Kti Ani Tdk.docx

  • Uploaded by: Ning Runingsih
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Kti Ani Tdk.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,352
  • Pages: 17
1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Angka kematian

maternal

dan

perinatal

merupakan

indikator

keberhasilan pelayanan kesehatan, khususnya pelayanan kebidanan dan perinatal. Sampai sekarang angka kematian maternal dan perinatal di Indonesia masih cukup tinggi. Salah satu sebab tingginya kematian maternal dan perinatal di Indonesia dan negara-negara berkembang lainnya adalah akibat partus lama. Menurut Supriatmadja (2003) ada tiga faktor penyebab persalinan memanjang atau partus lama yaitu tenaga, jalan lahir dan janin. Kelainan pada faktor tenaga bisa disebabkan karena terjadinya inersia (his yang tidak sesuai dengan fasenya), inkoordinat (his tidak teratur, tidak ada koordinasi dan sinkronisasi antara kontraksi bagian-bagiannya) dan tetanik (his yang terlampau kuat dan terlalu sering sehingga tidak ada relaksasi rahim). Hal tersebut di atas dapat menyebabkan kemacetan persalinan, jika tidak segera ditangani maka akan mengakibatkan gawat janin dan rahim ibu pecah. Upaya yang bisa dilakukan ibu hamil agar persalinan berjalan lancar dapat dikendalikan dengan melakukan senam hamil (achmad, 2008). Latihan senam hamil merupakan suatu yang masih baru dikalangan penduduk Indonesia. Mungkin bagi masyarakat di kota-kota besar, seperti Jakarta, Bandung, Surabaya dan sebagainya. Latihan senam hamil ini bukanlah suatu hal yang aneh, tetapi tidak berarti semuanya mengerti dan

2

menyadari bahwa latihan senam hamil ini berguna bagi wanita hamil (Primadi, 2008). Varney (1998) dalam Hanton (2003) menjelaskan bahwa senam hamil akan memberikan suatu produk kehamilan atau outcome persalinan yang lebih baik, dibandingkan pada ibu-ibu hamil yang tidak melakukan senam hamil. Kegunaan senam hamil dilaporkan akan mengurangi terjadinya berat badan bayi lahir rendah, adanya penurunan penggunaan tenaga, berkurangnya rasa sakit, mengurangi terjadinya persalinan prematur, mengurangi insiden operasi sectio caesar, serta memperbaiki skor Apgar dan psikomotor janin. Senam hamil juga mengurangi risiko sterss dan nyeri pada saat melahirkan. Selain itu inti dari senam hamil sendiri adalah melatih pernafasan menjelang persalinan. Sehingga pada saat menjelang kelahiran bayi, ibu bisa rileks dan menguasai keadaan (Agusriyadi, 2005). Pergerakan dan latihan dari senam hamiltidak saja menguntungkan sang ibu, tetapi juga sangat berpengaruh terhadap kesehatan bayi yang dikandungnya. Pada saat bayi mulai bernafas sendiri, maka oksigen akan mengalir kepadanya melalui plasenta, yaitu dari aliran darah ibunya ke dalam aliran darah bayi yang dikandung. Senam kehamilan akan menambah jumlah oksigen dalam darah diseluruh tubuh sang ibu dan karena itu aliran oksigen kepada bayi melalui plasenta juga akan menjadi lancar (Sani, 2002). Latihan senam hamil tidak dapat dikatakan sempurna bila penyajiannya tidak disusun secara teratur yaitu minimal satu kali dalam seminggu yang dimulai saat umur kehamilan 24 minggu. Dengan mengikuti senam hamil secara teratur dan intensif, wanita tersebut akan menjaga kesehatan tubuhnya dan janin yang dikandungnya secara optimal (Evariny, 2007).

3

Adiyono (2002) dalam Mariani dan Puspitasari (2003) menjelaskan bahwa senam hamil sangat dianjurkan untuk diikuti oleh semua ibu yang sedang hamil. Namun harus diperhatikan senam hamil mempunyai risikorisiko komplikasi seperti lahir prematur, perdarahan pervaginam dan penurunan gerakan bayi intra uterin dan lain-lain. Untuk menghindari risiko ini maka sebaiknya sebelum melakukan senam setiap wanita hamil diharuskan meminta nasehat-nasehat kepada para dokter, bidan, puskesmas, rumah sakit atau dokter keluarga apakah diperkenankan untuk mengikuti senam hamil. Berdasarkan laporan ilmiah dari American Academy of Family Physician, kegiatan fisik yang paling tepat untuk awanita hamil adalah yang tidak menahan beban perutnya, seperti renang dan berjalan. Berjalan dan senam hamil adalah pilihan yang tepat, terutama bila berkonsentrasi terlebih dahulu dengan dokter kandungan (Anonim, 2006),. Hasil –enelitian tahun 1998 yang dimuat dalam American Journal of Obstetricand Gynecolog, menunjukan ibu hamil yang melakukan kegiatan senam cukup sering dan teratur selama masa tiga bulan (trimester) terakhir, ternyata mengalami persalinan yang tidak terlalu sakit dibandingkan dengan persalinan ibu hamil yang tidak melakukan kegiatan senam selama masa kehamilan. Hal ini terjadi karena peningkatan kadar hormon endorfin dalam tubuh sewaktu hamil, yang secara alami berfungsi sebagai penahan rasa sakit (Hanton, 2001). Berdasarkan hasil survey pendahuluan yang telah dilakukan pada 10 ibu hamil di desa Gunung Manik didapatkan 7 diantaranya tidak melanjutkan latihan senam hamil karena faktor tidak mengetahui manfaat dari senam

4

hamil serta jarak yang jauh ke tempat latihan. Atas dasar latar belakang ini peneliti tertarik untuk melakukan penelitian guna mengetahui faktor-faktor ketidakpatuhan ibu hamil dalam melakukan senam hamil di Desa Gunung Manik Kecamatan Talaga Kabupaten Majalengka tahun 2012. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan uraian dalam latar belakang di atas maka perumusan masalah penelitian ini adalah “Bagaimanakah Faktor-faktor Ketidakpatuhan Ibu Hamil dalam Melakukan Senam Hamil di desa Gunung Manik Kecamatan Talaga Kabupaten Majalengka Tahun 2012?” 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Mengetahui faktor-faktor ketidakpatuhan ibu

hamil

dalam

melakukan senam hamil di desa Gunung Manik kecamatan Talaga 1.3.2

kabupaten Majalengka tahun 2012. Tujuan Khusus 1. Mengetahui ketidakpatuhan ibu hamil dalam melakukan senam hamil berdasarkan faktor usia 2. Mengetahui ketidakpatuhan ibu hamil dalam melakukan senam hamil berdasarkan faktor status sosial ekonomi 3. Mengetahui ketidakpatuhan ibu hamil dalam melakukan senam hamil berdasarkan faktor pendidikan

1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoritis Memberikan 1.4.2

sumbangan

teoritik

bagi

ilmu

kesehatan

dan

memperkaya ilmu keperawatan khususnya keperawatan maternitas. Manfaat Praktis 1. Bagi Ibu hamil Untuk memberikan informasi atau pengetahuan yang lebih tentang manfaat senam hamil dan kapan waktu yang tepat melakukan senam hamil. 2. Bagi Puskesmas Talaga

5

Sebagai salah satu masukan dalam rangka meningkatkan kesehatan ibu hamil khususnya penanganan pasien prenatal di wilayah kerja Puskesmas Talaga. 3. Bagi Prodi Kebidanan STIKes Kuningan Sebagai bahan bacaan bagi institusi pendidikan dalam kegiatan proses belajar dan sebagai bahan acuan bagi penulis selanjutnya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Kepatuhan 2.1.1 Definisi Kepatuhan adalah sejauh mana pasien mengikutianjuran klinis dari dokter yang mengobatinya (Kaplan dkk, 1997). Kepatuhan adalah nama prilaku pasien sesuai dengan ketentuan yang diberikan oleh profesional kesehatan. (Sacket dan Niven, 2000). 2.1.2 Variabel yang Mempengaruhi Variabel yang mempengaruhi tingkat kepatuhan. Beberapa variabel yang mempengaruhi tingkat kepatuhan menurut Suddart dan Brunner (2002) adalah : 1. Variabel demografi seperti usia, jenis kelamin, suku bangsa, status sosio ekonomi dan pendidikan. 2. Variabel seperti keparahan penyakit dan hilangnya gejala akibat terapi. 3. Variabel psikososial seperti intelegensia, sikap terhadap tenaga kesehatan,

penerimaan

atau

penyangkalan

terhadap

penyakit,

keyakinan agama atau budaya dan biaya financial dan lainnya yang

6

ternasuk dalam mengikuti regimen hal tersebut diatas juga ditemukan oleh Bart Smet dalam pisikologi kesehatan. 2.1.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketidakpatuhan Faktor – faktor yang mempengaruhi ketidakpatuhan dapat digolongkan menjadi empat bagian menurut Niven (2002) antara lain : 1. Pemahaman tentang intruksi Tidak seorang pun dapat memenuhi intruksi jika ia salah paham tentang intruksi yang diberikan kepadanya. 2. Kualitas interaksi Kualitas interaksi antara profesional kesehatan dan pasien merupakan bagian yang penting dalam menentukan derajat kepatuhan. 3. Isolasi sosial dan keluarga Keluarga dapat menjadi faktor yang sangat berpengaruh dalam menentukan keyakinan dan nilai kesehatan individu serta juga dapat menentukan tentang program pengobatan yang dapat kita terima. 4. Keyakinan, sikap dan kepribadian Backer et al (1979) dalam Niven (2002) tentu membuat suatu usulan bahwa model keyakinan kesehatan berguna untuk memperkirakan adanya ketidakpatuhan. 2.1.4 Strategi untuk meningkatkan kepatuhan Menurut Smet (1994) berbagai strategi telah dicoba untuk meningkatkan kepatuhan adalah : 1. Dukungan profesional kesehatan Dukungan profesional kesehatan

sangat

diperlukan

untuk

meningkatkan kepatuhan, contoh yang paling sederhana dalam hal dukungan tersebut adalah dengan adanya teknik kominikasi. Komunikasi memegang peran penting karena komunikasi yang baik diberikan oleh profesional kesehatan baik dokter / perawat dapat menanamkan ketataan bagi pasien. 2. Dukungan sosial

7

Dukungan sosial yang dimaksud adalah keluarga. Para profesial kesehatan yang dapat meyakinan keluarga pasien untuk menunjang peningkatan kesehatn pasien maka ketidakpatuhan dapat dikurangi. 3. Prilaku sehat Modifikasi prilaku sehat sangat diperlukan. Untuk pasien dapat hipertensi diantaranya adalah tentang bagaimana cara untuk menghindari dari komplikasi lebih lanjut apabila sudah menderita hipertensi. Modifikasi gaya hidup dan kontrol secara teratur atau minum obat anti hipertensi sangat perlu bagi pasien hipertensi. 4. Pemberian informasi Pemberian informasi yang jelas pada pasien dan keluarga mengenai penyakit yang dideritanya serta cara pengobatannya. 2.2 Senam Hamil 2.2.1 Pengertian Senam hamil adalah program kebugaran yang diperuntukan untuk ibu hamil. Oleh karena itu, senam hamil memiliki prinsip – prinsip gerakan khusus yang disesuaikan dengan kondisi ibu hamil. Latihan – latihan pada senam hamil dirancang khusus untuk menyehatkan dan membugarkan ibu hamil, mengurangi keluhan yang timbul selama kehamilan, serta mempersiapkan fisik dan psikis ibu dalam menghadapi persalinan. Tujuan dari program hamil adalah membantu ibu hamil agar nyaman, aman dari sejak bayi dalam kandungan hingga lahir (Suhartanti, 2004) Senam hamil adalah terapi latihan gerak untuk mempersiapkan ibu hamil, secara fisik atau mental, pada persalinan cepat, aman dan spontan. Sebelum memulai senam hamil, lakukan dulu gerakan pemanasan sehingga peredaran darah dalam tubuh akan meningkat dan oksigen yang

8

diangkut ke otak – otak dan jaringan tubuh bertambah banyak, serta dapat mengurangi kemungkinan terjadinya kejang/luka karena telah disiapkan sebelumya untuk melakukan gerakan yang lebih aktif. Latihan senam hamil merupakan suatu yang masih baru dikalangan penduduk Indonesia. Mungkin bagi masyarakat di kota – kota besar, seperti Jakarta, Bandung, Surabaya dan sebagainya. Latihan senam hamil ini adalah bukan suatu hal yang aneh, tetapi tidak berarti semuanya mengerti dan menyadari bahwa latihan senam hamil ini berguna bagi wanita hamil (Primadi, 2008). Selama kehamilan upaya pemeliharaan dan peningkatan kesehatan ibu memerlukan perhatian extra sehingga kondisi kesehatan ibu tetap terjaga atau diusahakn minimal sama dengan kondisi kesehatan sebelum hamil. Hal – hal yang memerlukan perhatian itu antara lain nutrisi, persiapan laktasi, pemeriksaan kehamilan yang teratur, peningkatan kesehatan diri dan lingkungan, kehidupan sexsual, istirahat dan tidur, menghentikan kebiasaan yang merugikan kesehatan dan berpengaruh terhadap janin (seperti merokok), melaksanakan pergerakan, dan senam hamil. Upaya – upaya itu ada yang ditunjukan untuk kesehatan ibu dan fetus, disamping itu dimaksudkan juga sebagai persiapan menghadapi persalinan dan nifas seperti persiapan laktasi dan senam hamil (Manuaba, 2006). Lazimnya seorang ibu hamil tetap bekerja selama kehamilannya sehingga sangat penting pada awal kehamilannya diberikan keterangan tentang pernafasan dasar serta sikaf sewaktu bekerja dan waktu senggang. Salah satu aktifitas yang dilakukan adalah senam hamil. Tindakan relaksasi dan senam setiap hari berguna untuk seorang ibu hamil agar

9

dapat mempersiapkan tubuhnya bagi persalinan serta belajar bernafas dan istirahat pada waktu yang tepat selama persalinan untuk membantu kemajuan persalinan yang alamiah. Latihan fisik ini akan meningkatakan kesehatan, membentuk sikap yang tenang dan sikap yang baik serta mekanika tubuh yang baik selama dan setelah kehamilan (Rustam, 1998). Senam hamil bertujuan untuk mempersiapkan dan melatih otot – otot sehingga dapat dimanfaatkan untuk berfungsi secara optimal dalam persalinan normal. Melakukan senam hamil, dapat dimulai pada usia kehamilan 28 minggu. Anjuran senam hamil terutama ditunjukan pada ibu hamil dengan kondisi normal, atau dengan kata lain tidak terdapat keadaan – keadaan yang mengandung resiko baik bagi ibu maupun bagi janin, misanya perdarahan, preeklamasi berat, penyakit jantung, kelainan otak, panggul sempit, dan lain – lain (Errol Norwitz & John O.Schorg, 2007). Varney (2006) dan Hanton (2001) menjelaskan bahwa senam hamil akan memberikan suatu produk kehamilan atau outcome persalinan yang lebih baik, dibandingkan pada ibu-ibu hamil yang tidak melakukan senam hamil. Kegunaan senam hamil dilaporkan akan mengurangi terjadinya berat badan bayi lahir rendah, adanya penurunan kelainan denyut jantung, tali pusat dan meconium, penurunan penggunaan tenaga, berkurangnya rasa sakit, mengurangi terjadinya persalinan prematur, mengurangi insiden operasi seksio sesaria, serta memperbaiki skor APGAR dan psikomotor janin. Senam hamil juga dapat mengurangi risiko stress dan nyeri pada saat melahirkan. Selain itu inti dari senam hamil sendiri adalah melatih

10

pernafasan menjelang persalinan. Sehingga pada saat menjelang kelahiran bayi, ibu bisa rileks dan menguasai keadaan (Agustiyadi, 2005). Pergerakan dan latihan dari senam kehamilan saja menguntungkan sang ibu, tetapi juga sangat berpengaruh terhadap kesehatan bayi yang dikandungnya. Pada saat bayi mulai dapat bernafas sendiri, maka oksigen akan mengalir kepadanya melalui plasenta, yaitu dari aliran darah ibunya ke dalam aliran darah bayi yang dikandung. Senam kehamilan akanmenambah jumlah oksigen dalam darah di seluruh tubuh sang ibu dan karena itu aliran oksigen kepada bayi melalui plasenta juga akan menjadi lancar (Sani, 2002). Latihan senam hamil tidak dapat dikatakan sempurna bila penyajiannya tidak disusun secara teratur yaitu minimal satu kali dalam seminggu yang dimulai saat umur kehamilan 24 minggu. Dengan mengikuti senam hamil secara teratur dan intensif, wanita tersebut akan menjaga kesehatan tubuhnya dan janin yang dikandungnya secara optimal (Evariny, 2007). 2.2.2 Tujuan senam Hamil Mochtar (2002) membagi tujuan dari senam hamil menjadi tujuan secara umum dan khusus, tujuan tersebut dijabarkan sebagai berikut: 1. Tujuan Umum a. Melalui latihan senam hamil yang teratur dapat dijaga kondisi otototot dan persendian yang berperan dalam proses mekanisme persalinan. b. Mempertinggi kesehatan fisik dan psikis serta kepercayaan pada diri sendiri dan penolong dalam menghadapi persalinan. c. Membimbing wanita menuju suatu persalinan yang fisiologis. 2. Tujuan Khusus

11

a. Memperkuat dan mempertahankan elastisitas otot-otot dinding perut, otot-otot dasar panggul, ligamen dan jaringan serta fasia yang berperan dalam mekanisme persalinan. b. Melonggarkan persendian-persendian yang berhubungan dengan persalinan. c. Membentuk sikap tubuh yang prima, sehingga dapat membantu mengatasi keluhan-keluhan, letak janin dan mengurangi sesak nafas. d. Menguasai teknik-teknik pernafasan dalam persalinan. e. Dapat mengatur diri kepada ketenagaan. Kushartanti (2004), membagi tujuan senam hamil menjadi 4 yang ditujukan untuk: a. Meningkatkan kebugaran tubuh secara keseluruhan. b. Menguatkan dan merenggangkan otot-otot tertentu terutama otot yang berperan untuk persalinan dan mempertahankan postur. c. Meningkatkan relaksasi tubuh terutama otot dasar panggul yang berperan besar dalam proses persalinan. d. Melatih teknik pernafasan yang sangat dibutuhkan untuk mengatasi rasa nyeri his kala I maupun kala kala II. 2.2.3 Syarat Mengikuti Senam Hamil Ada beberapa syarat yang harus diperhatikan oleh ibu hamil sebelum mengikuti senam hamil . menurut Mochtar (2002), syarat tersebut antara lain: 1. Telah dilakukan pemeriksaan kesehatan dan kehamilan oleh dokter atau bidan. 2. Latihan dilakukan setelah kehamilan mencapai 22 minggu. 3. Latihan dilakukan secara teratur dan disiplin, dalam batas kemampuan fisik ibu. 4. Sebaiknya latihan dilakukan di rumah sakit atau klinik bersalin dibawah pimpinan instruktur senam hamil. 2.2.4 Latihan Umum Senam Hamil

12

Melalui senam hamil, diperoleh keadaan prima dengan memenuhi syarat senam hamil tersebut, diharapkan kesegaran rohani dan jasmani dapat ditingkatkan untuk mencapai persalinan fisiologis. Latihan senam hamil didahului dengan latihan umum yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan kontraksi tubuh, dinding perut dan dasar panggul, juga melemaskan persendian dan mengurangi rasa kaku, nyeri otot dan sendi (Manuaba, 2002). Latihan I 1. Duduk rileks dan badan ditopang tangan di belakang. 2. Kaki diluruskan dengan sedikit terbuka. 3. Gerakan latihan: a. Gerakan kaki kanan dan kiri ke depan dan ke belakang. b. Putar persendian kaki melingkar ke dalam dan ke luar. c. Bila mungkin angkat bokong dengan bantuan kedua tangan dan ujung telapak kaki. d. Kembangkan dan kempiskan otot didinding perut. e. Kerutkan dan kendurkan otot dubur. 4. Lakukan gerakan ini sedikitnya 8-10 setiap gerakan.

Latihan II 1. Sikap duduk tegak dengan badan disangga oleh tangan di belakang badan 2. Kedua tungkai bawah lurus dalam posisi rapat. 3. Tujuan latihan: a. Melatih otot dasar panggul agar dapat berfungsi optimal saat persalinan. b. Meningkatkan peredaran darah ke alat kelamin bagian dalam sehingga sirkulasi menuju plasenta makin sempurna. 4. Bentuk latihan: a. Tempatkan tungkai kanan di atas tungkai bawah kiri, silih berganti b. Kembangkan dan kempeskan otot dinding perut bagian bawah. c. Kerutkan dan kendurkan otot liang dubur.

13

d. Lakukan gerakan ini sedikitnya 8-10 kali. Latihan III 1. Sikap duduk dengan badan disangga kedua tangan di belakang, tungkai bawah dirapatkan. 2. Tidur telentang dengan kedua kaki merapat. 3. Tujuan latihan: a. Memperkuat otot dinding perut sehingga dapat berfungsi saat persalinan. b. Meningkatkan sirkulasi darah menuju kelamin bawah, sehingga darah menuju janin dapat ditingkatkan. 4. Bentuk latihan: a. Pada sikap duduk, angkat tungkai bawah silih berganti ke atas dengan tinggi semaksimal mungkin. b. Sikap tidur dengan kedua tangan dapat disamping tetapi lebih baik di bawah kepala. c. Angkat tungkai bawah silih berganti kanan dan kiri dengan tinggi semaksimal mungkin. d. Lakukan latihan ini sedikitnya 8-10 kali. Latihan IV 1. Sikap duduk bersila dengan tegak. 2. Tangan di atas bahu sedangkan siku di samping badan. 3. Tujuan latihan: a. Melatih otot perut bagian atas. b. Meningkatkan kemampuan. 4. Bentuk Latihan: a. Lengan diletakan di depan dada. b. Putar lengan ke atas dan ke samping , ke belakang dan selanjutnya kembali ke depan tubuh (dada). c. Lakukan latihan ini sedikitnya 8-10 kali. Latihan V 1. Sikap duduk bersila dengan tumit berdekatan satu sama lain. 2. Badan agak rileks dan paha lemas. 3. Kedua tangan dipersendian lutut. 4. Tujuan latihan: a. Melatih otot punggung agar berfungsi dengan baik. b. Meningkatkan peredaran darah ke alat kelamin bagian dalam. c. Melatih agar persendian tulang punggung tidak kaku. 5. Bentuk latihan: a. Tekan persendian lutut dengan berat badan sebanyak 20 kali.

14

b. Badan diturunkan ke depan semaksimal mungkin. Latihan VI 1. Sikap latihan tidur di atas tempat tidur datar. 2. Tangan di samping badan. 3. Tungkai bawah ditekuk pada persendian lutut dengan sudut tungkai bawah bagian bawah sekitar 80-90 derajat. 4. Tujuan latihan: a. Melatih persendian tulang punggung bagian atas. b. Melatih otot perut dan otot tulang belakang, 5. Bentuk latihan: a. Angkat badan dengan topangan pada ujung telapak kedua kaki dan bahu. b. Pertahankan selama mungkin di atas dan selanjutnya turunkan perlahan-lahan. Latihan VII 1. Sikap tidur terlentang di tempat tidur mendatar. 2. Badan seluruhnya rileks. 3. Tangan dan tungkai bawah lurus dengan rileks. 4. Tujuan latihan: a. Melatih persendian tulang punggung dan pinggul. b. Meningkatkan peredaran darah menuju alat kelamin dalam. c. Meningkatkan peredaran darah menuju janin melalui plasenta. 5. Bentuk latihan: a. Badan dilemaskan pada tempat tidur. b. Tangan dan tungkai bawah membujur lurus. c. Pinggul diangkat ke kanan dan ke kiri sambil melatih otot liang dubur. d. Kembang kempiskan otot bagian bawah. e. Lakukan latihan ini sedikitnya 10-15 kali. Latihan Pernafasan 1. Sikap tubuh terlentang di tempat tidur yang datar. 2. Kedua tangan di samping badan dan tungkai bawah ditekuk pada lutut dan santai. 3. Satu tangan dilekatkan di atas perut. 4. Tujuan latihan: a. Meningkatkan penerimaan konsumsi oksigen ibu dan janin. b. Menghilangkan rasa takut dan tertekan. c. Mengurangi nyeri saat kontraksi.

15

5. Bentuk latihan: a. Tarik nafas perlahan dari hidung serta pertahankan dalam paru beberapa saat. b. Bersamaan dengan tarikan nafas tersebut, tangan yang berada di atas perut ikut serta diangkat mencapai kepala. c. Keluarkan nafas melalui mulut perlahan. d. Tangan yang diangkat ikut serta diturunkan. e. Lakukan gerakan latihan ini sekitar 8-10 kali dengan tangan silih berganti. 6. Bentuk gerakan lain: a. Tangan yang berada di atas perut dibiarkan mengikuti gerakan saat dilakukan tarikan dan saat mengeluarkannya. b. Tangan tersebut seolah-olah memberikan pemberat pada perut untuk memperkuat diafragma. Latihan Relaksasi Latihan relaksasi dapat dilakukan bersamaan dengan latihan otot tulang belakang , otot dinding perut dan otot liang dubur atau sama sekali relaksasi total. 1. Sikap tubuh seperti merangkak. 2. Bersikap tenang dan rileks. 3. Badan disangga pada persendian bahu dan tulang paha. 4. Tujuan latihan: a. Melatih dan melemaskan persendian pinggul dan persendian tulang paha. b. Melatih otot tulang belakang, otot dinding perut dan otot liang dubur. 5. Bentuk latihan: a. Tubuh disangga persendian bahu dan tulang paha. b. Lengkungkan dan kendurkan tulang belakang. c. Kembangkan dan kempiskan otot dinding perut. d. Kerutkan dan kendurkan otot liang dubur. e. Lakukan latihan ini 8-10 kali. Latihan Menurunkan dan Memasukan Kepala Janin ke PAP

16

Menurut manuaba (2010), pada primi gravida (hamil pertama), kepala janin sudah turun dan masuk Pintu Atas Panggul (PAP) saat minggu ke-36 akibat mengencangnya otot dinding perut ibu hamil, tarikan kuat ligamentum yang menyangga rahim,bentuk kepala janin sesuai pintu atas panggul, gaya berat kepala janin, terjadinya kontraksi brakton Hicks dan pada multigravida (lebih dari sekali hamil)kepala masuk menjelang persalinan. Bila kepala janin belum masuk pintu atas panggul, terdapat beberapa kemungkinan yaitu terdapat tali pusat pendek, sejak awal sudah pendek, terdapat lilitan tali puasat pada leher janin, kelainan bentuk dan besarnya kepala, kesempitan panggul ibu atau sebab lainnya. Dengan masuknya kepala janin ke pintu atas panggul terutama hamil pertama memberikan petunjuk bahwa tidak terdapat kesempitan panggul. Untuk mengusahakan agar kepala janin masuk pintu atas panggul, dapat dilakukan latihan sebagai berikut: 1. Sikap tubuh berdiri tegak dan jongkok 2. Berdiri pada berpegangan pada sandaran tempat tiduratau kursi dan jongkok. 3. Tujuan katihan : a. Dengan jongkok selama beberapa waktu, diharapkan tulang panggul melengkung selama rahim tertekan. b. Sekat rongga tubuh menekan rahim sehingga kepala janin dapat masuk pintu atas panggul. 4. Bentuk latiham : a. Lakukan berdiri dan jongkok. b. Tahan beberapa saat sehingga tekanan pada rahim mencapai maksimal untuk memasukan kepala janin ke pintu atas panggul. 5. Bentuk latihan lain :

17

a. Membersihkan lantai dengan sambil bergerak sehingga tahanan sekat rongga tubuh dan tulang belakang menyebabkan masuknya kepala janin ke dalam pintu atas panggul.

2.2.5 2.3

Faktor

Related Documents

Kti Ani Tdk.docx
May 2020 8
Ani
April 2020 26
Ani
December 2019 41
Ani
December 2019 35
Ani
July 2020 26
Kti
October 2019 77

More Documents from "Sulfiani Marzuki"