Ati Sulianty/ASKEB II/2008
Kala III Persalinan
adalah
Periode waktu yang dimulai ketika bayi lahir dan berakhir pada saat plasenta seluruhnya sudah dilahirkan.
Ati Sulianty/ASKEB II/2008
Otot uterus (miometrium) berkontraksi mengikuti penyusutan volume rongga uterus setelah lahirnya bayi
Penyusutan ukuran ini menyebabkan berkurangnya ukuran tempat perlekatan plasenta Ati Sulianty/ASKEB II/2008
Karena tempat perlekatan menjadi semakin kecil,sedangkan ukuran plasenta tidak berubah maka plasenta akan terlipat,menebal & kemudain lepas dari dinding uterus
Ati Sulianty/ASKEB II/2008
MANAJEMEN AKTIF KALA III Tujuan Manajemen Aktif Kala II menghasilkan kontraksi uterus yang lebih efektif 1. Mempersingkat waktu 2. Mencegah perdarahan 3. Mengurangi kehilangan darah
Ati Sulianty/ASKEB II/2008
Oksitosin Merangsang fundus uteri untuk berkontraksi dengan kuat & efektif sehingga dapat membantu pelepasan plasenta dan mengurangi kehilangan darah
Ati Sulianty/ASKEB II/2008
ATONIA UTERI
Ati Sulianty/ASKEB II/2008
Atonia uteri
Adalah Suatu kondisi dimana miometrium tidak dapat berkontraksi dan bila ini terjadi maka darah yang keluar dari bekas implantasi tidak dapat terkendali
Ati Sulianty/ASKEB II/2008
PENDAHULUAN ♠ Kehamilan aterm aliran darah ke uterus sebanyak 500-800 cc/menit ♠ Terjadi atonia ibu dapat mengalami perdarahan sekitar 350-500 cc/menit ♠ Uterus berkontraksi miometrium akan menjepit anyaman pembuluh darah yang berjalan diantara serabut otot Ati Sulianty/ASKEB II/2008
Predisposisi perdarahan pascapersalinan disebabkan atonia uteri ♣ Over distensi uterus (kehamilan) – Polihidramnion – Gemeli – Janin besar (makrosomia)
♣ Kala satu/dua yang memanjang ♣ Persalinan cepat (partus presipitatus) ♣ Persalinan yang diinduksi/dipercepat dengan oksitosin (augmentsi) ♣ Infeksi intrapartum ♣ Multiparitas tinggi ♣ Magnium Sulfat pada pasien preeklampsia/eklampsia
Ati Sulianty/ASKEB II/2008
Tugas baca !!!!! 1. Penatalaksanaan atonia uteri 2. Langkah-langkah penatalaksanaan atonia uteri
Ati Sulianty/ASKEB II/2008
Kompresi Bimanual Internal
Tekanan kuat uterus diantara kedua tangan. Kompresi uterus ini memberikan tekanan langsung pada pembuluh darah yang terbuka (bekas implantasi plasenta di dinding uterus dan juga merangsang miometrium untuk berkontraksi
Ati Sulianty/ASKEB II/2008
uterus ditekan diantara kedua tangan
Ati Sulianty/ASKEB II/2008
Kompresi Bimanual Eksternal Mendekatkan tangan depan dan belakang agar pembuluh darah di dalam anyaman miometrium dapat dijepit secara manual. Menjepit pembuluh darah uterus dan membantu uterus untuk berkontraksi
Ati Sulianty/ASKEB II/2008
Ati Sulianty/ASKEB II/2008
Penatalaksanaan Atonia Uteri Atonia uteri terjadi jika uterus tidak berkontraksi dalam 15 detik setelah dilakukan rangsangan taktil (masase) fundus uteri
Ati Sulianty/ASKEB II/2008
Kompresi Aorta
Ati Sulianty/ASKEB II/2008
RETENSIO PLASENTA
Ati Sulianty/ASKEB II/2008
Dinding Rahim : 2. 3. 4.
Lapisan serosa (lapisan peritonium), diluar Lapisan otot (lapisan miometrium), ditengah Lapisan mukosa (endometrium),didalam
Ati Sulianty/ASKEB II/2008
Endometrium – Merupakan lapisan terdalam tempat ovum menempel. – Selama kehamilan dan persalinan endometrium disebut desidua – Bagian desidua : • Dibawah plasenta (desidua basalis) • Sisanya desidua vera/parietalis
Ati Sulianty/ASKEB II/2008
BATASAN Jika plasenta belum lahir dalam waktu 15 menit,telah diberikan 10 unit oksitosin IM kedua,pengosongan kandung kemih dan dilakukan PTT, plasenta tidak lahir setelah 30 menit bayi lahir.
Ati Sulianty/ASKEB II/2008
SEBAB 1. Plasenta belum terlepas dari dinding rahim karena tumbuh melekat lebih dalam 2. Plasenta sudah terlepas tetapi belum keluar karena atonia uteri dan akan menyebabkan perdarahan yang banyak
Ati Sulianty/ASKEB II/2008
PLASENTA ADHESIVA Melekat pada desidua endometrium lebih dalam
PLASENTA INGKRETA Vili khorialis tumbuh lebih dalam dan menembus desidua sampai ke miometrium Ati Sulianty/ASKEB II/2008
PLASENTA AKRETA Vili khoriolis menembus lebih dalam ke dalam miometrium tapi belum menembus serosa
PLASENTA PERKRETA Vili khoriolis menembus serosa atau peritonium dinding rahim
Ati Sulianty/ASKEB II/2008
Plasenta inkarserata Plasenta sudah lepas tetapi belum keluar karena atonia
Ati Sulianty/ASKEB II/2008
Asuhan Retensio Plasenta Plasenta belum lahir setelah 30 menit 1. Lakukan periksa dalam dengan lembut,jika plasenta ada di vagina kelurkan dengan hati-hati sambil melakukan tekanan dorso kranial
Ati Sulianty/ASKEB II/2008
1. Jika plasenta masih dalam uterus & perdarahan minimal,berikan oksitosin 10 unit IM,pasang infus menggunakan jarum besar (16/18) berikan RL – –
Rujuk Dampingi ibu
Ati Sulianty/ASKEB II/2008
1. Jika plasenta masih dalam uterus & terjadi perdarahan berat,pasang infus menggunakan jarum besar (16/18) berikan RL dengan 20 unit oksitosin – – –
Coba lakukan manual plasenta Bila tidak memenuhi syarat plasenta manual ditempat/tidak kompeten,segera rujuk Dampingi ibu
Ati Sulianty/ASKEB II/2008
Manual Plasenta Plasenta manual adalah tindakan untuk melepas plasenta secara manual (menggunakan tangan) dari tempat implantasinya dan kemudian melahirkannya keluar dari kavum uteri
Ati Sulianty/ASKEB II/2008
PERLUKAAN JALAN LAHIR
Ati Sulianty/ASKEB II/2008
Laserasi serviks dan vagina Menyebabkan : – – – – –
Perdarahan Jaringan parut Infeksi Nyeri saat bersenggama Kematian
Ati Sulianty/ASKEB II/2008
Robekan serviks dan vagina bagian atas dapat terjadi karena : 3. Persalinan lama/macet Apabila serviks terjepit diantara kepala bayi dan simfisis pubis,sisi anterior dapat membengkak,tidak teregang dengan baik,kemungkinan akan ruptur
4. Kelahiran dengan alat/bantuan forsep,ekstraksi vakum,ekstraksi pada bokong sebelum serviks berdilatasi penuh Ati Sulianty/ASKEB II/2008
1. Persalinan Presipitatus Secara spontan atau distimulasi dengan oksitosin
2. Kegagalan serviks untuk berdilatasi karena kelainan kongenital atau jaringan parut akibat luka terdahulu
Ati Sulianty/ASKEB II/2008
Komplikasi Awal 1. Perdarahan Pembuluh darah yang tidak terikat dengan baik.Pastikan bahwa perdarahan tidak berasal dari uterus yang atonik
2. Hematoma Mengumpulnya darah pada dinding vagina yang biasanya terjadi akibat komplikasi luka pada vagina. Terlihat pembengkakan vagina/vulva,nyeri hebat & retensio urine – –
Heting dalam matras Insisi
Ati Sulianty/ASKEB II/2008
1. Retensio urine Maternal harus dianjurkan untuk berkemih,jika tidak bisa kateter. Menghindari ketegangan kandung kemih
2. Infeksi Infeksi saat menjahit robekan, jika infeksi jahitan harus dilepas dan dijahit ulang
Ati Sulianty/ASKEB II/2008
Komplikasi Lanjut 1. Jaringan parut dan stenosis (penyempitan) vagina • •
Nyeri senggama Persalinan macet persalinan berikut
2. Jaringan parut pada serviks 3. Vesiko-vagina,vesiko-serviks/fistula rekto-vagina
Ati Sulianty/ASKEB II/2008
Laserasi Perineum – – –
Perhatikan dan temukan penyebab perdarahan dari laserasi perineum Nilai perluasan laserasi perineum Laserasi diklasifikasikan berdasarkan luasnya robekan
Ati Sulianty/ASKEB II/2008
Derajad Satu – Mukosa vagina – Komisura posterior – Kulit perineum
Tidak perlu dijahit jika tidak ada perdarahan
Ati Sulianty/ASKEB II/2008
Derajad Dua – – – –
Mukosa vagina Komisura posterior Kulit perineum Otot perineum
Dijahit
Ati Sulianty/ASKEB II/2008
Derajad Tiga – – – – –
Mukosa vagina Komisura posterior Kulit perineum Otot perineum Otot sfingter ani
Rujuk
Ati Sulianty/ASKEB II/2008
Derajad Empat – – – – – –
Mukosa vagina Komisura posterior Kulit perineum Otot perineum Otot sfingter ani Dinding depan rektum
Rujuk
Ati Sulianty/ASKEB II/2008