Komunikasi Terapeutik Administrasi atau Asistensi. Komunikasi terapeutik adalah merupakan hubungan interpersonal antara perawat dan pasien, dalam hal ini perawat dan pasien memperoleh pengalaman belajar bersama dalam rangka memperbaiki pengalaman emosional pasien. Secara Umum Pengertian Administrasi adalah usaha dan kegiatan yang berkenaan dengan penyelenggaraan kebijaksanaan untuk mencapai tujuan. Pengertian administrasi juga dibedakan menjadi dua yaitu pengertian administrasi dalam arti sempit dan pengertian administrasi dalam arti luas. Administrasi dalam arti sempit adalah kegiatan yang meliputi dari catatmencatat, surat-menyurat, pembukuan ringan, ketik-mengetik, agenda, dan sebagainya yang memiliki sifat teknis ketatausahaan. Sedangkan pengertian administrasi bersifat luas adalah seluruh proses kerja sama dari dua orang atau lebih dalam mencapai tujuan dengan pemanfaatan sarana dan prasarana tertentu secara berdaya guna dan berhasil. Administrasi tentu berkaitan dengan komunikasi terapeutik karena saat kita melakukan rugas sebagai administrasi di klinik gigi pasti kita perlu melakukan komunikasi dengan pasien yang akan melakukan pendaftaran. Komunikasi terapeutik dibagi menjadi empat tahap, yaitu : I.Tahap pra interaksi. Tahap pra interaksi merupakan masa persiapan sebelum berhubungan dan berkomunikasi dengan pasien. Dalam tahapan ini perawat gigi yang bertugas sebagai administrasi atau asistensi mengevaluasi dirinya dengan cara mengidentifikasi kelebihan dan kekurangannya. Tahap ini adalah masa persiapan untuk diri sendiri, yaitu : 1.Perawat gigi mempunyai pengetahuan tentang keperawatan gigi (pengetahuan adminitrasi atau asistensi). 2. Perawat gigi mengeksplorasi perasaan,harapan dan kecemasan. 3. Memikirkan cara menghadapi pasien II.Tahap orientasi. Tahap orientasi atau perkenalan merupakan tahap yang dilakukan perawat yang bertugas menjadi administrasi atau asistensi pada saat pertama kali bertemu pasien. Tahap perkenalan dilaksanakan setiap kali pertemuan dengan pasien baru dan pasien lama. Tujuan dalam tahap ini adalah memvalidasi keakuratan data dan rencana yang telah dibuat sesuai dengan keadaan pasien saat ini. 1. Memberikan salam,menunjukan sikap yang sopan dan ramah serta selalu tersenyum. Ketika pasien datang dan menlakukan pendaftaran perawat gigi yang bertugas sebagai administrasi memberikan senyuman dan salam kepada pasien yang datang dan akan mendaftar contoh : “selamat pagi bapak/ibu (tergantung situasi pada saat itu). 2. Memperkenalkan diri sebagai sorang administrasi.
Setelah mengucapkan salam jangan lupa memperkenalkan diri contoh : “ selamat pagi bapak/ibu,perkenalkan saya sintia apriyanti yang bertugas pada pagi hari ini”. 3. Membina hubungan saling percaya, menunjukkan sikap penerimaan dan komunikasi terbuka. Terciptanya suatu rasa saling percaya antara pasien dengan perawat gigi yang bertugas sebagai administrasi serta perawat gigi yang bertugas menunjukan rasa menerima setiap pasien yang datang dan adanya komunikasi yang terbuka tanpa ada yang ditutup-tutupi. III.Tahap Kerja. Pada tahap kerja perawat gigi yang bertugas sebagai administrasi atau asistensi sudah bisa mulai bekerja untuk mendata setiap pasien yang datang ke klinik. 1.Perawat gigi yang bertugas menjadi administrasi atau asistensi sudah siap melakukan pendataan kepada pasien. Perawat gigi yang bertugas harus sudah siap mendata pasien. Semua alat yang diperlukan seperti pulpen,kartu registrasi sudah harus siap semuanya,jika ad yg menggunakan komputer,komputer juga sudah harus siap digunakan. Tidak boleh didepan pasien baru mempersiapkan segalanya atau pun baru menghidupkan komputer. 2.Perawat gigi yang menjadi administrasi atau asistensi mulai mendata setiap pasien yang datang. Perawat gigi yang bertugas mulai mendata setiap pasien dengan cara menanyakan nama pasien,umur pasien, alamat rumah pasien dan nomer telpon pasien. Jangan lupa juga untuk menanyakan apakah pasien sudah pernah datang ke klinik sebelumnya karena menurut jenis kedatangannya ada dua jenis,yaitu : pasien baru dan pasien lama. Contoh : Pasien baru adalah pasien yang belum pernah berobat atau belum pernah memeriksakan penyakitnya di klinik. 1.Tanyakan kepada pasien apakah pasien tersebut sudah pernah berobat sebelemnya seperti “Apakah bapak/ibu sudah pernah berobat di klinik ini sebelumnya?” 2.Jika pasien mengkatakan belum pernah datang berobat ke klinik barulah perawat gigi yang bertugas mencatat identitas pasien (nama lengkap,umur,alamat rumah, dan nomer telpon) serta membuatkan kartu status yang baru. 3.Setelah semua data yang diperlukan lengkap barulah pasien bisa mendaptkan nomer atrian. Jika perawat gigi yang bertugas sudah memberikan nomer antrian kepada pasien tidak lupa juga perawat gigi memberikan penjelasan bahwa pasien bisa menuju keruang tunggu dan mengantri sesuai dengan nomer antrian yang diperoleh pasien seperti “Baik ini kartu berobatnya, bapak/ibu silahkan langsung menuju ruang tunggu dan mohon menunggu sebentar sesuai dengan nomer antrian”.
4.Pasien pun pergi menuju ruangan tunggu dan perawat gigi yang bertugas pun melanjutkan tugasnya mendata pasien berikutnya. Pasien lama adalah pasien yang sudah pernah berobat sebelumnya atau pasien yang sudah pernah memeriksakan penyakitnya ke klinik. Biasanya pasien lama datang ke klinik untuk menjalani perawatan lanjutan dari penyakitnya tersebut. 1.Tanyakan kepada pasien apakah pasien tersebut sudah pernah datang ke klinik untuk berobat atau belum. Contoh : “Apakah bapak/ibu sudah pernah berobat di klinik ini sebelumnya?”. 2.Jika pasien mengatakan sudah pernah perawat gigi tetap tanyakan nama pasien untuk mencari data pasien baik itu secara manual atau lewat komputer. 3.Perawat gigi sudah menemukan data pasien dan tanyakan kepada pasien apakah pasien sudah membawa kartu berobatnya, contoh : “Baik nama bapak/ibu sudah terdata,apakah bapak/ibu sudah membawa kartu berobatnya?” jika pasien sudah membawa, perawat gigi bisa memberikan nomer antrian kepada pasien. 4.Tetap berikan penjelasan kepada pasien untuk mengantri sesuai dengan nomer antrian, contoh : “Bapak/ibu silahkan langsung menuju ruang tunggu dan mohon menunggu sebentar sesuai dengan nomer antrian”. 5.Pasien pun pergi menuju ruang tunggu dan perawat gigi melanjutkan tugasnya mendata pasien yang lainnya. IV.Tahap Terminasi. Tahap terminasi adalah tahap terakhir. Disini perawat gigi memberikan saran atau arahan, yaitu : 1. Setelah pasien memperoleh nomer antreannya perawat gigi memberikan arahan kepada pasien. Baik itu paisen baru atau pasien lama harus tetap diberika arahan setelah pasien mendapatkan nomer antrean, seperti “ Baik ini nomer antreannya, bapak/ibu bisa langsung menuju keruang tunggu nanti akan ada perawat yang memanggil nomer antrean sesuai dengan urutan” atau bisa juga mengatakan seperti ini “Bapak/ibu ini nomer antreannya sekarang bapak/ibu silahkan menunggu d ruang tunggu nanti akan ada perawat yang menghantarkan bapak/ibu masuk kedalam ruangan”. 2. Perawat yang bertugas menjadi administrasi bisa memberikan saran kepada pasien. Salah satu contoh perawat gigi yang bertugas menjadi administrasi memberikan saran jika pasien mengeluh karena mendapatkan nomer antrean yang lama atau ketika sedang ramai pasien yang berkunjung dan pasien yang mendaftar mengeluh mendapatkan nomer antrean belakang perawat gigi yang bertugas dapat
memberi saran seperti “ maaf sebelumnya bapak/ibu hari ini memang cukup banyak pasien yang datang lain kali bila bapak/ibu tidak ingin mengantri lama bapak/ibu dapat membuat janji dengan dokter yang bersangkutan terlebih dahulu tetapi bapak/ibu juga harus datang tepat waktu bila sudah melakukan janji agar tidak disalip oleh pasien lainnya”. Mata kuliah : Komunikasi Terapeutik. Dosen. :
KOMUNIKASI TERAPEUTIK ADMINISTRASI ATAU ASISTENSI
Nama : Ni Kadek Sintia Apriyanti. NIM : P07125018005. Kelas. : 2A.
JURUSAN KEPERAWATAN GIGI
POLTEKKES KEMENKES DENPASAR TAHUN AJARAN 2018/2019