KOMTER PADA PASIEN TERMINAL A. Pengertian Penyakit terminal adalah suatu keadaan sakit dimana menurut akal sehat tidak ada harapan lagi bagi orang tersebut untuk sembuh. Keadaan sakit itu dapat disebabkan oleh suatu penyakit atau kecelakaan. Jenis penyakit terminal: penyakit kanker, Chronic Kidney Desease (CKD), Stroke Multiple Sklerosis, Akibat kecelakaan fatal, HIV/ AIDS. B. Tujuan Komter 1. Membantu klien menerima rasa kehilangan 2. Mempertahankan harapan 3. Menghilangkan/ mengurangi rasa kesendirian, takut atau depresi 4. Mempertahankan rasa aman, harkat, dan rasa berguna. C. Kehilangan dan berduka Kematian adalah suatu kejadian alami dan akan dialami oleh semua makhluk hidup. Berduka adalah respon total dari pengalaman emosional dari kehilangan dan dimanifestasikan dalam pikiran, perasaan dan tingkah laku (Kozier and Erb, 2007). D. Respon berduka 1. Denial (Tahap Pengingkaran) Respon dimana klien syok, tidak percaya, mengingkari kenyataan, dan kehilangan. Reaksi fisik yang terjadi: letih, lemah, pucat, mual, gangguan pernafasan, detak jantung cepat, menangis. 2. Anger ( Tahap Marah) Respon klien menolak kenyataan, yang sering diproyeksikan sama oranglain/ dirinya, dengan berprilaku kasar, agresif, menolak pengobatan, menuduh dokter dan perawat tidak kompeten. Reaksi fisik: muka merah, denyut nadi cepat, gelisah, susah tidur, tangan mengepal. 3. Bargaining (Tahap Menawar) Terjadi penundaan kesadaran atas pernyataan yang terjadi dan mencoba membuat kesepakatan secara halus/ terang-terangan seolah-olah kehilangan dapat dicegah. Berupaya untuk tawar menawar dengan memohon kemurahan Tuhan. 4. Depression (Tahap Depresi) Respon dengan klien sering menunjukan sikap menarik diri, kadang bersikap sangat penurut, tidak mau bicara, menyatakan keputusan, rasa tidak berharga, bahkan bisa muncul keinginan bunuh diri. 5. Acceptance (Tahap Menerima)
Respon klien dengan mulai menerima kenyataan dengan mulai memandang ke depan secara bertahap objek/ orang yang hilang mulai dilepaskan.
Jika klien gagal masuk ke tahap ini, akan mempengaruhi kemampuan individu dalam mengatasi perasaan kehilangan selanjutnya. E. Peran Perawat terkait Komunikasi Keperawatan 1) Denial (Tahap Pengingkaran) Pada tahap ini perawat dapat melakukan tehnik komunikasi: Listening: dengarkan apa yang di ungkapkan klien, pertahankan kontak amata dan observasi komunikasi non verbal. Beri keamanan emosional yaitu dengan memberikan sentuhan dan ciptakan suasana tenang. Silent: duduk bersama klien dan mengkomunikasikan minat perawat pada pasien secara non verbal. Menganjurkan klien agar tetap dalam pertahanan dengan tidak menghindar dari situasi seungguhnya. Broad opening: mengkomunikasikan topic/ pikiran yang sedang dipikirkan klien. Perawat perlu waspada terhadap