KOMUNIKASI DAN KONSELING PADA PENDERITA HIV KELOMPOK 2 ENI SETYARNI INDAH ISNIALITA PUTRI MULYAWAN ANSORI RAHMAT TRAMANSYAH ROVIDA HARTIKA TOMI
KOMUNIKASI PADA PENDERITA HIV/AIDS Strategi komunikasi adalah suatu cara, metode, maupun teknik yang menyeluruh dari rangkaian tindakan yang akan dilaksanakan oleh sebuah organisasi untuk mencapai beberapa tujuan dan sasaran. Komunikasi yang efektif adalah komunikasi yang mencakup halhal berikut: • Bagaimana mengubah sikap (how to change the attitude) • Mengubah opini (to change the opinion) • Mengubah perilaku (to change behavior)
TUJUAN TEKHNIK KOMUNIKASI
Tujuan dalam teknik komunikasi adalah dalam rangka memperoleh hasil atau efek yang sebesar-besarnya, sifatnya tahan lama bahkan kalau mungkin bersifat abadi.
KOMUNIKASI BIDANG KESEHATAN DAN KEPERAWATAN • Pengertian komunikasi teraupetik Menurut Purwanto (1994) komunikasi terapeutik merupakan bentuk keterampilan dasar untuk melakukan wawancara dan penyuluhan dalam artian wawancara digunakan pada saat petugas kesehatan melakukan pengkajian memberi penyuluhan kesehatan dan perencaan perawatan. • Tujuan Komunikasi Terapeutik Komunikasi terapeutik mempunyai tujuan untuk memotivasi dan mengembangkan pribadi klien kearah yang lebih konstruktif dan adaptif.
• Proses Komunikasi Terapeutik Proses komunikasi terapeutik yang efektif antara perawat dan klien harus melalui empat fase atau tahapan meliputi fase prainteraksi, orientasi, fase kerja dan fase terminasi. Agar komunikasi terapeutik antara perawat dan klien dapat berjalan sesuai harapan, diperlukan strategi yang harus dilakukan oleh perawat pada saat melakukan komunikasi terpeutik dengan kliennya (Stuart,1995)
LANJUTAN… • Teknik Komunikasi Terapeutik Tiap klien tidak sama oleh karena itu diperlukan penerapan tehnik berkomunikasi yang berbeda pula. Beberapa jenis teknik komunikasi terapeutik menurut Shives (1994), Stuart & Sundeen (1950) dan Wilson & Kneisl (1920), yaitu : 1. Mendengarkan dengan penuh perhatian 2. Menunjukkan penerimaan 3. Menanyakan pertanyaan yang berkaitan. 4. Mengulang ucapan klien dengan menggunakan kata- kata sendiri. 5. Klarifikasi 6. Memfokuskan 7. Menawarkan informasi 8. Diam 9. Memberi kesempatan kepada klien untuk memulai pembicaraan. 10. Menganjurkan klien unutk menguraikan persepsinya 11. Refleksi
KONSELING PADA PENDERITA HIV/AIDS Pengertian Konseling HIV/AIDS dan Voluntary Counseling Test (VCT) • Konseling HIV/AIDS merupakan wawancara yang bisa dikatakan sangat rahasia antara klien dan pemberian layanan (konselor) yang bertujuan membuat orang tersebut mampu menyesuaikan diri dengan stres dan mampu membuat keputusan terkait dengan HIV/AIDS.40 Proses konseling ini termasuk evaluasi terhadap resiko penularan HIV dan memfasilitasi pencegahan perilaku seseorang yang beresiko tertular HIV/AIDS serta evaluasi diri ketika klien menghadapi hasil tes HIV positif. • VCT adalah suatu pembinaan dua arah atau dialog yang berlangsung tak terputus antara konselor dan kliennya dengan tujuan untuk mencegah penularan HIV, memberikan dukungan moral, informasi, serta dukungan lainnya kepada ODHA, keluarga dan lingkungannya.Jadi VCT memberikan konseling secara menyeluruh yatu dari awal pra test, pasca tes dan konseling berkelanjutan bagi klien agar mampu beradaptasi dengan penyakitnya bahkan memfasilitasi konseling antara klien dan keluarganya.
TUJUAN KONSELING HIV/AIDS DAN VOLUNTARY COUNSELING TEST (VCT) Nursalam dan Ninuk Dian Kurniawati menyebutkan tujuan VCT adalah : • Upaya mencegah HIV / AIDS • Upaya untuk mengurangi kegelisahan, meningkatkan persepsi/pengetahuan mereka tentang factor-faktor resiko penyebab seseorang terinfeksi HIV. • Upaya pengembangan perubahan perilaku, sehingga secara dini mengarahkan mereka menuju ke program pelayanan dan dukungan termasuk akses terapi antiretroviral, serta membantu mengurangi stigma dalam masyarakat.
KONSELOR DAN KLIEN (SASARAN) VOLUNTARY COUNSELING TEST • Konseling HIV/AIDS dapat diberikan oleh para dokter, perawat, psikolog,petugas sosial dan orang-orang lain yang dapat memahami, terdorong dan terlatih untuk memberikan konseling.Jadi konselor HIV/AIDS bisa berasal dari latar belakang apapun dengan persyaratan mengikuti pelatihan konseling profesional yang dalam hal ini telah ada standarisasi yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan. • Kualitas konselor menentukan keefektifan konseling. Karenanya konselorHIV/AIDS setidaknya memiliki ciri antara lain berkeinginan untuk belajar dari pengalaman, kemampaun untuk menerima orang lain, kemampuan mendengarkan cara pandang optimis, sikap yang tidak menghakimi, kemampuan menyimpan rahasia, kemampuan memberikan dukungan, empati, memahami keterbatasan klien, mengerti keterbatasan diri sendiri dan dapat merujuk pada pihak lain.
LANJUTAN.. Konseling HIV/AIDS merupakan konseling khusus yang diperlukan bagi: • Orang-orang yang khawatir bahwa mereka mungkin telah terinfeksi HIV. • Orang-orang yang mempertimbangkan untuk memeriksakan diri untuk mengetahui apakah dia terinfeksi HIV. • Orang-orang yang baru saja mengetahui statu antibodinya tanpa mengindahkan hasilnya psoitif atau negatif. • Orang-orang yang tahu bahwa mereka telah terinfeksi HIV dan memerlukan bantuan untuk menerima kenyataan itu. • Orang-orang yang memilih tak perlu diperiksa meskipun dia berperilaku risiko tinggi dulu ataupun sekarang. • Orang-orang yang mengalami gejala-gejala sakit yang berhubungan dengan infeksi HIV. • Orang-orang yang mengalami kesulitan dengan pekerjaan, perumahan, keuangan, keluarga dan lain-lain akibat terinfeksi HIV atau mengalami AIDS. • Petugas kesehatan dan orang-orang lain yang secara tetap berhadapan dengan orang yang terinfeksi HIV atau mengalami AIDS.
JENIS PELAYANAN VOLUNTARY COUNSELING TEST (VCT) • • • • • •
Konseling untuk pencegahan terjadinya HIV/AIDS Konseling keluarga Konseling berkelanjutan Konseling pra-pasca-tes, Konseling kepatuhan berobat Konseling pada mereka yang mengadapi kematian
KONSELOR DALAM MENANGANI PASIEN HIV/AIDS Tugas Konselor dalam Konseling dan Testing Sukarela adalah : • Mengisi kelebngkapan pengisian formulir klien, pendokumentasian dan pencatatan konseling klien dan menyimpannya agar terjaga kerahasiaannya. • Pembaruan data dan pengetahuan HIV/AIDS • Membuat jejaring eksternal dengan layanan pencegahan dan dukungan di masyarakat dan jejaring internal dengan berbagai bagian rumah sakit yang terkait • Memberikan informasi HIV/AIDS yang relevan dan akurat • Menjaga bahwa informasi yang disampaikan klien kepadanya adalah bersifat pribadi dan rahasia. • Pelayanan khusus diberikan kepada kelompok perempuan dan mereka yang dipinggirkan
TEKNIK KONSELING HIV. • Konseling bukan percakapan tanpa tujuan, juga bukan memberi nasihat atau instruksi pada orang untuk melakukan sesuatu sesuai kehendak konselor. Konseling bersifat sangat pribadi sehingga membutuhkan pengembangan rasa saling percaya. Bukan suatu hal yang baku, dapat bervariasi tergantung kondisi daerah/wilayah, latar belakang klien, dan jenis layanan medis/sosial yang tersedia. • Konseling dan Testing Sukarela (KTS) merupakan salah satu strategi atau teknik yang digunakan dalam menangani pasien (klien) dengan HIV/AIDS dan sebagai pintu masuk ke seluruh layanan kesehatan HIV/AIDS berkelanjutan.
MODEL LAYANAN DAN METODE KONSELING HIV/AIDS • Layanan mandiri • Layanan terintegrasi dengan pelayanan kesehatan. • Sektor swasta • Tes di rumah • Layanan VCT melalui jangkauan masyarakat
EVALUASI DAN SUVERVISI • Penilaian merupakan salah satu unsur penting dalam sistem pelayanan bimbingan dan konseling. Evaluasi adalah penilaian terhadap pemberian bantuan dari konselor/pembimbing kepada klien.76 Tujuan penilaian bimbingan konseling adalah untuk menaksir hasil bimbingan konseling dan menilai proses bimbingan konseling.77 Untuk mencapai tujuan evaluasi tersebut, berbagai model evaluasi bisa dilakukan untuk mengetahui kualitas pelayanan bimbingan dan konseling yang secara sederhana dapat menggunakan indikator “sejauh mana layanan bimbingan dan konseling mampu memenuhi kebutuhan klien (pasien).
TERIMAKASIH