PROPOSAL KARYA KREATIVITAS MAHASISWA
JUDUL KARYA PENELITIAN MENGURANGI DAUN KERING MENJADI PUPUK
BIDANG KEGIATAN: KKM – PENGABDIAN MASYARAKAT
Diusulkan Oleh: Nama Ketua :Fatur alfariedzi NIM :1441800072 Nama Anggota :M.Ihya’lumuddin NIM :1421800136 Nama Anggota :Ferdian astrada NIM :1421800171 Nama Anggota :Dimas bayu bagas NIM :1431800104
Jurusan :Tarsitektur Jurusan :T.mesin Jurusan :T.mesin Jurusan :Tsipil
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA SURABAYA 2018
LEMBAR PENGESAHAN KKM – 1) Judul KKM 2) Bidang Topik Kegiatan 3) Ketua Kelompok (beta 2) a. Nama Lengkap b. NIM c. Jurusan d. Institut e. No. HP f. Email 4) Anggota Tim
: Penelitian mengurangi daun kering menjadi Pupuk : KKM-M : Fatur alfariedzi : 1441800072 : T.arsitektur : Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya : 085839610078 :
[email protected] : 3 Orang Surabaya, ........., ..................... 2018
Mengetahui, Ketua Kelompok
(Fatur alfariedzi) NIM :1441800072
ii
DAFTAR ISI Bab 1.Pendahuluan a. Latar belakang ..................................................................................1 b. Tujuan.................................................................................................1 c. Manfaat...............................................................................................1 Bab 2.Gambaran umum masyarakat sasaran a. Kondisi masyarakat Desa.................................................................2 b. Kondisi lingkungan Desa..................................................................2 c. Permasalahan yang di hadapi masyarakat.....................................2
Bab 3.Metode pelaksannan
Sistem windrow atau aerob..............................................................3 Sistem pengomposan nonaerob........................................................3 Sistem in vessel...................................................................................4 Sistem bangalore................................................................................4 Sistem vemikompos ...........................................................................4
Bab 4.Penutup
Kesimpulan........................................................................................5 Lampiran 1........................................................................................7
iii
1
BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini di zaman modernisasi telah banyak kemajuan-kemajuan baik di bidang ilmu pengetahuan maupun teknologi yang mengikuti perkembangan arus globalisasi yang semakin pesat. Bukan hanya memberi manfaat bagi kelangsungan hidup manusia tetapi juga membawa dampak buruk bagi kehidupan manusia. Sudah semakin banyak kemajuan baik dibidang hiburan, indrustri, maupun pendidikan, salah satu faktor penyebab timbulnya masalah adalah pada bidang indrustri. Tanpa disadari setiap hari di Indonesia telah banyak pelaku indrustri yang turut ikut andil dalam pemanasan global. Salah satu akibat dari pemanasan global adalah semakin menipisnya lapisa ozon, Hal ini disebabkan karena pembakaran di bumi yang berlebihan. Asap dari pembakaran dalam usaha indrustri maupun rumah tangga, serta pembakaran hutan akibat kekeringan yang berkepanjangan. Minimnya pengetehuan tentang pemanfaatan baik sampah organik maupun anorganik dalam lingkungan masyarakat membuat situasi pencemaran ini semakin merperburuk keadaan. Banyak hal dapat dilakukan untuk mengurangi pembakaran yang berawal dari meminimalisir sikap konsumtif serta memanfaatkan barang bekas. Dari hal itulah, kami melakukan penelitian karya ilmiah “Pemanfaatan Daun Mangga Kering sebagai Kompos” penulis berusaha membantu mengurangi pencemaran disamping mencari solusi untuk mengurangi pemanasan global juga memberi tahu tentang manfaat yang dapat diperoleh dari hal kecil dengan memanfaatkan sampah organik menjadi kompos sebagai pupuk tanaman.Tujuan 1.2 Tujuan 1. Untuk mengurangi sampah organik yang ada 2. Mengurangi penggunaan pupuk buatan 3. Menyediakan pupuk yang murah
1.3
Manfaat 1. Menyuburkan tanah 2. Meningkatkan produktivitas tanah 3. Membantu mencegah terjadinya erosi tanah
2
BAB 2. GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN a.
Kondisi Masyarakat Desa Kondisi mas Desa saat ini banyak yang menjadi petani sehingga mereka sering menggunakan pupuk buatan yang lama kelamaan digunakan justru akan membuat rusak unsur unsur tanah sehingga membuat tanah menjadi tandus
b. Kondisi Lingkungan Desa Kondisi lingkungan pada pedesaan umumnya banyak sekali pohon pohon sehingga banyak sekali daun daun kering yang berserakan dan juga kondisi lingkungan di Desa banyak sekali kebun dan sawah c.
Permasalahan yang Dihadapi Masyarakat Seringkali masyarakat Desa tidak mengetahui cara membuat pupuk dari daun kering ini sehingga mereka hanya mengumpulkan daun daun kering itu lalu untuk di bakar,merka lebih memilih membeli pupuk buatan karena di anggap lebih mudah dan praktis untuk di gunakan, padahal hal itu akan berdampak buruk pada tanah dalam penggunaan jangka panjang dan merusak tanaman
3
BAB 3. METODE PELAKSANAAN
Pembuatan kompos memang memiliki beberapa metode. Hal tersebut dikarenakan bahan yang dipakai bisa saja berbeda atau digabung, dan alat yang digunakan berbeda seiring dengan perkembangan zaman. Namun demikian, setidaknya ada beberapa cara mudah dan sederhana yang dapat anda lakukan jika ingin membuat kompos. Metode yang dapat digunakan: Metode sistem windrow atau aerob Metode ini sangat mudah dilakukan, namun memerlukan ruang yang agak luas, disesuaikan dengan banyak kompos yang akan dibuat. Bahan yang dapat digunakan untuk metode ini adalah bahan yang berasal dari tumbuhan, seperti dedaunan yang mudah membusuk. Pada sistem ini dilakukan dengan penumpukan bahan secara memanjang. Tingginya sekitar 0.6 m sampai dengan 1 meter, sedangkan panjang bisa 4050 m. Untuk lebar cukup 2 m. Seperti namanya, aerob, metode ini memanfaatkan sirkulasi udara yang baik dalam pembusukan (proses pengomposan), namun dapat dipastikan anda harus menjaganya agar tidak terkan hujan, sehingga membutuhkan atap. Untuk mendapatkan hasil yang baik anda juga perlu melakukan pembalikan bahan secara berkala sampai terbentuk kompos secara sempurna. Metode pengomposan non-aerob Metode ini merupakan kebalikan dari metode pertama diatas. Jika dibandingkan dengan metode pertama, metode ini setidaknya sudah lebih canggih. Suhu optimal dalam metode pengomposan ini adalah sekitar 30-40 derajat Celcius. Metode ini biasanya berbahan baku kotoran sapi yang tinggi karbondioksida atau boleh juga tumbuhan atau dicampur. Dengan sistem yang masih mirip dengan sistem aerob, metode ini memanfaatkan sirkulasi udara melalui pipa yang dilubangi. Tumpukan bisa lebih dari 1 m tingginya. Kelebihannya adalah tidak perlu membalik bahan, kekurangan dari metode ini adalah diharuskannya mengatur bahan baku agar sama atau bersifat homogen pada saat melakukan penumpukan.
4
Perlu juga diatur agar ada rongga udara yang cukup, ditambah bahan (tumbuhan) yang terlalu besar harus dipotong-potong menjadi 4 – 10 cm. Metode pembuatan pupuk kompos Sistem In Vessel Metode yang ketiga namanya keren, sistem in vessel. Untuk melakukan metode ini memerlukan kontainer sebagai wadahnya. Penggunaan kontainer memang membantu untuk mengurangi bau saat pembusukan dan sistem udara juga sudah diatur dengan baik. Pada metode pembuatan ini anda dapat menggunakan bahan apa saja, mulai dari tumbuhan, kotoran hewan dan makanan. Dapat juga dicampur dengan komposisi yang proporsional. Namun tentu pemakaian kontainer dapat menambah biaya dalam proses pembuatan kompos. Metode ini dapat juga menggunakan bahan cair, seperti limbah atau kotoran hewan yang cair. Metode Bangalore Metode ini mungkin terdengar aneh namanya saja, namun pelaksanaan dengan menggunakan lubang. Waktu yang diperlukan setikar 6-8 bulan. Selama proses pembuatan harus dilakukan pembalikan juga secara berkala, dan harus ditutupi dengan tanah atau lumpur. Bahan yang digunakan terdiri atas campuran kotoran hewan atau manusia dan sampah kota, seperti sisa makanan dan sampah rumah tangga. Metode ini sangat sesuai untuk wilayah dengan kondisi curah hujannya yang rendah. Metode Vemikompos Metode ini memanfaatkan aktivitas cacing (Vermik dalam bahasa Latin), dalam membantu proses pengomposan. Cacing tanah dimanfaatkan kotorannya untuk membantu proses pembusukan. Beberapa negara di Asia sudah memanfaatkan metode ini untuk mengatasi masalah sampah. Metode ini dilakukan dengan tiga tahapan, pertama adalah pengadaan cacing, kedua perbanyakan cacing tanah dan selanjutnya proses pengomposan.
5
BAB 4 PENUTUP
Kesimpulan yang dapat diambil dari laporan ini yaitu pada prinsipnya semua bahan yang berasal dari mahluk hidup atau bahan organik dapat dikomposkan sehingga kita dapat memanfaatkan apa yang ada disekitar kita menjadi lebih baik dan bermanfaat.
Anggota 1
Anggota 2
Anggota 3
( M.ihya’ulumuddin ) NIM : 1421800136
( Ferdian Astrada ) NIM : 1421800171
( Dimas bayu bagas ) NIM : 1431800104
6
Lampiran 1. Biodata Tim KKM Identitas Diri Anggota 1 Nama Lengkap 2 Jenis Kelamin 3 Jurusan 4 NIM 5 Tempat dan Tanggal Lahir 6 Email 7 No. Telp. / HP
M.Ihya’ulumuddin Laki laki T.mesin 1421800136 Gresik,08-04-2000 085854363697
Riwayat Pendidikan SMA/SMK Nama Institusi Alamat Tahun Lulus 1 2 3 4 5 6 7
Smk assa’adah Gedangan Gresik 2018
Identitas Anggota Nama Lengkap Jenis Kelamin Jurusan NIM Tempat dan Tanggal Lahir Email No. Telp. / HP
Ferdian astrada arif gondokusuma Laki-laki T.mesin 1421800171 Magetan,23-02-1999
[email protected] 085749659175
Riwayat Pendidikan Nama Institusi Alamat Tahun Lulus
SMA/SMK Smk pgri 2 ponorogo Babadan ponorogo 2018
7
1 2 3 4 5 6 7
Identitas Anggota Nama Lengkap Jenis Kelamin Jurusan NIM Tempat dan Tanggal Lahir Email No. Telp. / HP
Dimas bayu bagas p. Laki laki T.sipil 1431800104 Sumenep,24-10-1999
[email protected] 082302016765
Riwayat Pendidikan Nama Institusi Alamat Tahun Lulus
SMA/SMK Sma 1 sumenep Jl.payudan timur no.1 2018