KULIAH FORENSIK Kedokteran forensik ada 2 1. Pemeriksaan kedokteran forensik klinik a. Korban hidup dengan perlukaan b. Korban hidup dengan keterlibatan racun 2. Pelayanan kedokteran forensik patologi a. Pemeriksaan korban mati Pemeriksaan penunjang forensik 1. 2. 3. 4. 5.
Histopatologi forensik Toksikologi forensik DNA forensik Antropologi forensik (pemeriksaan kerangka) Disiplin dan lainnya Pemeriksaan kedokteraan forensik bersifat multiidisiplin dan holistik
Aspek medikolegal -
Medikolegal adalah suatu ilmu terapan yang melibatkan aspek ilmu medico (ilmu kedokteran) dan legal(ilmu hukum) Medikolegal > standart pelayanan medis dan operasional dalam bidang kedokteran dan hukum yang berlaku (umum dan khusus)
Hubungan terapeutik dokter – pasien dr. Berti Nelwan Landasan hukum perdata Pasal 1313 KUHper -
Suatu persetujuan adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang atau lebih
Pasien / keluarga meminta bantuan dokter Dokter karena keahlian dan ketrampilan sanggup memenuhi Pasien / keluarga menuntut prestasi dari dokter
Prestasi menurut perundangan 1. Menyerahkan sesuatu barang 2. Melakukan sesuatu perbuatan 3. Tidak melakukan sesuatu perbuatan Diagnostik, Promotif, Preventif, Kuratif, Rehabilitatif Perjanjian terapeutik ; 1320 KUHPerdata : 1. Pelaku perjanjian harus dapat bertindak sebagi subjek hukum. Sepakat mereka yang mengikatkan dirinya 2. Kecakapan untuk membuat suatu perjanjian. Perjanjian antara subjek hukum tersebut harus atas dasar sukarela dan tanpa paksaan 3. Sesuatu hal tertentu. Perjanjian tersebut memperjanjikan sesuatu dibidang pelayanan kesehatan 4. Perjenjian tersebut harus atas sebab yang halal dan tidak bertentangan dengan hukum Jenis hubungan dokter – pasien 1. Transaksi terapeutik (ius kontrakto) = kesepakatan kehendak kedua subjek hukum (dokter dan pasien) 2. Transaksi mendesak dan atau perintah undang-undang (ius delicto) – psl 1354 KUHPer = emergency, pemeriksaan kesehatan pegawai, dll Saat terjadinya hubungan hukum antara dokter dengan pasien 1. Konsensus pasien 2. Konsensus dokter : oral statement, implied statement 3. Asas konsensual dan berkontrak Hak pasien -
Perawatan Menolak cara perawatan tertentu
TANGGUNG JAWAB HUKUM Kelalaian : Melakukan sesuatu yang seharusnya tidak dilakukan atau tidak melakukan sesuatu yang seharusnya dilakukan orang lain yang sekualifikasi pada suatu keadaan dan situasi yang sama (prof Budi Sampurna) Culpalata = kelalaian berat Culpalewis = kelalaian ringan
Kelalaian : sikap kekurang hati-hatian, yaitu -
Tidak melakukan apa yang seseorang dangan sikap hati-hati melakukannya dengan wajar Tidak sesuai SOP Terlambat
Tolak ukur kelalaian (culpa lata) 1. 2. 3. 4.
Bertentangan dengan hukum Akibatnya dapat dibayangkan Akibatnya dapat dihindarkan Perbuatannya dapat dipersalahkan Jadi malpraktek medik merupakan kelalian yang berat dan pelayanan kedokteran dibawah standar
World Medical Association (1992) Medical malpractice involves the physician’s failure to conform the standard of care for treatment of the patient condition, or lack of skill, negligence in providing care to the patient, which is direct cause of an injury to patient. “De minimis noncurat lex” -
-
Kelalaian bukanlah suatu pelanggaran hukum atau kejahatan, jika kelalaian itu tidak sampai membawa kerugian atau cedera kepada orang lain dan orang itu dapat menerimanya Prinsip hukum yang berarti hukum tidak mencampuri hal-hal yang dianggap sepele ...
Tanggung jawab hukum dokter terhadap pasien dalam upaya pelayanan medis : 1. Tanggung jawab etik 2. Tanggung jawab norma 3. Tanggung jawab hukum Tanggung jawab hukum Dibagi menjadi 3 kategori sesuai bidang hukum yang dilanggar, yakni : 1. Perdata (sipil) 2. Pidana (kriminal) 3. Adsministrasi Seorang DOKTER akan disebut melakukan civil malpractice apabila tidak melaksanakan kewajiban atau tidak memberikan prestasinya sebagaimana yang telah disepakati (ingkar janji)
WANPRESTASI 1. 2. 3. 4.
Tidak melakukan apa yang disepakati untuk dilakukan Melakukan apa yang dijanjikan tetapi terlambat Melakukan apa yang dijanjikan tetapi tidak sesuai Melakukan sesuai dengan yang dijanjikan tetapi melanggar norma agama adat istiadat dll
Pembuktian malpractice 1. Cara langsung Oleh taylor kelalaian memakai tolok ukur adanya 4D yakni a. Duty (kewajiban) Dalam hubungan perjanjian dokter dengan pasien, dokter haruslah bertindak berdasarkan 1. Adanya indikasi medis 2. Bertindak secara hati-hati dan teliti 3. Bekerja sesuai standar profesi 4. Sudah ada informed consent b. Dereliction of duty c. Direct casual relationship d. Damage (kerugian) Harusnya ada hubungan kasual (langsung) antara penyebab (casual) dan kerugian (damage) yang diderita oleh karenanya dan tidak ada peristiwa atau tindakan sela diantranya Hasil (outcome) negatif tidak dapat sebagai dasar menyalahkan dokter. Sebagai adagium dalam hukum, maka pembuktiannya 2. Cara tidak langsung Pasien mengajukan fakta-fakta yang diderita olehnya sebagai hasil layanan dokter (doktrin res ipsa loquitur) Kriteria res ipsa loquitur a. Fakta tidak mungkin ada / terjadi apabila pelayan tidak lalai HUKUM PIDANA Perbuatan seseorang dapat dimasukan dalam kategori criminal malpractice manakala perbuatan tersebut memenuhi rumusan delik pidana yakni : a. Perbuatan tersebut ( positive act maupun negative act ) merupakan perbuatan tercela b. Dilakukan dengan sikap batin yang salah (mens rea) yang berupa kesengajaan (intensional), kecerobohan(reklessness) atau kealpaan (negligence)
Pada tindak pidana biasa yang terutama adalah “akibatnya” sedangkan pada tindak pidana medis adalah “penyebabnya” Walaupun berakibat fatal (damage), tetapi jika tidak ada unsur HUKUM ADMINISTRASI Dokter tersebut telah melanggar hukum administrasi KULIAH PENGANTAR FORENSIK DAN MEDIKOLEGAL Forensik adalah cabang ilmu kedokteran yang memberikan bantuan kepada penyidik untuk mendapatkan salah satu alat bukti baik untuk perkara pidana maupun perkara perdata Profesi kedokteran 1. Sumpah hipokrates - Larangan-larangan - Kewajiban-kewajiban Prinsip etika kedokteran -
Beneficience : mengutamakan kepentingan pasien Autonomy : menghormari hak pasien dalam memutuskan Non maleficence : tidak memperburuk keadaan pasien Justice :tidak mendiskriminasikan pasien, apapun dasarnya
Lingkup prosedur mediko-legal -
Pengadaan visum et repertum Tentang pemeriksaan kedokteran terhadap tersangka Pemberian keterangan ahli pada masa sebelum persidangan dan pemberian keterangan
Dasar pengadaan visum et repertum (masa penyidikan) Pasal 133 KUHAP “Dalam hal penyidik untuk kepentingan peradilan menanganni seorang korban baik luka, keracunan ataupun mati yang diduga karena peristiwa yang merupakan tindak pidana, ia berwenang mengajukan permintaan keterangan ahli kepada ahli kedokteran kehakiman atau dokter dan atau ahli lainnya”
_____________________________________________________________________________________________________ Autopsi Terdapat 3 jenis autopsi 1. 2. 3. -
Autopsi anatomis Untuk pendidikan mahasiswa kedokteran Dasar : UU kesehatan Autopsi klinis Untuk kepentingan diagnosis akhir Cara kematian : natural (sakit) Dasar : kesepakatan (Hk perdata) Autopsi forensik Untuk kepentingan peradilan Cara dan sebab kematian : belum diketahui Dasar : KUHAP (Hk Pidana)
_____________________________________________________________________________________________________ MCOD “if you tell the diagnosis don’t tell the name; if you tell the name don’t tell the diagnosis” _____________________________________________________________________________________________________
Asphyxial death 1. 2. 3. 4.
Viseral congesti Petechiae Cyanosis Fluidity of blood
Asfiksisa mekanik 1. Gangguan pada jalan napas atas a. Pembekapan (contoh : pakai bantal) b. Penyumbatan 2. Adanya penekanan pada jalan napas a. Penjeratan b. Pencekikan ( tanda paling khasnya adalah tanda bulan sabit ) c. Penggantungan 3. Penekanan pada dinding dada 4. Kegagalan jalan napas karena ada cairan ( biasanya pada kasus tenggelam)
4 fase asfiksia 1. Fase dispneu a. Peningkatan CO2 b. Peningkatan rekuensi pernafasan c. Peningkatan nadi d. Peningkatan tekanan darah e. Sianosis pada wajah dan tangan 2. Fase konvulsi / kejang a. Kesulitan bernafas b. Kongesti vena dan kapiler c. Petekie d. Penurunan kesadaran dan stage kejang 3. Fase apnea a. Penurunan anggota gerak b. Pernafasan melambat c. Lemah d. BAK, BAB dan ejakulasi tanpa disadari e. Kematian 4. Fase terminal Smothering -
Obstruksi mekanik / penutupan mulut dan hidung dengan menutup jalan napas ke paru-paru Homicide Cara kematian : 1. Bunuh diri (suicide) 2. Kecelakaan (accidental smothering) 3. Pembunuhan (homicidal smothering) Tanda kekerasan yang dapt ditemukan tergantung dari jenis benda yang digunakan dan kekuatan menekan
Strangulasi -
-
Gambaran akibat asfiksia 1. Wajah serta bibir sianosis dan bengkak 2. Bola mata menonjol dan pupil melebar 3. Ledah membengkak, terjulur kadang tergigit 4. Tangan tergenggam 5. Inkontinensia urin dan feses 6. Organ genitalia kongesti Pemeriksaan dalam 1. Tampak resapan darah
-
-
-
2. Laserasi pada otot dan lapisan dalam dan tengah arteri karotis 3. Fraktur tulang hioid dan.... Penjeratan Benda asing seperti tali, ikat pinggang, rantai, stangen, kawat, kaos kaki, dan sebagainya cara kematian 1. bunuh diri 2. kecelakaan 3. pembunuhan penyebab kematian karena refleks vasovagal Penggantungan 1. Terdapat tanda2 asfiksia 2. Aiu liur mengalir keluar 3. Adanya urin dan feses
Kesimpulan laporan visum ada 5 1. Identitas 2. Waktu kematian 3. Cara kematian TENGGELAM Mekanisme tenggelam Korban terbenam oleh gaya gravitasi > berat jenis tubuh lebih kecil dari berat jenis air, korban akan timbul > Tanda2 intravital pada kasus tenggelam 1. 2. 3. 4. 5.
Spasme cadaveric (badan kaku permanen) Perdarahan liang telinga darah Benda-benda air (rumput, lumpur, dsb) disaluran pencernaan/napas Bercak paltauf BJ darah jantung kanan berbeda dengan BJ jantung kiri (elektrolit air tawar 1,055) natrium di air laut tinggi sedangkan kalium lebih tinggi di air tawar 6. Diatome(+) dalam paru-paru / sumsum tulang Pemeriksaan luar pada kasus tenggelam 1. Penurunan suhu mayat (algor mortis) berlangsung cepat, dan lebam mayat (livor mortis) berwarna merah terang 2. Gambaran kulit angsa (goose-flesh, cutis anserina) 3. Washer woman’s hand 4. Busa halus 5. Pada lidah dapat ditemukan memar atau bekas gigitan
6. Cadaveric spasme 7. Luka-luka pada daerah wajah, tangan, dan tungkai bagian depan akibat persentuhan dengan benda-benda Pemeriksaan dalam pada kasus tenggelam 1. Pemeriksaan terutama ditujukan pada sistem pernapasan 2. Benda asing / busa dalam trakea yang tampak secara makroskopik dan mikroskopik 3. Pleura dapt berwarna kemerahan dan terdapat bintik-bintik perdarahan 4. Bercak perdarahan yang besar ( diameter 3 – 5 cm ) disebut bercak “paltauf” LUKA BAKAR Tanda intravital luka bakar -
Lebam mayat merah terang (cherry red) COHb > 10% Blister (gelembung kulit) Jelaga dalam saluran napas Infiltrasi radang pada jaringan tempat luka bakar Bullae luka bakar dengan dasar hiperemis
Electrical burn Faktor yang mempengaruhi efek listrik 1. Tegangan (voltage) V = 60 volt membahayakan 2. Kuat arus >65 mA membahayakan 3. Tahanan/resistensi Kulit hangus (takaran meningkat) 4. Waktu
_____________________________________________________________________________________________________
INFORMED CONSENT
dr. Hery