Kesenjangan Pengetahuan.docx

  • Uploaded by: sindy
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Kesenjangan Pengetahuan.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 556
  • Pages: 3
Kesenjangan Informasi Pertanyaan tentang apakah media komunikasi berkontribusi pada perbedaan sosial telah menarik minat sejumlah ahli untuk meneliti kesenjangan pengetahuan. Pandangan ini menyebutkan adanya golongan yang memiliki banyak (kaya) informasi dan golongan yang memiliki sedikit (miskin) informasi. Mereka yang kaya informasi adalah yang berpendidkan tinggi dan memiliki banyak akses informasi seperti perpustakaan dan komputer. Sedangkan yang miskin informasi adalah mereka yang berpendidikan rendah dan tak memiliki akses informasidan biasanya juga miskin secara ekonomi. Informasi yang diberikan kepada kedua kelompok tersebut dalam masyarakat akan lebih dinikmati oleh mereka yang kaya informasi daripada yang miskin informasi, sehingga semakin memperlebar kesenjangan diantara kedua kelompok tersebut. Dalam banyak studi yang dilakukan, kesenjangan informasi bukan saja ada tetapi semakin diperlebar oleh media.

Ras dan Gender Dalam media, isu-isu mengenai ras dan gender menjadi sangat riskan untuk dilecehkan. Tidak hanya dalam content-nya tetapi juga dalam industri-nya. Nenden, diskusi Media dan Gender (23/04/05) mengatakan bahwa sesungguhnya tak ada masalah mengenai gender pada isu formal dalam profesinya (wartawan). Hanya saja, masih menurut Nenden, tak jarang wanita dianggap kurang becus dalam pekerjaan tersebut ketimbang pria. Begitu juga dengan content dari media itu sendiri. Banyak media yang merugikan bahkan melecehkan keberadaan wanita. Entah dalam majalah, tayangan iklan atau dalam pemberitaan. Bahkan pada pemberitaan mengenai pelecehan atau pemerkosaan terhadap wanita, wanita cenderung kembali dilecehkan dalam pemberitaan tersebut. Walaupun beberapa media telah mencoba menampilkan liputannya

dengan menghormati wanita korban, misalnya dengan menyembunyikan identitasnya dan dengan menjelaskan kejadian secara ringkas serta deskriptif saja, tetapi cukup banyak media lain justru melakukan kekerasan dengan pengobjekan wanita korban kekerasan. Media sering bersikap sangat tidak adil pada korban, dan lebih bersimpati pada pelaku. Berita kekerasan seksual ditampilkan dengan memaksimalkan imajinasi seksual: menaikkan syahwat, mengobjekkan wanita yang telah menjadi korban. Singkatnya televisi telah melakukan kekerasan seksual dalam meliput berita-berita kekerasan seksual.

Ketika televisi

memberitakan peristiwa pemerkosaan dan dalam berita itu disebutkan wanita korban berkulit kuning langsat dan bertubuh sintal, maka pemberitaan menganai peristiwa perkosaan itu telah menjadikan wanita korban sebagai korban untuk kedua kalinya (revictimized). Pertama, dia menjadi korban kekerasan fisik pemerkosa; kedua, dia menjadi korban penulisan; seolah-olah karena kulitnya yang kuning dan tubuhnya yang sintal itulah yang menjadi penyebab terjadinya kekerasan atas diri wanita itu. Sikap tidak empati pada korban ini sering ditunjukan dengan penggunaan kalimat-kalimat seperti digilir ataupun digagahi yang seringkali menjadi judul utama dalam acara kriminal. Adanya desa global Desa Global menjelaskan bahwa tidak ada lagi batas waktu dan tempat yang jelas. Informasi dapat berpindah dari satu tempat ke belahan dunia lain dalam waktu yang sangat singkat, menggunakan teknologi internet. McLuhan meramalkan pada saatnya nanti, manusia akan sangat tergantung pada teknologi, terutama teknologi komunikasi dan informasi. McLuhan memperkirakan apa yang kemudian terjadi pada masa sekarang, di abada ke-2o seperti saat ini. McLuhan memperkirakan pada masa digital dan serba komputer tersebut, persepsi masyarakat akan mengarah kepada perubahan cara serta pola komunikasi. Bagaimana pada saat itu, masyarakat tidak akan menyadari bahwa mereka sedang mengalami sebuah revolusi

komunikasi, yang berefek pada komunikasi antarpribadi. Di atas level komunikasi interpersonal yakni komunikasi antara dua-tiga orang, pada masa desa global benar-benar terjadi trend komunikasi akan ke arah komunikasi massa, yakni bersifat massal dan luas. Di mana pembicaraan akan suatu topik dapat menjadi konsumsi dan masukan bagi masyarakat luas, kecuali, tentu saja, hal-hal yang bersifat amat rahasia seperti rahasia perusahaan, rahasia negara, keamanan-ketahanan. Semua orang berhak untuk ikut dalam pembicaraan umum, dan juga berjak untuk mengkonsumsinya, tanpa terkecuali.

Related Documents


More Documents from "Tatang Taufik"