BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Kesehatan Jiwa menurut undang undang nomer 3 tahun 1966 merupakan suatu kondisi yang memungkinan perkembangan fisik, intelektual, emosiaonal yang optimal dari seseorang, dan perkembangan itu selaras dengan perkembangan orang lain (Suliswati et al. 2005) Definisi kesehatan jiwa sebagai suatu kondisi sehat emosional, psikologis dan sosial yang terlihat dari hubungan interpersonal yang memuaskan, perilaku dan koping yang efektif, kondisi diri yang positif, serta kestabilan emosional. (Johnson dalam Direja, 2011). Kesehatan jiwa merupakan perasaan sehat yang bahagia serta mampu mengatasi tantangan hidup, dapat menerima orang lain sebagaimana adanya serta memiiki sikap positif terhadap diri sendiri dan orang lain. (Widyawati, 2012). Prevelansi gangguan jiwa secara nasional mencapai 5,6% dari jumlah penduduk, dengan kata lain menunjukkan bahwa pada setiap 1000 orang penduduk terdapat empat sampai lima orang menderita gangguan jiwa. Berdasarkan dari data tersebut bahwa data pertahun di Indonesia yang mengalami gangguan jiwa selalu meningkat, (Hidayati, 2011) Salah satu masalah keperawatan yang terjadi pada klien dengan gangguan jiwa diantaranya adalah isolasi sosial atau menarik diri. Isolasi sosial menarik diri merupakan keadaan ketika seseorang mengalami penurunan atau bahkan tidak mampu berinteraksi dengan orang lain dan sekitarnya ( Keliat, et al 2009). Menurut Nanda (2005) isolasi sosial merupakan pengalaman kesendirian secara individu yang dirasakan segan terhadap orang lain dan sebagai keadaan yang negatif atau mengancam. Terapi dalam gangguan jiwa meliputi pengobatan dengan farmakoterapi, serta pemberian psikoterapi sesuai gejala dan penyakit yang akan mendukung penyembuhan pasien jiwa. Farmakoterapi merupakan pemberian terapi menggunakan obat. Terapi obat yang digunakan pada pasien gangguang jiwa yang disebut dengan psikofarmakoterapi memiliki efek langsung pada proses mental penderita karena kerjanyan berpengaruh pada sistem saraf pusat, misalnya antipsikosis yang digunakan untuk mengatasi pikiran kacau, meredakan halusinasi (Kusumawati, 2010) tindakan
1
keperawatan
yang
dapat
dilakukan
untuk
mengatasi
isolasi
sosial
yaitu
mengidentifikasi penyebab menarik diri, mendiskusikan bersama pasien keuntungan dengan orang lain dan kerugian menarik diri, membantu pasien berhubungan dengan orang lain secara bertahap dan membantu mengungkapkan perasaan pasien setelah berkenalan dengan orang lain (Damaiyanti, 2010). Masalah keperawatan isolasi sosial menarik diri jika tidak dilakukan intervensi lebih lanjut maka akan meyebabkan perubahan persepsi sensori halusinasi dan resiko tinggi menciderai diri sendiri, orang lain, bahkan lingkungan, selain itu perilaku tertutup dengan orang lain juga bisa menyebabkan intoleransi aktivitas yang akan berpengaruh terhadap menurunnya kemampuan perawatan diri (Fitria, 2009) Berdasarkan data dari Panti Sosial Bina Laras Harapan Sentosa 1 Cengkareng berdasarkan kasus kelolaan terdapat warga bina sosial sejumlah 27 orang, warga bina sosial laki-laki sebanyak 16 orang dan perempuan sebanyak 11 orang. Jumlah pada saat kelolaan tercatat jumlah pasien halusinasi sebanyak 10 orang, perilaku kekerasan sebanyak 3 orang, isolasi sosial sebanyak 8 orang dan harga diri rendah sebanyak 4 orang, dan waham sebanyak 2 orang. Berhubungan dengan keterangan di atas, penulisan tertarik untuk membahas masalah isolasi sosial dan akan membahas secara mendetail pada bab selanjutnya dengan mengangkat judul Asuhan Keperawatan Jiwa pada Tn. A dengan Isolasi Sosial di Ruang Cempaka Panti Sosial Bina Laras Harapan Sentosa 1 Cengkareng – Jakarta Barat. B. Tujuan Penulisan 1. Tujuan Umum Memberikan gambaran
tentang
asuhan keperawatan
isolasi
sosial
dan
membandingkan asuhan keperawatan isolasi sosial dan membandingkan asuhan keperawtan isolasi sosial secara teori dan kenyataan khususnya di ruang Cempaka Panti Sosial Bina Laras Harapan Sentosa 1 Cengkareng – Jakarta Barat. 2. Tujuan Khusus a. Memberikan gambaran tentang asuhan keperawatan baik secara teori maupun pada pasien dengan isolasi sosial. b. Membandingkan antara konsep dasar yang terkait dengan fakta yang ada di lapangan tentang pelaksanaan asuhan keperawatan pada pasien dengan isolasi sosial khususnya di ruang Cempaka Panti Sosial Bina Laras Harapan Sentosa 1 Cengkareng – Jakarta Barat.
2
c. Memberikan saran dan alternatif penyelesaian masalah dalam menyelesaikan asuhan keperawatan pada pasien dengan isolasi sosial Panti Sosial Bina Laras Harapan Sentosa 1 Cengkareng – Jakarta Barat. d. Memenuhi salah satu persyaratan untuk menyelesaikan Program Ners S1 Keperawatan dalam stase Keperawatan Jiwa di Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta. C. Manfaat Penulisan Manfaat penulisan dari studi kasus ini dapat dibagi menjadi dua yaitu : manfaat teoritis dan manfaat praktis. 1. Manfaat Teoritis Dapat menjadi salah satu referensi bagi mahasiswa keperawatan khususnya mahasiswa program Ners S1 Keperawatan untuk membandingkan antara asuhan keperawatan secara teoritis dengan kenyataan. 2. Manfaat Praktis a. Panti Sosial Mengetahui metode kepewatan yang digunakan untuk mengatasi pasien dengan isolasi sosial. b. Ners Mengetahui bagaimana cara membuat asuhan keperawatan yang komprehensif dan memberikan perawatan yang optimal pada pasien dengan isolasi sosial. c. Institusi Pendidikan Dijadikan contoh laporan kasus dalam melakukan asuhan keperawatan yang komprehensif dan memberikan perawatan yang optimal pada pasien dengan isolasi sosial. d. Penulis Menambah pengalaman dan wawasan penulis dalam melakukan asuhan keperawatan pada pasien dengan isolasi sosial dan bisa membandingkan antara teori dengan kenyataan. e. Keluarga Keluarga lebih mengetahui tanda dan gejala pasien dengan isolasi sosial dan dapat mengetahui bagaimana cara merawat pasien dengan isolasi sosial. D. Ruang Lingkup Penulisan Ruang lingkup penulisan ini membahas tentang asuhan keperawatan pada pasien dengan isolasi sosial di ruang Cempaka Panti Sosial Bina Laras Harapan Sentosa 1 Cengkareng – Jakarta Barat yang dimulai dari tanggal 18 Maret – 3 April 2014. E. Metode Penulisan
3
Penulisan laporan kasus ini dengan metode deskriptif yaitu mengungkapkan faktafakta sesuai dengan data yang didapat. Cara pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut : 1. Wawancara atau interview, dimana wawancara dilakukan pada pasien, dan tenaga kesehatan lainnya serta keluarga jika memungkinkan untuk mendapatkan data dari kasus tersebut. 2. Pemeriksaan, pengamatan dan observasi sehingga penulis
mendapatkan
pengalaman secara langsung dalam memberikan asuhan keperawatan dengan melakukan pendekatan proses keperawatan. 3. Studi kepustaan, mempelajari buku dan sumber lainnya untuk mendapatkan dasar ilmiah yang berhubungan dengan permasalahan dalam laporan kasus. 4. Studi dokumentasi, penulis melakukan studi dokumentasi terhadap status pasien untuk melengkapi data-data yang penulis butuhkan serta melihat catatan keperawatan agar menentukan tindak lanjut dalam melakukan intervensi keperawatan pada pasien. F. Sistematika Penulisan Laporan kasus ini terdiri dari VI (enam) bab yang disusun dengan sistematika penulisan sebagai berikut : BAB I : Pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, tujuan penulisan, ruang lingkup penulisan, manfaat penulisan, metode penulisan, dan sistematika penulisan. BAB II: Laporan gambaran kasus terdiri dari pengkajian, masalah keperawatan, pohon masalah, diagnosa keperawatan BAB III : Landasan teoritis yang terdiri dari konsep dasar isolasi sosial dan penatalaksanaan isolasi sosial. BAB IV : penatalaksanaan tindakan terdiri dari implementasi dan evaluasi kasus. BAB V
: pembahasan yang terdiri dari pengkajian, diagnosa keperawatan,
daftar diagnosa keperawatan, intervensi keperawatan, implementasi keperawatan dan evaluasi BAB VI
: Penutup, yang terdiri dari kesimpulan dan saran.
4
BAB II GAMBARAN KASUS
A. PENGKAJIAN Tn. A berusia 34 tahun, datang ke Panti dengan masalah utama Isolasi Sosial. Dari hasil pengkajian tanggal 18 Maret 2014 klien mengatakan saat itu sedang tidur di warung, tiba-tiba dibangunkan oleh dua orang satpol pp dan dibilang jangan kabur ikut saja kita ( satpol pp). Klien tidak pernah mengalami gangguan jiwa dimasalalu, tidak ada pengobatan yang didapatkan dan klien dimarah oleh saudaranya karena merokok pada malam hari dirumah, klien dan saudaranya sama-sama emosi dan saling memukul, Klien juga tidak memiliki keluhan pada fisiknya. Klien mengatakan masih memiliki orang tua lengkap dan klien dua saudara, klien merupakan anak kedua, dalam keluarga klien mendapatkan perlakuan yang baik namun saat rumah klien ( orang tua) dijual maka klien
5
berpisah dengan keluarganya karena klien tinggal bersama saudaranya. Sedangkan setelah itu klien tidak tahu sampai saat ini orang tua tinggal dimana. Dalam membuat keputusan selalu dimusyawarahkan dan setelah itu ayah yang memutuskannya. Klien mengatakan tidak terlalu banyak ingat dari pihak ayah karena diambon. Klien juga mengatakan sering ngumpul dirumah nenek yang dibogor waktu masih sekolah dulu pada usia belasan tahun sampai usia 18 tahun. Klien beragama protestan bahkan selama di Panti klien sering ikut kebaktian dan percaya pada tuhan yesus, pada waktu SMA dulu klien aktif dalam kegiatan gereja namun setelah selesai SMA klien tidak pernah ikut kegiatan gereja. Dari hasil wawancara klien mengatakan diusir oleh saudaranya dari rumah. Sehingga klien tinggal di jalanan dan tidak tahu harus kemana dan melakukan apa, hanya terdiam dan bingung. klien mengatakan tidak ada hal yang disukai dari dirinya, tidak tahu hal apa yang tidak disukai pada diri sendiri. klien mengatakan tidak tahu pendapat orang tentang dirinya Klien mengatakan dirinya biasa saja dalam keluarga dan tidak tahu perkataan orang lain terhadap dirinya. Klien merasa takut untuk berintraksi dengan orang lain dan bingung hendak bicara apa. Klien mengatakan takut salah ngomong. Klien mengatakan bingung saat hendak berbincang-bincang dengan orang lain. Klien mengatakan punya teman 4 orang saja, 1 teman sekamar dan 3 lagi teman merokok. Klien mengatakan jika lagi ada masalah tidak bercerita kesiapapun hanya dipikirkan dan mencari solusi sendiri. Klien mengatakan sudah mandi tadi pagi jam 05:00 WIB, setiap mandi ganti baju,
saat mandi kuku jarang digosok, Klien mengatakan kalau badan terutama
pergelangan kedua tangan, kaki dan siku gatal – gatal (koreng) dan tidak punya sandal. Dari hasil observasi, klien saat di ajak berbicara tidak ada kontak mata jika tidak diminta oleh perawat untuk menatap, klien saat di berikan pertanyaan seperti tidak ingin menjawab sehingga lambat mengeluarkan jawaban (kata-kata), klien terkadang mengulang jawaban dan suka terdiam saat ditanya, klien hanya berbicara jika ditanya. klien tampak menyendiri dipojok dekat pohon, Klien terlihat duduk merangkul kaki, Klien terlihat bingung, Klien tampak sering diam dan menunduk, Afek sesuai, klien tampak lesu tidak bersemangat untuk beraktivitas, Saat interaksi kontak mata kurang, Sering menunduk, Ekspresi wajah sedih Klien tampak berbaju dan celana sesuai dan rapi, terlihat sela – sela jari kedua tangan dan kaki bintik – bintik merah dan ada luka, Rambut berminyak, bau asam (keringat) dan sedikit ketombe, Klien tidak menggunakan sandal, Nafas klien tidak bau, gosok gigi hanya 1 kali pada pagi hari. 6
Daya ingat klien baik, ini terbukti dari hasil wawancara jika ditanya oleh perawat klien selalu menjawab dan mampu mengingat dengan baik teman-teman dan anggota keluarga serta tahapan sampai klien berada dipanti bina laras. Klien dapat berkonsentrasi dimana klien dapat menjelaskan pembicaraan dan mampu berhitung dengan baik. Klien tidak mengalami gangguan penilaian bermakna. Klien tidak membutuhkan bantuan dalam hal makan atau minum, klien bisa makan atau minum sendiri dan tahu alat apa saja yang harus digunakan saat makan atau minum. Begitu pun dalam hal BAB/BAK pasien melakukannya tanpa bantuan dan klien tahu dimana harus BAB/BAK. Klien juga mampu untuk mandi sendiri tahu alat apa yang digunakan saat mandi namun karena terbatasnya alat terkadang pasien tidak keramas dan sikat gigi. Klien kurang mengetahui tentang penyakit jiwa dan obat-obatan yang berkaitan dengan dirinya.
B. MASALAH KEPERAWATAN Masalah yang ditemui pada Tn. A: Isolasi Sosial (18 maret 2014) Data Subjektif: Klien merasa takut dan malas untuk berintraksi dengan orang lain dan bingung hendak bicara apa, lebih enak sendiri . Klien mengatakan takut salah ngomong, Klien mengatakan bingung saat hendak berbincang-bincang dengan orang lain. Klien mengatakan punya teman 4 orang saja, 1 teman sekamar dan 3 lagi teman merokok, kalau berkenalan takut dipelototin, Data objektif: klien saat di ajak berbicara tidak ada kontak mata kurang, Klien tampak sendiri dipojok dekat pohon, Klien terlihat duduk merangkul kaki, Klien terlihat bingung, Klien tampak sering diam dan menunduk, Afek sesuai. Harga Diri Rendah (18 maret 2014) Data subjektif: klien mengatakan diusir oleh saudaranya dari rumah. Sehingga klien tinggal di jalanan dan tidak tahu harus kemana dan melakukan apa, hanya terdiam dan bingung. klien mengatakan tidak ada hal yang disukai dari dirinya, tidak tahu hal apa yang tidak disukai pada diri sendiri, Klien mengatakan dirinya biasa saja dalam keluarga dan tidak tahu perkataan orang lain terhadap dirinya.
7
Data objektif: klien tampak lesu tidak bersemangat untuk beraktivitas, Saat interaksi kontak mata kurang, Sering menunduk, Ekspresi wajah sedih Inefektif Koping Keluarga (18 maret 2014) Data subjektif : Klien mengatakan sebelum ditangkap dijalanan bertengkar dengan saudaranya sampai saling memukul karena saudaranya tidak suka klien sering merokok pada malam hari, Klien mengatakan jika lagi ada masalah tidak bercerita kesiapapun hanya dipikirkan dan mencari solusi sendiri. Data objektif : Klien terlihat tertunduk saat menyampaikan masalahnya (perasaannya). Defisit Perawatan Diri (18 maret 2014) Data subjektif: Klien mengatakan sudah mandi tadi pagi jam 05:00 WIB, setiap mandi ganti baju, saat mandi kuku jarang digosok. Klien mengatakan kalau badan terutama pergelangan kedua tangan, kaki dan siku gatal – gatal (koreng) dan tidak punya sandal. Data objektif : Klien tampak berbaju dan celana sessuai dan rapi, terlihat sela – sela jari kedua tangan dan kaki bintik – bintik merah dan ada luka, Rambut berminyak, bau asam (keringat) dan sedikit ketombe, Klien tidak menggunakan sandal, Nafas klien tidak bau, gosok gigi hanya 1 kali pada pagi hari. C. POHON MASALAH
Isolasi Sosial
Defisit perawatan diri
Inefektif koping keluarga
D. 1. 2. 3. 4.
Harga diri rendah
DIGNOSA KEPERAWATAN Isolasi sosial Harga diri rendah Inefektif koping keluarga Defisit perawatan diri
8
Care problem
Problem
BAB III TINJAUAN TEORITIS
A. PROSES TERJADINYA MASALAH 1. Pengertian Isolasi sosial adalah suatu keadaan kesepian yang dialami oleh seseorang karena orang lain menyatakan sikap yang negatif dan mengancam (Twondsend, 1998 dikutip Nita Fitria, 2009). Menarik diri merupakan percobaan untuk menghindari interaksi dengan orang lain, menghindari hubungan dengan orang lain (Pawlin, 1993 dikutip Budi Keliat, 2011). Isolasi sosial adalah suatu gangguan hubungan interpersonal yang terjadi akibat adanya kepribadian yang tidak fleksibel yang menimbulkan perilaku maladaptive dan mengganggu fungsi seseorang dalam berhubungan. 2. Prilaku Maladaptif a) Respon Maladaptif Adalah respon yang dilakukan individu dalam menyelesaikan masalah yang menyimpang dari norma- norma dan kebudayaan suatu tempat. Karakteristik perilaku maladaptif tersebut adalah: 1) Menarik diri Gangguan yang terjadi apabila seseorang memutuskan untuk tidak berhubungan dengan orang lain untuk mencari ketenangan sementara waktu. 2) Manipulasi Adalah hubungan sosial yang terdapat pada individu yang menganggap orang lain sebagai objek dan berorientasi pada diri sendiri atau pada 9
tujuan, bukan berorientasi pada orang lain. Individu tidak dapat membina hubungan sosial secara mendalam. 3) Ketergantungan Individu gagal mengembangkan rasa percaya diri dan kemampuan yang dimiliki 4) Impulsif Ketidakmampuan merencanakan sesuatu, tidak mampu belajar dari pengalaman, tidak dapat diandalkan, mempunyai penilaian yang buruk dan cenderung memaksakan kehendak. 5) Narkisisme Harga diri yang rapuh, secara terus menerus berusaha mendapatkan penghargaan dan pujian, memiliki sikap egosentris, pencemburu dan marah jika orang lain tidak mendukung (Ernawati, dkk, 2009). 3. Akibat dari Isolasi Sosial a. Gambar Pohon Masalah Gangguan Sensori Persepsi : Halusinasi Isolasi Sosoal Harga Diri Rendah Kronis
b. Masalah yang muncul 1) Isolasi Sosial : Klien mengatakan malas berbicara, tidak ada hal yang perlu dibicarakan, bingung hal apa yang ingin dibicarakan, Klien menyendiri, banyak diam, tidak pernah memulai pembicaraan, tidak mau berbicara, Tidak ada kontak mata, dan Klien selalu menghindar. 2) Harga Diri Rendah Kronis : Klien mengatakan rasa bersalah terhadap dirinya, sulit untuk bergaul dengan orang lain, kurang selera makan, tampak merusak/melukai diri sendiri, menghindari kesenangan yang memberi rasa kepuasan, dan tidak bisa menerima pujian. 3) Gangguan Sensori Persepsi: Halusinasi : Klien mengatakan saya sering mendengar suara-suara yang mengejek saya, suara itu muncul ketika saya merasa bingung dan sendirian, berbicara sendiri, Pandangan klien tampak terfokus satu arah, tertawa sendiri, dan mengarahkan telingan pada sumber suara.
10
Diketahui juga bahwa secara teori Penyebab isolasi social ada beberapa factor yaitu; 1. Faktor Predisposisi: Faktor Perkembangan: Pada dasarnya kemampuan seseorang untuk berhubungan sosial berkembang sesuai dengan proses tumbuh kembang mulai dari usia bayi sampai dewasa lanjut untuk dapat mengembangkan hubungan social yang positif, diharapkan setiap tahap perkembangan dilalui dengan sukses. Sistem keluarga yang terganggu dapat menunjang perkembangan respon sosial maladaptif. Faktor Biologis : Faktor genetic dapat berperan dalam respon social maladaptif. Gangguan dalam otak, seperti pada skizofrenia terdapat struktur otak yang abnormal ( atropi otak, perubahan ukuran dan bentuk sel – sel dalam limbik dan daerah kortik. Faktor Sosiokultural : Isolasi sosial merupakan factor utama dalam gangguan berhubungan. Hal ini diakibatkan oleh norma yang tidak mendukung pendekatan terhadap orang lain, tidak mempunyai anggota masyarakat yang kurang produktif seperti lanjut usia, orang cacat dan penderita penyakit kronis. Isolasi dapat terjadi karena mengadopsi norma, perilaku dan system nilai yang berbeda dari yang dimiliki budaya mayoritas. Faktor dalam Keluarga :Pada komunikasi dalam keluarga dapat mengantar seseorang dalam gangguan berhubungan, bila keluarga hanya menginformasikan hal- hal yang negative dan mendorong anak mengembangkan harga diri rendah. Adanya dua pesan yang bertentangan disampaikan pada saat yang bersamaan, mengakibatkan anak menjadi enggan berkomunikasi dengan orang lain. 2. Faktor Presipitasi : Stress sosiokultural; Stres dapat ditimbulkan oleh karena menurunnya stabilitas unit keluarga dan berpisah dari orang yang berarti, misalnya karena dirawat di rumah sakit. Stress psikologi ; Ansietas berat yang berekepanjangan terjadi bersamaan dengan keterbatasan kemampuan untuk mengatasinya. Tuntutan untuk berpisah dengan orang dekat atau kegagalan orang lain untuk memenuhi kebutuhan ketergantungan dapat menimbulkan ansietas tingkat tinggi (Ernawati, dkk, 2009).
11
Sehingga dari penyebab-penyebab yang ada tersebut dapat ditemukan masalah harga diri rendah, isolasi sosial, dan gangguan sensori persepsi halusinasi. Dimana diketahui bahwa Gangguan harga diri rendah (HDR) merupakan penilaian yang negatif terhadap diri sendiri dan kemampuan serta merasa tidak percaya pada diri sendiri, sehingga menyebabkan klien menjadi Isolasi social, atau dikenal dengan dimana klien
melakukan percobaan untuk menghindari
interaksi dengan orang lain serta menghindari hubungan dengan orang lain. Sehingga dapat mengakibatkan terjadinya Halusinasi, yang dimana persepsi tanpa adanya rangsangan apapun pada panca indra seorang pasien, yang terjadi dalam keadaan sadar atau bangun, dasarnya mungkin organik, fungsional, psikotik ataupun histerik. B. TINDAKAN KEPERAWATAN 1. Tujuan khusus a. isolasi social adalah diharapkan : 1) klien dapat membina hubungan saling percaya, 2) klien mampu menyebutkan penyebab menarik diri, 3) Klien mampu menyebutkan keuntungan berhubungan social dan kerugian menarik diri 4) Klien dapat melaksanakan hubungan social secara bertahap dan 5) Klien mampu menjelaskan perasaanya setelah berhubungan social. b. Tujuan khusus dari Harga Diri Rendah diharapkan : 1) Klien dapat membina hubungan Saling percaya dengan perawat 2) Klien dapat mengidentifikasi aspek positif dan kemampuan yang dimiliki 3) Klien dapat menilai kemampuan yang dimiliki untuk dilaksanakan 4) Klien dapat merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki 5) Klien dapat melakukan kegiatan sesuai rencana yang dibuat c. Tujuan khusus Gangguan Sensori Persepsi Halusinasi diharapkan: 1) Klien dapat membina hubungan saling percaya 2) Klien dapat mengenal halusinasinya 3) Klien dapat mengontrol halusinasinya 2. Tindakan keperawatan a. SP Isolasi Sosial SP1 Isolasi Sosial: 1) Mengidentifikasikan penyebab isolasi social
12
2) Berdiskusi dengan pasien tentang keuntungan berinteraksi dengan orang lain 3) Berdiskusi dengan pasien tentang kerugian tidak berinteraksi dengan orang lain 4) Mengajarkan pasien cara berkenalan dengan satu orang 5) Member kesempatan klien mempraktekan cara berkenalan dengan satu orang 6) Menganjurkan pasien memasukan kegiatan latihan berbincang-bincang dalam kegiatan harian SP2 Isolasi Sosial: 1) Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien 2) Memberi kesempatan klien mempraktekkan cara berkenalan dengan dua orang atau lebih 3) Menganjurkan pasien memasukkan kegiatan latihan berbincangberbincang dalam kegiatan harian klien SP3 Isolasi Sosial: 1) Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien 2) Memberi kesempatan klien mempraktekkan cara berbincang dalam kelompok (TAK Sosialisasi) 3) Menganjurkan pasien memasukkan kegiatan latihan berbincang dalam kelompok pada kegiatan harian klien b. Harga Diri Rendah (HDR) SP1 HDR : 1) Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki pasien 2) Membantu pasien menilai kemampuan yang masih dapat digunakan 3) Membantu pasien memilih kegiatan yang akan dilatih sesuai dengan kemampuan 4) Melatih pasien sesuai kemampuan yang dipilih 5) Memberikan pujian yang wajar terhadap keberhasilan pasien 6) Mengajurkan pasien memasukan dalam jadwal kegiatan harian SP2 HDR : 1) Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien 2) Melatih kemampuan kedua klien 3) Menganjurkan pasien memasukan dalam jadwal kegiatan harian c. SP Gangguan Sensori Persepsi Halusinasi: SP1 Gangguan Sensori Persepsi Halusinasi
13
1) Mengenal halusinasi : isi, waktu, frekuensi, dan respon terhadap halusinasi 2) Mengajarkan pasien cara mengontrol halusinasi dengan cara menghardik 3) Memberi kesempatan klien mempraktekkan cara mengontrol halusinasi dengan cara menghardik 4) Menganjurkan klien memasukan kegiatan latihan menghardik dalam kegiatan harian SP 2 Ganngguan Sensori Persepsi Halusinasi: 1) Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien 2) Memberikan kesempatan klien mempraktekkan cara mengontrol halusinasi dengan obat 3) Menganjurkan pasien memasukan kegiatan minum obat dengan benar dalam kegiatan harian SP 3 Ganngguan Sensori Persepsi Halusinasi: 1) Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien 2) Member kesempatan klien mempraktekkan cara mengontrol halusinasi : bercakap-cakap dengan orang lain 3) Menganjurkan pasien memasukan kegiatan latihan bercakapcakap dalam kegiatan harian SP 4 Ganngguan Sensori Persepsi Halusinasi: 1) Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien 2) Member kesempatan klien mempraktekkan cara mengontrol halusinasi dengan latihan kegiatan
14
BAB IV PELAKSANAAN TINDAKAN
Pelaksanaan implementasi asuhan keperawatan pada Tn. A dengan Isolasi Sosial dilakukan sejak tanggal 18 maret s/d 8 april 2014 di ruang Cempaka Panti Sosial Bina Laras Harapan Sentosa 1 Cengkareng Barat Jakarta adalah, sebagai berikut : A. Diagnosa Keperawatan Isolasi Sosial Hari / Tanggal : Selasa, 18 maret 2014 Pukul : 09.00 – 10.00 WIB Tujuan Umum : Klien dapat berinteraksi dengan orang lain Tindakan yang telah dilakukan : Tindakan keperawatan yang diberikan pada Tn. A dengan Isolasi Sosial adalah Mendiskusikan penyebab Isolasi Sosial, Mendiskusikan tentang keuntungan dari berhubungan sosial dan kerugian dari menarik diri, Mencontohkan kepada klien cara berkenalan dengan 1 orang dan memperkenalkan diri, Menyarankan kepada klien untuk mencontohkan cara berkenalan dan memperkenalkan diri dengan satu orang, Memberi reinforcement , Menyarankan kepada klien untuk memasukkan kegiatan berkenalan dan memperkenalkan diri ke dalam jadwal harian. Evaluasi Subjektif : Pasien mengatakan akan berlatih berkenalan yang benar dengan orang lain.
15
Objektif : Kontak mata sangat kurang, Tampak bingung, Sering terdiam, Tidak banyak bicara jika tidak ditanya. Analisa : Masalah isolasi social Belum teratasi Planning klien : Menyarankan klien untuk melakukan latihan memperkenalkan diri dan berkenalan dengan satu orang dengan benar, Menganjurkan klien untuk memasukkan kegiatan latihan berkenalan dan memperkenalkan diri ke dalam jadwal kegiatan harian.
Hari / Tanggal : Rabu, 19 maret 2014 Pukul : 09.15 – 09.35 WIB Tujuan Umum : Klien dapat berinteraksi dengan orang lain Tindakan yang telah dilakukan : Tindakan keperawatan yang diberikan pada Tn. A dengan Isolasi Sosial adalah Menanyakan kembali tentang jadwal kegiatan harian klien, Menanyakan kembali tentang perkenalan dan cara berkenalan klien dengan orang lain, Menyarankan pada klien untuk mencontoh cara berkenalan dengan 2 orang atau lebih, Memberikan reinforcement, Menyarankan pada klien untuk memasukkan kegiatan. Evaluasi Subjektif : Pasien mengatakan masih takut untuk berkenalan diri kepada banyak orang, masih takut untuk menatap lawan bicara tidak ingin berlama-lama saat berinteraksi. Objektif : Kontak mata masih kurang, sering menunduk dan melihat ke arah lain saat diajak bicara. Analisa : Masalah Isolasi Sosial belum teratasi Planning klien : Menyarankan klien untuk memperkenalkan diri dan berkenalan dengan 2 orang, Menyarankan klien memasukkan ke dalam jadwal kegiatan yang dilakukan, dan Memberikan reinforcement kegiatan harian.
Hari / Tanggal : Kamis, 20 maret 2014 Pukul : 10.00 – 10.25 WIB Tujuan Umum : Klien dapat berinteraksi dengan orang lain Tindakan yang telah dilakukan : Tindakan keperawatan yang diberikan pada Tn. A dengan Isolasi Sosial adalah Menanyakan kembali tentang latihan memperkenalkan diri dari berkenalan dengan 2 orang, Memotivasi klien untuk memperkenalkan diri dan berkenalan dengan 4 orang, Memberi reinforcement pada klien, Menyarankan
16
klien untuk memasukkan ke jadwal kegiatan harian setelah melakukan latihan berkenalan dan memperkenalkan 4 orang. Evaluasi Subjektif : Klien mengatakan berkenalan dan memperkenalkan diri kepada yang mau enak diajak bicara saja, takut marah jika dipaksa diajak bicara. Objektif : Kontak mata sudah lebih sering, terkadang klien masih menunduk saat bicara, memperkenalkan diri dan berkenalan pada 4 orang, beraktivitas bersama teman-temannya (kerja bakti). Analisa : Isolasi Sosial belum teratasi. Planning klien : Menyarankan klien untuk latihan berkenalan dan memperkenalkan diri dengan 1 orang, 2 orang dan 4 orang, Menganjurkan klien untuk memasukkan ke dalam jadwal kegiatan harian.
Hari / Tanggal : Jumat, 21 maret 2014 Pukul : 10.00 – 10.25 WIB Tujuan Umum : Klien dapat berinteraksi dengan orang lain Tindakan yang telah dilakukan : Tindakan keperawatan yang diberikan pada Tn. A dengan Isolasi Sosial adalah Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien (menanyakan berkenalan dengan 1-4 orang dan memperkenalkan diri, Memotivasi klien untuk memperagakan cara berkenalan dan memperkenalkan diri pada 1-4 orang, Memberikan reinforcement, dan Menganjurkan klien untuk memasukkan kegiatan ke dalam jadwal harian. Evaluasi : Subjektif : Klien mengatakan senang dapat berbincang-bincang : berkenalan dan memperkenalkan diri pada orang lain, merasa nyaman ada yang diajak bicara, bisa meminta bantuan, bisa tahu nama, hobi dan asal orang lain, berbincang pada yang mau saja, takut dimarah jika dipaksa, tidak bingung jika ada teman bicara. Objektif : Tampak sudah sering melakukan kontak mata walau hanya sebentar, mampu menyampaikan perasaan dengan baik, masih suka menunduk kadang-kadang, menjawab singkat setiap pertanyaan. Analisa : Isolasi Sosial belum teratasi. Planning klien : Menyarankan klien untuk latihan berkenalan dan memperkenalkan diri (berbincang-bincang) dengan teman-temannya, dan Menyarankan klien untuk memasukkan jadwal kegiatan harian ke dalam jadwal harian.
Hari / Tanggal
: Jumat, 21 maret 2014
17
Pukul : 10.00 – 10.25 WIB Tujuan Umum : Klien dapat berinteraksi dengan orang lain Tindakan yang telah dilakukan : Tindakan keperawatan yang diberikan pada Tn. A dengan Isolasi Sosial adalah Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien latihan berkenalan dengan 1, 2, 4 orang dan memperkenalkan diri, Melanjutkan latihan berkenalan dan memperkenalkan diri pada 5 orang, Menyarankan untuk memasukkan latihan berkenalan dan memperkenalkan diri pada 5 orang ke dalam jadwal harian klien. Evaluasi : Subjektif : Klien mengatakan pada hari Sabtu, dan minggu tidak ada latihan berkenalan dan memperkenalkan diri karena teman-teman dipanti tidak mau diajak bicara tiba-tiba ditinggal saja, bicara pada teman-teman yang saat lagi merokok dan minum kopi, saat tidur juga langsung pada tidur dan diam saja, klien mengatakan senang dan tenang bisa memperkenalkan diri dan berkenalan pada 5 orang (kelompok kecil). Objektif : Tampak klien masih suka menunduk saat bicara, kontak mata sudah agak sering, tampak masih jarang memulai pembicaraan, berjabat tangan saat berkenalan, tersenyum, ada kontak mata, badan sedikit membungkuk. Analisa : masalah Isolasi Sosial teratasi. Planning klien : Menyarankan untuk latihan berkenalan dan memperkenalkan diri pada 5 orang (kelompok kecil) dan Menyarankan untuk memasukkan jadwal kegiatan latihan dengan 5 orang ke dalam jadwal harian klien.
B. Diagnosa Keperawatan Defisit Perawatan Diri Hari / Tanggal : Jumat, 28 maret 2014 Pukul : 14.00-14.25 WIB Tujuan Umum
: Klien mengetahui tentang pentingnya perawatan diri dan
cara-cara melakukan perawatan diri. Tindakan yang telah dilakukan : Tindakan keperawatan yang diberikan pada Tn. A dengan DPD adalah Mendiskusikan pentingnya kebersihan diri (mandi, keramas, gosok gigi, potong kuku), makan yang baik/benar, Mendiskusikan cara-cara menjaga kebersihan diri dan cara makan yang baik/benar, Menyarankan klien untuk memperagakan kembali apa yang telah, dicontohkan, Menganjurkan klien untuk latihan kegiatan cara-cara kebersihan diri dan cara makan yang benar dan Menyarankan klien untuk memasukkan kegiatan latihan ke dalam jadwal harian.
18
Evaluasi : Subjektif : Klien mengatakan akan berusaha melakukan dengan baik apa yang telah didiskusikan tadi bersama perawat, gatal diatas siku, jari-jari dan kaki sudah dikasih salep, makan cuci tangan, gogok gigi biasa hanya 1 x saja/hari, keramas jika ada shampo. Objektif : Tampak klien mampu melakukan diskusikan dengan baik, mampu menyebut pentingnya menjaga kebersihan diri, walau harus dibantu perawat, dalam menyebutkan cara-cara menjaga kebersihan diri dan cara makan yang benar namun tidak semua tahu/benar, mampu mengulang apa yang telah disampaikan walau sedikit harus dimotivasi. Analisa : Masalah DPD belum teratasi Planning klien : Menyarankan klien untuk latihan kegiatan cara menjaga kebersihan diri yang benar dan cara makan yang benar dan Menganjurkan untuk memasuki kegiatan latihan ke dalam jadwal harian klien.
Hari / Tanggal Pukul
: Senin, 31 maret 2014 : 10.35-10.55 WIB
Tujuan Umum
: Klien mengetahui tentang pentingnya perawatan diri dan
cara-cara melakukan perawatan diri. Tindakan yang telah dilakukan : Tindakan keperawatan yang diberikan pada Tn. A dengan DPD adalah Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien tentang latihan kebersihan diri : gosok gigi, mandi, keramas, potong kuku dan cara makan yang benar dan Mendiskusikan cara eliminasi : BAB/BAK yang baik/benar. Evaluasi : Subjektif : Klien mengatakan sudah latihan menjaga kebersihan diri di hari Sabtu dan minggu dan cari makan yang baik, klien mengatakan senang dapat melakukan kegiatan, klien mengatakan cara BAB/BAK yang benar, klien mengatakan cara Bak yang benar, klien mengatakan senang dapat informasi dan berdiskusi dengan perawat, gogok gigi 2x, makan cuci tangan, mandi, keramas tapi tidak pakai shampo dari yang atas
ke
bawah
mengosok
badan. 19
Objektif
:
Tampak
klien
mampu
mengungkapkan/menyebut cara-cara eliminasi walau tidak semua benar, klien mampu mengungkapkan kembali apa yang telah disampaikan oleh perawat, walau kadang dibantu, mampu mengikuti diskusi dengan baik, tampak rambut rapi, bersih, kuku bersih pendek, nafas tidak bau, gatal-gatal sudah mengering. Analisa : masalah DPD belum teratasi Planning klien: Menyarankan klien untuk latihan kegiatan cara menjaga kebersihan diri yang benar dan cara makan yang benar dan Menganjurkan untuk memasuki kegiatan latihan ke dalam jadwal harian klien.
Hari / Tanggal Pukul Tujuan Umum
: Senin, 31 maret 2014 : 10.35-10.55 WIB : Klien mengetahui tentang pentingnya perawatan diri dan cara-
cara melakukan perawatan diri. Tindakan yang telah dilakukan : Tindakan keperawatan yang diberikan pada Tn. A dengan DPD adalah Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien, Mendiskusikan cara bedandan, Mencontohkan cara berdandan, menyarankan pasien mempraktekkan cara berdandan, Menyarankan pasien memasukan dalam jadwal kegiatan harian . Evaluasi : Subjektif : Klien mengatakan BAK pada closed/wc, sudah BAB dan cuci tangan setelahnya, memahami apa yang telah didiskusikan bersama, menyebutkan cara-cara berdandan, tidak ada minyak rambut, tidak ada sisir, baju sudah disiapkan oleh petugasnya Objektif : Tampak klien mampu menyebutkan cara berdandan, berpakaian, bersisir, dan bercukur diingatkan, mampu memperagakan kembali dengan apa yang telah dicontohkan, latihan BAK/BAB yang benar telah dilakukan dan telah dimasukan kedalam jadwal kegiatan harian Analisa : masalah DPD teratasi Planning klien : Menyarankan klien untuk latihan berdandan yang benar dan Menyarankan klien untuk memasukan latihan kedalam jadwal kegiatan harian.
20
C. Diagnosa Keperawatan Harga Diri Rendah Hari / Tanggal : Rabu, 2 april 2014 Pukul : 12.30-13.00 WIB Tujuan Umum : Klien mampu melatih kemampuan ketiga yang dimilikinya. Tindakan Keperawatan : Tindakan keperawatan yang diberikan pada Tn. A dengan HDR adalah Mendiskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki pasien, Mendiskusikan dengan pasien untuk menilai kemampuan yang masih dapat digunakan, Mendiskusikan dengan pasien untuk memilih kegiatan yang akan dilatih sesuai dengan kemampuan, mencontohkan pada pasien sesuai kemampuan yang dipilih, menyarankan pada klien untuk memperagakan kembali kemampuan yang dipilih, Memberikan pujian yang wajar terhadap keberhasilan pasien, dan Mengajurkan pasien memasukan dalam jadwal kegiatan harian. Evaluasi : Subjektif : Klien mengatakan dirumah pernah cuci piring, cuci baju, menyapu, mengepel, membersihkan kamar mandi, selama disini tidak pernah karena ada yang petugas percaya, paling bersihkan got/sikat selokan, menyapu dan mengepel jika disuruh saja, yang lain tidak pernah. Objektif : Tampak klien mampu mengungkapkan kemampuan positifnya; menyapu, mengepel, mencuci piring, membersihkan kamar mandi, merapikan tempat tidur, mampu memilih kegiatan yang ingin dilatih yaitu menyapu dan mengepel dan mencuci piring untuk besoknya, mampu menyebutkan peralatan yang harus disiapkan untuk menyapu dan mengepel, mampu memperagakan kembali cara-cara kegiatan menyapu dan mengepel yang benar, kontak mata sudah sering, biacara berhadapan. Analisa : masalah HDR belum teratasi Planning Klien : menyarankan klienn untuk latihan kegiatan menyapu dan mengepel Dan menyarankan untuk memasukan latihan kegiatan kedalam jadwal kegiatan harian. Hari / Tanggal : kamis, 3 april 2014 Pukul : 12.30-13.00 WIB Tujuan Umum : Klien mampu melatih kemampuan ketiga yang dimilikinya. Tindakan Keperawatan : Tindakan Keperawatan yang diberikan pada Tn. A dengan HDR adalah Mengevaluasi jadwal kegiatan latihan menyapu dan mengepel, Mendiskusikan cara mencuci piring yang benar, Mencontohkan cara mencui piring yang benar, Menyarankan kepada klien untuk memperagakan kembali dengan apa
21
yang telah dicontohkan , Memberikan pujian sewajarnya dan Menyarankan klien untuk memasukan kedalam jadwal kegiatan harian. Evaluasi : Subjektif : Klien mengatakan ada latihan jam 16.00 menyapu, mengepel, klien mengatakan alat-alat mencuci piring ; sabun, spon, ember/baskom berisi air bersih, selang atau air yang mengalir, tempat/ keranjang untuk tempat yang sudah bersih. Klien selama disini belum pernah lagi mencuci piring/ gelas/ sendok, senang dapat melakukan cuci piring. Objektif : Tampak klien melakukan tugas yang diberikan perawat secara mandiri, mampu mengikuti diskusi dengan baik, mampu mengungkapkan pendapat tentang alat-alat yang digunakan untuk mencuci piring, mampu memperagakan kembali caracara mencuci piring yang benar, tampak bersemangat dan mampu menyelesaikan cuci piring dengan baik, tampak santai dan komunikasi tetap ada, saat bicara kontak mata selalu ada Analisa : Maslah HDR Belum teratasi Planning Klien : Menyarankan klien untuk latihan kegiatan mencuci piring yang benar dan Menyarankan klien memasukan latihan cuci piring kedalam jadwal kegiatan harian.
BAB V PEMBAHASAN
Pada kesempatan kali ini akan dibahas mengenai keberhasilan yang telah dicapai oleh klien dan hambatan yang ditemukan pada saat merawat klien serta pemecahan masalah yang telah dilakukan : A.
Diagnosa I : Isolasi sosial Dalam melakukan tindakan keperawatan pada klien Tn. A dengan masalah utama yaitu isolasi sosial, kelompok telah berusaha melakukan tindakan sesuai dengan tujuan khusus yang telah ditetapkan dalam rencana asuhan keperawatan. Pada evaluasi hasil 22
untuk diagnosa isolasi sosial, mahasiswa telah berhasil melakukan tindakan keperawatan sampai kepada tujuan khusus yaitu klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi sakit dan kemampuannya. Pada saat awal membina hubungan saling percaya, kelompok dapat melakukannya dengan optimal. Kelompok mulai membina hubungan saling percaya pada saat pertama kali berinteraksi. Pencapaian terbinanya hubungan saling percaya antara kelompok dan klien tidak dapat dipungkiri bahwa faktor klien juga turut mendukung dalam terbinanya hubungan saling percaya tersebut. Ketika berinteraksi dengan kelompok, klien bersikap kooperatif, hal yang ditunjukkan dengan klien mau menjawab salam, dan mau berjabat tangan, kontak mata ada serta mau mengungkapkan perasaan dan masalahnya kepada kelompok. Setelah hubungan saling percaya dapat terbina kelompok melanjutkan pada tindakan keperawatan sesuai dengan tujuan khusus yaitu klien dapat mengidentifikasi penyebab isolasi sosial, berdiskusi tentang keuntungan berinteraksi keuntungan dengan orang lain dan kerugian tidak berinteraksi dengan orang lain serta klien dapat atau mampu berkenalan dengan orang lain. Pada saat kelompok melakukan tindakan sesuai dengan tujuan
khusus,
kelompok
melakukan
diskusi dengan
klien
dan
memberikan
reinforcement positif pada setiap kemampuan atau jawaban yang dilakukan klien. Kelompok juga mengalami sedikit hambatan dalam berdiskusi tentang keuntungan berinteraksi dengan orang lain dan kerugian tidak berinteraksi dengan orang lain, karena menurut Budi Keliat (2011), Menarik diri merupakan percobaan untuk menghindari interaksi dengan orang lain, menghindari hubungan dengan orang lain, begitu pula dengan klien Tn. A setiap kali ditanya, klien lebih sering menjawab dengan kata “iya, tidak tahu, malu”. Perasaan klien juga cepat berubah jika ada pembicaraan yang menjadi pengalaman traumatik bagi klien. Klien mengatakan malas dan takut mau bergaul dengan orang lain, lebih enak sendiri. kalau berkenalan takut dipelototin, hanya memiliki 4 teman. Solusi yang dilakukan oleh kelompok untuk klien dapat berinteraksi dengan cara memotivasi dan meyakini klien bahwa klien mampu berkenalan dan mempunyai teman – teman baru, kelompok juga mencoba memfasilitasi klien dengan memberikan pertanyaan tertutup dengan pilihan jawaban dari perawat pada akhirnya, klien dapat berdiskusi tentang keuntungan berinteraksi dengan
orang lain dan kerugian tidak berinteraksi
dengan orang lain. Perawat juga mengorientasikan kembali tujuan interaksi, yaitu demi kepentingan klien, bukan untuk memenuhi kebutuhan kelompok. 23
Kelompok kemudian melakukan tindakan keperawatan yang sesuai dengan tujuan khusus yaitu klien dapat berkenalan dengan satu orang. Pada saat diajarkan klien mampu menpraktekkan seperti yang telah diajarkan dan melatih cara berkenalan dengan satu orang. Untuk mencapai tujuan tersebut kelompok merencanakan bersama dengan klien berkenalan setiap harinya 2 sampai 3 orang bahkan lebih yang dapat klien lakukan setiap hari dengan kemampuan klien dengan menuliskan rencana kegiatan harian klien diatas kertas. Kelompok juga mengalami hambatan terkait waktu, dimana masing – masing kelompok sedang menjalani tindakan keperawatan pada klien kelolaan individu sendiri, saat memberikan asuhan keperawatan pada Tn. A. kelompok mencoba mengatasi hambatan ini dengan mengunjungi dan memberikan asuhan keperawatan secara bergantian. Meskipun menemukan beberapa hambatan selama praktek diruangan Cempaka kelompok telah melakukan tindakan keperawatan dari SP I sampai dengan SP III ( 5 kali pertemuan) dan untuk pertemuan ke lima diadakan Terapi aktivitas kelompok. Dalam pelaksanaan tindakan keperawatan, telah mendapatkan hasil yang baik, hal ini ditunjukkan dengan klien mulai berinteraksi, kontak mata sering dan klien mau memperkenalkan diri dan berkenalan dengan orang lain serta sering mengikuti TAK yang diadakan mahasiswa dan perawat.
B.
Diagnosa II : Harga diri rendah Kelompok telah melaksanakan tindakan keperawatan dari SP I sampai dengan SP II (2 kali pertemuan). Kelompok tidak menemukan hambatan pada saat menggali, karena telah terjalin hubungan saling percaya antara klien dan kelompok dikarenakan pada saat mengatasi masalah isolasi sosial dan semua tindakan keperawatan atau SP tercapai serta mengadakan kegiatan TAK klien terbuka dan dapat bersosialisasi dengan kelompok. Pada umumnya klien dengan masalah harga diri rendah merasa diri tidak berguna, bahwa perilaku harga diri rendah
adalah suatu
keadaan dimana evaluasi diri dan
perasaan terhadap diri sendiri atau kemampuan diri yang negatif, yang secara langsung atau tidak langsung diekspresikan”. Klien mampu menyebutkan kemampuan postifif yang dimiliki, kelompok dan klien membantu menilai kemampuan yang dapat digunakan
24
setelah itu memilih kemampuan yang dapat dilakukan dipanti bina laras harapan sentosa I, serta melatih kemampuan yang telah dipilih. Hambatan yang kelompok hadapi juga dapat kelompok atasi dengan kontak singkat tetapi sering, sehingga klien semakin yakin bahwa kelompok akan membantu klien dengan demikian klien dapat menjawab pertanyaan kelompok dengan tepat dan melakukan kemampuan yang telah dipilih sesuai dengan kemampuan pasien dan fasilitas yang tersedia dipanti bina laras sentosa harapan I. Tindakan keperawatan dari SP I sampai dengan SP II ( 2 kali pertemuan). Dalam pelaksanaan tindakan keperawatan, telah mendapatkan hasil yang baik, hal ini ditunjukkan dengan klien bisa merubah pandangan negatif terhadap dirinya, dan klien mau menggunakan kemampuan yang dimiliki. C. Diagnosa III: Defisit Perawatan Diri Kelompok telah melakukan tindakan keperawatan dari SP I sampai SP IV (sebanyak 3 kali pertemuan). Kelompok menemukan hambatan dalam melakukan tindakan keperawatan terutama pada SP I dan SP IV yaitu tentang menjaga kebersihan diri dan berhias misalnya keramas, mencukur jenggot, mengosok gigi, Karena keterbatasan persediaan alat mandi dan berhias hanya melakukannya apabila diingatkan oleh perawat dan petugas. Solusi yang dapat dilakukan kelompok untuk mengatasi defisit perawatan diri pada Tn. A adalah dengan cara memfasilitasi kebutuhan dasar untuk kebersihan dirinya, misalnya menyediakan sabun, shampoo dan alat pencukur.
BAB VI PENUTUP
A.
Kesimpulan Klien dengan gangguan isolasi sosial memiliki karakteristik menarik diri dari orang lain, sulit membina hubungan saling percaya pada awal interaksi. Klien mengalami hambatan dalam berdiskusi tentang keuntungan berinteraksi dengan orang lain, dan kerugian tidak berinteraksi dengan orang lain, bahkan tidak ada motivasi dalam berkenalan dan berinteraksi dengan orang lain, saat interaksi kontak mata kurang apabila tidak diberi stimulasi, serta sering menunduk.
25
Harga diri rendah dan koping keluarga yang tidak efektif dapat menjadi salah satu pencetus timbulnya isolasi sosial seperti sulit, malas dan takut berinteraksi dengan orang lain dimana suatu keadaan kesepian yang dialami seseorang karena orang lain menyatakan sikap negatif atau mengancam.. Peran perawat dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan isolasi sosial yaitu membina hubungan saling percaya, menunjukkan sikap empati, dan menerima klien apa adanya, memberi perhatian, memberi sentuhan, memberi reinforcement, kontak sering tapi singkat, menggunakan pertanyaan tertutup dengan jawaban pilihan dan memenuhi kebutuhan dasar. Mengidentifikasi penyebab isolasi sosial, berdiskusi tentang keuntungan berinteraksi dengan orang lain dan kerugian tidak berinteraksi dengan orang lain, hindarkan penilaian yang negatif, utamakan memberi pujian yang realistis setiap kemampuan berkenalan dan jawaban yang diberikan klien , walaupun respon dan setiap jawaban klien tidak yang seperti diharapkan. B.
Saran Untuk mengatasi hambatan yang ditemukan dalam merawat klien dengan isolasi sosial dibutuhkan perhatian dari perawat, yaitu: a.
Diharapkan perawat dapat memodifikasi tindakan sesuai dengan kondisi klien dan tetap mempertahankan prinsip tindakan keperawatan seperti kontak mata sering dan singkat, menggunakan bahasa yang mudah dipahami klien, bersikap empati, memenuhi kebutuhan dasar klien agar dapat memenuhi klien dalam memberikan asuhan keperawatan yang profesional.
b.
Perawat hendaknya menunda sementara pembicaraan yang menjadi pengalaman traumatik bagi klien dan memulai secara bertahap jika klien sudah siap.
c.
Pendidikan kesehatan pada keluarga mengenai masalah yang terjadi pada klien, tanda dan gejala serta merawat klien yang dapat dilakukan keluarga, perlu di optimalkan pada saaat keluarga berkunjung ke panti atau saat perawat melakukan kunjungan rumah.
d.
Perawat melakukan pendidikan kesehatan pada keluarga secara teratur dan berkesinambungan baik dalam seting rawat inap, rawat jalan dan komunitas.
26
DAFTAR PUSTAKA Ernawati, dkk. (2009). Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Jiwa. Jakarta: Trans Info
Media.
Farida, Yudi Hartono. (2010). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta: Salemba Medika Keliat,
Budi
Anna
&
akemat.2009.
Model
Praktik
Keperawatan
Profesional
Jiwa.EGC.Jakarta Nita, Fitria. (2009). Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan dan Strategi
Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (LP dan SP). Jakarta: Salemba Medika.
27
Stuart, G. W. (2007). Buku Saku Keperawatan Jiwa . Edisi 5. Jakarta. EGC Yosep, Iyus. (2009). Keperawatan Jiwa. Jakarta : Refika Aditama
28
LAMPIRAN
ANALISA DATA
Nama klien
: Tn. A
Ruang
: Cempaka
Hari, tanggal : Selasa, 18 Maret 2014
NO 1
DATA
MASALAH
Data subjektif
Isolasi sosial
- Klien mengatakan malas dan takut mau bergaul dengan orang lain,
29
lebih enak sendiri. - Klien mengatakan hanya memiliki 4 teman
dekat,
kalau
berkenalan
takut dipelototin. Data objektif
2
-
Klien tampak sendiri dipojok
-
dekat pohon Saat interaksi kontak mata
-
kurang Klien terlihat duduk merangkul
-
kaki Klien terlihat bingung Klien tampak sering diam dan
-
menunduk Afek sesuai
Data subjektif
Harga diri rendah
-
Klien mengatakan tidak ada hal
-
yang disukai dari dirinya. Klien mengatakan dirinya biasa saja dalam keluarga dan tidak tahu
perkataan
orang
lain
terhadap dirinya. Data objektif
3
-
Saat
interaksi
kontak
-
kurang Sering menunduk Ekspresi wajah sedih
mata
Data subjektif -
Klien
Inefektif koping keluarga mengatakan
sebelum
ditangkap dijalanan bertengkar dengan
saudaranya
sampai
saling
memukul
karena
saudaranya
tidak
suka
klien
sering merokok pada malam -
hari. Klien mengatakan jika lagi ada
30
masalah
tidak
bercerita
kesiapapun hanya dipikirkan dan mencari solusi sendiri. Data objektif -
Klien terlihat tertunduk saat menyampaikan
4
masalahnya
(perasaannya). Data subjektif -
Defisit perawatan diri
Klien mengatakan sudah mandi tadi pagi jam 05:00 WIB, setiap mandi ganti baju, saat mandi
-
kuku jarang digosok. Klien mengatakan kalau badan terutama pergelangan kedua tangan, kaki dan siku gatal – gatal (koreng) dan tidak punya sandal.
Data objektif : -
Klien tampak berbaju dan celana
-
sessuai dan rapi. Terlihat sela – sela jari kedua tangan dan kaki bintik – bintik
-
merah dan ada luka. Rambut berminyak, bau asam
-
(keringat) dan sedikit ketombe Klien tidak menggunakan
-
sandal. Nafas klien tidak bau, gosok gigi hanya 1 kali pada pagi hari.
31
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN PERTEMUAN 1 SP 2 DPD
A. Proses Keperawatan 1. Kondisi Klien Klien mengatakan kalau badan terutama pergelangan kaki, tangan dan siku gagalgatal (koreng), sela jari kaki klien mengatakan kuku jarang digosok saat mandi, jarang cuci rambut, gosok gigi hanya pagi saja, tampak rambut berminyak dan sedikti ketombe, pergelangan kaki, tangan, jari-jari kaki gatal-gatal (korengan), tercium bau asam (keringat) pada area rambut, ujung kuku tampak hitam agak panjang. 2. Diagnosa Keperawatan Defisit Perawatan Diri (Kebersihan Diri) 3. Tujuan Khusus a. Klien mengetahui pentingnya perawatan diri b. Klien mengetahui cara-cara melakukan perawatan diri c. Klien dapat melaksanakan perawatan dengan bantuan perawat
32
d. Klien dapat melaksanakan perawatan diri secara mandiri 4. Tindakan Keperawatan a. Mendiskusikan pentingnya kebersihan diri (keramas, dan gosok gigi) mandi, potong kuku, berhias, makan. b. Mendiskusikan cara menjaga kebersihan diri (keramas dan gosok gigi) cara makan yang baik, cukur. c. Mencontohkan cara menjaga kebersihan diri (keramas, dan sebagainya) d. Menyarankan klien untuk memperagakan kembali apa yang telah dicontohkan perawat. e. Menganjurkan klien untuk latihan kegiatan kebersihan diri dan cara makan yang baik. f. Menyarankan untuk memasukkan ke dalam jadwal kegiatan harian klien. B. Proses Pelaksanaan Tindakan I. Fase Orientasi 1. Salam terapeutik “Selamat siang pak Arthur?” (salam terapeutik) 2. Evaluasi / Validasi “Bagaimana perasaannya hari ini pak Arthur? Semalam tidurnya nyenyak tidak pak?” 3. Kontrak a. Topik “Pak Arthur, pada hari ini kita akan berbincang-bincang tentang pentingnya perawatan diri, bagaimana cara-caranya, serta bagaimana melaksanakannya”. b. Tempat
33
“Kita berbincang-bincangnya mau dimana pak? Bagaimana kalau di depan barak ini saja?” c. Waktu “Pak Arthur, mau berapa lama kita bincang-bincangnya? Bagaimana kalau 25 menit?” d. Tujuan “Pak Arthur, tujuan pertemuan kita berbincang-bincang kali ini adalah untuk memberikan informasi dimana akan membantu bapak untuk lebih mampu menjaga kebersihan diri bapak dengan mengetahui pentingnya perawatan diri dan bagaimana caranya sampai bapak mampu melakukan dengan benar dan mandiri. II. Fase Kerja “Pak Arthur, boleh kita mulai bincang-bincang kita kali ini?” “Baiklah pak” “Bapak, coba sampaikan pada suster apa saja yang dirasakan jika kita mampu mandi dengan bersih, bisa keramas dengan baik, bisa gosok gigi dengan benar dan rajin potong kuku jika sudah panjang dan terlihat hitam/kotor?” “Iya…
bagus
sekali
pak
arthur,
suster
tambahkan
lagi
ya
untungnya/
manfaatnya/pentingnya?” “Nah… barusan bapak sudah mampu menyampaikan pentingnya perawatan diri di tambah dengan penjelasan suster juga tadi” “Sekarang cara-cara melakukan perawatan diri : mandi, gosok gigi, keramas, dan potong kuku, cara makan yang baik saat makan, yang bapak tahu seperti apa?” “Bagus sekali pak, ya…. Terus?’ “Suster tambah lagi ya pak, biar lebih bagus lagi cara-caranya, punya pak Arthur tadi sudah sangat bagus” “Iya pak, seperti itu ya?”
34
“Jadi jangan sampai lupa dan harus selalu dilakukan dengan benar ya pak Arthur?” siap melaksanakannya?” III.Fase Terminasi 1. a. Evaluasi Subjektif “Tadikan sudah kita diskusikan bersama pentingnya perawatan diri, cara berhias dan makan yang benar/baik, bisakah bapak ulangi lagi apa yang telah kita bincang-bincang tadi?” b. Evaluasi Objektif “Bagaimana perasaannya pak Arthur setelah kita bincang-bincang tentang perawatan diri, berhias/berdadan, dan cara makan yang benar tadi.?” 2. Tindak Lanjut “Untuk bincang-bincang kita hari ini apakah sangat menyenangkan dan dapat dipahami serta dilaksanakan pak Arthur?” 3. Kontrak yang akan datang a. Topik “Pak Arthur, besok pagi kita akan berbincang-bincang lagi dengan diskusi tentang cara BAB/BAK yang benar ya?” sebelum kita diskusi tentang cara BAK/BAK, akan evaluasi jadwal harian bapak dulu, baru setelah diskusi dan kemudian jangan lupa untuk memasukkan kegiatan-kegiatan latihan bapak ke dalam jadwal hariannya?” b. Tempat “Kita mau berbincang-bincangnya dimana pak?” baiklah di depan barak Cempaka belakang ini ya pak?” c. Waktu “Besok mau jam berapa pak? Bagaimana jika jam 10 an saja pak Arthur?”
35
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN PERTEMUAN 2 SP 3 DPD
A. Proses Keperawatan 1. Kondisi Klien Klien mengatakan akan berusaha melakukan dengan baik apa yang telah didiskusikan bersama perawat, klien mengatakan jari-jari, siku, kaki sudah dikasih salep, makan cuci tangan, sikat gigi biasanya hanya 1 x saja/hari, keramas jika ada shampo. Tampak klien mampu melakukan diskusi dengan baik, mampu menyebut pentingnya menjaga kebersihkan diri walau harus dibantu perawat dalam menyebut, menyebutkan cara-cara menjaga kebersihan diri, cara makan yang benar namun tidak semua tahu/benar, mampu mengulang apa yang telah disampaikan walau sedikit harus dimotivasi. 2. Diagnosa Keperawatan Defisit Perawatan Diri 3. Tujuan Khusus
36
a. Klien mengetahui cara eliminasi yang baik/benar b. Klien mampu melakukan cara eliminasi yang baik/benar c. Klien dapat melaksanakan cara eliminasi yang baik/benar 4. Tindakan Keperawatan a. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien tentang latihan kebersihan diri : mandi, kermas, gunting kuku, gosok gigi yang benar. b. Mendiskusikan cara eliminasi BAK/BAB yang baik c. Mencontohkan pada klien cara eliminasi yang baik d. Menyarankan klien untuk memperagakan kembali cara eliminasi yang baik e. Menyarankan klien untuk memasukkan latihan ke dalam jadwal kegiatan harian.
B. Proses Pelaksanaan Tindakan I. Fase Orientasi 1. Salam terapeutik “Selamat siang pak Arthur” 2. Evaluasi / Validasi “Bagaimana perasaannya hari ini pak ? apakah tidur nyenyak semalam” bagaimana latihan yang suster berikan? Sudah dilakukan? 3. Kontrak a. Topik “Pak Arthur, pada hari ini kita akan berbincang-bincang tentang cara eliminasi (BAB/BAK) yang baik sesuai janji kita kemarin ya pak? Sebelum membicarakan itu kita evaluasi dulu jadwal latihan perawatan/kebersihan diri yang benar setelah itu tetap harus memasukkan lagi setiap latihan ke dalam jadwal bapak ya?”. b. Tempat “Kita berbincang-bincang dimana pak? Bagaimana jika disini saja?”
37
c. Waktu “Pak Arthur, mau berapa lama kita bincang-bincangnya? Bagaimana kalau 25 menit?” d. Tujuan “Tujuan pertemuan kita kali ini yaitu ingin berbagai informasi tentang cara eliminasi yang baik supaya bapak mengetahui cara-cara serta mampu mencontohkan dan menerapkan langsung secara baik dan benar ya pak Arthur?”
II. Fase Kerja “Pak Arthur biasanya jika hendak BAB/BAK seperti apa? Coba sampaikan kepada suster ?” “Oh.. bagus sekali pak, tapi lebih manteb jika setelah BAB harus cuci tangan supaya kuman-kumannya tidak lengket di tangan ya pak” “Biasanya bapak kalau BAB dimana ?” “Jika BAK biasanya selesai langsung pasang celana lagi apa disiram dulu pak> selesai BAB biasanya cebok seperti apa pak?” “Sudah bagus pak Arthur, namun saat mau cebok selesai BAB harus menggunakan air yang bersih dan pastikan tidak ada tersisa tinja dan air kencing ditubuh pak Arthur ya?” cebok dari tempat yang bersih ke yang kotor ya pak” siram sampai tidak ada lagi sisa tinja atau air kencing, dengan demikian bapak juga mencegah menyebarnya kuman yang berbahaya yang ada pada kotoran/air kencing. “Setelah selesai membersihkan tinja/air kencing, pakaian bapak harus dirapikan kembali sebelum keluar ya? Misalnya jika celana ada resleting, harus ditutup dulu dengan rapi, setelah itu wajib cuci tangan menggunakan sabun dengan cara 7 langkah yang sudah diajarkan kemarin”
38
“Siap pak Arthur?” III.Fase Terminasi 1. a. Evaluasi Subjektif “Bagaimana perasaannya pak Arthur setelah kita berbincang-bincang tentang cara BAB/BAK yang baik dan mencontohkannya tadi?” b. Evaluasi Objektif “Tadikan sudah kita diskusikan bersama cara eliminasi (BAB/BAK) yang baik, bisakah bapak mengulanginya kembali apa yang telah kita bincangbincang barusan?”
2. Tindak Lanjut “Diskusi/bincang-bincang kita hari ini menyenangkan dan dapat dipahami pak Arthur?” 3. Kontrak yang akan datang a. Topik “Pak Arthur, besok pagi kita bincang-bincang tentang apa saja? Bagaimana jika
tentang
berhias/berdandan?”,
tentang
cara
berdandan/
berhias,
mencontohkan cara berdandan setelah itu masukkan latihan kegiatan ke jadwal hariannya ya?” b. Tempat “Mau bincang-bincang dimana pak? Bagaimana jika dibawah pohon kecil itu?” c. Waktu “Besok mau jam berapa pak kita berbincang-bincangnya?” bagaimana jika jam 10.00 wib saja?
39
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN PERTEMUAN 3 SP 4 DPD
A. Proses Keperawatan 1. Kondisi Klien Klien mengatakan sudah latihan menjaga kebersihan diri di hari sabtu dan minggu dan cara makan yang baik, klien mengatakan senang dapat melakukan kegiatan, klien mengatakan cara BAB/BAK yang benar, mengatakan cara BAK yang benar, klien mengatakan senang dapat informasi dan berdiskusi dengan perawat, gosok gigi 2 x, makan cuci tangan, mandi, kermas tetapi tidak pakai shampo. Tampak klien mampu mengungkapkan/menyebutkan cara-cara eliminasi walau tidak semua benar, klien mampu mengungkapkan kembali apa yang telah disampaikan oleh perawat walau kadang dibantu, mampu mengikuti diskusi dengan baik, tampak rambut rapi, bersih, kuku bersih pendek, nafas tidak bau, gatal-gatal sudah mengering. 2. Diagnosa Keperawatan Defisit Perawatan Diri 3. Tujuan Khusus a. Klien mengetahui cara berdandan b. Klien mampu melakukan cara berdandan yang baik c. Klien dapat melaksanakan cara berdandan yang baik 4. Tindakan Keperawatan a. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien latihan BAK/BAB yang benar. b. Mendiskusikan cara berdandan c. Mencontohkan pada klien cara berdandan yang baik d. Menyarankan klien untuk memperagakan kembali cara berdandan yang benar. e. Menyarankan klien untuk memasukkan jadwal kegiatan latihan ke dalam jadwal harian.
40
B. Proses Pelaksanaan Tindakan I. Fase Orientasi 1. Salam terapeutik “Selamat siang pak Arthur” 2. Evaluasi / Validasi “Bagaimana perasaannya hari ini pak ? apakah tidurnya nyenyak semalam” Bagaimana latihannya ada dilakukan tidak pak?” 3. Kontrak a. Topik “Pak Arthur, pada pagi ini kita akan bincang-bincang tentang cara berdandan yang baik ya… setelah itu jangan lupa memasukkan jadwal harian bapak ya?”. b. Tempat “Kita mau berbincang-bincang dimana pak Arthur? Bagaimana jika disini saja ?” c. Waktu “Pak Arthur kita bincang-bincangnya kurang lebih 20 menit ya pak?” d. Tujuan “Dimana tujuan pertemuan kita kali ini adalah supaya bapak mengetahui cara berdandan yang baik sehingga mampu menerapkan untuk sehari-harinya?. II. Fase Kerja “Pak Arthur biasanya kalau berdandan itu seperti apa saja ?” “Iya bagus sekali” “Selain yang bapak sebutkan tadi ada juga, yaitu berpenampilan harus rapi, sesuai, cukuran, sisiran, kalau ada minyak rambut juga ya pak?”
41
“Sekarang suster contohin ya, baju, celana, sisiran, minyak ramut, jiak ada kumis dan jenggot harus dicukur dulu ya pak, biar rapi, seperti ini?” “Suster sudah mencontohkan barusan, coba bapak ulangi sekarang” “Hebat sekali pak Arthur” “Tidak sulit kan pak cara berdandan yang baik?” “Siap latihan nanti pak sampai seterusnya ya pak? III.Fase Terminasi 1. a. Evaluasi Subjektif “Bagaimana perasaannya pak Arthur setelah kita berbincang-bincang tentang cara berdandan yang baik barusan?” b. Evaluasi Objektif “Tadikan sudah kita diskusikan tentang cara-cara berdandan yang baik, bisakah bapak mengulangi kembali?” 2. Tindak Lanjut “Bincang-bincang kita hari ini menyenangkan dan dapat dipahami tidak pak Arthur?” 3. Kontrak yang akan datang a. Topik “Pak Arthur, besok kita akan berbincang-bincang tentang apa ya? Bagaimana jika tentang kemampuan dan aspek positif yang bapak miliki saja? Setelah itu bapak menilai dari hal-hal positif yang baik bapak miliki yang mana yang akan/ingin bapak latih sesuai kemampuan bapak?” b. Tempat “Kita bincang-bincangnay dimana pak? Bagaimana jika didekat tempat air itu saja?” c. Waktu “Besok mau jam berapa pak kita berbincang-bincangnya?” bagaimana jika jam 10 an saja?
42
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
Nama : Tn. A
Ruang : Cempaka
RM No. 735
Tindakan Keperawatan
Evaluasi
Selasa, 18 Maret 2014 pukul 09.00 – 10.00 WIB
Subjektif :
Data pasien :
Pasien mengatakan akan berlatih
-
Klien mengatakan malas dan takut untuk berinteraksi/bergaul dengan orang lain, klien mengatakan
lebih
enak
sendiri,
lain.
klien
mengatakan hanya memiliki 4 teman yang dekat, klien mengatakan tidak mau kontak
Objektif : -
mata karena takut dipelototin. -
berkenalan yang benar dengan orang
Klien tampak sendiri dipojok dekat pohon, -
Tampak bingung
klien tampak merangkul kaki (kadang-kadang), -
Sering terdiam
klien tampak kontak mata sangat kurang saat -
Tidak banyak bicara jika tidak
berkomunikasi, klien tampak sering diam dan
ditanya. Analisa :
menatap ke bawah, klien tampak bingung.
Masalah isolasi social Belum teratasi
Diagnosa keperawatan : Isolasi Sosial
Planning klien :
Tindakan keperawatan : Sp1 -
Mendiskusikan penyebab Isolasi Sosial
-
Mendiskusikan
tentang
-
keuntungan
memperkenalkan diri dan berkenalan dengan satu orang
diri. Mencontohkan kepada klien cara berkenalan dengan 1 orang dan memperkenalkan diri. -
Menyarankan
kepada
mencontohkan
cara
klien berkenalan
untuk dan
memperkenalkan diri dengan satu orang. -
Menyarankan klien untuk melakukan latihan
dari
berhubungan sosial dan kerugian dari menarik -
Kontak mata sangat kurang
dengan benar. -
Menganjurkan klien untuk memasukkan kegiatan latihan berkenalan dan memperkenalkan diri ke dalam jadwal kegiatan harian.
Memberi reinforcement
43
-
Menyarankan kepada klien untuk memasukkan kegiatan berkenalan dan memperkenalkan diri ke dalam jadwal harian.
Rencana tindak lanjut perawat : -
Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien
-
Memberi
kesempatan
kepada
klien
memperkenalkan cara berkenalan dengan dua orang atau lebih. -
Menganjurkan pasien memasukkan kegiatan latihan berbincang-bincang (berkenalan) dalam
Ttd
kegiatan harian (jadwal), pada tanggal 19 Maret 2014 pukul 09.00 wib. Perawat
44
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
Nama : Tn. A
Ruang : Cempaka
RM No. 735
Tindakan Keperawatan
Evaluasi
Rabu, 19 Maret 2014 pukul 09.15 WIB
Subjektif :
Data pasien :
Pasien
-
Klien mengatakan sudah melakukan yang suster
sarankan
kemarin
(berkenalan,
memperkenalkan diri), masih takut untuk terlalu
banyak
berkenalan
dan
mengatakan
masih
takut
untuk berkenalan diri kepada banyak orang, masih takut untuk menatap lawan bicara tidak ingin berlamalama saat berinteraksi.
memperkenalkan diri takut dimarah. -
Klien tampak mampu melakukan perkenalan dengan baik, dan mampu melakukan cara
Objektif :
berkenalan dengan lumayan baik, berkenalan Kontak mata masih kurang, sering dengan Tn. D. Kontak mata masih kurang, menunduk dan melihat ke arah lain tampak
kurang
betah
berlama-lama
saat saat diajak bicara.
memperkenalkan diri dan saat mengajak orang lain
berkenalan,
setelah
berkenalan
dan
memperkenalkan diri klien langsung duduk di Analisa : pojok
dekat
tempat
cuci
piring,
sering
menunduk ke bawah dan melihat ke arah lain saat diajak bicara.
Masalah Isolasi Sosial belum teratasi.
Planning klien :
Diagnosa keperawatan : Isolasi Sosial
-
memperkenalkan diri dan
Tindakan keperawatan : Sp2 -
Menyarankan klien untuk berkenalan dengan 2 orang.
Menanyakan kembali tentang jadwal kegiatan -
Menyarankan klien
harian klien.
memasukkan ke dalam jadwal
Menanyakan kembali tentang perkenalan dan
kegiatan yang dilakukan.
45
cara berkenalan klien dengan orang lain. -
-
Menyarankan pada klien untuk mencontoh cara
Memberikan reinforcement kegiatan harian.
berkenalan dengan 2 orang atau lebih. -
Memberikan reinforcement.
-
Menyarankan pada klien untuk memasukkan kegiatan.
Rencana tindak lanjut perawat : -
Evaluasi
jadwal
kegiatan
harian
memperkenalkan diri dan berkenalan dengan 2 orang. -
Anjurkan klien latihan memperkenalkan diri dan berkenalan dengan 3-4 orang.
Ttd
Perawat
46
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
Nama : Tn. A
Ruang : Cempaka
RM No. 735
Tindakan Keperawatan
Evaluasi
Kamis, 20 Maret 2014 pukul 10.00 WIB
Subjektif :
Data pasien :
Klien mengatakan berkenalan dan
-
Klien
mengatakan
masih
takut
untuk
berkenalan dan memperkenalkan diri kepada banyak orang, masih takut untuk menatap
memperkenalkan diri kepada yang mau enak diajak bicara saja, takut marah jika dipaksa diajak bicara.
lawan bicara, tidak ingin berlama-lama saat berinteraksi
sudah
melakukan
latihan
memperkenalkan diri dan berkenalan dengan 2
Kontak mata sudah lebih sering,
orang. -
Objektif :
Kontak mata masih kurang, sering menunduk terkadang klien masih menunduk dan melihat ke arah lain saat diajak bicara.
saat bicara, memperkenalkan diri dan berkenalan pada 4 orang, beraktivitas bersama teman-
Diagnosa keperawatan : Isolasi Sosial
temannya (kerja bakti).
Tindakan keperawatan : Sp2 -
Menanyakan
kembali
Analisa : tentang
latihan
memperkenalkan diri dari berkenalan dengan 2
Isolasi Sosial belum teratasi.
orang. -
Memotivasi klien untuk memperkenalkan diri dan berkenalan dengan 4 orang.
Planning klien : -
Menyarankan klien untuk
-
Memberi reinforcement pada klien.
-
Menyarankan klien untuk memasukkan ke
latihan berkenalan dan
jadwal kegiatan harian setelah melakukan
memperkenalkan diri dengan 1
latihan berkenalan dan memperkenalkan 4
orang, 2 orang dan 4 orang. -
orang.
47
Menganjurkan klien untuk
memasukkan ke dalam jadwal kegiatan harian.
Rencana tindak lanjut perawat : -
Evaluasi jadwal latihan memperkenalkan diri dan berkenalan dengan 1 orang, 2 orang dan 4 orang.
-
Anjurkan klien untuk memperagakan cara berkenalan dan memperkenalkan diri pada 1-4 orang.
-
Motivasi klien untuk latihan berkenalan dan memperkenalkan diri dengan 1, 2 dan 4 orang dan beri reinforcement.
-
Anjurkan untuk memasukkan ke dalam jadwal harian klien.
Ttd
Perawat
48
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
Nama : Tn. A
Ruang : Cempaka
RM No. 735
Tindakan Keperawatan
Evaluasi
Jum’at, 21 Maret 2014 pukul 10.00 WIB
Subjektif :
Data pasien :
Klien mengatakan senang dapat
-
Klien
mengatakan
berkenalan
dan
memperkenalkan diri pada yang mau saja dan enak di ajak bicara saja, takut marah jika dipaksa diajak bicara, kontak mata sudah lebih sering, terkadang klien masih menunduk saat bicara.
berbincang-bincang : berkenalan dan memperkenalkan diri pada orang lain, merasa nyaman ada yang diajak bicara, bisa meminta bantuan, bisa tahu nama, hobi dan asal orang lain, berbincang pada yang mau saja, takut dimarah jika dipaksa, tidak bingung jika ada teman bicara.
Diagnosa keperawatan : Isolasi Sosial Objektif : Tindakan keperawatan : -
Tampak sudah sering melakukan
Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien kontak mata walau hanya sebentar, (menanyakan berkenalan dengan 1-4 orang dan mampu menyampaikan perasaan memperkenalkan diri.
-
dengan baik, masih suka menunduk
Memotivasi klien untuk memperagakan cara kadang-kadang, menjawab singkat berkenalan dan memperkenalkan diri pada 1-4 setiap pertanyaan. orang.
-
Memberikan reinforcement.
-
Menganjurkan
klien
untuk
memasukkan Analisa :
kegiatan ke dalam jadwal harian.
Isolasi Sosial belum teratasi.
Rencana tindak lanjut perawat : -
Evaluasi jadwal kegiatan harian klien latihan
49
Planning klien :
berkenalan dan memperkenalkan diri pada 1-4 -
Menyarankan klien untuk
orang.
latihan berkenalan dan memperkenalkan diri (berbincang-bincang) dengan teman-temannya. -
Menyarankan klien untuk memasukkan jadwal kegiatan harian ke dalam jadwal harian.
Ttd
Perawat
50
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
Nama : Tn. A
Ruang : Cempaka
RM No. 735
Tindakan Keperawatan
Evaluasi
Senin, 24 Maret 2014 pukul 10.00 WIB
Subjektif :
Data pasien :
Klien mengatakan pada hari Sabtu,
-
Klien mengatakan senang dapat berbincangbincang : berkenalan dan memperkenalkan diri pada orang lain, merasa nyaman ada yang diajak bicara, bisa meminta bantuan, bisa tahu nama lengkap, nama panggilan, hobi dan asal orang lain, bicara pada yang mau saja, takut dimarah jika dipaksa, tidak bingung jika ada teman bicara.
-
Tampak sudah sering melakukan kontak mata walau hanya sebentar, mampu menyampaikan perasaan dengan baik, masih suka menunduk kadang-kadang,
menjawab
singkat
dan
minggu
tidak
ada
latihan
berkenalan dan memperkenalkan diri karena teman-teman dipanti tidak mau diajak bicara tiba-tiba ditinggal saja, bicara pada teman-teman yang saat lagi merokok dan minum kopi, saat tidur juga langsung pada tidur dan diam saja, klien mengatakan senang
dan
tenang
bisa
memperkenalkan diri dan berkenalan pada 5 orang (kelompok kecil).
setiap
pertanyaan.
Objektif : Tampak klien masih suka menunduk
Diagnosa keperawatan : Isolasi Sosial
saat bicara, kontak mata sudah agak sering, tampak masih jarang memulai pembicaraan, berjabat
Tindakan keperawatan : -
tangan saat berkenalan, tersenyum,
Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien ada kontak mata, badan sedikit latihan berkenalan dengan 1, 2, 4 orang dan membungkuk. memperkenalkan diri.
-
Melanjutkan
latihan
berkenalan
dan
memperkenalkan diri pada 5 orang. -
Menyarankan
untuk
memasukkan
Analisa : latihan
51
berkenalan dan memperkenalkan diri pada 5 Isolasi Sosial belum teratasi. orang ke dalam jadwal harian klien.
Rencana tindak lanjut perawat : -
-
Evaluasi
jadwal
kegiatan
harian
latihan
Planning klien :
memperkenalkan diri dan berkenalan dengan 5 -
Menyarankan untuk latihan
orang.
berkenalan dan
Lanjut dalam berkenalan dan memperkenalkan
memperkenalkan diri pada 5
diri
orang (kelompok kecil).
dalam
kelompok
(10
orang), TAK -
sosialisasi.
Menyarankan untuk memasukkan jadwal kegiatan latihan dengan 5 orang ke dalam jadwal harian klien.
Ttd
Perawat
52
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
Nama : Tn. A
Ruang : Cempaka
RM No. 735
Tindakan Keperawatan
Evaluasi
Jum’at, 28 Maret 2014 pukul 14.00 WIB
Subjektif :
Data pasien :
Klien mengatakan akan berusaha
-
Klien mengatakan kalau badan, terutama pendengaran kaki, tangan, siku, sela jari-jari kaki gatal-gatal (koreng), klien mengatakan kuku jarang digosok saat mandi, jarang cuci rambut, gosok gigi hanya pagi saja, tampak rambut
berminyak
dan
sedikit
ketombe,
pergelangan kaki, jari-jari kaki, suka gatal-
melakukan dengan baik apa yang telah
didiskusikan
tadi
bersama
perawat, gatal diatas siku, jari-jari dan kaki sudah dikasih salep, makan cuci tangan, gogok gigi biasa hanya 1 x saja/hari, keramas jika ada shampo.
gatal (koreng) tercium bau asam (keringat) pada area rambut, ujung kuku hitam agak panjang.
Objektif : Tampak klien mampu melakukan
Diagnosa keperawatan : Defisit Perawatan Diri (Kebersihan Diri)
diskusikan dengan baik, mampu menyebut pentingnya menjaga kebersihan diri, walau harus dibantu perawat, dalam menyebutkan caracara menjaga kebersihan diri dan
Tindakan keperawatan : -
cara makan yang benar namun tidak
Mendiskusikan pentingnya kebersihan diri semua tahu/benar, mampu (mandi, keramas, gosok gigi, potong kuku), mengulang apa yang telah makan yang baik/benar.
-
disampaikan walau sedikit harus
Mendiskusikan cara-cara menjaga kebersihan dimotivasi. diri dan cara makan yang baik/benar.
-
Menyarankan
klien
untuk
memperagakan
kembali apa yang telah dicontohkan. -
Analisa :
Menganjurkan klien untuk latihan kegiatan
53
cara-cara kebersihan diri dan cara makan yang Masalah DPD belum teratasi benar. -
Menyarankan
klien
untuk
memasukkan Planning klien :
kegiatan latihan ke dalam jadwal harian.
-
latihan kegiatan cara menjaga
Rencana tindak lanjut perawat : -
kebersihan diri yang benar dan
Evaluasi jadwal kegiatan harian klien tentang cara menjaga kebersihan diri dan cara makan yang benar
-
Menyarankan klien untuk
Diskusikan cara eliminasi BAK/BAB yang baik.
-
Contohkan pada klien cara eliminasi yang baik.
-
Anjurkan klien untuk memasukkan kegiatan latihan ke dalam jadwal kegiatan harian.
cara makan yang benar. -
Menganjurkan untuk memasuki kegiatan latihan ke dalam jadwal harian klien.
Ttd
Perawat
54
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
Nama : Tn. A
Ruang : Cempaka
RM No. 735
Tindakan Keperawatan
Evaluasi
Senin, 31 Maret 2014 pukul 14.35 WIB
Subjektif :
Data pasien :
Klien mengatakan sudah latihan
-
Klien mengatakan akan berusaha melakukan dengan baik apa yang telah didiskusikan bersama perawat, gatal-gatal di area siku, jarijari, dan kaki sudah dikasih salep, makan cuci tangan, gosok gigi biasa hanya 1 x saja/hari, keramas jika ada shampo.
-
Tampak klien mampu melakukan diskusi dengan baik, mampu menyebut pentingnya menjaga kebersihan diri walau harus dibantu perawat dalam menyebutkannya, menyebutkan cara-cara menjaga kebersihan diri dan cara makan yang benar namun tidak semua tahu/benar, mampu mengulang apa yang telah
menjaga kebersihan diri di hari Sabtu dan minggu dan cari makan yang baik, klien mengatakan senang dapat melakukan kegiatan, klien mengatakan cara BAB/BAK yang benar, klien mengatakan cara Bak yang
benar,
senang
dapat
klien
mengatakan
informasi
dan
berdiskusi dengan perawat, gogok gigi 2x, makan cuci tangan, mandi, keramas tapi tidak pakai shampo dari yang atas ke bawah mengosok badan.
disampaikan walau sedikit harus dimotivasi. Objektif : Diagnosa keperawatan : Defisit Perawatan Diri (Kebersihan Diri)
Tampak klien mampu mengungkapkan/menyebut cara-cara eliminasi walau tidak semua benar, klien mampu mengungkapkan
Tindakan keperawatan : -
kembali apa yang telah disampaikan
Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien oleh perawat, walau kadang dibantu, tentang latihan kebersihan diri : gosok gigi, mampu mengikuti diskusi dengan mandi, keramas, potong kuku dan cara makan baik, tampak rambut rapi, bersih, yang benar.
kuku bersih pendek, nafas tidak bau,
55
-
Mendiskusikan cara eliminasi : BAB/BAK gatal-gatal sudah mengering. yang baik/benar. Analisa :
Rencana tindak lanjut perawat : -
Evaluasi jadwal kegiatan harian klien tentang
masalah DPD belum teratasi
cara menjaga kebersihan diri dan cara makan yang benar -
Diskusikan cara eliminasi BAK/BAB yang
Planning klien: -
baik.
Menyarankan klien untuk
-
Contohkan pada klien cara eliminasi yang baik.
latihan kegiatan cara menjaga
-
Anjurkan klien untuk memasukkan kegiatan
kebersihan diri yang benar dan
latihan ke dalam jadwal kegiatan harian.
cara makan yang benar. -
Menganjurkan untuk memasuki kegiatan latihan ke dalam jadwal harian klien.
Ttd Perawat
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
56
Nama : Tn. A
Ruang : Cempaka
RM No. 735
Implementasi
Evaluasi
Selasa, 1 april 2014, 14.00 WIB
Subjektif :
Kondisi klien :
Klien mengatakan BAK pada closed/wc,
Klien mengatakan sudah latihan menjaga kebersihan diri di hari Sabtu dan minggu dan
cari
mengatakan kegiatan,
makan
yang
senang klien
dapat
baik,
klien
melakukan
mengatakan
cara
BAB/BAK yang benar, klien mengatakan
sudah BAB dan cuci tangan setelahnya, memahami apa yang telah didiskusikan bersama,
menyebutkan
cara-cara
berdandan, tidak ada minyak rambut, tidak ada sisir, baju sudah disiapkan oleh petugasnya
cara Bak yang benar, klien mengatakan Objektif : senang dapat informasi dan berdiskusi dengan perawat, gogok gigi 2x, makan cuci tangan, mandi, keramas tapi tidak pakai shampo dari yang atas ke bawah mengosok badan. Tampak klien mampu mengungkapkan/menyebut
cara-cara
eliminasi walau tidak semua benar, klien mampu mengungkapkan kembali apa yang
Tampak klien mampu menyebutkan cara berdandan,
berpakaian,
bercukur
bersisir,
diingatkan,
dan
mampu
memperagakan kembali dengan apa yang telah dicontohkan, latihan BAK/BAB yang benar telah dilakukan dan telah dimasukan kedalam jadwal kegiatan harian
telah disampaikan oleh perawat, walau Analisa : kadang dibantu, mampu mengikuti diskusi dengan baik, tampak rambut rapi, bersih,
Masalah DPD teratasi
kuku bersih pendek, nafas tidak bau, gatal- Planning klien : gatal sudah mengering.
-
berdandan yang benar
Diagnose keperawatan : DPD -
Tindakan Keperawatan : -
Mengevaluasi jadwal kegiatan
-
harian klien Mendiskusikan cara bedandan Mencontohkan cara berdandan
Menyarankan klien untuk latihan Menyarankan
klien
untuk
memasukan latihan kedalam jadwal kegiatan harian
yang baik
57
-
Menyarankan pasien mempraktekkan cara berdandan
-
yang benar Menyarankan pasien memasukan dalam jadwal kegiatan harian
Rencana Tindak Lanjut Perawat: -
Mendiskusikan kemampuan dan
-
aspek positif yang dimiliki pasien Membantu pasien menilai kemampuan yang masih dapat
-
digunakan Membantu pasien memilih kegiatan yang akan dilatih sesuai
-
dengan kemampuan Melatih pasien sesuai kemampuan
-
yang dipilih Memberikan pujian yang wajar
-
terhadap keberhasilan pasien Mengajurkan pasien memasukan dalam jadwal kegiatan harian
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
58
Nama : Tn. A
Ruang : Cempaka
RM No. 735
Implementasi
Evaluasi
Rabu 02 april 2014
Subjektif :
Kondisi klien :
Klien mengatakan dirumah pernah cuci
Klien mengatakan tidak ada yang disukai dari dirinya, tidak tahu hal apa yang disukai dari dirinya, klien mengatakan dirinya biasa saja dalam keluarga, tidak tahu pendapat orang lain tentang dirinya.
baju, cuci piring, menyapu, mengepel, bersihkan kamar mandi, selama disini jarang bahkan sudah tidak pernah karena ada petugas perintah / percaya, paling bersihkan got / sikat selokan, menyapu dan mengepel jika disuruh saja, yang lain tidak
Tampak kontak mata sangat kurang, sering pernah menunduk.
Objektif :
Diagnosa keperawatan :
Tampak klien mampu mengungkapkan
Harga Diri Rendah
kemampuan
positifnya,
menyapu,
mengepel, mencuci piring, cuci / bersihkan
Tindakan keperawatan :
kamatr mandi, merapikan tempat tidur,
- Mendiskusikan kemampuan dan aspek tampak mampu memilih kegiatan yang positif yang dimiliki klien
akan/ yang ingin dilatih yaitu menyapu
- Mendiskusikan dengan klien untuk dan mengepeldan mencuci piring untuk untuk menilai kemampuan yang masih besoknya. Mampu menyebutkan peralatan dapat dilakukan
yang harus disiapkan untuk menyapu dan
- Mendiskusikan dengan klien untuk mengepel serta mampu memperagakan memilih kegiatan yang akan dilatih kembali cara-cara kegiatan menyapu dan sesuai dengan kemampuan - Mencontohkan
pada
klien
mengepel yang benar, kontak sudah sering sesuai dan bicara berhadapan.
kegiatan atau kemampuan yang dipilih - Menyarankan
klien
untuk
memperagakan kembali dengan apa Analisa : yang telah dicontohkan - Memberikan pujian sewajarnyan
Masalah HDR belum teratasi
- Menyarankan klien untuk memasukan Planning Klien :
59
latihan kedalam jadwal harian
-
Rencana Tindak lanjut perawat : -
kegiatan menyapu dan mengepel lantai
Evaluasi jadwal kegiatan harian
-
klien latihan kegiatan -
Menyarankan memasukan
Diskusikan kemampuan menyapu
klien
untuk
kegiatan
latihan
kedalam jadwal kegiatan harian
dan mengepel -
Menyarankan klien untuk latihan
klien
Diskusikan kemampuan menyuci piring
-
Contohkan kemampuan menyapu, ngepel dan menyuci piring
-
Sarankan
klien
untuk
memperagakan kembali apa yang telah di contohkan -
Beri pujian sewajarnya
-
Anjurkan
untuk
memasukan
latihan kedalam jadwal kegiatan
Ttd
harian klien
Perawat
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Nama : Tn. A
Ruang : Cempaka
60
RM No. 735
Implementasi
Evaluasi
Kamis, 03 april 2014
Subjektif :
Kondisi Klien :
Klien mengatakan ada latihan jam 16.00
Klien mencuci
mengatakan piring,
dirumah
menyapu,
pernah
mengepel,
membersihkan kamar mandi, selama disini jarang bahkan sudah tidak pernah karena ada yang petugas perintah / percaya, paling
bersihkan
got/
sikat
selokan,
menyapu dan mengepel jika disuruh saja,yang lain tidak pernah. Tampak klien mampu mengungkapkan kemampuan
positifnya,
menyapu, mengepel, klien mengatakan alat-alat mencuci piring ; sabun, spon, ember/baskom berisi air bersih, selang atau air yang mengalir, tempat/ keranjang untuk tempat yang sudah bersih. Klien selama disini belum pernah lagi mencuci piring/
gelas/
sendok,
senang
dapat
melakukan cuci piring. Objektif :
menyapu, Tampak klien melakukan tugas yang
mengepel, mencuci piring, cuci / bersihkan diberikan perawat secara mandiri, mampu kamatr mandi, merapikan tempat tidur, mengikuti diskusi dengan baik, mampu tampak mampu memilih kegiatan yang mengungkapkan pendapat tentang alat-alat akan/ yang ingin dilatih yaitu menyapu yang digunakan untuk mencuci piring, dan mengepeldan mencuci piring untuk mampu memperagakan kembali cara- cara besoknya. Mampu menyebutkan peralatan mencuci
piring
yang
benar,
tampak
yang harus disiapkan untuk menyapu dan bersemangat dan mampu menyelesaikan mengepel serta mampu memperagakan cuci piring dengan baik, tampak santai dan kembali cara-cara kegiatan menyapu dan komunikasi tetap ada, saat bicara kontak mengepel yang benar, kontak sudah sering mata selalu ada dan bicara berhadapan. Analisa : Diagnosa keperawatan : Harga Diri Rendah Tindakan Keperawatan : -
Maslah HDR Belum teratasi Planning Klien : -
Mengevaluasi jadwal kegiatan latihan
Menyarankan
klien
untuk
latihan
kegiatan mencuci piring yang benar
61
menyapu dan mengepel -
-
Menyarankan
klien
Mendiskusikan cara mencuci piring
latihan cuci piring kedalam jadwal
yang benar
kegiatan harian
Mencontohkan cara mencui piring yang benar
-
Menyarankan
kepada
klien
untuk
memperagakan kembali dengan apa yang telah dicontohkan -
Memberikan pujian sewajarnya
-
Menyarankan klien untuk memasukan kedalam jadwal kegiatan harian.
Rencana Tindak Lanjut Perawat : -
Evaluasi jadwal kegiatan harian latihan mencuci piring
-
Diskusikan
kemampuan
membersihkan kamar mandi/ WC -
Contohkan cara membersihkan kamar mandi/ WC yang benar.
-
memasukan
Anjurkan klien untuk memperagakan kembali apa yang telah di contohkan
-
Beri pujian sewajarnya
-
Anjurkan untuk memasukan latihan
Ttd
kegiatan kedalam jadwal kegiatan harian
Perawat
62