Kista Ovarium Revisi.docx

  • Uploaded by: pamungkas
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Kista Ovarium Revisi.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 5,327
  • Pages: 34
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Ginekologi merupakan ilmu yang mempelajari kewanitaan serta ilmu yang mempelajari dan menangani kesehatan alat reproduksi wanita (organ kandungan yang terdiri atas rahim, vagina, dan indung telur) atau ginekologi merupakan spesialis ilmu kedokteran yang berkonsentrasi pada diagnosa dan penenganan dari sistem reproduksi wanita dan saluran kelamin. Beberapa masalah yang berkaitan dengan ginekologi salah satu diantaranya adalah kista ovarium. Kista ovarium yang bersifat ganas disebut juga kanker ovarium. Kista ovarium adalah tumor jinak yang diduga timbul dari bagian ovum yang normalnya menghilang saat menstuasi, kista ini tumbuh lambat dan ditemukan selama pembedahan yang mengandung material sebasea kental, berwarna kuning yang timbul dari lapisan kulit (Smeltzer and Bare, 2001). Penyebab dari kista belum diketahui secara pasti, kemungkinan dari bahanbahan yang bersifat karsinogenik, bisa zat kimia, polutan, hormonal dan lainlain. Penyebab lain yang turut mempengaruhi adalah adanya pertumbuhan sel yang tidak terkendali di ovarium, misalnya pertumbuah abnormal dari folikel ovarium, korpus luteum, sel telur (Brunner & Suddarth, 1998). Kebanyakan wanita dengan kanker ovarium tidak menimbulkan gejala dalam waktu yang lama. Gejala umumnya sangat berfariasi dan tidak spesifik. Pada stadium awal gejalanya dapat berupa gangguan haid, sedangkan pada stadium lanjut terjadi asites. Ovarektomi adalah operasi pengangkatan dari ovarium atau indung telur. Tetapi istilah ini telah digunakan secara tradisional dalam penelitian ilmu dasar yang menggambarkan operasi pengangkatan indung telur (Wiknjosastro, 2005). Menurut WHO tahun 2008, kista ovarium merupakan penyebab kematian utama pada kasus keganasan ginekologi saat ini. Kista ovarium 1

merupakan kanker kelima tersering yang menyebabkan kematian setelah kanker paru-paru, payudara dan pangkreas. Insidensinya pada wanita dibawah 50 tahun sebanyak 5,3/100.000 dan meningkat menjadi 41,4/100 pada wanita diatas 50 tahun. Di Amerika Serikat pada tahun 2009 diperkirakan jumlah penderita kanker ovarium sebanyak 23.400 dengan angka kematian sebesar 13.900 orang. Di Amerika serikat kanker ovarium merupakan penyebab kematian utama pada kasus keganasan ginekologi. Penderita kista ovarium sebanyak 23.400 orang. Di Indonesia kanker ovarium menduduki masalah urutan keenam terbahaya dari gangguan sistem reproduksi pada wanita setelah karsinoma serviks uteri, payudara dan limfoma. Berdasarkan hasil penelitian Taufiqoh, 2011 tentang hubungan antara umur ibu dengan tingkat keganasan kista ovarium menunjukkan bahwa sebagian besar 25 orang (62,5%) ibu berumur 16-45 tahun dan sebagian kecil 3 orang (7,5) ibu berumur kurang dari 16 tahun. Kista ovarium paling sering terjadi pada wanita berusia antara 20-50 tahun. Dimana usia dewasa muda, yaitu antara 1645 tahun sering dihubungkan dengan masa subur. Ketika usianya sampai 45 tahun, hormon turun dengan lebih cepat lagi.

Karna kista ovarium merupakan penyebab kematian utama pada kasus keganasan ginekologi saat ini, maka penulis merasa tertarik untuk membahas tentang asuhan keperawatan pada kasus kista ovarium.

2. Tujuan Penulisan Adapun tujuan dari pembuatan tugas ini adalah : 1. Tujuan Umum : a. Mahasiswa mampu menerapkan asuhan keperawatan yang tepat pada pasien dengan kista ovaroium 2. Tujuan Khusus : a. Mampu memahami konsep kista ovarium. b. Mampu memahami dan melakukan asuhan keperawatan pada pasien dengan kista ovarium (pengkajian, pemeriksaan fisik, diagnosa keperawatan, intervensi keperawatan, implementasi dan evaluasi). 2

3. Sistematika Penulisan a) BAB I

: Pendahuluan

b) BAB II

: Tinjauan Pustaka

c) BAB III

: Contoh Kasus dan Asuhan Keperawatan

d) BAB IV

: Penutup

3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

1. PENGERTIAN

Kista ovarium adalah tumor jinak yang diduga timbul dari bagian ovum

yang

normalnya

menghilang

saat

menstuasi,

asalnya

tidak

teridentifikasi dan terdiri atas sel-sel embrional yang tidak berdiferensiasi, kista ini tumbuh lambat dan ditemukan selama pembedahan yang mengandung material sebasea kental, berwarna kuning yang timbul dari lapisan kulit (Smeltzer and Bare, 2001). Kista ovarium adalah pertumbuhan sel yang berlebihan/abnormal pada ovarium yang membentuk seperti kantong. Kista ovarium secara fungsional adalah kista yang dapat bertahan dari pengaruh hormonal dengan siklus mentsruasi. (Lowdermilk, dkk. 2005). Kista ovarium merupakan pembesaran sederhana ovarium normal, folikel de graf atau korpus luteum atau kista ovarium dapat timbul akibat pertumbuhan dari epithelium ovarium. (Smeltzer and Bare, 2002). Tumor ovarium sering jinak bersifat kista, ditemukan terpisah dari uterus dan umumnya diagnosis didasarkan pada pemeriksaan fisik (Sjamsoehidyat, 2005). Dengan demikian, dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kista ovarium adalah pertumbuhan sel yang berlebihan/abnormal pada ovarium dan bersifat jinak yang membentuk seperti kantong akibat sel-sel

4

embrional yang idak berdiferensiasi dan abnormal pertumbuhan dari epithelium ovarium. Jenis-jenis kista ovarium terdiri dari: 1. Kistoma ovari simpleks Kista yang permukaannya rata dan halus, biasanya bertangkai, seringkali bilateral dan dapat menjadi besar. Dinding kista tipis berisi cairan jernih yang serosa dan berwarna kuning. 2. Kistodema ovari musinosum Bentuk kista multilokular, biasanya unilateral dan dapat tumbuh menjadi besar. 3.

Kistadenoma ovari serosum Kista yang berasal dari epitel germinativum, kista ini dapat membesar.

4. Kista dermoid Teratoma kistik jinak dengan struktur ektodermal berdiferensiasi sempurna dan lebih menonjol dari pada mesoderm dan endoterm. Dinding kista keabu-abuan dan agak tipis (Arief Mansjoer, dkk. 1999).

2. ANATOMI FISIOLOGI  Anatomi 1) Genetalia Eksterna a. Mons veneris/pubis Bagian yang menonjol diatas symfisis dan terdiri dari jaringan lemak. b. Labia mayora Berbentuk lonjong dan menonjol, terdiri dari jaringan lemak ke bawah dan ke belakang kedua labia mayora bertemu membantuk komisura posterior. c. Labia minora Lipatan tipis dari kulit sebelah dalam labia mayora. d. Klitoris Tertutup oleh preputium klitoris, sebesar kacang ijo.

5

e. Vulva Membentuk lonjong, dibatasi di depan klitoris, kanan kiri oleh labia minora, dibelakang oleh perineum. f. Hymen Berupa lapisan tipis dan menutupi sebagian besar introitus vagina. Bentuknya berbeda-beda dari bulan sabit sampai berbulan-bulan. 2) Genetalia Interna a. Vagina Suatu saluran maskula-membranosa yang menghubungkan uterus dengan vulva. Terletak antara kandung kencing dan rektum. b. Uterus Berbentuk seperti buah advokat, sebesar telur ayam, terdiri dari 1) fundus uteri, 2) korpus uteri, 3) serviks uteri merupakan bagian uterus terbesar dan sebagai tempat janin berkembang. c. Tuba fallopi Berjalan ke arah lateral, mulai dari kornu uteri kanan kiri. Terdiri dari 4 bagian : 1. Pars interstisialis, bagian dalam dinding uterus. 2. Pars ismika, bagian tengah tuba yang sempit. 3. Pars ampularis : bagian yang terlebar dan sebagai tempat konsepsi terjadi. 4. Infundibulum, bagian ujung tuba yang mempunyai fimbria, tuba fallopi berfungsi membawa ovum ke kavum uteri. d. Ovarium Ada 2 kiri dan kanan. Terdiri dari bagian luar (korteks) yang mengandung folikel-folikel dan bagian dalam (medulla) yang berisi pembuluh darah, serabut saraf, dari pembuluh limfe ovarium berhubungan dengan uterus dengan ligamentum ovari prepium. Pembuluh darah ke ovarium adalah untuk produksi hormon dan ovulasi atau ikut serta mengatur haid (Bobak, 2002).

6

 Fisiologi Ovarium adalah sepasang organ berbentuk kelenjer dan tempat menghasilkan ovum. Kelenjer itu berbentuk biji buah kenari, terletak di kanan dan kiri uterus, di bawah tuba uterine dan terikat di sebelah belakang oleh ligamentum latum uteri (Evelin, 2006). Ovarium terdiri atas korteks di sebelah luar dan diliputi oleh epitelium germinativum yang berbentuk kubik dan di dalam terdiri dari stroma serta folikel primordiial dan medula sebelah dalam korteks tempat

7

terdapatnya stroma dengan pembuluh darah, serabut sara dan sedikit otot polos. (Bobak. 1995). Fungsi ovarium adalah: 1. Memproduksi ovum; hormon gonodotrofik dari kelenjar hipofisis bagian anterior mengendalikan (melalui aliran darah) produksi hormon ovarium. Hormon perangsangfolikel (FSH) penting untuk awal pertumbuhan folikel de graaf, hipofisis mengendalikan pertumbuhan ini melalui Lutenizing Hormon (LH) dan sekresi luteotrofin dari korpus lutenum. 2. Memproduksi hormon estrogen, dikeluarkan oleh ovarium dari mulai anak-anak sampai sesudah menopause (hormon folikuler) karena terus dihasilkan oleh sejumlah besar folikel ovarium dan seperti hormon beredar dalam aliran darah. Estrogen penting untuk pengembangan organ kelamin wanita dan menyebabkan perubahan anak gadis pada masa pubertas dan penting untuk tetap adanya sifat fisik dan mental yang menandakan wanita normal. (Evelin, 2000) 3. Memproduksi hormon progesterone, disekresi oleh luteum dan melanjutkan

pekerjaan

yang

dimulai

oleh

estrogen

terhadap

endometrium yaitu menyebabkan endometrium menjadi tebal, lembut dan siap untuk penerimaan ovum yang telah dibuahi. (Bobak, 2002).

3. ETIOLOGI Penyebab dari kista belum diketahui secara pasti, kemungkinan dari bahan-bahan yang bersifat karsinogenik, bisa zat kimia, polutan, hormonal dan lain-lain. Penyebab lain adalah: 1. Adanya pertumbuhan sel yang tidak terkendali di ovarium, misalnya pertumbuah abnormal dari folikel ovarium, korpus luteum, sel telur (Brunner & Suddarth, 1998). Pada kista ovarium saat ini masih belum diketahui penyebabnya, tetapi beberapa teori menyebutkan adanya gangguan dalam pembentukan estrogen dan dalam mekanisme umpan balik ovarium-hipotalamus.

8

Folikel adalah suatu rongga cairan yang normal terdapat dalam ovarium. Pada keadaan normal, folikel yang berisi sel telur ini akan terbuka saat siklus menstruasi untuk melepaskan sel telur. Namun beberapa kasus, folikel ini tidak bisa terbuka sehingga menimbulkan bendungan cairan yang nantinya akan menjadi kista. Cairan yang mengisi kista sebagian besar berupa darah yang keluar akibat dari perlukaan yang terjadi pada pembuluh darah kecil ovarium. Pada beberapa kasus, kista dapat pula diisi oleh jaringan abnormal tubuh seperti rambut dan gigi. Kista jenis ini disebut dengan kista dermoid. 2. Sel telur yang mengalami parthenogenesis (Arief Mansjoeer dkk, 1999). Beberapa dari literature menyebutkan bahwa penyebab terbentuknya kista pada ovarium adalah gagalnya sel telur (folikel) untuk berovulasi. Fungsi ovarium yang normal tergantung kepada jumlah hormon dan kegagalan pembentukan salah satu hormon tersebut bisa mempengaruhi fungsi ovarium. Ovarium tidak akan berfungsi secara normal jika tubuh wanita tidak menghasilkan hormon hipofisa dalam jumlah yang tepat. Fungsi ovarium yang abnormal terkadang menyebabkan penimbunan folikel yang berbentuk secara tidak sempurna di dalam ovarium. Folikel tersebut gagal mengalami pematangan dan gagal melepaskan sel telur, karena itu terbentuk kista di dalam ovarium. 3. Penyakit-penyakit infeksi: endometrisis

4. PATOFISIOLOGI Ovarium merupakan tempat yang umum bagi kista, yang dapat merupakan pembesaran sederhana konstituen ovarium normal, folikel graft atau korpus luteum atau kista ovarium dapat timbul akibat pertumbuhan abdomen dari epitelium ovarium. ovarium normal akan membentuk beberapa kista kecil yang disebut Folikel de Graff. Pada pertengahan siklus, folikel dominan dengan diameter lebih dari 2.8 cm akan melepaskan oosit mature. Folikel yang rupture akan menjadi korpus luteum, yang pada saat matang memiliki struktur 1,5 – 2 cm dengan kista ditengah-tengah. Bila tidak terjadi

9

fertilisasi pada oosit, korpus luteum akan mengalami fibrosis dan pengerutan secara progresif. Namun bila terjadi fertilisasi, korpus luteum mula-mula akan membesar kemudian secara gradual akan mengecil selama kehamilan. Kista ovarium yang berasal dari proses ovulasi normal disebut kista fungsional dan selalu jinak. Kista dapat berupa folikular dan luteal yang kadang-kadang disebut kista theca-lutein. Kista tersebut dapat distimulasi oleh gonadotropin, termasuk FSH dan HCG. Kista fungsional multiple dapat terbentuk

karena

stimulasi

gonadotropin

atau

sensitivitas

terhadap

gonadotropin yang berlebih. Pada neoplasia tropoblastik gestasional (hydatidiform mole dan choriocarcinoma) dan kadang-kadang pada kehamilan multiple dengan diabetes, HCG menyebabkan kondisi yang disebut hiperreaktif lutein. Pasien dalam terapi infertilitas, induksi ovulasi dengan menggunakan gonadotropin (FSH dan LH) atau terkadang clomiphene citrate, dapat menyebabkan sindrom hiperstimulasi ovari, terutama bila disertai dengan pemberian HCG. Kista neoplasia dapat tumbuh dari proliferasi sel yang berlebih dan tidak terkontrol dalam ovarium serta dapat bersifat ganas atau jinak. Neoplasia yang ganas dapat berasal dari semua jenis sel dan jaringan ovarium. Sejauh ini, keganasan paling sering berasal dari epitel permukaan (mesotelium) dan sebagian besar lesi kistik parsial. Jenis kista jinak yang serupa dengan keganasan ini adalah kistadenoma serosa dan mucinous. Tumor ovari ganas yang lain dapat terdiri dari area kistik, termasuk jenis ini adalah tumor sel granulosa dari sex cord sel dan germ cel tumor dari germ sel primordial. Teratoma berasal dari tumor germ sel yang berisi elemen dari 3 lapisan germinal embrional; ektodermal, endodermal, dan mesodermal.

10

PATHWAY (NANDA Nic-Noc 2015 JILID 2) Degenerasi Ovarium

Infeksi Ovarium

Cistoma Ovari

Histerektomi

Kurang informasi

Pembesaran ovarium

Konverektomi, Kistektomi

Kurang pengetahuan

Rupture ovarium

Ansietas Resiko perdarahan Komplikasi peritonitis

Peritonitis

Gangguan perfusi jaringan

Metabolisme menurun

Luka operasi

Hipolosis →asam laktat →kelebihan

Diskontinuitas jaringan

Resiko perdarahan

Gangguan metabolisme

Reflek menelan dan muntah

Deficit perawatan diri

Resiko aspirasi

Nyeri

Port d’entri

Resiko infeksi

Resiko cidera Konstipasi

Absorbs air dikolon

Nervus

Peristaltik usus menurun

11

Anastesi

5. TANDA DAN GEJALA Kebanyakan wanita dengan kanker ovarium tidak menimbulakan gejala dalam waktu yang lama. Gejala umumnya sangat berfariasi dan tidak spesifik. a. Pada stadium awal gejalanya dapat berupa: Gangguan haid Menstruasi yang datang terlambat dan disertai nyeri pinggul pada waktu menstruasi, siklus menstruasi yang memanjang dan memendek, jika sudah menekan rectum atau VU mungkin terjadi konstipasi atau sering berkemih, dapat terjadi peregangan atau penekanan daerah panggul yang menyebabkan nyeri spontan dan sakit diperut, nyeri pinggul pada waktu bersenggama, nyeri mendadak di perut bagian bawah pada waktu berjalan atau bergerakm infertilitas/tidak subur. b. Pada stadium lanjut: Asites Penyebaran ke omentum (lemak perut) serta organ-organ di dalam rongga perut (usus dan hati). Teraba masa intraabdominal, terjadi penekanan pada organ-organ abdomen yang berdekatan, sehingga terjadi perasaan penuh pada abdomen, mual, muntah, gangguan nafsu makan dan payudara tegang seperti gejala orang hamil, perut membuncit, kembung, gangguan buang air besar dan kecil, sesak nafas akibat penumpukan cairan di rongga dada.

6. PENATALAKSANAAN  Medis Dua prinsip dalam manajemen kista ovarium: 1. Sikap wait and see, oleh karena mayoritas kista adalah kista fungsional yang akan menyusut dengan sendirinya dalam 2-3 bulan semakin dini deteksinya semakin mudah pengobatannya. Alternatif terapi dapat berupa pemberian pil KB dengan maksud menekan proses ovulasi, dengan sendirinya kista tidak akan tumbuh. (Brunner dan Suddarth, 1998). 2. Indikasi bedah ialah kista yang tidak menghilang dalam beberapa kali siklus menstruasi/kista yang memiliki ukuran demikian besar. Kista yang ditemukan pada perempuan menopouse/kista yang menimbulkan rasa nyeri uar biasa lebih-lebih sampai timbul perdarahan. Bentuk-bentuk pembedahan yang ada dalam kebidanan, yaitu: laparatomi, histerektomi dan secsio caesarea

12

 Keperawatan a. Perawatan pre operasi Pendidikan pasien pre operasi: 1. Latihan nafas dalam, batuk dan relaksasi Tujuannya adalah mengajarkan pasien cara untuk meningkatkan ventilasi paru dan oksigenasi darah setelah anestersi umum. 2. Perubahan posisi dan gerakan tubuh aktif Tujuannya peningkatan pergerakan tubuh secara hati-hati pada pasca operatif adalah untuk memperbaiki sirkulasi, untuk mencegah statis vena dan untuk menunjang fungsi pernafasan yang optimal. 3. Kontrol dan medikasi nyeri Pasien diberitahukan bahwa medikasi pra anestesi akan diberikan untuk meningkatkan relaksasi dan dapat menyebabkan rasa mengantuk dan haus. (Brunner & Suddarth, 2000) 4. Kontrol kognitif Strategi kognitif dapat bermanfaat untuk menghilangkan ketegangan, ansietas yang berlebihan. b. Pengecekan pra operatif segera 1. Nutrisi dan cairan : (1) Cairan per oral dianjurkan malam sebelum operasi. (2) Pasien dipuasakan untuk mencegah aspirasi. 2. Persiapan intestinal Pembersihan dengan enema pada malam sebelum operasi. Tujuannya untuk mencegah defekasi saat pembedahan. 3. Persiapan kulit pre operatif Pencukuran pada daerah yang akan di operasi.

13

7. KEMUNGKINAN DATA FOKUS  Wawancara a. Identitas klien umur : biasanya cenderung pada wanita yang berusia 16-45 tahun (Taufiqoh, 2011)

b. Keluhan utama Biasanya klien merasa nyeri pada daerah perut dan terasa ada massa didaerah abdomen, menstruasi yang tidak berhenti-henti. 1) Riwayat kesehatan sekarang Keluhan yang dirasakan klien adalah nyeri pada daerah abdomen bawah, ada pembengkakan pada daerah perut, menstruasi yang tidak berhenti, rasa mual dan muntah. 2) Riwayat kesehatan dahulu Merupakan data yang diperlukan untuk mengetahui kondisi kesehatan klien sebelum menderita penyakit sekarang, seperti pernah mengalami kanker atau kanker pada organ lain. 3) Riwayat kesehatan keluarga Apakah keluarga klien ada yang menderita kista ovarium seperti yang dialami klien, dan untuk menentukan penyebab herediter atau tidak. 4) Riwayat perkawinan Kawin/tidak kawin ini tidak memberi pengaruh terhadap timbulnya kista ovarium. 5) Riwayat kehamilan dan persalinan Dengan kehamilan dan persalinan/tidak, hal ini tidak mempengaruhi untuk tumbuh/tidaknya suatu kista ovarium. 6) Riwayat menstruasi Klien dengan kista ovarium kadang-kadang terjadi digumenorhea dan bahkan sampai amenorrhea c. Data Sosial Ekonomi Kista ovarium dapat terjadi pada semua golongan masyarakat dan berbagai tingkat umur, baik sebelum masa pubertas maupun sebelum menopause. d. Data Spritual Klien

menjalankan

kegiatan

kepercayaannya. 14

keagamaannya

sesuai

dengan

e. Data Psikologis Ovarium merupakan bagian dari organ reproduksi wanita, dimana ovarium sebagai penghasil ovum, mengingat fungsi dari ovarium tersebut sementara pada klien dengan kista ovarium yang ovariumnya diangkat maka hal ini akan mempengaruhi mental klien yang ingin hamil/punya keturunan. f. Pola kebiasaan Sehari-hari No

Pola aktivitas

Sebelum sakit

Selama Sakit

1

Pola makan:

Makan biasa

Napsu

makan

menurun,

mual,

muntah 2

Eliminasi

BAK (normal)

BAK: nyeri saat

BAB (normal)

berkemih, hematuria, BAB : perubahan pola defekasi, darah pada feses

3

Pola istirahat/ aktivitas

Tidak keluhan

Susah tidur karena adanya kelemahan

nyeri, dan

kelitihan.  Pemeriksaan fisik (head to toe) Kaji keadaan umum, kesadaran, berat badan atau tinggi badan dan tanda – tanda vital. a) Kepala: Kaji adanya keluhan pusing atau sakit kepala, warna rambut, keadaan, distribusi rambut, dan kebersihan rambut. b) Mata: Kaji kesimetrisan mata, warna konjungtiva, sklera, kornea, dan fungsi penglihatan. c) Hidung: Kaji kesimetrisan, keadaan kehersihan hidung, dan fungsi penciuman.

15

d) Mulut: Kaji kelembaban mukosa mulut dan bibir, keadaan gigi, fungsi pengecapan, keadaan mulut dan fungsi menelan. e) Telinga: Kaji adanya kelainan bentuk, keadaan, dan fungsi pendengaran. f) Leher: Kaji adakah pembekakan, pembesaran kelenjar tiroid, distensi vena jugularis, pebesaran kelenjar getah bening. g) Daerah dada: Kaji adanya keluhan sesak nafas, bentuk, nyeri dada, auskultasi suara jantung, bunyi jantung, frekuensi nadi, dan tekanan darah. h) Abdomen: Kaji adanya massa pada abdomen, distensi, bising usus, bekas luka, nyeri tekan, karakteristik nyeri, kondisi hepar dan kandung kemih, adanya konstipasi i) Genitalia Eksterna: Kaji adanya pengeluaran sekret dan perdarahan, warna, bau, keluhan gatal dan kebersihan. j) Anus: Kaji adanya keluhan konstipasi, dan inspeksi adanya hemoroid eksterna. k) Ektremitas: Kaji kekuatan otot, varises, kontraktur pada persendian, refleks - refleks, dan kesulitan pergerakan.  Pemeriksaan Diagnostik 1. Laparaskopi Untuk melihat perubahan endometrial. Pemeriksaan ini sangat berguna untuk mengetahui apakah sebuah tumor berasal dari ovarium atau tidak, serta untuk menentukan sifat-sifat tumor itu. 2. Ultrasonografi Untuk melihatkeadaan kista. Dengan pemeriksaan ini dapat ditentukan letak dan batas tumor, apakah tumor berasal dari uterus, ovarium, atau kandung kencing, apakah tumor kistik atau solid, dan dapat pula dibedakan antara cairan dalam rongga perut yang bebas dan yang tidak. 3. Foto Rontgen Pemeriksaan ini berguna untuk menentukan adanya hidrotoraks. Selanjutnya, pada kista dermoid kadang-kadang dapat dilihat adanya gigi dalam tumor. 4. Parasintesis Fungsi ascites berguna untuk menentukan sebab ascites. Perlu diperhatikan bahwa tindakan tersebut dapat mencemarkan kavum peritonei dengan isi kista bila dinding kista tertusuk. 16

5. Hitung darah lengkap Penurunan Hb dapat menunjukkan anemia kronis.  Terapi a. Terapi obat analgetik b. Terapi obat penghambat pertumbuhan dan perkembangan sel-sel tumor c. Terapi obat antibiotik d. Terapi cairan infuse e. Terapi diet nutrisi

8. ANALISA DATA No 1

Data

Etiologi

DS : - Adanya nyeri didaerah perut bawah DO : - Tampak menahan kesakitan didaerah perut - Tampak lemah - Skala nyeri 5 (0-10)

Ketidakseimbangan estrogen dan progesteron, gagalnya sel telur (folikel) untuk berovulasi, degenerasi ovarium dan infeksi ovarium ↓ Penimbunan folikel ↓ Folikel terbentuk tidak sempurna didalam ovarium ↓ Folikel gagal mengalami pematangan dan gagal melepaskan sel telur ↓ Kista Ovarium

Preoperasi Post operasi ↓ ↓ Menahan organ sekitar Luka operasi ↓ ↓ Tekanan saraf sel tumor Diskontinuitas jaringan

Komplikasi peritonial ↓ Peritonitis, Pembesaran ovarium ↓ Nyeri

17

Masalah Keperawatan Gangguan Rasa Nyaman : Nyeri

2

DS : - Adanya rasa tidak nafsu makan - Adanya rasa tidak enak diperut DO : - tampak lemah - Berat badan menurun - tampak pucat

Ketidakseimbangan estrogen dan progesteron, gagalnya sel telur (folikel) untuk berovulasi, degenerasi ovarium dan infeksi ovarium ↓ Penimbunan folikel ↓ Folikel terbentuk tidak sempurna didalam ovarium ↓ Folikel gagal mengalami pematangan dan gagal melepaskan sel telur ↓ Kista Ovarium Preoperasi ↓ Pembesaran ovarium ↓ Menahan organ sekitar ↓ Rasa sebah di perut ↓ Mual, muntah ↓ Anoreksia ↓ Intake tidak adekuat

Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

3

DS : - Adanya rasa tidak nyaman diperut - Adanya rasa ingin BAB tetapi keras DO : - Feces keras, berwarna coklat kehitaman - tampak nyeri abdomen

Ketidakseimbangan estrogen dan progesteron, gagalnya sel telur (folikel) untuk berovulasi, degenerasi ovarium dan infeksi ovarium ↓ Penimbunan folikel ↓ Folikel terbentuk tidak sempurna didalam ovarium ↓ Folikel gagal mengalami pematangan dan gagal melepaskan sel telur ↓ Kista Ovarium ↓ Preoperasi ↓ Pembesaran ovarium ↓ Menahan organ sekitar ↓ Menekan usus dan anus

Konstipasi

18

4

DS : - Adanya rasa lemas pada badan - Adanya rasa malas gerak karena badannya letih. DO : - tampak lemah - tampak pucat - N : 70x/menit - TD : 90/60 mmHg

5

DS: - Adanya rasa ingin tahu tentang penyakitnya DO: - Tampak sering bertanya tentang sakitnya - Tampak sering bertanya tentang prognosis dan pengobatan DS: - Adanya rasa takut dan kuatir akan kesembuhan DO: - Tampak gelisah - Tampak

6

Ketidakseimbangan estrogen dan progesteron, gagalnya sel telur (folikel) untuk berovulasi, degenerasi ovarium dan infeksi ovarium ↓ Penimbunan folikel ↓ Folikel terbentuk tidak sempurna didalam ovarium ↓ Folikel gagal mengalami pematangan dan gagal melepaskan sel telur ↓ Kista Ovarium ↓ Post operasi ↓ Nafsu makan berkurang ↓ Peningkatan metabolisme ↓ hipolisis ↓ peningkatan asam laktat ↓ kelemahan, keletihan Kista ovarium ↓ Kurang terpaparnya informasi atau kognnitif yang kurang tentang kista ovarium

Kista ovarium ↓ Kurang pengetahuan ↓ Tindakan pengobatan dan operasi ↓ Perasaan takut atau cemas terhadap tindakan

19

Intoleransi Aktivitas

Kurang pengetahuan mengenai penyakit

Ketakutan/ ansietas

-

mengeluhkan nyeri Tampak ingin cepat sembuh Menyatakan kekuatiran atau rasa takut akan pengobatan dan operasi

DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan insisi abdomen DS : - Adanya nyeri didaerah perut bawah DO : - Tampak menahan kesakitan didaerah perut - Tampak lemah Skala nyeri 5 (0-10) 2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak adekuat DS : - Adanya rasa tidak nafsu makan - Adanya rasa tidak enak diperut DO : - tampak lemah - Berat badan menurun - tampak pucat 3. Konstipasi berhubungan dengan efek gangguan korda spinalis pada sfingter usus DS : - Adanya rasa tidak nyaman diperut - Adanya rasa ingin BAB tetapi keras DO : - Feces keras, berwarna coklat kehitaman - tampak nyeri abdomen 4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan DS : - Adanya rasa lemas pada badan - Adanya rasa malas gerak karena badannya letih.

20

DO : - tampak lemah - tampak pucat - N : 70x/menit - TD : 90/60 mmHg 5. Ketakutan/ansietas berhubungan dengan ancaman/perubahan pada status kesehatan DS: - Adanya rasa takut dan kuatir akan kesembuhan DO: - Tampak gelisah - Tampak mengeluhkan nyeri - Tampak ingin cepat sembuh - Menyatakan kekuatiran atau rasa takut akan pengobatan dan operasi 6. Kurang pengetahuan mengenai penyakit, prognosis dan kebutuhan pengobatan berhubungan dengan keterbatasn kognitif DS: - Adanya rasa ingin tahu tentang penyakitnya DO: - Tampak sering bertanya tentang sakitnya Tampak sering bertanya tentang prognosis dan pengobatan

21

9. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN Diagnosa Keperawtan Gangguan rasa nyaman: nyeri berhubungan dengan insisi abdomen

Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak adekuat

Tujuan/Kriteria Intervensi Keperawatan Rasional Evaluasi Tupan: 1. Tanyakan kepada pasien 1. Membantu dalam evaluasi gejala nyeri setelah dilakukan tentang nyeri. Tentukan karena kanker, yang dapat melibatkan tindakan selama 3x24 karakteristik nyeri mis. visera, saraf atau jaringan tulang jam diharapkan nyeri Terus menerus, sakit, penggunaan skala rentang membantu pasien hilang menusuk, terbakar buat dalam mengkaji tingkat nyeri dan rentang intensitas pada skala memberikan alat untuk evaluasi keefektifan Tupen: 0-10 analgesic, meningkatkan kontrol nyeri. Dalam waktu 1x24 jam nyeri dapat terkontrol 2. Kaji pernyataan verbal dan 2. Ketidaksesuaian antara petunjuk atau berkurang non verbal nyeri pasien. verbal/nonverbal dapat memberikan petunjuk derajat nyeri, Kriteria hasil: kebutuhan/keefektifan intervensi Melaporkan nyeri 3. Berikan tindakan 3. Meningkatkan relaksasi dan pengalihan hilang atau terkontrol, kenyamanan mis., sering perhatian. Menghilangkan ketidaknyamanan tampak rileks, tidur atau ubah posisi, pijatan dan meningkatkan efek terapeutik istirahat dengan baik, punggung, sokongan bantal. analgesik. berpartisispasi dalam Dorong penggunaan teknik aktifitas yang relaksasi mis., visualisasi, diinginkan bimbingan imjinasi, dan aktivitas hiburan yang tepat. Tupan: 1. Kaji Riwayat nutrisi, 1. Mengidentifikasi defisiensi, menduga Setelah dilakukan termasuk makanan yang kemungkinan intervensi tindakan keperawatan disukai selama 3x24 jam, 2. Timbang berat badan setiap 2. Mengawasi masukan kalori atau kualitas masalah kekurangan hari kekurangan konsumsi makanan nutrisi dapat teratasi 3. Berikan makan sedikit dan 3. Mengawasi penurunan berat badan atau frekuensi sering efektivitas intervensi nutrisi Tupen: 4. Observasi dan catat kejadian 4. Gejala GI dapat menunjukkan efek anemia setelah dilakukan mual/muntah pada organ 22

tindakan selama 1x24jam, diharapkan nafsu makan klien dapat meningkat Kriteria hasil: Tidak mengalami tanda malnutrisi, menunjukkan peningkatan berat badan Konstipasi Tupan: 1. Observasi warna feses, berhubungan Setelah dilakukan konstensi , frekuensi dan dengan efek tindakan keperawatan jumlah gangguan korda selam 3x24 jam, 2. Kaji kondisi kulit perianal spinalis pada masalah konstipasi dengan sering, catat sfingter usus dapat teratasi perubahan dalam kondisi kulit atau mulai kerusakan. Tupen: Lakukan perawatan perianal Setelah Dilakukan setiap defekasi bila terjadi Tindakan Selama 1x24 konstipasi Jam Diharapkan BAB 3. Membatasi pengunjung Kembali Normal 4. Beri lingkungan yang Kriteria : nyaman Menunjukan pola normal dari fungsi usus, feses lunak, nyeri abdomen berkurang/hilang Intoleransi aktivitas Tupan: 1. Kaji kemampuan klien berhubungan Setelah dilakukan untuk melakukan dengan kelemahan tindaka keperawatan tugas/AKS normal, catat 23

1. Membantu mengidentifikasikan penyebab/ faktor pemberat dan intervensi yang tepat 2. Mencegah ekstorasi kulit dan kerusakan

3. Mengontrol lingkungan yang nyaman bagi klien 4. Memberi ketenangan bagi klien

1. Mempengaruhi pilihan intervensi

selama 3x24 jam, Klien dapat beraktivitas mandiri 2. Tupen: Setelah Dilakukan Tindakan Selama 1x24 3. jam, diharapkan klien dapat melakukan aktivitas secara bertahap Kriteria : Menunjukan penurunan tanda fisiologis 4. intoleransi mis, nadi, pernapasan, dan TD masih dalam rentang normal

Kurang Tupan: 1. pengetahuan Setelah dilakukan mengenai penyakit, tindakan keperawatan prognosis dan selama 3x24 jam, kebutuhan Kebutuhan pengobatan pengetahuan klien 2. berhubungan terpenuhi. dengan keterbatasn kognitif Tupen: 3. Setelah dilakukan tindakan keperawatan

laporan kelelahan, keletihan dan kesulitan menyelesaian tugas Kaji kehilangan /gangguan keseimbangan gaya jalan dan kelemahan otot Awasi TD, nadi, pernapasan selama dan sesudah aktivitas. Catat respon terhadap tingkat aktivitas (mis. Peningkatan denyut jantung /TD, disritmia, pusing, dispnea, takipnea dll) Berikan lingkungan tenang. Pertahankan tirah baring bila diindikasikan. Pantau dan batasi pengunjung, telepon, dan gangguan berulang tindakan yang tak direncanakan. Tinjau ulang dengan keluarga/pasien tentang pemahamannya berhubungan dengan diagnosis. Minta pasien untuk umpan balik verbal dan perbaiki kesalahan konsep. Tinjau ulang aturan pengobatan khusus dan penggunaan obat yang dijual 24

2. Menunjukkan perubahan neurologi karena defesiensi vitamin B 12 mempengaruhi keamanan pasien/risiko cedera 3. Manifestasi kardiopulmonal dari upaya jantung dan paru untuk membawa jumlah oksigen adekuat ke jaringan

4. Meningkatkan istirahat untuk menurunkan kebutuhan oksigen tubuh dan menurunkan regangan jantung dan paru

1.

Memvalidasi tingkat pemahaman saat ini.

2.

Kesalahan konsep lebih menganggu proses penyembuhan

3.

Kemampuan untuk mengatur perawatan diri

selama 1x 24 jam, bebas. klien dapat 4. Berikan informasi tentang 4. Kebutuhan pengetahuan terpenuhi menunjukkan penyakit secara jelas dan pemahaman tentang akurat. penyakit Kriteria Hasil: - Klien mengetahui tentang penyakitnya. - Klien mengetahui tentang proses perja lanan penyakitnya. - Klien mengetahui cara pengobatannya Ketakutan/ansietas Tupan: 1. Kaji tingkat kecemasan 1. Untuk mengetahui tingkat kecemasan berhubungan Setelah dilakukan klien dan sumber masalah. ringan, sedang atau berat sehingga dengan tindakan keperawatan memudahkan untuk menentukan ancaman/perubahan selama 3x24 jam, Rasa intervensi. pada status aman klien terpenuhi : 2. Dorong klien untuk 2. Klien akan merasa lega setelah kesehatan cemas hilang mengungkapkan perasaan. mengungkapkan perasaan. Tupen: 3. Bantu klien atau pasangan Setelah dilakukan dalam mengidentifikasi tindakan keperawatan mekanisme koping yang selama 1 x 24 jam, klien lazim dan berkembang tidak menunjukkan strategi koping baru jika takut atau cemas dubutuhkan.

25

3. Membantu memfasilitasi adaptisi yang positip terhadap peran baru : mengurangi perasaan ansietas.

Kriteria hasil: 4. Berikan informasi yang - Mengungkapkan akurat tentang keadaan kesadaran akan klien. perasaan - Kelihatan rilek, dapat tidur/istirahat dengan benar

26

4. Khayalan yang disebabkan oleh kurangnya informasi atau kesalah fahaman dapat meningkatkan tingkat kecemasan.

BAB III TINJAUAN KASUS 1. Biodata a. Identitas pasien : Nama

: Ny. E

Umur

: 27 tahun

Jenis kelamin : Perempuan Agama

: Islam

Suku/bangsa : Sunda/Indonesia Pendidikan

: SMP

Pekerjaan

: IRT

Alamat

: Gang Amung no 7 Leuwi Panjang Kota Bandung

b.Identitas Penanggung Jawab : Nama

: Tn. A

Umur

: 34 tahun

Jenis kelamin

: Laki-laki

Agama

: Islam

Suku/bangsa

: Sunda/Indonesia

Pendidikan

: SD

Pekerjaan

: Buruh

Alamat

: Gang Amung no 7 Leuwi Panjang Kota Bandung

2. Riwayat Kesehatan 1). Keluhan utama : klien mengeluh nyeri 2). Riwayat Penyakit Sekarang : Pada pagi hari tanggal 28 Agustus 2015 jam 06.30 pasien merasakan nyeri hebat pada bagian bawah perutnya pada saat haid (dismenorhea) oleh karena itu pasien langsung dibawah kerumah sakit oleh keluarga pada tanggal 28 agustus 2015 pada pukul 15.30 di RSHS Bandung untuk 27

mendapatkan tindakan medis segera, pada saat dikaji pasien mengeluh nyeri pada bagian abdomen, tampak meringis kesakitan sambil memegang daerah yang sakit, nyeri yang dirasakan hilang timbul, nyeri seperti tertusuk-tusuk, dengan skala nyeri 6 dari 0-10. 3). Riwayat Keluhan Masa Lalu : Klien mengatakan tidak pernah menderita penyakit yang sama. 4). Riwayat Reproduksi a.

Riwayat haid.

Menarch

: 16 tahun

Siklus haid

: 28 – 30 hari

Perlangsungan haid

: tidak teratur, haid tidak teratur dan kadang encer kadang kental, ada keluhan dysmenorhoe

b. Riwayat keluarga berencana 

Ibu mengatakan belum pernah menjadi akseptor KB



Ibu mengatakan kurang mengerti tentang KB.

3. Pemeriksaan fisik a. Keadaan umum

: Klien lemah

b. Kesadaran

: Composmentis.

c. Tanda-tanda vital

: Tekanan darah : 110/80 mmHg, Nadi :78 x/menit,

suhu : 36,5 0C, RR : 20 x/menit d. Data fisik (head to toe) 1. Muka : Inspeksi : Tidak ada oedema pada muka, pucat, ekspresi wajah nampak meringis/murung saat ada serangan nyeri. Palpasi

: Tidak ada nyeri tekan.

2. Abdomen Inspeksi

: Tampak sedikit membuncit, distensi abdomen

Palpasi

: Ada nyeri tekan pada saat palpasi

28

4. Data Penunjang 

USG : ditemukan adanya jenis tumor yang berupa kantong abnormal berisi cairan yang tumbuh dalam indung telur(ovarium).

5. Data Psikologi Klien terlihat cemas, gelisah, dan takut serta klien selalu bertanya-tanya mengenai penyakit yang dideritanya .

29

6. Analisa Data NO

Data Penunjang DS: 1 klien mengeluh nyeri pada bagian abdomen,

Etiologi Kista ovarium

Masalah Nyeri Akut

DO: 

Wajah

tampak

meringis kesakitan 

klien

Infeksi ovarium

tampak

memegang

pada

daerah yang sakit 

TTV:

Komplikasi peritonia

TD:110/80 mmHg, Nadi

:78 x/menit,

suhu : 36,5 0C, RR : 20 x/menit. 

Peritonis

Skala nyeri 6 Nyeri

2

DS: klien bertanya-tanya tentang penyakitnya DO: klien tampak gelisah,

Kurang informasi tentang penyakitnya Stressor dari keluarga

cemas,dan takut Koping tidak adekuat Cemas

30

Ansietas

Diagnosa Keperawatan 1. Nyeri akut b.d agen cedera biologis DS: 

klien mengeluh nyeri pada bagian abdomen

DO: 

Wajah tampak meringis kesakitan



klien tampak memegang pada daerah yang sakit



TTV: TD :110/80 mmHg, Nadi :78 x/menit, suhu : 36,5 0C, RR : 20 x/menit.



Skala nyeri 6

2. Ansietas b.d kurang pengetahuan DS: 

klien bertanya-tanya tentang penyakitnya

DO: 

klien tampak gelisah, cemas,dan takut

31

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Kista ovarium adalah pertumbuhan sel yang berlebihan/abnormal pada ovarium yang membentuk seperti kantong (Lowdermilk, ddk.2005). Kista ovarium merupakan suatu tumor, baik yang kecil maupun yang besar, kistik atau padat, jinak atau ganas. Dalam kehamilan, tumor ovarium yang dijumpai yang paling sering ialah kista dermoid, kista coklat atau kista lutein. Untuk memastikan adanya kista pada organ reproduksi dapat dilakukan pemeriksaan meliputi Laparaskopi, Ultrasonografi, Foto Rontgen, Parasentesis. Penanganan kista ovarium bila diameter kurang dari scan hanya dilakukan menunggu 2 sampai 3 bulan untuk pemeriksaan ginekologik berulang. Bila kista dengan diameter lebih dari 5 cm atau ada komplikasi perlu

dilakukan

pengangkatan

ovarium

bisanya

diserta

dengan

pengangkatan tuba (salpingo ooforektomi). Jika terdapat keganasan operasi yang tepat adalah histerektomi dan salpingo ooforektomi bilateral.

B. Saran Kiranya materi yang kami ajukan ini dapat menjadi pegangan bagi para pembaca dalam menangani masalah atau memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan kista ovarium.

32

DAFTAR PUSTAKA

Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis dan NANDA NicNoc Edisi Revisi Jilid 2.2015. Panduan Penyusunan Asuhan Keperawatan Profesional. Penerbit Mediaction Publishing. Jogjakarta. Arif Mansjoer, dkk.1999 Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius. Bobak M. Irene, 1995. Maternity Nursing. Fourth Edition. Philadelpian Mosby. Bobak, 2002. Buku ajar keperawatan Maternitas. Jakarta : EGC Brunner dan Suddarth, 1998. Keperawatan Medikal Bedah. Edisi I. Jakarta: EGC. Carpenito, Lynda Jual. 1983. Nursing Diagnosis: application to clinical practice. Philadelphia: J.B. Lippincott Carpenito, Lynda Jual. 2001. Dokumentasi Asuhan Keperawatan Edisi 8. Jakarta: EGC Corwin. 2009. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: EGC Diagnosa Nanda (NIC&NOC) 2007-2008 Doenges E. Marilyn. 2002. Rencana Asuhan Keperawatan Maternal/Bayi. Jakarta: EGC. Hanifa, 1997. Ilmu Kandungan. Edisi 2. Jakarta: EGC. Taufiqoh , 2011 jurnal penelitian tentang Hubungan antara umur ibu dengan tingkat keganasan kista ovarium di rumah sakit muhammadiyah surabaya Lowdermil, Perta. 2005. Maternity Women’s Health Care. Seventh edit Prawiroharjo, Sarwono. 2005. Ilmu Kandungan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka. Price. 2005. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-proses Penyakit. Jakarta: EGC Smeltzer & Bare. 2002. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC.

33

34

Related Documents


More Documents from "yuni"