BAGIAN ILMU NEUROLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI RUMAH SAKIT UMUM KABANJAHE PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2018
LAPKAS “STROKE NON HEMORAGIK”
Disusun oleh : Eva Novita 16360317
Pembimbing : Dr. Halomoan Saragih, Sp.S
KEPANITERAAN KLINIK SENIOR ILMU NEUROLOGI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABANJAHE KAB. KARO FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS UMUM UNIVERSITAS MALAHAYATI
2018
KATA PENGANTAR Assalamu’laikum Wr. Wb Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga tugas ini dapat terselesaikan dengan baik. Tugas
ini
dimaksudkan
untuk
memenuhi
tugas
laporan
ikkasus
“Stroke
Iskemik/Stroke Non Hemorag” pada Stase Saraf Rumah Sakit Umum Daerah Kabanjahe. Bahan-bahan dalam pembuatan tugas ini didapat dari buku-buku yang membahas mengenai radikulopathy lumbalis, internet, dan beberapa sumber lainnya. Terima kasih kepada dokter pembimbing di Rumah Sakit Umum Daerah Kabanjahe Dr. Halomoan Saragi, Sp.S yang telah membantu dalam terselesainya tugas ini. Penulis menyadari bahwa tersusunnya tugas ini masih jauh dari kesempurnaan oleh karena itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat penyusun harapkan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk para pembaca. Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Kabanjahe, Februari 2018 Penulis
(Eva Novita)
BAB II LAPORAN KASUS Rumah Sakit
: RSU Kabanjahe
Nama Coass
: Eva Novita
Dokter Pembimbing : Dr. Halomoan Saragih, Sp.S
IDENTITAS PASIEN Hari/Tanggal/Jam
: Selasa, 16 Januari 2018 pukul: 18.30 WIB
1. Nomor RM Pasien : 15-84-05 2. Nama Pasien
: - Ibu. RS - Usia: 67 tahun
- -
-Jenis Kelamin: Perempuan 3. Keluhan Utama
: Lemah anggota gerak kiri
4. RPS
: Pasien datang ke IGD RSU Kabanjahe pada hari selasa, 16 Januari
2018 pukul 18.00 wib diantar oleh keluarganya dengan keluhan lemah anggota gerak sebelah kiri. hal ini dirasakan os sejak 1hari yang lalu sebelum masuk rumah sakit. Keluhan dirasakan tiba-tiba pada saat os sedang berkebun dan karna kelemahan tersebut os hampir saja terjatuh. Os juga mengeluh sakit kepala (+), muntah (-). 2 tahun yang lalu os pernah mengalami stroke lemah anggota gerak sebelah kanan. 5. RPD
: - ada riwayat stroke 2 tahun yang lalu lemah anggota gerak sebelah kana - Hipertensi - Diabetes Melitus
6. Vital Sign
: Kesadaran HR
:Composmentis
TD
: 170/90 mmHg
: 80x/menit
RR
: 24x/menit
Suhu : 36◦C 7. Status IPD
: DBN
8. Status Neurologi
:
8.1 R.Meningeal
:Kaku kuduk (-) , Lasegue (-), Bruzinky I (-), II (-), III (-)
8.2 Nervus Cranialis 8.2.1
Mata
: Pupil
: Isokor kanan dan kiri
GBM
: DBN
Reflek
: Kornea (-/-)
8.2.2
Hidung : Tidak dilakukan pemeriksaan
8.2.3
Wajah
: Simetris
8.2.4
Lidah
: DBN
8.2.5
Mulut
: 1. Uvula : Ditengah 2. Arcus Pharynx : DBN 3. Ref Muntah : tidak dilakukan
8.2.6
Leher dan Bahu : Bahu tampak simetris
8.3 Motorik
: Kekuatan Otot :
8.4 Koordanisi/keseimbangan 8.5 Sensoris
5
4
5
4
: Tidak dilakukan
: Raba (-), Nyeri (+)
8.6 Fungsi Luhur : Orientasi (-) Ingatan (-) 8.7 Reflek Fisiologis
: BS +/+, TS +/+, Patella +/+
8.8 Reflek Patologis
: Dextra : Babinski (-) Sinistra : Babinski (-)
9. Pemeriksaan Tambahan 10.1 Pemeriksaan Lab Darah Rutin : WBC
: 4.000 (N: 4.000-10.000)
Hb
: 14,7 g/dl (N: 14-18 gr/dl)
PLT
: 210.000 ( 150.000-400.000)
LED
: 6 (N: 0-15)
GDS
: 285 (< 200 mg/dl)
Kolesterol Total : 210 (<200mg/dl)
10.2 Radiologi: Tidak dilakukan 10.3 EKG : Tidak dilakukan 10.
Pemeriksaan Khusus Skoring Algoritma Gajahmada Penurunan Kesadaran (+), Nyeri Kepala (+), R.Babinski (-) terdapat 2 gejala positif dari ketiganya (Stroke Hemoragik) Skor Siriraj
O (2,5xS) + (2xM) + (2xN) + (0,1xD) – (3xA)-12 = (2,5x0)+(2x0)+(2x1)+(0,1x90)(3x1)-12 = -4 ( >-1 Stroke Iskemik/ Stroke Non Hemoragik) Diagnosa O 12.1 D.Kerja : Stroke berulang ke2 beda sisi ec infark AT sistem karotis kanan faktor risiko: 1. Dm 2. Hipertensi 3. aktor resiko usia 4. stroke berulang 5. Hiperkholesterol 12.2 D.Tambahan: Diabetes Melitus 12.3 D. Differensial: Stroke Hemoragik 11.
Terapi Terapi Farmakologi
R/ - IVFD RL 20 gtt/i
Inj Neurobat 1ampl/ 12 jam
Inj IV Pyracetam 3mg 2x1
Clopidogrel 1x1
Captopril 25 mg 3x1
Candesartan 8mg 1x1
Glimepirid 1x1
Metformin 500mg 3x1
LDLOX 1x1
Terapi Farmakologi Bed Rest Semi Fowler 30◦ Fisioterapi Saran/Nasehat : Kendalikan faktor resiko
12.
Folow Up Hari/Tanggal
Monitoring Pasien
S : Os mengatakan anggota gerak sebelah kiri terasa lemah, sakit kepala O : os tampak sakit sedang Rabu, 17 Januari 2018
TD :170/90 mmhg, HR: 80x/I, RR: 20x/I T :36,5 C, A : Stroke Non Hemoragik P :R/ - IVFD RL 20 gtt/i -
Inj Neurobat 1ampl/ 12 jam
-
Inj IV Pyracetam 3mg 2x1
-
Clopidogrel 1x1
-
Captopril 25 mg 3x1
-
Amlodipin 10 mg 1x1
-
Candesartan 8 mg 1x1 S : Os mengatakan anggota gerak sebelah
Kamis, 18 Januari 2018
kiri masih terasa lemah, sakit kepala terasa pusing O : os tampak sakit sedang TD :170/80 mmhg, HR: 80x/I, RR: 20x/I T :36,5 C, A : Stroke Non Hemoragik P :R/ - IVFD RL 20 gtt/i
Jumat, 19 Januari 2018
-
Inj Neurobat 1ampl/ 12 jam
-
Inj Ranitidin 1ampl/ 12 jam
-
Inj Citicoline 500 mg/ 12 jam
-
Captopril 25 mg 3x1
-
Amlodipin 10 mg 1x1
-
Candesartan 8 mg 1x1
-
Betahistin
S : os mengatakan anggota gerak sebelah kiri masih terasa lemah, susah tidur O : os tampak sakit sedang TD :160/80 mmhg, HR: 80x/I, RR: 20x/I T :36,5 C,
A : Stroke Non Hemoragik P :R/ - IVFD RL 20 gtt/i
Sabtu, 20 Januari 2018
-
Inj Neurobat 1ampl/ 12 jam
-
Inj IV Pyracetam 3mg 2x1
-
Clopidogrel 1x1
-
Captopril 25 mg 3x1
-
Amlodipin 10mg 1x1
-
Alprazolam o,5mg 1x1 (malam)
-
Glimepirid 1x1
-
Metformin 3x1
S : Os mengatakan anggota gerak sebelah kiri terasa lemah sudah mulai berkurang, perut terasa kembung, mual. O : os tampak sakit sedang TD :150/80 mmhg, HR: 78x/I, RR: 18x/I T :36 C, A : Stroke Non Hemoragik P :R/ - IVFD RL 20 gtt/i
Senin, 22 Januari 2018
-
Inj Neurobat 1ampl/ 12 jam
-
Inj Ranitidin 1ampl/ 12 jam
-
Inj Citicoline 500 mg/ 12 jam
-
Captopril 25 mg 3x1
-
Omeprazole 2x1
-
Domperidon 3x1
S : os mengatakan terasa lemah anggota gerak sebelah kiri sudah mulai berkurang, susah tidur O : os tampak sakit sedang TD :170/90 mmhg, HR: 80x/I, RR: 20x/I T :36,5 C, A : Stroke Non Hemoragik P :R/ - IVFD RL 20 gtt/i -
Inj Neurobat 1ampl/ 12 jam
-
Inj IV Pyracetam 3mg 2x1
-
Clopidogrel 1x1
-
Captopril 25 mg 3x1
-
Alprazolam o,5mg 1x1(malam)
-
Glimepirid 1x1
-
Metformin 3x1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pembahasan Kasus Definisi Stroke adalah suatu keadaan defisit neurologi fokal (hemiparese, afasia, disatria, hemihipestesia) maupun global (penurunan kesadaran) yang terjadi secara mendadak atau tiba-tiba dalam waktu 24 jam atau berakhir dengan kematian yang semata-mata adalah karena gangguan vaskuler di otak serta mempunyai pola gejala yang berhubungan dengan waktu (temporal profile). Stroke iskemik adalah tanda klinis disfungsi atau kerusakan jaringan otak yang disebabkan kurangnya aliran darah ke otak sehingga mengganggu kebutuhan darah dan oksigen di jaringan otak. Klasifikasi a. Stroke Perdarahan 1. Perdarahan Intra Serebral a) Perdarahan Intra Serebral Hipertensi b) Perdarahan Intra Serebral Non Hipertensi 2. Perdarahan Sub Arahnoid / Sub Arahnoid Bleeding (SAB 50%) a) SAB Primer b) SAB Sekunder b. Penyumbatan/Infark/Ischemik 1. Trombus a) Aterotrombotik (AT) 2. Emboli a) Emboli Jantung/ Kardio Emboli b) Tromboemboli
Klasifikasi Stroke Faktor Risiko 1. Faktor yang tidak dapat dimodifikasi a. Usia b. Herediter/ keturunan c. Jenis Kelamin d. Ras Etnik 2. Faktor yang dapat dimodifikasi a. Riwayat stroke sebelumnya b. Hipertensi c. Penyakit jantung d. Diabetes Melitus e. Transient Ischaemic Attack (TIA) f. Hiperkholesterol g. Obesitas h. Merokok i. Alkohol Pada pasien ini didapatkan faktor resikonya adalah : Usia, riwayat stroke sebelumnya, Hiperkholesterol
Gejala Klinis 1. Kelumpuhan mendadak wajah atau anggota badan 2. Gangguan bicara mendadak ( disartria atau afasia) 3. Gangguan sensibilitas ( baal atau kesemutan) 4. Gangguan saraf kranial 5. Gangguan status mental dan kesadaran menurun 6. Gangguan penglihatan ( buta satu atau dua mata) 7. Gangguan keseimbangan ( vertigo, ataksia ) 8. Gangguan daya ingat (amnesia,dll)
Gejala Klinis Stroke
Gejala Klinis Berdasarkan Klasifikasinya
Patofisiologi 1. Stroke Hemoragik a. PIS Tekanan darah tinggi adalah penyebab paling umum dari jenis stroke hemoragik. Seiring waktu, tekanan darah tinggi dapat menyebabkan arteri kecil di dalam otak menjadi rapuh dan rentan terhadap retak dan pecah. Hipertensi kronik akan menyebabkan perubahan patologis pada pembuluh darah otak, terjadi robekan pada tunika intima sehingga timbul perdarahan dan masuk ke jaringan otak. Jika volume perdarahan besar dapat terjadi destruksi massa otak, ↑ TIK atau bahkan herniasi otak pada falk serebri atau foramen magnum. Kematian dapat disebabkan oleh kompresi batang otak, hemisfer otak, dan perdarahan batang otak sekunder atau ekstensi perdarahan ke batang otak. Hipertensi yg lama Penebalan Hialin pada dinding arteriole Lipohialinosis & nekrosis Fibrinoid Dinding vaskuler jadi lemah Kerusakan pada tunika intima Pasase darah kedalam dinding vaskuler Mikroaneurisma pada vaskuler yang kecil Aneurisma Charcot Bouchard Ruptur Mikroaneurisma Perdarahan. b. Subarachnoid Hemoragik Dalam jenis stroke ini, pendarahan dimulai dalam arteri yang terdapat atau dekat permukaan otak dan tumpahan ke dalam ruang antara permukaan otak dan tengkorak. Perdarahan ini sering ditandai oleh perasaan sakit kepala tiba-tiba yang parah. Jenis stroke ini biasanya disebabkan oleh pecahnya aneurisma, yang dapat timbul seiring dengan usia atau hadir sejak lahir. Dimana akibat suatu gangguan perkembangan kongenital/trauma terjadi kelemahan pada dinding tunika intima arteri sehingga terbentuk aneurisma kongenital. Aneurisma merupakan suatu lokus minoris resistensiae. Akibat suatu lonjakan tekanan darah atau tekanan intraabdominal aneurisma
dapat pecah sehingga timbul perdarahan akibat pecahnya aneurisma
masuk ke dalam ruang subarachnoid dan timbul gejala atau tanda rangsangan meningeal. 2. Stroke Iskemik Patofisiologi stroke infark akut Pada dasarnya Stroke Iskemik akut meliputi dua proses yang saling terkait, yaitu :
1. Perubahan vaskuler, hematologik atau kardiologik yang menyebabkan terjadinya kekurangan aliran darah ke bagian otak yang terserang. 2. Perubahan kimiawi yang terjadi pada sel otak akibat iskemia hingga terjadi nekrosis sel neuron, glia dan sel otak yang lain.
Diagnosis Stroke Biasanya secara klinis kita sudah dapat membedakan antara stroke iskemik dan stroke hemoragik. Tetapi kadang-kadang sebagian penderita (hampir 20 %), diagnosis klinis tidak sesuai dengan pemeriksaan radiologis. Perbedaan kedua kelainan itu menjadi sangat penting karena terapi yang tidak sama, tatalaksana faktor risiko yang juga berbeda. Peranan CT Scan sangat besar sehingga dapat dikatakan menjadi golden standard penderita stroke. Mengingat bahwa alat tersebut saat ini hanya dijumpai di kota tertentu, maka dalam menghadapi kasus dengan kecurigaan stroke, langkah pertama yang ditempuh adalah menentukan lebih dahulu apakah benar kasus tersebut kasus stroke, karena abses otak, tumor otak, infeksi otak, trauma kepala, juga dapat memberikan kelainan neurologis yang sama, kemudian menentukan jenis stroke yang dialaminya. Dengan perjalanan waktu, gejala klinis stroke dapat mengalami perubahan. Untuk membedakan stroke tersebut termasuk jenis hemoragik atau non hemoragik atau keduanya, dapat ditentukan berdasarkan pemeriksaan berikut: 1. Anamnesis Pada anamnesa yang perlu diketahui terutama mengenai gejala awal, waktu awitan, aktifitas penderita saat serangan, gejala lain seperti nyeri kepala, mual, muntah, rasa berputar, kejang, cegukan (hiccup), gangguan visual, penurunan kesadaran, serta faktor resiko stroke (hipertensi, diabetes dan lain-lain). Beberapa gejala atau tanda yang mengarah kepada diagnosis stroke antara lain hemiparesis, gangguan sensorik satu sisi tubuh, hemianopia atau buta mendadak, diplopia, vertigo, afasia, disfagia, disartria, ataksia, kejang atau penurunan kesadaran yang kesemuanya terjadi secara mendadak. Untuk memudahkan digunakan istilah FAST (Facial movement, Arm movement, Speech, Test all three). a. Stroke Hemoragik -
Penurunan kesadaran langsung dan lama fokal neurologi tidak sesuai vaskular yang terkena
-
Kaku kuduk (SAH), perdarahan retina
-
Gejala sakit kepala, muntah (tanda TIK meningkat)
-
Umumnya saat beraktifitas
b. Stroke Non Hemoragik -
Perburukan gejala dan tanda bertahap fokal neurologi sesuai pola vaskular yang kena
-
Tanda kearah kortikal atau subkortikal umumnya saat istirahat (trombus) bisa saat aktifitas (emboli)
2. Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan fisik neurologi penting untuk membuktikan gangguan fungsi motorik, gangguan saraf otak, dan penurunan kesadaran atau koma. Tanda dan gejala klinis sesuai definisi stroke menurut WHO yaitu hilangnya fungsi otak sebagian atau defisit neurologi fokal misalnya:7-12 1. Hemiparese/hemiplegi,
dilakukan
pemeriksaan
dengan
memerintah
pasien
mengangkat kedua tangan dan tungkai 2. Mulut mencong (parese saraf fasialis atau nervus kranial VII) 3. Bicara pelo/disartria (gangguan nervus kranial XII) 4. Gangguan menelan/ disfagia (nervus kranial IX dan X) 5. Hemihipestesi atau kehilangan rasa peka tubuh sesisi 6. Gangguan defekasi dan miksi 7. Gangguan bicara 8. Gangguan mengontrol emosi 9. Gangguan daya ingat.
Sedangkan gangguan fungsi otak menyeluruh adalah pasien akan mengalami penurunan kesadaran. Dinilai dengan pemeriksaan kualitatif dan kuantitatif GCS. Jika tanda-tanda dan gejala tersebut hilang dalam waktu 24 jam, dinyatakan sebagai Transient Ischemic Attack (TIA), dimana merupakan serangan kecil atau serangan awal stroke.
3. Pemeriksaan Neurologis Pada pemeriksaan ini dicari tanda-tanda (sign) yang muncul, bila dibandingkan antara keduanya akan didapatkan hasil sebagai berikut: Tanda (Sign) Bradikardi
Stroke Hemoragik
Stroke Infark
±± (dari awal)
± (hari ke-4)
Edema papil
sering +
-
Kaku kuduk
+
-
++
-
Tanda Kernig, Brudzinski
Cara Pemeriksaan a. Kaku Kuduk Caranya: Tangan pemeriksa ditempatkan di bawah kepala pasien yang sedang baring. Kepala ditekuk (fleksi), usahakan agar dagu menyentuh dada. Interpretasi: kaku kuduk (+) bila terasa ada tahanan dan dagu tidak dapat mencapai dada. Kaku Kuduk (+) dijumpai pada meningitis, miositis otot kuduk, abses retrofaringeal, arthritis di servikal.
Pemeriksaan Kaku Kuduk b. Tes Lasegue Caranya: Pasien yang sedang baring diluruskan (ekstensi) kedua tungkainya. Kemudian satu tungkai diangkat lurus. Tungkai satunya lagi dalam keadaan lurus (tidak bergerak) Interpretasi: Tanda lasegue (+) bila sakit / tahanan timbul pada sudut < 70° (dewasa) dan < 60° (lansia) Tanda Lasegue (+) dijumpai pada meningitis, isialgia, iritasi pleksus lumbosakral (ex.HNP lumbosakralis)
Pemeriksaan tes Lasegue c. Tes Brudzinski I, II, dan III 1) Tes Brudziski I Caranya: Tangan ditempatkan di bawah kepala yang sedang baring. Kita tekuk kepala (fleksi) sampai dagu mencapai dada. Tangan yang satu lagi sebaiknya ditempatkan di dada pasien untuk mencegah diangkatnya badan. Interpretasi: Tanda brudzinski I (+) bila terdapat fleksi pada kedua tungkai
Tes Brudzinski I 2) Tes Brudzinski II (Brudzinski’s Contra-Lateral Leg Sign) Caranya: Pada pasien yang sedang baring, satu tungkai di fleksikan pada persendian panggul, sedang tungkai yang satunya lagi berada dalam keadaan ekstensi (lurus). Interpretasi: Tanda Brudzinski II (+) bila tungkai yang satunya ikut pula terfleksi.
Tes Brudzinski II 3) Tes Brudzinski III Caranya: Tekan os zigomaticum Interpretasi: Tanda Brudzinski III (+) bila terjadi fleksi involunter ekstremitas superior (lengan tangan fleksi)
d. Tes Kernig
4. Pemeriksaan Laboratorium Pada pasien yang diduga mengalami stroke perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium. Parameter yang diperiksa meliputi kadar glukosa darah, elektrolit, analisa gas darah, hematologi lengkap, kadar ureum, kreatinin.
Pada Kasus: Darah: Rutin : Darah Rutin : WBC : 4.000 (N: 4.000-10.000) Darah Rutin Darah Rutin : WBC : 4.000 (N: 4.000-10.000) Hb g/dl : 14,7 (N:gr/dl) 14-18 gr/dl) Hb : 14,7 (N:g/dl 14-18 : 210 (150-400) PLT : PLT 210 (150-400) 6 (N: 0-15) LED : 6LED (N: :0-15) GDS(<: 285 200 mg/dl) GDS : 285 200 (< mg/dl) Kolesterol : 210 (<200mg/dl) Kolesterol Total : Total 210 (<200mg/dl)
5. Pemeriksaan Penunjang a. CT-Scan CT scan pada kasus stroke bermanfaat untuk membedakan stroke pPinfark dan stroke hemoragik. Pemeriksaan CT scan kepala merupakan gold standar untuk menegakkan diagnosis stroke. b. MRI Secara umum pemeriksaan Magnetic Resonance Imaging (MRI) lebih sensitive dibandingkan CT scan. MRI mempunyai kelebihan mampu melihat adanya iskemik pada jaringan otak dalam waktu 2-3 jam setelah onset stroke non hemoragik. MRI juga digunakan pada kelainan medulla spinalis. Kelemahan alat ini adalah tidak dapat mendeteksi adanya emboli paru, udara bebas dalam peritoneum dan fraktur. Kelemahan lainnya adalah tidak bisa memeriksa pasien yang menggunakan protese logam dalam tubuhnya, preosedur pemeriksaan yang lebih rumit dan lebih lama, serta harga pemeriksaan yang lebih mahal. Penatalaksanaan 1. Farmakologi Pengelolaan umum 5B : B1 (Breathing) Jalan nafas harus terbuka lebar dan leluasa. O2 sesuai kebutuhan. (1-2L) B2 (Blood) Pertahankan tekanan darah normal dengan menggunakan obat :
Kaptopril 6,25 – 25 mg oral/ sublingual Nicardipin 0,5 – 6 mg/kg/menit Pada Kasus : Kaptopril Pada Kasus : Kaptopril 25 mg25 mg B3 (Brain) Bila terjadi peningkatan TIK berikan (Manitol 20% 1 – 1,5 mg/kgBB),
bila terjadi
kejang berikan ( diazepam 0,3-0,5 i.v ) B4 (Bladder) Hindarai infeksi saluran kemih bila terjadi retensio urine lakukan dengan
cara
memasang kateter. B5 (Bowel) Perhatikan kebutuhan cairan dan kalori, bila didapatkan pasien mengalami kesulitan untuk menelan anjurkan pemasangan NGT Pada stroke iskemik untuk menghilangkan sumbatan aliran darah: -Terapi trombolitik diberikan:(tissue plasminogen activator (t-PA), Alteplase) 0,9 mg/Kg/BB. -Terapi antiplatelet:(aspirin,clopidogrel,dipiridamol-aspirin,tiklopidin)clopidogrel 75 mg per hari. -Terapi antikoagulan : (heparin, unfractionated heparin, low-molecular-weight heparins (LMWH), heparinoids warfarin)100 unit/mL setiap 6 sampai 8 jam. Pada kasus perhari.
ini
clopidogrel
75mg
Pada stroke hemoragik di bagi dua : -Terapi suportif : Infus manitol 15-20 ml per kg berat badan pasien -Mengatasi perdarahan :Vit K 10-40 mg/hari dan plasma beku Protamin Asam traneksamat11,5 atau 15-25 mg/kg 2-3 kali sehari.
Non Farmakologi Perubahan gaya hidup Diet rendah lemak Pengendalian berat badan Berhenti merokok, minum alkohol. Aktivitas fisik Bergerak Minimal 30 menit/hari Teraphy Komplikasi a.
Komplikasi berdasarkan neurologi: - Edema otak - Aphasia - Vasospasme (iskemik yang lambat) - Epilepsi - Hidrosefalus
b.
Komplikasi berdasarkan non neurologi: - Hipertensi - Kelainan jantung (Aritmia dan infark miokard) - Hiperglikemi reaktive - Akibat imobilisasi: Pneumonia, Emboli paru, Isk
Edukasi - Diet rendah garam - Rutin latihan gerakan pada anggota gerak yang lemah - Pola makan sehat dan seimbang
Mengontrol hipertensi dan faktor resiko lain agar tidak terjadi stroke kedua kalinya. Prognosis Jenis prognosis dibagi menjadi sebagai berikut: 1. Sanam (sembuh) 2. Bonam (baik) 3. Malam (buruk/jelek) 4. Dubia (tidak tentu/ragu-ragu) : - Dubia ad sanam/bonam (tidak tentu/ragu-ragu, cenderung sembuh/baik) -Dubia ad malam (tidak tentu/ragu-ragu, cenderung buruk/jelek). Prognosis pada kasus ini: Dubia ad bonam karna keadaan pasien Prognosis pada kasus ini: Dubia ad bonam karna keadaan pasien membaik membaik
DAFTAR PUSTAKA
1. Hartwig, M. S., L. M. Wilson. 2007. Nyeri. Dalam: Price, S. A., L. M. Wilson. 2007. PATOFISIOLOGI Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Edisi 6. Volume 2. Terjemahan B. U. Pendit, et.al. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. pp: 10631104. 2. Burns, D. K., V. Kumar. 2007. Sistem Saraf. Dalam: Kumar, V., R. S. Cortran, dan S. L. Robbins. Buku Ajar Patologi. Edisi 7. Volume 2. Terjemahan B. U. Pendit. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. pp: 903-948. 3.
http://stroke.ahajournals.org/content/44/3/870.full. 4 Juli 2015.