Kerangka Acuan Klinik Sanitasi.docx

  • Uploaded by: Ali Ahad
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Kerangka Acuan Klinik Sanitasi.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,277
  • Pages: 6
PEMERINTAH KABUPATEN BATANG HARI

DINAS KESEHATAN UPTD PUSKESMAS MUARA TEMBESI Jalan: Jambi-Tebo Km.V Ma. Tembesi e_mail: [email protected] kode pos 36653

KERANGKA ACUAN KLINIK SANITASI A. LATAR BELAKANG Kesehatan Lingkungan sebagai salah satu upaya kesehatan yang ditunjukkan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat, baik fisik, kimia, biologi maupun sosial yang memungkinkan setiap orang mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya, sebagaimana tercantum dalam Pasal 162 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. Sampai saat ini penyakit yang terkait kualitas lingkungan masih merupakan masalah kesehatan masyarakat, antara lain Malaria pada tahun 2012 sebanyak 417.819 kasus dan Anual Parasit Incident Malaria di Indonesia sebesar 1,69 per1.000 penduduk. Demam Berdarah Dengue pada tahun 2012 sebanyak 90.245 kasus dengan jumlah kematian 816 (IR= 37,11 dan CFR= 0,9). Sedangkan penemuan Pneumonia Balita pada tahun 2012 cakupannya sebesar 22,12%. Sedangkan penemuan Pneumonia Balita pada tahun 2012 cakupannya sebesar 22,12%. Angka kesakitan diare pada semua umur menurun tidak signifikan dari 423 per 1000 penduduk pada tahun 2006 menjadi 411 per 1000 penduduk pada tahun 2010, hasil survey ,morbiditas tahun 2006 dan tahun 2010 memperlihatkan bahwa tidak ada perubahan episode diare pada balita sebesar 1,3 kali (Hasil Kajian Morbiditas diare, Depkes, 2012).

Tingginya kejadian penyakit berbasis lingkungan disebabkan oleh masih buruknya kondisi sanitasi dasar terutama air bersih dan jamban, meningkatnya pencemaran, kurang higienisnya cara pengolahan makanan, rendahnya perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) masyarakat, serta buruknya penatalaksanaan bahan kimia dan pestisida dirumah tangga yang kurang memperhatikan aspek kesehatan dan keselamatan kerja. Oleh karna itu perlu adanya upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit-penyakit tersebut melalui upaya perbaikan lingkungan/sanitasi dasar dan perubahan perilaku kearah yang lebih baik. Hal ini sesuai dengan paradigma sehat yang lebih menonjolkan aspek pencegahan dan promosi. Salah satu pendekatan yang menekankan pada upaya preventif dan promotif berupa perbaikan lingkungan dan perilaku adalah membuka ruangan untuk konsultasi/konseling (klinik Sanitasi).

Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Barat Daya merupakan salah satu instansi pemerintah di bidang kesehatan yang terletak di Kecamatan Blangpidie, Kabupaten Aceh Barat Daya dengan luas wilayah kerja 2.334,01 km2 dan memiliki 13 Puskesmas. Sejalan dengan hal tersebut diatas, dalam kebijakan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015 2019, pembangunan air minum dan sanitasi menjadi salah satu prioritas nasional, khususnya pada agenda pembangunan Ekonomi dengan sasaran mempercepat pembangunan infrastuktur dasar dan konektivitas dengan salah satu targetnya yakni pencapaian akses air minum layak 100 % dan sanitasi layak sebesar 100 % pada masa akhir RPJMN. Selain itu dalam RPJMN tersebut pada agenda pembangunan Bidang Kesehatan dan Gizi Masyarakat, salah satu sasarannya adalah meningkatkan pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan melalui peningkatan mutu kesehatan lingkungan dan akses terhadap air minum, sanitasi layak dan perilaku higienis, serta sasaran desa/kelurahan yang melaksanakan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) sebanyak 45.000 desa. Oleh karena itu, hingga saat ini data akses air minum layak dan Sanitasi layak di Kabupaten Aceh Barat Daya 31 Desember 2017 adalah 50,43% akses air minum dan 50,09% akses sanitasi layak. Berdasarkan dari data diatas belum mencapai target sesuai indikator yang ditetapkan, oleh karena itu perlunya kegiatan-kegiatan pendukung lainnya untuk mempercepat akses sanitasi dengan pendekatan STBM yang mengedepakan prinsip perubahan perilaku masyarakat hidup bersih dan sehat serta membuka akses konsultasi masyarakat tentang sanitasi lingkungan yaitu dengan membuka klinik sanitasi di masing-masing puskesmas wilayah kerja Dinas Kesahatan Kabupaten Aceh Barat Daya. Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Lingkungan di Puskesmas, di dalam Permenkes tersebut telah dijelaskan pada BAB II Pasal 3 tentang Kegiatan Pelayanan Kesehatan Lingkungan Di Puskesmas dilakukan dalam bentuk : Konseling, Inspeksi Kesehatan Lingkungan dan atau Intervensi Kesehatan Lingkungan.

B. DASAR HUKUM 1. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik 2. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan 3. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan 4.

Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015-2019

5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat 6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 3 Tahun 2014 tentang Sanitasi Total Berbasis Masyarakat 7.

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 13 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Lingkungan di Puskesmas

8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 61 Tahun 2017 tentang Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus Non Fisik Bidang Kesehatan Tahun Anggaran 2018 9. Surat Edaran Gubernur Aceh Nomor 443.52/10522 Tahun 2016, tentang Pelaksanaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat 10. Qanun Kabupaten Aceh Barat Daya Nomor 4 Tahun 2010 tentang Kesehatan 11. Surat Edaran Bupati Aceh Barat Daya Nomor 443.5/ 792 / 2017 tentang Pelaksanaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat

C. TUJUAN UMUM DAN TUJUAN KHUSUS 1. Tujuan Umum : Untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dengan akses sanitasi layak yang mengutamakan upaya promotif dan preventif.

2. Tujuan Khusus : - Meningkatkan pengetahuan, kesadaran dan kemampuan masyarakat untuk melakukan pencegahan terhadap penyakit berbasis lingkungan - Meningkatkan kunjungan Konseling Kesehatan Lingkungan - Untuk mengetahui penyebab penyakit yang diderita pasien dari aspek lingkungan - Menurunkan angka kesakitan penyakit berbasis lingkungan D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN Pelaksanaan kegiatan klinik sanitasi meliputi : 1. Meningkatkan pengetahuan, kesadaran dan kemampuan masyarakat untuk melakukan pencegahan terhadap penyakit berbasis lingkungan  Memberikan saran perbaikan lingkungan dan prilaku hidup bersih dan sehat 2. Meningkatkan kunjungan Konseling Kesehatan Lingkungan  Membuka klinik sanitasi setiap hari 3. Menurunkan angka kesakitan penyakit berbasis lingkungan  Konseling dalam gedung pada pasien/klien dengan penyakit berbasis lingkungan yang berkunjung ke Puskesmas 4. Untuk mengetahui penyebab penyakit yang diderita pasien dari aspek lingkungan  Kunjungan Luar Gedung pada kasus klinik sanitasi yang tidak dapat diselesaikan dalam gedung untuk mencari/melihat secara langsung faktor penyebab terjadinya penyakit berbasis lingkungan

E. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN

1. Pelaksanaan Kegiatan. Membuka Klinik sanitasi setiap hari kerja atau sesuai kesepakatan pelayanan di masing-masing Puskesmas. Disediakan satu ruangan untuk klinik sanitasi, dimana ruang tersebut bisa menjaga privasi pasien/klien, dan bisa disinergikan ruangan tersebut dijadikan poli konsultasi bersama dengan program lain. bagi Pasien/Klien yang berkunjung di poli konsultasi dengan penyakit berbasis lingkungan akan mendapat konseling klinik sanitasi 2. Alur Konseling dalam Gedung a.

Bagi Pasien yang belum sakit setelah mendaftar di loket, mereka langsung ke ruang Klinik Sanitasi untuk mendapatkan bimbingan teknis. Di ruang Klinik Sanitasi, sanitarian/tenaga kesling akan melakukan wawancara dan konseling yang hasilnya ditulis dalam Kartu Status Kesehatan Lingkungan. Selanjutnya sanitarian/petugas kesling membuat janji kunjungan ke rumah pasien.

b. Bagi Pasien yang sudah sakit mendaftar di loket setelah mendapatkan kartu status, seterusnya diperiksa oleh petugas Puskesmas di Poli Umum. Apabila di dapatkan pasien penyakit yang behubungan erat dengan faktor lingkungan, maka yang bersangkutan dirujuk ke ruang klinik sanitasi. 3. Kunjungan Luar Gedung Kunjungan Luar Gedung ini adalah kunjungan rumah/lokasi sebagai tindak lanjut kunjungan pasien ke Puskesmas (Klinik Sanitasi). Kunjungan ini sebenarnya merupakan kegiatan rutin yang lebih dipertajam sasarannya, sesuai hasil wawancara pasien dengan sanitarian pada waktu di Puskesmas.

F. SASARAN Pasien dengan penyakit berbasis lingkungan dan klien dengan masalah lingkungan yang berkunjung di Puskesmas

G. TARGET

1. Melayani konseling Pasien di klinik sanitasi lebih besar atau sama dengan 2 % dari jumlah kunjungan pasien Puskesmas 2. Menurunkan urutan penyakit berbasis lingkungan dalam 10 Penyakit terbanyak diwilayah Puskesmas dari tahun sebelumnya.

H. SKEDUL (JADWAL) PELAKSANAAN KEGIATAN Pelayanan Klinik dilaksanakan setiap hari kerja atau sesuai kesepakatan pelayanan di Puskesmas bersangkutan NO 1

KEGIATAN

Senin

Selasa

Rabu

Kamis

Jum’at

Pelayanan Klinik Sanitasi (Dalam Gedung dan Luar Gedung)

I. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN Evaluasi pelaksanaan kegiatan klinik sanitasi dilakukan setiap bulan dinyatakan tercapai bila kunjungan klinik sanitasi lebih besar atau sama dengan 2% dari total kunjungan pasien Puskesmas dan urutan Penyakit berbasis lingkungan dalam 10 penyakit terbanyak di Puskesmas turun dari Tahun sebelumnya dilaporkan ke Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Barat Daya.

J. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN Hasil Kegiatan klinik sanitasi dicatat pada buku register klinik sanitasi dan direkap buku rekap klinik sanitasi dan dilaporkan menggunakan blanko laporan bulanan klinik sanitasi dan dievaluasi setiap sebulan sekali

Related Documents


More Documents from "yuni"