KURIKULUM PENDIDIKAN PPDS ANAK
Kurikulum pendidikan bersifat dinamis yang berubah dan berkembang dari waktu ke waktu sejalan dengan perubahan didalam masyarakat. Sebagai hasil kemajuan dan pembangunan, tingkat kesejahteraan rakyat dan tingkat kesehatan akan berubah menjadi lebih baik. Pola penyakit, masalah kesehatan, morbiditas dan mortalitas juga akan berubah. Perkembangan ilmu dan teknologi mengakibatkan pola penanggulangan dan penanganan penyakit atau masalah kesehatan akan mengalami kemajuan dan perkembangan sehingga menjadi lebih efektif, lebih beragam, dan lebih canggih, namun lebih mahal. Oleh karena itu dituntut pula kemampuan untuk menyaring dan menapis penerapannya sesuai dengan budaya bangsa dan tahapan hasil pembangunan. Untuk
memenuhi
tuntutan
meningkatnya kebutuhan akan
pelayanan
kesehatan yang lebih baik dan berkualitas, maka diperlukan tenaga kesehatan yang sesuai yaitu tenaga kesehatan profesional yang didukung oleh penguasaan ilmu dan teknologi dibidang ilmu kesehatan anak yang selalu update. Dokter spesialis anak adalah seorang dokter yang telah mencapai kompetensi tertentu, secara profesional mengkhususkan diri melayani anak sehat dan anak sakit dalam keluarga maupun dalam masyarakat sejak konsepsi sampai akhir usia remaja, serta mempunyai kemampuan menyerap, mengembangkan dan menyebarluaskan ilmunya serta menjunjung etika kedokteran. Progam Pendidikan dokter spesialis (PPDS 1) Ilmu Kesehatan Anak di Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya mengacu pada Panduan
Pendidikan Program Pendidikan Sarjana dan Profesi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga dan Kurikulum Kolegium Ilmu Kesehatan Anak. Kompetensi yang harus dikuasai tidak hanya bersifat spesialistik, tetapi harus tetap mencakup kompetensi dasar. Dari mereka dituntut kompetensi untuk memilih penerapan ilmu yang sesuai dengan masalah kesehatan yang dihadapi dan dana serta sarana yang tersedia, dengan tetap mengikuti perkembangan ilmu. Tuntutan ini diharapkan dapat dipenuhi dengan profesionalisme yang tinggi melalui pendekatan ”kedokteran berbasis bukti” dalam setiap penanganan kasus anak, yang diterapkan sesuai dengan etika luhur kedokteran. Selain itu, dokter spesialis anak tidak hanya berfungsi sebagai tenaga profesional dalam pelayanan kesehatan anak, melainkan juga berkiprah secara akademik sebagai peneliti dan sekaligus sebagai pendidik. Untuk menghasilkan tenaga dengan kompetensi ganda ini, yakni tenaga profesional sekaligus akademisi dibutuhkan upaya yang sunguh-sungguh. Dengan memperluas spektrum kompetensi akademis, antara lain berupa penguasaan falsafah ilmu, metodologi penelitian, biostastitik dan ilmu kedokteran dasar, maka kemampuan akademis lulusan sudah memenuhi syarat kemampuan magister (program strata II magister). Upaya tersebut dapat dilaksanakan tanpa menambah beban studi (kompetensi akademis berkisar 38-50 SKS, dan total SKS untuk seluruh program pendidikan berkisar 90 – 100 SKS). Dengan demikian perlu ditegaskan bahwa pendidikan dokter spesialis anak merupakan perpaduan pendidikan spesialis dan pendidikan magister, yang akan menghasilkan dokter spesialis anak yang sekaligus magister ilmu kesehatan. Hal ini sejalan dengan dengan pengkajian Dewan Pendidikan Tinggi Komisi Disiplin Ilmu Kesehatan mengenai Pengembangan Pendidikan Magister Ilmu Kedokteran Klinik yang pada
pelaksanaannya dapat merupakan pendidikan terpadu dalam pendidikan dokter spesialis yang ada (combined degree program). Pendidikan dokter spesialis anak di Universitas Airlangga mulai Juli 1997 sudah mengikutkan para peserta didik pada Mata Kuliah Dasar Umum (MKDU) yang diadakan oleh Fakultas Kedokteran Unair/ TKP PPDS RS Dr Soetomo yang mempunyai beban 19 SKS. Materi yang diberikan dan diujikan adalah mirip materi dalam konsep pendidikan Magister – Dokter Spesialis Anak milik Ikatan Dokter Anak Indonesia,
sehingga pelaksana
pendidikan dokter spesialis anak
Fakultas
Kedokteran Universitas Airlangga/RSUD Dr. Soetomo tidak mengalami masalah didalam mengimplementasikan kurikulum 2000.