Kasus 5 - Hipertensi.docx

  • Uploaded by: Yohana
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Kasus 5 - Hipertensi.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,651
  • Pages: 22
DIETETIK LANJUT “HIPERTENSI” Dosen Pengajar : RIJANTI ABDURRACHIM,DCN,.M.Kes

Disusun Oleh : Kelompok 4 SitiRaudah

P07131214114

Sofia ayuningtyas

P07131214115

Syarifah sofianurhuda

P07131214116

Vivi indriawulandari

P07131214117

Wahdatul halimahaulia

P07131214118

Widya lestari

P07131214119

Wiwik rohmawati

P07131214120

Yohanna simalango

P07131214121

Yulianti nurwulan sari

P07131214122

Noor minawati

P07131213141

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLTEKKES KEMENKES BANJARMASIN JURUSAN GIZI 2016/2017

HIPERTENSI A.

Pengertian Hipertensi atau penyakit darah tinggi sebenarnya adalah suatu gangguan

pada

pembuluh darah yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah terhambat sampai ke jaringan tubuh yang membutuhkan. Hipertensi sering kali disebut sebagai pembunuh gelap (Silent Killer), karena termasuk penyakit yang mematikan tanpa disertai dengan gejala-gejalanya lebih dahulu sebagai peringatan bagi korbannya (Lanny Sustrani, dkk, 2004). Hipertensi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah meningkat melebihi batas normal. Batas tekanan darah normal bervariasi sesuai dengan usia. Berbagai faktor dapat memicu terjadinya hipertensi, walaupun sebagian besar (90%) penyebab hipertensi tidak diketahui (hipertensi essential). Penyebab tekanan darah meningkat adalah peningkatan kecepatan denyut jantung, peningkatan resistensi (tahanan) dari pembuluh darah dari tepi dan peningkatan volume aliran darah (Kurniawan, 2002). Dari definisi-definisi diatas dapat diperoleh kesimpulan bahwa hipertensi adalah suatu keadaan di mana tekanan darah menjadi naik karena gangguan pada pembuluh darah yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah terhambat sampai ke jaringan tubuh yang membutuhkannya.

B.

Klasifikasi Beberapa klasifikasi hipertensi: a.

Klasifikasi Menurut Joint National Commite 7

Tabel 1 Klasifikasi Menurut JNC (Joint National Committe on Prevention, Detection, Evaluatin, and Treatment of High Blood Pressure)

Kategori

Kategori

Tekanan

dan/

Tekanan

Tekanan Darah Tekanan Darah Darah Sistol atau

Darah Diastol

menurut JNC 7

menurut JNC 6

(mmHg)

(mmHg)

Normal

Optimal

< 120

dan

< 80

Pra-Hipertensi

120-139

atau

80-89

-

Nornal

< 130

dan

< 85

-

Normal-Tinggi

130-139

atau

85-89

Hipertensi:

Hipertensi:

Tahap 1

Tahap 1

140-159

atau

90-99

Tahap 2

-

≥ 160

atau

≥ 100

-

Tahap 2

160-179

atau

100-109

Tahap 3

≥ 180

atau

≥ 110

(Sumber: Sani, 2008)

Data terbaru menunjukkan bahwa nilai tekanan darah yang sebelumnya dipertimbangkan normal ternyata menyebabkan peningkatan resiko

komplikasi

kardiovaskuler. Data ini mendorong pembuatan klasifikasi baru yang disebut pra hipertensi (Sani, 2008).

b. Klasifikasi Menurut WHO (World Health Organization) WHO dan International Society of Hypertension Working Group (ISHWG) telah mengelompokkan hipertensi dalam klasifikasi optimal, normal, normal-tinggi, hipertensi ringan, hipertensi sedang, dan hipertensi berat (Sani, 2008). Tabel 2 Klasifikasi Hipertensi Menurut WHO Kategori

Tekanan Darah Tekanan Darah Sistol (mmHg)

Diatol (mmHg)

Normal

< 120

< 80

Normal-Tinggi

< 130

< 85

130-139

85-89

Tingkat 1 (Hipertensi Ringan)

140-159

90-99

Sub-group: perbatasan

140-149

90-94

Tingkat 2 (Hipertensi Sedang)

160-179

100-109

Optimal

Tingkat 3 (Hipertensi Berat)

≥ 180

≥ 110

Hipertensi sistol terisolasi

≥ 140

< 90

140-149

<90

(Isolated

systolic

hypertension) Sub-group: perbatasan (Sumber: Sani, 2008)

c. Klasifikasi Menurut Chinese Hypertension Society Menurut Chinese Hypertension Society (CHS) pembacaan tekanan darah <120/80 mmHg termasuk normal dan kisaran 120/80 hingga 139/89 mmHg termasuk normal tinggi (Shimamoto, 2006). Tabel 3 Klasifikasi Hipertensi Menurut CHS Tekanan Darah Sistol

Tekanan Darah Diastol

CHS-2005

(mmHg)

(mmHg)

< 120

< 80

Normal

120-129

80-84

Normal-Tinggi

130-139

85-89

Tekanan Darah Tinggi 140-159

90-99

Tingkat 1

160-179

100-109

Tingkat 2

≥ 180

≥ 110

Tingkat 3

≥ 140

≤ 90

Hypertensi Sistol Terisolasi

(Sumber: Shimamoto, 2006)

d. Klasifikasi berdasarkan hasil konsesus Perhimpunan Hipertensi Indonesia (Sani, 2008). Pada pertemuan ilmiah Nasional pertama perhimpunan hipertensi Indonesia 13-14 Januari 2007 di Jakarta, telah diluncurkan suatu konsensus mengenai pedoman

penanganan hipertensi di Indonesia yang ditujukan bagi mereka yang melayani masyarakat umum: 1) Pedoman yang disepakati para pakar berdasarkan prosedur standar dan ditujukan untuk meningkatkan hasil penanggulangan ini kebanyakan diambil dari pedoman Negara maju dan Negara tetangga, dikarenakan data penelitian hipertensi di Indonesia yang berskala Nasional dan meliputi jumlah penderita yang banyak masih jarang. 2) Tingkatan hipertensi ditentukan berdasarkan ukuran tekanan darah sistolik dan diastolik dengan merujuk hasil JNC dan WHO. 3) Penentuan stratifikasi resiko hipertensi dilakukan berdasarkan tingginya tekanan darah, adanya faktor resiko lain, kerusakan organ target dan penyakit penyerta tertentu. Tabel 6 Klasifikasi Hipertensi Menurut Perhimpunan Hipertensi Indonesia Kategori

Tekanan

Darah dan/atau

Sistol (mmHg)

Tekanan Darah Diastol (mmHg)

Normal

<120

Dan

<80

Prehipertensi

120-139

Atau

80-89

Hipertensi Tahap 1

140-159

Atau

90-99

Hipertensi Tahap 2

≥160-179

Atau

≥100

Dan

<90

Hipertensi

Sistol ≥140

terisolasi (Sumber: Sani, 2008) Klasifikasi hipertensi menurut bentuknya ada dua yaitu hipertensi sistolik dan hipertensi diastolik (Smith, Tom, 1986:7). Pertama yaitu hipertensi sistolik adalah jantung berdenyut terlalu kuat sehingga dapat meningkatkan angka sistolik. Tekanan sistolik berkaitan dengan tingginya tekanan pada arteri bila jantung berkontraksi (denyut jantung). Ini adalah tekanan maksimum dalam arteri pada suatu saat dan tercermin pada hasil pembacaan tekanan darah sebagai tekanan atas yang nilainya lebih besar. Kedua yaitu hipertensi diastolik terjadi apabila pembuluh darah kecil menyempit secara tidak normal, sehingga memperbesar tahanan terhadap aliran darah yang

melaluinya dan meningkatkan tekanan diastoliknya. Tekanan darah diastolik berkaitan dengan tekanan dalam arteri bila jantung berada dalam keadaan relaksasi diantara dua denyutan. Sedangkan menurut Arjatmo T dan Hendra U (2001) faktor yang mempengaruhi prevalensi hipertensi antara lain ras, umur, obesitas, asupan garam yang tinggi, adanya riwayat hipertensi dalam keluarga. Klasifikasi hipertensi menurut sebabnya dibagi menjadi dua yaitu sekunder dan primer. Hipertensi sekunder merupakan jenis yang penyebab spesifiknya dapat diketahui (Lanny Ssustrani, dkk, 2004). Klasifikasi hipertensi menurut gejala dibedakan menjadi dua yaitu hipertensi Benigna dan hipertensi Maligna. Hipertensi Benigna adalah keadaan hipertensi yang tidak menimbulkan gejala-gejala, biasanya ditemukan pada saat penderita dicek up. Hipertensi Maligna adalah keadaan hipertensi yang membahayakan biasanya disertai dengan keadaan kegawatan yang merupakan akibat komplikasi organ-organ seperti otak, jantung dan ginjal (Mahalul Azam,2005).

C.

Patofisiologi Renin

Angiotensin I

Angiotensin I Converting Enzyme (ACE)

Angiotensin II

↑ Sekresi hormone ADH rasa haus

Stimulasi sekresi aldosteron dari korteks adrenal

Urin sedikit → pekat & ↑osmolaritas ↓ Ekskresi NaCl (garam) dengan mereabsorpsinya di tubulus ginjal Mengentalkan

Menarik cairan intraseluler → ekstraseluler

↑ Konsentrasi NaCl di pembuluh darah

Volume darah ↑

↑ Tekanan darah

Diencerkan dengan ↑ volume ekstraseluler

↑ Volume darah

↑ Tekanan darah

Gambar 1. Patofisiologi hipertensi. (Sumber: Rusdi & Nurlaela Isnawati, 2009) Tekanan yang dibutuhkan untuk mengalirkan darah melalui sistem sirkulasi dilakukan oleh aksi memompa dari jantung (cardiac output/CO) dan dukungan dari arteri (peripheral resistance/PR). Fungsi kerja masing-masing penentu tekanan darah ini dipengaruhi oleh interaksi dari berbagai faktor yang kompleks. Hipertensi sesungguhnya merupakan abnormalitas dari faktor-faktor tersebut, yang ditandai dengan peningkatan curah jantung dan / atau ketahanan periferal. Selengkapnya dapat dilihat pada bagan.

Gambar 3: Beberapa faktor yang mempengaruhi tekanan darah (Sumber: Kaplan, 1998 dalam Sugiharto, 2007)

D.

Pengobatan Hipertensi Kelas obat utama yang digunakan untuk mengendalikan tekanan darah adalah : 1. Diuretik Diuretik menurunkan tekanan darah dengan menyebabkan diuresis. Pengurangan volume plasma dan Stroke Volume (SV) berhubungan dengan dieresis dalam penurunan curah jantung (Cardiac Output, CO) dan tekanan darah pada akhirnya. Penurunan curah jantung yang utama menyebabkan resitensi perifer. Pada terapi diuretik pada hipertensi kronik volume cairan ekstraseluler dan volume plasma hampir kembali kondisi pretreatment. a. Thiazide Thiazide adalah golongan yang dipilih untuk menangani hipertensi, golongan lainnya efektif juga untuk menurunkan tekanan darah. Penderita dengan fungsi ginjal yang kurang baik Laju Filtrasi Glomerolus (LFG) diatas 30 mL/menit, thiazide merupakan agen diuretik yang paling efektif untuk menurunkan tekanan darah. Dengan menurunnya fungsi ginjal, natrium dan cairan akan terakumulasi maka diuretik jerat Henle perlu digunakan untuk mengatasi efek dari peningkatan volume dan natrium tersebut. Hal ini akan mempengaruhi tekanan darah arteri. Thiazide menurunkan tekanan darah dengan cara memobilisasi natrium dan air dari dinding arteriolar yang berperan dalam penurunan resistensi vascular perifer. b. Diuretik Hemat Kalium Diuretik Hemat Kalium adalah anti hipertensi yang lemah jika digunakan tunggal. Efek hipotensi akan terjadi apabila diuretik dikombinasikan dengan diuretik hemat kalium thiazide atau jerat Henle. Diuretik hemat kalium dapat mengatasi kekurangan kalium dan natrium yang disebabkan oleh diuretik lainnya. c. Antagonis Aldosteron Antagonis Aldosteron merupakan diuretik hemat kalium juga tetapi lebih berpotensi sebagai antihipertensi dengan onset aksi yang lama (hingga 6 minggu dengan spironolakton).

2. Beta Blocker Mekanisme hipotensi beta bloker tidak diketahui tetapi dapat melibatkan menurunnya curah jantung melalui kronotropik negatif dan efek inotropik jantung dan inhibisi pelepasan renin dan ginjal. a. Atenolol, betaxolol, bisoprolol, dan metoprolol merupakan kardioselektif pada dosis rendah dan mengikat baik reseptor β1 daripada reseptor β2. Hasilnya agen tersebut kurang merangsang bronkhospasmus dan vasokontruksi serta lebih aman dari non selektif β bloker pada penderita asma, penyakit obstruksi pulmonari kronis (COPD), diabetes dan penyakit arterial perifer. Kardioselektivitas merupakan fenomena dosis ketergantungan dan efek akan hilang jika dosis tinggi. b. Acebutolol, carteolol, penbutolol, dan pindolol memiliki aktivitas intrinsik simpatomimetik (ISA) atau sebagian aktivitas agonis reseptor β. 3. Inhibitor Enzim Pengubah Angiotensin (ACE-inhibitor) ACE membantu produksi angiotensin II (berperan penting dalam regulasi tekanan darah arteri). ACE didistribusikan pada beberapa jaringan dan ada pada beberapa tipe sel yang berbeda tetapi pada prinsipnya merupakan sel endothelial. Kemudian, tempat utama produksi angiotensin II adalah pembuluh darah bukan ginjal. Pada kenyataannya, inhibitor ACE menurunkan tekanan darah pada penderita dengan aktivitas renin plasma normal, bradikinin, dan produksi jaringan ACE yang penting dalam hipertensi. 4. Penghambat Reseptor Angiotensin II (ARB) Angiotensin II digenerasikan oleh jalur renin-angiotensin (termasuk ACE) dan jalur alternatif yang digunakan untuk enzim lain seperti chymases. Inhibitor ACE hanya menutup jalur renin-angiotensin, ARB menahan langsung reseptor angiotensin tipe I, reseptor yang memperentarai efek angiotensin II. Tidak seperti inhibitor ACE, ARB tidak mencegah pemecahan bradikinin. 5. Antagonis Kalsium CCB menyebabkan relaksasi jantung dan otot polos dengan menghambat saluran kalsium yang sensitif terhadap tegangan sehingga mengurangi masuknya kalsium ekstra selluler ke dalam sel. Relaksasai otot polos vasjular menyebabkan vasodilatasi dan berhubungan dengan reduksi tekanan darah. Antagonis kanal kalsium

dihidropiridini dapat menyebbakan aktibasi refleks simpatetik dan semua golongan ini (kecuali amilodipin) memberikan efek inotropik negative. Verapamil menurunkan denyut jantung, memperlambat konduksi nodus AV, dan menghasilkan efek inotropik negative yang dapat memicu gagal jantung pada penderita lemah jantung yang parah. Diltiazem menurunkan konduksi AV dan denyut jantung dalam level yang lebih rendah daripada verapamil. 6. Alpha blocker Prasozin, Terasozin dan Doxazosin merupakan penghambat reseptor α1 yang menginhibisi katekolamin pada sel otot polos vascular perifer yang memberikan efek vasodilatasi. Kelompok ini tidak mengubah aktivitas reseptor α2 sehingga tidak menimbulkan efek takikardia. 7. VASO-dilator langsung Hedralazine dan Minokxidil menyebabkan relaksasi langsung otot polos arteriol. Aktivitasi refleks baroreseptor dapat meningkatkan aliran simpatetik dari pusat fasomotor, meningkatnya denyut jantung, curah jantung, dan pelepasan renin. Oleh karena itu efek hipotensi dari vasodilator langsung berkurang pada penderita yang juga mendapatkan pengobatan inhibitor simpatetik dan diuretik. 8. Inhibitor Simpatetik Postganglion Guanethidin dan guanadrel mengosongkan norepinefrin dari terminal simpatetik postganglionik dan inhibisi pelepasan norepinefrin terhadap respon stimulasi saraf simpatetik. Hal ini mengurangi curah jantung dan resistensi vaskular perifer .

I.

Intervensi Gizi TUJUAN PENGELOLAAN HIPOTYROID Membantu menghilangkan retensi garam/air dalam jaringan tubuh/air dalam jaringan tubuh dan menurunkan tekanan darah pada hipertensi seperti yang ada pada penyakit jantung, ginjal, hati, kehamilan,dll

I.

PERENCANAAN MAKAN a) Bahan makan yang dianjurkan a. Bayam Bayam merupakan sumber magnesium yang sangat baik. Tidak hanya melindungi Anda dari penyakit jantung, tetapi juga dapat mengurangi tekanan darah. Selain itu, kandungan folat dalam bayam dapat melindungi tubuh dari homosistein yang membuat bahan kimia berbahaya. Penelitian telah menunjukkan bahwa tingkat tinggi asam amino (homosistein) dapat menyebabkan serangan jantung dan stroke. b. Biji bunga matahari. Kandungan magnesiumnya sangat tinggi dan biji bunga matahari mengandung pitosterol, yang dapat mengurangi kadar kolesterol dalam tubuh. Kolesterol tinggi merupakan pemicu tekanan darah tinggi, karena dapat menyebabkan penyumbatan pembuluh darah. Tapi, pastikan mengonsumsi kuaci segar yang tidak diberi garam. c. Kacang-kacangan

Kacang-kacangan, seperti kacang tanah, almond, kacang merah mengandung magnesium dan potasium. Potasium dikenal cukup efektif menurunkan tekanan darah tinggi. d. Pisang Buah ini tidak hanya menawarkan rasa lezat tetapi juga membuat tekanan darah lebih sehat. Pisang mengandung kalium dan serat tinggi yang bermanfaat mencegah penyakit jantung. Penelitian juga menunjukkan bahwa satu pisang sehari cukup untuk membantu mencegah tekanan darah tinggi. e. Kedelai Banyak sekali keuntungan mengonsumsi kacang kedelai bagi kesehatan. Salah satunya adalah menurunkan kolesterol jahat dan tekanan darah tinggi. Kandungan isoflavonnya memang sangat bermanfaat bagi kesehatan. f. Kentang Nutrisi dari kentang sering hilang karena cara memasaknya yang tidak sehat. Padahal kandungan mineral, serat dan potasium pada kentang sangat tinggi yang sangat baik untuk menstabilkan tekanan darah. g. Cokelat pekat (dark chocolate) Karena kandungan flavonoid dalam cokelat dapat membantu menurunkan tekanan darah dengan merangsang produksi nitrat oksida. Nitrat oksida membuat sinyal otot-otot sekitar pembuluh darah untuk lebih relaks, dan menyebabkan aliran darah meningkat. h. Avokad Asam oleat dalam avokad, dapat membantu mengurangi kolesterol. Selain itu, kandungan kalium dan asam folat, sangat penting untuk kesehatan jantung. b) Bahan makanan Tidak dianjurkan: a.

Sumber Karbohidrat. Makanan yang tidak dianjurkan bagi penderita hipertensi adalah roti, biskuit, dan kue-kue kering yang dimasak dengan garam dapur dan ataubaking powder dan soda.

b. Sumber Protein Hewani

Yang harus dibatasi adalah otak, ginjal, lidah, sardin, daging, ikan, susu, dan telur yang diawetkan dengan garam dapur seperti daging asap, ham, bacon, dendeng, abon, keju, ikan kaleng, kornet, ebi, udang kering, telur asin, dan telur pindang. c. Sumber Protein Nabati Makanan yang tidak dianjurkan adalah keju kacang tanah dan semua kacangkacangan dan hasilnya yang dimasak dengan garam dapur dan lain ikatan natrium. d. Sayuran. Yang tidak dianjurkan untuk dikonsumsi adalah sayuran yang dimasak dan diawetkan dengan garam dapur dan lain ikatan natrium, seperti sayuran dalam kaleng, sawi asin, asinan, dan acar. e. Buah Buah yang tidak dianjurkan untuk dikonsumsi adalah buah-buahan yang diawetkan dengan garam dapur dan lain ikatan natrium seperti buah dalam kaleng. f. Lemak dan Minyak Tidak dianjurkan untuk dikonsumsi adalah margarin dan mentega biasa.\ g. Minuman Teh dan kopi boleh dikonsumsi, namun tetap dibatasi. Sedangkan minuman ringan adalah minuman yang tidak dianjurkan untuk dikonsumsi karena mengandung natrium yang tinggi.

KASUS Ny. S berusia 60 tahun dengan berat badan 59 kg dan tinggi badan 145 cm. Datang kerumah sakit dengan keluhan pusing kemudian diperiksa tekanan darahnya 170/100 mmhg. Ny. S di diagnosa menderita hipertensi. Kebiasan makannya makan nasi 3x sehari, makan telur 3x seminggu, makan ayam 1x seminggu, suka sayur kacang panjang, buncis, wortel, dan sawi. Makan pisang setiap hari, dan minum teh setiap hari. Hasil anamnesa recall : Energi, 967,1 kkal Protein, 33,7 gram Lemak, 26,9 gram KH, 153,2 gram

A.

Identitas Pasien 

Nama

: Ny. S



Umur

: 60 tahun



Jenis kelamin

: Perempuan



Diagnosa Medis

: Hipertensi

Proses Asuhan Gizi Terstandar 1. Anamnesa Gizi Riwayat makan pasien Makan 3x sehari,Makan telur 3x seminggu,Makan ayam 1x seminggu,Suka sayur kacang panjang, buncis, wortel dan sawi,Makan pisang setiap hari Minum teh setiap hari dan dari hasil recall intake makan didapatkan data sebagai berikut : Energi, 967,1 kkal Protein, 33,7 gram Lemak, 26,9 gram

KH, 153,2 gram Kesimpulan : Total asupan makan pasien tidak sesuai kebutuhan sehingga hasil recall pasien semuanya kurang.

a. Data Biokimia Tidak ada

b. Data Antropometri 

BB

= 59 kg



TB

= 145 cm



BBI

= (TB-100) = 145- 100 = 45 kg



IMT

= BB/(TB)2 = 28,06 (status gizi Obes I)

Kesimpulan: Status gizi berdasarkan IMT = 28,06 berarti status gizi pasien tergolong Obesitas I karena berdasarkan Depkes (1994), apabila IMT pada rentang 18,5-25,0 maka dikategorikan normal.

c. Data Fisik/ Klinis Keadaan Umum : Pasien sadar, penampilan keseluruhan gemuk, dan tekanan darah= 170/100 mmghg (↑) Kesimpulan: Dari keadaan umum pasien yaitu Pasien sadar, gemuk., dan tekanan darah tinggi tingkat ringan

Riwayat Personal Keluhan utama

Pusing

Riwayat Penyakit Sekarang

Hipertensi

Riwayat Penyakit dahulu

Hipertensi

Riwayat Penyakit Keluarga

-

Kesimpulan: Pasien memiliki keluhan utama pusing dan riwayat penyakit pasien hipertensi.

2. Diagnosa Gizi Domain Intake NI.5.4 Penurunan kebutuhan zat gizi natrium berkaitan dengan hipertensi ditandai dengan tekanan darah tinggi yaitu 170/100 mmhg Domain Clinic NC.3.3 Kelebihan berat badan berkaitan dengan status gizi obesitas ditandai dengan IMT 28,06

3. Intervensi Gizi A. TERAPI DIET :  Jenis diet

: Rendah Garam III (1000-1200 MgNa)

 Prinsip Diet

:

-

Cukup kalori

-

Cukup protein

-

Cukup lemak

-

Cukup KH

-

cukup mineral dan vitamin

-

Rendah Natriun

 Bentuk makanan

: lunak/ biasa

 Cara pemberian

: Oral

 Frekuensi

: 3 x makan utama dan 2x snack

B. TUJUAN PERENCANAAN MAKAN Tujuan diet garam rendah adalah membantu menghilangkan retensi garam atau air dalam jaringan tubuh dan menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi.

C. SYARAT / PRINSIP DIET : 

Energi Cukup, yaitu 1504,171 kkal/



Protein Cukup dari kebutuhan energi total , yaitu 56,4 gr



Lemak cukup dari kebutuhan energi total, yaitu 33,42 gr



Karbohidrat cukup dari kebutuhan energi total, yaitu 244,42 gr



Vitamin dan mineral cukup sesuai kebutuhan normal.



Cairan 1-42 liter/hr



Bentuk makan lunak atau biasa sesuai kemampuan pasien.

D. PERHITUNGAN KEBUTUHAN ENERGI DAN ZAT GIZI 

IMT

= BB/(TB)2 = 59/(1,45)2 = 28,06 (Obes I)



BBI

= TB – 100 = 145 – 100 = 45 kg



BEE

= 655 + (9,6 x BB) + (1,7 x TB) – (4,7 x U) = 655 + (9,6 x 59) + (1,7 x 145) – (4,7 x 60) = 655 + 566,4 + 246,5 – 282 = 1185,9 kkal



TEE

= 1185,9 x 1,3 x 1,3 = 2004,171 kkal – 500 kkal = 1504,171 kkal



Protein

= 15% x 1504,171 = 225,62 : 4 = 56,4 gram



Lemak

= 20% x 1504,171

= 300,83 : 9 = 33,42 gram 

KH

= 65% x 1504,171 = 977,71 : 4 = 244,42 gram

Pembahasan Preskripsi Diet : Jumlah energi yang dibutuhkan adalah 1504,171 kkal, protein 56,4 gram, lemak 33,42 gram, dan karbohidrat 244,42 gram. Diet yang dipakai adalah Diet rendag garam III.. Pengambilan keputusan terapi diet berdasarkan penyakit hipertensi dan status gizi obesitas.

E. BAHAN MAKANAN YANG DIANJURKAN DAN TIDAK DIANJURKAN 

Bahan makan yang dianjurkan 1.

Bayam Bayam merupakan sumber magnesium yang sangat baik. Tidak hanya melindungi Anda dari penyakit jantung, tetapi juga dapat mengurangi tekanan darah. Selain itu, kandungan folat dalam bayam dapat melindungi tubuh dari homosistein yang membuat bahan kimia berbahaya. Penelitian telah menunjukkan bahwa tingkat tinggi asam amino (homosistein) dapat menyebabkan serangan jantung dan stroke.

2.

Biji bunga matahari. Kandungan magnesiumnya sangat tinggi dan biji bunga matahari mengandung pitosterol, yang dapat mengurangi kadar kolesterol dalam tubuh. Kolesterol tinggi merupakan pemicu tekanan darah tinggi, karena dapat menyebabkan penyumbatan pembuluh darah. Tapi, pastikan mengonsumsi kuaci segar yang tidak diberi garam.

3.

Kacang-kacangan Kacang-kacangan, seperti kacang tanah, almond, kacang merah mengandung magnesium dan potasium. Potasium dikenal cukup efektif menurunkan tekanan darah tinggi.

4.

Pisang Buah ini tidak hanya menawarkan rasa lezat tetapi juga membuat tekanan darah lebih sehat. Pisang mengandung kalium dan serat tinggi yang bermanfaat mencegah

penyakit jantung. Penelitian juga menunjukkan bahwa satu pisang sehari cukup untuk membantu mencegah tekanan darah tinggi. 5.

Kedelai Banyak sekali keuntungan mengonsumsi kacang kedelai bagi kesehatan. Salah satunya adalah menurunkan kolesterol jahat dan tekanan darah tinggi. Kandungan isoflavonnya memang sangat bermanfaat bagi kesehatan.

6.

Kentang Nutrisi dari kentang sering hilang karena cara memasaknya yang tidak sehat. Padahal kandungan mineral, serat dan potasium pada kentang sangat tinggi yang sangat baik untuk menstabilkan tekanan darah.

7.

Cokelat pekat (dark chocolate) Karena kandungan flavonoid dalam cokelat dapat membantu menurunkan tekanan darah dengan merangsang produksi nitrat oksida. Nitrat oksida membuat sinyal otot-otot sekitar pembuluh darah untuk lebih relaks, dan menyebabkan aliran darah meningkat.

8.

Avokad Asam oleat dalam avokad, dapat membantu mengurangi kolesterol. Selain itu, kandungan kalium dan asam folat, sangat penting untuk kesehatan jantung.



Bahan makanan yang tidak di anjurkan : 1.

Roti, biskuit, kue-kue yang dimasak dengan garam dapur dan atau baking powder dan soda

2.

Otak, ginjal, lidah, sarden ; daging, ikan, susu dan telur yang diawetkan debgan garam dapur, daging asap, ham, bacon, dendeng, abon, keju, ikan asin, ikan kaleng, kornet, ebi, udang kering, telur asin dan telur pindang.

3.

Keju kacang tanah, dan semua kacang-kacangan dan hasil yang dimasak dengan garam dapur dan lain ikatan natrium

4.

Sayuran yang dimasak dengan garam dapur dan lain ikatan natrium. Seperti sayuran dalam kaleng, sawi asin, asinan dan acar.

5.

Buah-buahan yang diawetkan dengan garam dapur dan lain ikatan natrium seperti, buah dalam kaleng

6.

Margarine dan mentega biasa

7.

Minuman ringan

8.

Garam dapur untuk diet rendah garam I, baking powder, soda kue, vetsin, dan bumbu-bumbu yang mengandung garam dapur seperti kecap, terasi, magi, tomato ketchup, petis, dan tauco.

F. RENCANA INTERVENSI Domain Pemberian Makanan atau Zat Gizi (ND) ND.1.2.2. Diet modifikasi energy (1502,171 kkal) untuk mencukupi kebutuhan asupan energy ND.1.2.3. Diet modifikasi protein (56,4 gram) untuk mencukupi kebutuhan asupan protein ND.1.2.4. diet modifikasi KH (244,42 gram) untuk mencukupi kebutuhan asupan karbohidrat ND.1.2.5 diet modifikasi lemak (33,42 gram) untuk mencukupi kebutuhan asupan lemak dan mencapai BB normal ND.1.2.10 diet modifikasi mineral (natrium) untuk menyembuhkan hipertensi ND.1.2.8 Diet modifikasi untuk makanan atau bahan makanan khusus. Bahan makanan rendah natrium

Domain Edukasi (E) E.1.1 Tujuan edukasi gizi -

Memberikan motivasi pada pasien serta anggota keluarga dalam menjalankan diet yang diberikan

-

Memberi alternative dalam penyusunan menu sehari beserta ukuran rumah tangga

Domain Konseling (C) C.2.11 Sasaran : Pasien dan anggota keluarga C.2.11 Metode : Konsultasi individu dan Tanya jawab C.1.11 Alat bantu.



Leaflet



Daftar bahan makanan penukar (DBMP)



URT

G. MONITORING DAN EVALUASI

Anamnesis

Yang diukur

Pengukuran

Evaluasi/ target

Antropometri (S.1.1.5) BB (S1.1.2) IMT

Pengukuran

BB

normal

BB dan IMT di dan

status

awal kasus dan gizi normal akhir kasus Fisik/klinis

-

S.3.1.7 Tanda vital

Tekanan darah

Tekanan darah

Mencapai normal

mencapai normal

Asupan

-

-

(FI.1 Asupan energi

Recall

Sesuai

Sesuai kebutuhan)

makanan

dengan

FI.5.1 Asupan lemak kolesterol dibatasi

-

FI.5.2 Asupan protein Sesuai kebutuhan

-

FI.4.3 Asupan karbohidrat Sesuai kebutuhan

anjuran

H. RENCANA KONSELING GIZI a. Sasaran

: Pasien dan anggota keluarga

b. Topik

: diet rendah garam III dan hipertensi

c. Waktu

: 15-30 menit

d. Tempat

: Rumah sakit

e. Media

: Leaflet diet RG III , Daftar bahan makanan penukar (DBMP), URT

f. Metode

: Konsultai gizi (Konseling), tanya jawab

g. Masalah gizi

: Tekanan darah tinggi

h. Tujuan

: Memberikan motivasi pada pasien serta anggota keluarga dalam menjalankan diet yang diberikan dan Memberi alternative dalam penyusunan menu sehari beserta ukuran rumah tangga

i. Materi Konseling gizi: -

Tujuan diet yang diberikan

-

Prinsip dan syarat diet

-

Tentang bahan makanan yang dianjurkan dengan tidak dianjurkan dan contoh menu sehari.

Related Documents

Kasus Sap 5.docx
November 2019 18
Kasus 5.docx
July 2020 18
Kasus Ch.5
June 2020 5
Kasus 5.docx
June 2020 9
Laporan Kasus 5.docx
June 2020 14

More Documents from "nurma"

Formato A Objetos
May 2020 50
Accounting.docx
May 2020 60
4 Keluarga Fiks
August 2019 72
Calendario
May 2020 41
Que Es Calidad.docx
October 2019 46