Juknis Pengawasan Konstruksi.docx

  • Uploaded by: danni
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Juknis Pengawasan Konstruksi.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 5,819
  • Pages: 46
No. Dok : /PSDAP/2012 No. Rev : 00

Tgl. Diterbitkan:

Paraf :

PERSETUJUAN NAMA & JABATAN Penyusun

Bambang Sudrajat, ST, M.Sc

Diperiksa oleh

Ahmad Rifa'i Azhari, S.Sos, M.Si

Disahkan oleh

H.Oting Zaenal Mutaqin,SH,MM

TANDA TANGAN

PETUNJUK PENGAWASAN PELAKSANAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI BIDANG SUMBER DAYA AIR DINAS PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR DAN PERTAMBANGAN 1 Status Dokumen :

Terkendali

ASLI Tanggal Distribusi

Tidak Terkendali

:

Distribusi Ke : No. 1 2 3 4 5 6

1

Nama OPD/Badan Bappeda Kab. Cianjur Inspektorat Kabupaten Cianjur Sekretariat Daerah Kab. Cianjur

Diisi sesuai status dokumen (asli/terkendali/tidak terkendali)

Hal 1 dari 46

SEJARAH DOKUMEN2 TANGGAL 6 Mei 2012

2

CATATAN PERUBAHAN Petunjuk Pelaksanaan ini Diterbitkan Perdana

KETERANGAN

Menguraikan kronologis dokumen. Setiap terjadi revisi , harus dicatat dalam sejarah dokumen

Hal 2 dari 46

1. RUANG LINGKUP Petunjuk Pelaksanaan ini berlaku sebagai panduan dan arahan tentang tata cara pengawasan dalam pelaksanaan proyek-proyek irigasi, sungai, dan lainnya, agar dapat menghasilkan pekerjaan yang sebaik-baiknya dimana pengawas harus dibekali dengan sarana pengawasan. Pengawasan ditujukan terhadap pekerjaan yang dilaksanakan baik secara swakelola maupun untuk pelaksanaan konstruksi dilingkungan Dinas PSDA & P Kabupaten Cianjur 2. MAKSUD DAN TUJUAN i. Pengawasan dilakukan bukan hanya sekedar mengawasi pekerjaan dilapangan namun mencakup juga unsur-unsur administrasi dan teknis dalam pelaksanaan pekerjaan. ii. Pengawasan dimaksudkan untuk :  Mengusahakan agar pelaksanaan dapat berjalan lancar sesuai dengan waktu dan urutan pelaksanaan pekerjaan yang telah ditetapkan dan disepakati.  Menjaga agar syarat-syarat pelaksanaan dipenuhi oleh pihak pelaksana/penyedia jasa. iii. Memeriksa/meneliti kesesuaian antara hal-hal/keadaan yang dipergunakan di dalam perencanaan dengan kenyataan yang didapat pada pelaksanaan pekerjaan. 3. ACUAN DAN SUMBER a. Undang – Undang Nomor 18 tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi b. Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi c. Peraturan Presiden nomor 54 tahun 2010 tentang Pedoman pelaksanaan Pengadaan Barang dan jasa Instansi Pemerintah d. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 07/PRT/M/2011 Tentang Standar Dan Pedoman Pengadaan Pekerjaan Konstruksi Dan Jasa Konsultansi e. Peraturan daerah Kabupaten Cianjur tentang APBD 2012 f. Modul : Tata Cara Pengawasan (2005), Diklat Pengawas Lapangan Bidang Sumber Daya Air , Kementrian Pekerjaan Umum 4. DEFINISI PENGAWASAN adalah suatu tindakan mengawasi , mendeteksi, membimbing dan mengarahkan kepada diri sendiri, maupun kelompok lain dengan tujuan agar kebijaksanaan maupun rencana pekerjaan dapat diselenggarakan dengan efisien, memenuhi kwalitas, kuantitas serta tepat waktu guna kepentingan instansi, pelaksana muapun pengawas iti sendiri. HAKEKAT PENGAWASAN adalah mencegah sedini mungkin terjadinya penyimpangan, penyelewengan, hambatan, kesalahan dan kegagalan dalam pencapaian tujuan PENGAWAS KONSTRUKSI adalah penyedia jasa orang perseorangan atau badan usaha yang dinyatakan ahli yang profesional di bidang pengawasan jasa konstruksi yang mampu melaksanakan pekerjaan pengawasan sejak awal Pelaksanaan pekerjaan Konstruksi sampai selesai dan diserahterimakan.

Hal 3 dari 46

5. SASARAN DAN OBYEK PENGAWASAN Pengawasan dilakukan terhadap : a. Kwalitas: Apakah pekerjaan telah dilaksanakan sesuai dengan syarat-syarat teknis yang telah ditetapkan dalam kontrak/ penugasan dalam swakelola. b. Kwantitas: Banyaknya pekerjaan yang sesungguhnya dilaksanakan pada kontrak harga satuan. Dimensi/ukuran-ukuran dan elevasi /peil-peil pekerjaan atau bagian pekerjaan dengan kontrak lumpsum. c. Kerapihan: Pekerjaan atau bagian pekerjaan harus betul-betul rapih dan baik d. Keselamatan : Dalam pelaksanaan pekerjaan harus memperhatikan dan menjaga keselamatan para pekerja. Petugas pemberi pekerjaan, maupun peralatan serta bahan bangunan uang digunakan dalam pekerjaan tersebut. e. Rencana Waktu (Time Schedule) Menilai apakah kemajuan pekerjaan tersebut telah sesuai dan tidak menyimpang dari rencana waktu penyelesaian yang telah ditetapkan. f. Cara Pelaksanaan: Pengawasan dilaksankan secara preventif. Cara pelaksanaan yang tidak tepat akan mengakibatkan pemborosan tenaga, bahan dan waktu, serta hasil kerja yang tidak memenuhi syarat. g. Keserasian: Keserasian fungsi bangunan terutama bangunan - bangunan ukur 6. LINGKUP TUGAS PENGAWAS. a. Lingkup tugas Pengawas berdasarkan sifatnya: i. Mendeteksi - Berupa status tanah lokasi pekerjaan berupa milik atau bukan, - fungsi hasil pekerjaan, apakah akan berfungsi atau tidak sehingga perubahan dapat lebih dini dilakukan. - Pertimbangan aspek pemeliharaan praktis. ii. Mengawasi - Pemeriksaan bahan, peralatan dan tenaga kerja - Pemeriksaan tata cara pelaksanaan kerja konstruksi - Pemeriksaan hasil pelaksanaan kerja. - Pemeriksaan persiapan kerja ( gambar, schedule, dan lainnya). iii. Mengendali - Memberikan petunjuk cara kerja yang benar - Melarang /menganjurkan pengadaan bahan peralatan dan tenaga kerja. - Peringatan/teguran atas kesalahan-kesalahan - Memberikan laporan pekerjaan secara berkala - Mengadakan adminisdtrasi teknik dan kearsipan. iv. Pertimbangan aspek pemeliharaan praktis b. Lingkup tugas berdasarkan macamnya : i. Tugas administrative - Laporan pelaksanaan kerja - Laporan prestasi pekerjaan Hal 4 dari 46

- Peringatan/teguran, saran dan anjuran - Perubahan syarat-syarat/gambar - Mengisi buku harian /tamu - Dokumentasi/arsip. ii. Tugas teknik - Pengukuran dan penelitian. 7. APARATUR PENGAWASAN Struktur Jabatan dalam Organisasi Pengawasan adalah mencakup : PPK/PPTK/Pimpro PK/Direksi Teknis (Pengawas Utama) Pengawas daerah/lapangan Pengawas Pekerjaan

Pengawas PPK/Pimpro Pekerjaan

Ketua Direksi Teknis/Pengawas Utama Merupakan tingkat tertinggi aparat pengawasan yang bertanggung jawab atas seluruh pengawasan baik teknik maupun administrative. Tugas : a. Memecahkan masalah-masalah teknis yang timbul pada pengawasan kwalitas pekerjaan yang tidak dapat diselesaikan pengawas daerah/lapangan dengan berpedoman kepada standard dan peraturan yang ada b. Memberi persetujuan pada perubahan –perubahan kecil pada gambar untuk penyesuaian pelaksanaan yang tidak membawa akibat pada harga pekerjaan c. Mengajukan kepada PPK untuk perubahan-perubahan yang membawa akibat pada harga kontrak/perjanjian. d. Menguji dan menyetujui gambar-gambar kerja oleh kontraktor. e. Melakukan pengukuran bersama /mutual check (MC) pada kontrak harga satuan, sebelum dimulai maupun setelah selesai pekerjaan untuk menentukan pekerjaan yang dilakukan dengan mutu baik. Untuk kontrak lumpsum titik tetap diberikan direksi. Pengukuran dilakukan diakhir pekerjaan apakah telah sesuai dengan gambar rencana ( ukuran, slope dan lainnya) f. Melakukan pengendalian dengan penilaian atas kemajuan pekerjaan sesuai laporan pengawas daerah/lapangan. g. Melakukan inisiasi penyebab keterlambatan untuk dicari sebabnya dan dilakukan penanggulanngan untuk upaya penyelesaian pada tahap tahap pelaksanaan berikutnya. h. Membuat dan menandatangani berita acara pembayaran angsuran berdasar laporan kemajuan pekerjaan dalam lapran harian/berkala dari pengawas lapangan dan penerimaan pertama pekerjaan (PHO) dan kedua (FHO) setelah diadakan Mutual check.

Hal 5 dari 46

Pengawas Daerah/Lapangan Merupakan tingkat operasional aparat pengawasan yang berhubungan langsung dengan pelaksana/penyedia jasa atau disebut juga dengan direksi lapangan, terbagi atas unit berdasar luasan areal kerja wilayah pengawasannya. Tugas : a. Mengusahakan akan kelancaran pelaksanaan seperti hasil perencanaan dan memberikan bimbingan teknis kepada pelaksana. b. Memimpin, membimbing dan memberikan petunjuk –petunjuk dan mengkoordinir pekerjaan pengawas oleh pengawas pekerjaan. c. Memberi persetujuan untuk suatu bagian atau memulai tahap berikutnnya dari suatu pekerjaan. d. Memecahkan masalah-masalah teknis yang timbul pada pengawasan pekerjaan yang tidak dapat diselesaikan pengawas pekerjaan sebagaimana dilaporkan dalam laporan harian khusus dengan mengadakan : - Penelitian atas apa yang dilaporkan pengawas pekerjaan tentang tata cara pelaksanaan dan hasil pelaksanaan. - Penelitian keadaan lapangan dan keadaan tanah dasar yang dilaporkan menyimpang dari apa yang dicantumkan dalam gambar-gambar dan nota perencanaan. e. Untuk itu pengawas lapangan/daerah berhak untuk menghentikan pekerjaan (sementara sampai ada keputusan Pengawas utama/Direksi) yang menurut pendapatnya : - telah dikerjakan menyimpang dari gambar-gambar rencana dan syaratsyarat teknis tidak berhasil meyakinkan penyedia jasa akan hal itu, dan keharusan perbaikan cara pelaksanaan dan pembongkaran kembali pekerjaan menjadi tanggung jawab penyedia jasa. - Didapatkan penyimpangan keadaan lapangan dan keadaan tanah dasar yang menuntut perubahan rencana yang mengakibatkan perubahan dalah harga pekerjaan. f. Menentukan dan memberikan titik tetap untuk staking out pekerjaan, memeriksa dan memberikan persetujuan staking out yang telah dilakukan pelaksana/penyedia jasa. g. Menyiapkan Berita acara pemeriksaan teknis pekerjaan atas dasar pembayaran angsuran dengan memperhatikan/mempertimbangkan laporan kemajuan pekerjaansebagai dasar penetapan prestasi kerja. h. Membuat laporan berkala yang memuat - Hal-hal rutin yang bersifat akumulatif dan rekapitulatif dari laporan harian pengawas pekerjaan. - Laporan khusus, berupa masalah –masalah yang diajukan pengawas pekerjaan yang telah dapat diselesaikan. i. Membuat laporan insidentil, setiap ada suatu masalah yang tak dapat ditunda lagi berupa masalah –masalah yang tidak dapat diselesaikan dan menuntut penyelesaian sementara, menunggu keputusan Direksi utama (penghentian sementara) j. Membuat file tentang tata cara pelaksanaan kerja Pengawas Pekerjaan Merupakan tingkat terendah dalam organisasi kepengawasan, karena adalah orang yang secara langsung mengadakan pengawasan di lapangan. Dan pengawas pekerjaan

Hal 6 dari 46

merupakan jabatan yang paling dominan peranannya di lapangan untuk itu perlu adanya dedikasi, disiplin, dan loyalitas kerja. Tugas : a. Memberikan bimbingan teknis pekerjaan kepada pelaksana/penyedia jasa agar pekerjaan berjalan lancar sesuai dengan yang direncanakan berupa : - Rencana penyediaan bahan-bahan - Rencana penyediaan perralatan - Rencana pengarahan tenaga kerja - Rencana pelaksanaan pekerjaan b. Melakukan pemeriksaan mutu (Quality Control) dengan meneliti/memeriksa : - Bahan –bahan yang disediakan untuk pekerjaan oleh penyedia jasa - Cara –cara pelaksanaan pekerjaan yang sedang dilaksanakan - Mutu hasil pekerjaan (tingkat pekerjaan) - Mengadakan pencatatan atas segala kegiatan sehari-hari dan mencantumkan dalam laporan harian berupa pencatatan rutin dan pencatatan permasalahan yang tak dapat diselesaikan bersama dengan penyedia jasa. - Pencatatan rutin berupa :  Keadaan cuaca (Terang/berawan, Banjir(muka air banjir), Hujan (besar/kecil, tinggi jatuh hujan)  Tenaga kerja yang dikerahkan (Pekerja, Tukang, Kep. Tukang, Mandor)  Penyediaan dan penggunaan bahan-bahan  Penyediaan keadaan peralatan  Kemajuan pekerjaan berdasar jenis-jenis pekerjaan (perkiraan kemajuan pekerjaan tidak mengikat secara adminstratif namun hanya suatu alat untuk penjajagan rencana penyelesaian dan bahan penentuan termijn ) - Laporan Harian khusus yang memuat permasalahan –permasalahan yaitu :  Pelaksanaan yang menyimpang dari rencana dan syarat-syarat  Teguran-teguran dari pengawas pekerjaan  Penolakan bahan-bahan yang disediakan  Keadaan lapangan/tanah dasar yang menyimpang dari gambar rencana. - Laporan harian ditandatangani baik pengawas pekerjaan maupun penyedia jasa dalam rangkap 4 dan dikirimkan kepada :  Asli ke kantor Pengawas Utama?kepala Direksi teknik  Copy 1 ke Pengawas lapangan/daerah  Copy 2 ke pelaksana/penyedia jasa  Copy 3 untuk pengawas pekerjaan. - Menyediakan dan menyiapkan buku perintah harian untuk pengawaspengawas atasan dapat menuliskan catatan/perintah-perintah maupaun teguran-teguran. - Membuat data tentang cara pelaksanaan pekerjaan. c. Melarang penggunaan bahan-bahan yang menurut penelitiannya tidak memenuhi syarat. d. Menegur pelaksana/penyedia jasa bila menurut pendapatnya telah : - Menggunakan bahan –bahan yang tidak memenuhi syarat - Melaksanakan pekerjaan dengan tidak tepat, atau menggunakan orang yang tidak ahli hingga dikhawatirkan hasilnya kurang bermutu. Hal 7 dari 46

-

Tidak memenuhi waktu yang telah disiapkan baik dalam hal penyedian bahan, peralatan, tenaga kerha maupun pelaksanaan pekerjaan e. Pengawas pekerjaan tidak berhak untuk : - Menghentikan pekerjaan - Mengadakan perubahan-perubahan baik dalam gambar maupun dalam persyaratan teknis lainnya. - Memerintahkan pekerjaan diluar lingkup kontrak. 8. PELAKSANAAN PENGAWASAN a. Persiapan Pengawas Persiapan yang dibutuhkan untuk melaksanakan pengawasan antara lain adalah :  Gambar Kerja dan Spektek (spesifikasi teknik dan syarat-syarat pelaksanaan)  Alat ukur ( meteran, theodolit dan water pass) disesuaikan dengan kondisi lapangan dan alat yang ada.  Buku catatan harian  Buku blanko laporan harian proyek.  Blanko daftar simak (check list)  Buku –buku standar atau peraturan –peraturan yang berlaku  Laporan hasil penyelidikan (geologi teknik, percobaan model dan lainnya) apabila ada. b. Pengawasan Dan Pemeriksaan Pekerjaan Pengawas melakukan pengawasan dan pemeriksaan untuk semua tahapan pelaksanaan pekerjaan berupa : - Tahap persiapan sarana dan lainnya  Jalan masuk/jalan sementara ke lokasi pekerjaan  Pembuatan/penyewaan direksi keet, loss bahan dan pondik kerja  Pengerahan tenaga kerja dan peralatan\  Metode pelaksanaan (construction method)  Gambar-gambar kerja rinci ./detail yang ajan diajukan penyedia jasa  Rencana penyediaan bahan-bahan - Tahap pelaksanaan fisik :  Penentuan /pembuatan sumbu dan peil tetap, dan bow plank  Model penimbunan dan pemadatan (trial embankment)  Model campuran beton (mixed design)  Cara pelaksanaan sesuai dengan metode pelaksanaan yang disetujui.  Dokumentasi harian berupa :  Laporan kegiatan  Laporan pemakaian tenaga kerja  Laporan pemakaian alat  Laporan pemasukan bahan  Laporan hasil-hasil yang dipakai  Laporan adanya temuan –temuan mengenai penyimpangan dari bestek serta penanganannya.  Perubahan-perubahan dari gambar kerja  Lain-lain yang ada hubungannya dengan pekerjaan. c. Evaluasi Hasil Pekerjaan Hal 8 dari 46

Pada setiap penyelesaian bagian –bagian harus diadakan evaluasi hasil pelaksanaan sehingga apabila terjadi penyimpangan yang melampaui batasbatas toleransi , harus diperbaiki, kalau perlu dibongkar dan dibuat kembali. Tahap-tahap evaluasi adalah sebagai berikut :

-

-

-

-

Pengendalian Operasional Pengendalian waktu pelaksanaan(scheduling control) Pengendalian waktu dengan mengikuti rencana pelaksanaan yang berisikan urutan waktu pelaksanaan yang telah ditetapkan.  Diagram batang (Bar Chart)  Kurva S Untuk mengetahui kemajuan pekerjaan maka dapat digunakan metode :  Lintasan kritis  Evaluasi hasil tiap rencana  System computer Tenaga-tenaga pelaksana Untuk kelancaran pelaksanaan rencana kerja haruslah tersedia tenaga kerja dengan jumlah yang cukup yaitu yang terampil dan bertanggung jawab serta berdedikasi baik terhadap pekerjaan. Instalasi Peralatan Peralatan dengan mutu baik dan kapasitas cukup sesuai kebutuhan dengan kelancaran pelaksanaan. Pengadaan bahan-bahan bangunan Pengadaan bahan sesuai kebutuhan, jenis danb jumlahnya, haris dijadwalkan mengikuti rencana pelaksanaan, dan jangan mengganggu jalannya pelaksanaan.

Pengendalian Ukuran Pengendalian ukuran dilakukan agar pelaksanaan sesuai dengan gambar kerja rencana yang ditetapkan pada sasaran sasaran berupa titik-titik peil, ukuran ukuran tebal, panjang dan lebar daribagian yang dikerjakan dan jumlah /volume banyaknya pekerjaan yang sesungguhnya dilaksanakan. Dilakukan dengan cara : - Pengukuran langsung dengan menggunakan alat-alat ukur sederhana berupa: mistar penyipat datar (leveling ruler), papan bidik, papan pengukur kemiringan/mall sudut, mistar siku dan pita meteran. - Pengukuran tidak langsung dengan menggunakan perhitungan ( theodolit) - Selain itu pemotretan sangat penting untuk lampiran laporan, karena foto merupakan bukti pelaksanaan baik tata cara pelaksanaan, prestasi yang dicapai dan ukuran dari tiap konstruksi. Adapun urutan-urutan pemotretan adalah sebagai berikut:  Foto sebelum pekerjaan berwarna, sehingga situasi keseluruhan lokasi dapat dilihat dari foto tersebut.  Foto waktu staking out (uitset)  Foto waktu pelaksanaan konstruksi terdiri atas , palang tetap, galian , ketebalan galian , ketebalan lantai kerja. Penyetelan besi , penyetelan dan pembukaan perancah-perancah dan cetakan, dan penimbunan bekas galian.  Foto pelaksanaan pekerjaan (bentuk dan pengujian mutu) Hal 9 dari 46

 

Foto pekerjaan selesai, dibuat sedikitnya 2 arah agar dapat menunjukan bagian dan bentuk yang sebenarnya telah selesai. Foto hasil pemeriksaaan.

Pengendalian Mutu (Quality Control) Pengendalian mutu terdiri atas pengendalian mutu bahan dan pengendalian mutu hasil pelaksanaan. Untuk pengendalian mutu bahan digunakan alat pengendali berupa: - Normalisasi dan standar-standar (SNI, Syarat-teknis bahan) - Alat penguji laboratorium (lab tanah, beton, hidrologi dan baja) - Metode pengujian : ASIM dan JIS Untuk pengendalian mutu hasil pelaksanaan dilakukas sesuai syarat dalam spesifikasi teknis dapat menggunakan : - Alat penguji kepadatan tanah (Sand cone test, CBR dan lainnya) - Alat penguji kekentalan dan kekuatan beton (slump test dan strength test) - Cara-cara pengujian : ASIM dan JIS Pengendalian keamanan dan dampak lingkungan Dalam pelaksanaan harus dihindari terjadinya kecelakaan kerja, atau gangguan-gangguan luar untuk itu perlu adanya pengendalian keamanan dan lingkungan berupa : - Keamanan konstruksi : dimensi yang tertera dalam gambar harus tercapai dengan baik , untuk itu harus mengikuti metode pelaksanaan yang tepat, lengkap dan aman. - Keamanan tenaga kerja : dalam melaksanakan tugas harus dibekali keterampilan menjaga diri dari kemungkinan kecelakaan dengan alat pengaman seperti pelindung kepala, sabuk pengaman, sepatu kerja, sarung tangan. - Keamanan terhadap gangguan dari pihak luar: untuk itu perlu adanya pengamanan berupa pagar atau batas pengaman, penjaga, dan laporan kegiatan kepada pihak keamanan. - Dampak lingkungan : karena pelaksanaan dapat menimbulkan dampak lingkungan untuk itu perlu tindakan dan pelaksanaan yang tepat agar tidak timbul dampak lingkungan yang negatif kepada masyarakat.

-

-

Pengendalian Pembiayaan Pekerjaan (Cost Control) Pekerjaan Kontrak satuan. Hasilnya harus sesuai perencanaan, spesifikasi teknik yang telah ditentukan, waktu pelaksanaan yang tepat sehingga pembiayaan akhir tidak melampaui anggaran pelaksanaan yang telah dianggarkan. Pekerjaan Kontrak Lumpsum. Pelaksanaan harus diusahakan tidak menggunakan biaya tang tak perlu terjadi, baik bahan maupun metode yang tidak tepat sehingga pembiayaan yang melebihi anggaran akan mengakibatkan pelaksanaan kekurangan biaya penyelesaian pekerjaan.

Penampilan (Performance) Hasil akhir pelaksanaan harus dapat memberikan keindahan dan keserasian pemandangan berupa : permukaan timbunan yang rata dan rapih, lempengan Hal 10 dari 46

rumput yang teratur, permukaan plesteran yang rata, siaran pasangan yang rapi, ukuran batu muka yang seimbang. d. Tata Cara Peneguran Peneguran dilakukan apabila terjadi penyimpangan terhadap ketentuan yang ada berupa : Bestek, metode kerja dan kegagalan target menurut jadwal. Tingkat peneguran adalah sebagai berikut : - Melalui buku harian proyek  Cara-cara yang dilakukan pelaksana/penyedia jasa diragukan akan berhasil baik.  Penyimpangan yang terjadi belum dianggap menimbulkan resiko terhadap hasil akhir pekerjaan.  Produksi yang dicapai dapat lebih ditingkatkan walkau sudah mencapai target.  Disiplin tenaga kerja yang dapat mengganggu lancarnya pelaksanaan pekerjaan. - Peneguran dengan syarat dan mengirim tembusan keatasan  Pelaksana tidak tanggap terhadap isi buku harian  Penyimpangan terlalu jauh dari ketentuan yang ada.  Pengawas merragukan kemampuan pelaksana akan dapat menjalankan tugasnya dengan baik. - Peneguran surat oleh PPK/Pimpro  Teguran I : bersifat memperingatkan.  Teguran II : mempertegas peringatan I dengan disertai ancaman dan sanksi-sanksi.  Teguran III : pelaksanaan(eksekusi) dari sanksi-sanksi dalam kontrak e. Tahapan Pelaksanaan Pengawasan - Perlengkapan dan peralatan Pengawas harus memeriksa bahwa alat-alat yang diperlukan harus tersedia di tempat pekerjaan atau pengawas harus tahu dimana alat-alat ini bisa didapat kalau diperlukan: 1) Pita ukuran 2) Alat sipat datar (waterpas) 3) Unting-unting 4) Tali benang 5) Semua titik tetap yang mendampingi pekerjaan 6) Gambar-gambar 7) Peralatan lain yang perlu dan diperlukan dalam check list. 8) Buku catatan lapangan dan pensil/pulpen untuk pencatatan dan perhitungan. - Staking Out (uitset) uitset merupakan tanggung jawab penyedia jasa/pelaksana namun perlu diperiksa dan dipilah sesuai gambar. Perlengkapan yang harus ada adalah :  Buku lapangan  Waterpass  Theodolit dan mistar jarak Hal 11 dari 46

 Pita ukur dan kawat tancap. Uitset utama merupakan titik duga sementara, untuk tempat-tempat pekerjaan, bangunan-bangunan dan lainnya serta peletakan garis tengah pada saluran.

-

Periksa dan lihat : 1) Alat yang dipakai sudah sesuai 2) Bidik belakang diambil dari titik tetap duga sudah betul. 3) Level run telah menutup dan cek kembali titik tetap pulang pergi dalam jarak yang dapat diterima. 4) Pengukuran jarak dilakukan dengan prosedur yang betul. 5) Semua titik bantu sudah dipasang di tanah. 6) Semua ukuran dan perhitungan diperiksa kembali. Pekerjaan Tanah Pekerjaan tanah mencakup kegiatan –kegiatan penggalian saluran dan urugan tanah. Periksa dan lihat : 1) Penampang melintang, profil dan kemiringan galian , betul dan lurus sesuai dengan garis-garis kemiringan yang diperlihatkan pada gambar. Bila ada penyimpangan maka penyimpangan tersebut masih dalam batas toleransi yang tercantum dalam spesifikasi. 2) Bahan hasil galian ditaruh ditempat yang benar sehingga nantinya tak perlu dipindah-pindah lagi. 3) Bila penimbunan diperlukan untuk lereng, bahan –bahan timbunan dihampar secara horizontal dan dipadatkan secara berlapis dan dipadatkan dengan stamper atau alat lain sesuai dengan spesifikasi teknik kemudian dikepras. 4) Semua akar, tunggul yang tak perlu dipindahkan dari dasar dan tebing. 5) Gebalan rumput bila ada agar sesuai spesifikasi dan disiram secara periodic di musim kemarau. Untuk urugan tanah periksa dan lihat : 1) Semua bahan urugan yang telah dipadatkan harus sesuai gambar. 2) Penggalian tanah dilakukan sesuai dengan peletakan yang dikehendaki sehingga memungkinkan pengukuran teliti. 3) Penghamparan baru dapat dilakukan bila rumput, kotoran humus dan akar-akar telah dibuang dari tempat urugan. 4) Bahan urugan dihampar dalam lapisan-lapisan horisontal selebar konstruksi urugan sesuai spesifikasi setelah dipadatkan. 5) Penghamparan lapisan berikutnya hanya boleh dilakukan apabila lapis terdahulu telah dipadatkan sesuai prosentase kepadatan dan ukuran serta bentuk yang dikehendaki. 6) Dibuat catatan mengenai macam alat pemadatan dan jumlah lintasan yang diperlukan. Pengujian Lapangan : 1) Untuk pengujian kadar air dilakukan dengan pengujian kepalan tangan. - Ambil satu kepal tanah contoh Hal 12 dari 46

-

Tekan tanah dalam telapak tangan agar membentuk kepalan dan periksalah bentuk kepalan - Terlalu basah, air merembes melalui jari-jari tangan dan hasil bentuk kepalan tidak bisa dirontokan - Kandungan air tak cukup, bentuk kepalan buyar, boleh ditambah air, aduk rata dan ulangi pengujian. - Bila hasil bentuk kepalan baik dan mudah dirontokan, maka kadar air memuaskan. 2) Untuk pengujian kepadatan tanah dilakukan dengan pengujian Pacul. - Gali alur yang sempit dengan pacul pada timbunan yang dipadatkan. - Kalau tanah timbunan tidak cukup dipadatkan, akan mudah digali - Kalau tanah dipadatkan cukup baik, permukaan yang dipadatkan akan sulit digali. -

Pekerjaan Pasangan (Masonry) Adukan I(mortar)yang dipakai untuk pekerjaan pasangan dapat dengan bahan semen atau kapur. Kalau tidak ada spesifikasi dapat berkonsultasi dengan pengawas yang lebih tinggi. Persiapan pekerjaan pasangan 1) Bahan semen (PC), kapur, semen merah yang telah ditumbuk halus, tras, pasir dan batu adalah bahan yang telah sesuai kwalitasnya dan diperoleh dari sumber yang disetujui (apabila dari penambangan maka yang telah berizin) 2) Semen(PC) disimpan diatas papan dan diberi alas serta terlindung dari cuaca buruk. 3) Kapur , semen merah dan tras dilindungi dari hujan dan disimpan ditas gedek. 4) Pasir disimpan diatas gedek. 5) Bahan semen merah dan tras dari batubata/tanah merah setempat yang telah dibakar dengan baik ditumbuk halus dan tidak ada butir yang lebih besar dari 3 mm. 6) Tidak ada sampah yang tercampur pada semua bahan. 7) Bahan batu bebas dari besi, lubang pori pasir dan keadaan tidak sempurna lainnya. 8) Timbangan batu ±25 kg 9) Batu yang mutunya lain dari yang disetujui disimpan di tempat yang berbeda. 10) Batu dipecah dengan permukaan datar dan dirapihkan sesuai spesifikasi. 11) Penakar telah siap untuk dipakai Pengawasan pekerjaan pasangan 1) Galian untuk pekerjaan pasangan agar kering 2) Urugan tanah agar dipadatkan permukaanya sesuai profil baru pekerjaan pasangan dilaksanakan. 3) Semen dalam kondisi baik

Hal 13 dari 46

4) Kapur diperciki air tidak lebih dari 36 jam sebelum dipakai dan bebas dari batu apabila terkena air lebih dari 48 jam maka harus dibuang dan tak dipakai lagi. 5) Kotak penakar yang dipakai untuk bahan campuran sesuai spesifikasi. 6) Air yang dipakai harus bersih 7) Semen, kapur, semen merah, tras, pasir diukur sebelum dicampur. 8) Pencampuran dilakukan pada papan campuran atau beton mollen berdasar ketentuan dalam spesifikasi. 9) Bahan-bahan dicampur kering sebelum menambah air. 10) Setelah air ditambah , konsistensi campuran diperiksa kebenarannya. 11) Semua adukan harus dipakai dalam waktu 1 jam sesudah dicampur 12) Batu pasangan dibasahi sebelum dipasang 13) Pekerjaan pasangan dibuat sesuai profil yang direncanakan dalam gambaran dengan memakai benang dan kayu. 14) Batu pengikat ditempatkan setiap meter persegi untuk mengikat pasangan batu muka dengan pasangandi dalamnya. 15) Pasangan batu muka dan penguikat agar dikerjakan bersama-sama 16) Adukan diselesaikan tepat rata dengan permukaan batu. 17) Saringan air dibuat dari ijuk atau paralon sesuai gambar (alat saring) 18) Pekerjaan pasangan yang selesai harus sama dengan contoh yang disetujui pengawas pekerjaan. Pengujian Lapangan : 1) Pengujian bahan  Contoh batu yang baik warnanya merata, biasanya berwarna abu-abu dan kalau berwarna lain agar minta petunjuk ke pengawas daerah  Permukaan batu harus bebas dari lapisan-lapisan, kalau kotor harus dibersihkan.  Batu yang dipakai harus berat, kalau ringan tidak baik untuk dipakai  Apabila batu dijatuhkan dari ketinggian ± 1,20 m pada dasar yang yang keras tidak pecah, maka batu tersebut cukup tahan lama  Kalau dua batu saling dibenturkan, batu yang baik akan mengeluarkan suara seperti logam  Pemeriksaan ukuran batu sesuai spesifikasi dilakukan secara random ± 25 dari berbagai tumpukan  Semen harus tidak membatu  Pasir pasang diuji dengan gelas ukur/tabung ukur, masukan pasir ke ¼ bagian tabung, ¾ nya diisi dengan air, ditutup dan diaduk lalu biarkan hingga tenang dan telah berlapis, kandungan maksimal debu adalah 10 % dari total pasir. 2) Pengujian campuran pasangan  Untuk memeriksa ketepatan perbandingan adukan, pengawas membandingkan warna adukan terhadap warna adukan yang Hal 14 dari 46

-

baru dibuat seketika itu dalam skala kecil dan dengan perbandingan yang sama. Pekerjaan Beton Persiapan pekerjaan cetakan. 1) Bahan bangunan untuk cetakan (kayu, besi dan lain-lain) seperti disetujui pengawas 2) Semua bahan yang dipakai dalam cetakan adalah utuh 3) Tebal minimum untuk acuan papan 20 mm, multiplek 12 mm 4) Semua cetakan harus tepat dan datar 5) Penempatan garis vertika dan horizontal harus tepat 6) Usul penuangan sesuai dengan persetujuan Persiapan penulangan 1) Tulangan bersih dan tidak ada lumpur, olie karat dan lainnya 2) Diameter tulangan sesuai spesifikasi 3) Tulangan dibengkok sesuai spesifikasi dan gambar 4) Bila sudah dipasang tulangan diikat dengan kawat baja sesuai arahan pengawas 5) Ujung-ujung kawat dibelokan menjauhi cetakan 6) Tulangan dipasang pada jarak diantara sumbu serta penempatan pada garis peletakan yang tepat. 7) Semua tulangan stek pada tempat yang tepat dengan pegangan yang cukup. Pekerjaan beton tumbuk/tulang 1) Bahan disimpan diatas gedek supaya tak bercampur dengan tanah. 2) Macam bahan sesuai contoh yang disetujui pengawas 3) Bahan bebas dari akar dan daun 4) Semen dalam kondisi baik 5) Kotak penakar dengan ukuran sesuai persetujuan pengawas. 6) Mesin aduk bersih dan kondisi baik. 7) Alat getar bersih dan efisien 8) Sumber air dan volume sesuai persetujuan pengawas. 9) Ada tempat ukuran untuk air yang siap dipakai untuk adukan beton 10) Metode pengangkutan dan penuangan sesuai persetujuan pengawas daerah/lapangan. 11) Semua timba , kereta dorong untuk pengangkutan beton dalam kondisi baik. 12) Usulan pengecoran sesuai spesifikasi. 13) Permukaan lapis beton sudah dikasarkan. 14) Sebelum dituangkan haris dicvek kembali cetakan dan tulangan 15) Cetakan bersih dari serbuk gergaji, kawat dan kotoran lain 16) Jalanan untuk coran dibuat sedemikian rupa sehingga bebas dari tulangan 17) Cetakan disiram air 18) Tidak ada cekungan yang memungkinkan kantong air pada cetakan. 19) Buat check list dan berikan pada pengawas yang lebih tinggi. 20) Sebelum mulai penuangan banyaknay bahan yang dicampur sesuai spesifikasi. 21) Tumpahan adukan tidak boleh digunakan. 22) Beton dituang lapais demi lapis berdasar petunjuk pengawas Hal 15 dari 46

23) Pemadatan beton dengan manusia agar dilaksanakan dengan baik teruatam bagian tulangan dan cetakan. 24) Penyelesaian menggunakan penggaris kayu bukan sendok adukan 25) Selesai pekerjaan tidak ada yang menjadi kantong air /genangan Pembongkaran cetakan. Harus dicheck: 1) Telah ada persetujuan pembongkaran cetakan 2) Metode harus betul, beton tidak boleh bergerak 3) Paku dicabut dulu sehingga cetakan mudah dibongkar 4) Tidak menggunakan linggis 5) Arah congkelan harus keluar sehingga tidak merusak beton 6) Apabila cetakan akan digunakan lagi haris dicperiksa apakah permukaannya rusak atau tidak. Pengujian Lapangan : 7) Pengujian bahan  Contoh kerikil yang baik tidak mengandung butir pipih lebih dari 20% beratnya  Besar butir agregat maksimum tidak boleh lebih dari 1/5 ukuran bagian beton yang tidak diberi tulangan, 1/3 tebal plat, ¾ dari jarak bersih minimum antara tulangan dan kayu cetakan.  Semen harus tidak membatu  Pasir beton diuji dengan gelas ukur/tabung ukur, masukan pasir ke ¼ bagian tabung, ¾ nya diisi dengan air, ditutup dan diaduk lalu biarkan hingga tenang dan telah berlapis, kandungan maksimal debu adalah 5% dari total pasir. 2) Pengujian campuran beton  Untuk memeriksa ketepatan perbandingan adukan, pengawas membandingkan warna adukan terhadap warna adukan yang baru dibuat seketika itu dalam skala kecil dan dengan perbandingan yang sama. -

Pekerjaan Bronjong Persiapan Pekerjaan Bronjong kawat 1) Tidak ada sampah yang tercampur pada semua bahan. 2) Bahan batu bebas dari besi, lubang pori pasir dan keadaan tidak sempurna lainnya. 3) Timbangan batu ±25 kg 4) Batu yang mutunya lain dari yang disetujui disimpan di tempat yang berbeda. 5) Kawat yang digunakan harus bermutu baik sesuai spesifikasi. 6) Batu tidak boleh bundar. Pengawasan Pekerjaan Bronjong 1) Galian untuk pekerjaan bronjong agar kering 2) Ukuran kawat sesuai spesifikasi, ukuran ikatan harus sesuai spesifikasi. 3) Batu diletakan lapis demi lapis sampai terisi penuh. 4) Ikatan kawat harus kuat tidak mudah lepas dan rusak. 5) Pekerjaan yang telah selesai harus sesuai instruksi pengawas. Hal 16 dari 46

9. DAFTAR BAGAN ALIR PENGAWASAN

Prosedur pengawasan bagi para pengawas pekerjaan Hal 17 dari 46

Sistem pengawasan operasi lapangan

Prosedur pengendalian cacat bangunan konstruksi Hal 18 dari 46

Prosedur pengendalian cacat bahan dan material

Hal 19 dari 46

10. DAFTAR CHECKLIST ALUR PELAKSANAAN PEKERJAAN CHECK LIST 1 . PEKERJAAN PERSIAPAN PELAKSANAAN Checklist ini harus diisi sebelum penyedia jasa diberi ijin meneruskan kerja selanjutnya. Nomor kontrak : Nama Penyedia Jasa : Lokasi : Nomor gambar : Nomor revisi : Hal-hal berikut dibawah ini sudah dicek dan benar. Peng. Pek

Peng.Lap

1. Gambar bestek/gambar kerja 2. Syarat –syarat pelaksanaan pekerjaan 3. Bagan waktu/Time Schedule 4. Rencana Pengadaan Tenaga Kerja 5. Rencana mendatangkan bahan-bahan 6. Rencana mengadakan peralatan 7. Buku Harian 8. Formulir laporan harian, mingguan, bulanan 9. Blanko cuaca dan tenaga kerja 10. Alat perlengkapan kerja 11. Papan nama proyek 12. Direksi keet dan kelengkapannya 13. Loss bahan/kerja

Ijin diberikan kepada penyedia jasa untuk uitzet Yang bertanggung jawab.

Tanggal :……………..

Wakil Penyedia Jasa

Pengawas Pekerjaan

Pengawas Lapangan

(……………………..)

(……………………..)

(……………………..)

Hal 20 dari 46

CHECK LIST 2. PEKERJAAN UITZET Checklist ini harus diisi sebelum penyedia jasa diberi ijin meneruskan kerja selanjutnya. Nomor kontrak : Nama Penyedia Jasa : Lokasi : Nomor gambar : Nomor revisi : Hal-hal berikut dibawah ini sudah dicek dan benar. Peng. Pek

Peng.Lap

1. Peta dengan lapangan 2. Pembebasan tanah 3. Semua paket as 4. Semua paket sudut 5. Semua titik tinggi 6. Semua papan bidik (bowplank) 7. Semua bentuk profil 8. Semua ketinggian profil

Ijin diberikan kepada penyedia jasa untuk meneruskan Yang bertanggung jawab.

Tanggal :……………..

Wakil Penyedia Jasa

Pengawas Pekerjaan

Pengawas Lapangan

(……………………..)

(……………………..)

(……………………..)

Hal 21 dari 46

CHECK LIST 3 . PEKERJAAN GALIAN TANAH Checklist ini harus diisi sebelum penyedia jasa diberi ijin meneruskan kerja selanjutnya. Nomor kontrak : Nama Penyedia Jasa : Lokasi : Nomor gambar : Nomor revisi : Hal-hal berikut dibawah ini sudah dicek dan benar. Peng. Pek

Peng.Lap

1. Pemasangan profil 2. Kebersihan lapangan 3. Peralatan kerja

Ijin diberikan kepada penyedia jasa untuk galian tanah Yang bertanggung jawab.

Tanggal :……………..

Wakil Penyedia Jasa

Pengawas Pekerjaan

Pengawas Lapangan

(……………………..)

(……………………..)

(……………………..)

CHECK LIST 4 . PEKERJAAN TIMBUNAN TANAH Checklist ini harus diisi sebelum penyedia jasa diberi ijin meneruskan kerja selanjutnya. Nomor kontrak : Nama Penyedia Jasa : Lokasi : Nomor gambar : Nomor revisi : Hal-hal berikut dibawah ini sudah dicek dan benar.

Peng. Pek

Peng.Lap

1. Pemasangan profil 2. Kebersihan lapangan 3. Peralatan kerja 4. Bahan urugan

Ijin diberikan kepada penyedia jasa untuk Timbunan tanah Yang bertanggung jawab.

Tanggal :……………..

Wakil Penyedia Jasa

Pengawas Pekerjaan

Pengawas Lapangan

(……………………..)

(……………………..)

(……………………..)

Hal 22 dari 46

CHECK LIST 5 . PEKERJAAN PASANGAN Checklist ini harus diisi sebelum penyedia jasa diberi ijin meneruskan kerja selanjutnya. Nomor kontrak : Nama Penyedia Jasa : Lokasi : Nomor gambar : Nomor revisi : Hal-hal berikut dibawah ini sudah dicek dan benar. Peng. Pek

Peng.Lap

1. Lantai Kerja 2. Pemasangan Profil 3. Kebersihan lapangan 4. Tempat adukan 5. Takaran bahan 6. Mutu semua bahan dan air

-PC -Pasir -air

7. Peralatan kerja 8. Bahan sulingan air

Ijin diberikan kepada penyedia jasa untuk meneruskan Yang bertanggung jawab.

Tanggal :……………..

Wakil Penyedia Jasa

Pengawas Pekerjaan

Pengawas Lapangan

(……………………..)

(……………………..)

(……………………..)

Hal 23 dari 46

CHECK LIST 6 . PEKERJAAN PENGECORAN Checklist ini harus diisi sebelum penyedia jasa diberi ijin meneruskan kerja selanjutnya. Nomor kontrak : Nama Penyedia Jasa : Lokasi : Nomor gambar : Nomor revisi : Hal-hal berikut dibawah ini sudah dicek dan benar. Peng. Pek 1. Beton tumbuk

- pada ketinggian tepat -

2. Cetakan :

3. Tulangan

Peng.Lap

Permukaan datar

- mutu bahan -

Bentuk

-

Ukuran

-

Permukaan

-

Kerangka dan penyangga

-

Kerapihan dan kebersihan

- mutu bahan -

Macam tulangan

-

Diameter dan bentuk

-

Sambungan

-

Jarak tulangan

-

ikatan

4. Permukaan akhir pengecoran- sudah kasar 5. Mutu dan banyaknya

- PC

-

Pasir beton

-

Koral/split

-

Air

Ijin diberikan kepada penyedia jasa untuk meneruskan Yang bertanggung jawab.

Tanggal :……………..

Wakil Penyedia Jasa

Pengawas Pekerjaan

Pengawas Lapangan

(……………………..)

(……………………..)

(……………………..)

Hal 24 dari 46

11. FORMAT LAPORAN PENGAWAS SEJARAH PELAKSANAAN REHABILITASI/PENINGKATAN JARINGAN IRIGASI (DAK) Daerah Irigasi …………………….. Di isi oleh : Pengawas Lapangan/Daerah/pekerjaan sebagai dokumen pelaksanaan pekerjaan konstruksi Pekerjaan tersebut yang berada di bawah pengawasan saya dilaksanakan oleh penyedia Jasa PT / CV. …………………………………….. Berdasar kontrak dari tanggal……………………..sampai dengan tanggal……………….. 1. Jenis Pekerjaan 1.1. Saluran ………….. Hm…../…….. sepanjang………….. 1.2.Bangunan Air………………….areal……….. Ha 1.3.Bendung……………buah………..areal…….. Ha 1.4.Pintu air………….buah 1.5.Keermur……………sepanjang……….m 1.6.Dan seterusnya tergantung jenis pekerjaan.. 2. Tanggal dimulainya pelaksanaan :……….. 2.1.Rintisan Jalan masuk :…………… 2.2.Pembuatan Direksi Keet/ Loss Bahan :…………. 2.3.Pemasangan Papan Proyek:……….. 2.4. Pembuatan Kistdam :………………. 2.5.Tanggal masuknya material :…………… No Urut 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Uraian Sal.

Bang.air

Pekerjaan Bendung

Merk …..

……

PC Pasir pasang Kerikil Batu Belah Batu Kali Kawat beton Paralon Besi beton Kayu

2.6.Saluran/Sungai : Penampang Basah - Galian tanah tanggal…………….. - Timbunan tanggal……………… Penampang Kering - Galian tanah tanggal…………….. - Timbunan tanggal……………… 2.7.Galian pondasi : tanggal……………. 3. Nama Pelaksana lapangan (Resident Engineer):………….. 4. Nama Pembantu Pelaksana : 4.1.Saluran ………..Hm……../Hm…………. Ialah…………….. 4.2.Bangunan ………… ialah………………. 4.3.Bendung …………..ialah………………….. Hal 25 dari 46

5. Tenaga Penggali berasal dari……………, pekerjaan galian tersebut ternyata dikerjakan secara : borongan/harian (coret yang tak perlu) 6. Tenaga Penimbun berasal dari……………, pekerjaan Timbunan tersebut ternyata dikerjakan secara : borongan/harian (coret yang tak perlu) 7. Tenaga Tukang batu menurut penagamatan saya berasal dari……………,) 8. Tenaga Tukang Kayu menurut pengamatan saya berasal dari……………, 9. Tenaga Tukang Besi menurut pengamatan saya berasal dari………….. 10. Alat- alat Penyedia jasa yang pernah dikerjakan : 10.1. …………………….tanggal…………….s/d tanggal…………………. 10.2. …………………….tanggal…………….s/d tanggal…………………. 10.3. …………………….tanggal…………….s/d tanggal…………………. 10.4. …………………….tanggal…………….s/d tanggal…………………. 11. Mortar dan campuran pada kenyataan pelaksanaan : 11.1. Pasangan batu : campuran…………….. 11.2. Pasangan batu muka : campuran…………….. 11.3. Beton bertulang : campuran…………….. 11.4. Beton Tumbuk : campuran…………….. 11.5. Plesteran : campuran…………….. 11.6. Siaran : campuran…………….. Takaran dosis berdasarkan perbandingan volume, pada kenyataan di laksanakan dengan : takaran kayu/takaran ember/takaran kotak/takaran balok/ tanpa takaran. 12. Mutual check pertama kali :………………….juru ukur sdr.…………….. 13. Mutual check kedua kali :………………….juru ukur sdr……………….. 14. Sebagai hasil pengukuran bersama ternyata : 14.1. Saluran : sempurna/masih harus di sempurnakan 14.2. Bangunan : sempurna/masih harus di sempurnakan 14.3. Dst…………………. 15. Pejabat-pejabat diluar Dinas PUPR Kab. Cianjur yang pernah datang dan meninjau pekerjaan ialah: 15.1. ………………….tanggal…………… 15.2. ………………….tanggal……………. 15.3. Dst…………… 16. Pejabat-pejabat Dinas PUPR kab. Cianjur yang pernah datang dan meninjau pekerjaan ialah: 16.1. ………………….tanggal…………… 16.2. ………………….tanggal……………. 16.3. Dst…………… ………………..tanggal………….20.. Diperiksa oleh: Pengawas Daerah

(…………………………………….) NIP.:………………………….

Konsultan Pengawas

(…………………………………….)

Hal 26 dari 46

12. LAMPIRAN A. TATA CARA PERHITUNGAN BANYAKNYA BAHAN UNTUK ADUKAN Jumlah masing-masing bahan dihitung dalam volume dan tidak dalam berat, dan dikalikan dengan satuan terkecil, lebih diutamakan dalam satuan zak semen. Contoh : Beton K. 175 Digunakan 1 semen, 2 pasir, 3 kerikil dan 0,45 air 1 zak semen 50 kg = 40 liter Perhitungan untuk semen 1 zak 50 kg maka perbandingan campuran adalah: Semen = 40 liter = 1 Zak Pasir = 40 x 2 = 80 liter = 2 kotak Kerikil = 40 x 3 = 120 liter = 3 kotak Air = 40 x 0.45 = 18 liter Karena semen itu waktu dikeluarkan dari sak akan mengembang dan tidak dapat diukur volumenya secara teliti. Jadi untuk penggunaan takaran dapat digunakan ukuran 0,5 x 0,4 x 0,2 m3 = 40 liter

Panjang 0.5 meter, lebar 0,4 meter dan tinggi 0,2 meter. Untuk penggunaan mortar 1 semen, 4 pasir, Bila digunakan 1 zak semen 40 kg = 32 liter Perhitungan untuk semen 1 zak 40 kg maka perbandingan campuran adalah: Semen = 32 liter = 1 Zak Pasir = 32 x 4 = 128 liter = 4 kotak Jadi untuk penggunaan takaran dapat digunakan ukuran 0,4 x 0,4 x 0,2 m3 = 32 liter

Hal 27 dari 46

B. TATA CARA DALAM GALIAN DAN TIMBUNAN

Hal 28 dari 46

Hal 29 dari 46

Hal 30 dari 46

Hal 31 dari 46

Hal 32 dari 46

Hal 33 dari 46

C. TATA CARA PENYIMPANAN BAHAN

Hal 34 dari 46

D. TATA CARA DAL;AM PASAANGAN MORTAR

Hal 35 dari 46

Hal 36 dari 46

Hal 37 dari 46

Hal 38 dari 46

E. TATA CARA DAL;AM PASANGAN BETON

Hal 39 dari 46

Hal 40 dari 46

Hal 41 dari 46

Hal 42 dari 46

Hal 43 dari 46

Hal 44 dari 46

Hal 45 dari 46

Hal 46 dari 46

Related Documents

Jadual Pengawasan
November 2019 25
Juknis Ic.odt
November 2019 30
Juknis Bpd
June 2020 21
Juknis Lomba.docx
May 2020 19

More Documents from "Endhank Sri Listrianingsih"

Doc1.docx
October 2019 17
Team Net Values
May 2020 4
Describing.docx
December 2019 9