Kerangka Acuan Kerja.docx

  • Uploaded by: danni
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Kerangka Acuan Kerja.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,884
  • Pages: 16
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

A. LATAR BELAKANG

: Dalam peningkatan pendapatan masyarakat dan mendukung ketahanan pangan yang berorientasi pada pelaksanaan undangundang otonomi daerah (UU No. 22 dan 25 tahun 1999 yang diperbaharui dengan UU no 32 tahun 2004), dmana pemerintah kabupaten/kota memiliki wewenang dan kesempatan untuk mengatur dan mengembangkan wilayahnya masing-masing secara otonom. Pemerintah Daerah Kabupten Pulau Talibu dalam menindklanjuti dan menyambut otonomi daerah ini mengupayakan pengembangan potensi daerahnya, salah satunya adalah pengembangan irigasi dengan pengembangan irigasi dengan melkukan perencanaan teknis jaringan irogasi yang ada di wilayahnya. Pemanfaatan jaringan irigasi teknis pada daerah irigasi yang ada diharapkan akan dapat meningkatkan lahan irigasi secara intensifikasi maupun ekstensifikasi. Intensifikasi dapat dicapai dengan peningkatan intensitas tanam dan efisien pemakaian air irigasi, sedangkan ekstensifikasi dapat dicapai dengan memanfaatkan sumberair irigasi yang ada secara efisen dengan luas areal yang optimum. Di wilayah Kabupaten Kepulauan Pulau di atas dapat dicapai. Menindaklanjuti hal di atas, maka Pemerintah Kabupaten Pulau Talibu melalui Dinas Pekerjaan Umum pada Tahun Angggaran 2016 melakukan Perencanaan Pembangunan Jaringan Daerah Irigasi (D.I) Pencando yang lokasinya di wilayah Kabupaten Pulau.

B. MAKSUD DAN TUJUAN

: Maksud dilakukannya pekerjaan ini adalah untuk menyiapkan Perencanaan Pembangunan Jaringan Daerah Irigasi (D.I), Pencando kabupaten pulau Talibu Provinsi Maluku Utara. Tujuan dilakukannya pekerjaan ini adalah untuk mendapatkan dokumen Perencanaan pembangunan Jaringan Daerah Irigasi (D.I) Pencando kabupaten pulau Talibu Provinsi Maluku Utara, meliputi bangunan utama, bangunan pengatur, saluran pembawa dan bangunan pelengkap disertai dengan kelengkapan dokumen kontrak untuk proses pelaksanaan konstruksi.

C. SASARAN

: Pengembangan dan konservasi SumberDaya Air (SDA) Kabupaten Kepulauan Melalui kegiatan pembangunan dan peningkatan dalam rangka optimalisasi pemanfaatan sumber-sumber air untuk

mengembangkan lahan sawah irigasi. Kegiatan ini dalam garis besarnya adalah perencanaan jaringan irigasi serta kegiatan lain yang diperlukan untuk mendukung kegiatan tersebut. Kegiatam perencanaan daerah irigasi merupakan konklusi seluruh tahapan kegiatan yang pada akhirnya hasil pelaksanaan pekerjaan/kegiatan ini akan dapat mencapai sasaran yakni memberikan rekomendasi untuk pelaksanaan konstruksi. D. LOKASI KEGIATAN

: Daerah Irigasi (D.I) Pencando, Kabupaten Pulau Talibu Provinsi Maluku Utara.

E. SUMBER PENDANAAN.

: Untuk melaksanakan kegiatan disiapkan pagu sebesar Rp. 296.550,- yang dibiayai dari Dokumen Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja Perangkat daerah (DPA – SKPD) Dinas Pekerjaan Umum Kebupaten Pulu Tlibu Tahun Anggaran 2017.

F. NAMA & ORGANISASI PEMILIK PEKERJAAN : Nama dan organisasi pemilik pekerjaan adalah Pemerintah Kabupaten Kepuauan Cq. Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Kepulauan Cq. Pejabat Pembuat Komitmen Irigasi dan Rawa. G. STANDAR TEKNIS

H. REFRENSI HUKUM

: Pedoman kriteria dan standar yang dipakai dalam pekerjaan ini minimal dan tidak terbatas pada: 1. Kriteria Perencanaan Irigasi KP 01 (Kriteria Perencanaan bagian jaringan irigasi), Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Kementrian Pekerjaan Umum. 2. Kriteria Perencanaan Irigasi KP 02 (Kriteria Perencanaan Bangunan Utama), Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Kementrian Pekerjaan Umum. 3. Kriteria Perencanaan Irigasi KP 03 (Kriteria Perencanaan Saluran), Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Kementrian Pekerjaan Umum. 4. Kriteria Perencanaan Irigasi KP 04 (Kriteria Perencanaan Bangunan), Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Kementrian Pekerjaan Umum. 5. Kriteria Perencanaan Irigasi KP 05 (Kriteria Perencanaan Parameter Bangunan), Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Kementrian Pekerjaan Umum. 6. Kriteria Perencanaan Irigasi KP 06 (Kriteria Perencanaan Standar Penggambaran), Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Kementrian Pekerjaan Umum : 1. Peraturan Presiden Nomor 54 tahun 2010 beserta perubahannya; 2. Peraturan menteri Pekerjaan Umum Nomor 14/PRT/M/2013 tentang Perubahan permen PU Nomor

07/PRT/M/2011 tentang standar dan Pedoman Pengadaan Pekerjaan Konstruksi dan Jasa Konsultasi; 3. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 07/PRT/M/2011 tentang pedoman Pengawasan Penyelenggaraan Pekerjaan konstruksi. 4. Surat edaran Menteri Pekerjaan Umum No. 16/SE/M/2010 Perihal Persyaratan Kualifikasi Usaha Dan Nilai Paket Pekerjaan, Serta Masa Berlaku Sertifikat Keterampilan Kerja. I. LINGKUP KEGIATAN

: Runag lingkup irigasi (D.I) Pencado, melputi : 1. Pekerjaan A

: Pendahuluan

2. Pekerjaan B

: Survei Topografi

3. Pekerjaan C

: Survei dab Analisis Hidrologi

4. Pekerjaan E

: Detail Desain

5. Pekerjaan F

: Pertemuan Konsultasi Masyarakat

6. Pekerjaan G

: Laporan dan Diskusi

1. Pekerjaan A : Pendahuluan/Persiapan Pekerjaan Pemdahuluan/Persiapan meliputi antara lain : -

-

-

Persipam administrasi; Mobilisasi personil dan peralatan; Rapat persiapan pelaksanaan kontrak untuk membahas jadwal pelaksanaan kegiatan (time schedule), jawal penugasan personil, peralatan dan draft RMK; Melakukan pengumpulan data sekunder (peta, data, laporan terdahulu, dll) Melaksanakan orientasi lapangan dan survei pendahuluan; Finalisasi Rencana Mutu Kontrak (RMK) oleh penyedia jasa yang disetujui oleh Direksi yang dapat diterapkan sebagai sistem manajemen mutu selama pelaksanaan pekerjaan. Form penyusunan RMK mengacu ke Permen PU No 04/PRT/M2009 tentang SMM. Penyusunan Laporan Pendahuluan, yang berisikan metode kerja, rencana kerja dan program pelakanaan pekerjaan.

2. Pekerjaan B : Survei Topografi Membuat peta topografi dengan skala 1:5000 daerah irigasi untuk keperluan perencanaan teknis, maka pada peta tersebut harus membuat data ketinggian dan planimetis yang jelas dan benar

sesuai dengan keadaam lapangan yang diukur. Artinya selain data X,Y,Z bisa dijamin kebenarannya (guna perencanaan teknis) yang dipetakan harus sedemikian rupa sehingga dari peta tersebut harus diperhitungkan mengenai irrigable area secara benar. Dengan kata lain peta tersebut harus membuat batas-batas kampung/pemukiman/kawasan industri, ladang kebun, hutan lindung, sawah teknis (bila ada), sawah tadah hujan, sawah semi teknis areal perikanan/tambak dan sebagainya. Disamping itu juga memuat arah batas jalan umum, inspeksi jalan desa, jembatan, saluran irigasi (bila ada). Imterval kontur peta adalah 0,25 m untukdaerah datar 0,5 m untuk daerah agak miring dan 1,0 m untuk daerah datar/berbukit. Secara garis besar pekerjaan akan terdiri dari: a.1 Pemasangan Bench mark/Patok Kayu a.2 Pengukuran Kerangka Dasar Horizontal (Poligon Utama Cabang) a.3 Pengukuran Kerangka Dasar Vertikal (waterpass utama cabang) a.4 Pengukuran situasi seluruh daerah pengairan. a.5 Perhitungan koordinat dan elevasi a.6 Penggambaran situasi daerah irigasi 1:5000 a.7 Penggambaran peta ikhtisar 1:20.000 a.1 Pemasangan Bench mark/Patok Kayu   

 

 

Bentuk ukuran dan konstruksi bench mark besar ukuran 20 x 20 x 100 cm. Bentuk ukuran dan konstruksi bench mark kecil tanda azimut seperti gambar terlampir ukuran 10 x 10 x 80 cm. Bench mark harus dipasang seperti berikut: - Setiap jarak 2-3 km sepanjanng jalur poligon utama san cabang atau setiap luas 100 Ha dipukul rata. - Setiap titik simpul. Bench mark kecil untuk tanda azimut dipasang didekat bench mark besar = 150 cm dan bebas pandangan. Bench mark- Bench mark tersebut harus dipasang sebelum dilakukan pengukuran di tempat yang aman keadaan tanahnya stabil dan lokasinya mudah dicari kembali. Setiap Bench mark harus diberi nomor yang teratur. Bench mark dipasang sedemikian rupa sehingga yang muncul dipermukaan sepanjang 20 cm.



Patok dibuat dari bambu diameter 5,0 cm panjang 50 cm ditanam kedalam tanah sedalam 30 cm dicat merah diberi kode yang teratur dan dipasang paku sebagai titik bidiknya. a.2 Pengukuran Kerangka Dasar Horizontal (Poligon Utama Cabang). Poligon kerangka dasar horizontal terdiri dari poligon utama dan poligon cabang sedangkan untuk pengukuran setail lapangan dengan poligon raai. (1) Poligom Utama  Poligon harus meliputi daerah yang akan dipetakan dan merupakan kring yang tertutup.  Jika terlalu besar harus dibagi lagi dalam beberapa kring tertutup.poligon dibagi atas seksi-seksi dengan panjang maksimum 2-3 km.  Pengukuran poligon harus diikatkan ketitik yang telah ada titik triangulasi, bench mark yang sudah ada sebagai kontrol ukuran titik referensi/awal pengukuran yang akan ditentukan kemudian oleh direksi pekerjaan.  Pengukuran sudut poligon dilakukan dengan 2 (dua) seri dengan ketelitian sudut 5”  Salah penutup sudut maksimum 10 sin, dimana n banyaknya poligon.  Diusahakan sisi poligon sama panjangnya.  Alat ukur sudut yang harus digunakan theodolit T.2 wild atau sejenis dan pengukuran sudut dilakukan dengan titik nol berada (00,450, 900 dst).  Pengukuran jarak dilakukan dengan EDM, dilakukan pulang pergi masing-masing dilakukan minimal 5 (lima) kali bacaan pulang pergi.  Sudut vertikal dibaca 2 (dua) seri dengan ketelitian sudut 200.  Pengamatan matahari dilakukan setiap 5 Km (maksimal) sepanjang jalurpoligon utama, cabang dan titik simpul silakukan pagi sore dan diusahakan pengamatan pada tinggi matahari yang sama untuk pagi dan sore dengan ketinggian < 300 ketelitian azimuth 10.  Alat yang digunakan untuk pengamatan harus Prisma Roelloph  Ketelitian linear 1:10.000 (2) Poligon Cabang  Poligon harus dimulai dari poligon utama dan diakhiri pada poligon utama.

 Poligon dibagi atas seksi-seksi yang panjang maksimum 2-3 Km.  Pengukuran sudut poligon dilakukan dengan satu seri dengan ketelitian sudut 200  Salah penutup maksimum 20 sin, dimana n banyaknya titik poligon  Semua bench mark yang dipasang maupun yang telah ada harus dilalui poligon.  Diusahakan sisi poligon sama panjangnya.  Alat ukur sudut yang harus digunakan theodolit T2 Wild atau yang sejenis dan pengukuran sudut dilakukan dengan titik nol berada (00,450, 900 dst).  Pengukuran jarak dilakukan dengan rantai ukur baja, dilakukan pulang-pergi masing-masing 3 (tiga) kali bacaan untuk pulang dan pergi dengantitik nol berbeda.  Pengamatan matahari dilakukan setiap 5 km (maksimal) dilakukan pagi dan sore, masing-masing 1 (satu) seri untuk pagi dan soredan diudahakan pengamatan dilakukan setinggi matahari yang sama dengan ketinggian 30, ketelitian azimuth 1:5000  Alat yang digunakan untuk pengamatan harus Prisma Roelloph  Ketelitian linear 1:10.000 a.3 Pengukuran Kerangka Dasar Vertikal (waterpass utama cabang) Poligon kerangka dasar horizontal terdiri dari poligon utama dan cabang sedangkan untuk pengukuran detail lapangan dengan poligon raal. (1) Pengukuran Waterpass Utama.  Alat yang digunakan Waterpass Automatic level Ni 2 atau sederajat.  Pengecekan garis bidik alat waterpass. Data pengecakan harus dicatat dalam buku ukur.  Waktu pembidikan rambu harus diletakkan dialas besi (dtaadpod). Bidikan rambu harus diantara interval 0,5 m dan 2,74 m )untuk rambu yang 3 m panjangnya).  Jarak bidikan dari alat ke rambu maksimum 50 m.  Usahakan jumlah slaag perseksi.  Data yang dicatat adalah pembacaan ketiga benang silang yaitu: benang atas, benang bawah dan benang tengah.



Pengukuran waterpass harus dilakukan setelah bench mark dipasang.  Semua bench mark yang ada maupun yang akan dipasang harus mellui jalur waterpass apanila berada ataupun dekat dengan jalur waterpass.  Pada jalur yang terkait/tertutup pengukuran dilakukan dengan cara double stand, sedangkan pada jalur yang terbuka dur dengan cara pulang pergi.  Selisih bacaan stand pertama dengan stand kedua harus 2 mm.  Batas toleransi untuk kesalahan penutup maksimum 7 sid mm, dimna D= jumlah jarak dalam Km. (2) Pengukuran Waterpass Cabang.  Metode pengukuran sama seperti pada waterpas utama.  Batas toleransi kesalahan penutup maksimum juga sama yaitu 10√D mm. a.4 Pengukuran situasi seluruh daerah pengairan.   

   

Alat yang digunakan adalah Theodoliet Wild To atau yang sederajat ketelitiannya. Metode Raai san vorsstraal. Semua kenampakan yang ada baik alamiah maupun buatan manusia diambil sebagai titik detail dan bila itu memanjang harus diikuti oleh Raai situasi misalnya saluran, jalan, batas kampung. Jalur raai terikat pada poligon utama atau cabang. Panjang Raai maksimum 2 – 3 Km. Jarak antara Raai maksimum 150 m. Beda tinggi harus dihitung dengan rumus Tachiometri (tidak diperkenankan menggunakan tabel jordan).

a.5 Perhitungan  Perhitungan harus disertai sketsa arah pengukuran agar memudahkan pemeriksaan.  Station pengamat matahari harus tercantum pada sketsa.  Hitungan poligon dan waterpass kerangka utamaharus dilakukan dengan perataan Bowditch, metode dell atau perataan kwadrat kecil.  Pada gambar sketsa kerangka utama harus dicantumkan hasil hitungan.

-

Salah penutup sudut poligon Salah linear poligon beserta harga toleransinya. Salah pemutup waterpass beserta harga toleransinya.  Perhitungan dilakukan salam sistem proyeksi yang sudah ada sesuai dengan data referensi/awal pengukuran.  Ketelitian peta/gambar - Semua tanda silang untuk grid koordinat tidak boleh mempunyai kesalahan lebih dari 0,3 mm diukur dari titik kontrol horizontal terdekat. - Titil kontrol vertikal, posisi horizontalnya tidak boleh mempunyai kesalahan lebih dari 0,6 mm diukur dari garis atau titik kontrol horizontal terdekat. - 90 % (sembilan puluh persen) dari bangunan penting seperti bensung, jembatan, saluran dan sungai tidak tidak mempunyai kesalahan lebih dari 0,6 mm diukur dari garis grid atau titik kontrol horizontal terdekat. Sisanya 5% tidak boleh mempunyai kesalahan lebih dari 1,2 mm. - Pada sambungan lebar peta satu dengan yang lain, garis kontur, bangunan, saluran sungai, harus tepat tersambung. a.6 Penggambaran  Garis silang untuk grid dibuat setiap 10 cm.  Gambar draft harus dilakukan diatas kertas kalkir yang telah disetujui Direksi  Semua Bm dan titik triangulasi (titik pengikat) yang ada di lapangan harus digambar dengan legenda yang telah ditentukan dan dilengkapi dengan elevasi dan koorinat.  Pada tiap inyerval 5 (lima) garis kontur dibuat tabel dan dituluis angka elevasinya.  Garis sambungan (overlap) peta sebesar 5 cm.  Titik pengikat/referensi peta harus tercamtum pada peta dan ditulis dibawah legenda.  Gambar atau peta situasi skala 1 : 5000 digambar diatas kertas kalkir ukuran A1.  Pada peta situasi 1 : 5000 jalur poligon utama ada cabang harus dogambar.  Gambar kampung dan sungai harus diberi nama yang jelas.  Gambar kampung, sawah, rawa harus dberi batas.

a.7 Penggambaran peta ikhtisar 1:20.000  



  



peta ikhtisar dkala 1 : 20.000 digambar pada kertas kalkir. Pada peta ikhtisar harus tercantum nama kampung, nama sungai, BM, jalan, jembatam rencana benduung dll, kenampakan yang ada didaerah pengukuran. Interval kontur tiap 0,25m untuk daerh datar 0,50 m, untuk daerah miring dan 1,0 m untuk daerah berbukit. Grid pada ikhtisar 1 : 20.000 tiap 10 cm Lembar peta harus diberi nomor urut yang jelas dn teratur yaitu mulai dari kiri berurut kanan. Format gambar etiket peta harus sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh direksi pekerjaan. Sebelum pelaksanaan memulai penggambaran disarankan untuk asistensi dahulu kepada direksi (bagian pengukuran)

3. Pekerjaan C. Surnei dan Analisis Hidrologi Kegiatan yang harus dilakukan dalam melakukan survei dan analisis hidrologi yaitu: 1. Kegiatan pengumpulan data sekunder hidrologi . Kegiatan pengumpulan data sekunder: data curah hujan dari stasiun yang berpengaruh terhadap lokasi kegiatan, data yang didapat harus lebih dari 10 tahun; data catatan debit sungai (bila ada); data dan peta tata guna lahan dan peta-peta pendukung lainnya. 2. Kegiatan analisis hidrologi; Mengolah data hidrologiuntuk kebutuhan perencanan; melakukan uji validitasi, kompilasi dan kelengkapan data hidrologi. 5. Pekerjaan E: detail desain Pekerjaan detail desain, meliputi: a. Detail desain jaringan dilakukan terhadap Daerah Irigasi (D.I) Pencando. b. Melakukan evaluasi ketersedian air sungai terhadap kebutuhan air untuk Daerah Irigasi (D.I) Pencando. c. Membuat alokasi air sungai

d. Membuat alternatif sistem pemberian air terhadap pemetaan geologi permukaan disini terutama ditujukan daerah irigasi modapuhi jika memungkinkan. e. Mengidentifikasi dan mengevaluasi bangunan irigasi eksisting. f. Membuat detail sedain bangunan pelengkap g. Melakukan perencanaan sistem planning dan membuat pola tanam dari beberapa alternatif. h. Melakukan detail desain saluran (saluran primer, saluran sekunder, dan saluran pembunag/drainage) dan bangunan (bangunan bagi, bangunan sadap, saluran, talang, sipon, gorong-gorong, bangunan terjun, jembatan, rencana tanggul, dll) i. Melakukan penggambaran sedain saluran dan bangunan j. Melakukan perhtungan anggaran biaya pekerjaan (RAB) dan Bill Of Quantity (BoQ) yang dilengkapi dengan calculation shet (sketsa perhitungan). k. Membuat metode pelaksanaan dan spesifikasi teknis l. Membuat manual operasi dan pemeliharaan. 6. Pekerjaan F: Pertemuan Konsultasi Masyarakat Pertemuan konsultasi masyarakat dilakukan dengan cara memberikan penjelasan atau mensosialisasikan kepada masyarakat petani maupun instansi terkait hal-hal yang perlu dijelaskan antara lain : tentang areal sawah, alih fungsi lahan, ketersediaam air, kepemilikan lahan, kondisi tata jaringan dan lain-lain. 7. Pekerjaan g: Laporan dan Diskusi - Konsultan wajib menyerahkan laporan hasil pekerjaan yang telah didiskusikan kepada pihak direksi. - Konsultan mengadakan diskusi dengan direksi dan melaksanakan pemaparan dihadapan direksi dan tim perencanaan. - Konsultan bersedia hadir jika dipanggil/diundang oleh puhak pengguna. Konsultam bertanggung jawab penuh atas mutu data/ peremcanaan yang dihasilkan. Apabila data ternyata tidak sah, tidak realistis dan atau kurang memadai, kurang memuaskan menurut direksi maka konsultan wajib memperbaikinya. J. KELUARAN

: output yang harus dihasilkan dari pelaksanaan pekerjaan Perencanaan Pembangunan Jaringan Daerah Irigasi (D.I) Pencando adalah hasil perencanaan secara menyeluruh dari banguna utama,

bangunan pelengkap, dan jaringan saluran serta rencana anggaran biaya dan gambar perencanaan yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan konstruksi. K. PERALATAN, MATERIAL, PERSONIL DAN FASILITAS DARI PPK : Pejabat pembuat komitmen selaku pengguna jasa berkewajiban menyediakan data-data dan fasilitas sebagai berikut: 1. Dukungan administrasi / surat-menyurat yang diperlukan guna mendukung pelaksanaan pekerjaan ini. 2. Membayar pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan rencana termin kontrak yang ditetapkan ataupun prestasi pekerjaan konsultan. 3. Data pendukung (studi/desain) pelaksanaan pekerjaan. L. PERALATAN MATERIAL DAN FASILITAS DARI JASA PENYEDIA: Penyedia jasa harus menyediakan dan memelihara semua fasilitas dan peralatan yang digunakan untuk pelaksnaan pekerjaan antara lain terdiri dari: 1. Mobilisasi dan demobilisasi personil 2. Perjalanan dinas dan akomodasi tetnaga ahli dan pendukung lainnya. 3. Peralatan komputer baik perangkat keras maupun lunaknya. 4. Kantor/studio/basecamp lengkap dengan peralatan yang diperlukan untyuk pelaksanaan pekerjaan seperti: peralatan gambar, peralatan tulis, telepon, faxmile, internet dan barangbarang habis pakai lainnya selama 6 bulan. Kantor/studio harus beralamat/berdomisili dilokasi pekerjaan dan sekitarnya, yaitu dekat dengan loksi kegiatan. 5. Biaya akomodasi, perjalanan dins dan penginapan untuk semua personil 6. Fasilitas tansportasi 1 (satu) unit kendaraan bermotor roda 4 (empat) dan 2 (dua) unit roda 2 (dua) yang layak jalan. 7. Biaya untuk staf pembantu pada bagian administrasi umum 8. Biaya-biaya sosial yang terkait dengan pekerjaan (sudah masuk dalam biaya langsung personil) 9. Biaya konsultasi dengan instamsi terkait (6 kali perjalanan)n konsultasi bulanan ( 5 kali perjalanan), dan diskusi pendahuluan & akhir (2 kali perjalanan). M. lingkup kewenangan Penyedia Jasa : penyedia jasa mempunyai kewenangan untuk mempertanggung jawabkan produk hasil pekerjaajn sesuai dengan data-data yang didapat dari lapangan dan berdasarkan hasil perhitungan teknis dan pembahasan dengn Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Kepulauan. N. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN : Jangka waktu pelaksanaan kegiatan pekerjaan pembangunan jaringan daerah irigasi (D.I) Pencando adalah selama

60 (enampuluh) hari kalender sejak diterbitkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK). O. TENAGA AHLI

: Agar dapat melaksanakan pekerjaan detail desain dengan baik, diperlukan tim perencana yang terdiri atas tenaga hali/ profesional dan berpengalaman dalam perencanaan irigasi. Dalam melaksanakan tugasnya tenaga ahli/profesional tersebut dibantu oleh beberapa tenaga pendukukng, baik asisten ahli maupun tenaga pensukung lainnya. Tim perencana dipimpin oleh seorang ketua tim (team leader) berpengalaman dalam mengelola dan mengkoordinbnir pelaksnan pekerjaan perencanaan. Oleh karena itu tim perencana terdiri dari tenaga hali yang mempunyai klasifikasi sebagai berikut: a. Ketua Tim (Team Leader) Ketua Tim (Team Leader) disyaratkan seoranng sarjana Teknik Sipil/ Pengairan (S2), berpengalaman dalam pekerjaan perencanaan bendung/jaringan irigasi sekurang-kurangnya mempunyai pengalaman selama 6 (enam) tahun dan mempunyai/bersertifikat ahli madya bidang Sumber Daya Air dan mempunyai pengalaman sebagai team leader mini8mal 2 (dua) kali dalam pekerjaan perencanaan Sumber Daya Air diutamakan yang sejenis. Team Leader mampu mengkoordinasikan pekerjaan team dan menjamin standar pekerjaan yang seragam oleh para anggota team atau unit kerja. Personil yang diusulkan pada posisi ini harus memiliki motivasi yang tinggi, memiliki kemampuan yang memimpin dan dapat bekerja sama dengan pihak lain. b. Ahli Desain Irigasi/ Banguna Air Ahli irigasi/Bangunan Air, disyaratkan seorang sarjana teknik sipil/perairan (S1), berpengalamandalam pekerjaan perencanaan bendung/jaringan irigasi sekurang-kurangnya mempunyai pengalaman selama 4 (empat) tahun dan mempunyai/bersertifikat Ahli muda bidang sumber daya air. Ahli irigasi/bangunan air mampu melaksanakan perencanaan bendung/jaringan irigasi dan bangunannya serta membuat manual operasi dan pemeliharaan (OP) terhadap hasil desain tersebut. c. Ahli Hidrologi Ahli hidrologi disyaratkn seorang sarjana teknik sipil/perairan (S1) berpengalaman dalam perhitungan hidrologi bendung/jaringan irigasi dan sekurang-kurangnya mempunyai

pengalaman serta 4 (empat) tahun dan mempunyai/bersertifikat Ahli Mud bidang Sumber Daya Air. Ahli Irigasi/Bangunan mempunyai tugas dan tanggung jawab mempersiapkan analisis kebutuhan air irigasi, menghitung drain modul dan menghitung debt banjir rencana bendung, serta menyusun laporan hidrologi. d. Ahli Geodesi Ahli Geidesi disyaratkan seorang sarjana teknik geodesi (S1), berpengalaman dalam pelaksanaan dibidang sipil sub bidang prasarana keairan yaitu pemetaan tanah, pengukuran daerah irigasi dan trase saluran dan bngunan dan sekurang-kurangnya mempunyai pengalaman selama 4(empa) tahun dan mempunyai/bersertifikat Ahli Muda bidang Geodesi. e. Ahli Geologi Teknik/Mekanika Tanah Ahli Geologi Teknik/Mekanika Tanah disyaratkan seorang sarjana teknik geologi/teknik sipil (S1), berpengalaman dalam pelaksanaan survei, investivigasi, pengukuran dan uji kekuatan daya dukung tanah dan menilai jenis-jenis tanahpada lokasi bendung, jaringan irigasi dan melakukan analisa mekanika tanah. Sekurang-kurangnya mempunyai pengalaman selama 4(empat) tahun dan mempunyai/bersertifikat Ahli Muda bidang Geologi teknik/mekanika tanah. f.

P. LAPORAN-LAPORAN

Ahli Kuantitas /Perkiran Biaya Ahli Kuantitas /Perkiran Biaya, disyaratkan seorang sarjana teknik sipil/pengairan (S1), berpengalaman dalam mempersiapkan kuantitas/perkiraan biaya pekerjaan konstruksi bendungan/jaringan Irigasi dan sekurang-kurangnya mempunyai pengalaman selama 4(empat) tahun dan mempunyai/bersertifikat Ahli Muda bidang sumber daya air. Ahli Kuantitas /Perkiran Biaya mampu menyiapkan perkiraan biaya pelaksanaan pekerjaan bendung/jaringan irigasi. : Jenis laporan yang harus diserahkan kepada pejabat pembuat komitmen adalah: a) Rencana Mutu Kontrak (RMK) Rencana Mutu Kontrak (RMK) dibuat sebanyak 5 (lima) buku. Laporan RMK sebagai srana untuk pengendalian mutu pekerjaan akan disusun laporan rencana mutu kontrak (RMK). Pada akhir bulan pertama konsultan akan menyiapkan dan mengirimkan laporan yang berisi informasi tentang pengguna dan penyedia jasa, urian tugas, dan

tanggung jawab masing-masing personil, prosedur pelaksanaan pekerjaan, instruksi kerja, bagan alir kegiatan dan jadwal kegiatan. b) Laporan Bulanan Laporan bulnan (mountly report) dibuat sebanyak 5 (lima) buku setiap bulannya. Laporan bulanan berisikan kegiatan perencanaan yang dilakukan selama bulan bersangkutan, kendala/permasalahannya yang dihadapi dalam bulan bersangkutn dan upaya penanganannya, dokumentasi kegiatan perencanaan dalam bulan bersangkutan dan rencana kerja bulan berikutnya. Laporan bulanan akan dibuat sedemikian rupa agar pihak terkait mendapatkan informasi yang jelas dan tepat pada waktunya dan bilamana ada pertemuan pada tahap tertentu yang diusulkan untuk pemberian keputusan yang berkaitan dengan adanya tahapan penyelesaian pekerjaan, maka hal tersebutakan diperinci dalam laporan bulanan dan diserahkan pada minggu I bulan berikutny setiap bulannya.

c) Laporan Pendahuluan Laporan Pendahuluan (Inception Report) sebanyak 10 (sepuluh) bukutersebut untuk keperluan diskusi dan sebanyak 5 (lima) buku untuk arsip, yang meliputi rencana kegiatan yang dilakukan baik di lapangan maupun di kantor dan hasil orientasi lapangan, data yang tersedia, metode kerja termasuk kriteria desain/perencanaan yang akan dipakai sesuai dengan standar/kriteria yang berlaku (SNI), hasil peninjauan lokasi proyek dan program kerja selanjutnya. Laporan Pendahuluan harus dipresentasikan dan diserahkan pada minggu I bulan kedua, setelah terbitnya SPMK. d) Laporan Antara (interim Report) Laporan Antara (Interim report), sebanyak 10 (sepuluh) buku untuk keperluan diskusi dan 5 (lima) buku untuk arsip, yang membuat semua hasil pekerjaan lapangan dan hasil analisis serta draft gambar yang diusulkan, laporan antara harus dipresentasikan dihadapan Tim Pengarah/Tim Teknis dinas pekerjaan Umum. Laporan Antara dapat diterima bila didampingi daftar simak yang telah diisi yakni merupakan inpeksi dan test serta request/ ijin kerja yang telah disetujui

pengawas/direksi pekerjaan. Laporan harus diserahkan pada minggu III bulan ketiga sejak SPMK. e) Laporan Akhir Sementara (Draft Final Report) Laporan Akhir Sementara (Draft Final Report) sebanyak 10 (sepuluh) buku untuk keperluan diskusi, yang membuat semua hasil pekerjaan studi yang dilaksanakan baik hasil survei, hasil analisa, serta gambar desain/perencanan, RAB dan anlisa kelayakan. Laporan Akhir Sementara diserahkan pada minggu II bulan kelima setelah SPMK serta dipresentasikan dihadapan Tim Pengarah/Tim Teknis Dinas Pekerjaan Umum bersama-sama Wakil dari instansi/Dinsas terkait. f)

Laporan Akhir (Final Report) Laporan Akhir (Final Report) merupakan penyempurnaan dari draft Final Report dengan memasukan saran-saran hasil diskusi baik tanggapan, koreksi maupun saran dan laporan akhir ini diserahkan kepada Pemberi Pekerjaan setelah mendapatkan persetujuan Direksi dan Pejabat Pembuat Komitmen serta Kepala Satuan Kerja. Laporan Akhir harus diserahkan sebanyak 5 (lima) buku dan diterima dengan baik oleh Pemberi Pekerjaan pada akhir Pelaksanaan kontrak. g) Laporan Penunjang Laporan penunjang terdiri dari hasil masing-masing kegiatan yang disajikan secara jelas dan terinci, sebagai berikut: Buku 1 : Buku Data Hasil Survei (Topografi, Hidrologi, Geologi Teknik/Mekanika Tanah, dll) Buku 2 : Laporan Nota Perhitungan Desain (Design Note) Buku 3 : Buku BoQ dan RAB Buku 4 : Buku Spesifikasi Teknik dan Dokumen Lelang Buku 5 : Gambar Perencanaan ukuran A1 Buku 6 : Gambar Perencanaan ukuran A3 Softcopy File Perencanaan (dalam Harddisk Eksternal 1 TB) Q. LAIN-LAIN

: Dalam hal ini penyedia jasa wajib melaksanakan segala ketentuan sesuai SNI/SK-SNI dan ketentuan-ketentuan lainnya sebagai pedoman pelaksanaan studi yang dikeluarkan oleh

R. KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA : Dalam pelaksanan kegiatan jasa konsultasi, penyedia jasa wajib menerapkan sistem manajemen K3 dengan menyusun Rencana Keselamatan dan Kesehatan Kerja Kontrak (RK3K). Keluaran yang dihasilkan dalam kegiatan jasa konsultasi harus mencangkup aspek-aspek K3.

Related Documents


More Documents from "Ali Ahad"

Doc1.docx
October 2019 17
Team Net Values
May 2020 4
Describing.docx
December 2019 9