Klumpke.pptx

  • Uploaded by: RirinAstikaSari
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Klumpke.pptx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,333
  • Pages: 30
Kasus Cedera Plexus Brachialis

DEWI NURPRATIWI PO 71. 4. 241.16. 1. 010 Poltekkes Kemenkes Makassar Jurusan Fisioterapi D.IV TK. III A

Plexus Brachialis A. Pengertian adalah anyaman (Latin: plexus) serat saraf yang berjalan dari tulang belakang C5-T1, kemudian melewati bagian leher dan ketiak, dan akhirnya ke seluruh lengan (atas dan bawah). Serabut saraf yang ada akan didistribusikan ke beberapa bagian lengan. B. Asal Saraf Plexus brachialis dimulai dari lima rami ventral dari saraf spinal. Rami (tunggal: ramus yang berarti "akar") akan bergabung membentuk 3 trunkus yaitu: trunkus superior (C5 dan C6), trunkus inferior (C7) dan trunkus medialis (C8 dan T1). Setiap trunkus akan bercabang membentuk dua divisi yaitu divisi anterior dan divisi posterior. Enam divisi yang ada akan kembali menyatu dan membentuk fasciculus. Tiap fasciculus diberi nama sesuai letaknya terhadap arteri axillaris. • Fasciculus posterior terbentuk dari tiga divisi posterior tiap trunkus. • Fasciculus lateralis terbentuk dari divisi anterior trunkus anterior dan medalis. • Fasciculus medalis adalah kelanjutan dari trunkus inferior.

Plexus Brachialis

Plexus Brachialis C. Percabangan

3 Cabang dari ramus • Nervus dorsalis scapulae berasal dari ramus C5, mempersarafi otot rhomboideus major dan minor serta otot levator scapulae. • Nervus ke subclavius berasal dari ramus C5 dan C6, mempersarafi otot subclavius. • Nervus thoracicus longus berasal dari ramus C5, C6, dan C7, mempersarafi otot serratus anterior. 1 Cabang dari trunkus Nervus suprascapularis berasal dari trunkus superior, mempersarafi otot supraspinatus dan infraspinatus.

Plexus Brachialis 3 Cabang dari fasciculus lateralis[ • Nervus pectoralis lateralis mempersarafi otot pectoralis major dan otot pectoralis minor. • Nervus musculocutaneus berasal dari C5 dan C6, mempersarafi otot coracobrachialis, otot brachialis, dan otot biceps brachii. Selanjutnya cabang ini akan menjadi nervus cutaneus lateralis dari lengan atas. • Cabang lateral nervus medianus memberikan cabang C5, C6, C7 untuk nervus medianus. 5 Cabang dari fasciculus posterior • Nervus subscapularis superior mempersarafi otot subscapularis. • Nervus thoracodorsalis mempersarafi otot latissimus dorsi. • Otot sibscapularis superior mempersarafi bagian bawah otot subscapularis dan otot teres major.

Plexus Brachialis • Nervus axillaris mempersarafi otot deltoideus, otot ters minor, sendi bahu, dan kulit di atas bagian inferior deltoideus. • Nervus radialis o mempersarafi otot triceps brachii, otot anconeus, otot brachioradialis dan otot ekstensor lengan bawah. o mempersarafi kulit bagian posterior lengan atas dan lengan bawah. o merupakan saraf terbesar dari plexus.

Plexus Brachialis 5 Cabang dari fasciculus medialis • Nervus pectoralis medialis berasal dari C8 dan T1, mempersarafi otot pectoralis major dan otot pectoralis minor. • Cabang medial nervus medianus memberikan cabang C8 dan T1 untuk nervus medianus. • Nervus cutaneus brachii medialis mempersarafi kulit sisi medial lengan atas. • Nervus cutaneus antebrachii medialis mempersarafi kulit sisi medial lengan bawah. • Nervus ulnaris mempersarafi satu setengah otot fleksor lengan bawah dan otot-otot kecil tangan, dan kulit tangan di sebelah medial.

Kasus Cedera Plexus Brachialis

Erb’s Palsy

A. Pengertian Erb’s paralysis adalah kelumpuhan pada lengan yang disebabkan oleh adanya cedera pada kelompok saraf lengan atas, khususnya C5C6 yang merupakan bagian dari plexus brachialis, cidera ini menyebabkan kelemahan dan kelumpuhan pada otot deltoid, otot biceps brachii, otot brachialis dan otot brakhioradialis, kadang juga mengenai otot supraspinatus dan otot infraspinatus, sehingga lengan atas berada dalam posisi ekstensi, adduksi, internal rotasi dan lengan bawah tampak posisi ekstensi dan pronasi (Sidharta, 1988).

Kasus Cedera Plexus Brachialis B. Etiologi Erb’s paralysis biasanya terjadi karena trauma persalinan , dimana saat proses persalinan terjadi peregangan pada plexus brachialis secara berlebihan bahkan sampai cidera. Cedera traksi pada plexus brachialis terjadi selama persalinan yang sulit, menurunkan bahu dengan gerakan yang berlawanan dengan kemiringan tulang belakang menyebabkan peregangan pada akar saraf servikal (C5,C6,C7) dari plexus brachialis (Abbottabad, 2006). Penyebab lain dari kondisi erb’s paralysis adalah lamanya proses persalinan, pinggul yang sempit atau ukuran bayi yang terlalu besar sehingga menyebabkan bayi sulit untuk keluar dan pelvis ibu dapat menekan plexus brachialis.

Kasus Cedera Plexus Brachialis C. Tanda dan Gejala Klinis Erb’s Paralysis Posisi lengan pada posisi ekstensi, adduksi sendi shoulder, ekstensi dan supinasi sendi elbow dan dorsi fleksi sendi wrist. Atrofi bahkan kotraktur pada otot supraspinatus, otot infraspinatus, otot biceps, otot brachialis, dan otot brachioradialis jika tidak mendapatkan penanganan seawal mungkin (Kimberly, 2009). Gejala Klinis menurut Foster yaitu: nyeri, terutama pada leher dan bahu, paresthesia dan disesthesia,lemah tubuh atau terasa berat menggerakkan ekstremitas dan denyut nadi menurun akibat cedera vaskuler mungkin terjadi bersamaan dengan cedera traksi.

Kasus Cedera Plexus Brachialis D. Pemeriksaan FT I. ANAMNESIS Nama Umur Alamat Agama Jenis Kelamin

Anamnesis Umum : Roy Kiyosi : 5 Bulan : Jalan Pacerakkang Permai : Islam : Laki-laki

Anamnesis Khusus Keluhan Utama (KU) : Lengan bayi tidak dapat di gerakkan Letak keluhan : Lengan sisi dextra Kapan terjadi : Sejak lahir RPP : Saat dilahirkan ukuran bayi besar sedangkan panggul ibu sempit sehingga bayi susah keluar, sehingga harus dibantu dengan forcep, setelah beberapa bulan tangan bayi yang sebelah kanan tidak dapat bergerak seperti tangan sebelahnya.

Kasus Cedera Plexus Brachialis II. INSPEKSI • Statis : Lengan sisi dextra tidak pernah bergerak, lunglai dengan posisi bahu endorotasi, siku lurus, dan wrist joint selalu dengan posisi fleksi • Dinamis : Bayi tidak dapat mempertahankan posisi lengannya pada saat di gerakkan seperti diberikan mainan lalu memegang mainan tersebut namun tidak dapat mengangkat mainan untuk didekatkan kemulutnya. III. TES ORIENTASI / QUICK TEST Dengan memberikan mainan bunyi-bunyian atau yang berwarna diatas tangan kanan, bayi tidak dapat meraihnya dengan tangan kanan, sebaliknya tangan kiri yang aktif untuk meraih mainan tersebut. IV. PALPASI Yang perlu di palpasi adalah untuk tonus ototnya hasilnya tidak ada tonus otot pada lengan dextra berbeda dengan lengan sinistra. V. PEMERIKSAAN FUNGSI DASAR Tidak dapat di lakukan karna bayi tidak dapat menerima instruksi dari fisioterapis

Kasus Cedera Plexus Brachialis VI. PEMERIKSAAN SPESIFIK A. Pemeriksaan reflex primitive • Reflex Moro (lahir sampai usia 5-6 bln) Ada beberapa cara untuk membangkitkan reflex tersebut (Walker 1976, Garmstrop, 1985) sebagai berikut: dengan memberikan suara yg keras atau hentakan pada tempat tidur dikedua sisi bayi (Walker, 1976, Garmstrop, 1985). Hasil: lengan kanan yang tidak memberikan refleks yang diinginkan. • Snout refleks ( lahir – 1 thn) Cara: Ketuk/usap pada bibir dengan jari tangan Reaksi: Ada kerutan di bawah bibir Hasil: Normal • Tonick neck refleks (lahir- 2,3 bln) Cara: Lying, jangan menangis, putar kepala bayi ke satu sisi . Reaksi: Tangan & kaki ekstensi searah putaran kepala disertai fleksi lutut kontralat. Hasil: Ada gangguan pada lengan kanan (respon lambat)

Kasus Cedera Plexus Brachialis • Refleks Palmar GASP Pelaksanaan: Fisioterapis menggunakan jari telunjuk menyentuh sisi bagian luar tangan ke bagian telapak tangan secara cepat dan hati-hati Hasil: Normal Lengan dekstra: Positif Lengan sinistra: Positif B. Tes Sensorik Fisioterapi memberikan cubitan pada daerah lengan kanan hasilnya bayi tidak merasakan apa-apa atau tanpa respon menangis.

C. Tes Tonus otot Teknik palpasi: Palpasi pada lengan kanan hasilnya hipotinus, dibandingkan dengan yang kiri Teknik gerakan pasif: Fisioterapis menggerakkan lengan cepat, hasilnya tidak ada tahanan gerak (Hipotonus VII. DIAGNOSIS Gangguan fungsional lengan dextra akibat lesi atau injuri pleksus Brachialis C5-C6 (Erb’s Palsy)

Kasus Cedera Plexus Brachialis VIII. PROBLEMATIK FISIOERAPI • Anatomi impairtment Paralisis lengan atas dan lengan bawah, terjadi arm supinasi wrist dan fingers flexed, soft tissue contracture dan hilangnya sensasi • Activity limitation Bayi kesulitan menggerakan lengan dan merubah posisi terlentang ke tengkurap • Participation retriction Sulit beradaptasi dengan orang tuanya. IX. PLANNING • Tujuan Utama FT yaitu memastikan kondisi optimal untuk recovery of motor function. Untuk mempercepat regenerasi alami pada control motorik ajarkan kegiatan sederhana seperti menggengam • Mencegah kontraktur jaringan lunak, utamanya scapulohumeral adhesion • Mencegah kontraktur jaringan lunak yang controversial • Melancarkan peredaran darah • Menambah kekuatan otot • Mengajarkan fungsi lengan • Mendegah kecacatan yang mungkin muncul

Kasus Cedera Plexus Brachialis X. INTERVENSI FISIOTERAPI A. Positioning. Tujuan: Edukasi untuk orang tua pasien agar dapat dilakukan di setiap saat. Fisioterapis mengajarkan ke orang tua cara menggendong dan pada saat membaringkan anaknya. Pada saat membaringkan anaknya agar lengan diposisikan ke supinasi dan eksternal rotasi shoulder memberikan bantal atau boneka di bawah ketiak dan di samping lengan apakah pasien pada saat istirahat atau tidur. Mendidik orang tua untuk mengamati kepala anaknya, agar selalu pada posisi garis pertengahan, karena rawan posisi kepala ke salah satu sisi. Pada saat digendong atau menyusui Jangan biarkan lengan menjuntai, Orang tua dapat menjaga siku tertekuk dan di atas dada tetapi tidak untuk jangka waktu yang lama (menyusui di kedua sisi)

Kasus Cedera Plexus Brachialis B. Latihan aktif dan pasif. - Untuk bayi 0-6 minggu • Bahu eksorotasi, abduksi (jangan melebihi 30° dan scapula difiksasi)

• Siku fleksi – ekstensi. Lengan bawah supinasi (hati-hati jangan sampai dislokasi kaput radii)

Kasus Cedera Plexus Brachialis • Wrist dan jari-jari fleksi dan ekstensi

-Untuk bayi 3 bulan • Memberi stimulasi taktil • Membawa lengan dan tangan ke lapang pandang • Memberi gelang yang berbunyi pada lengan yang lesi • Untuk bayi 6 bulan • Fasilitasi perkembangan sesuai usia • Latihan penguatan lengan dengan aktif bermain • Latihan menumpu • Stimulasi - Untuk anak 4 – 12 tahun. Fisioterapi berhenti. Home proggrame untuk maintance.

Kasus Cedera Plexus Brachialis C. Massage • Tujuan umum: • Meningkatkan berat badan • Meningkatkan pertumbuhan • Meningkatkan daya tahan tubuh • Meningkatkan konsentrasi bayi dan membuat bayi tidur lebih lelap • Membina ikatan kasih sayang orang-tua dan anak (bonding) • Meningkatkan produksi ASI • Tujuan khusus: Pemanasan sebelum dilatih • Dosis: Tiap Hari pada Seluruh badan D. Senam bayi • Tujuan: Merangsang tonus otot, mencegah kontraktur • Dosis :Tiap Hari pada Seluruh badan E. Latihan menumpu F. Fasilitasi perkembangan susuai usia G. Electrical Stimulation H. Pesan orang tua

Kasus Cedera Plexus Brachialis I. Splinting Splinting adalah tindakan untuk mempertahankan sebagian atau seluruh bagian anggota gerak dalam posisi tertentu dengan alat. Splingting lazim digunakan untuk imobilisasi patah tulang, diskolasi (sendi yang bergeser) dan juga cedera jaringan lunak disekitar sendi.

Kasus Cedera Plexus Brachialis

Klumpke Palsy A. Definisi Yaitu kelumpuhan bagian-bagian tubuh yang disarafi oleh cabang C8-Th 1 dari fleksus brakialis.Kerusakan ini menyebabkan kelemahan lengan dan otot-otot fleksor pergelangan, sehingga gejala yang tampak adalah telapak tangan tidak dapat mengepal.Penanganan pada kerusakan fleksus ini adalah dengan melakukan fisioterapi. Kerusakan fleksus ini akan sembuh dalam waktu 3-6 bulan. Klumpke`s Palsy adalah paralysis pada otot – otot flexor wrist dan jari – jari juga otot – otot kecil yang ada di tangan pada bayi yang disebabkan oleh kerusakan sistem saraf tepi shoulder dari C7 dan Th1 atau berada pada plexus brachialis bagian inferior dengan derajad yang berubah – ubah akibat dari strecth dan distrecth selama proses melahirkan.

Kasus Cedera Plexus Brachialis B. Etiologi • Lamanya proses persalinan • Obesitas • Diabetes • Fraktur costa 1 • Prematur • baby size • Strecth & Distrecth • Pervic ibu yang terlalu sempit • Proses persalinan yang forcept • Kontraktur otot pelvic

Kasus Cedera Plexus Brachialis C. Patofisiologi

1. Tipe kerusakan saraf Extraction (Saraf tertarik / tercabut, Seluruh saraf keluar dari selubung) Ruptur (Saraf tertarik / tercabut, Seluruh saraf tetap di dalam selubung) Neuroma (Saraf tertarik, Saraf tdk dapat menghantarkan impuls pd lengan dan tangan, Proses penyembuhan berupa adanya serabut- serabut) Praxis ( Saraf hanya tertarik tidak tercabut, Saraf dapat sembuh dengan sendiri) 2. Derajat kerusakan saraf

Neuropraxia : Paling ringan, Akson dan sell tdk rusak, tdk terjadi degenerasi saraf, Paralisis sementara, Menghilang seiring hilangnya tekanan) Axonotmesis : Kerusakan pada akson, Selubung myelin utuh, Terjadi proses degenerasi) Neuronotmesis : Paling berat, Kerusakan akson dan selubung myelin, Terjadi proses degenerasi)

Kasus Cedera Plexus Brachialis 3. Strecth & Distrecth Injury / traumatic Plexus Brachialis C7 dan T1 • Lesi Motorik : Kekuatan otot menurun • Otot Flexor wrist dan jari-jari III-V, Abduktor jari V. Deformitas • Lesi Sensoris : Paralisis, Atrofi, Anestesi) • Otot Flexor carpi ulnaris, Flexor policis brevis, Abduktor digiti V, Abduktor policis, Apponens digiti V, Flexor digiti V, Flexor digitorum profunda III-V, Interosseus dorsalis, Lumbrikalis. Deformitas.

D. Manifestasi Klinis • • • • •

Gangguan Sensoris Gangguan Motorik Gangguan Fungsional Pembatasan Gerak Paralisis dan Atrofi

Kasus Cedera Plexus Brachialis E. Problematik • Paralisis pada daerah yang di syarafi • Atrofi otot – otot lengan/otot – otot kecil pada tangan dan otot flexor pergelangan tangan sehingga terjadi clow hand • Potensi kontraktur dan munculnya jaringan fibros • Penurunan kekuatan otot • Penurunan LGS

F. Pemeriksaan FT A. Anamnesis Pasien datang dengan keluhan belum bisa rolling dan pertumbuhan yang lambat. Kondisi anak mengalami tumbuh kembang dan lahir dengan kondisi premature dan mengalami sungsang saat melahirkan dalam proses persalinan. Keluhan lain kekakuan di bagian pergelangan tangan dan jari dimana kondisi ini sudah terlihat sewaktu penderita berumur 3 bulan dan umur sekarang 6 bulan.

Kasus Cedera Plexus Brachialis B. Pemeriksaan Fisik dan Penunjang  Pemeriksaan Fisik 1. Inspeksi • Fleksi siku lengan • Ketegangan pada pergelangan tangan, jari dan lengan 2. Palpasi • Adanya ketegangan di sekitar wrist • Forearm ikut tegang 3. Jari tangan tegang • Tes Pasif • Keterbatasan pada fleksi lengan • Keterbatasan pada pergelangan tangan

C. Pemeriksaan Penunjang Tidak perlu pemeriksaan penunjang, kecuali diagnose berubah.

Kasus Cedera Plexus Brachialis D. Diagnosa a) Struktur tubuh dan fungsi • Kekakuan di sekitar wrist • Forearm menjadi kaku • Tangan dan jari tegang • Pola flexi region wrist b) Keterbatasan Aktivitas Keseharian (ADL) • Rolling • ATNR • STNR c) Partisipasi Restriksi • Gangguan aktivitas sehari-hari • Lengan, siku dan jari tangan menjadi kaku. d) Diagnosa Berdasarkan ICF Adanya kekakuan di sekitar wrist, forearm, tangan dan jari tangan dan pola flexi di regio wrist, tangan dan jari tangan.

Kasus Cedera Plexus Brachialis E. Penatalaksaan Terapi 1. Tujuan • Optimalkan perkembangan sensomotorik • Mencegah kontraktur sendi siku dan pergelangan tangan 2. Prinsip Terapi • Mengurangi nyeri • Optimalkan gross motor finger • Fine motor finger perlu ditingkatkan • Mengurangi ketegangan otot pergelangan tangan • Forearm • Tangan dan jari perlu dilemaskan • Stimulasi tactile dan proprioceptive pergelangan tangan 3. Edukasi • Melatih memegang benda • Melepaskan benda dengan tangan 4. Kriteria Rujukan • Dokter spesialis Anak • Fisioterapi

Kasus Cedera Plexus Brachialis F. Prognosis Prognosis akan membaik dengan deteksi sedini mungkin pada kasus penyakit klumpke, dimana kondisi umur 6 bulan dengan pemprograman fisioterapi. Prognosis akan memburuk apabila kelumpuhan pada plexus brachialis mengakibatkan perubahan deformitas dan kontraktur pada sendi pergelangan tangan, siku dan jari tangan.

Sekian & Terima Kasih

More Documents from "RirinAstikaSari"