Kegawatdaruratan Maternal.ppt

  • Uploaded by: Ghania Agung Rahmaniar
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Kegawatdaruratan Maternal.ppt as PDF for free.

More details

  • Words: 1,988
  • Pages: 43
CURICULUM VITAE

Nama Alamat Status Jabatan

: : : :

PREEKLAMSIA dan EKLAMSIA

MF Hendra Bharata jl.Ir.H.Juanda 327, Ciamis Purnabakti PNS, Pembina Utama (IV/E) Penanggungjawab Klinik Bersalin Harapan Bunda, Ciamis

Riwayat Pendidikan : Fakultas Kedokteran UGM Yogyakarta, tahun 1979 Spesialis Obstetri dan Ginekologi dari Fakultas Kedokteran UGM Yogyakarta, tahun 1988 Magister Kesehatan dari Fakultas Kedokteran UNPAD Bandung, tahun 2004 Konsultan Obstetri dan Ginekologi Sosial dari Fak. Kedokteran UNPAD Bandung, thn 2008 Magister Hukum dari Fakultas Hukum UNPAD Bandung, tahun 2009 Riwayat Pekerjaan : Dr. MF. Hendra Bharata, Sp.OG(K). M.Kes, M.H Dokter Puskesmas di Kab.Lombok Timur, Propinsi Nusa Tenggara Barat, tahun 1979 – 1984 Residen di bagian Obstetri dan Ginekologi FK UGM Yogyakarta tahun 1984 -1988 Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi pada RSUD Ciamis tahun 1988 - 2014 Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi Konsultan pada RSUD Ciamis thn 2008 – 2014 Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi Konsultan di RS TMC, Tasikmalaya

KEGAWATDARURATAN MATERNAL MIDWIFERY UPDATE Dr. MF.Hendra Bharata, SpOG(K), MKes, MH

MU - KEGAWATDARURATAN MATERNAL

3

POKOK BAHASAN 1. 2. 3. 4.

Pre eklamsia dan Eklamsia Perdarahan antepartum Perdarahan postpartum Infeksi nifas

MU - KEGAWATDARURATAN MATERNAL

4

PRE EKLAMSIA dan EKLAMSIA A. Pre eklamsia ringan T ≥140/90 mmHg, Usia gestasi >20mgg Proteinuria +1 atau >300mg/24jam B. Pre eklamsia Berat T ≥160/110 mmHg, Usia gestasi >20mgg Proteinuria ≥+2 atau >5g/24jam Atau: - sakit kepala ↗, skotoma, diplopia - PJT, Oligohidramnion - Edem paru, Dekom - Oligouria (˂500ml/24jam), Kreatinin >1,2mg% MU - KEGAWATDARURATAN MATERNAL

5

C. Hipertensi kronik dg superimposed pre eclampsia - ada hipertensi sebelum usia gestasi 20mgg - proteinuria +1 D. Eklamsia - Pre eklamsia dg kejang dan/ koma - Tanpa penyebab lain: epilepsi, meningitis

MU - KEGAWATDARURATAN MATERNAL

6

MU - KEGAWATDARURATAN MATERNAL

7

MU - KEGAWATDARURATAN MATERNAL

8

Pengelolaan • • • • • •

Rujuk ke RS Infus RL/RA: intravena kateter Kateterisasi urin Observasi ketat Tanda Vital Auskultasi paru Anti konvulsan: MgSO4

MU - KEGAWATDARURATAN MATERNAL

9

Cara pemberian MgSO4 *). Alternatif 1 ^ Dosis Awal 4gm iv (10ml, 40%) pelan2 sekali (1g/mnt) + 6gm drip dlm 500ml RL/RA 28tts/mnt (6jam) Bila akses iv sulit → im: 5g boka + 5g boki ^ Dosis Pemeliharaan: 6jam ssdh dosis awal 6gm drip dlm 500ml RL/RA 28tts/mnt (6jam) Diulang smp 24jam Postpartum atau 6jam ssdh kejang terakhir (eklamsia) *). Alternatif 2: (Sibai, Continous Intravenous Injection) ^ Dosis Awal 4g (20%) dlm 100ml D5% habis dlm 15’-20’ (60tts/mnt) ^ Dosis Pemeliharaan 6g (20%) dlm 500ml D5%, 32tts/mnt MU - KEGAWATDARURATAN MATERNAL

10

*). Syarat pemberian MgSO4 1. Harus ada Antidotum: Ca Glukonas 10% 2. Refleks patella(+) 3. Respirasi >16x/mnt 4. Diuresis >30ml/jam

*). MgSO4 distop bila: 1. Ada tanda2 intoksikasi 2. Ssdh 24jam Postpartum 3. Dalam 6jam Postpartum tensi normal *). Diuretika, hanya diberikan pada - udem paru, udem anasarka - gagal jantung kongestif, gagal ginjal *). Antihipertensi, diberikan bila S≥180mmHg, D≥110mmHg: - Nifedipin 5-10mg oral (maks 80mg/24jam) - Metil dopa: 2x 250-500mg (maks. 2000mg/24jam) MU - KEGAWATDARURATAN MATERNAL

11

PERDARAHAN ANTEPARTUM

• Plasenta previa • Solusio plasente

MU - KEGAWATDARURATAN MATERNAL

12

Plasenta Previa * Definisi: Lokasi plasenta dekat, sebagian atau menutup seluruh OUI * Faktor Risiko: - riwayat Plasenta Previa - Primigravida dg riwayat operasi uterus - kehamilan ganda - malformasi uterus - multiparitas - gravida tua dan perokok MU - KEGAWATDARURATAN MATERNAL

13

* Diagnosis: - Usia gestasi ≥22mgg, perdarahan tanpa nyeri - darah merah segar, bisa syok - his(-), bagian terendah janin masuk PAP • Tatalaksana: - jangan periksa dalam - stabilisasi: infus NaCl/RL - minimal handling - rujuk dlm kondisi stabil

MU - KEGAWATDARURATAN MATERNAL

14

Sulusio plasente * Definisi: lepasnya plasenta sebelum janin lahir pada plasenta yang insersinya normal pd usia gestasi 22mgg * Faktor risiko: - riwayat Sol.plasente - gravida tua (>35th) - ibu hipertensi - pengguna obat2-an - trauma abdomen - alkoholik - ibu perokok berat - malformasi uterus - multiparitas - tali pusat pendek * Sebagian besar Sol.plasente: Idiopatik • Tatalaksana: - stabilisasi: Infus , oksigen - rujuk dg pendampingan MU - KEGAWATDARURATAN MATERNAL

15

Tampilan Klinis Solusio plasente

Plasenta Previa

Riwayat hipertensi, uterus teregang>>, trauma abdomen

Tak ada riwayat

Nyeri perut bawah

Tanpa nyeri (kecuali Inpartu)

Uterus tegang Kontraksi uterus>>

Uterus tidak tegang Tak ada kontraksi (kendor)

Uterus mudah terangsang

Presentasi normal

Uterus tak mudah terangsang Malpresentasi / bag. Terendah masih tinggi

DJJ negatif Syok, Anemia tak sesuai dg perdarahan yg terjadi Koagulopati

DJJ biasanya normal Syok & Anemia sesuai dg perdarahan yg terjadi Jarang terjadi koagulopati

MU - KEGAWATDARURATAN MATERNAL

16

PERDARAHAN PASCA SALIN Perdarahan postpartum postpartum bleeding postpartum hemorrhage

PERDARAHAN PASCA SALIN • Definisi: Perdarahan pasca salin

adalah perdarahan >500 ml (pervaginam) atau >1000ml (perabdominam) yang terjadi setelah bayi lahir.

• Perdarahan yang lebih dari normal

yang telah menyebabkan perubahan tanda vital (ibu mengeluh lemah, limbung, berkeringat dingin, menggigil, hiperpnea, tekanan sistolik < 90 mmHg, nadi > 100/menit, Hb < 8 g%)

DEFINISI DAN ETIOLOGI  Perdarahan post partum dini (awal, primer) yaitu perdarahan pervaginam dalam 24 jam pertama setelah bayi lahir.  Perdarahan post partum lanjut (sekunder) yaitu perdarahan pervaginam setelah 24 jam persalinan smp dgn 12mgg (dulu 42 hari) postpartum.  Penyebab Perdarahan postpartum dini 1. Atonia uteri 2. Robekan jalan lahir 3. Retensi plasenta/sisa plasenta 4. Kelainan pembekuan darah. MU - KEGAWATDARURATAN MATERNAL

19

TATALAKSANA AWAL              

Panggil bantuan Nilai sirkulasi, jalan nafas dan pernafasan pasien Jika terdapat syok lakukan segera penanganan syok Beri Oksigen Pasang infus iv dg kateter iv No.16/18: NaCl, RL, RA (cepat) Ambil sampel darah→ PMI Pantau Tanda Vital (T-N-R-S) Periksa kondisi abdomen: kontraksi uterus, nyeri tekan, TFU Periksa jalan lahir dan perineum Periksa kelengkapan Plasenta dan selaput ketuban Pasang kateter Folley →pantau diuresis (normal: min 30ml/jam) Siapka transfusi bila Hb<8g% Tentukan penyebab perdarahan Selalu siapkan tindakan gawat darurat

MU - KEGAWATDARURATAN MATERNAL

20

MU - KEGAWATDARURATAN MATERNAL

21

Atonia uteri • Lakukan masase uterus pastikan plasenta lahir lengkap • Beri infus oksitosin 20 -40 IU dalam 1 L cairan kristaloid • Bila oksitosin tidak tersedia, beri ergometrin 0,2 mg IM • Bila perdarahan berlanjut, beri 1 g asam traneksamat IV • Siapkan rujukan sambil lakukan kompresi bimanual atau pasang kondom kateter Robekan jalan lahir • Lakukan penjahitan robekan jalan lahir. • Bila perdarahan berlanjut, berikan 1 g asam traneksamat IV Retensi plasenta • Beri infus oksitosin 20 -40 IU dalam 1 L cairan kristaloid • Lakukan tarikan tali pusat terkendali • Bila tidak berhasil, lakukan manual plasenta • Beri antibiotika profilaksis MU - KEGAWATDARURATAN MATERNAL

22

Sisa plasenta •Beri infus oksitosin 20 -40 IU dalam 1 L cairan kristaloid •Lakukan eksplorasi digital atau manual •Beri antibiotika profilaksis Inversio uteri •Lakukan reposisi •Bila tidak berhasil, rujuk untuk operasi laparotomi atau histerektomi Kogulopati •Tangani kehilangan darah segera •Berikan darah lengkap segar atau komponen darah

Ruptura uteri Rujuk untuk operasi histerorafi atau histerektomi MU - KEGAWATDARURATAN MATERNAL

23

ATONIA UTERI Terjadi bila miometrium tidak berkontraksi Penyebab tersering perdarahan postpartum (>2/3 dari semua perdarahan postpartum awal disebabkan oleh Atonia uteri) Faktor risiko

 Hal-hal yang menyebabkan uterus meregang > dari kondisi normal :

 Polihidramnion  Kehamilan kembar  Makrosomia  Persalinan lama (Kala I &/ Kala II memanjang)  Persalinan terlalu cepat  Persalinan dgn induksi atau akselerasi dgn oksitosin  Infeksi intrapartum  Paritas tinggi (>3) MU - KEGAWATDARURATAN MATERNAL

24

MENEJEMEN AKTIF KALA III  Suntikan Oksitosin 10 IU im  Peregangan Tali Pusat Terkendali  Masase Uterus

PENANGANAN ATONIA UTERI

MU - KEGAWATDARURATAN MATERNAL

26

Masase fundus uteri Segera sesudah plasenta lahir (maksimal 15 detik)

Uterus kontraksi ?

Ya

Evaluasi rutin

Tidak § Evaluasi / bersihkan bekuan darah / selaput ketuban § Kompresi Bimanual Interna (KBI) maks. 5 menit

Uterus kontraksi ?

Ya

§ Pertahankan KBI selama 1’-2’ § Keluarkan tangan secara hati-hati § Lakukan pengawasan kala IV

Tidak § Ajarkan keluarga melakukan Kompresi Bimanual Eksterna (KBE) § Keluarkan tangan (KBI) secara hati-hati § Suntikan Methyl ergometrin 0,2 mg i.m § Pasang infus RL + 20 IU Oksitosin, guyur § Lakukan lagi KBI (2’) MU - KEGAWATDARURATAN MATERNAL

27

Uterus kontraksi ?

Ya

Pengawasan kala IV

Tidak § Rujuk→ siapkan laparotomi § Lanjutkan pemberian infus + 20 IU Oksitosin min. 500 ml/jam hingga tiba ditempat rujukan § Selama perjalanan dapat dilakukan Kompresi Aorta Abdominalis atau Kompresi Bimanual Eksternal atau Kondom Kateter atau beri Misoprostol 5 tablet (rektal)

Ligasi arteri uterina dan/atau hipogastrika atau B-Lynch methode

Perdarahan berhenti

Pertahankan uterus

Perdarahan berlanjut Histerektomi MU - KEGAWATDARURATAN MATERNAL

28

KOMPRESI BIMANUAL INTERNAL

MU - KEGAWATDARURATAN MATERNAL

29

KOMPRESI BIMANUAL EKSTERNAL

MU - KEGAWATDARURATAN MATERNAL

30

Kompresi Aorta abdominalis

MU - KEGAWATDARURATAN MATERNAL

31

RETENSI PLASENTA Kriteria Bila setelah 2x15’ dg 2x pemberian Oksitosin 10 IU i.m Plasenta belum lahir

MANUAL PLASENTA MU - KEGAWATDARURATAN MATERNAL

32

Prosedur Manual Plasenta •Pasang infus (transfusi set, kat.iv no.16/18, RA, NaCl 0,9%, RL) •Kosongkan kandung kencing •Tangan ‘dalam’ masuk scr obstetrik kevagina, menelusuri Tali pusat, terus sampai Kavum uteri sampai kelokasi plasenta •Tangan ‘luar’ menahan fundus untuk mencegah kolporeksis. •Tangan dalam ke pinggir plasenta dan mencari bagian plasenta yang sudah lepas •Dengan sisi ulner telapak tangan dalam, plasenta dilepaskan dr perlekatannya, simultan dg gerakan tangan luar •Stlh seluruh plasenta terlepas→ tangkap → bawa keluar, smtr tangan luar menekan supra pubik ke dorso-kranial •Eksplorasi kavum uteri → smp yakin bersih!

MU - KEGAWATDARURATAN MATERNAL

33

AWAS * Tepi plasenta tak teraba * Permukaan plasenta sama tinggi dg dinding dalam uterus

Hanya sebagian plasenta yg dpt dilepaskan dan bagian lainnya melekat erat

Plasenta akreta Plasenta inkreta

Stop Manual →Misoprostol 600 mcg per rektal → RUJUK! MU - KEGAWATDARURATAN MATERNAL

34

PERHATIKAN PASCA TINDAKAN • AWASI KALA IV…….. • JANGAN TINGGALKAN PASIEN SETELAH PELAKSANAAN MANUAL PLACENTA • RENDAM ALAT ALAT DEKONTAMINASI

MU - KEGAWATDARURATAN MATERNAL

35

INFEKSI NIFAS * Definisi: Infeksi pd dan melalui traktus genitalis pd PP

* Klinis: Ibu PP hari ke 2-10 dgn suhu≥ 38°C (oral, min. 4x/hr) * Predisposisi: - Anemia - Kurang gizi, Malnutrisi - Higiene genital yang buruk - Kelelahan - Proses persalinan yang bermasalah: . Partus lama . Korioamnionitis . Persalinan traumatik . Prinsip pencegahan infeksi diabaikan . Manipulasi berlebihan MU - KEGAWATDARURATAN MATERNAL

36

BENDUNGAN PAYUDARA * Peningkatan aliran darah vena dan cairan limfe pada payudara untuk persiapan laktasi * Bila ibu menyusui bayinya: - Susukan sesering mungkin pd kedua payudara - Kompres hangat payudara pra laktasi - Pijat payudara untuk permulaan menyusui - Sangga payudara (bebat, bra) - Kompres dingin payudara diantara 2 saat laktasi - Demam &/ Nyeri? →Parasetamol 500mg 3-4x/hr

MU - KEGAWATDARURATAN MATERNAL

37

• Bila ibu tidak menyusui bayinya: - Sangga payudara - Kompres dingin pada payudara untuk mengurangi pembengkakan - Bila perlu: Parasetamol 500mg tiap 4 jam - Jangan dipijat atau memberi kompres hangat pada payudara

MU - KEGAWATDARURATAN MATERNAL

38

METRITIS * Infeksi uterus pasca salin * Salah 1 dari Trias Penyebab Kematian Maternal * Risiko→ Abses pelvik, Peritonitis, Syok septik, Trombosis vena dalam, Emboli paru, Infeksi pelvik kronik, Dispareuni, Obstruksi tuba dan Infertilitas * Penanganan: 1. Antibiotika spektrum luas dosis tinggi: . Ampisilina 2g iv, dilanjutkan 1g/6jam + . Gentamisin 5mg/kgBB iv (DT) + . Metronidazol 500mg iv tiap 8jam ~ 24jam bebas panas MU - KEGAWATDARURATAN MATERNAL

39

2. Transfusi / PRC (bila perlu) 3. Anti tetanus profilaksi 4. Sisa plasenta? →Digital atau Kuret 5. Pus? →Drainage 6. Bila: - Terapi konservatif tak ada perbaikan - ada tanda Peritonitis generalisata ↓ Laparotomi + evakuasi pus

MU - KEGAWATDARURATAN MATERNAL

40

INFEKSI PAYUDARA MASTITIS - Payudara tegang, keras, kemerahan, sakit, demam - Penanganan: . Kloksasilin 500mg/6jam, 10hr . Sangga payudara . Kompres dingin . Bila perlu Parasetamol 500mg/4jam . Tetap menyusui kecuali ada pus . Evaluasi setelah 3 hari pengobatan MU - KEGAWATDARURATAN MATERNAL

41

* Abses Payudara - Ada massa kistik dipayudara, kemerahan - Prinsip→ Insisi + Drainage (24 jam) - Beri Kloksasilin 500/6jam, 10hari - Sangga payudara - Kompres dingin - Parasetamol 500mg/4jam bila perlu - Ibu tetap menyusui - Follow up setelah 3 hari

MU - KEGAWATDARURATAN MATERNAL

42

TERIMA KASIH

MU - KEGAWATDARURATAN MATERNAL

43

Related Documents


More Documents from "BCI MANGGUNG"