Kelompok Ikm Cindra.docx

  • Uploaded by: Pradita Pristi Nusi
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Kelompok Ikm Cindra.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,524
  • Pages: 7
1. PENGERTIAN PENDIDIKAN KESEHATAN Pendidikan kesehatan dapat didefinisikan sebagai proses perubahan kebiasaan, sikap dan pengetahuan pada diri manusia untuk mencapai tujuan kesehatan. Artinya pendidikan kesehatan merupakan proses perkembangan yang dinamis, sebab individu dapat menerima atau menolak apa yang diberikan oleh perawat. Pendidikan kesehatan adalah upaya dan kegiatan yang dilakukan oleh perawat sebagai salah satu bentuk implementasi keperawatan pada individu, keluarga dan masyarakat untuk meningkatkan kemampuan klien mencapai kesehatan yang optimal. Pendidikan kesehatan sangat penting diberikan oleh perawat untuk mengubah perilaku individu, keluarga dan masyarakat sehingga mencapai perilaku hidup sehat. Melalui pendidikan kesehatan yang diberikan diharapkan individu, keluarga dan masyarakat dapat pengalami perubahan pada cara berpikir, cara bersikap maupun cara perilaku sehingga dapat membantu mengatasi masalah keperawatan yang ada, membantu keberhasilan terapi yang medik yang dijalani, mencegah terjadinya atau terulangnya penyakit dan membentuk perilaku hidup sehat. Pendidikan kesehatan merupakan komponen essensial dalam asuhan keperawatan.Kegiatan pendidikan kesehatan akan meningkatkan, mempertahankan dan mempercepat proses pemulihan, mencegah penyakit dan membantu mengatasi reopname. 2. TUJUAN PENDIDIKAN KESEHATAN Pendidikan kesehatan bertujuan mengajarkan setiap individu untuk hidup dalam kondisi terbaik dengan berupaya keras untuk mencapai tingkat kesehatan yang maksimal. Pendidikan kesehatan klien berfokus pada kemampuan klien melakukan perilaku hidup sehat. Kemampuan klien dapat ditingkatkan melalui pendidikan kesehatan yang efektif. Pendidikan kesehatan yang diberikan kepada individu secara sederhana memiliki tujuan: 1. Menyadarkan individu akan adanya masalah dan kebutuhan individu untuk berubah. 2. Menyadarkan individu tentang apa yang dapat dilakukan atas adanya masalah, sumber daya yang dimiliki dan dukungan yang bisa didapatkan. 3. Membantu individu agar mampu secara mandiri atau berkelompok melakukan kegiatan untuk mencapai tujuan hidup sehat.

4. Menjadikan kesehatan sebagai nilai-nilai yang harus ada ditanamkan dalam diri individu. 5. Mendorong pengembangan dan penggunaan secara tepat sarana pelayanan kesehatan yang ada di masyarakat. 6. Mendidik individu agar lebih bertanggung jawab terhadap kesehatan pribadi, keselamatan lingkungan dan masyarakat. 7. Mendorong individu melakukan cara-cara positif untuk mencegah terjadinya penyakit, mencegah bertambah parahnya penyakit dan ketergantungan. 8. Menjadikan kesehatan sebagai salah satu nilai yang harus ditanamkan di masyarakat Pendidikan kesehatan bila dilihat dari segi pembiayaan kesehatan memiliki relevansi dalam menurunkan anggaran kesehatan, karena pendidikan kesehatan dapat memotong pembiayaan kesehatan melalui pencegahan penyakit, menghindari pengobatan medis yang mahal, mengurangi lama hari rawat dan dapat memfasilitasi proses recovery lebih dini. Pendidikan kesehatan bila dilihat dari instansi pemberi layanan kesehatan memiliki revelansi positif terhadap meningkatnya presentasi hasil survei kepuasaan terhadap layanan yang diberikan kepada publik dan mengurangi terjadinya gugatan publik terhadap issue malpraktik. 3. Dampak dari pendidikan kesehatan Pendidikan kesehatan yang diberikan oleh perawat ditujukan untuk klien dan keluarga. Dampak dari pendidikan kesehatan yang diberikan: a. Memampukan klien berpartisipasi aktif dan bertanggung jawab terhadap diri sendiri. Individu dengan penyakit kronik dan keluarga yang memiliki anggota keluarga dengan penyakit kronik merupakan sasaran dalam pemberian pendidikan kesehatan. b. Mengurangi burden disease dan meningkatkan kualitas hidup klien penyakit kronis. Program edukasi pada klien penyakit kronik sangat penting, karena memampukan klien untuk mengelola diri terhadap penyakit yang dialami, sehingga akan mengurangi burden disease dan memperbaiki kualitas hidup klien.

c. Meningkatkan pemahaman keluarga mengenai penyakit klien dan meningkatkan partisipasi keluarga dalam memberikan perawatan pada klien. Pendidikan kesehatan yang diberikan akan meningkatkan pemahaman keluarga mengenai penyakit klain. Adanya pemahaman dari keluaraga akan membantu klain dalam mengatur aktivitas, istirahat dan memahami upaya yang dilakukan untuk memperlambat perkembangan penyakit. 4. Tingkat pelayanan pendidikan kesehatan Berdasarkan level dan clark’s prevention model mengenai tingkat pencegahan, maka pendidikan kesehatan dapat dilakukan berdasarkan tingkatan tersebut: a. Primary prevention Tingkat ini merupakan tindakan pencegahan sebelum terjadi sakit atau sebelum muncul kondisi patologis. Kegiatan yang dilakukan: 1. Health promotion Pada tingkat promosi kesehatan, pendidikan kesehatan yang dapat diberikan berupa: personal hygiene, sanitasi lingkungan, konseling perkawinan, skrening genetik, pemeriksaan kesehatan secara berkala, gizi dan perilaku hidup bersih dan sehat 2. Specific protection Upaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya perlindungan khusus untuk mempertahankan kesehatan dapat diberikan dalam bentuk pendidikan kesehatan, berupa kesadaran tentang pentingnya imunisasi, perhatian mengenai perlindungan terhadap kecelakaan, proteksi terhadap karsinogen, proteksi terhadap alergen, penggunaan nutrisi spesifik dan penggunaan alat pelindung diri untuk mencegah kecelakaan kerja. b. Secondary prevention Tingkat ini merupakan tindakan pemeliharaan kesehatan, dimana telah ada penyakit tertentu atau kondisi tertentu pada tahap awal, intervensi dilakukan untuk mencegah atau mengurangi terjadinya disabilitas serta mencegah efek yang lebih buruk. Kegiatan yang dilkukan: 1. Early diagnosis and prompt treatment Kurang pengetahuan dan rendahnya kesadaran masyarakat tentang kesehatan dan penyakit yang ada di masyarakat memerlukan pendidikan kesehatan dari tim kesehatan. Kegiatan pendidikan kesehatan dapat dilakukan melalui pencarian kasus, survei penyaringan kasus, penyembuhan dan pencegahan

berlanjutnya proses penyakit, pencegahan penyebaran penyakit menular dan pencegahan komplikasi. 2. Disability limitation Tidak tuntasnya pengobatan atau tidak melakukan pemeriksaan kesehatan dapat berdampak yang lebih buruk bagi kesehatan seperti kecacatan atau menurunya kualitas hidup. Kegiatan pendidikan kesehatan yang dilakukan pada kondisi ini, meliputi perawatan untuk menghentikan penyakit, pencegahan komplikasi lebih lanjut serta fasilitas untuk mengatasi kecacatan dan mencegah kematian. c. Tertiary prevention Merupakan kegitan yang dilakukan setelah penyakit atau disabilitas terjadi dan proses recovery telah dimulai. Tujuan dari kegiatan ini membantu proses pemulihan klien yang mengalami penyakit atau enjury sehingga tercapai status kesehatan yang optimal. Artinya, membantu klien membangun tingkat kesejahteraan tertinggi dan memaksimalkan kemampuan yang ada. Kegiatan yang dilakukan: 1. Restorasi dan rehabilitasi Proses recovery tetap melakukan pendidikan kesehatan. Pendidikan kesehatan yang dapat diberikan selama proses rehabilitasi berupa bagaimana melakukan latihan secara benar sesuai program yang ditentukan, bagaimana mempertahankan motivasi dan kesadaran untuk tetap melakukan proses rehabilitasi dan memanfaatkan sistem pendukung yang ada di masyarakat. 3. Ilmu Perilaku Dari segi biologis, perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme (makhluk hidup) yang bersangkutan. Oleh sebab itu, dari sudut pandang biologis semua makhluk hidup mulai dari tumbuh-tumbuhan, binatang sampai dengan manusia itu berperilaku, karena mempunyai aktivitas masing-masing. Sehingga yang dimaksud dengan perilaku manusia, pada hakikatnya adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain: berjalan, berbicara, menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca, dan sebagainya. Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku (manusia) adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang dapat diamati oleh pihak luar. (prof. Dr. Soekidjo Notoamotdjo. S.K.M.,M.Com.H.)

Perilaku adalah tindakan atau perbuatan suatu organisme yang dapat diamati dan bahkan dapat dipelajari. Prilaku tidak sama dengan sikap, sikap adalah suatu kecenderungan untuk melakukan tindakan terhadap suatu objek. 4. teori perilaku Perilaku manusia tidak lepas dari keadaan individu, lingkungan tempat tinggal dan motif tertentu. Ada banyak teori tentang perilaku yaitu: a. Instinct theory Teori ini dikemukakan oleh MCDougall (1908) seorang psikolog Amerika kelahiran Inggris abad 20. MCDougal memaparkan tentang teori naluri. Teori tersebut didasarkan pada ide bahwa perilaku memiliki tujuan yang melekat. Menurut teori ini, naluri merupakan perilaku yang innate, perilaku bawaan dan naluri akan mengalami perubahan karena pengalaman. b. Drive theory Teori ini dikemukakan oleh Clark Hull (1950). Menurut teori ini, manusia memiliki dorongan atau drive tertentu. Dorongan berkaitan dengan kebutuhan manusia yang mendorong untuk berperilaku. Saat individu berperilaku dan dapat memenuhi kebutuhannya, maka akan terjadi pengurangan atau reduksi dari dorongan tersebut. c. Incentive theory Menurut teori ini, perilaku disebabkan adanya insentive atau reinforcement. Reinforcement ada yang berifat positif dan negatif, yang positif berbentuk hadiah sedangkan yang negatif berbentuk hukuman. Reinforcement yang postif akan mendorong individu dalam berbuat sedagkan yang negatif dapat menghambat perilaku. d. Atribusi theory Teori ini dikemukakan oleh Fritz Heider (1958). Meneurut teori ini perilaku disebabkan oleh disposisi internal seperti motif, sikap maupun eksternal. 5. Faktor yang mempengaruhi perilaku Perilaku individu berbeda satu sama lain: ada banyak faktor yang mempengaruhi perilaku yaitu: a. Usia b. Fungsi fisiologis

c. Aspek emosional d. Kepribadian e. Psikologis f. Bakat g. Pengalaman belajar Perilaku sehat dapat terbentuk karena pengaruh atau stimulasi pada aspek pengetahuan, sikap, pengalaman, keyakinan, sosial, budaya dan fisik. Ada banyak faktor yang mempengaruhi perilaku sehat, yaitu: a. Faktor predisposisi atau faktor internal yang ada pada individu, kelompok dan masyarakat (pengetahuan, sikap, nilai, presepsi dan keyakinan. b. Faktor enabling atau faktor yang memungkinkan individu yang berperilaku, yaitu: sumber daya (fasilitas, sarana prasarana), keterjangkauan, rujukan dan keterampilan. c. Faktor reinforcing atau faktor yang menguatkan perilaku, yaitu: sikap dan keterampilan petugas kesehatan dan social support sisitem. Perilaku kesehatan dapat diklasifikasikan menjadi tuga kelompok. 1. Perilaku pemeliharaan kesehatan (health maintanance) Adalah perilaku atau usaha seseorang untuk memelihara atau menjaga kesehatan agar tidak sakit dan usaha untuk penyembuhan bilamana sakit. Perilaku pemeliharaan kesehatan ini terdiri dari tiga aspek yaitu: a. Perilaku pencegahan penyakit b. Perilaku peningkatan kesehatan c. Perilaku gizi (makanan) dan minumanan. 2. Perilaku pencarian dan pengguanaan sistem atau fasilitas pelayanan kesehatan, atau sering disebut perilaku pencarian pengobatan (health seeking behavior) Perilaku ini adalah menyangkut upaya atau tindakan seseorang pada saat menderita penyakit dan atau kecelakaan. Tindakan atau perilaku ini dimulai dari mengobati sendiri (self treatment) sampai mencari pengobatan keluar negeri. 3. Perilaku kesehatan lingkungan Seorang ahli lain (becker, 1979) membuat klasifikasi lain tentang perilaku kesehatan ini.

a. Perilaku hidup sehat (healthy life style) Adalah perilaku-perilaku yang berkaitan dengan upaya atau kegiatan seseorang untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatannya atau pola/gaya hidup sehat (healthy life style). b. Perilaku sakit (illness behavior) Perilaku sakit ini mencakup respons seseorang terhadap sakit dan penyakit, persepsinya terhadap sakit, pengetahuan tentang: penyebab dan gejala penyakit, pengobatan penyakit, dan sebagainya. c. Perilaku peran sakit (the sick role behavior) Dari segi sosiologi, orang sakit (mempunyai peran yang mencakup hak-hak orang sakit (right) dan kewajiban sebagai orang sakit (obligation).

Related Documents

Makalah Ikm Kelompok 5
October 2019 38
Ikm Form.docx
July 2020 11
Ikm Rappokalling.docx
November 2019 18
Ikm Celi
June 2020 10
Ikm Cuci Tangan.pptx
December 2019 11

More Documents from "Louis Ryandi"