Karya Tulis Ilmiah Mengenai Drama

  • Uploaded by: Syifa Keta Diwa Ngsa
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Karya Tulis Ilmiah Mengenai Drama as PDF for free.

More details

  • Words: 8,301
  • Pages: 37
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dewasa ini, drama tidak asing lagi dihadapan khalayak umum. Dikarenakan drama dijadikan sebagai sarana hiburan. Buktinya banyak perusahaan perfilman berlomba memproduksi drama yang hasilnya dapat dilihat dari media elektronik, khususnya televise. Tak dapat dipungkiri bahwa banyak drama- drama seperti sinetron yang melakukan penyimpangan sosial. Sehingga pesan yang terkandung dalam drama tidak tersampaikan dengan baik. Tak pelak kualitas drama saat ini tidak layak dikonsumsi. Hal itu disebabkan perusahaan perfilman hanya ingin mendapat keuntungan tanpa ada pertimbangan kualitas drama yang akan diproduksi. Drama adalah seni berpura- pura, dimana seseorang dapat menghilangkan jati dirinya untuk menjadi tokoh yang akan diperankan. Dalam drama masih terdapat hal- hal yang belum diketahui secara detail. Sudah semestinya hal- hal tersebut digali lebih dalam untuk mempelajari lebih dalam tentang drama itu sendiri, baik dalam sistematika pembuatan drama hingga pasca pementasan drama. Apabila membahas drama tak luput jua dari tata bahasa. Dikarenakan tata bahasa merupakan wadah komunikasi di dalam drama. Setelah mengetahui hal- hal yang terdapat dalam drama, maka kami akan melakukan penelitian tentang perbandingan unsur- unsur dalam drama parodi dan drama komedi. Melihat dari segi permasalahan dan faktor- faktor yang mempengaruhi, sehingga kami tertarik untuk membahas drama secara detail. Untuk itu kami melakukan pemilihan judul “ Drama sebagai bagian dari suatu karya sastra “ .

1.2 PERUMUSAN MASALAH

1

Dalam proses penelitian- penelitian yang kami kaji, timbul berbagai permasalahan yang muncul. Untuk itu kami membatasi permasalahan yang muncul, diantaranya: a. Apakah yang dimaksud dengan kesusastraan? b. Bagaimana pengelompokan sastra berdasarkan bentuknya? c. Apa yang dimaksud dengan drama? d. Apa saja unsur-unsur dalam drama? e. Bagaimana pengelompokkan drama berdasarkan menurut isi lakonnya? f. Apakah drama komedi itu? g. Apakah drama parodi itu? h. Bagaimana perbedaan antara drama komedi dengan drama parodi? i. Bagaimana unsur dan teknik dalam pementasan drama?

1.1 TUJUAN PENELITIAN Kami sebagai tim pentusun melakukan penelitian denagn beberapa tujuan, diantaranya: a. Agar para siswa mengetahui tentang kesusastraan. b. Agar para siswa mengetahui tentang pengelompokan sastra menurut bentunya. c. Agar para siswa mengetahui pengertian drama. d. Agar para siswa mengetahui unsur- unsur dalam drama. e. Agar para siswa mengetahui pengelompokan drama menurut isi lakonnya. f. Agar para siswa mengetahui tentang drama komedi. g. Agar para siswa mengetahui tentang drama parodi. h. Agar para sisiwa mengetahui perbedaan dari drama komedi dan drama parodi. i. Agar para siswa mengetahi unsur dan teknik dalam pementasan drama .

2

1.1 MANFAAT PENELITIAN Hasil penelitian ini dituangkan dalam karya tulis yang sangat bermanfaat bagi para siswa di lingkungan kampus SMA Negeri 1 Karawang khususnya siswa XI IPA 3. Adapun manfaatnya adalah: a. Untuk mengetahui tentang kesusastraan. b. Untuk mengetahui tentang pengelompokan sastra menurut bentuknya. c. Untuk mengetahui pegertian drama. d. Untuk mengetahui unsur- unsur drama. e. Untuk mengetahui pengelompokan drama menurut isi lakonnya. f. Untuk mengetahui tentang drama komedi. g. Untuk mengetahui tentang drama parodi h. Untuk mengetahui perbedaan dari drama komedi dan drama parodi. i. Untuk mengetahui unsur dan teknik dalam pementasan drama.

1.1 ASUMSI DAN KETERBATASAN Dalam drama istilah skenario tentu tidak asing lagi bagi kita. Didalam skenario terdapat dialog yaitu percakapan tokoh. Pada dialog tersebut percakapan yang menggunakan bahasa baku ataupun tidak baku. Pada karya tulis ini, akan dibahas mengenai bahasa baku dan tidak baku, selain itu juga akan dibahas mengenai kata acuan, kata sandang “ sang ”, dan frasa, yaitu frasa idiomatik yang akan kami ambil dari berbagai dialog dalam drama sebagai sample dari penggunaan ketatabahasaan itu sendiri.

1.2 METODE PENELITIAN

3

Dalam proses penelitian membuat karya tulis ini, kami melakukan beberapa metode penelitian, diantaranya: 1. Study pustaka :

a. Internet b. Buku Bahasa Indonesia c. Buku Tata Bahasa

2. Pengamatan secara tidak langsung : Televisi 3. Wawancara 4. Pembagian Angket

BAB II KAJIAN TEORI DRAMA 4

2.1 SASTRA Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, sastra dan bahasa adalah dua sejoli yang tak bisa dipisahkan. 2.1.1

PENGERTIAN KESUSASTRAAN

Menurut H. Ucu Jamaludin Abdurohman: Kesusastraan berasal dari ke- susastra –an. Susastra berasal dari sastra. Sastra berasal dari akar kata sas artinya ajar dan tra artinya alat. Sastra berarti alat belajar. Su awalan yang berarti baik, bagus, indah. a. Susastra yaitu karangan (alat/aturan yang berisi ajaran/petunjuk) yang indah bahasanya. b. Kesusastraan yaitu segala hasil cipta manusia dengan bahasa sebagai alatnya yang indah dan baik isinya, sehingga dapat meningkatkan budi pekerti manusia. Jadi menurut kami kesusastraan adalah segala tulisan atau karangan yang mengandung nilai-nilai kebaikan yang ditulis dengan bahasa yang indah sehingga sastra adalah suatu komunikasi yang hidup bersama bahasa. 2.1.2

PENGELOMPOKAN SASTRA BERDASARKAN ZAMAN

Berdasarkan zamannya, sastra dibagi menjadi dua periode: 1.

Sastra Lama Sastra lama adalah sastra Melayu yang pada mulanya terbentuk suatu ujaran (sastra lisan). Sastra lama berbentuk tulisan, baru benar-benar lahir sejak masuknya agama islam pada abad ke-13. Hal itu dibuktikan dengan ditemukannya dua bait syair yang terdapat pada batu nisan seorang muslim di Minye Tujoh, Aceh. Ciri-ciri Sastra Lama, antara lain : a. Istanasentris; cerita-cerita yang dihasilkan berpusat pada kehidupan istana. Tokoh-tokoh yang berperan ceritabiasanya terdiri atas: raja, keluarga raja, atau kaum bangsawan. b. Statis;proses perubahan bentuk dan tema berlangsung sangat lambat. c. Fantastis;tema karangannya bersifat khayali atau di luar kenyataan. d. Tradisional;bentuk-bentuk karangannya selalu terikat pada pola tradisi secra mutlak, mislnya pada bentuk-bentuk pantun dan syair.

5

e. Berbahasa Klise; bahasa yang digunakan sering berupa ungkapan yang sama, yang diulang beberapa kali. f. Anonim; nama pengarang aslinya sering tidak dicantumkan. Sehingga pengarang asli dari karya-karya asli tidak mendapatkan keuntungan (terutaka dalam bentuk materi) dari karya-karyanya itu 2. Sastra Baru Sastra baru adalah sastra yang telah mendapat pengaruh dari Barat. Yang termasuk dalam karya-karya sastra baru, di Indonesia, adalah karyakarya sastra yang dibuat mulai tahun 1920 dengan sampai dengan saat ini. Ciri-ciri sastra baru, antara lain : a. Masyarakat Sentris; cerita-ceritan yang dihasilkan berpusat pada kehidupan masyarakat. b. Dinamis; proses perubahan bentuk dan tema berlangsung sangat cepat dan terus-menerus. c. Rasional; tema karangannya bersifat logis (masuk akal), dan dapat saja terjadi di dalam kenyataan sehari-hari. d. Tidak Tradisional; bentuk-bentuk karangannya tidak terikat pada bingkai atau pola tertentu, dan lebih mementingkan isi daripada bentuk. e. Jarang menggunakan bahasa Klise; dalam karangannya jarang ditemui ungkapan-ungkapan yang sama, yang digunakan secara berulangulang. f. Pengarangnya dikenal secara luas; nama pengarang aslinya selalu dicantumkan. Sehingga masih dikenali walaupun prosa penciptaannya itu sudah terjadi beberapa tahun yang lampau.

2.1.2 PENGELOMPOKAN SASTRA BERDASARKAN BENTUK Berdasarkan bentuknya, sastra terbagi atas tiga golongan besar , yaitu puisi, prosa, dan drama. 1. Sastra Lama Jenis-jenis sastra lama ditinjau dari cara atau gaya penyusunan dan pengaturan bagian-bagian karangannya, dikenal dua bentuk sastra, yaitu puisi dan prosa a. Puisi Lama Puisi yang sifatnya masih asli dan belum mendapat pengaruh dari barat. Kesamaan umum yang menandai puisi lama adalah susunannya yang terikat oleh aturan-aturan baku, seperti bait, banyaknya baris, suku kata, dan persamaan bunyi. Berdasarkan bentuknya, puisi lama terdiri atas: 1) Mantra

6

2)

3)

4) 5) 6) 7) 8)

Mantra adalah perkataan atau ucapan yang dapat mendatangkan daya gaib (misalnya dapat menyembuhkan, mendatangkan, memberi keberanian, dan sebagainya) Pantun Pantun adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas empat baris yang berima (a-b-a-b) dan tiap barisnya biasanya berisi empat kata. Baris pertama dan kedua biasanya berfungsi sebagai sampiran, sedangkan baris ketiga dan keempatnya berisi atau merupakan isi. Syair Syair adalah puisi lama yang tiap-tiap baitnya terdiri atas empat larik (baris) yang berakhir dengan bunyi yang sama (berimaa-a-aa). Bidal Badil adalah peribahasa atau pepatah mengandung nasihat, peringatan, sindiran, dan sebagainya. Gurindam Gurindam adalah sajak dua baris yang mengandung petuah atau nasihat. Teromba Teromba adalah semacam pidato yang diucapkan bertalian dengan peristiwa adat. Gazal Gajal adalah puisi yang berasal dari kesusastraan Arab-Persi. Puisi ini hampir tidak dikenal lagi di Indonesia Ruba’i Ruba’I yang terkenal adalah Ruba’iyat karena Omar Khayam.

b. Prosa Lama Berdasarkan isinya, prosa lama terdiriatas: 1) Dongeng Dongeng adalah cerita yang hanya merupakan khayalan belaka. Dongeng, antara lain terdiri atas: a) Dongeng-dongeng kepercayaan, yang meliputi: (1) Mitos; cerita tentang dewa para pahlawan zaman dahulu, yang mengandung penafsiran tentang asal-usul alam semesta beserta segala isinya. (2) Legenda; cerita tentang peristiwa atau sejarah terjadinya suatu tempat. b) Fabel; cerita yang menggambarkan watak dan budi manusia yang pelakunya diperankan oleh binatang. c) Dongeng Jenaka: adalah dongeng yang berisikan cerita jenaka (lucu). d) Sage; adalah cerita yang mengandung unsur-unsur sejarah. 2) Cerita Pelipur Lara Cerita pelipur lara adalah cerita Fantastik tentang kepahlawanan seorang ksatria yang gagah perkasa, beserta putra-putranya yang cantik, diselingi dengan pantun dan bahasa berirama, berlatar belakang keindahan istana. 7

3) Hikayat Hikayat adalah cerita khayal tentang kehidupan raja di istana, beserta keluarganya dihiasi dengan peristiwa atau kejadian sakti yang menakjubkan dan percintaan yang selalu diakhiri dengan kebahagiaan tokoh utamanya. 4) Sejarah atau Tambo Sejarah atau tomba adalah karangan tentang asal usul raja dan kaum bangsawan dengan kejadian-kejadian yang penting dalam istana. 5) Cerita Berbingkai Cerita Berbingkai adalah suatu cerita yang di dalamnya mengandung cerita lagi. 6) Epos atau Wiracarita Epos atau wiracarita adalah cerita tentang kepahlawanan suatu bangsa. . 1. Sastra Baru Ditinjau dari cara atau gaya penyusunan dan pengaturan bagianbagian karangannya, dikenal tiga bentuk sastra baru, yaitu: puisi, prosa, dan drama. a. Puisi Baru Puisi yang isi, bentuk, dan iramanya telah berubah dan isinya lebih luas dan lebih lincah. 1) Berdasarkan jumlah barisnya, puisi baru terbagi menjadi : a) distikhsan atau sajak dua seuntai b) terzina atau sajak tiga seuntai c) kuatren atau sajak empat seuntai d) kuint atau sajak lima seuntai e) sektet atau sajak enam seuntai f) septina atau sajak tujuh seuntai g) oktaf/stanza atau sajak delapan seuntai h) soneta sajak yang terdiri dari empat belas dan empat baik umumnya berpola 4-4-3-3, dan i) sajak bebas 2) Berdasarkan bunyinya, puisi baru atas : a) b) c) d) e)

sajak terbuka sajak tertutup sajak sempurna sajak tak sempurna asonansi adalah sajak yang vokal-vokal pendukungnya berbunyi sama f) aliterasi adalah sajak yang mengandung perulanganbunyi konsonan g) disonansi adalah sajak yang di dalamnya terdapat kombinasi vokal yang memberi kesan bunyi yang bertentangan 8

3) Berdasarkan tempat bagannya, puisi baru terbagi atas : a) sajak datar adalah sajak datar dan sajak belok b) sajak tegak, terdiri atas; – sajak awal; – sajak tengah; – sajak akhir; 1) Berdasarkan isinya, puisi baru terbagi atas : a) Romance adalah sajak yang berisi curahan perasaan cinta; b) Elegi adalah sajak yang berisi curahan sedih atau ratapan; c) Ode adalah sajak yang berisi sanjungan kepada orang yang dianggap berjasa dalam masyarakat (pahlawan); d) Himne adalah sajak yang berisi pujaan/pukian kepada Allah, tanah air, seseorang atau sesuatu yang dimuliakan. Misalnya sajak yang berisi pujaan kepada tanah air; e) Epigram, slogan, semboyan, atau sajak cetusan, adalah sajak yang berisi semboyan ajaran hidup. Tojoannya untuk menanamkan semangat perjuangan hidup, baik untuk diri sendiri ataupun baigi yang lain; f) Satire, sajak yang berisi sindiran, kritik, atau kecaman; g) Balada, sajak yang berisi cetrita atau kisah. b. Prosa Baru Berdasarkan isi dan panjang-pendeknya karangan, prosa baru dapat dibedakan atas dua kelompok, yaitu: Prosa fiksi dan Prosa nonfiksi 1) Prosa fiksi (cerita rekaan) meliputi: a) Roman Roman adalah cerita berbentuk prosa yang menggambarkan pengalaman hidup orang atau keluarga, dengan menceritakan seluruh kehidupan (watak, sifat, dan perilaku) pelakupelakunya ‘dari ayunan hingga kuburan’. Ditinjau dari segi isinya, roman dapat berbentuk: (1) Romam Bertendens; menggambarkan keganjilan dalam masyarakat dengan tujuan memperbaikanya. (2) Roman Adat; mengutamakan persoalan adat-istiadat. (3) Roman Percintaan; menitikberatkan masalah percintaan para pelakunya.. (4) Roman Sejarah; menggambarkan kehidupan pelaku-pelaku sejarah pada suatu masa dengan ditambah lukisan fantasi berjiea. (5) Roman Sosial; melukiskan suka-duka kehidupan akibat keadaan masyarakat pada suatu masa.

9

(6) Roman Psikologi; menggambarkan aspek-aspek kejiwaan para pelakunya. b) Novel Novel adalah cerita berbentuk prosa yang menceritakan kehidupan manusia seperti halnya pada roman, hanya lebih sederhana dan lebih singkat dari pada roman. Novel menceritakan kejadian yang luar biasa yang melahirkan konflik, yang pada akhirnya melahirkan perubahan nasib para pelakunya dengan uraian-uraian yang sederhana. c) Cerpen Cerpen adalah karangan berbentuk prosa pendek (kurang dari 10.000 kata) yang memberikan kesan tunggal yang dominan dan memusatkan diri pada satu tokoh dalam satu situasi. 2) Prosa nonfiksi meliputi: a) Biografi Biaografi adalah cerita berbentuk prosa yang menguraikan riwayat hidup seorang tokoh, atau terutama kisah cita-cita dan sepak terjangnya. b) Kritik (sastra) adalah pertimbangan atau penilaian tentang baik buruknya suatu karya sastra. Objektivitas dan kejujuran penilaian memegang peranan penting dalam kritik sastra. c) Esai Esai karangan yang membahas kupasan tentang suatu karya sastra, kesenian, ataupun bidang kebudayaan yang dilakukan oleh ahli bidangnya.

c. Drama Drama adalah karangan yang ditulis untuk dipentaskan. Drama disebut juga sandiwara, tonil, atau lakon. Istilah sandiwara diciptakan oleh KGPAA Mangkunegara VII. Istilah sandiwara berarti ajaran (pendidikan) secara tersamar (sandi: tersamar/rahasia, warah: nasihat/ajaran). Istilah sandiwara digunakan untuk mengganti istilah toneel yang dirasakan kebarat-baratan. 2. 2 DRAMA

Drama merupakan bagian dari suatu karya sastra. Drama sendiri memiliki kelebihan dibandingkan karya sastra lainnya karena drama dapat dipentaskan 10

dan merupakan tampilan secara audio visual. Drama merupakan kumpulan beberapa prosa yang terdiri dari berbagai macam jenis dan dapat dipentaskan. Dalam pembahasan tentang drama selain kita mempelajari cerita dari drama itu sendiri berupa skenario kita juga mempelajari pementasan sebuah drama, dari mulai akting sampai penguasaan panggung.

2.2.1 PENGERTIAN DRAMA Drama adalah suatu aksi atau perbuatan (bahasa yunani). Sedangkan dramatik adalah jenis karangan yang dipertunjukkan dalan suatu tingkah laku, mimik dan perbuatan. Sandiwara adalah sebutan lain dari drama di mana sandi adalah rahasia dan wara adalah pelajaran. Orang yang memainkan drama disebut aktor atau lakon. Menurut website google.com, berikut adalah beberapa pengertian drama. Menurut Moulton, drama adalah : hidup yang dilukiskan dengan gerak (life presented action). Jika buku roman menggerakan fantasi kita, maka dalam drama kita melihat kehidupan manusia diekspresikan secara langsung di muka kita sendiri. Menurut Brander Mathews : Konflik dari sifat manusia merupakan sumber pokok drama Menurut Ferdinand Brunetierre : Drama haruslah melahirkan kehendak manusia dengan action. Menurut Balthazar Verhagen : Drama adalah kesenian melukiskan sifat dan sikap manusia dengan gerak. Jadi menurut kami drama adalah cerita konflik manusia dalam bentuk dialog yang diproyeksikan pada pentas dengan menggunakan percakapan dan akting dihadapan penonton.

PENGELOMPOKAN DRAMA BERDASARKAN ISI LAKON Menurut website google.com, drama berdasarkan isi lakon , drama dapat dibedakan menjadi: 1. Drama Komedi Drama komedi adalah drama yang lucu dan menggelitik penuh keceriaan. 2. Drama Tragedi Drama tragedi adalah drama yang ceritanya sedih penuh kemalangan. 3. Drama Tragedi Komedi Drama tragedi-komedi adalah drama yang ada sedih dan ada lucunya.

11

4. Opera Opera adalah drama yang mengandung musik dan nyanyian. 5. Lelucon / Dagelan Lelucon adalah drama yang lakonnya selalu bertingkah pola jenaka merangsang gelak tawa penonton. 6. Operet / Operette Operet adalah opera yang ceritanya lebih pendek. 7. Pantomim Pantomim adalah drama yang ditampilkan dalam bentuk gerakan tubuh atau bahasa isyarat tanpa pembicaraan. 8. Tablau Tablau adalah drama yang mirip pantomim yang dibarengi oleh gerak- gerik anggota tubuh dan mimik wajah pelakunya. 9. Passie Passie adalah drama yang mengandung unsur agama / relijius. 10. Wayang Wayang adalah drama yang pemain dramanya adalah boneka wayang. Dan lain sebagainya.

PENGELOMPOKAN DRAMA BERDASRKAN ISI Berdasarkan isinya, drama dapat dibedakan atas: 1. Drama Absurd Drama absurd adalah drama gila-gilaan yang didalamnya mengabaikan konvensi struktur semantic (makna kata). 2. Drama Borjuis Drama borjuis adalah drama yang bertema tentang kehidupan kaum bangsawan atau kalangan atas. 3. Drama Domestik Drama domestik adalah drama yang menceritakan kehidupan rakyat biasa atau kalangan bawah. 4. Drama Duka Drama duka adalah drama yang menceritakan tikaian di antara tokoh utama den kekuatan yang luar biasa, yang berakhir dengan malapetaka atau kesedihan. 5. Drama Dukaria Drama dukaria adalah drama yang alurnya lebih cocok untuk drma duka, tetapi berakhir dengan kebahagiaan. 6. Drama Ria Drama ria adalah drama ringan yang sifatnya menghibur, walaupun selorohan di dalamnya dapat bersifat sebagai sindiran, dan biasanya berakhir dengan kebahagiaan 7. Drama Heroik Drama heroik adalah drama yang merupakan peniruan bentuk tragedy dan selalu bertemakan cinta dan nama baik. 8. Drama Moralis 12

Drama moralis adalah drama keagamaan yang bersifat alegoris, berisi konflik atau kebajikan dan kejahatan. 9. Drama Rakyat Drama rakyat adalah drama yang timbul dan berkembang sesuai dengan festifal –festifal rakyat yang ada. Termasuk dalam drama jenis ini, antara lain: Ludruk dan Lenong. 10. Drama Tendens Drama tendens adalah drama yang berisi masalah sosial, seperti kepincangan-kepincangan yang terjadi di masyarakat.

PENGELOMPOKAN DRAMA BERDASARKAN MASA Drama menurut masanya dapat dibedakan dalam dua jenis yaitu drama baru dan drama lama. 1. Drama Baru / Drama Modern Drama baru adalah drama yang memiliki tujuan untuk memberikan pendidikan kepada mesyarakat yang umumnya bertema kehidupan manusia sehari-hari. Drama modern seperti yang kita kenal sekarang masuk ke Indonesia sekitar tahun 1900, seperti Malay Opera,Stambul, dan Komedi Bangsawan. 2. Drama Lama / Drama Klasik Drama lama adalah drama khayalan yang umumnya menceritakan tentang kesaktian, kehidupan istanan atau kerajaan, kehidupan dewa-dewi, kejadian luar biasa, dan lain sebagainya. Dalam kebudayaan Indonesia kita mengenal berbagai macam drama yang merupakan drama klasik atau bisa disebut juga drama tradisional, seperti wayang orang, ludruk, ketoprak dan lenong. UNSUR DRAMA

Drama mempunyai unsur- unsur seperti rangka cerita ( plot ), penokohan ( karakter/ watak ), diksi ( pilihan kata, kebahasan ), tema, perlengkapan, dan nyanyian. 1. Rangkaian cerita- cerita. Cerita dalam drama merupakan rangkaian peristiwa yang dijalin sedemikian rupa sehingga dapat mengungkapkan gagasan pengarang. Rangkaian peristiwa ini diatur sebagai alur. Ada alur maju, alur balik, dan alur campuran. 2. Penokohan ( karakter watak ). Pelaku – pelaku dalam drama mengungkapkan watak tertentu. Dilihat dari wataknya :

13

a. Pelaku protagonis yang menampilkan nilai kebaikan yang mau diperjungkan. b. Pelaku antagonis yang menampilkan watak yang bertentangan dengan nilai kebaikan. c. Pelaku tritagonis yang mendukung pelaku protagonis untuk memperjuangkan nilai kebaikan. Dilihat dari peranannya, tokoh dibedakan : a. tokoh utama adalah tokoh yang memegang posisi sentral b. Tokoh pendamping Tokoh pendamping atau pemeran pembantu pun ada tingkatannya. Ada tokoh figuran yang sekedar berfungsi sebagai pelengkap latar suasana dan kehadirannya tidak begitu berpengaruh pada perkembangan alur cerita. Tokoh ini kadang tidak melakukan dialog sama sekali. 1. Diksi ( pemilihan kata, kebahasan ). Katakata yang digunakan dalam drama harus dipilih sedemikian rupa agar mampu mengungangkapkan gagasan penting, dan mudah diterima oleh pembaca, pendengar, dan penonton. 2. Tema. Gagasan pokok yang mau disampaikan oleh pengarang kepada pembaca atau penonton. 3. Perlengkapan dan nyanyian. Pakaian ( kostum ), tata panggung, tata lampu, musik, dan nyanyian merupakan pendukung gagasan yang ikut berpengaruh dalam penyampaian gagasan kepada pendengar/ penonton. Pementasan drama selalu merupakan kerja sama yang sangat erat antara penulis naskah drama ( skenario ), sutradara, dan pelaku ( actor/ aktris ). Pada umumnya pementasan drama mempunyai tahapan- tahapan sebagai berikut : eksposisi ( pengenalan ), kompilasi ( pemunculan konflik ), peningkatan konflik ( rising conflict ), klimaks, penyelsaian, dan resolusi ( keputusan ). (Ganesha Operation XI IPA 2008: 420) Proses Pengadaan Drama Untuk menampilkan sebuah drama di atas pentas, dilaksanakan empat tahap sebagai berikut.

14

a. Mencipatakan, pada tahap ini pengarang mengkhayalkan kisah manusia yang akan didramakan sehingga lahirlah sebuah ide atau masalah. b. Menuliskan, ide yang telah tercetus itu, dituangkan dalam bentuk karangan drama, sehingga bentuk sebuah kisah atau nasjah drama atau lakon. c. Memainkan, naskah yang telah tersusun. Oleh para aktor atau aktris dimainkan agar menjadi hidup. (Ganesha Operation XI IPA 2008: 421) Dalam memainkan atau mementaskan drama dengan baik kita harus mengetahui beberapa teknik : a. Teknik melakukan gerakan Dibedakan atas perpindahan ( movement ), gerakan anggota tuuh ( gesture ), dan gerakan kesibukan ( business ). b. Teknik Penguasaan Panggung Macam – macam penguasaan panggung ( blocking ) dalam permainan drama:  Downstage = mendekat ke arah penonton  Upstage = menjauhi penonton ke arah belakang  Offstage = meninggalkan arena panggung  Onstage = muncul ke atas/ arena panggung  Curve Movement = melangkah membentuk garis melengkung  Crossing = melintasi bentangan area panggung (Panduan Belajar Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas IX 2007: 63) c. Teknik Pengucapan Dialog dan Bersuara Suara ( vocal ) dan ucapan ( speech ) berperan sangat penting dalam pementasan drama, terlebih untuk drama radio. Pemain menggunakan ucapan untuk berbagai tujuan, di antaranya untuk menyampaikan kata kepada penonton, memberi artiarti khusus pada kata- kata tertentu, untuk menyampaikan informasi tentang sifat dan perasaan tokoh, dan lain sebagainya. Mengingat pentingnya ucapan itu, maka pemain harus bisa melakukannya dengan cepat. d. Menyaksikan, para audiens atau penonton menyaksikan lakon yang dipentaskan. Ide yang telah tercetus perlu dijabarkan sehingga menjadi sebuah kisah dengan rentetan peristiwa. Dalam menyusun garis lakon ( plot ) drama harus mengandung konflik yaitu ketegangan. Dramaselalu mengandung konflikkonflik atau antara manusia dengan dirinya sendiri, atau dengan keadaan sekelilingnya. Dengan adanya konflik, drama menjadi hidup. Semakin memuncak sebuah ketegangan atau konflik, semakin seru kisah dalam drama. Menulis lakon yang akan didramakan tanpa adanya konflik akan menjadikan drama itu hambar karena sifatnya monoton. Konflik merupakan jiwa sebuah drama.  Plot 15

Dalam menulis sebuah drama, sebuah lakon harus mengisahkan dua pihak yang saling beroposisi, pihak yang menghendaki sesuatu ( istilah dramanya protagonis ) dan pihak yang menentang kehendak tersebut ( istilah dramanya antagonis ). Pertentangan antara protagonist dan antagonis inilah yang menimbulkan ketegangan- ketegangan. Menulis drama harus memperhatikan susunan plot sebagai berikut : 1. Eksposisi adalah lakon atau plot dimulai dengan suatu insiden yang mengawali adanya konflik. 2. Komplikasi adalah insiden permulaan menyebabkan terjadilah penanjakan lakon sehingga berkembang menjadi konflik. Ketegangan pun mencapai klimaks. 3. Resolusi adalah keadaan konflik mulai mengendur karena telah didapat jalan keluar, konflik menuju suatu penyelesaian dan akhirnya konflik tersebut terselesaikan.

 Karakterisasi Untuk mengembangkan konflik, penulisan drama harus menggunakan karakter – karakter. Pihak yang menjadi protagonist akan memiliki karakter/ tabiat tertentu, yang berlawanan dengan karakter pihak antagonis. Sedangkan pihak penengah ( trigonis ) juga mempunyai watak tersendiri. Demikian pula dengan pihak yang menjadi peran pembantu ( peran yang tidak langsung terlibat dalam konflik, tetapi punya andil dalam penyelesaian), mempunyai karakter tertentu. Dalam menulis drama, pengarang harus sekaligus menerangkan jenis karakter serta perapannya lewat gerak dan dialog. (Ganesha Operation XI IPA 2008: 421-422)  Dialog Melaui dialog pengarang menggambarkan watak- watak pelaku dalam lakon yang digarapnya. Karena dalam drama waktunya sangat terbatas, dialog yang efektif, tetapi karya penuh imajinasi, itulah yang paling ideal. Dilihat dari fungsinya, seorang ahli drama mangelompokkan 4 fungsi dialog, yaitu: 1. Untuk mengemukakan persoalan 2. Untuk menjelaskan perihal tokoh dan karakternya 3. Untuk menggerakkan alur/plot 4. Untuk membukakan fakta (Panduan Belajar Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas XI 2007: 50) Dalam dialog pengunaan bahasa juga menentukan baik tidaknya drama tersebut. Biasanya penggunaan bahasa tidak baku lebih sering digunakan dalam naskah sebuah drama. Karena untuk menimbulkan suasana yang lebih

16

santai dan lebih disukai para penonton. Berikut adalah penjelasan bahasa baku dan tidak baku. Kamus Linguistik (2001: 184) mendefinisikan ragam resmi (baku) itu sebagai ragam bahasa yang dipakai bila kawan bicara adalah orang yang dihormati oleh pembicara, atau bila topik pembicaraan bersifat resmi (mis. suratmenyurat dinas, perundang-undangan, karangan teknis), atau bila pembicaraan dilakukan di depan umum. Sedangkan bahasa tidak baku adalah bahasa yang tidak sesuai dengan ketatabahasaan, baik dalam penulisan ataupun dalam pengucapannya. Tetapi penggunaan bahasa tidak baku ini serimg digunakan dalam percakapan sehari-hari atau non-formal.

PERBEDAAN DRAMA KOMEDI DAN DRAMA PARODI

Dalam karya tulis ilmiah ini, kami akan membahas tentang perbedaan drama komedi dan drama parodi. 2.3.1

PERBEDAAN ALUR

a. Drama Komedi Cerita drama komedi biasanya diambil dari aspek kehidupan sehari- hari, namun diberikan sentuhan humor yang menjadikan cerita itu sendiri menjadi sebuah drama komedi. Dalam mementaskan sebuah drama komedi, biasanya si pemain melakukan improvisasi yang tidak terdapat pada naskah drama. Jadi itu semua membuat alur dalam drama komedi tidak begitu terikat. b. Drama Parodi Cerita drama parodi biasanya diambil dari sebuah film atau suatu kejadian yang dijadikan sebuah cerita. Dimana cerita atau suatu kejadian tersebut dibumbui homor- humor yang menbuat cerita tersebut menjadi lucu tanpa merubah alur dari cerita film atau kejadian tersebut. 2.3.1

PERBEDAAN TUJUAN

a. Drama Komedi Tujuan dari drama komedi hanya untuk sarana hiburan semata. Tanpa ada maksud yang tersirat dalam drama komedi tersebut. Selain itu drama komedi juga tidak terdapat unsur kesengajaan untuk menyindir seseorang ataupun suatu instansi tertentu.

17

b. Drama Parodi Tujuan drama parodi selain untuk menghibur, drama parodi juga menyampaikan kritik sosial yang berbentuk sindiran melalui cerita drama parodi tersebut.

2.3 PENGKAJIAN HASIL PENELITIAN 2.4.1. Drama 1 “ ALAT PENDETEKSI KEBOHONGAN ” Pada malam hari disebuah rumah terdengar cek- cok antara bapak dan ibu mengenai tingkah laku anaknya. Bapak

: “ Duh anak kita, setiap hari pulang sekolah selalu malam terus. Pamit jam 7 ke sekolah pulang jam 12 malam. Ibu : “ Maklumi saja Pak!! Dia kan anak kita! ( lalu datang omnya, yang membawa kotak hitam yang merupakan alat pendeteksi kebohongan ) Om : “ Ada apa nih? “ Bapak : “ Ini anak saya suka bikin kesel aja! Masa pulang sekolah jam 12 malam! ” Om : “ Oowh, saya pinya solusinya! Ini saya punya alat pendeteksi kebohonghan ” Ibu : “ Gimana cara kerjanya? ” Bapak : “ Sudah lah bu, masuk kedalam saja, bikinkan kopi ” ( Lalu Ibu masuk kedalam ) Bapak : “ Apa buktinya kalo alat ini dapat mendeteksi kebohongan? ” Om : “ Gampang, kalo alat ini berbunyi berarti dia berbohong ” Bapak : “ Berapa harganya? ” Om : “ Yah kalo dijual diluar sih 200ribu, tapi kalo untuk Bapak sih 400ribu aja deh ” Bapak ; “ Hhaa?? Kok malah lebih mahal sih? ” Om : “ Tidak apa- apa, demi kebaikan anak, Pak ” ( Lalu tak lama kemudian Ibunya keluar dari dalam rumah ) Ibu : “ Pak.. kopi sama gulanya habis ” ( Lalu alat itu berbunyi seperti sirine polisi yang begitu nyaring ) Bapak : “ Wah.. Ibu bohong yah? ” “ Bikinkan Bapak kopi cepat ” ( Ibu pun langsung masuk kedalam rumah ) ( Lalu Omnya pun pergi setelah mendapatkan uang ) Ibu : “ Lhoh kok udah pulang? Lalu ini kopinya buat siapa? ”

18

Bapak : “ Buat bapak saja ( sambil meminum kopinya, tetapi lalu kemudian menyemburkan kopi itu) Kopi apa ini? Pahit bangeettt!! Ibu : “ Tadi kan sudah Ibu bilang kalo gulanya thu habis pak, Cuma kopinya saja yang ada. ” ( Lalu anaknya pun tiba dari sekolah ) Bapak : “ Dari mana saja kamu? ” Anak : “ Dari sekolah pak ” ( Lalu alat itu pun berbunyi ) Bapak : “ Kamu bohong yagh?? ” ( sambil memukul- mukul anaknya ) Anak : “ Ampun pak, saya kapok! ” Bapak : “ Udah pak udah,, dia kan anak kita juga, darah daging kita juga pak, anak papah dan mamah!! ” ( Lalu alat itu pun berbunyi kembali ) Bapak : “ Mamah….!!!!( dengan nada terkejut)” “ Kamu bohong yah?? Anak siapa dia? ” ( Sambil memukuli anaknya ) Bapak : “ Kamu bukan anak saya hah!! ” ( sambil terus memukulinya )

2.4.2

Drama 2

Program Incer edisi “ FOTO BERANI DAN MENANTANG JULIA ESTELL ” Foto- foto berani dan menantang dari Julila Estel telah tersebar di dunia maya, dan terjadi banyak kontroversi. Pembawa acara : “Pemirsa!(menyapa penonton dengan gaya khasnya).Foto-foto panas Julia Estell telah tersebar di dunia maya. Apakah benar foto-foto tersebut adalah foto dirinya? Mari kita lihat tayangannya berikut ini.” ( Di tayangan video dari reporter ) Reporter : “ Apa benar anda di foto menantang? “ Julia

: “ Benar.. Saya memang berfoto menantang karena itu memang pada tempatnya. Ini saya punya fotonya ” ( sambil menunjukan foto bersama Chris John )

Reporter : “ Lalu, anda juga dikabarkan telah berfoto berani? ”

19

Julia

: “ Tentu saja, malah saya menyuruh kepada seluruh wanita Indonesia untuk berfoto berani. Ini contohnya ” ( sambil menunjukan foto bersama buaya )

Pembawa acara: “ Pemirsa! (menyapa penonton dengan gaya khasnya). Ternyata, foto-foto tersebut adalah benar dirinya, tetapi semua itu tidak seperti apa yang kita bayangkan. Sekian acara Incer kali ini. Sampai jumpa lagi dalam Incer Investigasi mendatang.”

2.4.3

DRAMA 3 “ JENG KELIN ”

Siang hari Jeng Kelin pergi ke butik. Ia ingin membeli pakaian. Jeng Kelin : “ Mas- mas, saya mau beli baju dong! ” Penjahit

: “ Yang seperti apa jeng? ”

Jeng Kelin : “ Saya ga tahu. ehm… saya saya bingung ” Penjahit

: “ Gimana kalo yamg ini? Anda terlihat lebih feminim dan

berkepribadian! cocok dengan anda! ” Jeng Kelin : “ Eh… ga akh mas! Nanti orag gampang nebak saya. Saya kan orangnya misterius! ” Penjahit

: “Bagaimana kalau yang ini? Baju ini membuat anda terlihat lebih sporty.”

Jeng Kelin : “Ah, ga mau. Apaan tuh seprot seprot saya ga mau.” Penjahit

: “Bagaimana kalau yang ini? Jeng akan terlihat lebih seksi.”

Jeng Kelin : “Ah, baju apaan tuh! Kaya baju kurang bahan, ga mau ah!” Penjahit

: “Jadi jeng mau yang mana? ( dengan nada menggerutu)”

Jeng Kelin : “ Yang ini aja deh. ( sambil menunjuk baju sporty yang telah di tawarkan sebelumnya) ” Penjahit

: “ Ya, baiklah! ( dengan seyum terpaksa )”

Jeng Kelin : “ Tapi warnanya jelek ah! Saya ga suka. Saya mau bikin baju aja deh.” Penjahit

: “( dengan seyum terpaksa ) Ya sudah saya ukur dulu ya jeng.”

20

Jeng Kelin : “ Ih, ga mau pake ukuran yang itu ah! Kotor bekas orang, banyak kumannya. Saya mau yang baru.” Penjahit

: “ Sebentar saya ambil dulu. (denagan nada menggerutu). Jeng coba saya ukur tangannya, bisa diletakkan sebentar tasnya.”

Jeng Kelin : “Ga mau ah! Takut ilang kan barang-barang saya mahal.” Penjahit

: “ Ya sudah, tolong tangannya diluruskan.”

Jeng Kelin : “( sambil memindahkan tas ke tangan sebelah kiri dari sebelah kanan sementara si penjahit hendak mengukur tangan sebelah kiri yang sebelumnya tidak ada tas)” Penjahit

: “ Lho, kok dipindahin sih jeng? ( dengan nada kesal )”

Jeng Kelin : “Kan saya pegel, nanti miring sebelah lagi.” Penjahit

: “( tersenyum kesal ) Baiklah, sekarang kita ukur pinggang dulu. ( sambil mengukur) 30.”

Jeng Kelin : “ 25. Mas mau bilang saya gendut ya.” Penjahit

: “ Haduh, jeng ini. Ya sudah, sekarang kita ukur kaki dulu ya. Silahkan duduk jeng.”

Jeng Kelin : “ ( duduk) ” Penjahit

: “ Bisa tolong di luruskan kakinya jeng! ”

Jeng Kelin : “( sambil meletakkan kakinya ke atas si penjahit )” Penjahit

: “ 85. ”

Jeng Kelin : “90. Mas mau bilang saya pendek ya. Hayo. Eh, mas saya pegel nih tolong pijitin dong.” Penjahit

: “ Lho saya ini bukan tukang pijit jeng, saya tukang jahit.”

Jeng Kelin : “ Mas bukan tukang pijit ya? Ya udah, saya mau cari tukang pijit dulu pegel nih.” Penjahit

: “Lho, bajunya gimana?”

Jeng Kelin : “ Ga jadi deh.”

2.3 KERANGKA PEMIKIRAN ARGUMENTASI KEILMUAN 2.3.1

Argumentasi Drama 1

21

Menurut pendapat kelompok kami, mengenai drama 1 yang berjudul “ Alat pendeteksi Kebohongan “ ternasuk ke dalam drama komedi.

2.3.2

Argumentasi Drama 2 Menurut pendapat kelompok kami mengenai drama 2 yang berjudul “ FOTO BERANI DAN MENANTANG JULIA ESTELL ” termasuk ke dalam drama parodi.

2.3.3

Argumentasi Drama 3 Menurut pendapat kelompok kami mengenai drama 3 yang berjudul “ JENG KELIN ” termasuk ke dalam drama komedi.

2.4 PENGAJUAN HIPOTESIS 2.4.1

Hipotesis Drama 1

Hipotesis menurut pendapat kelompok kami mengenai drama yang berjudul “ Alat Pendeteksi Kebohongan “, dikatakan drama komedi karena di dalam naskah drama tersebut sudah menimbulkan kesan lucu yang dilihat dari ceritanya. 2.4.2

Hipotesis Drama 2

Hipotesis menurut pendapat kami mengenai drama yang berjudul “ FOTO BERANI DAN MENANTANG JULIA ESTELL ”, dikatakan drama parodi karena : a. Menyampaikan kritik sosial terhadap seseorang atas perilakunya b. Menyimdir salah satu program infotainment melalui bentuk sindiran terhadap gaya bicara saat membawakan acara tersebut.

2.3.1

Hipotesis Drama 3

Hipotesis menurut pendapat kelompok kami mengenai drama yang berjudul “ JENG KELIN ”, dikatakan drama komedi karena

22

didukung peran lucu dari si pemain, walaupun sebenarnya naskah drama tersebut tidak menimbulkan kesan yang lucu.

Bab III Prosedur Penelitian 3.1 Tujuan Khusus • •

Mengetahui lebih dalam perbedaan tentang drama komedi dan drama parodi. Mengetahui ciri-ciri drama komedi dan drama parodi

3.1 Metode dan Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan metode pengamatan secara tidak langsung melalui televisi untuk mendapatkan refrensi drama komedi dan drama parodi.Setelah kami mendapatkan refrensi drama komedi dan drama parodi , lau kami memahami alur cerita dari drama komedi dan drama parodi.Kemudian kami menganalisis contoh-contoh tersebut. 3.2 Populasi dan Sampel • Drama komedi berdasarkan naskah berjudul “ alat pendeteksi kebohongan ” • Drama parodi berjudul “ Foto panas Julia Estell ” • Drama komedi berdasarkan tingkah laku pemain 3.1 Instrumen Penelitian • Dialog • Tokoh • Alur 3.1 Teknk Pengumpulan dan Analisis Data Dalam penelitian ini teknik pengumpulan datanya berupa mengamati dan mencatat alur cerita. Teknik mengamati alur cerita digunakan karena berupa tontonan yang diamati secara tidak langsung melalui media elektronik televisi. Teknik ini dilakukan dengan cara menonton contoh- contoh acara drama komedi dan parodi secara keseluruhan di televisi. Mengamati secara cermat dilakukan untuk memahami dan kemudian untuk menginterprestasikan bentuk dialog, tokoh dan alur drama komedi dan parodi.

23

Mencatat dilakukan dengan mencatat hal- hal yang berhubungan dengan masalah- masalah dialog, tokoh dan alur drama komedi dan parodi. Data tersebut kemudian dimaknai untuk menjawab pertanyaan- pertanyaan pada rumusan masalah.

Menganalisis data, langkah- langkah yang digunakan dengan menggunakan metode ini adalah sebagai berikut. Pertama, membanding- bandingkan antara data yang satu dengan data yang lainnya untuk memudahkan analisis. Kedua, tabulasi data yaitu data yang disajikan dalam tabel merupakan hasil identifikasi data secara kategorial mengenai masalah- masalah drama komedi dan parodi. Hasil kategorisasi pertama yaitu dalam bentuk tabel selanjutnya dianalisis secara deskriftif kualitatif. Ketiga, penelitian berusaha membuat suatu kesimpulan tentang masalah- masalah dialog, tokoh dan alur drama komedi dan parodi dari contoh- contoh drama komedi dan parodi.

X X1

X2

X3

Y1

+/-

+/-

+/-

Y2

+/-

+/-

+/-

Y3

+/-

+/-

+/-

Y

24

Bab IV Deskriftif, Analisis, Pembahasan temuan Penelitian dan Perbandingan 4.1

Jabaran Variabel Drama Bebas Terikat

Komedi ( berdasarkan naskah)

Parodi

Komedi ( berdasarkan tingkah laku pemain)

Dialog

+/-

+/-

+/-

Tokoh

+/-

+/-

+/-

Alur

+/-

+/-

+/-

4.2

Hasil Penelitian

Drama 1 “ ALAT PENDETEKSI KEBOHONGAN ” Pada malam hari disebuah rumah terdengar cek- cok antara bapak dan ibu mengenai tingkah laku anaknya. Bapak Ibu

: “ Duh anak kita, setiap hari pulang sekolah selalu malam terus. Pamit jam 7 ke sekolah pulang jam 12 malam. : “ Maklumi saja Pak!! Dia kan anak kita! ( lalu datang omnya, yang membawa kotak hitam yang merupakan alat pendeteksi kebohongan )

Om

: “ Ada apa nih? “

25

Bapak Om Ibu Bapak Bapak Om Bapak Om Bapak Om

: “ Ini anak saya suka bikin kesel aja! Masa pulang sekolah jam 12 malam! ” : “ Oowh, saya pinya solusinya! Ini saya punya alat pendeteksi kebohonghan ” : “ Gimana cara kerjanya? ” : “ Sudah lah bu, masuk kedalam saja, bikinkan kopi ” ( Lalu Ibu masuk kedalam ) : “ Apa buktinya kalo alat ini dapat mendeteksi kebohongan? ” : “ Gampang, kalo alat ini berbunyi berarti dia berbohong ” : “ Berapa harganya? ” : “ Yah kalo dijual diluar sih 200ribu, tapi kalo untuk Bapak sih 400ribu aja deh ” ; “ Hhaa?? Kok malah lebih mahal sih? ” : “ Tidak apa- apa, demi kebaikan anak, Pak ”

( Lalu tak lama kemudian Ibunya keluar dari dalam rumah ) Ibu : “ Pak.. kopi sama gulanya habis ” ( Lalu alat itu berbunyi seperti sirine polisi yang begitu nyaring ) Bapak : “ Wah.. Ibu bohong yah? ” “ Bikinkan Bapak kopi cepat ” ( Ibu pun langsung masuk kedalam rumah ) ( Lalu Omnya pun pergi setelah mendapatkan uang ) Ibu : “ Lhoh kok udah pulang? Lalu ini kopinya buat siapa? ” Bapak : “ Buat bapak saja ( sambil meminum kopinya, tetapi lalu kemudian menyemburkan kopi itu) Kopi apa ini? Pait bangeettt!! Ibu : “ Tadi kan sudah Ibu bilang kalo gulanya habis pak, Cuma kopinya saja yang ada. ” ( Lalu anaknya pun tiba dari sekolah ) Bapak : “ Dari mana saja kamu? ” Anak : “ Dari sekolah pak ” ( Lalu alat itu pun berbunyi ) Bapak : “ Kamu bohong yah?? ” ( sambil memukul- mukul anaknya ) Anak : “ Ampun pak, saya kapok! ” Ibu : “ Udah pak udah,, dia kan anak kita juga, darah daging kita juga pak, anak papah dan mamah!! ” ( Lalu alat itu pun berbunyi kembali ) Bapak : “ Mamah….!!!!( dengan nada terkejut)” “ Kamu bohong yah?? Anak siapa dia? ” ( Sambil memukuli anaknya ) Bapak : “ Kamu bukan anak saya hah!! ” ( sambil terus memukulinya ) PENELITIAN:

26

 Dialog Dialog berfungsi menggambarkan tingkah laku manusia. Tulisan yang bercetak tebal merupakan penggambaran tingkah laku manusia melalui naskah dialog. Contoh: Bapak : “ Mamah….!!!! ( dengan nada terkejut)” “ Kamu bohong yah?? Anak siapa dia? ” Bapak : “ Kamu bukan anak saya hah!! ” ( sambil terus memukulinya ) Dialog berfungsi untuk mengemukakan masalah. Permasalahan dari sebuah drama dapat diungkapkan melalui dialog.Penggalan dialog yang bercetak miring dibawah ini adalah contohnya. Bapak

: “ Duh anak kita, setiap hari pulang sekolah selalu malam terus. Pamit jam 7 ke sekolah pulang jam 12 malam. Om : “ Ada apa nih? “ Bapak : “ Ini anak saya suka bikin kesel aja! Masa pulang sekolah jam 12 malam! ” Om : “ Oowh, saya pinya solusinya! Ini saya punya alat pendeteksi kebohonghan ” Ibu : “ Gimana cara kerjanya? ” Penggunaan bahasa tidak baku dalam dialog sebuah drama komedi ataupun parodi. Bahasa tidak baku sering digunakan dalam sebah drama komedi ataupun parodi, kalimat yang bercetak tebal di bawah ini merupakan salah satu contohmya. Bapak : “ Buat bapak saja ( sambil meminum kopinya, tetapi lalu kemudian menyemburkan kopi itu) Kopi apa ini? Pait bangeettt!! Ibu : “ Udah pak udah,, dia kan anak kita juga, darah daging kita juga pak, anak papah dan mamah!! ” Penulisan kata yang bercetak tebal seharusnya: • Pait → Pahit • Udah→ Sudah

 Penokohan atau Tokoh Dari naskah drama di atas dapat dinyatakan sifat dari tokoh-tokohnya sebagai berikut:

27



Bapak, sifatnya pemarah dan tegas.Hal ini dapat dilihat dari dialog, Bapak : “ Dari mana saja kamu? ” Anak : “ Dari sekolah pak ” ( Lalu alat itu pun berbunyi ) Bapak : “ Kamu bohong yah?? ” ( sambil memukul- mukul anaknya ) • Ibu, sifatnya baik hati dan lemah lembut. Hal ini dapat dilihat dari dialog, Ibu : “ Udah pak udah,, dia kan anak kita juga, darah daging kita juga pak, anak papah dan mamah!! ” • Om atau paman, sifatnya jahil dan licik. Hal ini dapat dilihat dari dialog, Bapak : “ Berapa harganya? ” Om : “ Yah kalo dijual diluar sih 200ribu, tapi kalo untuk Bapak sih 400ribu aja deh ” Bapak ; “ Hhaa?? Kok malah lebih mahal sih? ” Om : “ Tidak apa- apa, demi kebaikan anak, Pak ”  Alur Alur dari drama ini termasuk alur maju. Dari dialog pada drama ini dapat disimoulkan bahwa ini adalah drama komedi yang lucu berdasarkan naskah dramanya. Hal ini dapat dilihat dari akhir cerita yang sangat mengejutkan. Drama 2 Program Incer edisi “ FOTO BERANI DAN MENANTANG JULIA ESTELL ” Foto- foto berani dan menantang dari Julila Estel telah tersebar di dunia maya, dan terjadi banyak kontroversi.

Pembawa acara : “Pemirsa!(menyapa penonton dengan gaya khasnya).Foto-foto panas Julia Estell telah tersebar di dunia maya. Apakah benar foto-foto tersebut adalah foto dirinya? Mari kita lihat tayangannya berikut ini.” ( Di tayangan video dari reporter )

28

Reporter

: “ Apa benar anda di foto menantang? “

Julia

: “ Benar.. Saya memang berfoto menantang karena itu memang pada tempatnya. Ini saya punya fotonya ” ( sambil menunjukan foto bersama Chris John )

Reporter : “ Lalu, anda juga dikabarkan telah berfoto berani? ” Julia

: “ Tentu saja, malah saya menyuruh kepada seluruh wanita Indonesia untuk berfoto berani. Ini contohnya ” ( sambil menunjukan foto bersama buaya )

Pembawa acara: “ Pemirsa! (menyapa penonton dengan gaya khasnya). Ternyata, foto-foto tersebut adalah benar dirinya, tetapi semua itu tidak seperti apa yang kita bayangkan. Sekian acara Incer kali ini. Sampai jumpa lagi dalam Incer Investigasi mendatang.” PENELITIAN:  Dialog Dialog berfungsi menggambarkan tingkah laku manusia. Tulisan yang bercetak tebal merupakan penggambaran tingkah laku manusia melalui naskah dialog. Contoh: Pembawa acara : “Pemirsa! (menyapa penonton dengan gaya khasnya). Julia

: “ Tentu saja, malah saya menyuruh kepada seluruh wanita Indonesia untuk berfoto berani. Ini contohnya ” ( sambil menunjukan foto bersama buaya )

Dialog berfungsi untuk mengemukakan masalah. Permasalahan dari sebuah drama dapat diungkapkan melalui dialog.Penggalan dialog yang bercetak miring dibawah ini adalah contohnya. Pembawa acara : “Pemirsa!(menyapa penonton dengan gaya khasnya).Fotofoto panas Julia Estell telah tersebar di dunia maya. Apakah benar foto-foto tersebut adalah foto dirinya? Mari kita lihat tayangannya berikut ini.” ( Di tayangan video dari reporter ) Reporter

: “ Apa benar anda di foto menantang? “

29

Penggunaan bahasa tidak baku dalam dialog sebuah drama komedi ataupun parodi. Bahasa tidak baku sering digunakan dalam sebah drama komedi ataupun parodi, tetapi pada drama parodi ini tidak ditemukan penggunaan bahasa tidak baku.

 Penokohan atau Tokoh Dari naskah drama di atas dapat dinyatakan sifat dari tokoh-tokohnya sebagai berikut: • Pembawa acara sifanya, lucu dari tingkah lakunya dan suka menyindir. Hal ini dapat dilihat dapat dari dialog, Pembawa acara : “Pemirsa!(menyapa penonton dengan gaya khasnya).Foto-foto panas Julia Estell telah tersebar di dunia maya. Apakah benar foto-foto tersebut adalah foto dirinya? Mari kita lihat tayangannya berikut ini.” • Julia sifatnya, membuat para penonton penasaran. Hal ini dapat dilihat dapat dari dialog, Julia : “ Tentu saja, malah saya menyuruh kepada seluruh wanita Indonesia untuk berfoto berani. Ini contohnya ” ( sambil menunjukan foto bersama buaya ) • Reporter, sifatnya ingin tahu. Hal ini dapat dilihat dapat dari dialog, Reporter : “ Lalu, anda juga dikabarkan telah berfoto berani? ”  Alur Alur dari drama ini termasuk alur maju. Dari alur cerita dalam nasjah drama ini dapat disimpulkan bahwa drama ini termasuk drama parodi karena drama ini memberikan sindiran kepada salah satu artis Indonesia dan salah satu acara gossip di salah satu statsiun televisi swasta.

Drama 3 “ JENG KELIN ” Siang hari Jeng Kelin pergi ke butik. Ia ingin membeli pakaian. Jeng Kelin

: “ Mas- mas, saya mau beli baju dong! ”

Penjahit

: “ Yang seperti apa jeng? ”

Jeng Kelin

: “ Saya ga tahu. ehm… saya saya bingung ”

30

Penjahit

: “Gimana kalo yamg ini? Anda terlihat lebih feminim dan berkepribadian! cocok dengan anda! ”

Jeng Kelin

: “ Eh… ga akh mas! Nanti orag gampang nebak saya. Saya kan orangnya misterius! ”

Penjahit

: “Bagaimana kalau yang ini? Baju ini membuat anda terlihat lebih sporty.”

Jeng Kelin

: “Ah, ga mau. Apaan tuh seprot seprot saya ga mau.”

Penjahit

: “Bagaimana kalau yang ini? Jeng akan terlihat lebih seksi.”

Jeng Kelin

: “Ah, baju apaan tuh! Kaya baju kurang bahan, ga mau ah!”

Penjahit

: “Jadi jeng mau yang mana? ( dengan nada menggerutu)”

Jeng Kelin

: “ Yang ini aja deh. ( sambil menunjuk baju sporty yang telah di tawarkan sebelumnya) ”

Penjahit Jeng Kelin

: “ Ya, baiklah! ( dengan seyum terpaksa )” : “ Tapi warnanya jelek ah! Saya ga suka. Saya mau bikin baju aja deh.”

Penjahit

: “( dengan seyum terpaksa ) Ya sudah saya ukur dulu ya jeng.”

Jeng Kelin

: “ Ih, ga mau pake ukuran yang itu ah! Kotor bekas orang, banyak kumannya. Saya mau yang baru.”

Penjahit

: “ Sebentar saya ambil dulu. (denagan nada menggerutu). Jeng coba saya ukur tangannya, bisa diletakkan sebentar tasnya.”

Jeng Kelin

: “Ga mau ah! Takut ilang kan barang-barang saya mahal.”

Penjahit

: “ Ya sudah, tolong tangannya diluruskan.”

Jeng Kelin : “( sambil memindahkan tas ke tangan sebelah kiri dari sebelah kanan sementara si penjahit hendak mengukur tangan sebelah kiri yang sebelumnya tidak ada tas)” Penjahit

: “ Lho, kok dipindahin sih jeng? ( dengan nada kesal tetapi tetap tersenyum )”

Jeng Kelin : “Kan saya pegel, nanti miring sebelah lagi.” Penjahit

: “( tersenyum kesal ) Baiklah, sekarang kita ukur pinggang dulu. ( sambil mengukur) 30.”

Jeng Kelin : “ 25. Mas mau bilang saya gendut ya.”

31

Penjahit

: “ Haduh, jeng ini. Ya sudah, sekarang kita ukur kaki dulu ya. Silahkan duduk jeng.”

Jeng Kelin : “ ( duduk) ” Penjahit

: “ Bisa tolong di luruskan kakinya jeng! ”

Jeng Kelin : “( sambil meletakkan kakinya ke atas si penjahit )” Penjahit

: “ 85. ”

Jeng Kelin : “90. Mas mau bilang saya pendek ya. Hayo. Eh, mas saya pegel nih tolong pijitin dong.” Penjahit

: “ Lho saya ini bukan tukang pijit jeng, saya tukang jahit.”

Jeng Kelin : “ Mas bukan tukang pijit ya? Ya udah, saya mau cari tukang pijit dulu pegel nih.” Penjahit

: “Lho, bajunya gimana?”

Jeng Kelin : “ Ga jadi deh.”

PENELITIAN:  Dialog Dialog berfungsi menggambarkan tingkah laku manusia. Tulisan yang bercetak tebal merupakan penggambaran tingkah laku manusia melalui naskah dialog. Jeng Kelin : “ Yang ini aja deh. ( sambil menunjuk baju sporty yang telah di tawarkan sebelumnya) ” Penjahit

: “( dengan seyum terpaksa ) Ya sudah saya ukur dulu ya jeng.”

Dialog berfungsi untuk mengemukakan masalah. Permasalahan dari sebuah drama dapat diungkapkan melalui dialog.Penggalan dialog yang bercetak miring dibawah ini adalah contohnya. Jeng Kelin : “ Mas- mas, saya mau beli baju dong! ” Penjahit

: “ Yang seperti apa jeng? ”

Jeng Kelin

: “ Saya ga tahu. ehm… saya saya bingung ”

Penjahit

: “ Gimana kalo yamg ini? Anda terlihat lebih feminim dan berkepribadian! cocok dengan anda! ”

Jeng Kelin : “ Eh… ga akh mas! Nanti orag gampang nebak saya. Saya kan orangnya misterius! ” Penjahit

: “Bagaimana kalau yang ini? Baju ini membuat anda terlihat lebih sporty.” 32

Jeng Kelin : “Ah, ga mau. Apaan tuh seprot seprot saya ga mau.” Penggunaan bahasa tidak baku dalam dialog sebuah drama komedi ataupun parodi. Bahasa tidak baku sering digunakan dalam sebah drama komedi ataupun parodi, kalimat yang bercetak tebal di bawah ini merupakan salah satu contohmya. Jeng Kelin : “Ah, ga mau. Apaan tuh seprot seprot saya ga mau.” Jeng Kelin : “ Ih, ga mau pake ukuran yang itu ah! Kotor bekas orang, banyak kumannya. Saya mau yang baru.” Penulisan kata yang bercetak tebal seharusnya: • Ga → Tidak • Pake→ Pakai  Penokohan atau Tokoh Dari naskah drama di atas dapat dinyatakan sifat dari tokoh-tokohnya sebagai berikut: • Jeng Kelin sifatnya, menyebalkan. Hal ini dapat dilihat dapat dari dialog, Penjahit : “ Bagaimana kalau yang ini? Baju ini membuat anda terlihat lebih sporty ”. Jeng Kelin

: “ Ah, ga mau. Apaan tuh seprot seprot saya ga mau ”.

Penjahit

: “Bagaimana kalau yang ini? Jeng akan terlihat lebih seksi.”

Jeng Kelin

: “ Ah, baju apaan tuh! Kaya baju kurang bahan, ga mau ah! ”

Penjahit

: “ Jadi jeng mau yang mana? ( dengan nada

menggerutu) ” Jeng Kelin

: “ Yang ini aja deh. ( sambil menunjuk baju sporty yang telah di tawarkan sebelumnya) ”

• Penjahit sifatnya, penyabar walaupun tidak ikhlas. Hal ini dapat dilihat dapat dari dialog, Jeng Kelin : “ ( sambil memindahkan tas ke tangan sebelah kiri dari sebelah kanan sementara si penjahit hendak mengukur tangan sebelah kiri yang sebelumnya tidak ada tas) ” Penjahit

: “ Lho, kok dipindahin sih jeng? ( dengan nada kesal tetapi tetap tersenyum ) ”

33

Jeng Kelin Penjahit

: “ Kan saya pegel, nanti miring sebelah lagi ”. : “ ( tersenyum kesal ) Baiklah, sekarang kita ukur pinggang dulu. ( sambil mengukur) 30.”

 Alur Alur dari drama ini termasuk alur maju. Dari naskah drama diatas dapat disimpulkan bahwa drama tersebut adalah drama komedi dikarenakan drama tersebut lucu karena tingkah laku pemainnya. Disini Jeng Kelin membuat drama ini menjadi drama komedi.

4.3

Pengujian Hipotesis Bebas

Terikat Dialog

Komedi ( berdasarkan naskah)

Parodi

+

+

34

Komedi ( berdasarkan tingkah laku pemain) +

Tokoh

+

+

Alur

+

+

+

+

Diskusi Hasil Penelitian Setelah kami melakukan penelitian dari contoh- contoh drama komedi dan parodi kami menyimpulkan bahwa drana komedi dan parodi merupakan karya sastra yang mudah dipahami karena karya sastra ini menggunakan teknik pementasan dan pelafalan dialig yang memudahkan penonton mengerti maksud dan tujuan yang akan disampaikan kepada penonton. Jadi dengan kata lain drama komedi ialah kegiatan mengekspresikan emosi dengan adanya adegan- adegan luas di dalamnya yang bertujuan untuk menghibur penonton. Sedangkan drama parodi ialah drama yang bersifat lucu seperti drama komedi, tetapi memiliki tujuan khusus yaitu memberikan kritik sosial kepada pihak tertentu. Drama komedi dan drama parodi memberikan hal yang positif dimana drama komedi hanya memberikan hiburan semata sedangkan drama parodi tidak hanya memberikan hiburan saja tapi terdapat kritik sosial untuk suatu pihak tertentu.

Bab V Penutup 5.1

Simpulan Drama komedi adalah kegiatan mengekspresikan emosi dengan adanya adegan- adegan luas di dalamnya yang bertujuan untuk menghibur penonton. Sedangkan drama parodi adalah drama yang bersifat lucu seperti drama komedi, tetapi memiliki tujuan khusus yaitu memberikan kritik sosial kepada

35

pihak tertentu. Sebuah drama komedi bisa disebut drama komedi jika mempunyai unsur- unsur lucu dari naskahnya sendiri dan tingkah laku dari si pemain. Sedangkan drama parodi lebih kompleks dengan kritik yang berupa sindiran. Selain itu suatu drama mempunyai kelebihan dibandingkan dengan karya sastra yang lain yaitu drama dapat dipentaskan, baik drama komedi, parodi atau drama yang lainnya. …………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………… 5.2

Saran Kami selaku penulis karya tulis ilmiah ini mempunyai harapan agar

hasil karya tulis ilmiah kami dapat mempunyai manfaat dan kegunaan bagi orang lain. Dan juga kami berharap setelah membaca dan memahami karya tulis ini kalian akan menyadari bahwa di dalam sebuah drama, tidak hanya mempunyai unsur menghibur semata melainkan juga mempunyai pesan moral yang disampaikan melalui gerak- gerik ( olah tubuh ), dialog dan alur cerita itu sendiri.

LAMPIRAN ANGKET 1. Apakah anda mengetahui tentang drama ? a. Ya

b. Tidak

Jelaskan: 36

2. Apakah anda mengetahui tentang drama komedi ? a. Ya

b. Tidak

Jelaskan: 3. Apakah anda mengetahui tentang drama parodi ? a. Ya

b. Tidak

Jelaskan: 4. Drama manakah yang lebih anda sukai ? a. Komedi

b. Parodi

Alasan: 5. Bagaimana tanggapan anda tentang drama komedi dan drama parodi yang ditayangkan di stasiun pertelevisian Indonesia ? a. Baik

b. Kurang baik

Alasan:

37

Related Documents


More Documents from "Citra Insani"