Nama : Cendy Eka Erlinawati NIM
: 160210102103
Kelas : A
A. Sumber-Sumber Radiasi Ditinjau dari proses terbentuknya, unsur-unsur radioaktif atau sumbersumber radiasi lainnya yang ada di lingkungan ini dapat dikelompokkan ke dalam dua golongan besar, yaitu sumber-sumber radiasi alam dan sumber-sumber radiasi buatan. Dikatakan sebagai sumber radiasi alam karena sumber-sumber itu sudah ada semenjak alam ini lahir. Di samping sumber-sumber radiasi alam, kita juga mengenal adanya sumber-sumber radiasi buatan, yaitu sumber radiasi yang proses terbentuknya melibatkan intervensi manusia, baik sumber radiasi tersebut sengaja dibuat untuk maksud-maksud tertentu atau merupakan hasil samping dari pemanfaatan teknologi nuklir oleh umat manusia. Dalam hal ini sumber radiasi tersebut tidak sengaja dibuat oleh manusia. Berdasarkan sumbernya, radiasi alam dikelompokkan ke dalam tiga jenis, yaitu radiasi kosmik, radiasi yang berasal dari bahan radioaktif yang berada dalam kerak bumi, dan radiasi kosmik sekunder yang terjadi akibat interaksi antara radiasi kosmik primer dengan unsur-unsur di angkasa. Bahan-bahan radioaktif alam dapat berperan sebagai sumber radiasi alam. Jadi radiasi pada prinsipnya sudah ada sejak alam ini terbentuk. Secara garis besar, radiasi alam atau sering kali juga disebut sebagai radiasi latar dapat dikelompokkan menjadi dua bergantung pada asal sumbernya, yaitu radiasi teresterial (berasal dari permukaan bumi) dan radiasi ekstra teresterial (berasal dari angkasa luar). Radiasi yang terpancar dari inti atom akibat interaksi antara radiasi kosmik dengan inti atom yang ada di atmosfir bumi (radionuklida kosmogenik) adalah radiasi yang paling umum. 1. Sumber Radiasi Alamiah a. Radiasi Kosmik Radiasi kosmik terdiri dari radiasi berenergi tinggi yang berasal dari luar angkasa yang masuk ke atmosfir bumi (radiasi kosmik primer), partikel sekunder dan
gelombang elektromagnetik yang terjadi akibat interaksi radiasi kosmik primer dengan inti atom yang ada di atmosfir. Sinar kosmik yang berupa partikel akan bereaksi dengan atmosfir bumi menghasilkan tritium, berilium, dan carbon yang radioaktif. Tidak seorangpun yang tidak terkena radiasi ini meskipun jumlahnya berbeda-beda berdasarkan lokasi dan ketinggian. Karena medan magnet bumi mempengaruhi radiasi ini, maka orang di kutub menerima lebih banyak daripada orang yang ada di katulistiwa. Selain itu orang yang berada di lokasi yang lebih tinggi akan menerima radiasi yang lebih besar karena semakin sedikit lapisan udara yang bertindak sebagai penahan radiasi. Contoh : - Radiasi oleh Matahari Radiasi matahari merupakan sumber energi utama kehidupan di muka bumi ini. Setiap waktu hampir terjadi perubahan penerimaan energi radiasi matahari yang dapat mengaktifkan melekul gas atmosfer sehingga terjadilah pembentukan cuaca. Iklim adalah keadaan unsur cuaca rata-rata dalam waktu yang relatif panjang, dengan unsur-unsur sebagai berikut: radiasi matahari, suhu udara,
kelembaban
nisbi
udara,
tekanan
udara,
angin,
curah
hujan,
evapotranspirasi dan keawanan. Radiasi matahari merupakan unsur iklim/cuaca utama yang akan mempengaruhi keadaan unsur iklim/cuaca lainnya. Perbedaan penerimaan radiasi matahari antar tempat di permukaan bumi akan menciptakan pola angin yang selanjutnya akan berpengaruh terhadap kondisi curah hujan, suhu udara. Radiasi Matahari adalah pancaran energi yang berasal dari proses thermonuklir yang terjadi di matahari. Energi radiasi matahari berbentuk sinar dan gelombang elektromagnetik. Spektrum radiasi matahari sendiri terdiri dari dua yaitu, sinar bergelombang pendek dan sinar bergelombang panjang. Sinar yang termasuk gelombang pendek adalah sinar x, sinar gamma, sinar ultra violet, sedangkan sinar gelombang panjang adalah sinar infra merah.
b. Radiasi Internal
Radiasi internal merupakan radiasi yang diterima oleh manusia dari dalam tubuh manusia sendiri, dalam hal ini sumber radiasi masuk ke dalam tubuh manusia melalui makanan, minuman atau udara. Unsur yang meradiasi manusia dari dalam ini kebanyakan berupa tritium, Carbon-14, Kalium-40, Timah Hitam (Pb-210) dan Polonium-210. Radiasi internal ini umumnya merupakan 11% total radiasi yang diterima seseorang. Setelah masuk ke dalam tubuh manusia, radionuklida akan menetap dalam tubuh manusia, sehingga di dalam tubuh manusia juga terdapat radiasi alam. Penduduk paling utara di bumi menerima radiasi internal dari Polonium-210 kira-kira 35 kali nilai rata-rata dengan sumber daging kijang yang mereka makan. Penduduk di daerah Australia Barat yang kaya dengan uranium menerima radiasi internal kira-kira 75 kali nilai rata-rata dari daging domba, kangguru dan offal yang mereka konsumsi. Seseorang yang ada di dalam gedung atau rumah dapat menerima radiasi dari sumber yang ada dalam bahan bangunan. Sumber radiasi yang terutama adalah radon. Radon merupakan gas turunan peluruhan Uranium-238 dan Thorium-232. c. Radionuklida Primordial Radiasi primordial adalah radiasi alam yang berasal dari dalam bumi. Terdiri dari tiga jenis radionuklida yaitu kalium-40, Th-232 yang merupakan inti awal deret thorium, dan U-238 yang merupakan inti awal deret uranium. Radionuklida dalam deret uranium maupun thorium mengalami peluruhan a, b maupun g. K-40 mengalami peluruhan b berubah menjadi Ca-40 dan Ar-40 dengan memancarkan radiasi b dan g. Di dalam deret uranium dan thorium terdapat gas mulia Rn-222 dan Rn-220 (radon). Sebagian dari gas yang muncul dalam deret peluruhan ini akan keluar dari lapisan tanah atau bahan bangunan. Partikel inti hasil peluruhan dapat menempel pada aerosol di udara dan mengubah aerosol itu menjadi aerosol radioaktif alam. Paparan radiasi (dosis efektif) akibat menghirup aerosol radioaktif merupakan komponen terbesar di antara radiasi alam. Di dalam bangunan yang terbuat dari batuan yang memiliki kerapatan materi radioaktif dan kerapatan aerosol yang tinggi dan menyebabkan dosis radiasi pada sistem pernapasan akan meningkat, sehingga kerapatan, dinamika Rn dan hasil peluruhannya di udara menimbulkan suatu masalah. Radionuklida ini terdapat dalam materi seperti kerak bumi, bebatuan, lapisan tanah, air laut, bahan
bangunan dan tubuh manusia dengan kadar yang berbeda-beda. Secara umum batuan dari gunung berapi memiliki kadar radionuklida yang lebih tinggi dari pada batuan endapan. Jadi, kerapatan radionuklida berbedabeda bergantung kepada jenis tanah dan unsur pembentuknya. Keberadaan radionuklida primordial di suatu tempat dengan tempat lainnya, tidak selalu sama. Hal tersebut tergantung pada letak geografis suatu tempat serta keadaan geologi tempat tersebut. Ada beberapa tempat di dunia yang memiliki tingkat radiasi dari kerak bumi sangat tinggi, tetapi tingkat insiden orang terkena kanker rendah.
Contoh : a) Radiasi oleh Permukaan Bumi Beberapa daerah di bumi mempunyai radiasi alam yang lebih tinggi dari rata-rata di permukaan bumi, misalnya di India dan Brazil. Pada daerah tertentu di negara tersebut, permukaan tanah tertutupi oleh suatu bahan yang berwarna hitam yang disebut pasir monasit, yang merupakan turunan dari deposit uranium. Pasir monasit tersebut melingkupi daerah yang relatif luas dengan populasi penduduk yang cukup besar. Tingkat radiasi pada tinggi setengah meter dari permukaan tanah bisa lebih dari 20 kali dari radiasi alam daerah lain. Penelitian pada populasi tersebut, termasuk penduduk yang tinggal pada daerah tersebut selama beberapa generasi, tidak menemukan suatu kelainan, kecenderungan kanker atau penyakit akibat radiasi lainnya.
b) Radiasi oleh Permukaan Laut Beberapa daerah laut terdapat atom-atom yang bersifat nuklida. Misalnya Tritium. Tritium terdapat di udara dan di air laut, terjadi sebagai hasil reaksi neutron dari radiasi kosmik dengan unsur-unsur di udara seperti misalnya N-14. Dari jumlah keseluruhan tritium, 99% (1,3E+18 Bq) di antaranya berbentuk HTO. Pengukuran sebelum percobaan nuklir menunjukkan kandungan tritium dalam air permukaan 200 – 900 Bq/m3, dan dalam air laut 100 Bq/m3. Sehingga menyebabkan permukaan air laut memancarkan radiasi
c) Radiasi oleh Permukaan Gunung Sinar kosmis yang berupa partikel akan bereaksi dengan atmosfir bumi menghasilkan tritium, berilium dan carbon yang radioaktif. Tak seorangpun luput dari guyuran radiasi ini meskipun jumlahnya berbeda-beda berdasarkan lokasi dan ketinggian. Karena medan magnet bumi mempengaruhi radiasi ini, maka orang di kutub menerima lebih banyak daripada yang ada di katulistiwa. Selain itu orang yang berada di lokasi yang lebih tinggi akan menerima radiasi yang lebih besar karena semakin sedikit lapisan udara yang dapat bertindak sebagai penahan radiasi. Jadi, orang yang berada di puncak gunung akan menerima radiasi yang lebih banyak daripada yang di permukaan laut (Adinugraha, 2009).
2. Sumber Radiasi Buatan Radiasi buatan adalah radiasi yang timbul karena atau berhubungan dengan kegiatan manusia; seperti penyinaran di bidang medic, jatuhan radioaktif, radiasi yang diperoleh pekerja radiasi di fasilitas nuklir, radiasi yang berasal dari kegiatan di bidang industri : radiografi, logging, pabrik lampu, dsb. Sampai saat ini tenaga nuklir, khususnya zat radioaktif telah dipergunakan secara luas dalam berbagai bidang, antara lain bidang industri, kesehatan, pertanian, peternakan, sterilisasi produk farmasi dan alat kedokteran, pengawetan bahan makanan, bidang hidrologi, yang merupakan aplikasi teknologi nuklir untuk non energi. Salah satu pemanfaatan teknik nuklir, yaitu dalam bidang energi saat ini sudah berkembang dan dimanfaatkan secara besar besaran dalam bentuk Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN), dimana tenaga nuklir
digunakan untuk membangkitkan tenaga listrik yang relatif murah, aman, dan tidak mencemari lingkungan. Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir atau PLTN adalah sebuah pembangkit daya thermal yang menggunakan satu atau beberapa reaktor nuklir sebagai sumber panasnya. Prinsip kerja sebuah PLTN hampir sama dengan sebuah Pembangkilt Listrik Tenaga Uap, menggunakan uap bertekanan tinggi untuk memutar turbin. Putaran turbin inlah yang diubah menjadi energi listrik. Perbedaannya ialah sumber panas yang digunakan untuk menghasilkan panas. Sebuah PLTN menggunakan Uranium sebagai sumber panasnya. Reaksi pembelahan (fisi) inti Uranium menghasilkan energi panas yang sangat besar
Pemanfaatan teknik nuklir dalam bentuk PLTN mulai dikembangkan secara komersial sejak tahun 1954. Pada waktu itu di Rusia (USSR), dibangun dan dioperasikan satu unit PLTN air ringan bertekanan tinggi (VVER=PWR) yang setahun kemudian mencapai daya 5 MWe. Di Amerika Serikat juga dioperasikan jenis reaktor yang sama, dengan daya 60 MWe. Pada tahun 1956 di Inggris dikembangkan PLTN jenis Gas Cooled Reactor (GCR=reactor berpendingin gas) dengan daya 100 MWe. Contoh : -
Radiasi Oleh Reaktor Nuklir Proses fisi nuklir adalah proses yang amat kompleks dan penuh resiko.
Dalam proses radiasi oleh radiator nuklir terdapat empat jenis radiasi; Alpha, Beta, Gamma, dan X-ray, dengan ciri-ciri dan kandungan resiko masing-masing. Paling berbahaya adalah radiasi Alpha. Radiasi ini tidak bisa menembus kulit kita, tapi begitu terhirup, tertelan, atau masuk lewat luka, bisa masuk sel-sel di organ atau darah yang sangat merusak daerah sekitarnya. Contoh pengemisi Alpha adalah Plutonium, gas Radon, Uranium, dan Americium.
-
Radiasi Oleh Pembangkit Tenaga Listrik Radiasi yang ditimbulkan oleh SUTT (Saluran Listrik Tegangan Tinggi)
sangat berbahaya bagi kesehatan. Pemerintah lebih memilih membangun SUTT melewati pemukiman warga ketimbang melewati tanah yang kosong yang jaraknya agak lebih jauh. Pemerintah hanya memikirkan kerugian yangdi dapatnya dalam biaya pemindahan SUTT dibanding kerugian yang didapat oleh warga yang rumahnya terlintas oleh jalur SUTT. Radiasi yang ditimbulkan oleh SUTT (Saluran Listrik Tegangan Tinggi) sangat berbahaya bagi kesehatan. Warga yang rumahnya di lalui oleh SUTT tentunya akanmengalami kerugian yang sangat besar.
-
Radiasi Oleh Benda Elektronika Efek radiasi oleh smart phone berdampak pada kesehatan, pada umumnya
terjadi akibat panas yang ditimbulkan saat interaksi antara energy gelombang elektromagnetik mikro dengan materi biologi (mata manusia). Efek ini sangatlah berbahaya karena dapat merusak mata dan dapat menyebabkan penyakit katarak.
- Radiasi Oleh Bangunan Bahan bangunan pada rumah yang umumnya digunakan juga mengandung bahan-bahan radioaktif. Yang mana bangunan yang sudah berdiri tersebut dapat memancarkan radiasi. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa setiap hari manusia terkena paparan radiasi oleh bangunan-bangunan yang ada. bahan bangunan yang memiliki konsentrasi uranium, thorium, kalium
Berikut
- Radiasi Oleh Permukaan Jalan Raya Untuk bahan pembuatan jalan raya juga sama seperti yang telah dijelaskan pada bahan pembuatan bangunan, sehingga jalan raya yang ada juga dapat memancarkan radiasi.
B. Jenis Radiasi 1. Ionizing Radiation Radiasi ionizing merupakan radiasi dengan energi yang cukup untuk menghasilkan sejumlah ion saat saling berinteraksi dengan molekul-molekul dan atom. Jenis-jenis dari radiasi ionizing adalah radiasi sinar alpha (α), radiasi sinar beta (β), radiasi sinar gamma (γ), sinar x, proton, netron dan electron. 1. Radiasi Sinar alpha (α)
Sinar alfa dihasilkan oleh pancaran–pancaran partikel – partikel α dari sebuah sumber radioaktif.
Sinar alfa tidak lain adalah inti atom Helium bermuatan +2e dan bermassa 4 sma. Jadi sinar alfa mengandung 4 nukleon yaitu 2 proton dan 2 neutron.
Merupakan komponen sinar yang dibelokkan ke kanan
yaitu
bermuatan positif jika dilewatkan oleh medan magnetik.
Sinar alfa akan dibelokkan menuju keping negatif jika dilewatkan melalui suatu medan listrik.
Jika sinar alfa mengenai suatu materi, maka akan terjadi perpindahan energi dari sinar alfa ke materi tersebut melalui suatu tumbukan tidak elastis dengan elektron luar dari atom–atom dalam materi tersebut.
Sinar alfa dapat menghitamkan film. Jejak partikel alfa dalam bahan radioaktif berupa garis lurus.
Radiasi sinar alfa memiliki daya tembus terlemah dibandingkan dengan sinar beta dan sinar gamma.
Radiasi sinar alfa memilki jangkauan beberapa sentimeter di udara dan sekitar 10-2 mm dalam logam tipis.
Radiasi sinar alfa mempunyai daya ionisasi paling kuat.
Berdasarkan percobaan dalam medan magnetik dan medan listrik dapat ditentukan kecepatan dan muatan sinar alfa. Kecepatan sinar alfa berharga antara 0,054c sampai 0,07c, dimana c adalah kecepatan cahaya dalam sinar vakum.
Sinar alfa bergerak lebih lambat daripada sinar beta karena massanya lebih besar.
2. Radiasi Sinar Beta
Dibelokkan oleh medan listrik dan magnetik. Defleksi besar karena partikel beta lebih ringan daripada a-partikel.
Mempengaruhi pelat fotografi.
Mengionisasi gas yang mereka lalui.
Massa partikel beta adalah 9,1 x 10-31 kg dan muatannya adalah +1,6x10-19 C.
Kecepatannya adalah 108 m/s.
Daya tembus partikel beta adalah lebih dari partikel alfa.
Menyebabkan fluoresensi bahan fluorescent.
Menghasilkan
sinar-X
ketika
dihentikan
oleh
logam
yang
mempunyai nomor atom dan titik leleh tinggi seperti tungsten.
Menyebabkan kerusakan radiasi yang lebih besar karena dapat dengan mudah melewati kulit tubuh.
3. Radiasi Sinar Gamma
Tidak dibelokkan oleh medan listrik dan magnetik.
Mempengaruhi pelat fotografi.
Kekuatan ionisasi sangat rendah dibandingkan dengan partikel alfa maupun beta.
Sinar gamma adalah gelombang elektromagnetik seperti sinar-X dan sinar tampak. Panjang gelombang sinar gamma lebih pendek dari sinar-X.
Kecepatan sinar gamma sama dengan kecepatan cahaya.
Daya tembus tinggi.
Menyebabkan fluoresensi pada bahan fluorescent.
Terdifraksi oleh kristal.
Meskipun sinar-X dan sinar gamma memiliki sifat yang mirip, asal keduanya berbeda. Sinar-X berasal dari awan elektron di luar inti, dimana sinar gamma berasal dari inti.
Dapat dengan mudah melewati tubuh manusia dan menyebabkan kerusakan biologis yang besar
4. Sinar X Sinar-X memiliki panjang gelombang berkisar antara 10-11 meter sampai 10-9 meter dengan rentang frekuensi 1016 hertz hingga 1020 hertz sehingga sinar ini memiliki daya tembus yang cukup kuat yang dapat menembus buku tebal, kayu tebal, dan bahkan pelat aliminium setebal 1 cm (Anonim, 2009). Anonim (2009b) menyatakan bahwa “sinar-X dihasilkan oleh elektron-elektron yang berada di bagian dalam kulit elektron atom, atau pancaran yang terjadi karena elektron dengan kelajuan besar menumbuk logam”. Supriyono (2006) menyimpulkan bahwa sinar-X memiliki sifat-sifat, yaitu: 1. Dapat menghitamkan pelat film, 2. Dapat mengionkan gas karena memiliki energi tinggi, 3. Dapat menembus logam tipis, 4. Tidak dapat dibelokkan oleh medan listrik maupun medan magnet, 5. Dipancarkan ketika sinar katode menumbuk logam, 6. Dapat mengeluarkan elektron-elektron foto dari permukaan logam yang ditumbukkan. 7. Tidak dapat dirasakan oleh panca indra.
- Karakteristik Radiasi Ionizing Radiasi ionizing memiliki potensi yang dapat membahayakan makhluk hidup lebih besar dari radiasi non ionizing, tetapi jika dimanfaatkan dengan baik radiasi ionizing bisa memberikan beberapa manfaat.
- Jenis Radiasi Ionizing Contoh-contoh dari radiasi buatan ionizing antara lain jaringan listrik tegangan tinggi atau jaringan listrik tegangan ekstra tinggi, laser, microwave, dll.
- Mekanisme Ionisasi Sumber radiasi ionizing merupakan sumber radiasi buatan yang mana radiasi tersebut dapat menyebabkan suatu proses terbentuknya ion positif dan ion negatif (ionisasi) apabila berinteraksi dengan suatu materi. Kita ketahui bahwa ionisasi adalah proses dimana electron dikeluarkan dari orbitnya disekitar atom tertentu, menyebabkan atom tersebut menjadi terisi (terionisasi).
2. Non- Ionizing Radiation Radiasi non ionisasi adalah radiasi dengan energi yang cukup untuk mengeluarkan elektron atau molekul tetapi energi tersebut tidak cukup untuk membentuk /membuat formasi ion baru (Handley,1997). Jenis Radiasi non ionisasi : Radiasi ini berupa gelombang elektromagnetik seperti sinar uv, cahaya tampak, infra merah, gelombang radio, LF dan ELF Berdasarkan panjang gelombang yang berhubungan dengan frekuensi dan energy fotonnya, radiasi non pengion dapat dibagi atas 2 kelompok besar yaitu radiasi optik dengan panjang gelombang antara 100 nm sampai 1 mm dan radiasi elektromagnetik radiofrekuensi antara 1 mm sampai sekitar > 100 km.
Sumber Radiasi Non Ionizing Sumber radiasi UV alam adalah matahari. Namun karena adanya serapan oleh atom oksigen yang kemudian membentuk lapisan ozon, maka radiasi matahari yang sampai ke bumi (terestrial) intensitasnya lebih rendah yang meliputi UV dengan panjang gelombang 290 -400 nm sedangkan
panjang
gelombang yang lebih pendek diserap oleh lapisan atmosfer. Sebagai penyerap utama radiasi UV, lapisan gas ini berfungsi sebagai pelindung bumi dari pancaran sebagian radiasi UV yang lebih pendek dari 340 nm. Semakin berkurangnya lapisan ozon sebagai akibat dari pelepasan chloro fluoro carbon (CFC) basil buatan manusia ke atmosfer akan memperkel tingkat proteksi ozon terhadap sinar
UV dan menyebabkan tingkat kerusakan akibat pancaran radiasi UV semakin besar. Sumber radiasi UV buatan manusia pada dasarnya terdiri dari 3 jenis yaitu incandescent seperti lampu halogen tungsten; lampu neon, seperti lampu intensitas tinggi yang digunakan pada industry fotopolimerisasi dan lampu germisidal untuk sterilisasi dan lampu untuk pengelasan metal; dan laser UV seperti excimer laser. Radiasi non pengion, radiasi elektromagnetik yang berasal dari peralatan yang menggunakan listrik, misalnya peralatan telekomunikasi dan elektronik lainnya.Pengguna langsung maupun tidak langsung alat tersebut akan menyerap energy gelombang elektromagnetik yang bersumber dari alat tersebut. Hal ini bisa menimbulkan penyakit gangguan saraf pada tubuh terutama system saraf dan otak.
- Karakteristik Radiasi Non-Ionizing Radiasi Non-Ionizing merupakan suatu radiasi yang terjadi pada suatu materi yang mana pada proses radiasi tersebut tidak dapat menyebabkan terbentuknya ion positif dan ion negative. Radiasi non ionizing memiliki potensi lebih kecil dari radiasi ionizing yang dalam membahayakan makhluk hidup,
- Jenis-jenis Radiasi Non-Ionizing Contoh-contoh dari radiasi buatan non ionizing antara lain radiasi infra merah atau radiasi gelombang elektromagnetik mikro, dll. Radiasi gelombang mikro yang saat ini popular dibicarakan adalah radiasi yang disebabkan oleh penggunaan telepon seluler khususnya telepon pintar (smart phone). Efek radiasi yang berdampak pada kesehatan yang disebabkan oleh smart phone umumnya terjadi akibat panas yang ditimbulkan saat interaksi antara energy gelombang elektromagnetik mikro dengan materi biologi (mata manusia). Efek ini sangatlah berbahaya karena dapat merusak mata dan dapat menyebabkan penyakit katarak.
- Mekanisme Interaksi Radiasi Non-Ionizing dengan Materi Sumber radiasi non ionizing merupakan sumber radiasi elektromagnetik buatan yang mana memiliki energy yang tidak cukup untuk menyebabkan suatu
proses terbentuknya ion positif dan ion negatif (ionisasi) apabila berinteraksi dengan suatu materi.
Proses Pembentukan Batubara Proses pembentukan batubara terdiri atas dua tahap, yaitu: 1. Tahap biokimia (penggambutan) adalah tahap ketika sisa-sisa tumbuhan yang terakumulasi tersimpan dalam kondisi bebas oksigen (anaeorobik) di daerah rawa dengan sistem penisiran (drainage system) yang buruk dan selalu tergenang air beberapa inci dari permukaan air rawa. Material tumbuhan yang busuk tersebut melepaskan unsur H, N, O, dan C dalam bentuk senyawa CO2, H2O dan NH3 untuk menjadi humus. Selanjutnya oleh bakteri anaerobik danfungi, material tumbuhan itu diubah menjadi gambut. (Stach, 1982, opcit. Susilawati 1992).
2. Tahap pembatubaraan (coalification) merupakan proses diagenesis terhadap komponen organik dari gambut yang menimbulkan peningkatan temperatur dan tekanan sebagai gabungan proses biokimia, kimia dan fisika yang terjadi karena pengaruh pembebanan sedimen yang menutupinya dalam kurun waktu geologi. Pada tahap tersebut, persentase karbon akan meningkat, sedangkan persentase hidrogen dan oksigen akan berkurang sehingga menghasilkan batubara dalam berbagai tingkat maturitas material organiknya. (Fischer, 1927, op cit. Susilawati 1992). Teori yang menerangkan terjadinya batubara yaitu : a. Teori In-situ Batubara terbentuk dari tumbuhan atau pohon yang berasal dari hutan di tempat dimana batubara tersebut. Batubara yang terbentuk biasanya terjadi di hutan basah dan berawa, sehingga pohon-pohon di hutan tersebut pada saat mati dan roboh, langsung tenggelam ke dalam rawa tersebut dan sisa tumbuhan tersebut tidakmengalami pembusukan secara sempurna dan akhirnya menjadi fosil tumbuhan yang membentuk sedimen organik. b. Teori Drift Batubara terbentuk dari tumbuhan atau pohon yang berasal dari hutan yang bukan ditempat dimana batubara tersebut. Batubara yang terbentuk biasanya terjadi di delta mempunyai ciri-ciri lapisannya yaitu tipis, tidak menerus (splitting), banyak
lapisannya (multiple seam), banyak pengotor (kandungan abu cenderung tinggi). Proses pembentukan batubara dapat dilihat pada gambar 1.
(Sumber : Mayang, 2012) Gambar 1. Proses Pembentukan Batubara
Pada dasarnya terdapat dua jenis material yang membentuk batubara, yaitu: 1. Combustible Material, yaitu bahan atau material yang dapat dibakar/dioksidasi oleh oksigen. Material tersebut umumnya terdiri dari karbon padat (fixed carbon), senyawa hidrokarbon, total sulfur, senyawa hidrogen, dan beberapa senyawa lainnya dalam jumlah kecil. 2. Non Combustible Material, yaitu bahan atau material yang tidak dapat dibakar/dioksidasi oleh oksigen. Material tersebut umumnya terdiri dan senyawa anorganik (SiO2, A12O3, Fe2O3, TiO2, Mn3O4, CaO, MgO, Na2O, K2O dan senyawa logam lainnya dalam jumlah kecil) yang akan membentuk abu dalam batubara. Kandungan non combustible material ini umumnya tidak diingini karena akan mengurangi nilai bakarnya.
DAFTAR PUSTAKA
Akhadi, Mukhlis. 2000. Dasar-dasar Proteksi Radiasi. Jakarta : Rineka Cipta. Dewi, Sri. 2012. Sumber-Sumber Radiasi. Bandung : ITB Wiyatmo, Yusman. 2006. Fisika Nuklir. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Wardhana W.A. 2007. Teknologi Nuklir. Yogyakarta : Andi.