Konsep Keperawatan Jiwa Ppt Marisa.pptx

  • Uploaded by: adi
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Konsep Keperawatan Jiwa Ppt Marisa.pptx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,359
  • Pages: 27
Dosen : Isna Ovari, S.Kp, M.Kep

By MARISA,AMK

Suatu kondisi memungkinkan perkembangan fisik, intelektual dan emosional, yang optimal dari seseorang dan perkembangan itu berjalan selaras dengan keadaan orang lain ( UU Kesehatan Jiwa no 3/ 1966 )

 ANA (American Nurses Association) mendefinisikan keperawatan kesehatan jiwa adalah suatu bidang spesialisasi praktik keperawatan yang menerapkan teori perilaku manusia sebagai ilmunya dan penggunaan diri secara terapeutik sebagai kiatnya (Stuart, 2007)

Next…………………

 Setiap orang mempunyai hak mendapatkan pelayanan kesehatan yang sama.

Kesehatan mental adalah komponen kritis dan penting dari pelayanan kesehatan yang komprehensif.  Individu mempunyai hak untuk berpartisipasi dalam pembuatan keputusan untuk kesehatan fisik dan mentalnya.  Tujuan keperawatan adalah meningkatkan kesejahteraan, memaksimalkan fungsi (meminimalkan kecacatan/ketidakmampuan), dan meningkatkan aktualisasi diri. Hubungan interpersonal dapat menghasilkan perubahan dan pertumbuhan pada individu

MODEL STRES ADAPTASI DALAM KEPERAWATAN JIWA Gail Stuart pada tahun 1983. Fakta menunjukkan bahwa banyak pasien mengalami gangguan jiwa karena kegagalan beradaptasi Keperawatan kesehatan jiwa menggunakan model stres adaptasi dalam mengidentifikasi penyimpangan perilaku. Model ini mengidentifikasi sehat sakit sebagai hasil berbagai karakteristik individu yang berinteraksi dengan faktor lingkungan. hal yang harus diamati dalam model stres adaptasi adalah faktor predisposisi, faktor presipitasi, penilaian terhadap stresor, sumber koping, dan mekanisme koping yang digunakan.

Faktor Predisposisi Faktor predisposisi adalah faktor risiko yang menjadi sumber terjadinya stres yang memengaruhi tipe dan sumber dari individu untuk menghadapi stres baik yang biologis, psikososial, dan sosiokultural Faktor Presipitasi Faktor presipitasi adalah stimulus yang mengancam individu. Faktor presipitasi memerlukan energi yang besar dalam menghadapi stres atau tekanan hidup. Faktor presipitasi ini dapat bersifat biologis, psikologis, dan sosiokultural.

Penilaian terhadap Stresor

meliputi penentuan arti dan pemahaman terhadap pengaruh situasi yang penuh dengan stres bagi individu

Sumber Koping

meliputi aset ekonomi, kemampuan dan keterampilan, teknik pertahanan, dukungan sosial, serta motivasi.

Mekanisme Koping

adalah suatu usaha langsung dalam manajemen stres

CONTOH KASUS : Nn. N lulusan SMA dan merupakan siswi yang berprestasi.Nn. N berumur 18 tahun. Perekonomian keluarganya di bawah rata-rata, ibunya yang bekerja sebagai buruh cuci harian. Nn.N mengutarakan keinginannya untuk melajutkan ke perguruan tinggi ,Ibunya tidak terlalu menanggapi keinginan anaknya itu, bahkan ibu nya sempat memberikan nasihat, “jika wanita itu tidak perlu berpendidikan tinggi”. Tugas wanita itu hanya kedapur, sumur dan kasur. Mendengar nasehat ibunya Nn.N sangat kecewa dan tetap bersikeras untuk kuliah di perguruan tinggi. Nn. N yakin dengan prestasi akedemiknya bisa lulus seleksi mahasiswa baru. Nn.N brperinsip meskipun wanita dan tinggal di desa, wanita harus tetap menempuh pendidikan tinggi, apalagi modal dasar kepandaian sudah di tangan. Namun Ibunya tetap melarang Nn. N untuk melanjutkan pendidikan, malah memilihkan jodoh untuk anaknya itu. Nn. N tetap pada idealismenya dan ibu tetap pada keinginan untuk segera menikahkan anaknya . Akhirnya dengan berbagai cara ibu merayu anaknya, tidak berhasil, meminta tolong saudara perempuannya juga tidak berhasil. Akhirnya Nn. N jadi pemarah terutama melihat wanita dewasa, dan lebih sensitif, suka melotot dan mengamuk. akhirnya Nn. N dibawa ke unit psikiatri. Terjadilah gangguan jiwa, risiko mencederai diri sendiri dan orang lain. Setelah dilakukan pengkajian ternyata Nn.N emosinya tidak terkontrol setiap ketemu wanita dewasa, karena Nn. N menganggap pasti dia akan menyuruhnya untuk menikah.

NEXT…… Gambaran kasus di atas menunjukkan adanya konflik antara anak dan ibu, yang saling mempertahankan keinginannya sehingga tidak didapatkan adaptasi yang memuaskan. Penerapan adaptasi Roy untuk mengatasi masalah resiko prilaku kekerasan dapat digunakan dengan baik. Perilaku kekerasan atau semua respon yang ada pada klien Nn.N dengan resiko perilaku kekerasan merupakan mekanisme koping input ( Stimulus Fokal ) yaitu respon atau prilaku yang di munculkan klien pada saat menghadapi masalah. Pada klien resiko perilaku kekerasan, mekanisme yang kita tuju adalah kognator, yaitu masalah kognitif dan emosi. Pada klien resiko perilaku kekerasan mekanisme ini tidak mampu menghasilkan adaptasi yang baik, sehingga timbullah perilaku kekerasan.

Prevensi Primer :

Prevensi primer, ialah melakkan pencegahan terhadap individu yang rentan megalami gangguan perilaku. Jadi harus dikondisikan sejak awal agar individu tersebut tidak berpirilaku maladaptif. Pada kasus Nn. N tindakan prevensi Primernya meliputi memberikan edukasi tentang kesehatan kepada klien, berbicara dengan tenang dan mengajak klien untuk mengungkapan perasaaan atau masalah yang di hadapi. Intervensi dilakukan jika resiko atau masalah sudah diidentifikasi tapi sebelum reaksi terjadi.

Prevensi Sekunder

Prevensi sekunder yang dilakukan terhadap individu yang telah jelas mengalami gangguan atau kerusakan. Dalam hal ini harus segara ditangani sejak dini.. Prevensi ini sebagai penguatan klien dalam mengurangi reaksi sressor. Pada Nn, N tindakan preventif sekundernya misalnya menempatkan klien di tempat yang aman, Lingkungan harus tenang, menyingkirkan semua benda yang berbahaya di sekitar klien.

Prevensi Tersier Prevensi Tersier ialah sebuah pencegahan yang dilakukan agar kerusakan yang dialami oleh individu tidak bertambah parah, dan ketika pulih, diusahan berfungsi kembali sebagaimana mestinya.. Pada Nn. N dapat dilakukan Kolaborasi dengan dokter tentang pemberian terapy, mengukur tanda tanda vital Klien,memantau Klien dalam mengokumsi obat.

Koping adalah cara yang dilakukan individu dalam menyelesaikan masalah, menyesuaikan diri dengan perubahan, respon terhadap situasi yang mengancam. Upaya individu dapat berupa perubahan cara berfikir (kognitif), perubahan perilaku atau perubahan lingkungan yang bertujuan untuk meyelesaikan stres yang dihadapi

1.Umur 2.Jenis Kelamin 3.Tingkat Pendidikan 4.Status Sosial Ekonomi 5.Dukungan Sosial

1. koping Adaptif atau Konstruktif Penggunaan koping yang adaptif membantu individu dalam beradaptasi untuk menghadapi keseimbangan. Adaptasi individu yang baik muncul reaksi untuk menyelesaikan masalah dengan melibatkan proses kognitif, efektif dan psikomotor (bicara dengan orang lain untuk mencari jalan keluar suatu masalah, membuat berbagai tindakan dalam menangani situasi dan belajar dari pengalaman masa lalu).

Contoh Kasus Koping Adaftif : Ny.A berusia 45 tahun, mempunyai 2 orang anak, yang pertama laki laki berumur 15 tahun dan yang kedua perempuan, Ny. A memiliki riwayat penyakit DM sejak 4 tahun yang lalu, karena keterbatasan biaya Ny.A jarang memeriksakan diri ke dokter terkait penyakit DM yang di deritanya, Semakin hari penyakit DM nya bertambah parah, Ny.A mulai merasakan gatal yang sangat hebat di kaki kanan nya, tanpa di sadari Ny.A menggaruk hingga menimbulkan luka di kaki, karena terlalu lama dibiarkan luka tersebut semakin melebar, disertai banyak nya pus dan jaringan mati. Melihat kondisi kaki yang parah Ny.A berupaya mengumpulkan biaya dengan menjual warisan yang di peroleh dari ibunya. Dan melakukan pemeriksaan rutin di RS, Ny. A berusaha keras untuk sembuh dan melawan penyakit yang dideritanya. Dari kasus tersebut dapat disimpulkan apa yang di lakukan Ny. A merupakan mekanisme koping Adaptif, yang mana muncul reaksi Ny.A untuk menyelesaikan masalah atau kondisi sakit yang dideritanya. Ny.A tidak terlihat larut dan bersedih dalam kondisi, melainkan berusaha menekan stressor dengan sikap semangat yang di perlihatkannya.

2. koping Maladaptif atau Destruktif Penggunaan koping yang maladaptif dapat menimbulkan respon negatif dengan munculnya reaksi mekanisme pertahanan tubuh dan respon verbal. Perilaku mekanisme koping maladaptif antara lain perilaku agresi dan menarik diri. Perilaku agresi dimana individu menyerang obyek, apabila dengan ini individu mendapat kepuasan, maka individu akan menggunakan agresi

Contoh Kasus Maladaptif : Tn.R seorang mahasiswa di salah satu perguruan tinggi di kota P, Tn. R berumur 21 tahun dan merupakan anak terkecil dari 3 bersaudara, Ibunya Seorang Pensiunan Pegawai Negeri Sipil dan tinggal di kota B. Sejak SMA Tn. R mempunyai hobi membuat lagu dan mengkoleksikan lagu – lagu ciptaannya kedalam komputer, Tn.R senang menghabiskan waktu seharian di depan komputer dan jarang bergaul layak nya remaja seusianya. Setelah lulus SMA Tn. R berkeinginan melanjutkan pendidikan keperguruan tinggi di kota P yang jauh dari kota asalnya, dan tentu keinginan ini sangat di support oleh orang tuanya. Akhirnya Tn. R diterima sebagai mahasiswa baru di kampus U, yang cukup terkenal di kota P. Tn. R tinggal di rumah kontrakan bersama satu orang sahabatnya di kota P tersebut. Selama menjadi mahasiswa Tn. R tidak pernah meninggalkan hobinya membuat lagu, puluhan lagu diciptakannya sendiri dengan musik yang berbeda, Tn. R sangat berharap karyanya bisa di dengar oleh orang lain. Tn. R berusaha keras mencari produser musik yang mau membeli karya nya tersebut, melalui online, promosi dengan rekan rekan kampus, namun usahanya tidak membuahkan hasil. Tn. R merasa Kecewa dengan keadaan tersebut. Setiap hari banyak berdiam dan termenung di depan komputer, bahkan jarang berbicara dengan teman sekontrakannya. Setelah 2 tahun orang tua menyadari perubahan prilaku pada anak nya tesebut, Tn. R tidak lagi mau ke kampus, suka termenung dan diam, jika di ajak bicara pandangan mata terlihat kosong. Orang tuanya membawa Tn. R ke pkiater yang berada di kota P. dan meneruskan pengobatan di kota B tempat mereka tinggal.

Related Documents


More Documents from "priyanto"