Kirim Ke Novi.docx

  • Uploaded by: Santa Teresa
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Kirim Ke Novi.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,947
  • Pages: 19
MASALAH UMUM DAN PENYAKIT PADA LANSIA

MAKALAH Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Gerontik

Disusun oleh : Charles Ananta A – 30140116001 Asri Triwandany N – 30140116002 Noviyanti Lukresia S – 30140116026

PROGRAM STUDI DIPLOMA TIGA KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SANTO BORROMEUS Jalan Parahyanagan Kav 8 Blok B/1 Kota Baru Parahyangan 2018

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG Proses menua atau lanjut usia (lansia) adalah proses yang sangat alami yang dialami oleh semua makhluk hidup. Lansia pada umumnya akan mengalami berbagai gejala akibat terjadinya penurunan fungsi biologis, psikologis, sosial dan ekonomi. Perubahan ini akan memberikan pengaruh pada seluruh aspek kehidupan, termasuk kesehatannya (Tamher & Noorkasiani, 2009). Peningkatan umur harapan hidup tersebut akan menimbulkan dampak khususnya masalah kesehatan, yang terjadi pada lansia berupa masalah fisik, biologi, maupun psikososial. Pada lansia akan terjadi kemunduran sel-sel karena proses penuaan yang berakibat pada kelemahan organ, kemunduran fisik, sehingga akan menimbulkan berbagai penyakit salah satunya penyakit degeneratif, sehingga diperlukan pelayanan kesehatan dan mutu kehidupan lanjut usia sehingga diharapkan bisa tercapai masa tua yang bahagia (Darmojo, 2006).

B. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang diteliti adalah: Apa saja masalah dan penyakit yang sering dijumpai pada lanjut usia.

C. TUJUAN PENULISAN Untuk mengetahui apa saja masalah dan penyakit yang sering dijumpai pada orang lanjut usia.

BAB II TINJAUAN TEORI I.

Masalah dan Penyakit yang sering dihadapi oleh lanjut usia Bila seseorang bertambah tua, kemampuan fisik dan mental hidupnya pun akan perlahan-lahan pasti menurun. Akibatnya aktivitas hidupnya akan ikut terpengaruh, yang pada akhirnya akan dapat mengurangi kesigapan seseorang. Secara umum menjadi tua dan menua ditandai oleh kemundurankemunduran biologis yang terlihat sebagai gejala-gejala kemunduran fisik dan kemunuran memampuan kognitif yang sering kali menimbulkan masalah. Masalah fisik yang sehari-hari yang sering ditemukan pada lansia. A. Mudah Jatuh Menurut Reuben 1996 (Dalam buku ajar Geriatri, Prof. Dr. Boedhi Darmojo, 1999) mengatakan bahwa jatuh adalah suatu kejadian yang dilaporkan penderita atau saksi mata yang melihat kejadian, yang mengakibatkan seseorang mendadak terbaring dilantai atau tempat yang lebih rendah dengan atau tanpa kehilangan kesadaran atau luka. Untuk dapat memahami faktor resiko jatuh, harus dimengerti betul bahwa stabilitas badan ditentukan atau dibentuk oleh : 1. Sistem sensorik Pada sistem ini yang berperan adalah penglihatan (visus) dan pendengaran. 2. Sistem saraf pusat Penyakit sistem saraf pusat seperti stroke dan parkinson hidrosefalus tekanan normal, sering diderita oleh lanjut usia yang menyebabkan gangguan fungsi SPP sehingga berespon tidak baik terhadap input sensorik (menurut Tinneti. 1992 : Dalam buku keperawatan lanjut usia hlm 19, Lilik Ma'rifatul)

3. Kognitif Pada beberapa penelitian, dimentia diasosiakan dengan meningkatkan resiko jatuh 4. Muskuloskeletal Gangguan muskuloskeletal menyebabkan gangguan gaya berjalan dan ini berhubungan dengan proses menua yang fisiologis, misalnya kekakuan jaringan penghubung, berkurangnya masa otot, perlambatan konduksi saraf, dan penurunan visus atau lapang pandang. Hal-hal tersebut menyebabkan: a. Penurunan ROM sendi b. Penurunan kekuatan otot, terutama ekstremitas c. Perpanjangan waktu reaksi d. Goyangan badan Semua perubahan tersebut mengakibatkan kelambanan bergerak, langkah yang pendek-pendek, penurunan irama, kaki tidak dapat menapak dengan kuat, dan cederung gampang goyah, susah mengantisipasi bila terjadi gangguan sehingga mudah jatuh. Secara singkat faktor resiko jatuh pada lanjut usia dalam dua golongan, yaitu: 1) Faktor instriksik (faktor dari dalam tubuh) Faktor instrinsik, antara lain: a) gangguan jantung dan sirkulas darah b) ganguan sistem anggota gerak c) gangguan sistem susunan saraf d) gangguan penglihatan e) ganguan fisiologis f) infeksi telinga g) gangguan adaptasi gelap h) pengaruh obat-obatan yang dipakai i) vertigo j) artritis lutut

k) sinkope dan pusing l) penyakit-penyakit sistemik 2) Faktor ekstrinsik (faktor dari luar / lingkungan) Faktor ekstrinsik, antara lain : a) Cahaya ruangan yang kurang terang b) Lantai licin c) Tersandung benda-benda d) Alas kaki kurang pas e) Tali sepatu f) Kursi roda yag tak terkunci g) Turun tangga

Komplikasi yang sering terjadi, antara lain: (1) Rusaknya jaring lunak yang terasa sangat sakit berupa robekan atau tertariknya jaringan otot, robeknya arteri atau vena (2) Patah tulang (3) Hematoma (4) Disabilitas (kecatatan) (5) Meninggal Oleh karena itu, lanjut usia harus dicegah agar tidak jatuh dengan cara mengindetifikasi fakto resiko, menilai, dan mengawasi seimbangan gaya berjalan, mengatur serta mengatasi faktor situasional.

B. Mudah lelah 1. Faktor psikologis (bosan, keletihan, dan depresi) 2. Gangguan organis, misalnya : Anemia, kekurangan vitamin, perubahan pada tulang (osteomalasia), gangguan pencernaan, kelainan metabolisme (diabetes melitus, hipertiroid), gangguan ginjal dengan uremia atau gangguan hati dan gangguan sistem peredaran darah dan jantung. 3. Pengaruh obat-obatan misalnya : obat penenang, obat jantung, dan obat yang melelahkan daya kerja otot

C. Berat Badan Menurun 1. Pada umumnya, nafsu makan menurun karena kurangnya gairah hidup atau kelesuan 2. Adanya peyakit kronis 3. Gangguan pada pencernaan sehingga penyerapan makanan terganggu 4. Faktor-faktor sosioekonomis (pensiun)

D. Sukar menahan buang air besar 1. Obat-obat pencahar perut 2. Keadaan diare 3. Kelaianan pada usus besar 4. Kelaianan pada ujung saluran pencernaan (pada rectum usus)

E. Gangguan pada ketajaman penglihatan 1. Presbiopi 2. Kelainan lensa mata (refleksi lensa mata berkurang) 3. Kekeruhan pada lensa (katarak) 4. Tekanan dalam mata meninggi (glaukoma) 5. ruang saraf mata

II.

Penyakit yang sering dijumpai pada lansia Dikemukakan adanya empat penyakit yang sangat erat hubungannya dengan proses menua, yakni : A. Gangguan sirkulasi darah, seperti: hipertensi, kelaianan pembuluh darah, gangguan pembuluh darah diotak dan ginjal B. Gangguan

metabolisme

hormonal,

seperti

diabetes

melitus,

klimakterium, ketidakseimbangan tiroid C. Gangguan pada persendian, seperti : osteoartritis, gout artritis atau penyakit kolagen lainnya D. Berbagai macam neoplasma

Menurut "The National Old People's Wekfare Council" di Inggris mengemukakan bahwa penyakit atau gangguan umum pada lanjut usia ada 12 macam, yakni: 1. Depresi mental Usia lanjut sering mengeluh lelah, nyeri, pegal dan merasakan kehilangan minat akan hal yang menjadi kebiasaannya, cepat marah, cepat tersinggung. Selain gejala tersebut sering timbul gejala lain seperti perasaan rendah diri, sedih, kehilangan kesenangan, gangguan tidur, rasa bersalah, kehilangan kepercayaan diri, penurunan gairah seksual, perlambatan gerak dan bicara, gangguan nafsu makan, perasaan ingin mati/bunuh diri, konsentrasi buruk. 2. Gangguan pendengaran Usia lanjut sering mengeluh lelah, nyeri, pegal dan merasakan kehilangan minat akan hal yang menjadi kebiasaannya, cepat marah, cepat tersinggung. Selain gejala tersebut sering timbul gejala lain seperti perasaan rendah diri, sedih, kehilangan kesenangan, gangguan tidur, rasa bersalah, kehilangan kepercayaan diri, penurunan gairah seksual, perlambatan gerak dan bicara, gangguan nafsu makan, perasaan ingin mati/bunuh diri, konsentrasi buruk.

3. Gangguan pada tungkai/sikap berjalan 4. Gangguan pada koksa/sendi panggul 5. Anemia Penyebab pada lanjut usia yang paling umum adalah penyakit kronik, termasuk inflamasi kronik, keganasan, dan infeksi kronik. Menurunnya kapasitas untuk melakukan respon terhadap lingkungan internal yang berubah cenderung membuat orang usia lanjut sulit untuk memelihara kestabilan status fisik. Lansia secara progresif akan kehilangan daya tahan terhadap infeksi dan akan semakin banyak distorsi metabolik serta distorsi struktural yang disebut sebagai ”penyakit

degeneratif“.

Dengan

banyaknya

distorsi

dan

penurunan cadangan sistem fisiologis. 6. Dimensia Pada lanjut usia sering lupa tapi tidak menyadari tentang kehilangan kemampuan daya ingatannya. Perubahan kepribadian atau perilaku yang pada tahap lebih lanjut. Dapat kebingungan dan suka mengompol. 7. Gangguan Penglihatan terjadi karena beberapa bagian mata seperti kornea, lensa iris, aquous humormvitorous humor mengalami perubahan seiring bertambahnya usia, karena bagian utama yang mengalami perubahan/penurunan sensifitas yang menyebabkan lensa pada mata, produksi aquosus humor juga mengalami penurunan. Bertambahnya usia akan mempengarui fungsi organ pada mata seseorang yang ber usia 60 tahun, fungsi kerja pupil akan mengalami penurunan 2/3 dari pupil orang dewasa atau muda, penurunan tersebut meliputi ukuran – ukuranpupil dan kemampuan melihat dari jarak jauh.

8. Ansietas/Kecemasan Secara fisik usia lanjut merasakan ketegangan seperti jantung berdebar, sulit tidur, dengan kecemasan dan ke khawatiran 9.

Osteomalasia Osteomalasia adalah kelainan pada tulang yang menyebabkan tulang menjadi lunak sehingga mudah patah. Osteomalasia memiliki kemiripan dengan osteoporosis dalam hal menyebabkan tulang rapuh, tetapi keduanya dapat dibedakan berdasarkan penyebab dan ciri-ciri penderitanya.Kelainan ini sebagian besar terjadi pada orang yang kekurangan vitamin D dan mendapat sedikit paparan sinar matahari. Karena itu, osteomalasia dapat dicegah dengan mengonsumsi sumber makanan yang mengandung vitamin D dan memaparkan diri ke sinar matahari.

10. Diabetes mellitus Sejalan dengan bertambahnya usia, sistem kekebalan tubuh manusia akan menurun. Kondisi ini akan mengakibatkan kerentanan tubuh terhadap serangan penyakit, termasuk diabetes melitus (DM). Penyakit lanjut usia di Indonesia 1. Penyakit-penyakit sistem pernafasan 2. Penyakit-penyakit kadiovaskular dan pembuluh darah 3. Penyakit pencernaan makanan 4. Penyakit sistem urogenital 5. Penyakit gangguan metabolik/endokrin 6. Penyakit pada persendian dan tulang 7. Penyakit-penyakit yang disebabkan proses keganasan

Timbulnya penyakit-penyakit tersebut dapat dipercepat atau diperberat oleh faktor-fator luar, misalnya : makanan, kebiasaan hidup yang salah, infeksi dan trauma. Sifat penyakit dapat dimulai secara perlahan-lahan, seringkali tanpa tanda-tanda ataupun keluhannya ringan dan baru

diketahui sesudah keadaannya parah. Hal ini perlu sekali untuk dikenali agar tidak salah ataupun terlambat menegakkan diagnosis sehingga terapi dan tindakan keperawatannya segera dapat dilaksanakan. Dapat pula pada lanjut usia mengalami beberapa penyakit secara bersamaan. Sifat penyakit orang lanjut usia biasanya progresif sampai penderitanya mengalami kematian. Orang-orang lanjut usia pun biasanya rentan terkena penyakit lain, karena daya tahannya telah menurun.

a. Penyakit Sistem Paru dan Kardiovaskuler 1) Paru-paru Fungsi paru-paru mengalami kemunduran dengan datangnya usia tua yang disebabkan karena elastisitas jaringan paru dan dinding dada semakin berkurang. Dalam usia yang lebih lanjut, kekuatan kontraksi otot pernafasan dapat berkurang sehingga sulit bernafas. Fungsi paru-paru menentukan konsumsi oksigen seseorang, yakni jumlah oksigen yang diikat oleh darah dalam paru-paru untuk digunakan tubuh. Jadi, konsumsi oksigen sangat erat hubungannya dengan arus darah ke paru-paru. Dengan demikian mudah dimengerti bahwa konsumsi oksigen akan menurun pada orang lanjut usia. Berkurangnya fungsi paru-paru juga disebabkan oleh berkurangnya fungsi sistem respirasi seperti fungsi ventilasi paru. Debu, asap indrustri dan kebiasaan merokok dapat mempengaruhi sistem pernafasan orang lanjut usia dan karena daya tahan tubuhnya menurun, dapat mudah terkena infeksi. Infeksi yang sering diderita para lanjut usia adalah Pneumonia. Pada lanjut usia juga diperkirakan Tuberkolosis masih cukup tinggi. Secara patofisiologi, lanjut usia itu tanpa penyakit saja sudah mengalami penurunan fungsi paru, apalagi menderita TBC paru. Banyak dijumpai juga penyakit Bronkitis yang menahun dan tidak sedikit kematian terjadi akibat radang paru. 2) Jantung dan Pembuluh Darah

Pada lansia besar jantung umumnya akan mengecil. Yang paling banyak mengalami penurunan adalah rongga bilik kiri, akibat semakin berkurangnya aktivitas. Yang juga mengalami penurunan adalah besarnya sel-sel otot jantung hingga menyebabkan menurunnya kekuatan otot jantung. Denyut jantung maksimum dan fungsi lain dari jantung juga berangsur-angsur menurun. Tekanan darah naik secara bertahap, elastisitas jantung menurun. Pada wanita tua tekanan darah mencapai 170/90 mmHg dan pria tua yang mencapai 160/100 mmHg masih dianggap normal. Derajat kerja jantung dapat dinilai dari besarnya curah jantung (Cardiac Output) yaitu, jumlah darah yang dikeluarkan oleh bilik jantung / ventrikel per menit. Pada usia 90 tahun, curah jantung ternyata menurun dan sudah tentu menimbulkan efek pada fungsi alat-alat lain, seperti: otot, paru, dan ginjal karena bekurangnya arus darah ke organ tubuh itu. Sebaliknya, tekanan darah pada saat istirahat akan meningkat karena pada lansia berkurangnya aktifitas fisik. Rumus untuk meramalkan denyut nasi maksimal seseorang adalah (200-usia) 3) Penyakit Jantung Koroner Terdiri dari : a) Angio Pektoris: suasana sindrom klinis, terjadi sakit dada yang khas, yaitu seperti ditekan atau terasa berat di dada yang sering kali menjalar ke lengan kiri. Sakit dada biasanya timbul waktu melakukan aktivitas dan segera menghilang bila pasien beristirahat. b) Pektoris yang tidak stabil, yaitu keadaan angina pektoris, rasa nyeri terus menerus walaupun kebutuhan oksigen tidak jelas bertambah. c) Prinzmetal angina : serangan angina pektoris yang timbul pada waktu istirahat.

d) Infark miokard akut (AMI) : nekrosis miokard akibat aliran darah ke otot jantung terganggu, lebih dari 20 menit. Manifestasi yang paling sering ialah: keadaan bingung akut, episode sinkop, hemiplegia, gagal ginjal, muntah-muntah, dan kelemahan hebat. e) Bila ditemukan penderita-penderita seperti ini sebaiknya dirujuk ke rumah sakit. 4) Hipertensi Dari banyak penelitian epidemologi didapatkan bahwa dengan meningkatnya umur dan tekanan darah meninggi. Hipertensi menjadi masalah pada lanjut usia karena sering ditemukan dan menjadi faktor utama stroke, payah jantung dan penyakit jatung koroner. Lebih dari separuh kematian di atas usia 60 tahun disebabkan oleh penyakit jantung dan serebrovaskuler. Secara nyata kematian karena CVD, morbiditas penyakit kardiovaskuler menurun dengan pengobatan hipertensi. Saat ini penelitian longitudinal telah membuktikan hal ini pada pengobatan hipertensi diastolik. Hipertensi pada lanjut usia dibedakan atas : a) Hipertensi pada tekanan sistolik sama atau lebih besar dari 140 mmHg dan/atau tekanan diastolik sama atau lebih besar dari 90 mmHg. b) Hipertensi sistolik terisolasi : tekanan sistolik lebih besar dari 160 mmHg dan tekanan diastolik lebih rendah dari 90 c) mmHg. Pada hipertensi sistolik hal ini masih kontroversial. Mengenai target tekanan darah dianjurkan penurunan yang bertahap sampai sistolik 140-160 mmHg. (R. P. Sidabutae, 1974).

b. Penyakit Pencernaan Makanan Produksi saliva menurun sehingga mempengaruhi proses perubahan kompleks karbohidrat menjadi disakarida. Fungsi ludah sebagai pelicin makanan berkurang sehingga proses menelan lebih sukar. Keluhan-keluhan seperti kembung, perasaan tidak enak di perut dan sebagainya, seringkali disebabkan makanan yang kurang bisa dicernakan akibat menurunnya fungsi kelenjar pencernaan. Juga dapat disebabkan berkurangnya toleransi terhadap makanan terutama yang mengandung lemak. Keluhan lain yang sering dijumpai ialah sembelit (konstipasi), yang disebabkan kurangnya kadar selulosa, kurangnya nafsu makan bisa disebabkan banyaknya gigi yang sudah lepas (ompong). Dengan proses menua bisa terjadi gangguan motilitas otot polos oesofagus, bisa juga terjadi Reflux disease (terjadi akibat refluks isi lambung ke oesofagus), insidensi ini mencapai puncak pada usia 60-70 tahun.

1) Penyakit dan gangguan pada lambung a) Gastritis adalah suatu proses inflasi pada lapisan mukosa dan submukosa lambung. Insiden gastritis meningkat dengan lanjutnya proses menua. Namun seringkali asimtomatik atau hanya dianggap sebagai akibat normal proses menua. b) Ulkus peptikum yang bisa terjadi di esofagus, lambung, dan duodenum walaupun kadar asam lambung pada lanjut usia sudah menurun, insidensi ulkus di lambung masih lebih banyak dibanding ulkus duodenum. Gejalanya : (1) Penurunan berat badan (2) Mual-mual (3) Perut rasa tidak enak Pemeriksaan dengan : (1) Endoskopi (2) Radiografi dengan kontras barium

Tingkat komplikasi pada lanjut usia cukup tinggi ± 50% perforosis dan biasanya terjadi pada usia diatas 70 tahun.

c. Penyakit Sistem Urogenital Peradangan dalam sistem urogenitas terutama dijumpai pada wanita lanjut usia berupa peradangan kandung kemih sampai peradangan ginjal akibat sisa air seni dalam vesika urinaria (kandung kemih). Keadaan ini disebabkan berkurangnya tonus kandung kemih dan adanya tumor yang menyumbat saluran kemih. Pada pria berusia lebih dari 50 tahun, sisa air seni dalam kandung kemih dapat disebabkan pembesaran kelenjar prostat (hipertrofi prostat). Akibat hipertrofi prostat ialah adanya gangguan waktu biang air kecil bakan kadang-kadang terjadi secara mendadak air seni tidak dapat dikeluarkan sehingga untuk mengeluarkannya harus dipasang kateter. Pada pria lanjut usia banyak dijumpai kanker pada kelenjar prostat.

d. Penyakit Gangguan Endokrin (Metabolik) Kelenjar endokrin adalah kelenjar buntu dalam tubuh manusia yang memproduksi hormon, seperti kelenjar pankreas (yang memproduksi insulin dan sangat penting dalam pengaturan gula darah), kelenjar tiroid/gondok yang ikut serta dalam metabolisme tubuh, kelenjar adrenal/anak ginjal yang memproduksikan andrenalin, kelanjar yang berkenaan dengan hormon laki-laki atau wanita. Salah satu kelenjar endokrin dalam tubuh mengatur agar arus darah ke organ-organ

tertentu

berjalan

baik

dengan

jalan

mengatur

vasokonstriksi pembuluh-pembuluh darah bersangkutan disebut adrenal/kelenjar anak ginjal adapula yang merupakan stres hormon, yaitu hormon yang diproduksi dalam jumlah besar dalam keadaan stres dan berperan penting dalam reaksi mengatasi stres. Oleh karena itu, dengan mundurnya produksi hormon ini lanjut usia kurang mampu menghadapi stres. Tidak jarang, pada lanjut usia juga ditemukan kemunduran dari fungsi kelenjar tiroid sehingga lansia tersebut tampak lesu dan kurang bergairah. Kemunduran fungsi kelenjar endokrin lainnya, seperti adanya klimakterium/menopause pada wanita yang mendahului proses tua dapat mengakibatkan sindroma klimaterius dalam bentuk bermacam-macam. Sedangkan pada pria terjadi penurunan sekresi dari kelenjar testis pada usia tertentu (usia yang lebih tua dibandingkan dengan wanita). Penyakit metabolik pada lanjut usia terutama disebabkan menurunnya produksi hormon ini, antara lain terlihat pada wanita mendekati usia 50 tahun. Yang ditandai mulainya menstruasi yang tidak teratur sampai berhenti sama sekali (menopause), prosesnya merupakan proses alamiah. Penyakit metabolik yang banyak dijumpai ialah diabetes melitus atau kencing manis dan osteoporosis (berkurangnya zat kapus dan bahan-bahan mineral sehingga tulang lebih mudah rapuh dan menipis).

Diabetes melitus sering dijumpai pada lanjut usia yang berumur 70 tahun ke atas, akibatnya terjadi degenerasi pembuluh darah dengan komplikasi pembuluh darah koroner, perubahan pembuluh darah otak yang berakibat terjadinya penyakit serebrovaskuler. Perubahan pada pembuluh darah otak ini dapat menyebabkan stroke yang bisa menyebabkan kelumpuhan separuh badan.

e. Penyakit pada Persendiaan dan Tulang Penyakit pada sendi ini adalah akibat degenerasi atau kerusakan pada permukaan sendi-sendi tulang yang banyak dijumpai pada lanjut usia terutama bila lanjut usia itu gemuk. Hampir 8% orang-orang berusia 50 tahun ke atas mempunyai keluhan pada sendi-sendinya, misalnya: linu-linu, pegal, dan kadang-kadang terasa seperti nyeri. Biasanya yang terkena ialah persendian pada jarijari, tulang punggung, sendi-sendi penahan berat tubuh (lutut & panggul). Biasanya nyeri akut pada persendian itu disebabkan oleh gout. Hal ini disebabkan gangguan metabolisme asam urat dalam tubuh. Terjadinya osteoporosis ini menyebabkan tulang-tulang lanjut usia mudah patah sehingga akan sulit sembuhnya. Biasanya patah tulang terjadi karena lanjut usia tersebut jatuh. Jatuhnya dapat terajdi karena sudah berkurangnya kekuataan otot-otot, berkurangnya koordinasi kekuatan anggota badan secara keseluruhan, mendadak pusing, penglihatan yang kurang baik, adanya penyakit jantung yang diiring gangguan pada irama jantung, dan bisa karena cahaya ruangan kurang terang, dan lantai licin. Karena adanya patah tulang tersebut dapat terjadi komplikasi-komplikasi sehingga harus istirahat total (bedrest) dalam waktu yang lama, misalnya karena harus operasi menyambung tulang tersebut. Bedrest yang lama dapat mempercepat terjadinya osteoporosis dan ruang paru-paru.

f. Penyakit yang Disebabkan Proses Keganasan Kanker Penyebab terjadinya kanker sampai saat ini belum diketahui dengan pasti. Hanya nampak makin tua seseorang makin mudah dihinggapi penyakit kanker. Pada wanita, kanker banyak dijumpai pada rahim, payudara dan saluran pencernaan. Biasanya kanker pada wanita dimulai pada usia 50 tahun. Kanker pada pria paling banyak dijumpai pada paru-parunya, saluran pencernaan dan kelenjar prostat. Pada lanjut usia harus dilakukan pemeriksaan secara seksama, riwayat penyakit perlu ditanyakkan baik yang pernah dideritanya maupun yang ada dalam keluarga.

BAB III PENUTUP I. II.

Kesimpulan Saran

DAFTAR PUSTAKA

Ma'rifatul, Lilik. 2011. Keperawatan Lanjut Usia. Yogyakarta; Graha Ilmu Yuli, Reny. 2014. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Gerontik. Jakarta; TIM

Related Documents

Surat Kirim Ke Jurnal.docx
December 2019 40
Kirim Ke Novi.docx
April 2020 31
Kirim Eva.docx
November 2019 47
Kirim Nican.docx
May 2020 41

More Documents from "Eni Suanti Bazid"