Diagnosa Keperawatan.docx

  • Uploaded by: Apriyanti
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Diagnosa Keperawatan.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,175
  • Pages: 8


Diagnosa Keperawatan 1. Nyeri Akut b.d agens cedera biologis (mis., infeksi, iskemia, nioplasma) (domain 12, kelas 1, kode diagnosa 00132) Batasan karakteristik :  Bukti nyeri dengan menggunakan standar daftar priksa nyeri untuk pasien yang tidak dapat mengungkapkannya (mis., neonatal infant pain scale, pain assessment checklist for senior with limited ability to communicate)  Keluhan tentang karakteristik nyeri dengan menggunakan standar instrymen nyeri (mis., McGill Pain Questionnaire, Brief Pain Inventory)  Diaforesis  Dilatasi pupil  Laporan tentang prilaku nyeri/ perubahan aktifitas (mis., anggota keluarga, pemberi asuhan).  Ekspresi wajah nyeri (mis., mata kurang bercahaya, tampak kacau, gerakan mata berpencar atau tetap pada satu fokus, meringis).  Mengespresikan prilaku ( mis., gelisah merengek, menangis waspada).  Fokus menyempit (mis., persepsi waktu, proses berfikir, interaksi dengan orang dan lingkungan)  Perilaku distraksi  Fokus pada diri sendiri  Perubahan pada parameter fisiologis (mis., tekanan darah, frekuensi jantung, frekuensi pernafasan, saturasi oksigen, dan end-tidal karbon dioksida [CO2])  Keluhan tentang intensitas menggunakan standar skala nyeri (mis.,skala WongBaker FACES, skala analog visual, skala penilaian numerik)  Perubahan posisi untuk menghindari nyeri  Perubahan selerah makan  Putus asa  Sikap melindungi area nyeri  Sikap tubuh melindungi

Faktor yang berhubungan : 

Agens cedera biologis (mis., infeksi, iskemia, neoplasma)



Agen cederah fisik (mis., abses, amputasi, luka bakar, terpotong, mengangkat berat, prosedur bedah, trauma, olahraga berlebihan)



Agens cedera kimiawi (mis., luka bakar, kapsaisin, metilen klorida, agensmustard).

Interfensi : 

Pasangan akses nasogastrik, vena, subkutan atau spinal, sesuai kebutuhan



Instruksikan pasien dan anggota keluarga mengenai bagai mana cara menggunakan alat PCA



Monitor ketat ada tidaknya depresi pernafasan pada pasien yang beresiko (misalnya., usia lebih dari 70 tahun; riwayat henti nafas saat tidur; penggunaan bersama PCA dengan agen penekan fungsi sistem saraf pusat, obesitas, pembedaan abdomen bagian atas atau pembedahan thorak dan pemberian bolus PCA lebih darai 1 mg; riwayat kerusakan ginjal, hati paru-paru dan jantung)



Instruksikan pasien bagaimana meningkatkan atau menurunkan titrasi dosis, sesuai dengan laju pernafasan, intensitas dan kualitas nyeri.



Dokumentasikan nyeri pasien, jumlah dan frekuensi dosis obat dan respon terhadap pengobatan nyeri dalam catatan perkembangannya.

Hasil kriteria : setelah dilakukan pemeriksaan tindakan keperawatan selama 2x24 jam pasien mampu: 

Pasien sering menunjukkan atau mengenali kapan nyeri terjadi



Pasien kadang- kadang menunjukkan atau mengenali apa yang terkait dengan gejalah nyeri

2.

Hambatan komunikasi verbal b.d gangguan persepsi. (domain :5, kelas :5, kode diagnosa : 00051) Batasan karakteristik :  Defisit penglihatan total  Defisit visual parsial  Disorientasi orang  Disorientasi ruang  Disorientasi waktu  Dispnea  Gagap  Kesulitan dalam kehadiran tertentu  Kesulitan memahami komunikasi  Kesulitan mempertahankan komunikasi  Kesulitan mengekpresikan pikiran secara verbal (mis., afasia, disfasia, apraksia, disleksia)  Kesulitan menggunakan ekpresi tubuh  Kesulitan menggunakan ekpresi wajah  Kesulitan menyusun kalimat  Kesulitan menyusun kata-kata (mis., afonia, dislalia, disatria)  Ketidakmampuan bicara dalam bahasapemberi asuhan  Ketidakmampuan menggunakan ekpresi tubuh  Ketidakmampuan menggunakan ekpresi wajah  Ketidaktepatan verbalisasi  Menolak bicara  Pelo  Sulit Bicara  Sulit mengungkapkan kata-kata  Tidak ada kontak mata  Tidak bicara

 Tidak dapat berbicara

faktor yang berhubungan: 

Defek orofaring



Gangguaan emosi



Gangguan fisiologis (mis., tumor otak, penurunansirkulasi ke otak, sistem muskulokeletal melemah)



Gangguan perkembangan



Gangguan persepsi



Gangguan psikotik



Gangguan konsep diri



Gangguan sistem syaraf pusat



Hambatan fisik (mis,, trakeostomi, intubasi)



Hambatan lingkungan



Harga diri rendah



Kerentanan



Ketiadaan orang terdekat



Ketidak cukupan informasi



Ketidak cukupan stimuli



Ketidak sesuaian budaya



Perogram pengobatan

Interfensi: 

Kenali emosi dan perilaku fisik (pasien) sebagai bentuk komunikasi (mereka)



Sediakan metode alternatif untuk berkomunikasi dengan berbicara (misalnya., menulis di meja, menggunakan kartu, kedipan mata, papan komunikasi dengan gambar dan huruf, tanda dengan tangan atau postur, dan menggunakan komputer).



Monitor proses kognitif, anatomis dan terkait dengan kemampuan berbicara (misalnya., memori pendengaran, dan bahasa).



Modifikasi lingkungan untuk bisa meminimalkan kebisingan yang berlebihan dan menurunkan distres emosi (misalnya., pembatasan kunjungan dan membatasi suara dari alat yanag berlebihan)



Kolaborasi bersama keluarga dan ahli/terapi bahasa patologis untuk mengembangkan rencana agar bisa berkomunikasi secara efektif.



Instruksikan pasien atau keluarga untuk menggunakan proses kongnitif, anatomis dan fisiologi yang terlibat dalam kemampuan berbicara

Hasil kriteria:  Pasien tidak terganggu dalam menggunakan bahasa tertulis  Pasien sedikit terganggu ketika menggunakan bahasa lisan  Pasien cukup terganggu ketika menggunakan foto dan gambar

3.

Mual b.d lingkungan yang tidak menyenangkan ditandai dengan mual (domain 12, kelas 1, kode diagnosa 00134)

Batasan karakteristik: 

Keenganan terhadap makanan



Mual



Peningkatan menelan



Peningkatan salivasi



Rasa asam di dalam mulut



Sensasi muntah

Faktor Yang Berhubungan:

Biofisik 

Ditensi lambung



Gangguan biokimia ( mis., uremia, ketoasidosis diabetik)



Iritasi gastrointestinal



Kehamilan



Labirinitis



Mabuk perjalanan



Meningitis



Peningkatan tekanan intrakranial(TIK)



Penyakit esofagus



Penyakit meniere penyakit pangkreas



Peregangan kapsul hati



Peregangan kapsul limpah



Program pengobatan



Tumor intra abdomen



Tumot terlolalisasi(mis., neuroma akustik, tumor otak, metastasis tulang)

situasinal 

Ansientas



Gangguan psikologis



Rasa makanan/ minuman yang tidak enak



Stimuli lingkungan yang tidak menyenangkan



Stimuli penglihatan yang tidak menyenangkan



Takut

Interfensi : 

Dorong pasien untuk memantau pengalaman diri terhadap mual



Dorong pasien untuk belajar strategi mengatasi mual sendiri



Obserfasi tanda-tanda non verbal dari ketidaknyamanan, terutama pada bayi, anakanak, dan orang-orang yang tidak mampu untuk berkominikasi secara efektif, seperti individu dengan penyakit alzheimer



Identifikasi faktor-faktor yang dapat menyebabkan atau berkontribusi terhadap mual (misalnya, obat-obatan dan prosedur)



Monitor asupan makanan terhadap kandungan gizi dan kalori



Evaluasi dampak dari pengalaman mual pada kualitas hidup (misalnya, nabsumakan, aktivitas, perestasi kerja, tanggung jawab peran dan tidur)

Hasil kriteria: 

Pasien secara konsisten di tunjukan dalam mengenali onsep mual



Pasien sering di tunjukan untuk mendeskripsikan faktor-faktor penyebab



Pasien kadang-kadang di tunjukan untuk mengenali pencetus stimulus ( muntah)

4.

Intoleransi aktivitas b.d tirah baring ( domain 4, kelas 3, kode diagnosa 00154) Batasan karakteristik :  Dispnea setelah beraktivitas  Keletitan  Ketidak nyamanan setelah beraktivitas  Perubhan elektrokardio gram (EKG) (mis., aritrima, atnormalitas konduksi, iskemia)  Respon frekuensi jantung up noramal terhadap aktivitas  Respon tekanan darah up normal terhadap aktivitas

Faktor yang berhubungan:  Gaya hidup kurang gerak  Imobilitas  Ketidak seimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen  Tirah baring

Interfensi :

 Intruksikan pasien dan keluarga mengenai resep yang tepat dan pengobatan diluar tempat pasien dirawat  Instruksikan pasien mengenai perawatan diri pada saat mengalami nyeri dada (minum mitrogliserin suplimual setiap 5 menit selama 3 kali, jika nyeri dada belum hilang, dari pelayanan medis gawat darurat)  Instruksikan kepada pasien dan keluarga mengenai modivikasi vaktor resiko jantung ( misalnya, menghentikan kebiasaan merokok, diet dan olahraga), sebagi mana mestinya.  Monitor toleransi pasien terhadap aktivitas  Berikan dukungan harapan yang realistis pada pasien dan keluarga  Skreining akan adanya kecemasan dan depresi pada pasien sebagai mana mestinya

Hasil Kriteria:  Pasien tidak terganggu saat saturasi oksigen ketika beraktivitas  pasien sedikit terganggu pada frekuensi nadi ketika beraktivitas  pasien cukup terganggu pada vrekunsi pernafasan ketika beraktivitas

Related Documents

Diagnosa
August 2019 49
Diagnosa Diare.doc
May 2020 26
Diagnosa Bru.docx
April 2020 23
Diagnosa Virus
June 2020 22

More Documents from "ESA MUKTIAJI"