Kerangka Acuan Diare 2019.docx

  • Uploaded by: Krismawati Virgo
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Kerangka Acuan Diare 2019.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,011
  • Pages: 4
PEMERINTAH KABUPATEN LEBONG

DINAS KESEHATAN

PUSKESMAS PERAWATAN TES Jl. PLTA Tes, Desa Turan Tiging, Kecamatan Lebong Selatan Kabupaten Lebong, Propinsi Bengkulu Kode Pos 39162

KERANGKA ACUAN PROGRAM DIARE PUSKESMAS PERAWATAN TES A. PENDAHULUAN Diare adalah penyakit yang terjadi ketika terjadi perubahan konsistensi feses selain dari frekuensi buang air besar. Seseorang dikatakan menderita diare bila feses lebih berair dari biasanya, atau bila buang air besar tiga kali atau lebih, atau buang air besar yang berair tapi tidak berdarah dalam waktu 24 jam (Kemenkes RI, 2011). Dampak negatif dari diare pada bayi dan anak antara lain adalah menghambat proses pertumbuhan anak yang pada akhirnya dapat menurunkan kualitas hidup anak. Diare juga berpotensi menyebabkan anak mengalami gangguan gizi (malnutrisi) karena selama diare sebagian besar zat-zat penting dalam tubuh akan keluar dan diikuti dengan penurunan asupan makanan serta nutrisi yang mengakibatkan menurunnya berat badan. Jika tidak segera mendapat asupan makanan bergizi seimbang, anak akan kekurangan gizi dan pertumbuhannya jadi terhambat. Strategi program pengendalian penyakit diare yaitu melaksanakan tata laksana diare yang standar di sarana kesehatan melalui Lima Langkah Tuntaskan Diare (LINTAS DIARE), meningkatkan tatalaksana penderita diare di rumah tangga yang tepat dan benar, meningkatkan SKD dan penanggulangan KLB diare, melaksanakan upaya pencegahan yang efektif dan melaksanakan monitoring dan evaluasi. B. LATAR BELAKANG Penyakit diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di negara berkembang seperti di Indonesia, karena morbiditas dan mortalitasnya yang masih tinggi. Survei morbiditas yang dilakukan oleh Subdit Diare, Kementrian Kesehatan dari tahun 2000 s/d 2010 terlihat kecenderungan insidens naik. Pada tahun 2000 IR penyakit Diare 301/ 1000 penduduk, tahun 2003 naik menjadi 374 /1000 penduduk, tahun 2006 naik menjadi 423 /1000 penduduk dan tahun 2010 menjadi 411/1000 penduduk. Tujuan Pembangunan Millenium (Millennium Development Goals-MDGs) pada tahun 2015 adalah menurunkan angka kematian Balita (AKABA) hingga dua pertiga dalam kurun waktu 1990-2015. Angka kematian Balita (AKB) merupakan salah satu tolak ukur untuk menilai sejauh mana ketercapaian kesejahteraan rakyat sebagai hasil dari pelaksanaan pembangunan dibidang kesehatan. Pemerintah telah membuat berbagai kebijakan untuk mengatasi persoalan kesehatan anak. Masalah kesehatan anak merupakan salah satu masalah utama dalam bidang kesehatan yang sangat ini terjadi dinegara Indonesia. Indonesia masih memiliki angka kematian bayi dan balita yang cukup tinggi. masalah tersebut terutama dalam periode neonatal dan dampak dari penyakit menular seperti diare.

Data Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO), setiap jam 50 anak belita di Asia Tenggara meninggal dunia karena diare. Kejadian diare pada anak balita dikawasan Asia Tenggara bisa sampai 12 kali dalam satu tahun pada setiap anak.Data profil kesehatan Indonesia tahun 2011, penyakit diare menempati urutan pertama dalam sepuluh besar penyakit rawat inap di rumah sakit pada tahun 2010, yaitu sebanyak 71,889 kasus. Sementara pasien yang meninggal sebanyak 1.289 (1.79%). Menduduki urutan kelima dalam sepuluh besar penyakit rawat jalan di rumah sakit. Sementara angka kesakitan kesakitan kasus diare di Bengkulu tahun 2015 sebesar 40.124 kasus. Adapun jumlah kasus yang di temukan dan di tangani sebanyak 32.849 kasus atau sebesar 82%. Cakupan penanganan kasus di Kabupaten Lebong sebanyak 24%. Berdasarkan Data tahun 2018 di wilayah kerja Puskesmas Perawatan Tes penderita Diare ada ... orang untuk balita ada ... balita . C. TUJUAN Umum : Menurunkan angka kesakitan dan kematian karena diare bersama lintas program dan sektor terkait. Khusus : 1. Tercapainya penurunan angka kesakitan. 2. Terlaksananya talalaksana diare sesuai standar. 3. Diketahuinya situasi epidemiologi dan besarnya masalah penyakit diare di masyarakat, sehingga dapat dibuat perencanaan dalam 4. Pencegahan, penanggulangan maupun pemberantasannya di semua jenjang pelayanan. 5. Terwujudnya masyarakat yang mengerti dan melaksanakan hidup sehat melalui promosi kesehatan kegiatan pencegahan sehingga kesakitan dan kematian karena diare dapat dicegah. 6. Tersusunnya rencana kegiatan Pengendalian Penyakit Diare di suatu wilayah kerja yang meliputi target, kebutuhan logistik dan pengelolaannya. D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN 1. Pencegahan kecacingan dan pemberian obat cacing secara massal di sekolah SD/MI  Memberikan Penyuluhan dan Pembagian obat cacing 2. Kunjungan rumah pada kasus diare  Memberi penyuluhan untuk mencegah timbulnya masalah berkelanjutan dengan upaya promotif dan preventif  Advokasi  Pelaksanaan kegiatan dilakukan apabila ada kasus gizi kurang 3. Penyuluhan mengenai PHBS dan Oralit Menjelaskan kepada masyarakat tentang pentingnya penggunaan oralit dan PHBS. E. SASARAN : 1. Penderita Diare 2. Masyarakat 3. Anak sekolah

F. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN No 1.

2.

3.

Kegiatan Pencegahan kecacingan dan pemberian obat cacing secara massal di SD/MI Kunjungan rumah pada kasus diare Penyuluhan mengenai PHBS dan Oralit pada penderita diare

Jan

Feb

Mar

Apr

Mei

Jun

Jul

Ags

Sep

Okt

Nov

Des

G. TATA NILAI PROGRAM Dalam pelaksanaan kegiatan ini kami menggunakan tata nilai SEHATI.

H. PERAN LINTAS PROGRAM DAN LINTAS SEKTOR Peran Lintas Program :  KIA : Sasaran penyuluhan diare adalah Ibu bayi dan balita.  Promkes : Bekerja sama dalam penyuluhan PHBS untuk mencegah penyakit diare  Gizi : Bekerja sama dalam melakukan penyuluhan pencegahan penyakit Diare di Posyandu  UKS : Berkoordinasi dalam melakukan penyuluhan pencegahan Diare dan pemberian obat cacing di Sekolah. Peran Lintas Sektor :  Lurah / Kades : Memberikan dukungan kepada masyarakat dalam upaya pencegahan dan penanganan Diare  Kader : Sebagai penggerak dan mengumpulkan masyarakat untuk mengikuti kegiatan rutin yang sudah di jadwalkan

I.

ALUR KEGIATAN 1. Melaksanakan tatalaksana penderita diare yang standar di sarana 2. Kesehatan melalui Lima Langkah Tuntaskan Diare (LINTAS DIARE) 3. Meningkatkan tatalaksana penderita diare di rumah tangga yang tepat dan benar (kunjungan rumah) 4. Meningkatkan SKD dan penanggulangan KLB Diare 5. Melaksanakan upaya kegiatan pencegahan promotif dan preventif 6. Melaksanakan monitoring dan evaluasi

J.

TARGET KEGIATAN / INDIKATOR

K. MONITORING EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN Evaluasi pelaksanaan kegiatan program diare dapat di ketahui melalui laporan kegiatan bulanan dengan melihat data diare yaitu target diare dan oralit. H. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN 1. Setiap kegiatan yang dilaksanakan harus ada laporan hasil kegiatan, masukan/umpan balik dari sasaran/masyarakat terhadap pelaksana kegiatan, ada bukti kegiatan berupa photo pelaksanaan kegiatan. 2. Laporan Program diare terdiri dari laporan bulanan yang dikirim ke Dinas Kesehatan kabupaten. 3. Evaluasi dilakukan setiap 3 bulan sekali dengan melihat capaian masing – masing indikator serta berdasar analisis sehingga dapat di ketahui rencana tindakan yang harus dilakukan.

Tes, Januari 2019 Mengetahui Kepala Puskesmas Perawatan Tes

Apriyani, SKM NIP. 19800404 200312 2 007

Related Documents


More Documents from "yuni"

Book1.xlsx
May 2020 3
Bahan Ajar1
August 2019 14
Surat Perjanjian.docx
November 2019 14
Cetak Laporan Krs Mahasiswa
October 2019 26
Basic Epidemiologi
October 2019 19