Kaktus Pengawet Buah-buahan.docx

  • Uploaded by: Idha Nurhayati
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Kaktus Pengawet Buah-buahan.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,686
  • Pages: 23
Indonesian Science Project Olimpiad (ISPO) 2014

PEMANFAATAN EKSTRAKS DAUN KAKTUS (Opuntia cochenillifera) SEBAGAI PENGAWET ALAMI BUAH-BUAHAN

Oleh : Anisatul Qusniyah Salimatu Finaki

SMA Hidayatus Salam GRESIK

SMA Hidayatus Salam Lowayu Dukun Gresik

1

Indonesian Science Project Olimpiad (ISPO) 2014

BAB I PENDAHULUAN A.LATAR BELAKANG MASALAH Buah-buahan memiliki manfaat gizi yang sangat baik bagi tubuh, namun buahbuahan selama proses pengiriman maupun penyimpanan memerlukan waktu sebelum sampai ke konsumen, cukup banyak buah-buahan memiliki daya simpan yang cukup singkat sehingga menyebabkan buah tersebut cepat membusuk, jika buah tersebut di panen terlalu muda atau terlalu matang, maka akan sia-sia karena akan di tolak oleh konsumen. Proses pembusukan buah merupakan proses perubahan sifat bahan pangan atau buah dari yang masih segar sehingga berubah sifat-sifatnya secara kimiawi, fisik atau organoleptik dari buah tersebut sehingga ditolaknya buah tersebut oleh konsumen. Produk hasil pertanian terutama buah-buahan setelah di panen, tetap melakukan proses fisiologissehingga disebut sebagai jaringan yang masih hidup. Adanya aktivitas fisiologis menyebabkan produk pertanian akan terus mengalami perubahan yang tidak dapat di hentikan, hanya dapat diperlambat sampai batas tertentu. Tahap akhir akhir dari produk buah pada pertanian adalah kelayuan dan pembusukan. Faktor-faktor yang dapat dihambat pada bahan nabati seperti buah-buahan adalah : respirasi, produksi etilen, transpirasi dan factor morfologis/anatomis, faktor lain yang menyebabkan kerusakan buah adalah terlalu terkena banyak sinar matahari dan suhu yang berlebihan, kerusakan patologis dan kerusakan fisik, melihat faktor-faktor tersebut maka perlu langkah-langkah pengawetan buah agar terjaga kesegeranya sampai waktunya di komsumsi. Pengawetan terhadap buah-buahan sangat sering dilakukan oleh masyarakat luas. Namun, pengawetan dengan menggunakan bahan alami untuk menghindari efek dari bahan kimia pengawet, masih sangat jarang dilakukan oleh masyarakat luas. Banyaknya pengawet berbahaya terhadap kesehatan yang beredar di pasaran menimbulkan kekhawatiran pada masyarakat untuk menggunakannya. Dampak yang dtimbulkan oleh pengawet berbahaya tersebut sangat beresiko tinggi terhadap kesehatan masyarakat. Bahan-bahan kimia yang berbahaya seperti Ca- Benzoat, Sulfur Dioksida (SO2), K-Nitrit, Na-metasulfat, dan Asam Sorbat adalah beberapa bahan kimia yang dapat dipakai sebagai bahan pengawet. Bahan-bahan kimia ini diizinkan beredar di pasaran namun kurang aman jika dipakai sebagai pengawet buah-buahan. Pemakaian dalam komposisi yang tinggi dapat menimbulkan efek yang buruk terhadap kesehatan manusia, bahkan akhir-akhir ini banyak SMA Hidayatus Salam Lowayu Dukun Gresik

2

Indonesian Science Project Olimpiad (ISPO) 2014

ditemukan buah yang di awetkan dengan formalin yang penggunaanya dilarang dalam makanan. Beberapa bahan pengawet tersebut dapat menyebabkan kesulitan bernapas, sakit kepala, anemia, radang ginjal, dan muntah-muntah. Pengawetan sendiri bertujuan untuk menghambat terjadinya pembusukan bahan pangan dan menjamin kualitas awal bahan pangan agar tetap terjaga selama mungkin. Salah satu peranan bahan pengawet adalah sebagai antioksidan. Sebagai antioksidan, zatzat pengawet akan menekan reaksi yang terjadi pada saat pangan berkontak dengan oksigen, sinar panas dan beberapa logam sehingga dapat mencegah terjadinya kebusukan dan munculnya noda-noda hitam pada produk pangan.Proses pengawetan alami pada umumnya telah banyak dilakukan masyarakat seperti proses penggaraman, pendinginan, pengeringan, pengalengan, dan penyinaran. Beberapa proses ini umumnya bersifat alami sehingga aman dan tidak menimbulkan yang buruk bagi kesehatan manusia, tapi penggunaanya belum efektif, sehingga perlu penggunaan alternatif pengawet alami yang lebih baik.Konsumsi buah dan sayur merupakan salah satu bentuk pola hidup sehat, apalagi saat puasa di bulan ramadhan. Kandungan buah didalamnya banyak menyimpan vitamin, mineral, antioksidan dan zat nutrisi lainnya yang dibutuhkan oleh tubuh manusia. Namun jika tidak hati-hati dalam memilih buah segar, malapetaka akan didapat, karena banyak buah impor yang diawetkan dengan formalin. Tingkat konsumsi buah masyarakat Indonesia semakin meningkat, Walaupun masih mempunyai peluang dalam meningkatkan hasil produksi buah-buahan untuk konsumsi dalam negeri, tetapi sampai saat ini, pemenuhan permintaan buah dalam negeri, Indonesia masih harus mengimpor buah dari berbagai negara seperti Australia, Amerika, Thailand, Taiwan dan negara lainnya.Membanjirnya buah impor di pasaran dalam negeri mengakibatkan ancaman nyata terhadap masyarakat Indonesia. Banyak ditemukan buah (terutama buah impor) yang tidak layak dikonsumsi karena mengandung berbagai zat berbahaya, salah satunya formalin. Berdasarkan data tahun 2011, Badan Karantina Pertanian mengungkap telah menolak masuk 1000 ton buah impor karena mengandung berbagai residu atau bahan kimia berbahaya seperti formalin dan zat perwarna lainnya.

SMA Hidayatus Salam Lowayu Dukun Gresik

3

Indonesian Science Project Olimpiad (ISPO) 2014

Kaktus merupakan tanamam liar yang sering tumbuh ditepi hutan atau ladang, tumbuhan ini mempunyai duri,sehingga sering tidak dimanfaatkan oleh masyarakat dan dianggap sebagai tumbuhan liar biasa. Sebenarnya tumbuhan kaktus sangat kaya flavonoid. Flavonoid sangat dikenal terutama atas kemampuan antioksidan sehingga disebut “pengubah respon biologi alami”. berwarna hijau berukuran seperti piring oval, memiliki nutrisi berkadar besar.Mineral seperti potasium, kalsium, zat besi,magnesium, banyak ditemukan dalam bagian itu, ditambah beta-caroten (bentuk awal vitami A) dan vitami C. Ketika kaktus direbus, yang keluar adalahmucilago yaitu getah kental dan lengket seperti lem, mucilago merupakan pelindung terhadap terik matahari. Zat ini mencegah penguapan air dari permukaan kaktus.Mucilago yang tersusun atas gula dan karbohidrat itu berfungsi sebagai anti oksidan dan anti bakteri sehingga kandungan mucilago tersebut dapat dicoba untuk dimanfaatkan sebagai anti oksidan dan anti bakteri dalam peningkatan daya simpan bahan pangan. Berdasarkan permasalahan di atas penulis ingin menuliskan Pemanfaatan Ektraks Daun Kaktus (Opuntia cochenillifera) Sebagai Pengawet Alami Buah-buahan

B. Tujuan Penelitian : 1. Untuk mengetahui proses dari ekstraksi kaktus sebagai pengawet buah alami. 2. Untuk mengetahui pengaruh ekstrak kaktus terhadap tingkat kebusukan buah – buahan 3. Untuk mengetahui pengaruh konsentrasi ekstrak daun kaktus terhadap tingkat kebusukan buah-buahan

SMA Hidayatus Salam Lowayu Dukun Gresik

4

Indonesian Science Project Olimpiad (ISPO) 2014

BAB II DASAR TEORI A.Tumbuhan Kaktus Kaktus merupakan tanamam liar yang sering tumbuh ditepi hutan atau ladang, tumbuhan ini mempunyai duri. Kaktus sendiri bermacam-macam diantaranya yaitu : 1. Kaktus centong( Opuntia Cochelinifera) 2. Kaktus Mawar( Pereskia Grandiflora ) 3. Kaktus Pagoda( Gymnocalycium Hossel ) 4. Kaktus Monster( Cereus Peruvianus Var Monstrosus) 5. Kaktus Uban( Cephalocereus Sehilis ) 6. Kaktus Hatal( Schiumbergera Bridgesil ) Dari beragam kaktus yang ada dalam penelitian ini menggunakan kaktus centong ( Opuntia Cochelinifera ). Kaktus ini sering tidak dimanfaatkan oleh masyarakat dan dianggap sebagai tumbuhan liar biasa yang sering di anggap sebagai tumbuhan liar biasa.

Gb.1.Tumbuhan kaktus tumbuh liar dipagar sawah

Gb.2.Daun kaktus yang telah dibersihkan durinya kaktus

SMA Hidayatus Salam Lowayu Dukun Gresik

5

Indonesian Science Project Olimpiad (ISPO) 2014

Klasifikasi tumbuhan kaktus centong Kingdom

:

Plantae

Sub kingdom :

Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

Super divisi

:

Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Divisi

:

Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas

:

Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)

Sub kelas

:

Hamamelidae

Ordo

:

Caryophyllales

Family

:

Cactaceae (suku kaktus-kaktusan)

Genus

:

Opuntia

Spesies

:

Opuntia cochenillifer

Sebenarnya tumbuhan kaktus sangat kaya flavonoid. Flavonoid sangat dikenal terutama atas kemampuan antioksidan sehingga disebut “pengubah respon biologi alami”. berwarna hijau berukuran seperti piring oval, memiliki nutrisi berkadar besar.Mineral seperti potasium, kalsium, zat besi,magnesium, banyak ditemukan dalam bagian itu, ditambah beta-caroten (bentuk awal vitami A) dan vitami C. Ketika kaktus direbus, yang keluar adalah mucilage atau mucilagoyaitu getah kental dan lengket seperti lem, mucilago merupakan pelindung terhadap terik matahari. Zat ini mencegah penguapan air dari permukaan kaktus. Mucilago yang tersusun atas gula dan karbohidrat itu berfungsi sebagai anti oksidan dan anti bakteri sehingga dapat di manfaatkan sebagai anti bakteri dan anti oksidan dalam hal peningkatann daya simpan bahan pangan. Hal ini menyiratkan bahwa ekstrak kaktus yang mengandung mucilage dapat di manfaatkan sebagai pengawet buah alami.Zat ini mencegah penguapan air dari permukaan kaktus, sehingga tanaman ini dapat bertahan hidup di lingkungan yang kekurangan air seperti gurun pasir.

SMA Hidayatus Salam Lowayu Dukun Gresik

6

Indonesian Science Project Olimpiad (ISPO) 2014

Selain itu, Mucilagodapat membersihkan air dari arsenik, polutan berbahaya dari limbah industri dan agrikultur. Arsenik yang bisa menyebabkan kanker itu bisa juga diikat oleh mucilago, menjadi molekul yang cukup besar sehingga bisa disaring denganpasir.Bukan hanya itu saja, mucilago juga dapat membunuh bakteri yang merupakan salah satu polutan berbahaya dalam air minum. Belum diketahui pasti bagaimana mekanismenya, mucilago bisa menghasilkan air bersih yang 98 persen bebas bakteri. B. MEKANISME PEMBUSUKAN PADA BUAH Pembusukan adalah rusaknya nilai gizi, tekstur, serta rasa dari buah sehingga tidak layak di konsumsi karena berbahaya bagi kesehatan. Penyebab dari pembusukan buah dan sayur karena pada buah tersebut tetap melakukan aktivitas fisiologis sehingga selalu melakukan proses perubahan, selain itu faktor yang menyebakan keruskan pada buah antara lain, 1.Proses respirasi Respirasi adalah proses pemecahan komponen organic (zat hidrat arang, lemak dan protein) menjadi produk yang lebih sederhana dan energi. Aktivitas ini ditujukan untuk memenuhi kebutuhan energi sel agar tetap hidup. Komiditi dengan laju respirasi tinggi menunjukan kecenderungan cepat rusak. Pengurangan laju respirasi sampai batas minimal pemenuhan batas pemenuhan energi

sel

tanpa menimbulkan fermentasi

akan

memperpanjang umur ekonomis produk nabati. Manipulasi teknik ini dapat dilakukan dengan teknik pelaisan (coating), penyimpanan suhu rendah, atau memodifikasi atsmosfir ruang penyimpanan. Etilen adalah senyawa organik sederhana yang dapat berperan sebagai hormon yang mengatur pertumbuhan, perkembangan dan kelayua, keberadaan etilen akan mempercepat tercapainya tahap kelayuan, oleh sebab itu untuk tujuan pengaweatn maka senyawa ini harus di hilangkan dari atsmosfir ruang penyimpan dengan cara menghambat produksi etilen pada produk, atau mengoksidasi etilen dengan KmnO4 atau ozon. 2. Transpirasi Transpirasi adalah proses pengeluaran air dari dalam jaringan nabati. Laju transpirasi dipengaruhi faktor internal (morfologis dan anatomis, rasio permukaan terhadap volume, kerusalkan fisik,umur panen) dan faktor eksternal (suhu, pergerakan udara,dan SMA Hidayatus Salam Lowayu Dukun Gresik

7

Indonesian Science Project Olimpiad (ISPO) 2014

tekanan atsmosfir). Transpirasi yang berlebihan menyebabakan produk mengalami penurunan berat, pengurangan daya tarik (karena layu), penurunan tekstur dan nilai gizi. Pengendalian laju transpirasi dilakukan denagan pelapisan, penyimpanan dingin, atau memodifikasi atsmosfer 3.Sensivitas terhadap suhu Ekspos komoditi pada suhu yang tidak sesuai bisa menyebabkan kerusakan fisiologis yang berupa: (1) Freezing injuries karena produk tersimpan pada suhu bekunya; (2) Chiling injuries umum pada produk tropis yang disimpan diatas suhu bekunya dan diantara 5-15˚C tergantung sensivitas komoditi ;(3) heta injuries terjadi karena ekspos sinar matahari atau panas yang berlebihan. 4. Kerusakan patologis dan kerusakan fisik Kerusakan produk nabati dapat terjadi karena aktivitas bakteri dan jamur, akibat serangan mikrorganisme ini timbul kerusakan fisik dan fisiologis. Sebaliknya akibat kerusakan fisik karena penanganan yang tidak benar bisa juga memicu pertumbuhan mikroorganisme. 5. Perubahan komposisi kimiawi Setelah di panen komposisi kimiawi komoditi nabati terus berubah tergantung jenis komoditi. Beberapa perubahan memang di kehendaki, namun sebagaian besar tidak. Perubahan tersebut antara lain terjadi pada a. Pigmen(degredasi

klorofil,

pembentukan

karetenoid,antosianin

dan

lain

sebagainya) b. Karbohidrat (konversi pati menjadi gula dan sebaliknya, dan konversi pati + gula menjadi air + CO2, degredasi pektin dan lain sebagainya) c. Asam organik (berpengaruh pada flavor)

SMA Hidayatus Salam Lowayu Dukun Gresik

8

Indonesian Science Project Olimpiad (ISPO) 2014

C.METODE PENGAWETAN BAHAN PANGAN Pengawetan buah dilakukan dengan upaya agar dapat mencapai umur simpan selama mungkin. Usaha yang dilakukan adalah dengan menggunaakan kombinasi perlakuan agar dapat menghambat pematangan buah, usaha yang dilakukan untuk memperlambat pematangan buah adalah dengan menghambat respirasi, menangkap gas etilen yang terbentuk.

Gb.3.Buah-buahan segar

Gb.4.Buah yang telah busuk

Beberapa cara yang digunakan adalah pembukusan dengan polietilen dan penambahan bahan kimia 1. Pendinginan Penyimpana buah-buahan memerlukan waktu yang optimumuntuk mempertahankan mutu dan kesegaranya. Temperatur optimum dapat menyebabkankerusakan karena pedinginan, misalnya pada pisang akan mengalami kerusakan kalau di simpan pada suhhu 13˚C.Pendinginan tidak mempengaruhi kualitas rasa kecuali bila didinginkan secara berlebihan sehingga proses pematangan terhenti.

SMA Hidayatus Salam Lowayu Dukun Gresik

9

Indonesian Science Project Olimpiad (ISPO) 2014

2. Pengemasan dengan polietilen (PE) Kehilangan air dapat dikurangi dengan jalan memberi pembukus polietilen pada bahan yang akan didinginkan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Scott dan Robert (1987) menyimpan pisang yang masih hijau dalam kantong polietilen dapat memperlambat pematangan pisang selama 6 hari pada suhu 20 ˚C. 3. Pengunaan Kalium permanganate Kalium permanganate bisa di guanakan sebagai pengawet dalam pisang karena mampu menyerap etieln yang di keluarkan oleh buah tersebut yang disimpan dalam polietilen yang disimpan rapat. Dalam percobaan yang telah pernah dilakukan bawa penggunaan KMnO4 1,5 persen dapat menjaga mutu pisang selama 14 hari dengan mutu yang baik, hal ini disebabkan sifat dari KMnO4 yang tidak mudah menguap.

SMA Hidayatus Salam Lowayu Dukun Gresik

10

Indonesian Science Project Olimpiad (ISPO) 2014

BAB III METODE PENELITIAN

A.Rancangan Penelitian Rancangan penelitianini menggunakan alur sebagai berikut Muchilago di ekstraksi dari daun kaktus

Di ujikan pada pada beberapaje nis buah

Diamati tingkat kebusukanya

Hipotesis awal, Ekstrak Daun Kaktus dapat menghambat proses pembusukan buah

Ekstrak Daun Kaktus

Diujikan dengan buah dengan control tanpa perendaman air

Diujikan dengan buah dengan control dengan perendaman air

Diamati secara visual tingkat kebusukan pada buah untuk masingmasing perlakuan

HASIL DAN KESIMPULAN

SMA Hidayatus Salam Lowayu Dukun Gresik

11

Indonesian Science Project Olimpiad (ISPO) 2014

B.Teknik Pengumpulan Data Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan telaah pustaka baik mencari di internet maupun diliteratur buku-buku teks sebagai data sekunder dan hasil eksperimen di laboratorium, hasil yang di analisa adalah dengan pengamatan visual terhadap buah hasil percobaan sebagai data primer. 1.Studi Literatur Studi literatur di perlukan untuk menggali informasi baik informasi yang berasal dari buku-buku refrensi maupun dengan referensi yang ada di internet mengenai teori teori dasar dan konsep yang telah ditemukan oleh para ahli yang terdahulu dan perkembangan penelitian dalam bidang yang di teliti (Singarimbun,1997:70). 2.Eksperimen Merupakan percobaan yang sistematis dan terencana untuk membuktikan kebenaran

suatu

teori

atau

hipotesis

dan

sebagainya(Kamus

Besar

Bahasa

Indonesia,1999:222). C. PROSEDUR PENELITIAN 1. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian Pemanfaatan Daun Kaktus Sebagai Pengawet Alami pada Buah, dilaksanakan mulai 20November–1Desember2013 di Laboratorium IPA SMA Hidayatus Salam Lowayu Dukun Gresik. 2. Alat dan Bahan Alat : 1.Pisau

4.Gunting

2.Gelas beaker

5. Kompor pemanas

3.Cawan petri

6.Timba

Bahan : 1.Daun kaktus

SMA Hidayatus Salam Lowayu Dukun Gresik

2. Bermacam macam buah-buahan 12

3.Air

Indonesian Science Project Olimpiad (ISPO) 2014

3. Langkah Kerja Penelitiann 1. Kaktus dibersihkan dari durinya dan di cuci dengan air, kemudian dipotong-potong menjadi kecil – kecil. 2. Sebanyak 500 gram daun kaktus di masukan kedalam kedalam gelas kimia 3. Ditambahkan sebanyak 1000 ml air dan di panaskan di atas hingga mendidih 4. Setelah mendidih ekstrak kaktus di saring dan dituangkan kedalam gelas beaker 1000 ml atau wadah tertentu (timba). 5. Disiapkan beberapa jenis buah-buahan, Salak, jeruk, dan belimbing. 6. Buah –buah tersebut direndam dengan ektrak kaktus dan direndam selama 2 jam 7. kemudian di amati perubahan tiap harinya 8. Buah-buahan yang lain dilakukan dengan perlakuan yang sama, sedangkan buah yang tidak di kasih ekstrak daun kaktus direndam dengan air, dengan waktu yang sama yakni Selama 2 jam

SMA Hidayatus Salam Lowayu Dukun Gresik

13

Indonesian Science Project Olimpiad (ISPO) 2014

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Ekstraksi Muchilago dari Daun Kaktus Kaktus merupakan tanamam liar yang sering tumbuh ditepi hutan atau ladang, tumbuhan ini mempunyai duri, pada penelitian ini di gunakan 0,5 kg daun kaktus dan durinya di hilangkan kemudian di potong-potong menjadi bagian-bagian persegi agar mudah dalam proses perebusan.

Gb.6.Kaktus di potong –potong dan di rebus

Gb.5.Tumbuhan kaktus centong

Setelah di potong-potong maka kaktus ditambahkan sebanyak 1000 ml air, dan direbus dalam kompor hingga mendidih, setelah air rebusan tadi didinginkan kemudian di saring dan siap di gunakan

Gb.7. Daun kaktus di rebus hingga mendidih

Gb.8.Ekstrak kaktus yang di dapat

Buah yang akan diawetkan dalam penelitian ini diperoleh dari pedagang buah ditokoh buah,dan di cari buah dengan kondisi dan bentuk yang se-identik mungkin agar SMA Hidayatus Salam Lowayu Dukun Gresik

14

Indonesian Science Project Olimpiad (ISPO) 2014

bisa mewakili buah yang akan di uji, buah yang akan diuji di cuci bersih dengan sabun, agar kemungkinan pengawet yang ada pada buah yang kemungkinan didatambahkan pedagang buah dapat di hilangkan, setelah bersih buah-buahan di masukan kedalam wadah.

Gb.9.Pencucian buah

Gb.10.Buah sebelum masing-masing perlakuan

B. Pengujian ekstrak daun kaktus terhadap tingkat kebusukan buah-buahan Pada penelitian di gunakan tiga jenis buah-buahan yaitu belimbing, salak dan jeruk. Pada buah ini dilakukan perlakuan dengan merendam ketiga buah tersebuat kedalam ekstrak kaktus selama kurang lebih dua jam, yang bertujuan agar ekstrak kaktus bisa meresap dan menempel pada kulit buah, pada percobaan ini buah yang di beri label A (kiri) tidak direndam dalam ekstrak kaktus (sebagai control), sedang buah yang berlabel B (kanan), di rendam dalam ekstrak kaktus.

Gb.11.Buah setelah dua perendaman

Gb.12.Buah setelah empat hari perendaman

Setelah penyimpanan selama 2 hari terlihat perbedaan pada buah yang diberi ekstrak kaktus dan yang tidak direndam dengan ekstrak kaktus.Pada buah yang tanpa perendaman SMA Hidayatus Salam Lowayu Dukun Gresik

15

Indonesian Science Project Olimpiad (ISPO) 2014

ekstrak kaktus lebih cepat busuk dan di tumbuhi jamur (Gb.11),sedangkan yang direndam relatif lebih tahan busuk, pada hari k-6 setelah perendamam menunjukan hasil yang lebih signifikan lagi, dimana pada sampel buah yang tidak di beri ekstra buah kaktus menunjukan jamur yang lebih banyak dan busuk buah yang lebih merata pada bagian buah (Gb.12) sedangkan pada buah yang diberi ekstrak kaktus dengan masa penyimpanan selama 6 hari, busuknya relatif merata.

Gb.13.Buah setelahhari ke enam perendaman

Gb.14. Buah setelah hari ke delapan perendaman

Pada hari ke delapan buah yang tidak di awetkan dengan ekstrak kaktus terlihat kondisnya 90 % persen busuk (Gb.13), yang bila di bandingkan dengan buah yang di awetkan dengan ekstrak daun kaktus mengalami rusak 25% untuk belimbing dan 15 % untuk salak.Hal ini ini menunujukan bahwa muchilago pada daun kaktus dapat mengahambat pembusukan buah kurang lebih 50 %.Sedangak untuk jeruk perbedaanya masih kurang significan karena umur buah jeruk relatif lebih lama bila dibandingkan dengan kedua buah tersebut, tetapi pada hari kedelapan (Gambar.14) pada jeruk A mulai di tumbuhi jamur, sedangkan pada jeruk B masih tetap tanpa ditumbuhi jamur, sedangkan kondisi semua buah tanpa di rendam telah busuk. C. Pengujian konsentarsi ekstrak daun kaktus terhadap tingkat kebusukan buahbuahan Untuk mengetahui efektivitas konsentrasi ekstrak daun kaktus terhadap tingkat kebusukan buah pada penenilitian dengan digunakan kontrol buah yang direndam dengan air, buah yang digunakan dalam proses ini adalah belimbing dan salak yang menunjukan hasil signifikan pada perlakuan pertama dan ditambah dengan buah-buahan yang lain untuk memperkuat hasil yang telah didapat.Berikut merupakan buah-buahan yang akan di uji sebelum dilakukan perlakuan. SMA Hidayatus Salam Lowayu Dukun Gresik

16

Indonesian Science Project Olimpiad (ISPO) 2014

Gb.15.Belimbing dengan kondisi yang relatif sama

Gb.16.Salak dengan kondisi yang relative sama

Gb.17. Kelengkeng dengan kondisi yang relatif sama

Gb.18. Anggur dengan kondisi yg relatif sama

Gb.19.Jambu dengan kondisi yang relatif sama

Gb.20.Buah pir dg kondisi yg relatif sama

Pada buah yang berlabel A direndam air tanpa ektrak kaktus, pada buah yang berlabel B direndam dengan ekstrak daun kaktus 50 % (500 gram/liter) dan buah yang belabel C dengan larutan 25%, di bawah ini merupakan buah yang telah disimpan selama 3 hari setelah perendaman.

SMA Hidayatus Salam Lowayu Dukun Gresik

17

Indonesian Science Project Olimpiad (ISPO) 2014

Gb.21.Belimbing A mulai kelihatan busuk

Gb.22. Salak A mulai membusuk

Gb.23.Satu dari tiga kelengkeng A mulai membusuk

Gb.24. Dua dari tiga Anggur A mulai membusuk

Gb.25. Jambu A terlihat membusuk

Gb.26.Pear A lebih terlihatmulai membusuk

SMA Hidayatus Salam Lowayu Dukun Gresik

18

Indonesian Science Project Olimpiad (ISPO) 2014

Setelah kedelapan hari dari perendaman maka buah-buahan yang di uji dapat dilihat pada gambar di bawah ini

Gb.27.BelimbingA terlihat paling busuk, kemudian C

Gb.28. Salak A terlihat paling busuk, kemudian C

Gb.29.Satu dari tiga kelengkeng A, terlihat busuk

Gb.30. Anggur A terlihat busuk semua, anggur C dua diantara 3 busuk

Gb.31.Jambu A, terlihat paling busuk, jambu B masih ada bagian yang utuh

SMA Hidayatus Salam Lowayu Dukun Gresik

Gb.32.Pir A relatif lebih busuk dibanding C

19

Indonesian Science Project Olimpiad (ISPO) 2014

Dari hasil percobaan diatas, pada masing-masing buah menunjukan perbedaan yang cukup signifikan, pada sampel buah B yang di beri ektraks kaktus dengan konsentrasi 50% (500 gram /Liter), menunjukan umur buah yang relative lebih lama disbanding dengan pemberian ekstrak kaktus dengan kosentrasi 25 % dan dengan buah yang direndam denagan air biasa. Pada buah yang respirasi udaranya cukup besar yaitu pada jambu dan pir hasilnya meunjukan kurang signifikan, hal ini disebabkan buah-buah tersebut mengandung banyak air, sehingga pada saat perendaman banyak kemasukan air, sedangkan untuk buahbuah yang lain menunjukan hasil yang cukup signifikan untuk buah yang diberi ekstrak buah kaktus dengan konsentrasi yang tinggi, konsentrasi sedang, dan tanpa di beri ekstrka daun kaktus atau direndam dengan air. Dari hasil pengamatan pada masing masing buah menunjukan bahwa pemberian ektrak buah kaktus dengan konsentrasi tinggi dapat menahan kebusukan buah hingg 60-80 %, hal ini karena pada ekstrak buah kaktus mengandung muchilago yang berperan sebagai antioksidan, dan anti bakteri, serta merupakan molekul besar yang memungkinkan bisa menghambat proses pematangan buah akibat transpirasi dan respirasi pada buah tersebut.

SMA Hidayatus Salam Lowayu Dukun Gresik

20

Indonesian Science Project Olimpiad (ISPO) 2014

VI. KESIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN 1. Ekstrak

muchilago

dari

daun

kaktus

dapat

di

peroleh

dengan

cara

memasak/mendidihkan daun kaktus dengan air hingga suhu 100˚ C. 2. Ekstrak daun kaktus dapat menghambat pembusukan buah lebih lama bila di banding dengan buah yang direndam air tanpa ekstrak daun kaktus. 3. Buah yang direndam dalam ekstrak daun kaktus yang konsentrasi 50% lebih tahan busuk bila di banding dengan buah yang direndam dalam konsentrasi 25 % dan direndam dengan air tanpa ekstrak daun kaktus. SARAN Perlu dilakukan penelitian lagi dengan teknik yang tepat untuk pengawetan dengan ekstrak kaktus, perendamam atau pelapisan tau kombinasi dengan teknik pengawetan buah yang lain untuk mendapatkan hasil yajng lebih bagus

SMA Hidayatus Salam Lowayu Dukun Gresik

21

Indonesian Science Project Olimpiad (ISPO) 2014

DAFTAR PUSTAKA Sumber Referensi Buckle, K.A., Edward, R.A., Fleet, G.H., dan Wooton, M. 1985. Ilmu Pangan (terjemahan oleh Hari Purnomo dan Adiono).Jakarta: UI Press. Jurusan Teknologi Pangan dan Gizi-IPB. Pengawetan Buah Segar. Tekno Pangan & Agroindustri, volue 1, nomor 9. http://repository.ipb.ac.id. Kristianingrum, Susila.2007. Beberapa metode pengawet buah-buahan.Jurusan kimia.FMIPA UNY.Jogjakarta Santoso.2006. Teknologi Pengawetan Buah segar. Malang : Laboratorium Kimia Pangan Faperta Uwiga Sumber Internet http://www.bin.go.id/awas/detil/210/4/27/07/2013/waspadai-buah-impor-berformalin (diakses 20 November 2013) Yuli Aprianto. Pengawetan Pangan. http://dataiptek.blogspot.com http://elisasikaktus.blogspot.com/Klasifikasi tumbuhan kaktus (diakses 15 November 2013) Wikipedia/tumbuhan kaktus (di akses 16 november 2013)

SMA Hidayatus Salam Lowayu Dukun Gresik

22

Indonesian Science Project Olimpiad (ISPO) 2014

BIODATA PENULIS KETUA TIM Nama

: Anisatul Qusniyah

Tempat dan tgl Lahir : Gresik,7 Maret 1996 Alamat

: Jl.RT 30 RW 08 Lowayu Dukun Gresik

No telp

: 087752196104

Karya Tulis yang pernah di buat

:

Pemanfaatan Minyak Jelantah dan Abu kayu Randu Sebagai Sabun Cair yang Ekonomis dan Ramah Lingkungan Pemanfaatan Kulit Buah Naga Merah Sebagai Indikator Adanya Formalin dan Boraks dalam Makanan Pembuatan Instalsi Penjerniahan Air dari Botol Bekas dengan Menggunakan Kaktus Sebagai Koagulan

ANGGOTA Nama

: Salimatu Finaki

Tempat dan tgl Lahir : Gresik,15 Juni 1997 Alamat

: RT 16 RW 04Lowayu Dukun Gresik

No telp

: 087856397774

Karya Tulis yang pernah di buat

:

Pembuatan Kaustik Soda dari Garam Dapur Sebagai Upaya Meningkatkan Taraf Hidup Petani Garam

Mengetahui Kepala SMA Hidayatus Salam

Ahmad Misbahul Abidin,M.Pd.I.

SMA Hidayatus Salam Lowayu Dukun Gresik

23

Related Documents


More Documents from "ZulfaAfifahulMufida"