MAKALAH SEJARAH SISTEM KLASIFIKASI GANGGUAN JIWA
Disusun Oleh : 1. Ain Luthfiyatul Muniroh
(201860006)
2.
Veren Aurellia Leonita
(201860017)
3.
Umi Aenun Nisa
(201860021)
4.
Fadia Wafiq Azizah
(201860025)
5.
Rayma Wias Sari
(201860032)
6.
Lutfiana Dwi Nurjanah
(201860035)
7.
Anny Yuliani
(201860040)
8.
Fida Febriyanti
(201860045)
9.
Venny Ariyanti
(201860048)
10. Rizka Anif Maghfiroh
(201860049)
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MURIA KUDUS 2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia- Nya, sehingga makalah
yang berjudul tentang “SEJARAH SISTEM KLASIFIKASI DAN
GANGGUAN JIWA” ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Makalah ini tidak luput dari kesalahan. Kami sangat mengharapkan kritik dan saran untuk memperbaiki kesalahan yang ada.Kami mengucapkan terima kasih pada dosen pembimbing mata kuliah Dasar-dasar psikologi yang telah memberikan arahan dan bimbingannya selama kami mengikuti mata kuliah tersebut.Sekian dan terima kasih.
Kudus, 23 November 2018
Penulis
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Abnormalitas atau yang disebut juga perilaku abnormal adalah suatu bentuk perilaku yang maladaptif. Ada juga yang menyebutnya mental disorder, psikopatologi, emotional discomfort, mental illness (penyakit mental), ataupun insanity. Perilaku abnormal merupakan suatu istilah yang terutama banyak berkembang di Amerika Serikat, yang timbul karena masyarakat negara tersebut lebih berdasarkan ilmu pengetahuan, sikap hidup, dan umumnya pemikiran pada mahzab perilaku (behaviorisme). Sedangkan, istilah psikopatologi merupakan istilah yang paling populer dimasa lalu, ketika pusat ilmu pengetahuan berada si daratan Eropa, yang disebut juga bermahzab mental. Orang Eropa daratan (continental) lebih melihat aspek dalam (inner) dari perilaku itu, sehingga perilaku yang menyimpang biasanya dipandang sebagai akibat dari gangguan atau penyakit jiwa tertentu. Orang-orang Amerika lalu, lebih melihat aspek perilaku yang berada diluar individu (over behavior) yang mereka anggap lebih penting dari pada aspek dalam kepribadian (inner personality). B. RUMUSAN MASALAH 1. Sejarah sistem klasifikasi gangguan jiwa C. TUJUAN 1. Dapat mengidentifikasikan secara singkat sejarah sistem klasifikasi gangguan jiwa
BAB II PEMBAHASAN 1. Sejarah Sistem Klasifikasi Gangguan Jiwa Klasifikasi yang paling populer digunakan orang adalah klasifikasi gangguan yang dikemukakan oleh American Psychiatric association (APA) pada tahun 1952 yang akhirnya pada tahun 1992 telah berhasil melahirkan Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder IV (DSM-IV), setelah mengalami tiga kali revisi sejak tahun 1979. Di Indonesia, pemerintah telah berhasil melahirkan klasifikasi gangguan kejiwaan yang memuat gangguan kejiwaan yang disebut PPDGJ atau Pedoman Penggolongan Diagnostik Gangguan Jiwa, yang saat ini telah secara resmi digunakan adalah PPDGJ. Dalam DSM IV terdapat lima aksis gangguan. Dari lima aksis gangguan tersebut, terdapat dua aksis yang penting bagi kalangan psikologi sebagai berikut: Aksis I: Gangguan Klinis Gangguan klinis merupakan pola perilaku abnormal (gangguan mental) yang meenyebabkan hendaya fungsi dan perasaan tertekan pada individu. Kondisi lain yang mungkin menjadi fokus perhatian: masalah lain yang menjadi fokus diagnosis atau pandangan tapi bukan gangguan mental, seperti problem akademik, pekerjaan atau sosial, faktor psikologi yang mempengaruhi kondisi medis. Berikut ini merupakan ringkasan dari PPDGJ III yang dikutip dari Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa yang diedit Dr.Rusdi Maslim: 1.
F00-F09: Gangguan Mental Organik, termasuk Gangguan Mental Simtomatik Gangguan Mental Organik adalah gangguan mental yang berkaitan dengan penyakit/gangguan sistemik atau otak. Gangguan mental simtomatik adalah pengaruh terhadap otak merupakan akibat sekunder penyakit/gangguuan sistemik di luar otak. Gambaran utama:
Gangguan fungsi kongnitif
Gangguan sensorium – kesadaran, perhatian
Sindrom dengan manifestasi yang menonjol dalam bidang persepsi (halusinasi), isi pikir (paham), mood dan emosi
2.
F10-F19: Gangguan Mental dan Perilaku Akibat Penggunaan Alkohol dan Zat Psikoaktif lainnya
3.
F20-F29: Skizofrenia, Gangguan Skizotipal dan Gangguan Paham Skizofrenia ditandai dengan penyimpangan fundamental dan karakteristik dari pikiran dan persepsi, serta oleh efek yang tidak wajar atau tumpul. Kesadaran jernih dan kemampuan intelektual tetap, walaupun kemunduran kognitif dapat berkembang kemudian.
4.
F30-F39: Gangguan Suasana Perasaan (Mood) Kelainan fundamental perubahan suasana perasaan (mood) atau afek, biasanya kearah depresi (dengan atau tanpa anxietas), atau kearah elasi (suasana perasaan yang meningkat). Perubahan afek biasanya disertai perubahan keseluruhan tingkat aktivitas dan kebanyakan gejala lain adalah sekunder terhadap perubahan itu.
5.
F40-F49: Gangguan Neurotik, Gangguan Somatoform dan Gangguan Terkait Stres
6.
F50-F59: Sindrom Perilaku yang Berhubungan dengan Gangguan Fisiologis dan Faktor Fisik.
Aksis II: Gangguan Kepribadian Gangguan kepribadian mencakup pola perilaku maladaptif yang sangat kaku dan biasanya merusak hubungan antar pribadi dan adaptasi sosial. Gangguan kepribadian, seperti gangguan kepribadian paranoid, gangguan kepribadian skizoid, gangguan kepribadian skizotipal, gangguan kepribadian antisosial, dll. 1.
F60 Gangguan Kepribadian dan Perilaku Masa dewasa Kondisi klinis bermakna dan pola perilaku cenderung menetap, dan merupakan ekspresi pola hidup yang khas dari seseorang dan cara berhubungan dengan diri sendiri maupun orang lain. Beberapa kondisi dan pola perilaku tersebut berkembang sejak dini dari masa pertumbuhan dan perkembangan dirinya sebagai hasil interaksi faktor-faktor konstitusi dan pengalaman hidup, sedangkan lainnya didapat pada masa kehidupan selanjutnya.
2.
F70 Retardasi Mental
Keadaan perkembangan jiwa yang terhenti atau tidak lengkap, yang terutama ditandai oleh terjadinya hendaya ketrampilan selama masa perkembangan, sehingga berpengaruh pada tingkat kecerdasan secara menyeluruh. Dapat terjadi dengan atau tanpa gangguan jiwa atau gangguan fisik lain sehingga perilaku adaptif selalu ada. 3.
F80 Gangguan Perkembangan Psikologis Gambaran umum :
Onset bervariasi selama masa bayi atau kanak-kanak
Adanya
hendaya
atau
keterlambatan
perkembangan
fungsi-fungsi
yang
berhubungan erat dengan kematangan biologis susunan saraf pusat
Berlangsung terus-menerus tanpa remisi dan kekambuhan yang khas bagi banyak gangguan jiwa
Pada sebagian besar kasus, fungsi yang dipengaruhi termasuk bahasa, keterampilan visuo-spasial, koordinasi motorik. Yang khas adalah hendayanya berkurang secara progresif dengan bertambahnya usia 4.
F9 Gangguan Perilaku dan Emosional dengan Onset Biasanya Pada Masa Kanak dan Remaja
Aksis III: Kondisi Medik Umum Kondisi medis umum dan kondisi medis yang mugkin penting bagi pemahaman atau penyembuhan atau penanganan gangguan mental individu. Meliputi kondisi klinis yang diduga menjadi penyebab atau bukan penyebab gangguan yang dialami individu. Aksis IV: Masalah Psikososial dan Lingkungan Masalah dengan keluarga, lingkungan sosial, pendidikan, pekerjaan, perumahan, ekonomi, akses pelayanan kesehatan, hukum, psikososial. Masalah psikososial dan lingkungan. Mencakup peristiwa hidup yang negatif maupun positif,dan kondisi lingkungan dan sosial yang tidak menguntungkan, dll. Aksis V: Penilaian Fungsi secara Global (Global Assesment of Functioning = GAF Scale)
Assessment fungsi secara global mencakup assessment menyeluruh tentang fungsi psikologis sosial dan pekerjaan klien. Digunakan juga untuk mengindikasikan taraf keberfungsian tertinggi yang mungkin dicapai selama beberapa bulan pada tahun sebelumnya.
100-91 : gejala tidak ada, berfungsi maksimal, tidak ada masalah yang tidak tertanggulangi
90-81 : gejala minimal, fungsi baik, cukup puas, tidak lebih dari masalh harian biasa
80-71 : gejala sementara dan dapat diatasi, disabilitas ringan dalam sosial
70-61 : beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan dalam fungsi, secara umum baik
60-51 : gejala dan disabilitas sedang
50-41 : gejala dan disabilitas berat
40-31 : beberapa disabilitas dalam hubungan dengan realita dan komunikasi, disabilitas berat dalam beberapa fungsi
30-21 : disabilitas berat dalam komunikasi dan daya nilai, tidak mampu berfungsi dalam hampir semua bidang
20-11 : bahaya mencederai diri/orang lain, disabilitas sangat berat dalam komunikasi dan mengurus diri
10-01 : persisten dan lebih serius
0
: informasi tidak adekuat
BAB III PENUTUP A. KRITIK DAN SARAN Setelah melalui studi pustaka dan diskusi kelompok selesailah makalah ini. Sepenuhnya kami sadar akan banyaknya kekurangan di beberapa titik. Banyak penafsiran-penafsiran serta pendapat yang berbeda dan itu semua tidak lepas dari kurangnya wawasan mengenai ilmu psikologi. Oleh semua itu, jika sampai terdapat beberapa perbedaan pendapat, semoga bisa dimaklumi. Maka, besar harapan kami adanya respon dari pembaca terhadap makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
http://kuliah-psikologi-vonny.blogspot.com/2012/06/klasifikasi-diagnosis-gangguan-jiwa.html https://id.pdfcoke.com/document/321876342/Klasifikasi-Gangguan-Jiwa