah satu bentuk perencanaan dalam sebuah organisasi.Scenario planning atau perencanaan berdasar skenario, bukan merupakan kegiatan untuk memilih alternative.Scenario planning bertujuan untuk pemahaman bagaimana setiap kemungkinan akan berjalan. Dengan pemahaman ini sebuah lembaga dapat mempersiapkan diri dalam membuat berbagai keputusan strategis untuk menghadapi berbagai kemungkinan di masa mendatang. Perencanaan skenario adalah alat bantu manager untuk melihat ke depan yang penuh ketidakpastian. Scenario planning adalah suatu cara meramal yang kreatif dalam rangka perubahan yang cepat dengan kompleksitas tinggi dan penuh ketidakpastian. Scenario planning digunakan oleh organisasi untuk membuat keputusan tatkala ada ketidakpastian tentang apa yang akan terjadi di masa mendatang dan hasil proyeksi kinerja organisasi di masa lalu tidak mampu memberikan gambaran. Inti dari scenario planning adalah pengembangan gambaran mengenai kemungkinan-kemungkinan kondisi di masa mendatang dan mengidentifikasi perubahan-perubahan dan implikasi yang muncul sebagai akibat dari kondisi tersebut. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang ada rumusan masalah yang saya angkat dalam makalah ini adalah sebagai berikut: a. Apa yang dimaksud dengan scenario planning? b. Apa manfaat scenario planning? c. Bagaimanakah langkah-langkah membuat scenario planning? 1.3 Tujuan Penulisan Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memberikan informasi mengenai apa yang dimaksud dengan scenario planning dan manfaat apa yang dapat diberikan dengan pembuatan scenario planning serta bagaiamana langkah-langkah membuar sebuah scenario planning.

BAB II PEMBAHASAN

1.

Definisi dan Batasan Scenario planning atau perencanaan berdasar skenario, bukan merupakan kegiatan untuk memilih alternative. Scenario planningbertujuan untuk pemahaman bagaimana setiap kemungkinan akan berjalan. Dengan pemahaman ini sebuah lembaga dapat mempersiapkan diri dalam membuat berbagai keputusan strategis untuk menghadapi berbagai kemungkinan di masa mendatang. Perencanaan skenario adalah alat bantu manager untuk melihat ke depan yang penuh ketidakpastian. Scenario planning adalah suatu cara meramal yang kreatif dalam rangka perubahan yang cepat dengan kompleksitas tinggi dan penuh ketidakpastian. Scenario planning digunakan oleh organisasi untuk membuat keputusan tatkala ada ketidakpastian tentang apa yang akan terjadi di masa mendatang dan hasil proyeksi kinerja organisasi di masa lalu tidak mampu memberikan gambaran. Inti dari scenario planning adalah pengembangan gambaran mengenai kemungkinankemungkinan kondisi di masa mendatang dan mengidentifikasi perubahan-perubahan dan implikasi yang muncul sebagai akibat dari kondisi tersebut. Sejarah desentralisasi menunjukkan bahwa kebijakan desentralisasi bukan berasal dari isu teknis kesehatan.Desentralisasi merupakan konsep dalam tata pemerintahan dan hubungannya dengan masyarakat.Oleh karena itu dasar konsepsual desentralisasi adalah Good Governance dengan suatu tatanan di masyarakat madani yang terdiri dari masyarakat, pemerintah, dan pelaku usaha. Dalam konteks Good Governance, dimanakah peran pemerintah dalam sektor kesehatan? Kovner (1995) menyatakan bahwa peran pemerintah ada tiga, (1) regulator, (2) pemberi dana, (3) pelaksana kegiatan. Peran sebagai pemberi dana jelas dapat diartikan. Sementara itu, peran sebagai regulator dan peran sebagai pelaksana sering menjadi perdebatan.Di dalam sektor kesehatan Indonesia ada berbagai lembaga pemerintah yang beroperasi.Peran sebagai pelaksana dilakukan misalnya oleh rumah sakit pemerintah pusat atau daerah, pusat kesehatan masyarakat, laboratorium kesehatan, Bapelkes, sampai ke pemberi pelayanan promotif dan preventif.Peran sebagai pemberi sumber pembiayaan dapat dilakukan oleh pemerintah pusat dan daerah. Peran sebagai regulator pelayanan kesehatan dapat dilakukan oleh Departemen Kesehatan di pemerintah pusat untuk sistem kesehatan di Indonesia ataupun dinas kesehatan provinsi atau kabupaten/kota

2. Pengertian dan ruang lingkup 2.1. Pengertian Perencanaan Kesehatan Perencanaan atau planning adalah proses pengambilan keputusan yang menyangkut apa yang akan dilakukan di masa mendatang, kapan, bagaimana dan siapa yang akan melakukannya.

Perencanaan adalah kemampuan untuk memilih satu kemungkinan dari berbagai kemungkinan yang tersedia dan yang dipandang paling tepat untuk mencapai tujuan (Billy E. GoetZ). Perencanaan adalah pekerjaan yang menyangkut penyususnan konsep serta kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan demi masa depan yang lebih baik (Le Breton) Perencanaan adalah upaya menyusun berbagai keputusan yang bersifat pokok yang dipandang paling penting yang akan dilaksanakan menurut urutannya guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Maloch dan Deacon) Perencanaan adalah proses menetapkan berbagai hambatan yang diperkirakan ada dalam menjalankan suatu program guna dipakai sebagai pedoman dalam suatu organisasi (Ansoff dan Brendenbrg) Perencanaan merupakan inti kegiatan manajemen, karena semua kegiatan manajemen diatur dan diarahkan oleh perencanaan tersebut.Dengan perencanaan itu memungkinkan para pengambil keputusan atau manajer untuk menggunakan sumber daya mereka secara berhasil guna dan berdaya guna. [1] Perencanaan merupakan suatu fungsi penganalisaan tujuan yang telah di tetapkan terlebih dahulu menjadi urutan tindakan yang sistematis. Perencanaan merupakan suatu organisasi adalah suatu proses yang berkesinambungan, tidak akan pernah berhenti, karena organisasi akan terus menghasilkan tujuan-tujuan yang ingin dicapai oleh unit-unit pelaksanaan. [2] Dari batasan-batasan yang telah ada dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa perencanaan adalah suatu kegiatan atau proses penganalisaan dan pemahaman sistem, penyusunan konsep dan kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan-tujuan demi masa depan yang baik. Dari batasan ini dapat ditarik kesimpulan-kesimpulan antara lain : 1. Perencanaan harus didasarkan kepada analisis dan pemahaman sistem dengan baik. 2. Perencanaan pada hakekatnya menyusun konsep dan kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan dan misi organisasi. 3. Perencanaan secara implisit mengemban misi organisasi untuk mencapai hari depan yang lebih baik. Secara sederhana dan awam dapat dikatakan bahwa perencanaan adalah suatu proses yang menghasilkan suatu uraian yang terinci dan lengkap tentang suatu program atau kegiatan yang akan dilaksanakan. Oleh sebab itu, hasil proses perencanaan adalah “rencana” (plan). Perencanaan kesehatan adalah sebuah proses untuk merumuskan masalah-masalah kesehatan yang berkembang di masyarakat, menentukan kebutuhan dan sumber daya yang tersedia, menetapkan tujuan program yang paling pokok dan menyusun langkah-langkah praktis untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Perencanaan akan menjadi efektif jika perumusan masalah sudah dilakukan berdasarkan fakta-fakta dan bukan berdasarkan emosi atau angan-angan saja. Fakta-fakta diungkap dengan menggunakan data untuk menunjang perumusan masalah. Perencanaan juga merupakan proses pemilihan alternative tindakan yang terbaik untuk mencapai tujuan. Perencanaan juga merupakan suatu keputusan untuk mengerjakan sesuatu di masa akan datang, yaitu suatu tindakan yang diproyeksikan di masa yang akan datang. Salah satu tugas manajer yang terpenting di bidang perencanaan adalah menetapkan tujuan jangka panjang

dan pendek organisasi berdasarkan analisis situasi di luar (eksternal) dan di dalam (internal) organisasi. [2] 2.2. Fungsi Perencanaan Fungsi perencanaan adalah fungsi terpenting dalam manajemen. Fungsi ini akan menentukan fungsi – fungsi manajemen selanjutnya. Perencanaan merupakan landasan dasar dari fungsi manajemen.Tanpa perencanaan tidak mungkin fungsi manajemen lainnya dapat dilaksanakan dengan baik.Perencanaan manajerial terdiri dari perumusan strategi dan penerapan strategi.Dalam perumusan strategi, manajer kesehatan harus memiliki kemampuan ketrampilan konseptual, dan pada penerapan strategi, manajer kesehatan harus memiliki ketrampilan teknis. Fungsi perencanaan dapat dilihat dari 4 aspek utama: 1. Kontribusi pada tujuan 2. Keutamaan perencanaan 3. Penembusan rencana 4. Efisiensi perencanaan 

Kontribusi Pada Tujuan Tujuan semua perencanaan adalah memfasilitasi perusahaan dalam mencapai semua tujuannya.Merupakan prinsip utama dalam mencapai tujuan bersama perusahaan.



Keutamaan Perencanaan Perencanaan adalah perintah yang berfungsi untuk melakukan eksekusi berjalannya fungsi manajemen. Walaupun perencanaan juga bersifat aksi, tapi juga bisa menunjang tujuan bersama perusahaan. Selain itu perencanaan harus dibuat sebelum fungsi manajemen yang lain. Tentu saja semua fungsi harus juga direncanakan agar berjalan secara efektif. Perencanaan dan pengawasan tidak bisa dipisahkan.Kegiatan yang tidak direncanakan tidak dapat direncanakan, kontrol mengikuti jalur – jalur yang ada pada perncanaan.



Penembusan Rencana Perencanaan merupakan fungsi dari manajer, meskipun karakter dan pelaksanaannya dari perencanaan bermacam – macam tergantung dengan otoritas dan kebijakan alami serta dibatasi oleh kekuatan.Hal tersebut secara virtual tidak mungkin untuk membatasi dari lingkupan pilihan perencanaan. Pengenalan terhadap penembusan perencaaan melangkah jauh dalam mengklarifikasi pada bagian dari sejumlah siswa yang mempelajari ilmu manajemen menuju pembedaan antara pembuatan kebijakan (penyiapan penuntun untuk berfikir dalam membuat keputusan) dan pekerja administrasi, atau antara manajer dan pekerja administrasi atau pengawas.dikarenakan delegasi autoritas atau posisinya dalam organisasi, mungkin membutuhkan lebih banyak perencanaan atau perencanaan yang lebih penting dibandingkan yang lain, atau perencanaannya mungkin lebih mendasar dan lebih aplikatif pada porsi yang luas terhadap perusahaan / swasta dibanding terhadap yang lain. Bagaimanapun juga, semua rencana manajer – dari presiden hingga pengawas .dibatasi oleh prosedur – prosedur garis pandu yang jelas dan tegas.



Effisiensi dari Rencana Efisiensi terhadap rencana diukur menurut kontribusi sejumlah rencana terhadap beberapa tujuan dan obyektivitas sebagai hasil dari pengeluaran biaya dan kosekuensi lain yang diperlukan untuk merumuskan dan menjalankannya. Konsep efisiensi ini mempunyai implikasi terhadap rasio normal daripada pemasukan dan pengeluaran. Banyak manajer memiliki berbagai recana yang mungkin tidak efisien jika biaya yang dikeluarkan lebih besar dari pada hasil yang dicapai.Rencana mungkin juga tidak efisien dalam mencapai obyek bila membahayakan kepentingan/kepuasan kelompok.

2.3. Manfaat Perencanaan Manfaat perencanaan bagi organisasi kesehatan adalah manajer dan staf organisasi kesehatan tersebut dapat mengetahui : 1. Tujuan yang ingin di capai organisasi dan cara mencapainya 2. Jenis dan struktur organisasi yang dibutuhkan. 3. Sejauh mana efektivitas kepemimpinan dan pengarahan yang diperlukan. 4. Bentuk dan standar pengawasan yang akan dilakukan. 5. Aktivitas organisasi dalam mencapai tujuan dapat dilaksanakan secara teratur. 6. Menghilangkan aktivitas yang tidak produktif. 7. Mengukur hasil kegiatan. 8. Sebagai dasar pelaksanaan fungsi manajemen lainnya. 2.4. Istilah Yang Identik Dengan Perencanaan 1. Peramalan Peramalan (Forcasting) adalah suatu upaya mendga apa yang akan terjadi pada masa depan, yang juga merupakan ciri perencanaan. Tetapi peramalan bukan perencanaan, karena pada peramalan tidak ditemukan adanya unsur-unsur yang bersifat pasti dan karena itu dapat diperhitungkan. 2. Penyelesaian Masalah Penyelesaian masalah (problem solving) adalah suatu upaya menghilangkan hambatan atau masalah, yang juga merupakan ciri perencanaan.Tetapi penyelesaian masalah bukan perencanaan, karena pada penyelesaian masalah tidak terkandung uraian yang lengkap tentang bagaimana melaksanakan berbagai kegiatan. 3. Penyusunan program (programming) Penyusunan program adalah satu upaya menysusn rangkaian kegiatan yang akan dilaksanakan, yang juga merupakan ciri perencanaan. 4. Penyusunan Rancangan Penyususnan rancangan (designing) adalah suatu upaya menghasilkan pedoman (bagan) kerja, yang juga merupakan ciri perencanaan.Tetapi penyusunan rancangan bukan perencanaan, karena hasil akhir perencanaan tidak terbatas hanya pada penyusunan pedoman (bagan) kerja saja. 2.5. Aspek dan ciri Perencanaan Ada 3 aspek pokok yang di perhatikan dalam perencanaan : 1. Hasil dari pekerjaan perencanaan. Hasil perencanaan disebut plan, berbeda antara satu perencanaan kegiatan dengan perencana kegiatan yang lain Ex : rencana kesehatan atau rencana pendidikan.

2. Perangkat pelaksanaan Perangkat pelaksanaan (Mechanic of planning) adalah suatu organisasi yang ditugaskan/yang bertanggung jawabmenyelenggarakan pekerjaan pelaksanaan. 3. Proses perencanaan Proses perencanaan (process of planning) adalah langkah-langkah yang harus dilaksanakan pada pekerjaan perencanaan Ciri-Ciri Perencanaan a) Bagian dari sistem administrasi b) Dilaksanakan secara terus menerus dan berkesinambungan. c) Berorentasi pada masa depan. d) Mampu menyelesaikan masalh. e) Mempunyai tujuan f) Bersifat mampu kelola. 2.6. Jenis-Jenis Perencanaan Kesehatan Perencanaan atau rencana itu sendiri banyak macamnya, antara lain : 1. Dilihat dari jangka waktu berlakunya rencana : 2. Rencana jangka panjang (long term planning), yang berlaku antara 10-25 tahun. 3. Rencana jangka menengah (medium range planning), yang berlaku antara 5-7 tahun. 4. Rencana jangka pendek (short range planning), umumnya hanya berlaku untuk 1 tahun. 5. Dilihat dari tingkatannya : 6. Rencana induk (masterplan), lebih menitikberatkan uraian kebijakan organisasi. Rencana ini mempunyai tujuan jangka panjang dan mempunyai ruang lingkup yang luas. 7. Rencana operasional (operational planning), lebih menitikberatkan pada pedoman atau petunjuk dalam melaksanakan suatu program. 8. Rencana harian (day to day planning) ialah rencana harian yang bersifat rutin. 9. Ditinjau dari ruang lingkupnya : 10. Rencana strategis (strategic planning), berisikan uraian tentang kebijakan tujuan jangka panjang dan waktu pelaksanaan yang lama. Model rencana ini sulit untuk diubah. 11. Rencana taktis (tactical planning) ialah rencana yang berisi uraian yang bersifat jangka pendek, mudah menyesuaikan kegiatan-kegiatannya, asalkan tujuan tidak berubah. 12. Rencana menyeluruh (comprehensive planning) ialah rencana yang mengandung uraian secara menyeluruh dan lengkap. 13. Rencana terintegrasi (integrated planning) ialah rencana yang mengandung uraian yang menyeluruh bersifat terpadu, misalnya dengan program lain diluar kesehatan. Meskipun ada berbagai jenis perencanaan berdasarkan aspek-aspek tersebut diatas namun prakteknya sulit untuk dipisah-pisahkan seperti pembagian tersebut.Misalnya berdasarkan tingkatannya suatu rencana termasuk rencana induk tetapi juga merupakan rencana strategis berdasarkan ruang lingkupnya dan rencana jangka panjang berdasarkan jangka waktunya.

3. Sejarah Pembentukan Scenario Planing Prinsip awal scenario planning awalnya dikembangkan dikalangan militer selama dan setelah perang dunia ke II. Didunis Bisnis scenario planning dikembangkan menjadi metode

untuk mermala masa depan perusahaan. Shel oil company adalah Organisasi bisnis yang menjadikan scenario planning sebagai metode yang memiliki aspek ilmiah dan sekaligus sebagai seni dalam organisasi perusahaan. Ragam pemanfaatan scenario palning saat ini mencakup hampir seluru bidang dari tema yang berhubungan dengan masa depan Negara, keamana nasional, lingkungan hidup, perdagangan, industri, pendidikna, terorisme dan sebagainya. Pengembangan praktis peramalan skenario, untuk membimbing strategi bukan untuk penggunaan akademis lebih terbatas yang sebelumnya pernah terjadi, dimulai oleh Pierre Wack pada tahun 1971 di kelompok Royal Dutch Shell perusahaan - dan itu juga, diberi dorongan oleh minyak Syok dua tahun kemudian. Shell memiliki, sejak saat itu, memimpin dunia komersial dalam penggunaan skenario - dan dalam pengembangan teknik yang lebih praktis untuk mendukung ini. Memang, seperti - kesamaan dengan sebagian besar bentuk jangka panjang peramalan - penggunaan skenario memiliki (selama kondisi perdagangan tertekan dari dekade terakhir) dikurangi menjadi hanya segelintir organisasi sektor swasta, Shell tetap hampir saja di antara mereka dalam menjaga teknik di garis depan peramalan. Pengembangan analisis skenario dalam organisasi bisnisSkenario perencanaan dimulai dengan membagi pengetahuan kita menjadi dua domain yang luas.hal yang kita percaya kita tahu sesuatu tentang dan unsur yang kita anggap tidak pasti atau tidak bisa diketahui. Komponen pertama - tren - melemparkan ke depan masa lalu, mengakui bahwa dunia kita memiliki momentum yang cukup dan kontinuitas. Sebagai contoh, kita dapat membuat asumsi tentang pergeseran demografi dan, mungkin, efek substitusi untuk teknologi baru tertentu Banyak organisasi telah menerapkan skenario perencanaan untuk berbagai masalah, dari yang relatif sederhana, keputusan taktis untuk proses kompleks perencanaan strategis dan bangunan visi. Kekuatan perencanaan skenario untuk bisnis pada awalnya didirikan oleh Royal Dutch / Shell, yang telah menggunakan skenario sejak awal 1970-an sebagai bagian dari proses untuk menghasilkan dan mengevaluasi pilihan strategis. Shell telah secara konsisten baik di perkiraan minyak dari perusahaan-perusahaan minyak besar lainnya, dan melihat kelebihan kapasitas dalam bisnis tanker dan petrokimia Eropa awal dibandingkan pesaingnya. Tapi ironisnya, pendekatan mungkin memiliki dampak yang lebih luar Shell dari dalam, seperti banyak orang lain perusahaan dan konsultan mulai mendapatkan keuntungan juga dari perencanaan skenario. perencanaan skenario adalah seni sebanyak ilmu pengetahuan, dan rentan terhadap berbagai perangkap (baik dalam proses dan konten) sebagai disebutkan oleh Paul J. H. Schoemaker.

4. Pendapat Para Ahli Menurut Manullang (2009:41), rencana yang baik pada umumnya memuat enam unsur yaitu what, why, where, when, who, how. Selanjutnya menurut Hasibuan (2008 : 112), pertanyaan-pertanyaan ini harus dijawab secara ilmiah, artinya atas hasil analisis data, informasi, dan fakta, supaya rencana yang dibuat itu relatif baik, pelaksanaannya mudah dan tujuan yang diinginkan akan tercapai. Pertanyaan itu secara rinci berupa[4]: 1. What (apa)

2.

3.

4.

5.

6.

Apa yang akan dicapai, tindakan apa yang harus dikerjakan untuk mencapai sasaran, sarana dan prasarana apa yang diperlukan, harus ada penjelasan dan rinciannya Why (mengapa) Mengapa itu menjadi sasaran, mengapa ia harus dilakukan dengan memberikan penjelasan, mengapa ia harus dikerjakan dan mengapa tujuan itu harus dicapai. Where (di mana) Di mana tempat setiap kegiatan harus dikerjakan.Perlu dijelaskan dan diberikan alasanalasannya berdasarkan pertimbangan ekonomis. When (kapan) Kapan rencana akan dilakukan. Penjelasan waktu dimulainya pekerjaan baik untuk tiaptiap bagian maupun untuk seluruh pekerjaan harus ditetapkan standar waktu untuk memilih pekerjaan-pekerjaan itu.Alasan-alasan memilih waktu itu harus diberikan sejelas- jelasnya. Who (siapa) Siapa yang akan melakukannya, jadi pemilihan dan penempatan karyawan, menetapkan persyaratan dan jumlah karyawan yang akan melakukan pekerjaan, luasnya wewenang dari masing-masing pekerja. How (bagaimana) Bagaimana mengerjakannya, perlu diberi penjelasan mengenai teknik-teknik pengerjaannya.

J.S. Tjeng Bing Tie (1964) dalam buku Dasar-dasar Manajemen yang ditulis M. Manulung berpendapat bahwa perencanaan mengandung unsur-unsur sebagai berikut: 1. Tujuan Organisasi Menjelaskan rencana apa yang menjadi tujuan, tujuan tersebut dapat bersifat materiil untuk mencari keuntungan sebesar-besarnya, maupun bersifat moral dalam rangka melaksanakan tugas pemerintah diantaranya dalam melayani masyarakat. 2. Politik Organisasi Merupakan peraturan atau pedoman yang digariskan bagi tindakan organisasi untuk mencapai tujuan dengan hasil baik. 3. Prosedur Memuat prosedur, yakni urutan pelaksanaan yang harus dilakukan dalam melakukan tindakan. 4. Anggaran Belanja Yaitu ikhtisar dari hasil-hasil yang diharapkan tercapai dan pengeluaran yang diperlukan untuk mencapai hasil tersebut, yang dinyatakan dalam angka. 5. Program – Kegiatan Merupakan rangkaian tindakan untuk waktu yang akan datang. Suatu perencanaan yang komprehensif harus memperhatikan unsur – unsur penting sebagai berikut : 1. Visi dan misi. 2. Permasalahan, penyebab dan prioritasnya. 3. Tujuan rencana pemecahan masalah. 4. Kebijakan kesehatan. 5. Rencana usulan kegiatan. 6. Rencana pelaksanaan kegiatan dan perkiraan hambatan.

Sesuai pendapat A.M. Williams, sebagaimana dalam buku Soewarno Handayaningrat (1996:135), proses perencanaan meliputi[5]: a) Menentukan/ menetapkan dengan jelas maksud dan tujuan, menentukan kebijaksanaankebijaksanaan yang akan dilakukan, maksud dan tujuan adalah sasaran yang ingin dicapai. b) Menentukan alternatif, memperhatikan factor-faktor yang dihadapi yaitu kejadiankejadian yang akan datang, termasuk waktu yang diperlukan, kondisi/situasi untuk menentukan pilihan dari alternatif-alternatif yang ada. c) Mengatur sumber-sumber yang diperlukan, antara lain man, money, equipment, materials, time will be need. d) Menentukan organisasi, metode dan prosedur e) Menentukan/menetapkan rencana itu sendiri. Menurut Siagian (1996: 111-115), proses perencanaan dapat ditinjau dari atau fungsi perencanaan dapat dilaksanakan dengan baik melalui tiga cara, yaitu: 1. Mengetahui sifat atau ciri-ciri suatu rencana yang baik, yaitu: 2. Rencana harus mempermudah tercapainya tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. 3. Rencana harus dibuat oleh orang-orang yang sungguh-sungguh memahami tujuan organisasi. 4. Rencana harus dibuat oleh orang-orang yang sungguh-sungguh mendalami teknikteknik perencanaan. 5. Rencana harus disertai oleh suatu perincian yang teliti, artinya rencana harus diikuti oleh programming. 6. Rencana tidak boleh terlepas sama sekali dari pemikiran pelaksana. 7. Rencana harus bersifat sederhana, dimana rencana itusistematik, prioritas jelas, bahasa mudah dipahami oleh semua kegiatan pokok yang akan dilaksanakan sudah tercakup. 8. Rencana harus luwes, meskipun pola dasar harus bersifat permanen dan tidak berubah, tapi tergantung keadaan yang dihadapi untuk mengadakan perubahan dan penyesuaian. 9. Di dalam rencana terdapat tempat pengambilan resiko. 10. Rencana harus bersifat praktis (Pragmatis), artinya suatu rencana harus dapat dicapai dengan memperhitungkan tujuan, kapasitas organisasi, faktor lingkungan, dan lain-lain. Sifat Suatu Rencana Yang Baik Menurut Manullang (2009 : 44) rencana yang baik, haruslah mengandung sifat-sifat sebagai berikut : 1. Pemakaian kata-kata yang sederhana dan terang. Kata-kata dalam kalimat-kalimat yangaaa dipergunakan oleh suatu rencana haruslah sederhana dan mudah dimengerti untuk meniadakan penafsiran yang berbeda. 2. Fleksibel, rencana tersebut harus dapat menyesuaikan diri dengan keadaan yang berubah yang tidak diduga sebelumnya 3. Mempunyai stabilitas, 4. Ada dalam perimbangan, artinya pemberian waktu dan faktor-faktor produksi kepada setiap unsur organisasi seimbang dengan kebutuhannya.

5. Meliputi semua tindakan yang diperlukan, rencana harus meliputi segala-galanya hingga terjamin koordinasi dari tindakan seluruh unsur-unsur organisasi. Menurut Hasibuan (2008 : 111), syarat rencana yang baik yaitu : 1. Rencana harus mempunyai tujuan yang jelas, objektif, rasional, dan cukup menantang untuk diperjuangkan 2. Rencana harus mudah dipahami dan penafsirannya hanya satu. 3. Rencana harus dapat dipakai sebagai pedoman untuk bertindak ekonomis rasional. 4. Rencana harus menjadi dasar dan alat untuk pengendalian semua tindakan. 5. Rencana harus dapat dikerjakan oleh sekelompok orang. 6. Rencana harus menunjukkan urutan-urutan dan waktu pekerjaan. 7. Rencana harus fleksibel, tetapi tidak mengubah tujuan. 8. Rencana harus berkesinambungan 9. Rencana harus meliputi semua tindakan yang akan dilakukan. 10. Rencana harus berimbang artinya pemberian tugas harus seimbang dengan penyediaan fasilitas. 11. Dalam rencana tidak boleh ada pertentangan antar departemen,hendaknya saling mendukung untuk tercapainya tujuan perusahaan. 12. Rencana harus sensitif terhadap situasi, sehingga terbuka kemungkinan untuk mengubah teknik pelaksanaannya tanpa mengalami perubahan pada tujuannya. 13. Rencana harus ditetapkan dan diimplementasikan atas hasil analisisdata, informasi dan fakta. 5. Hirarki 5.1. Proses Perencanaan Perencanaan dalam suatu organisasi adalah suatu proses, dimulai dari identifikasi masalah, penentuan prioritas masalah, perencanaan pemecahan masalah, implementasi (pelaksanaan pemecahan masalah) dan evaluasi. Dari hasil evaluasi tersebut akan muncul masalahmasalah baru kemudian dari masalah-masalah tersebut dipilih prioritas masalah dan selanjutnya kembali ke siklus semula. Di bidang kesehatan khususnya, proses perencanaan ini pada umumnya menggunakan pendekatan pemecahan masalah (problem solving). Secara terinci, langkah-langkah perencanaan kesehatan adalah sebagai berikut : 1.

Identifikasi Masalah Perencanaan pada hakekatnya adalah suatu bentuk rancangan pemecahan masalah.Oleh sebab itu, langkah awal dalam perencanaan kesehatan adalah mengidentifikasi masalahmasalah kesehatan masyarakat di lingkungan unit organisasi yang bersangkutan. Sumber masalah kesehatan masyarakat dapat diperoleh dari berbagai cara antara lain : a) Laporan-laporan kegiatan dari program-program kesehatan yang ada. b) Survailance epidemiologi atau pemantauan penyebaran penyakit. c) Survei kesehatan yang khusus diadakan untuk memperoleh masukan perencanaan kesehatan. d) Hasil kunjungan lapangan supervisi, dan sebagainya.

2.

Menetapkan Prioritas Masalah

Kegiatan identifikasi masalah menghasilkan segudang masalah kesehatan yang menunggu untuk ditangani.Oleh karena keterbatasan sumber daya baik biaya, tenaga dan teknologi maka tidak semua masalah tersebut dapat dipecahkan sekaligus (direncanakan pemecahannya).Untuk itu harus dipilih masalah mana yang “feasible” untuk dipecahkan. Proses memilih masalah ini disebut memilih atau menetapkan prioritas masalah. Pemilihan prioritas dapat dilakukan melalui 2 cara, yakni : 2.1 Teknik Skoring Yakni memberikan nilai (scor) terhadap masalah tersebut dengan menggunakan ukuran (parameter) antara lain : 1. Prevalensi penyakit (prevalence) atau besarnya masalah. 2. Berat ringannya akibat yang ditimbulkan oleh masalah tersebut (severity). 3. Kenaikan atau meningkatnya prevalensi (rate increase). 4. Keinginan masyarakat untuk menyelesaikan masalah tersebut (degree of unmeet need). 5. Keuntungan sosial yang diperoleh bila masalah tersebut diatasi (social benefit). 6. Teknologi yang tersedia dalam mengatasi masalah (technical feasiblity). 7. Sumber daya yang tersedia yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah (resources availability), termasuk tenaga kesehatan. 2.2 Teknik Non Skoring Dengan menggunakan teknik ini masalah dinilai melalui diskusi kelompok, oleh sebab itu juga disebut “nominal group tecnique (NGT)”. Ada 2 NGT yakni : 2.2.1 Delphi Technique Yaitu masalah-masalah didiskusikan oleh sekelompok orang yang mempunyai keahlian yang sama. Melalui diskusi tersebut akan menghasilkan prioritas masalah yang disepakati bersama. 2.2.2 Delbeq Technique Menetapkan prioritas masalah menggunakan teknik ini adalah juga melalui diskusi kelompok namun peserta diskusi terdiri dari para peserta yang tidak sama keahliannya maka sebelumnya dijelaskan dulu sehingga mereka mempunyai persepsi yang sama terhadap masalah-masalah yang akan dibahas. Hasil diskusi ini adalah prioritas masalah yang disepakati bersama. 5.2.Menetapkan Tujuan Menetapkan tujuan perencanaan pada dasarnya adalah membuat ketetapan-ketetapan tertentu yang ingin dicapai oleh perencanaan tersebut.Penetapan tujuan yang baik apabila dirumuskan secara konkret dan dapat diukur.Pada umumnya dibagi dalam tujuan umum dan tujuan khusus. a. Tujuan Umum Adalah suatu tujuan masih bersifat umum dan masih dapat dijabarkan ke dalam tujuan-tujuan khusus dan pada umumnya masih abstrak

b. Tujuan Khusus Adalah tujuan-tujuan yang dijabarkan dari tujuan umum. Tujuan khusus merupakan jembatan untuk tujuan umum, artinya tujuan umum yang ditetapkan akan tercapai apabila tujuan-tujuan khususnya tercapai. 5.3.Menetapkan Rencana Kegiatan Rencana kegiatan adalah uraian tentang kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. Pada umumnya kegiatan mencakup 3 tahap pokok, yakni :  Kegiatan pada tahap persiapan, yakni keggiatan-kegiatan yang dilakukan sebelum kegiatan pokok dilaksanakan, misalnya rapat-rapat koordinasi, perizinan dan sebagainya.  Kegiatan pada tahap pelaksanaan yakni keegiatan pokok program yang bersangkutan.  Kegiatan pada tahap penilaian, yakni keggiatan untuk mengevaluasi seluruh kegiatan dalam rangka pencapaian program tersebut. 5.4.Menetapkan Sasaran (Target Group) Sasaran (target group) adalah kelompok masyarakat tertentu yang akan digarap oleh program yang direncanakan tersebut. Sasaran program kesehatan biasanya dibagi dua, yakni : a) Sasaran langsung, yaitu kelompok yang langsung dikenai oleh program tersebut. Misalnya kalau tujuan umumnya : Meningkatkan status gizi anak balita seperti tersebut di atas maka sasaran langsungnya adalah anak balita. b) Sasaran tidak langsung adalah kelompok yang menjadi sasaran antara program tersebut namun berpengaruh sekali terhadap sasaran langsung. Misalnya : seperti contoh tersebut di atas, anak balita sebagai sasaran langsung sedangkan ibu anak balita sebagai sasaran tidak langsung. Ibu anak balita, khususnya perilaku ibu dalam memberikan makanan bergizi kepada anak sangat menentukan status gizi anak balita tersebut. 5.5. Waktu Waktu yang ditetapkan dalam perencanaan adalah sangat tergantung dengan jenis perencanaan yang dibuat serta kegiatan-kegiatan yang ditetapkan dalam rangka mencapai tujuan.Oleh sebab itu, waktu dan kegiatan sebenarnya dapat dijadikan satu dan disajikan dalam bentuk matriks, yang disebut gant chart. 5.6.Organisasi dan Staf Dalam bagian ini digambarkan atau diuraikan organisasi sekaligus staf atau personel yang akan melaksanakan kegiatan-kegiatan atau program tersebut. Disamping itu juga diuraikan tugas (job description) masing-masing staf pelaksana tersebut.Hal ini penting karena masing-masing orang yang terlibat dalam program tersebut mengetahui dan melaksanakan kewajiban.

5.7.Rencana Anggaran Adalah uraian tentang biaya-biaya yang diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan, mulai dari persiapan sampai dengan evaluasi. Biasanya rincian rencana biaya ini dikelompokkan menjadi : a) Biaya personalia b) Biaya operasional c) Biaya sarana dan fasilitas d) Biaya penilaian 5.8.Rencana Evaluasi Rencana evaluasi sering dilupakan oleh para perencana padahal hal ini sangat penting. Rencana evaluasi adalah suatu uraian tentang kegiatan yang akan dilakukan untuk menilai sejauh mana tujuan-tujuan yang telah ditetapkan tersebut telah tercapai. 6. Keuntungan dan Kerugian 1. Kebaikan Scenario Planing  Memberikan pedoman yang konsisten bagi kegiatan-kegiatan perusahaan. Dengan menggunakan perencanaan strategik, para manajer akan memberikan kepada perusahaan tujuan-tujuan yang dirumuskan secara jelas dan metode-metode bagi pencapaian tujuan-tujuan tersebut. Jadi organisasi mempunyai sasaran dan pengarahan yang jelas.  Membantu manajer mengantisipasi masalah-masalah sebelum timbul dan menanganinya sebelum menjadi lebih berat. Dengan perencanaan strategik yang didukung oleh data-data yang akurat, para manajer dapat memperkirakan masalahmasalah apa yang mungkin muncul dalam berkegiatan organisasi perusahaan, sehingga para manajer dapat segera mengantisipasi segala permasalahan tersebut.  Membantu para manajer dalam pembuatan keputusan. Analisa dari perencanaan strategik memberikan kepada para manajer lebih banyak informasi yang mereka perlukan untuk membuat keputusan-keputusan yang baik.  Meminimalkan kemungkinan kesalahan, karena tujuan atau sasaran dan strategi dirumuskan dengan sangat cermat. Hal ini akan mengurangi kesalahan atau kemungkinan tidak dapat dikerjakan, terutama dalam perusahaan di mana ada periode waktu yang panjang antara suatu keputusan manajer dan hasilnya.  Kebaikan-kebaikan dari perencanaan strategik tersebut dapat tercapai sepenuhnya apabila perusahaan melakukannya melalui proses perencanaan strategik formal. 2. Kelemahan Scenario Planing  Memerlukan investasi dalam waktu, uang, dan orang yang cukup besar. Dalam banyak perusahaan, perencanaan strategik memakan waktu bertahun-tahun agar fungsi berjalan dengan lancar, sehingga dapat kehilangan kesempatan.  Penetapan dan pemeliharaan suatu perencanaan strategik (sistem formal) melibatkan banyak biaya.  Perencanaan strategik kadang-kadang cenderung membatasi perencanaan hanya terhadap pilihan yang paling rasional dan bebas resiko.

Perencanaan strategik mempunyai kelemahan karena para manajer hanya belajar untuk mengembangkan terhadap strategi dan tujuan yang dapat lolos dari analisa terperinci proses perencanaan. Kesempatan-kesempatan menarik yang mempunyai derajat ketidakpastian tinggi atau sulit dianalisa dan dikomunikasikan akan dihindari, diabaikan, atau bahkan disingkirkan.

BAB III RINGKASAN Untuk melahirkan sistem pelayanan kesehatan yang sempurna tidaklah mudah, dan sampai saat ini harus diakui tidak ada satu negarapun yang telah memiliki sistem pelayanan kesehatan yang sempurna tersebut.Yang dapat dilakukan hanyalah mencoba mendekatinya saja yakni melalui penyempurnaan dan/atau pembaharuan struktur serta fungsi sistem pelayanan kesehatan yang selama ini diharapkan di Indonesia. Kajian terhadap struktur sistem pelayanan kesehatan dapat dilakukan dari dua sudut : 1. Dari sudut unsur pembentuk (elemen) struktur Unsur pembentuk struktur sistem pelayanan kesehatan banyak macamnya.Secara umum dapat dibedakan atas tiga macam, yakni unsur pemerintah, swasta serta masyarakat.Suatu sistem pelayanan kesehatan disebut baik apabila ketiga unsur pembentuk ini berada dalam satu kesatuan yang utuh dan terpadu.Disinilah letak masalahnya, karena sampai saat ini kesatuan yang utuh dan terpadu tersebut tampak belum optimal. Suka atau tidak harus diakui bahwa sampai saat ini keterpaduan antara unsur pemerintah dengan swasta belum sempat terwujud. Tidak mengherankan jika sistem pelayanan di Indonesia masih dinilai tidak terpadu (disintegrated). Ambil contoh soal perencanaan program pembangunan kesehatan misalnya, selama ini sepenuhnya dilakukan oleh pemerintah, padahal diketahui peran serta swasta cukup besar.Pada saat ini tidak kurang dari 70% biaya kesehatan di Indonesia dikelola oleh kalangan swasta. Keterpaduan unsur pemerintah dengan masyarakat juga belum berhasil dimantapkan.Puskesmas misalnya, tidak pernah mengikutkan masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan dan ataupun penilaian program.Padahal telah diketahui, Puskesmas adalah salah satu institusi kesehatan yang mempunyai tanggung jawab besar dalam melaksanakan pelayanan kesehatan masyarakat.Pada saat ini keikutsertaan masyarakat tersebut baru terbatas pada Posyandu dan ataupun Dasa Wisma, yang karena kegiatannya bersifat eksternal, tidak pernah dapat diikutsertakan menyelesaikan masalah-masalah internal Puskesmas. Padahal apabila masyarakat tersebut dapat diikutsertakan, akan berperan besar dalam turut menyelesaikan keterbatasan sumber daya kesehatan (health resources) 2. Penampilan Struktur Penampilan struktur sistem pelayanan kesehatan dinilai dari kelengkapan satuan organisasi yang membentuk sistem pelayanan kesehatan.Secara umum disebutkan penampilan struktur suatu sistem pelayanan kesehatan dinilai baik apabila memiliki pelbagai satuan organisasi secara lengkap.Ambil contoh untuk jenjang pelayanan kesehatan tingkat pertama yang dikelola oleh pemerintah misalnya, sampai saat ini belum ditemukan satuan organisasi pelayanan medis, yang kedudukannya terpisah dengan pelayanan kesehatan masyarakat.Pada saat ini kedua tanggungjawab tersebut berada pada satu satuan organisasi yakni PUSKESMAS.Tidak mengherankan jika pengelolaan keduanya tidak pernah bisa optimal.Sedangkan untuk jenjang pelayanan tingkat pertama yang dikelola oleh swasta masalah yang ditemukan adalah dominannya bentuk praktek dokter perseorangan yang dalam melaksanakan kegiatannya cenderung bersifat pasif dan kuratif.

BAB IV SARAN Terselenggaranya pelayanan kesehatan yang terjangkau, profesional serta merata adalah penting dalam rangka lebih menyempurnakan hidup dan kehidupan, maka ada beberapa saran yang diajukan, yakni : 1. Jangka Pendek Karena perbaikan struktur membutuhkan waktu yang lama serta dukungan dana yang besar, maka untuk meningkatkan keterjangkauan, profesionalisme, serta pemerataan pelayanan kesehatan, maka upaya yang dapat dilakukan hanya ditujukan pada perbaikan fungsi sistem pelayanan kesehatan : a. Meninjau kembali pelbagai peraturan yang membatasi kewenangan penyelenggaraan pelayanan kesehatan. b. Memantapkan pelayanan rujukan. c. Menggalakkan pelayanan kesehatan yang bersifat promotif dan preventif, baik oleh sarana kesehatan pemerintah maupun swasta. d. Menggalakkan pemakaian obat generik, yang relatif lebih terjangkau oleh masyarakat banyak. e. Mewajibkan setiap sarana pelayanan kesehatan mematuhi kode etik dan standar profesi. Bagi yang melanggar harus diberikan sanksi yang tegas. 2. Jangka Panjang Untuk dapat dihasilkannya pelayanan kesehatan yang terjangkau, profesional serta merata, perbaikan harus dilakukan tidak hanya terhadap fungsi tetapi juga struktur sistem pelayanan kesehatan. Untuk itu ada beberapa saran yang dapat diajukan : a. Peran serta swasta harus lebih ditingkatkan dalam kegiatan perencanaan program pembangunan kesehatan. Untuk tingkat paling bawah perlu dibentuk semacam Pembina Puskesmas yang secara aktif mengikutsertakan masyarakat pada setiap kegiatan Puskesmas.Jadi tidak terbatas hanya pada pengelolaan Posyandu dan ataupun Dasa Wisma sebagaimana dilaksanakan saat ini. b. Perlu dibentuk satuan organisasi yang bertanggungjawab melaksanakan pelayanan kesehatan masyarakat yang kedudukannya terpisah dari pelayanan medis pada tingkat terdepan. Atau kalau tetap masih disatukan dalam wadah Puskesmas, perlu dipikirkan penempatan tenaga kesehatan yang sesuai, misalnya penanggung jawab Puskesmas yang berada di desa adalah Sarjana Kesehatan Masyarakat, sedangkan untuk Puskesmas Kota, karena lebih banyak berhadapan dengan masalah medis , tetap tenaga Dokter. c. Pelayanan kesehatan yang dikelola oleh swasta, sudah waktunya untuk memperkenalkan pelayanan dokter keluarga, dan praktek dokter perkelompok perlu lebih digalakkan karena dinilai lebih efektif dan efisien dibanding praktek dokter perseorangan. d. Untuk meningkatkan penampilan struktur pelayanan kesehatan tingkat dua yang dikelola oleh Pemerintah, perlu dilakukan upaya memperkuat Dinas Kesehatan Tingkat II, utamanya satuan organisasi yang bertanggung jawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

Ilham Yusuf, 12 April 2011, Scenario Perubahan system pelayanan kesehatan, http://promkesbbkpmmks.blogspot.com/2011/04/skenario-perubahan-sistempelayanan.html Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Prinsip-Prinsip Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat. Cet. ke2.Jakarta : Rineka Cipta. Muninjaya, Gde. 2004. Manajemen Kesehatan. Jakarta: EGC Risma Plasari, 22 Agustus 2014, Perencanaan Kesehatan, https://rizmafl.wordpress.com/2014/08/22/perencanaan-kesehatan-healthplanning/ Devi Septiani, 1 Desember 2016, Scenario Planing, https://www.dictio.id/t/scanerioplannningg/3293 Daniel Sparingga, 10 Januari 2016, Pengantar Scenario Planing, https://mafiadoc.com/pengantar-scenario-planning-pusdiklat-spimnas-bidang_59fcad6d1723ddc3ce50a75e.html Miftahul

ulum,, 15 mei 2017,Scenario Planing, https://www.pdfcoke.com/uploaddocument?archive_doc=348860117&escape=false&metadata=%7B"context"%3A "archive_view_restricted"%2C"page"%3A"read"%2C"action"%3A"download"% 2C"logged_in"%3Atrue%2C"platform"%3A"web"%7D

Related Documents


More Documents from ""