KOMA ( KESADARAN MENURUN ) KOMISI RESUSITASI PEDIATRIK UKK PEDIATRI GAWAT DARURAT IKATAN DOKTER ANAK INDONESIA
KOMA (YUNANI)
:
PATOLOGI :
TIDUR YANG DALAM PENYAKIT, CEDERA, KERACUNAN
GANGGUAN FUNGSI OTAK HEMISFER, ARAS (ASCENDING RETICULAR ACTIVATING SYSTEM)
Derajat Gangguan Status Mental
1. Komposmentis 2. Obtundasi (apatis) 3. Letargi (somnolent) 4. Stupor (sopor) 5. Koma
Skala Koma Glasgow (4 – 15 tahun) Aktifitas
Nilai
Skala Koma Anak (< 4 tahun) Aktifitas
Nilai
Buka mata
10
Buka mata
10
Motorik
21
Motorik
21
Lisan
15
Lisan
15
Modifikasi Skala Koma pada Bayi Aktifitas
Respons
Nilai
Buka mata
Spontan Karena suara Karena nyeri Tidak ada
4 3 2 1
Motorik
Menurut perintah Lokalisasi nyeri Menarik karena nyeri Fleksi karena nyeri Ekstensi karena nyeri Tidak ada (flasid)
6 5 4 3 2 1
Lisan
Terorientasi Kacau/bingung Kata-kata tidak tepat Suara tidak khas Tidak ada
5 4 3 2 1
Respons Lisan pada Bayi 1 Bulan
1 2 3 4 5
Tidak ada Menangis kuat Menangis spontan Menangis bila bola mata disentuh Suara ditenggorok
2 Bulan
1 2 3 4 5
Tidak ada Menangis karena rangsang Menutup mata karena cahaya Tersenyum bila dibelai Mengoceh, huruf hidup
Respons Lisan pada Bayi 3 Bulan
1 2 3 4 5
Tidak ada Menangis karena rangsang Melihat lingkungan Tersenyum karena suara Tertawa kecil (terkekeh)
4 Bulan
1 2 3 4 5
Tidak ada Menangis karena rangsang Menoleh ke arah suara Tersenyum spontan dan tertawa Vokalisasi huruf hidup jelas
Respons Lisan pada Bayi 5 – 6 Bulan
1 Tidak ada 2 Menangis karena rangsang 3 Lokalisasi suara 4 Mengenal anggota keluarga 5 Mengoceh terhadap orang atau mainan
7 – 8 Bulan
1 2 3 4 5
Tidak ada Menangis karena rangsang Mengenal suara dan keluarga Mengoceh Ba - Ma - Da
Respons Lisan pada Bayi 9 – 10 Bulan
1 2 3 4 5
Tidak ada Menangis karena rangsang Mengenal suara dan keluarga Mengoceh Mama , dada
11 – 12 Bulan
1 2 3 4 5
Tidak ada Menangis karena rangsang Mengenal , tersenyum Mengoceh Kata–kata , terutama mama
Riwayat Penyakit Umur anak Kejadian yang segera mengikuti timbulnya koma Kecepatan terjadinya koma Riwayat kesehatan: penggunaan obat, penyakit kronik,penyakit sekarang, panas, riwayat gizi, riwayat psikiatri, riwayat tumbuh kembang
Riwayat Penyakit Riwayat sakit kepala, kejang, kehilangan kesadaran, penyakit saraf lainnya Riwayat keluarga: kelainan kongenital, kontak dengan penyakit menular Perincian mengenai kejadian kecelakaan (apabila ada) dan riwayat transportasi
Pemeriksaan Fisik
Mata : Terbuka, tertutup, 1/2 tertutup Kejang Asimetri Tremor, mioklonus, asteriksis Halusinasi Koreo-atetosis, distonia Dekortikasi Deserebrasi
Penyakit penyebab koma pada anak
Hipoksia Cedera otak iskemik setelah gagal napas dan sirkulasi
Kejang epileptik Trauma Perdarahan intra kranial Pembengkakan otak
Penyakit penyebab koma pada anak
Infeksi Meningitis Ensefalitis
Keracunan Narkotik / barbiturat / organofosfat
Metabolik Gagal ginjal, gagal hati Reye's syndrome Hipoglikemia, diabetes, hipotermia, hiperkapnia
Penyakit penyebab koma pada anak Lesi vaskular Perdarahan Malformasi arteriovenous Trombosis arteri atau vena
Hipertensi
I C P (↑) → Edema serebri
(akut)
→ Hematoma → Obstruksi CSF
Tahap awal
:
Tahap lanjut
:
Vol CSF (↓) Vol Vena (↓) CPP MAP ICP
CBF (normal) = 50 ml/100 g/menit CBF (↓) → < 20 ml/100 g/menit → Iskemia otak,
Herniasi
(↓) (↓) (↑)
CPP = MAP ICP
Central Syndrome Otak tertekan ke arah foramen magnum Herniasi tonsila serebeli Kaku kuduk Denyut nadi lambat Tekanan darah naik Napas ireguler → Apnu ← (terminal)
Uncal Syndrome Otak tertekan kearah celah tentorial Herniasi unkus (Bagian girus hipokampus) Unilateral - Saraf III - Dilatasi Pupil (IP) Palsi okulomotor - gerak ke lateral Hemiplegia kiri/kanan - keduanya
Herniasi Otak
Penatalaksanaan ABC Cegah cedera otak sekunder Hipoksia, iskemia, hipoglikemia, infeksi Cegah peningkatan ICP
Airway Jalan napas dibuka Jaga agar cukup terbuka
Breathing Oksigen aliran tinggi, Intubasi, Ventilator Napas tak adekuat Refleks batuk, muntah Anak tidak responsif Tanda-tanda herniasi
Circulation
Buka jalur IV
Atasi syok (bila ada) Restriksi cairan (2 ml/kg/jam) Terapi hipertensi
Periksa gula darah : bedside stick Hipoglikemia ( < 50 mg % ) → glukosa 10 %
5 ml/kg Skala AVPU (Alert, R. Voice, R.Pain, Unresponsive) Perhatian tanda-tanda herniasi Periksa Pupil (Pinpoint → Naloxone test) Rash purpura - antibiotik Ambil kultur darah Pemeriksaan lain
Perhatian khusus pada riwayat Trauma Riwayat epilepsi Keracun Penyakit kronis (ginjal, jantung, diabetes) Makan / minum terakhir Perjalanan luar negeri (baru)
Koma Perlahan Infeksi (meningitis ensefalitis) Gangguan metabolik ( Reye's.s) Lesi massa
Koma Mendadak Epilepsi Keracunan Gangguan vaskular (jarang pada anak)
Tanda-tanda peningkatan ICP Refleks okulosefalik abnormal, jangan dilakuan
Refleks okulosefalik abnormal, jangan dilakuan pada pasien cedera leher. apabila kepala diputar ke kiri atau ke kanan, maka pada keadaan normal mata bergerak berlawanan dengan gerakan kepala; pada keadaan abnormal maka gerakan tidak ada atau kacau. apabila kepala dianggukkan (fleksi), pada keadaan normal terjadi deviasi mata ke atas, apabila tidak ada reaksi kemungkinan karena peningkatan ICP.
Tanda-tanda peningkatan ICP
Postur abnormal
dekortikasi (lengan fleksi, tungkai ekstensi) deserebrasi (lengan ekstensi, tungkai ekstensi). Kadang-kadang postur ini didapat dengan rangsangan nyeri. Reaksi pupil abnormal - dilatasi unilateral atau bilateral mungkin disebabkan peningkatan ICP
Tanda-tanda peningkatan ICP Pola napas abnormal : ada beberapa macam
pola napas yang dapat terjadi pada peningkatan ICP. Pola ini sering berubah-ubah mulai dari hiperventilasi sampai nafas Cheyne -Stokes hingga apnu. Trias Cushing : nadi lambat, tekanan darah naik, dan pola napas abnormal merupakan gejala lanjut peningkatan ICP.
Pola Respirasi Pernapasan Cheyne - Stokes Hiperventilasi nerologik sentral Pernapasan apneustik Pernapasan cluster Pernapasan ataksik
Pola Respirasi
(Plum F and Posner JB. The Diagnosis of Stupor and Coma, 3rd Ed Philadelphia,FA Davis 1980)
EW = Nukleus Edinger Westfall; MLF = Medial Longitudinal Fasciculus
Pemeriksaan Nerologi Lanjutan 1. Mata :
Ukuran pupil & reaksinya Funduskopi : perdarahan, edema papil Deviasi mata, konyugasi Refleks gerak okuler
2. Nilai ulang postur & tonus 3. Refleks tendon dan reaksi plantar 4. Nilai ulang GCS
Obati yang dapat diobati Fungsi kardiovaskuler stabil, diidentifikasi : Hipoglikemia Keracunan opium Diabetes Septisemia meningokokus
Pemantauan Laju dan irama nadi Laju dan pola napas Suhu badan Pulse oximetry Tekanan darah Keseimbangan cairan Skala koma Foto toraks
Pemeriksaan Pendahuluan Glukosa Elektrolit Ureum Kalsium, magnesium, Fosfat Darah tepi lengkap Biakan darah Analisis gas darah
Ikhtisar Perubahan Pupil Ukuran dan reaksi pupil Kecil reaktif
Fix dan pinpoint Fix ukuran medium
Penyebab Gangguan metabolik Lesi medula Gangguan metabolik Keracunan narkotik / barbiturat / organofosfat Lesi Mid - brain
Ukuran dan reaksi pupil Fix dilatasi
Penyebab Hipotermia Hipoksia berat Barbiturat (gejala
lanjut) Selama dan pasca kejang Obat antikolinergik
Dilatasi unilateral
Herniasi tentorial
Lesi ipsilateral yang meluas cepat
Pemeriksaan Fisik Umum 1. Kulit: ruam, perdarahan, cedera, sindrom,
nerokutaneus 2. Kulit kepala : tanda-tanda cedera 3. Telinga dan hidung a). Perdarahan atau peradangan b). Tanda-tanda otitis media 4. Leher : lembek, kaku atau miring 5. Bau busuk : kelainan metabolik atau keracunan
Investigasi lebih lanjut yang diperlukan ialah :
"Toxicology screen" Enzim-enzim hati Amoniak darah “Metabolic Screen" urine Foto - toraks CT - Scan Hapusan darah untuk parasit
Pungsi lumbal kontraindikasi sampai ada konsultasi nerologik
Meningitis Bakteri
Koma Mengantuk (hilangnya kontak mata) Rewel (irritability) dan tidak mudah ditenangkan orang tua Nafsu makan buruk Demam yang tak jelas sebabnya Kejang-kejang dengan atau tanpa demam Serangan apnu atau sianosis Ruam purpura Kaku kuduk, fotofobia, sakit kepala, muntah-muntah, ubun-ubun besar menonjol
Kontra Indikasi Relatif Pungsi Lumbal Kejang lama atau fokal Gejala nerologik fokal, misalnya gerakan dan refleks anggota badan yang asimetri, kelumpuhan bola mata Ruam purpura yang luas pada anak sakit. Dalam hal ini pemberian sefotaksim intravena segera setelah pengambilan darah biakan Dilatasi pupil
Kontra Indikasi Relatif Pungsi Lumbal Refleks okulosefalik terhambat (Doll's eye
reflexes) Postur atau gerakan abnormal : deserebrasi atau dekortikasi, atau gerakan anggota badan yang berputar-putar Denyut nadi rendah, tekanan darah naik, respirasi ireguler (misalnya : tanda akan terjadi herniasi otak) Kelainan koagulasi Edema papil