Komunikasi Keperawatan Ii.docx

  • Uploaded by: febrin nocitavera
  • 0
  • 0
  • October 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Komunikasi Keperawatan Ii.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,438
  • Pages: 6
KOMUNIKASI KEPERAWATAN II “Komunikasi dalam Asuhan Keperawatan Terminal” Dosen Pengampu : Misparsih, S.Kep, M.Kep

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA DISUSUN OLEH : KELOMPOK 4A Kelas : 3B

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

Aminatuz Zanah (2017720063) Arnita Rahmawati (2017720069) Jihan Nabillah (20177200 Muga Krisdiana (20177200 M. Destriadi (20177200 M. Rizky (20177200 Riska Harmelinda (2017720107)

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN PROGRAM STUDI S.1 REGULER KEPERAWATAN JAKARTA 2018

Kasus Seorang laki-laki (60 tahun) masuk ICU dari UGD karena tidak sadar 2 jam sebelum masuk Rumah Sakit. Keadaan di ICU, tekanan darah 180/110 mmHg, pernapasan ngorok, cepat, dan tidak teratur. Informasi dari keluarga pasien perokok berat, memiliki riwayat hipertensi dan DM, senang makanan yang berlemak dan jarang berolahraga. Dua hari perawatan di ICU, keadaan makin memburuk, tanda-tanda vital tidak stabil dan kesadaran makin menurun. Tim medik menginformasikan harapan hidup sedikit sekali, tindakan medik hanya bersifat menghormati keluarga yang berduka. Keluarga sangat cemas melihat kondisi pasien dan mengharapkan tim medik melakukan yang terbaik, maklum pasien tulang punggung keluarga, ada anaknya masih kuliah dan tidak serumah (kost).

Pertayaan dan Jawaban 1. Prinsip apa yang harus diperhatikan perawat dalam berkomunikasi menyampaikan berita buruk kepada keluarga? Jawaban : Kaye (1996) mendefinisikan berita buruk sebagai informasi apapun yang secara drastis mengubah pandangan pasien tentang masa depan mereka menjadi lebih buruk. Dalam nada yang sama, Buckman (1992) mengilustrasikan sifat ketidakstabilan dari berita buruk dengan mengajukan berita buruk adalah berita apapun yang secara drastis dan negatif mengubah pandangan pasien tentang dirinya atau masa depannya. Penson (2000) menyebutkan bahwa berbagi seluruh kebenaran sering dikaitkan dengan menghilangkan harapan. Kita bisa melakukannya dengan benar, pasien akan melupakan kita, tidak pernah memaafkan kita (Buckman 1996). Tingkat trauma yang terkait dengan berita ditentukan dengan kesenjangan antara harapan pasien dan kebenaran yang disajikan terkait dengan perkembangan penyakit. Penanganan emosi terkait dengan pemberian berita buruk samasama dapat menyusahkan bagi pengirim (Franks 1997). 

Berkomunikasi Diakhir Hidup

Pengembangan pos spesialis dalam keperawatan paliatif dalam berbagai pengaturan telah menyebabkan persyaratan lanjutan dari kompetensi komunikasi. Konsistensi dalam praktik lanjutan mungkin mengharuskan perawat untuk mendasarkan hubungan membantu pada kerangka kerja cg / communication. Prinsip-prinsip ini harus lebih banyak muncul untuk membimbing praktisi dan mengatasi kekacauan emosional yang mungkin menyertai melanggar berita buruk, menangani pertanyaan-pertanyaan aneh dan menyiapkan pasien dan keluarga untuk kematian. Menggunakan prinsip-prinsip ini tepat dalam menangani masalah-masalah komunikasi jangka pendek. Dalam beberapa kasus, penting untuk mendasarkan praktik pada kerangka kerja konseling yang dapat membantu pasien menyelesaikan masa lalu, mengurangi biaya dan mengantisipasi masalah yang terkait dengan ancaman jangka hidup yang terbatas. Kerangka kerja konseling tidak hanya menyediakan kerangka kerja untuk praktik, tetappi juga dapat menawarkan atribut yang lebih disukai yang dapat memfasilitasi hubungan bantuan yang benar dimana dapat menjadi dasar untuk membantu pasien menyesuaikan dengan tantangan yang terkait dengan rentang hidup yang terbatas.

2. Dalam melaksanakan tindakan keperawatan, pasien dalam keadaan tidak sadar. Prinsip apa yang harus diperhatikan? Jawaban : 

Komunikasi dengan pasien tidak sadar

Komunikasi dengan pasien tidak sadar merupakan suatu komunikasi dengan menggunakan teknik komunikasi khusus / terapeutik dikarenakan fungsi sensorik dan motorik pasien mengalami penurunan sehingga seringkali stimulus dari luar tidak dapat diterima pasien dan pasien tidak dapat merespon kembali stimulus tersebut. Pasien yang tidak sadar atau sering disebut dengan koma merupakan suatu proses kerusakan fungsi otak yang berat dan dapat membahayakan kehidupan. Ada karakteristik komunikasi yang berbeda pada pasien tidak sadar ini, kita tidak menemukan feed back (umpan balik), salah satu elemen komunikasi. Ini dikarenakan pasien tidak dapat merespon kembali apa yang telah kita komunikasikan sebab pasien sendiri tidak sadar. 

Prinsip-prinsip Berkomunikasi dengan Pasien yang Tidak Sadar

Menurut Pastakyu (2010), pada saat berkomunikasi dengan pasien yang tidak sadar, hal-hal yang perlu diperhatikan, yaitu: 1) Berhati-hati melakukan pembicaraan verbal didekat pasien, karena ada keyakinan bahwa organ pendengaran merupakan organ terakhir yang mengalami penurunan penerimaan, rangsang pada pasien yang tidak sadar seringkali dapat mendengar suara dari lingkungan walaupun pasien tidak mampu meresponnya sama sekali. 2) Yakinlah terhadap asumsi bahwa pasien dapat mendengar pembicaraan perawat. Usahakan mengucapkan kata dan menggunakan nada normal dan memperhatikan materi ucapan yang perawat sampaikan dekat pasien. 3) Ucapkan kata-kata sebelum menyentuk pasien. Sentuhan diyakini dapat menjadi salah satu bentuk komunikasi yang sangat efektif pada pasien dengan penurunan kesadaran. 4) Upayakan mempertahankan lingkungan setenang mungkin untuk membantu pasien fokus terhadap komunikasi yang perawat lakukan.

3. Dalam membina kepercayaan saat berkomunikasi dengan keluarga, sebutkan prinsip moral dalam memberikan askep paliatif? (4 buah) Jawaban: Dikatakan bahwa perawatan paliatif perlu disesuaikan dengan kebutuhan orang yang kurang beruntung yang tidak selalu dapat mengungkapkan kebutuhan dan ketakutan mereka, karena hidup bersama cacat atau masala kesehatan mental. Pasien dan keluarga mereka yang membutuhkan perawatan paliatif mungkin telah melakukan kontak dengan layanan ini dalam jangka waktu beberapa minggu, atau bulan, setelah diagnosis awal. Sebagai alternatif, beberapa membutuhkan perawatan paliatif setelah mempertahankan konstelasi terapi yang melelahkan secara emosional dan fisik selama bertahun-tahun. Dalam kondisi seperti itu, ketidakpastian menjadi pendamping konstan. Jalur, kerangka waktu, dan alasan yang menyertai perjalanan perawatan orang tua itu kompleks dan unik. Pengakuan oleh perawat bahwa individu memiliki kebutuhan komunikasi spesifik dan unik sangat penting untuk perawatan paliatif berkualitas tinggi. 

Fungsi Komunikasi dengan Pasien Tidak Sadar

Menurut Pastakyu (2010), komunikasi dengan pasien dalam proses keperawatan memiliki beberapa fungsi, yaitu:

1) Mengendalikan Perilaku Karakteristik pasien tidak sadar adalah tidak memiliki respon dan pasien tidak ada perilaku, jadi komunikasi dengan pasien ini tidak berfungsi sebagai pengendali perilaku. Secara tepatnya pasien hanya memiliki satu perilaku yaitu pasien hanya berbaring, imobilitas dan tidak melakukan suatu gerakan yang berarti. Walaupun dengan berbaring ini pasien tetap memiliki perilaku negatif yaitu tidak bisa mandiri. 2) Perkembangan Motivasi Pasien ridak sadar terganggu pada fungsi utama mempertahankan kesadaran, tetapi pasien masih dapat merasakan rangsangan pada pendengarannya. Perawat dapat menggunakan kesempatan ini untuk berkomunikasi yang berfungsi untuk pengembangan motovasi pada pasien. Motivasi adalah pendorong pada setiap pasienm kekuatan dari diri pasien untuk menjadi lebih maju dari keadaan yang sedang ia alami. Fungsi ini akan terlihat pada alhir, karena kemajuan pasien tidak lepas dari motivasi kita sebagai perawat, perawat yang selalu ada didekatnya selama 24 jam. 3) Pengungkapan Emosional Pada pasien tidak sadar, pengungkapan emosional pasien tidak ada, sebaliknya perawat dapat melakukannya terhadap pasien. Perawat dapat berinteraksi dengan pasien. Perawat dapat mengungkapkan kegembiraan, kepuasan terhadap pengingkatan yang terjadi dan semua hal positif yang dapat perawat katakan kepada pasien. Pada setiap fase kita dituntut untuk tidak bersikap negatif terhadap pasien, karena itu akan berpengaruh secara tidak langsung terhadap pasien. Perawat juga tidak boleh mengungkapkan kekecewaan atau kesan negatif dari pasien. Pasien ini berkarakteristik tidak sadar, perawat tidak dapat menyimpulkan situasi yang sedang terjadi, apa yang dirasakan pasien terhadap apa yang selama ini kita komunikasikan pada pasien bila pasien telah sadar kembali dan mengingat memori tentang apa yang telah kita lakukan terhadapnya. 4) Informasi Fungsi ini berhubungan dengan asuhan keperawatan pada proses keperawatan yang akan kita lakukan. Setiap prosedur tindakan keperawatan harus dikomunikasikan untuk menginformasikan pada pasien karena itu merupakan hak pasien. Pada pasien tidak sadar ini, kita dapat meminta persetujuan terhadap keluarga, dan selanjutnya pada pasien sendiri. Pasien berhak mengetahui apa saja yang akan perawat lakukan pada pasien. Perawat dapat memberitahu maksud dan tujuan dari tindakan tersebut, dan apa yang akan terjadi jika kita tidak melakukan tindakan tersebut kepadanya.

Semua interaksi komunikasi dalam proses keperawatan menjalankan satu atau lebih dari ke empat fungsi diatas. Dengan kata lain, tujuan perawat berkomunikasi dengan pasien yaitu untuk menjalankan fungsi tersebut. Dengan pasien tidak sadar sekalipun, komunikasi penting adanya. Seorang pasien tidak sadar sekalipun, ia merupakan seorang pasien yang memiliki hak-hak sebagai pasien yang harus kita penuhi. Perawat akan membantu siapapun walaupun ia seorang tidak sadar sekalipun. Dengan tetap memperhatikan hak-haknya sebagai pasien. Komunikasi yang dilakukan perawat bertujuan untuk membentuk hubungan saling percaya, empati, perhatian, autonomi dan mutualitas. Pada komunikasi dengan pasien tidak sadar kita tetap melakukan komunikasi untuk meningkatkan dimensi ini sebagai hubungan membantu dalam komunikasi terapeutik.

4. Sebutkan kebutuhan yang diharapkan keluarga pasien yang dirawat dengan penyakit terminal? Jawaban: John Heron (1993) mempromosikan gagasan penolong sebagai seseorang yang dapat mendukung, memampukan, dan mempromosikan kesejahteraan dalam diri individu. Lebih lanjut disarankan bahwa penolong mungkin memiliki lima atribut kunci: 1) Perhatian hangat dan penerimaan untuk yang lain 2) Kepedulian yang hangat dan penerimaan atas keterbukaan dan penyelamatan lainnya terhadap realitas pengalaman yang lain 3) Pemahaman apa yang dibutuhkan orang lain untung perkembangan yang penting 4) Kemampuannya untuk memfasilitasi berkembangnya kebutuhan tersebut dengan cara yang benar pada waktu yang tepat, dan 5) Kehadiran yang otentik Pendapat Heron bahwa penolong harus memiliki atribut yang diinginkan didukung oleh Bailey & Wilkinson (1998) yang melakukan penelitian melibatkan 36 pasien dengan kanker tingkat lanjut yang dirancang untuk memperoleh pandangan pasien tentang keterampilan komunikasi perawat. 27 pasien menyarankan bahwa keterampilan verbal dan non-verbal yang baik, demonstrasi atribut pribadi yang dapat didekati dan memiliki pengetahuan tentang subjek mereka sangat diinginkan.

Related Documents


More Documents from "dulduls"