Komunikasi Terapeutik Pada Remaja Buk Happi.docx

  • Uploaded by: Namira Fitria
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Komunikasi Terapeutik Pada Remaja Buk Happi.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 5,688
  • Pages: 26
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia dalam menjalani hidupnya memerlukan interaksi dengan orang lain. Untuk berinteraksi diperlukan adanya suatu komunikasi yang baik. Anak adalah seorang lelaki atau perempuan yang belum dewasa atau belum mengalami masa pubertas. Masa remaja merupakan suatu periode atau masa tumbuhnya seseorang dalam masa transisi dari anak-anak kemasa dewasa, yang meliputi semua perkembangan yang dialami sebagai persiapan memasuki masa dewasa. Remaja adalah masa transisi antara masa kanak-kanak dan dewasa. Bagi sebagian besar orangtua, inilah masa yang bisa jadi cukup sulit, terutama dalam hal membangun komunikasi dengan anak remaja. Anak seakan menjadi makhluk asing yang sama sekali berbeda dengan si kecil yang dikenal bertahun-tahun. Karakteristik pertumbuhan dan perkembangan remaja yang mencakup perubahan transisi biologis yaitu perubahan fisik yang terjadi pada remaja terlihat nampak pada saat masa pubertas yaitu meningkatnya tinggi dan berat badan serta kematangan sosial. Di antara perubahan fisik itu, yang terbesar pengaruhnya pada perkembangan jiwa remaja adalah pertumbuhan tubuh (badan menjadi semakin panjang dan tinggi). Selanjutnya, mulai berfungsinya alat-alat reproduksi (ditandai dengan haid pada wanita dan mimpi basah pada laki-laki) dan tanda-tanda seksual sekunder yang tumbuh. Selanjutnya, menurut Muss menguraikan bahwa perubahan fisik yang terjadi pada anak perempuan yaitu pertumbuhan tulang-tulang, badan menjadi tinggi, anggota-anggota badan menjadi panjang, tumbuh payudara.Tumbuh bulu yang halus berwarna gelap dikemaluan, mencapai pertumbuhan ketinggian badan yang maksimum setiap tahunnya, bulu kemaluan menjadi keriting, menstruasi atau haid, tumbuh bulu-bulu ketiak. Sedangkan pada anak laki-laki perubahan yang terjadi antara lain pertumbuhan tulangtulang, testis (buah pelir) membesar, tumbuh bulu kemaluan yang halus, lurus, dan berwarna gelap, awal perubahan suara, ejakulasi (keluarnya air mani), bulu kemaluan menjadi keriting, pertumbuhan tinggi badan mencapai tingkat maksimum setiap tahunnya, tumbuh rambut-rambut halus diwajah (kumis, jenggot), tumbuh bulu ketiak, akhir perubahan suara, rambut-rambut di wajah bertambah tebal dan gelap, dan tumbuh bulu dada. Pada dasarnya perubahan fisik remaja disebabkan oleh kelenjar pituitary dan kelenjar hypothalamus. Kedua kelenjar itu masing-masing 1

menyebabkan terjadinya pertumbuhan ukuran tubuh dan merangsang aktifitas serta pertumbuhan alat kelamin utama dan kedua pada remaja. Transisi kognitif yaitu menurut Piaget pemikiran operasional formal berlangsung antara usia 11 sampai 15 tahun. Pemikiran operasional formal lebih abstrak, idealis, dan logis daripada pemikiran operasional konkret. Piaget menekankan bahwa bahwa remaja terdorong untuk memahami dunianya karena tindakan yang dilakukannya penyesuaian diri biologis. Secara lebih nyata mereka mengaitkan suatu gagasan dengan gagasan lain. Mereka bukan hanya mengorganisasikan pengamatan dan pengalaman akan tetapi juga menyesuaikan cara berfikir mereka untuk menyertakan gagasan baru karena informasi tambahan membuat pemahaman lebih mendalam. Menurut Piaget secara lebih nyata pemikiran opersional formal bersifat lebih abstrak, idealistis dan logis. Remaja berpikir lebih abstrak dibandingkan dengan anak-anak misalnya dapat menyelesaikan persamaan aljabar abstrak. Remaja juga lebih idealistis dalam berpikir seperti memikirkan karakteristik ideal dari diri sendiri, orang lain dan dunia. Remaja berfikir secara logis dan mulai berpikir seperti ilmuwan, menyusun berbagai rencana untuk memecahkan masalah dan secara sistematis menguji cara pemecahan yang terpikirkan. Dalam perkembangan kognitif, remaja tidak terlepas dari lingkungan sosial. Hal ini menekankan pentingnya interaksi sosial dan budaya dalam perkembangan kognitif remaja. Transisi sosial Santrock mengungkapkan bahwa pada transisi sosial remaja mengalami perubahan dalam hubungan individu dengan manusia lain yaitu dalam emosi, dalam kepribadian, dan dalam peran dari konteks sosial dalam perkembangan. Membantah orang tua, serangan agresif terhadap teman sebaya, perkembangan sikap asertif, kebahagiaan remaja dalam peristiwa tertentu serta peran gender dalam masyarakat merefleksikan peran proses sosial-emosional dalam perkembangan remaja. John Flavell juga menyebutkan bahwa kemampuan remaja untuk memantau kognisi sosial mereka secara efektif merupakan petunjuk penting mengenai adanya kematangan dan kompetensi sosial mereka. Perkembangan sosial anak telah dimulai sejak bayi, kemudian pada masa kanak-kanak dan selanjutnya pada masa remaja. Hubungan sosial anak pertama-tama masing sangat terbatas dengan orang tuanya dalam kehidupan keluarga, khususnyadengan ibu dan berkembang semakin meluas dengan anggota keluarga lain, teman bermain dan teman sejenis maupun lain jenis.

2

Menurut Hewitt (1981), tujuan penggunaan proses komunikasi secara spesifik, yaitu, mempelajari atau mengajarkan sesuatu, mempengaruhi perilaku seseorang, mengungkapkan perasaan, menjelaskan perilaku sendiri atau perilaku orang lain, berhubungan dengan orang lain, menyelesaian sebuah masalah, mencapai sebuah tujuan, menurunkan ketegangan dan menyelesaian konflik, menstimulasi minat pada diri sendiri atau orang lain. Dengan hal tersebut maka sangatlah penting seorang perawat untuk dapat melakukan komunikasi secara efektif. Peran perawat dalam melakukan komunikasi pada anak dan remaja adalah hubungan yang terapeutik antara perawat dan klien akan merupakan pengalaman belajar dan juga merupakan pengalaman koreksi terhadap emosi klien. Disini perawat sebagai tim pelaksana dalam melakukan penyusunan asuhan keperawatan secara terapeutik, seperti realisasidiri, penerimaan diri, peningkatan penghormatan diri, kemampuan membina hubungan interpersonal yang tidak superfisial dan saling bergantung dengan orang lain, peningkatan fungsi dan kemampuan untuk memuaskan kebutuhan serta mencapai tujuan yang realistis,

rasa

identitas personal yang jelas dan peningkatan integritas diri.

B. Rumusan Masalah 1. Apa pengertian komunikasi? 2. Apa perkembangan komunikasi pada remaja? 3. Apa tahapan perkemangan pada remaja? 4. Apa prinsip komunikasi pada remaja? 5. Apa teknik komunikasi pada remaja? 6. Apa tahapan komunikasi pada remaja? 7. Apa hambatan dalam komunikasi pada remaja? 8. Apa penerapan strategi pelaksanaan komunikasi terapeutik pada remaja? 9. Role play komunikasi pada remaja

C. Tujuan 1. Menjelaskan pengertian komunikasi? 2. Menjelaskan perkembangan komunikasi pada remaja? 3. Menjelaskan tahapan perkemangan pada remaja? 4. Menjelaskan prinsip komunikasi pada remaja? 3

5. Menjelaskan teknik komunikasi pada remaja? 6. Menjelaskan tahapan komunikasi pada remaja? 7. Menjelaskan hambatan dalam komunikasi pada remaja? 8. Menjelaskan penerapan strategi pelaksanaan komunikais terapeutik pada remaja? 9. Role play komunikasi pada remaja

4

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Komunikasi Komunikasi adalah seni penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari komunikator atau penyampai berita, untuk mengubah serta membentuk perilaku komunikan atau penerima berita kepola dan pemahaman yang dikehendaki bersama. Ada beberapa pengertian komunikasi yang di kemukakan oleh beberapa para ahli, yaitu sebagai berikut: 1. Menurut Edward Depari, komunikasi adalah proses penyampaian gagasan, harapan dan pesan yang disampaikan melalui lambang - lambang tertentu, mengandung arti, dilakukan oleh penyampai pesan ditujukan kepada penerima pesan. 2. Menurut James A.F. Stoner, komunikasi adalah proses dimana seorang berusaha memberikan pengertian dengan cara pemindahan pesan. 3. Menurut John R. Schemerhom, komunikasi adalah proses antara pribadi dalam mengirim dan menerima simbol-simbol yang berarti bagi kepentingan mereka. 4. Menurut Dr. Phill Astrid Susanto, komunikasi adalah proses pengoperan lambang-lambang yang mengandung arti. 5. Menurut Human Relation of Work, Keith Devis, komunikasi adalah proses lewatnya informasi dan pengertian seseorang ke orang lain. 6. Menurut

Oxtord Dictionary (1956), komunikasi adalah pengiriman atau tukar menukar

informasi, ide atau sebagainya. 7. Menurut Drs. Onong Uchjana Effendy, MA, komunikasi mencangkup ekspresi wajah, sikap dan gerak-gerik suara, kata-kata tertulis, percetakan, kereta api, telegraf, telepon dan lainnya.

Dari beberapa pengertian komunikasi di atas, dapat disimpulkan pengertian komunikasi adalah penyampaian dari seseorang ke orang lain, dengan menyertakan kode atau lambang penyampaiannya itu sendiri melalui suatu proses.

5

Definisi Remaja Pada masa pra remaja peralihan bentuk dari persahabatan antara sesama jenis ke persahabatan dengan lawan jenis yang menjurus pada hubungan cinta dapat terjadi secara bertahap dan dengan cara yang mudah, tetapi pada sebagian remaja lain perubahan tersebut dapat terjadi secara tiba-tiba dan tidak jarang menimbulkan masalah bagi remaja itu sendiri. Masa remaja merupakan salah satu periode dari perkembangan manusia. Masa ini merupakan masa perubahan atau peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa yang meliputi perubahan biologik, perubahan psikologik, dan perubahan sosial. Di sebagian besar masyarakat dan budaya, masa remaja pada umumnya dimulai pada usia 10-13 tahun dan berakhir pada usia 18-22 tahun (Notoatdmojo, 2007). Menurut Soetjiningsih (2004) masa remaja merupakan masa peralihan antara masa anak-anak yang dimulai saat terjadinya kematangan seksual yaitu antara usia 11 atau 12 tahun sampai dengan 20 tahun, yaitu masa menjelang dewasa muda. Berdasarkan umur kronologis dan berbagai kepentingan, terdapat defenisi tentang remaja yaitu : 1. Pada buku-buku pediatri, pada umumnya mendefenisikan remaja adalah bila seorang anak telah mencapai umur 10-18 tahun dan umur 12-20 tahun anak laki-laki. 2. Menurut undang-undang No. 4 tahun 1979 mengenai kesejahteraan anak, remaja adalah yang belum mencapai 21 tahun dan belum menikah. 3. Menurut undang-undang perburuhan, anak dianggap remaja apabila telah mencapai umur 1618 tahun atau sudah menikah dan mempunyai tempat tinggal. 4. Menurut undang-undang perkawinan No.1 tahun 1979, anak dianggap sudah remaja apabila cukup matang, yaitu umur 16 tahun untuk perempuan dan 19 tahun untuk anak-anak laki-laki. 5. Menurut dinas kesehatan anak dianggap sudah remaja apabila anak sudah berumur 18 tahun, yang sesuai dengan saat lulus sekolah menengah. Menurut WHO, remaja bila anak telah mencapai umur 10-18 tahun B. Perkembangan Komunikasi Pada Remaja Fase Remaja adalah masa transisi atau peralihan dari anak-anak menuju masa dewasa. Dengan demikian pola piker dan tingkah lakunya merupakan peralihan dari anak-anak menjadi orang dewasa. Anak harus diberi kesempatan untuk belajar memecahkan masalah secara positif. Apabila anak merasa cemas dan stress, jelaskan bahwa ia dapat mengajak bicara teman sebayanya dan/atau orang dewasa yang ia percaya terutama orang tua dan 6

termasuk juga perawat yang selalu bersedia menemani dan mendengarkan keluhannya. Menghargai keberadaan identitas diri dan harga dirinya merupakan hal yang prinsip untuk diperhatikan dalam berkomunikasi. Luangkan waktu bersama dan tunjukkan ekspresi wajah yang bersahabat dengannya, jangan memotong pembicaraan saat ia sedang mengekspresikan perasaan dan pikirannya, menghargai pandangan remaja serta menerima perbedaan. Hindari perkataan yang menyinggung harga dirinya, hindari mengkritik atau menghakimi, hindari pertanyaan yang menyelidiki atau interogasi. Kita harus menghormati privasinya dan berikan dukungan

atas

hal

yang

telah

dicapainya

secara

positif

dengan

selalu

memberikan reinforcement positif. Tujuan Komunikasi Pada Remaja Tujuan melakukan komunikasi terapeutik pada klien remaja adalah sebagai berikut. 1.

Membangun hubungan yang harmonis dengan remaja

2.

Membentuk suasana keterrbukaan dan mendengar

3.

Membuat remaja mau berbicara ketika mempunyai masalah

4.

Membuat remaja mau mendengar dan menghargai saat mereka berbicara

5.

Membantu remaja menyelesaikan masalah

Faktor Yang Mempengaruhi Komunikasi Pada Remaja 1.

Pendidikan

Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka komunikasi berlangsung secara efektif. 2.

Pengetahuan

Semakin banyak pengetahuan yang didapat maka komunikasi berlangsung secara efektif. 3.

Sikap

Sikap mempengaruhi dalam berkomunikasi, bila komunikan bersifat pasif/tertutup maka komunikasi tidak berlangsung secara efektif. 4.

Usia Tumbuh Kembang Status Kesehatan Anak

Bila ingin berkomunikasi, maka harus disesuaikan dengan tingkat usia agar komunikasi tersebut berlangsung secara efektif.

7

5.

Saluran

Saluran sangat penting dalam berkomunikasi agar pesan dapat tersampaikan ke komunikan dengan baik. 6.

Lingkungan

Lingkungan juga sangat berperan penting dalam berkomunikasi, semakin bagus/indah lingkungan yang ditempati maka dalam berinteraksi akan terasa nyaman dan aman

C. Tahapan Perkemangan Pada Remaja Dalam proses penyesuaian diri menuju kedewasaan, ada 3 tahap perkembangan remaja yakni sebagai berikut: a. Remaja awal (early adolescent) Seorang remaja pada tahap ini masih terheran-heran akan perubahan-perubahan yang terjadi pada tubuhnya sendiri dan dorongan- dorongan yang menyertai perubahan-perubahan itu. Mereka mengembangkan pikiran-pikiran baru, cepat tertarik pada lawan jenis, dan mudah terangsang secara erotis. Dengan dipegang bahunya saja oleh lawan jenis ia sudah berfantasi erotik. Kepekaan yang berlebih-lebihan ini ditambah dengan berkurangnya kendali terhadap ego menyebabkan para remaja awal ini sulit dimengerti dan dimengerti orang dewasa. b. Remaja madya (middle adolescent) Pada tahap ini remaja sangat membutuhkan kawan-kawan. Ia senang kalau banyak teman yang mengakuinya. Ada kecenderungan narsistis yaitu mencintai diri sendiri, dengan menyukai teman-teman yang sama dengan dirinya, selain itu, ia berada dalam kondisi kebingungan karena tidak tahu memilih yang mana peka atau tidak peduli, ramai-ramai atau sendiri, optimistis atau pesimistis, idealis atau materialis, dan sebagainya. Remaja pria harus membebaskan diri dari oedipuscomplex (perasaan cinta pada ibu sendiri pada masa anak-anak) dengan mempererat hubungan dengan kawan- kawan. c. Remaja akhir (late adolescent) Tahap ini adalah masa konsolidasi menuju periode dewasa dan ditandai dengan pencapaian lima hal yaitu:  Minat yang makin mantap terhadap fungsi-fungsi intelek.  Egonya mencari kesempatan untuk bersatu dengan orang-orang lain dan dalam pengalamanpengalaman baru. 8

 Terbentuk identitas seksual yang tidak akan berubah lagi.  Egosentrisme (terlalu memusatkan perhatian pada diri sendiri) diganti dengan keseimbangan antara kepentingan diri sendiri dengan orang lain.  Tumbuh ”dinding” yang memisahkan diri pribadinya (private self) dan masyarakat umum. Berkaitan dengan kesehatan reproduksi remaja kita sangat perlu untuk mengenal perkembangan remaja serta ciri-cirinya. Berdasarkan sifat atau ciri perkembangannya, masa (rentang waktu) remaja ada tiga tahap yaitu: a. Masa remaja awal (10-12 tahun)  Tampak dan memang merasa lebih dekat dengan teman sebaya.  Tampak dan merasa ingin bebas.  Tampak dan memang lebih banyak memperhatikan keadaan tubuhnya dan mulai berpikir yang khayal (abstrak). b. Masa remaja tengah (13-15 tahun)  Tampak dan ingin mencari identitas diri.  Ada keinginan untuk berkencan atau ketertarikan pada lawan jenis.  Timbul perasaan cinta yang mendalam. c. Masa remaja akhir (16-19 tahun)  Menampakkan pengungkapan kebebasan diri.  Dalam mencari teman sebaya lebih selektif.  Memiliki citra (gambaran, keadaan, peranan) terhadap dirinya.  Dapat mewujudkan perasaan cinta.  Memiliki kemampuan berpikir khayal atau abstrak. Masa remaja adalah pola pikir dan tingkah laku peralihan dari anak ke dewasa. Bila stress, diskusikan tentang masalahnya dengan teman sebaya dan keluarganya. Menolak orang yang berusaha menjatuhkan harga dirinya dengan memberi support penuh perhatian.

D. Prinsip Komunikasi Pada Remaja 1.

Cara

Membangun

Hubungan

Yang

Harmonis

Dengan

Remaja

Hal yang sering orang tua lakukan dalam berkomunikasi. Dalam berkomunikasi, orang tua ingin segera membantu menyelesaikan masalahremaja, ada hal-hal yang orang tua yang sering lakukan, seperti : 9

a.

Cenderung lebih banyak bicara dari pada mendengarkan

b. Merasa tau lebih banyak dari pada remaja c.

Cenderung memberi arahan dan nasihat,

d. Tidak berusaha mendengarkan dulu apa yang sebenarnya terjadi dan yang dialami remaja e.

Tidak memberikan kesempatan agar remaja mengemukakan pendapat

f.

Tidak mencoba menerima dahulu kenyataan yang dialami remaja dan memahaminya

g. Merasa putus asa dan marah-marah karena tidak tahu lagi apa yang harus dilakukan terhadap remaja.

2.

Kunci pokok berkomunikasi dengan remaja. Adapun kunci pokok yang

dilakukan orang tua terhadap anaknya yang beranjak dewasa seperti : a.

Mendengar supaya remaja mau berbicara

b.

Menerima dahulu perasaan remaja

c.

Bicara supaya didengar.

3.

Mengenal diri Remaja

a.

Pahami Perasaan Remaja

Banyak terjadi masalah dalam berkomunikasi dengan remaja, yang disebabkan karena orang tua kurang dapat memahami perasaan anaknya yang diajak bicara.Agar komunikasi dapat lebih efektif orang tua perlu meningkatkan kemampuannya dan mencoba b.

memahami

perasaan

anak

sebagai

lawan

bicara.

Bagaimana memahami perasaan remaja Untuk memahami perasaan remaja, orang tua harus menerima dulu perasaan dan

ungkapan remaja terutama ketika ia sedang mengalami masalah, agar ia merasa nyaman dan mau melanjutkan pembicaraan dengan orang tua. Orang tua akan lebih mengerti apa yang sebenarnya dirasakan remaja. 4.

Membuat remaja mau berbicara pada orang tua saat menghadapi masalah dan

membantu remaja menyelesaikan masalah. a.

Pesan kamu dan pesan saya 10

Pesan kamu adalah cara seperti ini bukanlah penyampaian akibat perilaku anak terhadap orang tua tetapi berpusat pada kesalahan anak cenderung tidak membedakan antara anak dan perilakunya sehingga membuat anak merasa disalahkan, direndahkan dan di sudutkan. Pesan saya lebih menekankan perasaan dan kepedulian orang tua sebagai akibat perilaku anak sehingga anak belajar bahwa setiap perilaku mempunyai akibat terhadap orang lain. Melalui pesan saya akan mendorong semangat anak, mengembangkan keberaniannya, sehingga anak akan merasanyaman. b.

Menentukan masalah siapa. Ketika menghadapi remaja sebagai lawan bicara yang bermasalah, kita perlu

mengetahui masalah siapa ini. Hal ini perlu dibiasakan karena : 1) Kita tidak mungkin menjadi seorang yang harus memecahkan semua masalah. 2) Kita harus mengajarkan kepada remaja rasa tanggung jawab dalam memecahkan masalahnya sendiri. 3) Kita perlu membantu remaja untuk tidak ikut campur urusan orang lain. 4) Anak perlu belajar mandiri Setelah mengetahui masalah siapa maka akibatnya siapa yang punya masalah harus bertanggung jawab untuk menyelesaikannya.Bila masalah itu adalah masalah remaja maka tekhnik yang digunakan adalah mendengar aktif.

E. Teknik Komunikasi Pada Remaja Komunikasi dengan remaja merupakan sesuatu yang penting dalam menjaga hubungan dengan remaja, melalui komunikasi ini pula perawat dapat memudahkan mengambil berbagai data yang terdapat pada diri remaja yang selanjutnya dapat diambil dalam menentukan masalah keperawatan. Beberapa cara yang digunakan dalam berkomunikasi dengan remaja, yaitu sebagai berikut.

11

1.

Melalui orang lain atau pihak ketiga Cara berkomunikasi ini pertama dilakukan oleh remaja dalam menumbuhkan

kepercayaan diri remaja, dengan menghindari secara langsung berkomunikasi dengan melibatkan orang tua secara langsung yang sedangberada disamping anak. Selain itu dapat digunakan dengan cara memberikan komentar tentang sesuatu. 2.

Bercerita Melalui cara ini pesan yang akan disampaikan kepada anak remaja dapat mudah

diterima, mengingat anak sangat suka sekali dengan cerita, tetapi cerita yang disampaikan hendaknya sesuai dengan pesan yang akan disampaikan, yang akan diekspresikan melalui tulisan. 3.

Memfasilitasi Memfasilitasi adalah bagian cara berkomunikasi, malalui ini ekspresi anak atau

respon anak remaja terhadap pesan dapat diterima, dalam memfasilitasi kita harus mampu mengekspresikan perasaan dan tidak boleh dominan , tetapi anak harus diberikan respons terhadap pesan yang disampaikan melalui mendengarkan dengan penuh perhatian dan jangan mereflisikan ungkapan negatif yang menunjukan kesan yang jelek pada anak remaja tersebut. 4.

Meminta untuk menyebutkan keinginan Ungkapan ini penting dalam berkomunikasi dengan anak dengan meminta anak

untuk menyebutkan keinginan dapat diketahui berbagai keluhan yang dirasakan anak dan keinginan tersebut dapat menunjukan persaan dan pikiran anak pada saat itu. 5.

Pilihan pro dan kontra Penggunaan teknik komunikasi ini sangat penting dalam menentukkan atau

mengetahui perasaan dan pikiran anak, dengan mengajukan pasa situasi yang menunjukkan pilihan yang positif dan negatif yang sesuai dengan pendapat anak remaja. 6.

Penggunaan skala

12

Pengunaan skala atau peringkat ini digunakan dalam mengungkapkan perasaan sakit pada anak seperti pengguaan perasaan nyeri, cemas, sedih dan lain-lain, dengan menganjurkan anak untuk mengekspresikan perasaan sakitnya. 7.

Menulis Melalui cara ini remaja akan dapat mengekspresikan dirinya baik pada keadaan

sedih, marah atau lainnya dan biasanya banyak dilakukan pada remaja yang jengkel, marah dan diam. F. Tahapan Komunikasi Pada Remaja Tahapan Komunikasi Dengan Remaja : 1.

Tahap prainteraksi

Mengumpulkan data tentang klien dengan mempelajari status atau bertanya kepada orang tua tentang masalah yang ada. 2.

Tahap perkenalan

a.

Memberi salam dan senyum pada klien

b.

Melakukan validasi

c.

Mencari kebenaran data yang ada

d.

Mengobservasi

e.

Memperkenalkan nama dengan tujuan, waktu dan

f.

Melakukan kerahasiaan klien.

3.

Tahap kerja

a.

Member kesempatan pada klien untuk bertanya, karena akan memberitahu tentang

hal yang kurang dimengerti dalam berkomunikasi. b.

Menanyakan keluhan utama.

c.

Saat berkomunikasi dengan klien remaja, usahakan berdiskusi atau curah pendapat

seperti teman sebaya. d.

Hindari beberapa pertanyaan yang dapat menimbulkan rasa malu.

e.

Jaga kerahasiaan yang dapat menimbulkan rasa malu.

f.

Jaga kerahasiaan dalam komunikasi (masa transisi dalam bersikap dewasa). 13

4.

Tahap terminasi

a.

Menyimpulkan hasil wawancara meliputi evaluasi proses dan hasil.

b.

Memberikan reinforcement positif, tindak lanjut, kontrak, dan

c.

Mengakhiri wawancara dengan cara yang baik.

G. Hambatan Dalam Komunikasi Pada Remaja Komunikasi merupakan sesuatu hal yang sangat penting bagi manusia dalam melakukan interaksi dengan sesame. Kita pada suatu waktu merasakan komunikasi yang kita lakukan menjadi tidak efektif karena kesalahan dalam menafsirkan pesan yang kita terima. Hal ini terjadi karena setiap manusia mempunyai keterbatasan dalam menelaah komunikasi yang disampaikan. Kesalahan dalam menafsirkan pesan bisa disebabkan karena tiga hal yaitu : 1.

Hambatan fisik

a.

Sinyal non verbal yang tidak konsisten. Gerak-gerik kita ketika berkomunikasi tidak melihat kepada lawan bicara, tetapi dengan aktifitas kita pada saat ada yang berkomunikasi dengan kita, mempengaruhi proses komunikasi yang berlangsung.

b.

Gangguan noises Gangguan ini bisa berupa suara yang bising pada saat kita berkomunikasi, jarak jauh, dan lain sebagainya.

c.

Gangguan fisik (gagap, tuli, buta) Adanya gangguan fisik seperti gagap, tunawicara, tunanetra, dan sebagainya yang dialami oleh seorang remaja. Terimalah mereka apa adanya, mereka pasti memiliki potensi unggul lain yang perlu digali. Sebagai perawat, kita harus siap menerima kenyataan tersebut seraya mencari cara agar tidak terjadi hambatan komunikasi dengan remaja tersebut, misalnya dengan cara belajar bahasa yang mereka dapat pahami.

d.

Teknik bertanya yang buruk Ternyata kita yang tidak memiliki kemampuan bertanya, tidak akan sanggup menggali pemahaman orang lain, tidak sanggup mengetahui apa yang dirasakan orang lain. Oleh karena itu, kembangkan selalu teknik bertanya kepada orang lain. Bahwa setiap individu memiliki modalitas belajar yang berbeda-beda. 14

e.

Teknik menjawab yang buruk Kesuliatan orang memahami materi yang disampaikan karena komunikator tidak mampu menjawab dengan baik. Pertanyaan bukannya dijawab, melainkan dibiarkan. Pertanyaan justru dijawab tidak tepat. Salah satu teknik menjawab yang buruk adalah komunikator tidak memberikan kesempatan individu menyelesaikan pertanyaan lalu lngsung dijawab oleh komunikator.

f.

Kurang menguasai materi Ini faktor yang sangat jelas. Begitu kita tidak menguasai materi, itulah hambatan komunikasi. Kompetensi professional salah satu maknanya adalah menguasai materi secara mendalam bahkan ditambahkan lagi untuk meluas.

g.

Kurang persiapan Bagaimana mungkin proses penyampaian materi atau pembelajaran dapat optimal jika tidak menyiapkan perencanaan dengan baik.

2.

Hambatan psikologis

a.

Mendengar

Biasanya kita mendengar apa yang ingin kita dengar. Banyak hal atau informasi yang ada di sekeliling kita, namun tidak semua kita dengar dan tanggapi. Informasi yang menarik bagi kita, itulah yang ingin kita dengar. b.

Mengabaikan informasi yang bertentangan dengan apa yang kiata ketahui.

Sering kali kita mengabaikan informasi yang menurut kita tidak sesuai denga ide, gagasan dan pandangan kita padahal kalau dicermati sangat berhubungan denga ide kita, padahal ada kalanya gagasan kita yang kurang benar. c.

Menilai sumber

Kita cenderung menilai siapa yang memberikan informasi. Jika ada seorang remaja

yang memberikan informasi tentang suatu hal, kita cenderung

mengabaikannya. d.

Pengaruh emosi

Pada keadaan marah, remaja akan kesulitan untuk menerima informasi. Apapun berita atau informasi yang diberikan, tidak akan diterima dan ditanggapinya. e.

Kecurigaan 15

Kembangkan sikap berbaik sangka pada semua orang. Hendaklah berpikir baik atau positif bahwa materi ini bisa dipahami oleh remaja. Komunikator curiga pada komunikan f.

akan

membawa

suasana

pembelajaran

tidak

kondusif.

Tidak jujur

Karakter dasar komunikator mestilah ditampilkan selama pembelajaran komunikasi pada remaja berlangsung dan juga di luar pembelajaran. Kita harus jujur, g.

jangan

berbohong,

jujurlah

jika

memang

tidak

tahu.

Tertutup

Jika kita memiliki sikap tertutup atau introvert dalam proses pembelajaran, sebaiknya jangan menjadi komunikator. Sebab dalam prose situ diperlukan kerjasama, keterbukaan, kehangatan, dan keterlibatan. h.

Dekstuktif

Jelas sikap ini akan menjadi penghambat aliran komunikasi pada remaja. Cegahlah sedini mungkin oleh kita. Jika sikap dekstruktif itu muncul, lakukan segera penanganannya secara bijak atau sesuai prosedur yang berlaku. i.

Kurang dewasa

Kita perlu menyadari sikapnya dalam proses pembelajaran. Bedakan ketika kita berbicara dengan anak, karena kita berkomunikasi dengan seorang remaja yang mampu tetapi ada hambatan psikologi.

3.

Semantik

a.

Persepsi yang berbeda

b.

Kata yang memiliki arti lain bagi orang yang berbeda

c.

Terjemahan yang salah

d.

Semantik yaitu pesan bermakna ganda

e.

Belum berbudaya baca, tulis, dan budaya diam.

4. Aplikasi Untuk kasus malnutrisi 1. Menjelaskan tentang triguna makanan dan contoh makanan 2. Menjelaskan kecukupan nilai gizi bagi tubuh sesuai usia 16

3. Memperkenalkan tentang teori Restraint (teori tentang mengontrol makanan/diet) 4. Memperkenalkan tentang macam-macam penyimpangan pola makan seperti anoreksia dan bulimia. 5. Mengajarkan tentang gaya hidup yang sehat dan menyusun menu makanan sehat 6. Mengajarkan pemilihan makanan yang tepat termasuk jika berada di sekolah. 7. Pengukuran tinggi badan dan berat badan secara periodik 8. Program latihan teratur 9. Mengajarkan tentang kesehatan mental. Kehamilan pada Remaja 1. Memperkenalkan pada keluarga tentang fase perkembangan remaja dan tugas perkembangan anak remaja. 2. Memperkenalkan pada keluarga tentang tugas perkembangan keluarga dengan anak remaja. 3. Menjelaskan tentang fungsi seksual, perubahan fisik yang dapat mempengaruhi psikologis dan sosial remaja. 4. Memotivasi keluarga untuk memperkenalkan kesehatan reproduksi remaja sesuai dengan norma dan budaya dan tingkat pengetahuan yang dimiliki keluarga. 5. Memperkenalkan sejak usia sekolah tentang kehamilan sebagai perubahan dalam kehidupan agar dapat bertanggung jawab. 6. Membiasakan komunikasi terbuka. 7. Memberi kesempatan pada remaja mendapat pengalaman sosial, emosional dan situasi etis untuk meningkatkan proses belajar dan otonomi dan tanggung jawab. 8. Memperkenalkan tempat layanan kesehatan yang dibutuhkan. Ketergantungan Obat 1. Membantu remaja dan keluarga mengenali tahap perkembangan dan tugas yang akan dilaluinya. 2. Membangun hubungan saling percaya dengan remaja dan keluarga. 3. Meningkatkan interaksi sosial dan keterlibatan remaja dalam kelompok. 4. Membantu mengenali cara beradaptasi terhadap stresor secara efektif. 5. Pendidikan kesehatan tentang obat dan penggunaannya.

17

6. Membantu remaja dan keluarga mengenal masalah-masalah ketergantungan zat dan dampaknya. 7. Membantu memilih alternatif rekreasi yang sehat. 8. Pendidikan kesehatan mengatasi manajemen stress. Perilaku Kekerasan 1. Membantu remaja dan keluarga mengenali tahap perkembangan dan tugas yang akan dilaluinya. 2. Mengajarkan stimulus kontrol dan manajemen marah yang sederhana pada remaja dan keluarga. 3. Menjelaskan pada keluarga tanda dan gejala remaja yang mengalami perilaku kekerasan. 4. Membantu remaja untuk memunculkan potensi yang dimiliki. 5. Membantu cara beradaptasi terhadap stresor secara efektif. 6. Membantu cara menyalurkan hobi yang berkaitan dengan penyaluran energi.

H. Penerapan Strategi Pelaksanaan Komunikasi Terapeutik Pada Remaja Strategi pelaksanaan untuk mengatasi masalah remaja dapat diberikan kepada remaja itu sendiri sebagai klien dan diberikan kepada orang tua remaja. 1.

Strategi pelaksanaan (SP) komunikasi terapeutik pada remaja

Fase orientasi: a.

Salam terapeutik

Selamat pagi/siang/malam adik. Dik perkenalkan saya suster Ana Susanti, adik bisa panggil saya suster Ana, saya yang bertugas pada pagi/siang/malam ini. Jika boleh tahu nama adik siapa? Ramlan? Nama yang sangat bagus. b.

Evaluasi/validasi

Baiklah Dik Ramlan, bagaimana keadaannya sekarang? Sudah lebih membaik? Syukurlah kalau begitu. c.

Kontrak topik, waktu, tempat 18

Nah Dik Ramlan, bagaimana kalau kita berbincang-bincang mengenai masalah adik dan mengenai kecelakaan yang adik alami? Berapa lama waktu yang kita butuhkan untuk berbincang-bincang? 20 menit cukup? Baiklah. Dimana kita akan berbincang-bincang? Disini saja? Baiklah Dik Ramlan. Fase kerja: Nah Dik Ramlan sekarang bisa ceritakan dengan saya, kenapa bisa terjadi kecelakaan? Saya akan mendengarkannya dengan baik. Jadi dik ramlan ini kecelakaan gara-gara balapan motor? Kenapa Dik Ramlan bisa ikut balapan motor? Apakah orang tua adik mengetahui kalau adik sering ikut balapan motor? Lalu? Jadi adik ikut balapan karena orang tua jarang memperhatikan adik? Saya mengerti apa yang Dik Ramlan rasakan. Nah berdasarkan apa yang adik jelaskan tadi, saya bisa pahami kalau masalah Dik Ramlan itu karena jarang berkomunikasi dan mendapat perhatian dari orang tua, apa benar seperti itu? Iya, mungkin itu penyebab masalah adik, tetapi kalau saya boleh berikan pemahaman, yang perlu Dik Ramlan ingat adalah orang tua Adik itu sibuk bekerja untuk mecukupi kebutuhan adik juga. Itu karena mereka sayang dengan adik. Tapi nanti saya juga akan beritahukan kepada orang tua adik agar memberikan sedikit waktu untuk memberikan perhatian ke adik ya. Nah kalau boleh saya sarankan, adik lebih baik berhenti ikut balapan liar, karena seperti yang adik rasakan sekarang gak enak kan rasanya? Nah sebaiknya Dik Ramlan melakukan hal-hal yang positif mumpung masih muda, seperti mengembangkan hobi yang adik miliki, bermain musik, belajar yang giat, siapa tahu adik bisa berprestasi, tentunya akan membanggakan orang tua dan secara otomatis mereka pasti akan lebih perhatian dengan adik.

Fase terminasi: a.

Evaluasi

respon

klien

terhadap

tindakan

keperawatan

Bagaimana perasaan Dik Ramlan sekarang? Semoga bermanfaat. Nah apakah adik masih ingat pesan saya tadi? Bagus sekali, adik sudah mengingatnya dengan baik. b.

Tindak lanjut klien  Nah Dik Ramlan untuk sekarang bisa beristirahat terlebih dahulu ya 19

c.

Kontrak

yang

akan

datang

yaitu

topik,

waktu,

tempat

Sebentar lagi saya akan kembali ke sini ya dik, saya akan memindahkan Dik Ramlan ke ruangan perawatan, tentunya setelah urusan administrasi selesai ya. Terimakasih atas perhatian adik. Selamat malam. 5. Strategi

pelaksanaan

(SP)

komunikasi

terapeutik

pada

orang

tua

Fase orientasi: a.

Salam terapeutik

Selamat pagi/siang/malam ibu. Bu perkenalkan saya suster Ana Susanti, ibu bisa panggil saya suster Ana, saya yang bertugas pada pagi/siang/mala ini. Jika boleh tahu nama ibu siapa? Ibu Susi? Nama yang sangat bagus. b.

Evaluasi/validasi

Baiklah Ibu Susi, bagaimana keadaan anaknya sekarang? Sudah lebih membaik? Syukurlah kalau begitu. c.

Kontrak topik, waktu, tempat

Nah Ibu Susi, bagaimana kalau kita berbincang-bincang mengenai masalah anak ibu? Berapa lama waktu yang kita butuhkan untuk berbincang-bincang? 20 menit cukup? Baiklah. Dimana kita akan berbincang-bincang? Disini saja? Baiklah Ibu Susi.

Fase kerja: Boleh ibu jelaskan bagaimana kebiasaan ibu dan keluarga di rumah dengan Ramlan? Saya mengerti dengan keadaan ibu. Anak usia remaja seperti Ramlan ini terkadang perlu pengawasan yang lebih Bu Susi, karena mereka pada usia ini sangat memerlukan pendampingan, karena jika dibiarkan tanpa pengawasan takutnya anak salah memilih pergaulan. Iya bagus sekali komitmen Ibu Susi kalau begitu, nah akan lebih baik lagi jika Ibu sering berkomunikasi dengan Ramlan bu. Apakah ibu tahu bagaimana cara membangun komunikasi yang baik dengan keluarga? Jadi ibu belum tahu? Baiklah akan saya jelaskan. Pada usia remaja sebaiknya anak dianggap seperti sahabat, artinya Ibu perlu melibatkan, mendengarkan dan menghargai pendapat dia dan mengarahkan hal-hal yang kurang baik. Apakah ibu mengerti maksud saya? Iya bagus sekali Ibu Susi. 20

Fase terminasi: 1.

Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan

Bagaimana perasaan Ibu Susi sekarang? Semoga bermanfaat. Nah apakah ibu masih ingat pesan saya tadi? Bagus sekali, ibu sudah mengingatnya dengan baik 2.

Tindak lanjut klien

Nah Ibu Susi sekarang dan selanjutnya bisa mencoba untuk membangun komunikasi yang lebih baik dengan Ramlan ya. 3.

Kontrak yang akan datang yaitu topik, waktu, tempat

Ibu Susi untuk sekarang bisa ikut saya sebentar ke ruang perawat. Kita akan membahas mengenai administrasi Ramlan kurang lebih 10-15 menit. Mari ibu, ikut saya.

21

I. Role Play Komunikasi Pada Remaja Pemain :

Ilham Wahyudi sebagai ilham Aprilya Tiara sebagai tiara Dwi Rahayu sebagai Ibu ilham Nur Aini sebagai pacar ilham Delvira Suci Ramadhani sebagai perawat

Dialog : Seorang remaja bernama Ilham datang dengan penuh luka di tubuhnya karena terjatuh dari motor yang disebabkan oleh balapan liar bersama temannya yang bernama Tiara yang juga mengalami luka ringan pada tubuhnya. Setelah dilakukan tindakan UGD, Ilham dipindahkan ke ruang perawatan, di ruang tersebut ada Tiara dan juga ada Aini pacarnya Ilham. Kemudian datanglah seorang perawat bernama Delvira untuk melakukan komunikasi terapeutik. Perawat

: ass. . selamat siang dek (tersenyum ramah)

Ilham

: wss. . siang sus (membalas senyuman)

Perawat

: Perkenalkan nama saya suster Delvira biasa dipanggil suster Delvira, kalau

boleh

tau nama adik siapa?

Ilham

: Oh iya sus nama saya Ilham

Perawat

: Bagaimana keadaan adik sekarang?

Ilham

: Sudah agak baikan sus

Perawat

: Begini dek tujuan saya kesini untuk mengganti perban adik, apakah adik setuju

untuk melakukan penggantian perban sekarang? Ilham

: setuju suster saya sudah siap kok (sambil menganggukkan kepala)

Perawat

: Baiklah kita butuh 10-20 menit untuk menggantikan perban adik..baik dik

sekarang sudah selesai.. Ilham

: ia sust terimakasih banyak (tersenyum lebar)

Perawat

: kalau boleh tau apa yang menyebabkan adik kecelakaan?

Tiara

: gara-gara balapan liar sust (sahut si Tiara sambil menggaruk-garuk kepala)

Perawat

: kenapa sampai ikut balapan liar. .? (sedikit terkejut)

Tiara

: Maklumlah sus, anak mudah, gaul gitu lo (dengan gaya ala-ala remaja)

Aini

: Gaul sih gaul sus tapi membahayakan diri sendiri, hampir saja saya kehilangan

pacar saya si Ilham (sahut si Aini dengan nada kesal) 22

Perawat

: trus dengan keadaan ade yang seperti ini sekarang, apakah ade masih ingin

balapan liar lagi? Ilham

: kami kapok suster, ternyata akibatnya bisa sangat buruk, untung kami tidak

meninggal (dengan penuh penyesalan) Tiara

: Iya suster kami kapok, untung saja kami masih diberi kesempatan untuk hidup

(sambil menundukkan wajah) Aini

: Saya sudah sering menegurnya suster tapi dia tidak menghiraukan, hasilnya dia

sendiri yang kena batunya (dengan nada marah) Perawat

: Owh begitu yaa, kenapa kalian tidak meluangkan waktu saja untuk membantu

orang tua, kan lebih baik daripada balapan liar? (dengan wajah yang bijaksana) Ilham

: saya tidak betah tinggal di rumah sus, soalnya ibu dan ayah saya sering

bertengkar, lebih baik saya pergi saja biar tidak stres sus (dengan wajah menunduk) Tiara

: Iya sus, saya juga tidak betah di rumah karena sering dimarahi (dengan ekspresi

sedih) Perawat

: ohh begitu yahh, tapi kalau bisa saya sarankan sebaiknya kalian menenangkan

orang tua kalian, kan kalian skarang sudah mulai beranjak dewasa pasti kalian bisa menenangkan mereka Tiara

: masalahnya saya tidak tau apa yang harus saya lakukan

Perawat

: ade menasehati dan bersikap dewasa semampu adek, insyaallah mereka akan

tersentuh dan akan sadar bahwa tindakan mereka tidak baik untuk perkembangan adek Ilham

: baik sus, nanti akan saya coba lakukan

Perawat

: baiklah dek kalau begitu saya ke ruangan dulu ya, kalau ada perlu sesuatu

silakan hubungi saya atau suster-suster yang lain, insyaallah saya besok akan kembali untuk mengganti perban adek Ilham

: baik suster terima kasih banyak

(Tiba-Tiba terdengar bunyi seseorang mengetuk pintu, saat Aini membuka pintu ternyata ibu Ayu datang dengan wajah panik dan gugup) Ibu Ayu

: Suster, suster bagaimana keadaan anak saya suster? Saya sangat khawatir

dengan keadaan anak saya (panik dan hampir menangis) Perawat

: Ibu tenang saja, kondisi anak ibu sekarang sudah mulai membaik

23

Ibu Ayu

: Suster serius kan anak saya baik-baik saja? dia itu anak saya satu-satunya suster,

kesayangan saya, kalau ada apa-apa saya adalah orang yang akan merasa paling bersalah (sedih) Perawat

: Ibu tenang saja, luka anak ibu sudah teratasi, Ilham hanya perlu istirahat yang

cukup agar bisa sembuh. Ibu Ayu

: Terima kasih banyak suster

Ibu Ayu

: Tiara, kenapa Ilham bisa sampai kecelakaan seperti ini?

Tiara

: Ilham ikut balap-balapan liar bu, saya sudah melarangnya tapi dia tidak

menghiraukannya Ibu Ayu

: Masyaallah Ilham (sedih)

Aini

: Maaf tante, kami salah dan kami sangat menyesal

Ilham

: Mah, Ilham minta maaf karena selama ini Jali tidak pernah menurut apa perintah

mamah, Ilham sekarang benar-benar menyesal mah, Ilham janji, Jali akan menjadi anak yang bisa bersikap lebih dewasa dan bisa bertanggung Jawab (sangat menyesal) Sekali lagi Ilham minta maaf Mah.. Ibu Ayu

: Iya sayang, mamah juga minta maap karena membuat kamu tidak betah ada di

rumah, mamah sangat menyayangi kamu Ilham (menitikkan air mata) Ilham

: Ilham juga sayang mamah..

24

BAB III PENUTUP

A.

Kesimpulan Komunikasi adalah proses penyampaian gagasan, harapan dan pesan yang

disampaikan melalui lambang-lambang tertentu, mengandung arti, dilakukan oleh penyampai pesan ditujukan kepada penerima pesan. Tujuan komunikasi yaitu pesan yang disampaikan oleh komunikator dapat dimengerti oleh si komunikan. Dalam melakukan komunikasi pada anak dan remaja, perawat perlu memperhatikan berbagai aspek diantaranya adalah cara berkomunikasi dengan anak, tehnik komunikasi, tahapan komunikasi dan faktor yang mempengaruhi komuikasi.

Seperti pada anak dan remaja dalam berkomunikasinya sedang membentuk jati dirinya, dia akan lebih diam dengan orang yang dianggapnya tidak sama dengan dia. Masa remaja merupakan masa-masa panjang yang dialami seorang anak. Saat remaja mereka mulai mengalami berbagai perubahan, baik fisik maupun non fisik dalam kehidupan mereka.

B.

Saran Adapun saran yang ingin penulis sampaikan dengan penulisan makalah ini yaitu :

1.

Mahasiswa mampu berkomunikasi dengan remaja lebih efektif karena telah

mengetahui bagaimana prinsip dan strategi berkomunikasi dengan remaja, serta mengetahui hambatan yang akan ditemui pada saat akan berkomunikasi dengan remaja. 2.

Mahasiswa mampu menerapkan tehnik-tehnik komunikasi, cara berkomunikasi,

tahapan komunikasi serta faktor yang menghambat komunikasi pada anak dan remaja. 3.

Mahasiswa dapat menjelaskan komunikasi pada remaja.

25

DAFTAR PUSTAKA Damaiyanti, Mukhripah. 2010. Komunikasi Terapeutik dalam Praktik Keperawatan. Bandung: PT Refika Aditama. Ernawati Dalami, et all. (2009). Komunikasi Keperawatan. Jakarta Timur :Trans Info Media. Revi Syatriani, Ira Puspitawati. (2008). Hubungan Antara Kemampuan Komunikasi dan Kemandirian. Undergraduate Program, Faculty of Psychology. Gunadarma.

Wiryanto, DR (2006). Pengantar Ilmu Komunikasi. Cetakan Ketiga. Jakarta: PT Grasindo.

26

Related Documents


More Documents from "Vhero Tololiu"