Laporan Karbang 2016 Agus Nugroho.pdf

  • Uploaded by: Idha Nurhayati
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Laporan Karbang 2016 Agus Nugroho.pdf as PDF for free.

More details

  • Words: 8,779
  • Pages: 41
AKTIVASI BUDAYA MENELITI BAGI SISWA KELAS X SMAN 3 SALATIGA MATA PELAJARAN PRAKARYA MELALUI KELOMPOK ILMIAH REMAJA BERBASIS KOLABORASI

Oleh Agus Nugroho, S.Pd NIP.19800810 200604 1 006 Guru Fisika dan Prakarya SMA Negeri 3 Salatiga Kota Salatiga

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKANi TAHUN 2016

HALAMAN PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini Nama

: Agus Nugroho, S.Pd

NIP

: 19800810 200604 1 006

NUPTK

: 5142758660200043

Jabatan

: Guru Mapel Fisika & Prakarya

Judul Program

:Aktivasi Budaya Meneliti Bagi Siswa Kelas X SMAN 3 Salatiga Mata Pelajaran Prakarya Melalui Ektrakurikuler Kelompok Ilmiah Remaja Berbasis Kolaborasi

Menyatakan bahwa laporan kegiatan program pendidikan karakter bangsa ini seluruhnya asli hasil kerja sendiri, bukan plagiat, dan belum pernah dinilai pada lomba lainnya, baik di dalam maupun di luar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila di kemudian hari terbukti tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.

Salatiga, 22 September 2016 Mengetahui : Kepala Sekolah

Peserta Lomba

Yuliati Eko Atmojo, M.Pd NIP. 19610728 198203 2 007

Agus Nugroho, S.Pd. NIP. 19800810 200604 1 006

ii

HALAMAN PENGESAHAN

1. Judul Proposal

:

Aktivasi Budaya Meneliti Bagi Siswa Kelas X SMAN 3 Salatiga Mata Pelajaran Prakarya Melalui Ektrakurikuler Kelompok Ilmiah Remaja Berbasis Kolaborasi

2. Bidang Lomba

: Lomba Inovasi Pendidikan Karakter Bangsa

Bagi

Guru Pendidikan Menengah Tingkat Nasional Tahun 2016 3. Penulis a. Nama Lengkap

: Agus Nugroho, S.Pd.

b. NIP

: 19800810 200604 1 006

c. Jabatan

: Guru Mata pelajaran Fisika & Prakarya

d. Instansi

: SMA Negeri 3 Salatiga

e. Alamat Sekolah

: Jalan Kartini 34 Salatiga 50711

f. E – mail

: [email protected]

g. No. Hand Phone

: 085 726 890 228

Menyatakan bahwa proposal yang berjudul “Aktivasi Budaya Meneliti Bagi Siswa Kelas X SMAN 3 Salatiga Mata Pelajaran Prakarya Melalui Ektrakurikuler Kelompok Ilmiah Remaja Berbasis Kolaborasi” tidak sedang dilombakan di tempat lain pada saat yang sama dan belum pernah menjuarai lomba sejenis. Dan disahkan oleh kepala SMA Negeri 3 Salatiga pada : Hari

: Kamis

Tanggal

: 22 September 2016 Salatiga, 22 September 2016

Mengetahui : Kepala Sekolah

Peserta Lomba

Yuliati Eko Atmojo, M.Pd NIP.19610728 198203 2 007

Agus Nugroho, S.Pd. NIP. 19800810200604 1 006 iii

Aktivasi Budaya Meneliti Bagi Siswa Kelas X SMAN 3 Salatiga Mata Pelajaran Prakarya Melalui Ektrakurikuler Kelompok Ilmiah Remaja Berbasis Kolaborasi Agus Nugroho Guru Fisika dan Prakarya , SMAN 3 Salatiga [email protected], Tahun 20016 ABSTRAK jika hari ini kita tanya pada generasi muda yang duduk di bangku sekolah menengah “apa yang akan kalian lakukan selepas lulus dari satuan pendidikan?”, maka jelaslah anakanak kita yang duduk di bangku SMK pasti akan menjawab “bekerja” sedangkan anak-anak yang duduk di bangku SMA akan menjawab “kuliah”, Tapi akankah selesai sampai disini permasalahan anak-anak SMA tersebut?, jelaslah tidak! Kondisi riil di SMA Negeri 3 Salatiga, sebagian besar siswa masih memiliki mindset pada pencapaian hasil belajar yang tertuang di dalam raport peserta didik, sebagaimana juga tuntutan orang tua, barangkali tidak akan jauh berbeda dengan siswa di sekolah-sekolah yang lain. Dan itu terjadi sampai mereka menjadi sarjana. Rata-rata siswa SMA minim dengan kompetensi dan pengalaman nyata karena mereka hanya besar di dalam sebuah ruang yang disebut kelas. Fasilitasi pembentukan kreativitas dan pengalaman empiris memang jarang terjadi. Ini menjadi bukti pada skup yang lebih besar ketika Indonesia senantisa menjadi juara umum olimpiade baik di kancah regional dan internasional tapi toh kenyataannya kita tertinggal jauh dengan Negara semacam Malaysia dan Vietnam dalam hal kemajuan riset dan teknologi. Program Aktivasi Budaya Meneliti Bagi Siswa Kelas X SMAN 3 Salatiga Melalui Mata Pelajaran Prakarya Melalui Kelompok Ilmiah Remaja Berbasis Kolaborasi diharapkan menjadi salah satu program rintisan dan percontohan pembentukan karakter bangsa melalui bidang penelitian/invensi. Tujuan pelaksanaan program ini, secara umum untuk memotivasi keaktifan peserta didik SMA Negeri 3 Salatiga dalam bidang penelitian/invensi sebagai sebuah budaya dengan sistem kolaborasi dalam rangka pembentukan karakter bangsa. Adapun tujuan khusus program ini adalah mestimulasi dan mengaktivasi budaya meneliti oleh siswa X SMA Negeri 3 Salatiga, pembentukan karakter peserta didik sebagai peneliti, penulis dan enterpreuner yang beretika ilmiah dan peningkatan prestasi akademik dan pengalaman empiris melalui berbagai event dan kompetisi. Implementasi pendidikan karakter bangsa aktivasi budaya meneliti dilakukan secara klasikal melalui tahapan sosialisasi, motivasi dan pemberian materi metodologi penelitian, stimulasi ke siswa, simulasi, eksplorasi Inquiry oleh siswa, penguatan oleh guru sejawat atau akademisi, dan refleksi/umpan balik yang dilakukan antara guru dengan siswa. Sedangkan secara lembaga dilakukan dengan tahapan kolaborasi program melalui ekstrakurikuler Kelompok Ilmiah Remaja (KIR), mentoring/pendampingan tutorial teman sebaya berdasarkan senioritas, penguatan lanjutan oleh alumni dan desiminasi hasil kegiatan bersama teman sejawat guru-guru SMAN 3 Salatiga. Dari pelaksanaan Program Aktivasi Budaya Meneliti dapat ditarik kesimpulan bahwa telah memberikan rangsangan tersendiri bagi siswa SMA Negeri 3 Salatiga untuk melakukan penelitian/invensi hingga dihasilkan karya nyata, memberikan pembiasaan pembentukan karakter siswa sebagai peneliti, penulis dan enterpreauner yang beretika ilmiah dengan banyak nilai moral yang terkandung didalamnya dan peningkatan prestasi akademik dan pengalaman empiris siswa melalui berbagai event dan kompetisi. Kata Kunci : Karakter, Budaya, Penelitian/Invensi, Kolaborasi

iv

KATA PENGANTAR

Segenap puji syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas segala rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Pelaksanaan Program Pendidikan Karakter Bangsa yang berjudul ”Aktivasi Budaya Meneliti Bagi Siswa Kelas X SMAN 3 Salatiga Mata Pelajaran Prakarya Melalui Kelompok Ilmiah Remaja Berbasis Kolaborasi”, dalam rangka mengikuti Lomba Inovasi Pendidikan Karakter Bangsa Tingkat Nasional Nasional Tahun 2016 tepat pada waktunya. Dalam

penulisan laporan pelaksanaan program ini, penulis mengucapkan terima

kasih yang tak terhingga kepada pihak – pihak yang telah membantu dan mendukung terselesaikannya laporan ini, khususnya kepada: 1.

Dra Yuliati Eko Atmojo, M.Pd. selaku kepala SMA Negeri 3 Salatiga yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan implementasi program di sekolah.

2.

Mbak Inti, Weeks, Pak Ajar, Pak Bashori dan Pak Riya, temen-temen sejawat yang senantiasa mendukung penulis dalam berkarya.

3.

Anti, Khansa, Mita, Maris, David, Jefri dan anak-anak KIR Smantisa yang senantiasa membantu dan mendukung penulis untuk senantiasa bekerja keras.

4.

My inspirasi si kucrit Karin, Kakak Kiran, dan Istriku tercinta Nia, kalian memang luar biasa dalam menyemangati ayah untuk terus berkarya

5.

Orang tua, keluarga dan teman-teman yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, terima kasih untuk kalian semua.. Kesempurnaan hanyalah milik Allah semata, demikian juga karya tulis ini yang masih

jauh dari sempurna dan segenap kekurangan berasal dari penulis. Untuk itu kritik dan saran sangat penulis harapkan agar menjadi masukan yang membangun bagi karya-karya di masa mendatang.

Salatiga, September 2016 Pelaksana Program

v

DAFTAR ISI

HALAMAN MUKA .....................................................................................................

i

HALAMAN PERNYATAAN .....................................................................................

ii

HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................................... iii ABSTRAK .....................................................................................................................

iv

KATA PENGANTAR ...................................................................................................

v

DAFTAR ISI..................................................................................................................

vi

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................................... viii DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................. viii BAB I PENDAHULUAN A. Identifikasi Masalah..........................................................................................

1

B. Rumusan Masalah.............................................................................................

4

C. Tujuan Program ................................................................................................

5

D. Manfaat Program ..............................................................................................

5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Berpikir .............................................................................................

6

B. Pengaruh Konsep pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, dan Menyenangkan bagi Siswa .........................................................................................................

7

C. Pentingnya Pendidikan Karakter di Sekolah ................................................... 10 BAB III METODEPELAKSANAAN PROGRAM A. Populasi dan Sampel ......................................................................................... 12 B. Setting Pelaksanaan Program .......................................................................... 12 C. Sumber Daya Pendukung ................................................................................. 12 D. Prosedur Pelaksanaan Program......................................................................... 13 E. Peta Konsep Pelaksanaan Program ................................................................... 14 BAB IV IMPLEMENTASI DAN PEMBAHASAN A. Inovasi Pendidikan Karakter Bangsa Aktivasi Budaya Meneliti ..................... 15 B. Konsep Pendidikan Karakter Bangsa Aktivasi Budaya Meneliti ..................... 16 C. Implementasi Pendidikan Karakter Bangsa Aktivasi Budaya Meneliti di Kelas ................................................................................................................ 17 D. Implementasi Pendidikan Karakter Bangsa Aktivasi Budaya Meneliti di Sekolah ............................................................................................................ 19

vi

E. Luaran yang Diharapkan dari Pelaksanaan Program ........................................ 21 F. Kendala dan Faktor Pendukung Pelaksanaan Program ................................... 21 G. Alternatif Pengembangan Program Pendidikan Bangsa Aktivasi Budaya Meneliti ............................................................................................................ 22 BAB V PENUTUP Kesimpulan dan Rekomendasi .................................................................................. 23 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 24 LAMPIRAN-LAMPIRAN ........................................................................................... 25

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Stimulasi budaya meneliti di kalangan siswa SMAN 3 Salatiga ..................

3

Gambar 2. Kolaborasi dengan Perguruan Tinggi dalam pembimbingan siswa SMAN 3 Salatiga .....................................................................................................

4

Gambar 3. Contoh pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa ................................

9

Gambar 4. Tahap Sosialisasi Program ............................................................................ 17 Gambar 5. Tahap Motivasi Program .............................................................................. 17 Gambar 6,7. Tahap Stimulasi Program ........................................................................... 18 Gambar 8,9. Simulasi Program ....................................................................................... 18 Gambar 10. Tahap Eksplorasi/Inquiry ............................................................................ 18 Gambar 11. Tahap Penguatan Program .......................................................................... 19 Gambar 12. Tahap Refleksi/Umpan Balik ..................................................................... 19 Gambar 13. Kolaborasi Pelaksanaan Program................................................................ 19 Gambar 14. Mentoring/Pendampingan .......................................................................... 20 Gambar 15. Penguatan Lanjutan .................................................................................... 20 Gambar 16. Desiminasi Program di Sekolah ................................................................. 20 Gambar 17. Beberapa karakter yang diperoleh melalui aktivasi budaya meneliti ........ 21

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Biodata Peserta Pelaksana Program .......................................................... 25 Lampiran 2. Rencana Tindak Lanjut Inovasi Pendidikan Karakter Bangsa .................. 27 Lampiran 3. Materi Sosialisasi dan Motivasi Pelaksanaan Program ............................. 30 Lampiran 4. Administrasi Pelaksanaan Program ............................................................ 31 Lampiran 5. Dokumentasi Kegiatan siswa dan Desiminasi Pelaksanaan Program ........ 32 Lampiran 6. Dokumentasi Prestasi KIR SMAN 3 Salatiga ............................................ 33

viii

BAB I PENDAHULUAN

A. Identifikasi Masalah Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang masih minim menjadi salah satu persoalan Indonesia. Pemerintah dinilai belum memberikan perhatian serius terhadap penelitian dan Iptek. "Perkembangan Iptek di kita masih belum bisa disejajarkan dengan negara-negara lain. Sementara negara maju sudah membuktikan bahwa kemajuan mereka ditopang pengembangan Iptek," kata Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Iskandar Zulkarnain saat membuka seminar nasional ke-26 Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI) di Jakarta, Rabu (27/8/2015). Menurut Iskandar, ada tiga indikator yang menunjukan posisi Indonesia dalam pengembangan Iptek. Jika dilihat dari jumlah peneliti per satu juta penduduk, Indonesia masih jauh tertinggal dengan negara lainnya. Iskandar lantas membandingkan jumlah peneliti Indonesia dengan India, Brasil, Rusia, Tiongkok, dan Korea. Saat ini, menurut dia, jumlah peneliti Indonesia hanya 90 peneliti per satu juta penduduk. Sementara itu, jumlah peneliti Brasil mencapai 700 orang per 1 juta penduduk. Rusia 3000 peneliti per 1 juta penduduk, India 160 peneliti per 1 juta penduduk, Korea 5.900 peneliti per 1 juta penduduk, dan Tiongkok 1020 peneliti per 1 juta penduduk."Malaysia mendekati 2 persen, China di atas 2 persen, Amerika Serikat mendekati 3 persen, Israel itu 4 persen dari PDB-nya. Kita, 0,1 persen saja belum sampai," papar Iskandar. Iskandar mengakui, minimnya jumlah peneliti di Indonesia dikarenakan dunia penelitian yang kurang menarik. Saat ini, Perguruan Tinggi di Indonesia masih mengedepankan sistem pembelajaran bukannya penelitian. Akibatnya banyak sekali penelitian di perguruan tinggi yang hanya sebagai syarat kelulusan dan berakhir di perpustakaan sebagai jurnal ilmiah. Menurut Iskandar, untuk membuktikan kemajuan dan kemakmuran bangsa salah satunya adalah jumlah peneliti serta jumlah lembaga riset yang ada di suatu negara. Iskandar juga melihat fenomena peneliti yang lebih memilih bekerja di luar negeri. Dia menyatakan banyaknya peneliti Indonesia yang lebih memilih menjadi peneliti di luar negeri dikarenakan fasilitas dan pembiayaan penelitian di Indonesia masih sangat terbatas. Kecilnya perhatian pemerintah terhadap peneliti Indonesia menjadikan peneliti 1

hebat asal Indonesia bekerja di luar negeri dan mengembangkan penelitian di negara lain. Minimnya fasilitas ilmu pengetahuan dan teknologi menjadikan lambatnya perkembangan iptek di Indonesia. Walaupun, sumberdaya peneliti asal Indonesia banyak yang berpotensi. (sumber:http://nasional.

kompas.com/read/2015/08/27/10335481/

Ini.Perbandingan.

Jumlah.Peneliti.Indonesia.dengan.Negara.Lain) Hal Senada juga disampaikan oleh Menteri Ristek dan Dikti, Mohamad Nasir. Nasir mengatakan melalui Indonesia Mencari Doktor juga menjadi upaya untuk menaikkan angka peneliti, termasuk melalui kerja sama dengan peneliti yang memiliki pengalaman riset internasional. Diakui, Jumlah peneliti yang ada di Indonesia masih tertinggal jauh dengan negara berkembang lain di Asia. Contohnya saja India yang sudah memiliki perbandingan 140 per satu juta penduduk. Dengan total penduduk India yang telah mencapai satu miliar lebih, praktis jumlah riil peneliti di negara itu pasti jauh lebih banyak jika dibandingkan dengan Indonesia. Sedangkan di negara Asia lainnya, seperti Jepang memiliki 5000 per satu juta penduduk. Korea Selatan, 5500 per sejuta penduduk, sedangkan Israel yang merupakan negara dengan jumlah periset terbanyak memiliki 6500 peneliti per sejuta penduduk. (sumber : Business News, edisi 4 Januari 2015. Hal: 12) Uraian di atas menjadi tantangan tersendiri bagi pembentukan karakter bangsa khususnya generasi muda di masa mendatang di bidang penelitian dan pengembangan karya. Coba jika hari ini kita tanya pada generasi muda yang duduk di bangku sekolah menengah “apa yang akan kalian lakukan selepas lulus dari satuan pendidikan?”, maka jelaslah anak-anak kita yang duduk di bangku SMK pasti akan menjawab “bekerja” sedangkan anak-anak yang duduk di bangku SMA akan menjawab “kuliah”, Tapi akankah selesai sampai disini permasalahan anak-anak SMA tersebut?, jelaslah tidak! Perkuliahan menuntut adanya tiga hal yang biasa di sebut dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu Akademik, Penelitian dan Pengabdian Masyarakat. Kondisi saat ini yang terjadi pada anak-anak SMA mereka adalah anak-anak yang terdidik hanya secara akademik tertuang dalam pencapaian nilai-nilai mata pelajaran, dimana ilmu yang mereka serap di akhir masa studi hanya berkisar 10% dengan model pembelajaran yang relatif konvensional pada penyelesaian materi pelajaran. Kurikulum 2013 sebenarnya telah menjadi kesadaran bersama untuk berubah dan menjadi jembatan tersendiri bagi generasi muda untuk berubah dalam pembentukan karakter. Penekanan tingkat berpikir sampai pada tingkatan metakognitif yang sistematis dan ilmiah barangkali akan terasa lebih dari 10 tahun yang akan datang untuk sebuah 2

perubahan revolusi mental karakter bangsa, namun demikian tidak akan berimbas lebih pada anak-anak yang ada saat ini, karena 5-6 tahun kedepan anak-anak ini menjadi generasi pekerja. Regenerasi bukan dipersiapkan ketika anak-anak SMA sudah berada di perkuliahan, dimana mereka akan dituntut smart dalam bidang akademik, memiliki budaya meneliti hanya ketika menyelesaikan tugas akhir yang menjadi momok hampir seluruh mahasiswa di Perguruan Tinggi, dan kompetensi sosial pengabdian masyarakat pada program semacam KKN. Itu menjadi sesuatu yang barangkali sudah terlambat, maka perlu adanya terobosan sejak dini bagi anak-anak yang duduk di bangku Sekolah Menengah Atas.

Gambar 1. Stimulasi budaya meneliti di kalangan siswa SMAN 3 Salatiga

Kondisi riil di SMA Negeri 3 Salatiga, sebagian besar siswa masih memiliki mindset pada pencapaian hasil belajar yang tertuang di dalam raport peserta didik, sebagaimana juga tuntutan orang tua, barangkali tidak akan jauh berbeda dengan siswa di sekolah-sekolah yang lain. Dan itu terjadi sampai mereka menjadi sarjana. Rata-rata siswa SMA minim dengan kompetensi dan pengalaman nyata karena mereka hanya besar di dalam sebuah ruang yang disebut kelas. Fasilitasi pembentukan kreativitas dan pengalaman empiris memang jarang terjadi. Ini menjadi bukti pada skup yang lebih besar ketika Indonesia senantisa menjadi juara umum olimpiade baik di kancah regional dan internasional tapi toh kenyataannya kita tertinggal jauh dengan Negara semacam Malaysia dan Vietnam dalam hal kemajuan riset dan teknologi. Program Aktivasi Budaya Meneliti Bagi Siswa Kelas X SMAN 3 Salatiga Melalui Mata Pelajaran Prakarya Melalui Kelompok Ilmiah Remaja Berbasis Kolaborasi diharapkan menjadi salah satu program rintisan dan percontohan pembentukan karakter bangsa melalui bidang penelitian dan pengembangan. Selama ini pembimbingan KIR di SMA Negeri 3 Salatiga telah berjalan dengan baik, terbukti dengan prestasi yang diraih siswa pada Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia (OPSI) tahun 2015 dan lomba-lomba 3

Karya Ilmiah lainnya namun belum terintegrasi pada mata pelajaran dalam kegiatan intrakurikuler. Sebagaimana yang terjadi selama ini pada siswa yang tergabung di ekstra Kelompok Ilmiah Remaja dalam pembentukan karakter adalah terciptanya budaya meneliti, tumbuhnya kreativitas dengan munculnya berbagai produk karya, soliditas dan solidaritas antar sesama, jaringan komunikasi dengan siswa lain di luar sekolah, jiwa enterprenuership yang tinggi dan lain sebagainya. Aktivasi yang dimaksud dalam program ini adalah pengaktifan seluruh komponen dengan motivasi yang tinggi untuk terciptanya keseluruhan sistem berpikir, nilai, moral, norma dan keyakinan peserta didik siswa SMA Negeri 3 Salatiga khususnya kelas X pada bidang penelitian dan pengembangan melalui kerjasama dengan membangun kolaborasi antar semua komponen siswa, sekolah, orang tua, dan lembaga terkait berdasarkan kompetensi yang dimiliki.

Gambar 2. Kolaborasi dengan Perguruan Tinggi dalam pembimbingan siswa SMAN 3 Salatiga

B. Rumusan Masalah Rumusan masalah yang diangkat dalam pelaksanaan program pendidikan karakter bangsa ini adalah : 1. Bagaimana cara mestimulasi dan mengaktifasi budaya meneliti bagi siswa kelas X SMA Negeri 3 Salatiga melalui mata pelajaran Prakarya? 2. Bagaimana Efektivitas pelaksanaan program terhadap pembentukan karakter siswa SMA Negeri 3 Salatiga yang beretika ilmiah 3. Bagaimana cara mendorong siswa untuk untuk menghasilkan karya sehingga bisa digunakan untuk peningkatan prestasi siswa?

4

C. Tujuan Program Tujuan pelaksanaan program ini, secara umum untuk memotivasi keaktifan peserta didik SMA Negeri 3 Salatiga dalam bidang penelitian sebagai sebuah budaya dengan sistem kolaborasidalam rangka pembentukan karakter bangsa. Adapun tujuan khusus program ini adalah : 1.

Mestimulasi dan mengaktivasi budaya meneliti oleh siswa kelas X SMA Negeri 3 Salatiga hingga dihasilkan karya nyata (Laporan penelitian/produk hasil penelitian).

2.

Pembentukan karakter peserta didik sebagai peneliti, penulis dan entertrainer yang beretika ilmiah

3.

Peningkatan prestasi akademik dan pengalaman empiris melalui berbagai event dan kompetisi lomba baik yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun non pemerintah

D. Manfaat Program Manfaat pelaksanaan program ini, secara umum adalah peningkatan semangat dan kreativitas peserta didik SMA Negeri 3 Salatiga dalam bidang penelitian yang telah membudaya sebagai sebuah karakter. Adapun manfaat khusus program ini adalah : 1. Peningkatan hasil penelitian yang dilakukan oleh siswa SMA Negeri 3 Salatiga dalam bentuk karya nyata. 2. Terbentuknya karakter peserta didik sebagai peneliti, penulis dan entertainer yang beretika ilmiah sehingga menjadi cirri khusus pembentukan karakter di SMAN 3 Salatiga 3. Peningkatan prestasi akademik peserta didik SMA Negeri 3 Salatiga di segala even dan kompetisi Lomba Karya Ilmiah Remaja tingkat Kota, Provinsi dan Nasional

5

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Berpikir a. Undang-Undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 1. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,bangsa dan negara. b. Peraturan Pemerintah No.19 Tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 19 1. Proses Pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif,

menyenangkan,

menantang,

memotivasi

Peserta

Didik

untuk

berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis Peserta Didik. c. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 59 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah Pasal 3 1. Struktur Kurikulum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (2) huruf b merupakan pengorganisasian Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, muatan pembelajaran, mata pelajaran, dan beban belajar. 2. Kompetensi Inti pada Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan tingkat kemampuan untuk mencapai Standar Kompetensi Lulusan yang harus dimiliki seorang peserta didik Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah pada setiap tingkat kelas. 3. Kompetensi Inti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas: a. Kompetensi Inti sikap spiritual; b. Kompetensi Inti sikap sosial; c. Kompetensi Inti pengetahuan; dan d. Kompetensi Inti keterampilan.

6

d. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 62 Tahun 2014 tentang Kegiatan Ekstrakurikuler pada Pendidikan Dasar dan Menengah Pasal 1 1. Kegiatan Ekstrakurikuler adalah kegiatan kurikuler yang dilakukan oleh peserta didik di luar jam belajar kegiatan intrakurikuler dan kegiatan kokurikuler, di bawah bimbingan dan pengawasan satuan pendidikan. Pasal 4 1. Pengembangan berbagai bentuk Kegiatan Ekstrakurikuler Pilihan dilakukan dengan mengacu pada prinsip: a. partisipasi aktif; dan b. menyenangkan. 2. Pengembangan berbagai bentuk Kegiatan Ekstrakurikuler Pilihan dilakukan melalui tahapan: a. identifikasi kebutuhan, potensi, dan minat peserta didik; b. analisis sumber daya yang diperlukan untuk penyelenggaraannya; c. pemenuhan kebutuhan sumber daya sesuai pilihan peserta didik atau menyalurkannya ke satuan pendidikan atau lembaga lainnya; d. penyusunan program Kegiatan Ekstrakurikuler; dan e. penetapan bentuk kegiatan yang diselenggarakan;

B. Pengaruh

Konsep

Pembelajaran

Aktif,

Inovatif,

Kreatif,

Efektif,

dan

Menyenangkan bagi Siswa Salah satu faktor penyebab ketidakmampuan siswa dalam menyerap pelajaran yang diberikan oleh guru bermula dari pembelajaran yang kurang menarik dan membosankan. Sebagai akibatnya siswa menjadi malas dan tidak tertarik dengan materi yang diajarakan. Kesan yang selama ini terjadi bahwa siswa sering menjadi objek yang dipersalahkan ketika tidak mampu menyerap pelajaran. Padahal bisa jadi itu bermula dari pembelajaran yang tidak menarik dan membosankan. Andi Wira Gunawan dalam buku “Genius Learning Strategy” mengatakan “sesungguhnya tidak ada mata pelajaran yang membosankan, yang ada adalah guru yang membosankan, suasana belajar yang membosankan”. Hal ini terjadi karena proses belajar yang monoton dan berulang tanpa variasi. Proses belajar merupakan proses penyampaian informasi

satu

arah,

siswa

terkesan

pasif

menerima

materi

pelajaran

(http/www.hendryrisjawan.com). 7

Dalam konteks pembelajaran menyenangkan,

siswa lebih diarahkan untuk

memilikimotivasi tinggi dalam belajar dengan menciptakan situasi yang menyenangkan dan

mengembirakan.Menurut

Mulyasa,

pembelajaran

menyenangkan

(joyfull

instruction) merupakan suatu proses pembelajaran yang didalamnya terdapat suatu kohesi yang kuat antara guru dan siswa, tanpa ada perasaan terpaksa atau tertekan. Pembelajaran menyenangkan adalah adanya pola hubungan baik antara guru dengan siswa dalam proses pembelajaran. Guru memosisikan diri sebagai mitra belajar siswa, bahkan dalam hal tertentu tidak menutup kemungkinan guru belajar dari siswanya. Dalam hal ini perlu diciptakan suasana yang demokratis dan tidak ada beban, baik guru maupun siswa dalam melakukan proses pembelajaran. (Rusman, : 2011, hal:326) Pembelajaran dikatakan menyenangkan apabila di dalamnya terdapat suasana yang rileks, bebas dari tekanan, aman, menarik, bangkitnya minat belajar, adanya keterlibatan penuh, perhatian peserta didik tercurah, lingkungan belajar yang menarik, bersemangat, perasaan gembira, konsentrasi tinggi. Sementara sebaliknya pembelajaran menjadi tidak menyenangkan apabila suasana tertekan, perasaan terancam, perasaan menakutkan, merasa tidak berdaya, tidak bersemangat, malas/tidak berminat, jenuh/bosan,

suasana

pembelajaran

monoton,

pembelajaran

tidak

menarik

siswa.(Indrawatidan Wawan Setiawan : 2009, hal:24) Dalam rangka menciptakan pembelajaran yang menyenangkan, beberapa hal yang harus dilakukan oleh guru antara lain : 1. Menyapa siswa dengan ramah dan bersemangat. Menciptakan awal yang berkesan adalah penting karena akan mempengaruhi proses selanjutnya. Jika awalnya baik, menarik, dan memikat, maka proses pembelajaran akan lebih hidup dan menggairahkan. Oleh karena itu selalu awali kegiatan pembelajaran dengan memberikan sapaan hangat kepada siswa, misalnya “anak-anak senang bertemu kalian hari ini, kalian adalah anak-anak bapak atau/ibu yang hebat”. Karena sapaan hangat dan raut wajah cerah memantulkan energi positif yang dapat mempegaruhi semangat para siswa. Kita dapat bayangkan jika seorang guru ketika memulai pembelajaran dengan raut muka ruwet, tidak senyum, penampilan kusut, tentu saja suasana kelas menjadi menegangkan dan menakutkan. 2. Menciptakan suasana rileks Ciptakanlah lingkungan yang rileks, yaitu dengan menciptakan lingkungan yang nyaman. Oleh karena itu aturlah posisi tempat duduk secara berkala sesuai 8

keinginan siswa. Bisa memakai format U, lingkaran, Cevron, dan lain-lain. Selain itu, ciptakanlah suasana kelas dimana siswa tidak takut melakukan kesalahan. Untuk menanamkan keberanian kepada siswa dalam mengemukakan pendapat atau menjawab pertanyaan, katakan kepada siswa jika jawabannya salah katakan “KAN LAGI BELAJAR”. Karena sedang belajar, maka kesalahan adalah suatu yang lumrah dan tidak berdosa. 3. Memotivasi siswa Motivasi adalah sebuah konsep utama dalam banyak teori pembelajaran. Motivasi ini sangatlah dikaitkan dengan dorongan, perhatian, kecemasan, dan umpan balik/penguatan.Adanya dorongan dalam diri individu untuk belajar bukan hanya tumbuh dari dirinya secara langsung, tetapi bisa saja karena rangsangan dari luar, misalnya berupa stimulus model pembelajaran yang menarik memungkinkan respon yang baik dari diri peserta didik yang akan belajar. Respon yang baik tersebut, akan berubah menjadi sebuah motivasi yang tumbuh dalam dirinya, sehingga ia merasa terdorong untuk mengikuti proses pembelajaran dengan penuh perhatian dan antusias.Apabila dalam diri peserta didik telah tumbuh respon, hingga termotivasi untuk belajar, maka tujuan belajar akan lebih mudah dicapai. Peserta didik yang antusias dalam proses pembelajaran memiliki kecenderungan berhasil lebih besar dibanding

mereka

yang

mengikuti

proses

dengan

terpaksa

atau

asal-

asalan.Kebanyakan pendidik mengajar hanya untuk mengejar target tanpa memperdulikan pemahaman peserta didik. Padahal belajar adalah suatu bentuk aktivitas manusia yang memerlukan adanya motivasi untuk mencapai tujuan. Semakin tinggi motivasi yang didapat siswa maka semakin tinggi pula keberhasilan yang akan dicapai.

Gambar 3. Contoh pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa

9

Pembelajaran yang saat ini mulaibanyak diadopsi adalah pembelajaran dengan konsep PAIKEM yang memiliki 5 konsep yaitu Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan. kelima konsep ini yang harus ada dalam sebuah metode pembelajaran, agar pembelajaran yang dihasilkan oleh guru memiliki kualitas dan kuantitas yang sangat kompeten, jika seorang guru mampu menerapkan kelima konsep ini kedalam sebuah metode pembelajaran maka dapat dipastikan hasil yang akan didapatkan dari proses pembelajaran akan maksimal dan sesuai dengan yang sudah direncanakan.

C. Pentingnya Pendidikan Karakter di Sekolah “Pendidikan karakter adalah perihal menjadi sekolah karakter, tempat terbaik untuk menanamkan karakter “ Thomas Lickona Apa itu karakter? Menurut kamus Besar Bahasa Indonesia istilah karakter berarti sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari orang lain; tabiat; watak. Secara konseptual karakter adalah sekumpulan kondisi rohaniah pada diri kita yang sudah teranugrahi (takdir), sedangkan secara faktual diartikan sebagai tingkat kekuatan atau ketangguhan seseorang dalam upaya mengatasi kondisi rohaniah yang sudah ditakdirkan. Ia merupakan proses yang dikehendaki seseorang untuk menyempurnakan kemanusiaannya. Pendidikan karakter adalah upaya yang dilakukan dengan sengaja untuk mengembangkan karakter yang baik berlandaskan kebajikan-kebajikan inti yang secara objektif baik bagi individu maupun masyarakat. Dalam paradigm lama, keluarga merupakan tempat terbaik bagi anak-anak untuk mengenal dan mempraktikan berbagai kebajiakn terutama melalui suri tauladan. Akan tetapi proses modernisasi membuat keluarga banyak mengalami perubahan, singkat kata keluarga bukan merupakan satusatunya tempat terbaik dalam pembentukan karakter. Untuk itulah amat baik jika sekolah melaksanakan pendidikan karakter, bahkan menjadi tempat terbaik bagi anak bangsa untuk mendapatkan pendidikan karakter. Sekolah merupakan pencetak generasi muda yang handal di masa mendatang. Sekarang kondisi moral generasi muda sangat memprihatinkn dari banyaknya penyimpangan, maka, jelas rasanya kalau kini banyak orang menginginkan sekolah menjadi tempat terbaik sebagai pelaku pendidikan karakter. Sehingga ke depan kesejahteraan bangsa menjadi lebih stabil dan merata. Kesejahteraansebuah bangsa bermula dari karakter kuat warga negaranya. Katakata itu diucapkan Marcus Tulius Cicero (106-43 SM) Cendikiawan Republik Roma 10

untuk mengingatkan semua warga kekaisaran Roma mengenai manfaat praktis kebajikan dalam kehidupan nyata. Sejarah peradaban di seluruh dunia membuktikan kebenaran ungkapan itu. Kita ketahui, bangsa-bangsa yang memiliki karakter tangguh lazimnya tumbuh berkembang semakin maju dan sejahtera. Contoh India, Cina, Brasil dan Rusia, sebaliknya bangsa-bangsa yang lemah karakter umumnya justru kian terpuruk. Sejarawan ternama Arnold Tonybee mengungkapkan “ Dari dua puluh satu peradaban di dunia yang dapat dicatat sembilan belas hancur bukan karena penaklukan dari luar, melainkan karena pembusukan moral dari dalam alias karena lemahnya karakter. Para genius pendiri Negara bangsa Indonesia pun amat menyadari hal itu. Perhatikanlah syair lagu Indonesia Raya. Di dalam lirik lagu tersebut terlebih dahulu ditandaskan perintah “Bangunlah jiwanya” baru kemudian “Bangunlah badannya”. Dari syair tersebut tersirat membangun karakter mesti lebih diperhatikan daripada sekedar membangun hal-hal fisik semata. Berita utama harian Kompas pernah mengungkapkan kondisi kekinian kehidupan kita, berikut petikannya : “Kerusakan moral bangsa sudah dalam tahap mencemaskan karena terjadi di hamper semua lini, baik birokrasi pemerintahan, aparat penegak hokum, maupun masyarakat umum. Jika kondisi ini dibiarkan Negara bisa menuju kepada kehancuran….”.(Saptono : 2011) Karena itu, kinilah saatnya pendidikan karakter harus dibangun secara sungguhsungguh. Untuk itu seluruh sekolah di republic ini harus bersama-sama menjadikan dirinya sebagai tempat terbaik untuk menumbuhkembangkan karakter para siswanya

11

BAB III METODE PELAKSANAAN PROGRAM

A. Populasi dan Sampel Program Pendidikan Karakter Bangsa ini dilaksanakan dengan mengambil populasi siswa kelas X SMA Negeri 3 Salatiga dengan mengambil sampel siswa kelas X.MIPA4 dan siswa anggota Kelompok Ilmiah Remaja (KIR) SMA Negeri 3 Salatiga sebagai kelompok sasaran program

B. Setting Pelaksanaan Program 1. Waktu pelaksanaan program Program Pendidikan Karakter Bangsa ini dilaksanakan mulai bulan Juli 2016 sampai dengan September 2016 pada jam pelajaran prakarya hari Senin jam ke 2-3 di kelas X.MIPA4, Kamis Jam 1-2 di X.IPS1, Kamis jam ke 7-8 jam di X.IPS2, Jumat jam ke 3-4 di X.MIPA5, Jumat jam ke 5-6 di X.MIPA6 dan pada ekstrakurikuler Kelompok Ilmiah Remaja (KIR) setiap hari Kamis pukul 15.00 sampai dengan selesai 2. Tempat pelaksanaan program Program Pendidikan Karakter Bangsa ini dilaksanakan bertempat : 1. Ruang Kelas SMA Negeri 3 Salatiga Jl. Kartini No.34 Salatiga 2. Laboratorium Fisika dan Biologi SMA Negeri 3 Salatiga Jl. Kartini No.34 Salatiga 3. Laboratorium Komputer SMA Negeri 3 Salatiga Jl. Kartini No.34 Salatiga 4. Ruang Multimedia SMA Negeri 3 Salatiga Jl. Kartini No.34 Salatiga 5. Lingkungan SMA Negeri 3 Salatiga Jl. Kartini No.34 Salatiga 6. Rumah Pelaksana Program, Kadipurwo RT.01 RW.06 Bener, Tengaran Kab. Semarang 3. Jadwal Kegiatan Terlampir di lampiran 2. Rencana Tindak Lanjut Pelaksanaan program

C. Sumber Daya Pendukung Faktor Internal : 1. Tersedianya laboratorium IPA (Biologi, Fisika dan Kimia) di SMA Negeri 3 Salatiga yang mendukung penelitian KIR. 2. Tersedianya laboratorium komputer yang tersambung internet yang mendukung penelitian KIR SMAN 3 Salatiga dengan Bandwicht 8 Mbps. 12

3. Tersedianya perpustakaan yang cukup lengkap dan memadahi untuk menunjang kegiatan KIR . 4. Ruang Kesekretariatan KIR SMA Negeri 3 Salatiga yang menunjang segala rutinitas kerja dan soliditas anggota KIR. 5. Ruang terbuka Hijau dengan luas lebih dari 5 Ha yang menunjang kenyamanan dalam belajar Faktor Eksternal : 1.

Telah terjalinnya kerja sama kolaborasi antara SMA Negeri 3 Salatiga dan Fakultas Sains dan Matematika Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) yang memiliki laboratorium Kimia, laboratorium Pangan, laboratorium lingkungan dan laboratorium biologi yang memudahkan siswa KIR SMA Negeri 3 Salatiga dalam menguji dan mengkarakterisasi sampel penelitian. Serta kerjasama pembimbingan antara dosendosen fakultas FSM UKSW dengan siswa SMA Negeri 3 Salatiga

2.

Perpustakaan Daerah Kota Salatiga yang cukup lengkap dan memadahi untuk menunjang kegiatan KIR bagi siswa SMA Negeri 3 Salatiga.

3.

Kemudahan SKPD di pemerintahan kota Salatiga dalam membantu peserta didik memperoleh data-data penelitian

E. Prosedur Pelaksanaan Program Pelaksanaan program pendidikan karakter bangsa dilaksanakan dengan uraian sebagai berikut : 1. Pembuatan proposal pendidikan karakter bangsa. 2. Bimbingan teknis penyusunan Rencana Tindak Lanjut (RTL) yang diselenggarakan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia pada tanggal

7-9

Agustus 2016 bertempat di UNY Hotel Yogyakarta. 3. Implementasi pelaksanaan Program pendidikan karakter bangsa di sekolah yang terintegrasi pada mata pelajaran Prakarya 4. Sosialisasi pada kelas yang terdapat mata pelajaran prakarya dan sosialisasi di lingkungan teman sejawat melalui media sosial (Grup WA Humas SMA Negeri 3 Salatiga) 5. Motivasi dan materi metodologi penelitian kepada seluruh siswa kelas X dan siswa anggota ekstrakurikuler KIR akan manfaat penting menjadi peneliti/penemu dan karakter apa saja yang bisa didapat melalui kegiatan tersebut. 6. Memberikan rangsangan/stimulus kepada siswa untuk mengeluti bidang penelitian 13

7. Memberikan simulasi beberapa topik yang bisa diteliti oleh siswa dengan segala keunggulannya baik skala laboratorium maupun skala lapangan 8. Siswa/kelompok siswa yang telah memiliki topik penelitian melakukan eksplorasi secara mandiri untuk menemukan jawaban dari rumusan masalah yang telah direncanakan 9. Mentoring dilakukan oleh siswa kelas XI dan XII yang telah lama menekuni bidang penelitian sehingga siswa kelas X lebih terbantu dalam melaksanakan programnya 10. Penguatan dilakukan oleh guru pengampu dengan mendatangkan guru lain teman sejawat, pakar penelitian dari universitas dan alumni siswa SMA N 3 Salatiga yang pernah berprestasi di bidang penelitian sampai ke tingkat nasional. 11. Desiminasi hasil implementasi program pendidikan karakter bangsa di kalangan guru SMA Negeri 3 Salatiga dan beberapa siswa di sekolah lain di luar kota Salatiga. 12. Refleksi/umpan balik tanggapan siswa mengenai program pendidikan karakter kebangsaan yang telah dilakukan. 13. Adopsi/Implementasi program pada tingkatan kelas yang lain atau sekolah yang lain.

F. Peta Konsep Pelaksanaan Program AKTIVASI BUDAYA MENELITI DI SMAN 3 SALATIGA

INTEGRASI MATA PELAJARAN PRAKARYA

KELOMPOK ILMIAH REMAJA PENGUATAN DAN MENTORING TEMAN SEBAYA

PROSES PELAKSANAAN PROGRAM 1. SOSIALISASI

5.

ALUMNI, KELAS XI DAN XII

2.

STIMULASI

3.

MOTIVASI

4.

SIMULASI

KEMITRAAN GURU MAPEL SERUMPUN/LAI NNYA

EKSPLORASI/INQUIRY 6.

MENTORING

7.

PENGUATAN

8.

DESIMINASI

9.

REFLEKSI/UMBAN BALIK

10.

ADOPSI/IMPLEMENTASI

PIHAK TERKAIT PEMERINTAH/S WASTA

ORANG TUA

HASIL AKHIR MINIMAL 10 KARAKTER : RELIGIUS, JUJUR, DISIPLIN, KERJA KERAS, KREATIF, MANDIRI, RASA INGIN TAHU, GEMAR MEMBACA, PEDULI SOSIAL, TANGGUNG JAWAB

14

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PEMBAHASAN

Para guru seringkali melupakan prinsip yang penting ini: bahwa beberapa informasi yang singkat lebih dapat dengan mudah diingat daripada pidato yang panjang. Perlu diingat bahwa ketika kita berharap dapat meningkatkan aspek tertentu dari perilaku siswa, sebaiknya membuat target kecil saja dalam waktu tertentu. Disadari atau tidak kita hanya bisa mengingat 20 % dari yang kita katakan. Hal itu disebabkan memori eksplisit yang umumnya digunakan khusus dalam pendidikan formal, yang berdasarkan pada bahasa, logika, dan rasionalitas hanya menyumbang 20% keberhasilan dari semua proses pembelajaran. Demikian menurut peneliti dari Amerika Bessel Van der Kolk (Danie Beaulieu : 2008). Hari ini kita melihat fenomena anak-anak didik kita di bangku SMA seperti sebuah robot yang mengalami rutinitas dari jam 06.00 pagi hingga hampir jam 06.00 sore untuk melakukan sebuah kegiatan yang dinamakan sekolah. Di paksa untuk menyantap menu 44-46 jam pelajaran belum lagi ektrakurikuler dalam rangkaian 5 hari kerja bagi pendidik. Sebuah aktivitas fisik yang melebihi rata-rata jam kerja buruh perusahaan garmen. Hari ini kita belum dapat merasakan kondisi emosional mereka yang tak terungkapkan. Kita menjadi orang tuayang

menuntut lebih pada anak-anak kita dalam capaian belajar. Kita mengajarkan

meanset yang salah pada diri mereka, ketakutan akan capaian angka yang harus mereka raih termasuk hingga akhir mereka studi “Ujian Nasional”. Hari ini kita mendidik mereka dalam penghafalan belajar bukan pengalaman belajar, hingga akhirnya kita sulit menemukan anakanak SMA yang kreatif dan berhasil guna Jadilah guru bukan karena kita sekedar sebagai

jembatan ilmu pengetahuan,

melainkan menjadi pendidik sebagai inspirasi dan suri tauladan bagi anak didik kita. Membuka ruang kreativitas yang dilandasi dengan kebajikan-kebajikan. Sehingga akhirnya sekolah bisa menjadi tempat terbaik dalam pembentukan karakter anak bangsa. A. Inovasi Pendidikan Karakter Bangsa Aktivasi Budaya Meneliti Sebagai seorang guru kita memiliki tugas memberikan pelayanan terbaik melalui pembelajaran aktif yang multi pengalaman empiris. Sebagaimana ketika kita kecil diceritakan dongeng oleh orang tua atau kakek nenek kita dan kita menginggatnya sampai sekarang. Sebagai seorang guru, harus selalu dapat mengerti bagaimana perasaan siswa manakala mereka harus duduk dan mendengarkan gurunya dalam waktu yang lama tanpa istirahat. Pembelajaran yang mempunyai makna dan terus diingat haruslah 15

melibatkan siswa secara aktif. Otak secara biologis telah deprogram untuk mengingat informasi yang memiliki muatan emosional yang kuat (wolfe : 2001, 88) Saat kita mempunyai perasaan apapun terhadap yang kita lakukan, ketika perasaan itu positif, kita akan cenderung menaruh perhatian dan terlibat aktif. Ketika kita bisa menerjemahkan hal-hal abstrak yang membuat kita penasaran menjadi sesuatu yang riil dan aplikatif maka kita cenderung akan lebih mengingatnya. Pengalamanpengalaman empiris inilah yang harus kita ajarkan ke siswa Dalam berbagai diklat kurikulum K-13, senantiasa dicantumkan materi spesifik pendidikan karakter bangsa yaitu kepramukaan dan literasi dengan berbagai Standar Kecakapan Umum (SKU). Kedua materi tersebut memang sangat dibutuhkan pada pembentukan karakter saat ini, baik untuk siswa SMK maupun siswa SMA, namun kiranya belum begitu mendukung untuk siswa SMA yang kedepannya diarahkan sebagai seorang pemikir/intelektual. Untuk itui dalam program pendidikan karakter kebangsaan ini, penulis berusaha mengembangkan inovasi pendidikan karakter bangsa dalam bentuk aktivasi budaya meneliti. Penulis sebagai seorang guru menyadari betul bahwasanya kreativitas dan daya nalar siswa SMA sangatlah minim.Hal itu tak lepas karena selama ini proses KBM di sekolah sebagian besar hanya menekankan pada ranah pengetahuan bukannya ketrampilan. Aktivasi budaya meneliti akan sangat membantu siswa SMA pada jenjang pendidikan berikutnya dan kehidupannya di masyarakat nanti. Sehingga kedepan kita bisa mendapati anak-anak bangsa sebagai seorang peneliti, penemu, creator dan entertrainer. Sebab kemajuan sebuah bangsa salah satunya bisa diukur dari berapa banyak peneliti yang kita punya.

B. Konsep Pendidikan Karakter Bangsa Aktivasi Budaya Meneliti Konsep Pendidikan Karakter Bangsa Aktivasi Budaya Meneliti pada prinsipnya adalah guru memberikan pemahaman kepada siswa bahwa siswa selain mengembangkan pengetahuannya juga harus mengembangkan bakat yang dimilikinya. Pemahaman ini diberikan melalui motivasi dan stimulasi dengan contoh-contoh riil soft skill atau ketrampilan apa yang bisa dilakukan sehingga menjadi lading penghidupannya di masa depan dengan berbagai inner beauty yang dimiliki. Kemudian

melalui

bimbingan

guru

dan

teman

sejawat,

siswa

mengimplentasikan ide-ide yang sudah ada dengan konsep berpikir ilmiah untuk menghasilkan suatu karya/produk dan menuliskannya dalam sebuah laporan penelitian. 16

Pada proses ini siswa dengan sendirinya akan mendapatkan pengalaman-pengalaman empiris yang mudah diingat, dan secara tidak sadar siswa akan mendapatkan karakterkarakter baik di dalam dirinya. Untuk memantapkan proses pembelajaran ini guru juga mendatangkan guru lain sebagai motivator akan potensi program aktivasi budaya meneliti, dan alumni siswa SMAN 3 Salatiga yang pernah menekuni bidang penelitian dan bisa meraih prestasi membanggakan hingga di tingkat nasional untuk berbagi pengalaman tentang apa yang diperoleh dengan menekuni bidang penelitian/invensi.

C. Implementasi Pendidikan Karakter Bangsa Aktivasi Budaya Meneliti di Kelas Implementasi pendidikan karakter bangsa aktivasi budaya meneliti di kelas X, khususnya yang dilaksanakan di kelas X.MIPA4 dibagi dalam beberapa kegiatan sebagai berikut : 1. Sosialisasi Program Guru

memberikan

sosialisasi

bahwa

akan

melaksanakan sebuah program pendidikan karakter bangsa dengan mengambil topik Aktivasi Budaya Meneliti bagi kelas X di mata pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan. Guru juga menyampaikan tujuan dan manfaat serta luaran yang diharapkan dari

Gambar 4. Tahap sosialisasi Program

program tersebut 2. Motivasi dan Metodologi Penelitian Guru memberikan motivasi kepada siswa tentang tentang tantangan jaman ke depan dan apa yang bisa dilakukan melalui penelitian, serta memberikan materi metode penelitian sehingga siswa mengetahui prosedur yang benar cara meneliti dan membuat

Gambar 5. Tahap Motivasi Program

laporan penelitian. Sehingga siswa terdorong untuk memulai melakukan penelitian/invensi 3. Stimulasi Program Guru

memberikan rangsangan/stimulus kepada

siswa untuk mengeluti bidang penelitian/invensi dengan jalan memberikan contoh-contoh riil apa yang telah dilakukan siswa SMA Negeri 3 Salatiga 17

di masa-masa terdahulu. Sebagai contoh Penderita penyakit asam urat di Indonesia termasuk tinggi, tidak semua orang mudah meminum obat, akhirnya ada ide membuat pangan fungsional berbahan baku rumput liar bandotan berbentuk kue yang bisa membantu dalam pengobatan asam urat, dan Gambar 6,7. Tahap Stimulasi Program ternyata karya ini mendapat penghargaan medali perak di OPSI Nasional Kemendikbud tahun 2015, dan beberapa contoh lainnya 4. Simulasi Program Sebelum simulasi guru membagi kelas ke dalam 7 kelompok penelitian yang terdiri dari 5 siswa setiap kelompoknya lengkap dengan agenda kegiatan siswa dan

7

topik

penelitian

meliputi

pengaruh

penggunaan daun dalam fermentasi, telur dengan berbagai citarasa, aplikasi energy magnet, TTG penetas

telur,

domestikasi

semut

rangrang,

eksplorasi satwa liar dan efektivitas smartphone dalam pembelajaran. Kemudian guru memberikan simulasi terhadap masing-masing topik hingga siswa

Gambar 8,9. Tahap Simulasi Program

paham apa yang harus dikerjakan 5. Eksplorasi/Inquiry Siswa/kelompok siswa yang telah memiliki topik penelitian melakukan eksplorasi secara mandiri untuk menemukan jawaban dari rumusan masalah yang telah direncanakan berdasarkan prosedur kerja ilmiah dan membuat laporan penelitian sesuai kode etik ilmiah. Pada tahap ini siswa benar-benar Gambar 10. Tahap Eksplorasi/Inquiry dituntut mandiri untuk mengerjakan topic penelitian dan dapat berkonsultasi dengan guru kapanpun.

18

6. Penguatan Program Penguatan dilakukan oleh guru pengampu dengan mendatangkan guru lain teman sejawat, pakar penelitian dari universitas dan alumni siswa SMA N 3 Salatiga yang pernah berprestasi di bidang penelitian sampai ke tingkat nasional. Penguatan selain digunakan sebagai pemantapan berpikir siswa Gambar 11. Tahap Penguatan Program juga

untuk

menjaga

stabilitas

motivasi

dan

penambahan wawasan. 7. Refleksi/Umpan Balik Guru bersama siswa melakukan refleksi secara bersama-sama terhadap ketercapaian pelaksanaan program. Refleksi meliputi kendala-kendala yang dihadapi selama melaksanakan penelitian, dan keuntungan apa yang didapat selama melaksanakan penelitian. Siswa juga memberikan umpan balik Gambar 12. Tahap Refleksi/Umpan balik kepada guru bagaimana baiknya program ini harus dilanjutan secara berkesinambungan.

D. Implementasi Pendidikan Karakter Bangsa Aktivasi Budaya Meneliti di Sekolah Implementasi pendidikan karakter bangsa aktivasi budaya meneliti di sekolah, melalui kolaborasi di ektrakurikuler Kelompok Ilmiah Remaja (KIR) dengan siswa dari berbagai tingkatan kelas yang dibagi dalam beberapa kegiatan sebagai berikut : 1. Kolaborasi Pelaksanaan Program kolaborasi pelaksanaan program dilakukan dengan proses

guru

ekstrakurikuler

yang KIR

juga

sebagai

Pembina

menyampaikan

materi

sosialisasi, motivasi, stimulasi, dan simulasi secara terintegrasi. Karena siswa kelas XI dan XII telah mahir dalam bidang penelitian, maka tahap ini bisa Gambar 13. Kolaborasi Pelaksanaan digunakan sebagai penguatan bagi kelas X untuk

Program

pendalaman apa yang telah disampaikan guru di kelas

saat

jam

pelajaran

Prakarya

dan

Kewirausahaan. 19

2. Mentoring/Pendampingan Guru menugaskan siswa kelas XI dan XII anggota KIR yang sudah mahir dalam penelitian sebagai mentor/pendamping dalam pelaksanaan program pendidikan karakter aktivasi budaya meneliti bagi kelas X. senior-senior bisa menjadi Tutor Teman Sebaya untuk menularkan virus positif terhadap Gambar 14. Mentoring/Pendampingan manfaat dari bidang yang selama ini mereka tekuni dan apa saya yang telah dan sedang mereka kerjakan saat ini. 3. Penguatan Lanjutan Penguatan lanjutan dilakukan oleh guru pengampu dengan mendatangkan alumni siswa SMA N 3 Salatiga yang pernah berprestasi di bidang penelitian sampai ke tingkat nasional. Penguatan selain digunakan sebagai pemantapan berpikir siswa juga untuk menjaga stabilitas motivasi dan penambahan

Gambar 15. Penguatan Lanjutan

wawasan. Alumni juga bisa menceritakan historis suka duka ketika mereka dulu bergabung di Kelompok Ilmiah Remaja (KIR) SMA negeri 3 Salatiga 4. Desiminasi Program Guru sebagai pelaksana program melaksanakan desiminasi/paparan terhadap pelaksanaan program pendidikan karakter bangsa aktivasi budaya meneliti di hadapan rekan sejawat guru-guru SMA Negeri 3 Salatiga

dengan

harapan

kegiatan

pendidikan

karakter semacam ini dapat diadopsi di mata Gambar 16. Desiminasi Program di Sekolah pelajaran yang lain dan memberikan wawasan baru bagi guru-guru peserta desiminasi.

20

E. Luaran yang Diharapkan dari Pelaksanaan Program Luaran yang diharapkan dari pelaksanaan program pendidikan karakter bangsa aktivasi budaya meneliti ini adalah tumbuhnya sikap mental dan kepribadian yang baik dalam diri siswa SMA Negeri 3 Salatiga sebagai salah satu agen perubahan. Karakterkarakter tersebut dapat dideskripsikan dalam berbagai hal, meliputi : 1. Religius, siswa dapat mensyukuri ciptaan Tuhan karena tidak ada yang sia-sia di dunia ini. 2. Jujur, siswa tidak akan membohongi pekerjaan atau data yang mereka hasilkan karena prosedur ilmiah yang telah mereka pahami. 3. Disiplin, siswa akan tertib dalam mengerjakan pekerjaannya karena seluruh proses harus berkesinambungan. 4. Kerja Keras, siswa akan menjadi bersungguh-sunguh dalam melaksanakan tugasnya. 5. Kreatif, tumbuhnya kreativitas dalam menganalisis masalah. 6. Mandiri, proses inquiry menjadikan siswa dapat menemukan apa yang ingin dicarinya tanpa bimbingan guru. 7. Rasa ingin tahu, menjadikan siswa mau belajar untuk mendapatkan jawaban dari rasa penasarannya. 8. Gemar membaca, untuk mendapat jawaban atas permasalahannya siswa akhirnya mencari referensi sebagai salah satu solusi. 9. Peduli sosial, dengan adanya kerjasama tim akan menumbuhkan saling toleransi dan pengertian diantara para siswa. 10. Tanggung jawab, siswa akan bertanggung jawab minimal terhadap perannya masing-masing dalam kelompok kerja.

Kerja Keras

Rasa Ingin Tahu

Mandiri

Percaya Diri

Gambar 18. Beberapa karakter yang diperoleh melalui aktivasi budaya meneliti

F. Kendala dan Faktor Pendukung Pelaksanaan Program Kendala yang menjadikan faktor penghambat pelaksanaan program adalah minimnya waktu yang tersedia, baik waktu dari pembuatan proposal hingga implementasi dan waktu tatap muka antara guru dan siswa yang berlangsung hanya 2 jam tatap muka di pelajaran prakarya. Sedangkan secara internal dalam diri siswa harus 21

disadari bersama walaupun siswa sasaran adalah kelompok rumpun MIPA, namun demikian setiap siswa memiliki bakat dan ketertarikan pada bidang teretentu. Factor yang mendukung dari pelaksanaan program ini adalah input siswa kelas X yang berada di atas angka 8 saat PPDB, dan kelas sasaran adalah kelas X.MIPA. Didukung dengan adanya eksistensi ekstrakurikuler Kelompok Ilmiah Remaja (KIR) dengan beberapa riset yang telah dihasilkan dan prestasi dari tingkat kota sampai ke tingkat nasional dan jaringan alumni yang masih baik. Tidak lupa juga hubungan mutualisme dengan perguruan tinggi terdekat yang selama ini telah terjalin.

G. Alternatif Pengembangan Program Pendidikan Karakter Bangsa Aktivasi Budaya Meneliti Pada prinsipnya program pendidikan karakter bangsa aktivasi budaya meneliti bagi siswa SMA dapat dikembangkan di hampir semua mata pelajaran yang ada. Hal ini menginggat ketika dulu kita masih belajar di perguruan tinggi kita juga harus melaksanakan Tri Dharma yang salah satunya penelitian. Sehingga menyadari bahwa hampir semua siswa SMA kelak nantinya melanjutkan ke perguruan tinggi maka program ini dapat diadopsi walaupun sedikit dengan perubahan bentuk tapi tetap memiliki ruh yang sama. Sebagai contoh guru bisa memberikan penugasan bukan dalam bentuk PR melainkan proyek yang bisa dilaksanakan secara berkelompok dengan tetap menjunjung tinggi kode etik ilmiah.

22

BAB V PENUTUP

Sebagian besar siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) masih memiliki mindset pada pencapaian hasil belajar yang tertuang di dalam raport peserta didik, sebagaimana juga tuntutan orang tua, dan itu terjadi sampai mereka menjadi sarjana. Rata-rata siswa SMA minim dengan kompetensi dan pengalaman nyata karena mereka hanya besar di dalam sebuah ruang yang disebut kelas. Dalam buku larisnya “Seven Habits of Highly Effective People”, Stephen Covey menyampaikan bahwa kebiasaan terbentuk saat seseorang tahu apa yang harus dilakukan, tahu bagaimana melakukannya dan memiliki alasan bagus mengapa melakukannya. Untuk itu sekolah harus menjadi tempat terbaik untuk melakukan pembiasaan pendidikan karakter bangsa bagi para siswanya Dari pelaksanaan Program Aktivasi Budaya Meneliti Bagi Siswa SMAN 3 Salatiga Melalui Mata Pelajaran Prakarya Melalui Kelompok Ilmiah Remaja Berbasis Kolaborasi dapat ditarik kesimpulan bahwa : 1. Melalui aktivasi budaya meneliti telah memberikan rangsangan tersendiri bagi siswa SMA Negeri 3 Salatiga untuk melakukan penelitian/invensi hingga dihasilkan karya nyata 2. Melalui aktivasi budaya meneliti memberikan pembiasaan pembentukan karakter siswa sebagai peneliti, penulis dan enterpreauner yang beretika ilmiah dengan banyak nilai moral yang terkandung didalamnya 3. Melalui aktivasi budaya meneliti dapat meningkatan prestasi akademik dan pengalaman

empiris siswa melalui berbagai event dan kompetisi. Sedangkan rekomendasi yang penulis ingin sampaikan adalah sebaiknya bagi temanteman guru lainnya yang ingin mengadopsi program ini jangan terpaku pada waktu yang tersedia melainkan harus berkesinambungan karena belajar adalah sebuah proses yang berjalan secara kontinyu. Dan pemerintah sebagai penyelenggara program dapat memberikan waktu dan ruang yang lebih terbuka di masa-masa mendatang.

23

DAFTAR PUSTAKA Buku :  Anita Moultrie Turner. 2008. Resep Pengajaran Hebat. Jakarta : Indeks  Geoff Colvin. 2008. 7 Langkah Menyusun Rencana Disiplin Kelas Proaktif. Jakarta : Indeks  Jordan Ayan. 2002. Bengkel Kreativitas. Bandung : Kaifa  Lauanne Johnson. 2008. Pengajaran yang Kreatif dan Menarik. Jakarta : Indeks  Lusi Nuryanti, 2008 .Psikologi Anak. Jakarta : Indeks  Pat Hollingswort & Gina Lewis. 2008. Pembelajaran Aktif, meningkatkan keasyikan kegiatan di Kelas. Jakarta : Indeks.  Paul Ginnis. 2008. Trik dan Taktik Mengajar, Strategi meningkatkan pencapaian pengajaran di kelas. Jakarta : Indeks  Roy Anderson. 2008. Langkah Pertama Membuat Siswa Berkonsentrasi. Jakarta : Indeks.  Saptono. 2011. Dimensi-dimensi Pendidikan Karakter. Jakarta : Esensi Erlangga

Internet :  http://kliksma.com/2014/08/bagian-bagian-otak-dan-fungsinya.html diakses tanggal 15 September 2016  http://idewaayudwikapuspitadewi-fpsi12.web.unair.ac.id/artikel_detail-68483Psikologi%20Umum%20II-Memori.html diakses tanggal 15 September 2016  http://www.kompasiana.com/mukhodatulafidah/pengertian-memori-atau-ingatanjangka-pendek_54f44137745513982b6c89f8 diakses tanggal 15 September 2016  http://sumsel.kemenag.go.id/file/file/TULISAN/jgri1331699416.pdf, diakses tanggal 16 September 2016  http://iiec-edu.com/2013/10/5-tips-membuat-kelas-menyenangkan/ diakses tanggal 16 September 2016  http://www.wirahadiary.com/2015/04/pembelajaran-aktif-inovatif-kreatif-efektifmenyenangkan.html diakses tanggal 16 September 2016  http://azkiyatunnufus.blogspot.co.id/2011/12/strategi-pembelaj4aran-paikem.html diakses tanggal 16 September 2016

24

Lampiran 1. BIODATA PESERTA LOMBA INOVASI KARAKTER BANGSA BAGI GURU PENDIDIKAN MENENGAH TINGKAT NASIONAL TAHUN 2016

1.

Nama Lengkap

Agus Nugroho, S.Pd.

Tempat tanggal lahir

Boyolali, 10 Agustus 1980

Jenis kelamin

Pria

NIP

19800810 200604 1 006

Jabatan

Guru

Pangkat/gol ruang

Penata/IIIc

3.

Unit Kerja

SMA N 3 Salatiga

4.

NUPTK

5.

DAPODIK

Sudah Terdaftar

6.

Alamat Unit Kerja

Jl. Kartini No.34 Salatiga

7.

Alamat Rumah

Perum Puri Argomulyo B.6 Salatiga

No HP

085 726 890 228

Alamat Email

[email protected]

12.

Pendidikan terakhir

S1 Sarjana Pendidikan Unnes Semarang

13.

Fakultas/Jurusan

FMIPA/Fisika

Tahun Tamat

2004

Mata Pelajaran yang diampu

Fisika dan Prakarya

Prestasi penghargaan pernah diraih : a. Tingkat Sekolah b. Tingkat Kota c. Tingkat Provinsi d. Tingkat Nasional

Guru Berprestasi tingkat sekolah tahun 2016 Juara I Lomba Artikel Kota Salatiga 2015 Juara II dan III Krenova Kota Salatiga 2015 Pembimbing Juara I HAD Provinsi Jawa Tengah Pembimbing Medali Perak OPSI Nasional Kemdikbud RI tahun 2015

2.

16.

17.

Pengalaman Penelitian

yang

1. Virus Digital Konten Pornografi Aplikasi Smartphone Terhadap Perkembangan Psikologi Siswa Sekolah Dasar. 2. Kue Ruas (Satru Asam) Kersen (Muntinga 25

Calabura) Sebagai Alternatif Obat Herbal Pada Pengobatan Penyakit Asam Urat. 3. Paguyuban Lansia Guyub Bawen Bukit Permai Kabupaten Semarang Sebagai Paguyuban Percontohan Dalam Upaya Meningkatkan Kesejahteraan Hidup Manusia Di Usia Senja. 4. Detail Enginering Design Prototipe Alat Pengolahan Air Kotor Dengan Teknik Filtrasi Dan Evaporasi Sebagai Upaya Mendapatkan Air Bersih. 5. “Si Liar Penuh Manfaat” Olahan Sidaguri (Sida Rhombifillia L) Sebagai Herbal Alternatif Penurun Asam Urat. 6. Introduksi Inovasi Tempe Gembus Pelangi Sebagai Alternatif Makanan Sehat Sumber Protein Kaya Serat dan Rendah Lemak. 7. Alternatif The Bungur (Lagerstroemia Speciosa) Alternatif Penurun Gula Pada Penderita Diabetes Mellitus. 8. Marantha Mochi Inovasi Garut (Marantha Arundinasea L) Sebagai Bahan Baku Pembuatan Kue Mochi Dalam Upaya Mengangkat Potensi Hayati Lokal Bernilai Ekonomis. 9. Cooban (Cookies Bandotan) Sebagai Pangan Fungsional Penurun Asam Urat. 10. My Box Berbasis Webcam Sebagai Media Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Data di atas dibuat dengan sebenar-benarnya Salatiga, 22 September 2016 Peserta Lomba

Agus Nugroho, S.Pd. NIP. 19800810 200604 1 006

26

Lampiran 2.

RENCANA TINDAK LANJUT INOVASI PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA Nama

: Agus Nugroho, S.Pd.

Sekolah

: SMA Negeri 3 Salatiga

Kota

: Salatiga

Provins i

: Jawa Tengah

Judul Proposal/Rencana Tindak Lanjut

: AKTIVASI BUDAYA MENELITI KELAS X SMA NEGERI 3 SALATIGA MATA PELAJARAN

PRAKARYA MELALUI KELOMPOK ILMIAH REMAJA BERBASIS KOLABORASI Bentuk Inovasi

No

: KELOMPOK ILMIAH REMAJA BERBASIS KOLABORASI

Nilai Karakter yang dikembangkan

Tujuan 1. Mestimulasi

1. Religius

pengembangan budaya

meneliti

oleh siswa kelas X SMA 1.

Negeri

Salatiga

nyata

karya

(Laporan

penelitian/produk hasil penelitian).

2.Jujur

Lama Pelaksanaan Tahapan Kegiatan

Kondisi Awal

Target Capaian

Siswa kelas X kurang memahami akan apa yang diciptakan oleh Tuhan di dunia

Siswa menemukan pemahaman secara inquiry terhadap seluruh ciptaan Tuhan di dunia akan maksud dan tujuannya

Siswa kelas X belum memahami teknik pengumpulan data dan apa itu plagiasi / etika ilmiah

Siswa dapat menyajikan data dan informasi berdasarkan prosedur kerja yang dilakukannya (tidak memanipulasi data) Siswa dapat menulis laporan penelitian berdasarkan kode etik

3

hingga

dihasilkan

Indikator Keberhasilan

Pihak Yang Terlibat

Lama Kegiatan 2 JP pada KBM klasikal

Minggu/ Bulan Minggu 2/Agust us 2016

Stimulasi, sosialisasi, dan motivasi lanjutan pada siswa kelas XMIPA6 dan kelas X lainnya

2JP di kegiatan Kelompok Ilmiah Remaja

Minggu 2/Bulan Agustus

Guru Pengajar, Alumni dan Anggota KIR kelas XI dan XII

Penyampaian Dasar Penelitian, Metode Ilmiah, Kode Etik Ilmiah dan Peraturan Perundang-

2 JP pada KBM klasikal

Minggu 3/Bulan Agustus

Guru Pengajar dan Yohanes Martono, S.Si, M.Sc dosen Kimia UKSW

Stimulasi, sosialisasi dan motivasi budaya meneliti sejak dini di era terkini pada siswa kelas XMIPA6 (kelas sasaran)

Guru Pengajar dan Alumni KIR SMAN 3 Salatiga (Pemenang Medali Perak OPSI 2015)

27

2. Pembentukan karakter

peserta

didik

sebagai

peneliti, dan

dan

Guru Pengajar, dan Anggota KIR kelas XI dan XII

Bimbingan pemilihan judul dan action plan penelitian/pembuatan karya dalam bentuk proposal dan penugasan terstruktur portofolio

2 JP pada KBM klasikal

Minggu 1/Bulan Septem ber

Guru Pengajar dan Guru mapel Prakarya lainnya (Bangun Nugroho, S.Pd)

2JP di kegiatan Kelompok Ilmiah Remaja

Minggu 1/Bulan Septem ber

Guru Pengajar, dan Anggota KIR kelas XI dan XII

Implementasi Penelitian dan karya siswa XMIPA6 dengan sistem Kelompok mentoring siswa kelas XI dan XII anggota KIR

4 JP pada KBM Klasika l

Minggu 3 dan 4/bulan Septem ber

Guru Pengajar

Konsultasi penguatan Implementasi Penelitian dan hasil karya

4

Minggu 3 dan 4/bulan Septem

Guru Pengajar, dan Anggota KIR kelas XI dan XII

Siswa menjadi berpikir dan melakukan sesuatu untuk mendapatkan cara/hasil

6.Mandiri

Siswa senantiasa tergantung dengan orang lain khususnya guru sebagai fasilitator

Siswa menjadi asyik dengan dirinya sendiri/kelompok kerja untuk menyelesaikan permasalahannya dan menjadi lebih dewasa untuk mengambil sikap

Siswa cenderung pasif menerima informasi hanya dari satu sumber

Meningkatnya rasa ingin tahu, eksplorasi lingkungan secara terprogram dan pemanfaatan media komunikasi smarphone selama pembelajaran

kompetisi

pemerintah

maupun

Minggu 4/Bulan Agustus

Siswa cenderung pasif menunggu apa yang diperintahkan guru

diselenggarakan oleh

2JP di kegiatan Kelompok Ilmiah Remaja

5.Kreatif

event

lomba baik yang

Penguatan Eksplorasi Data Lanjutan pada kelas XMIPA6 dan kelas X lainnya

Siswa menjadi bersungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai masalah untuk dipecahkan karena meningkatnya rasa ingin tahu

melalui

berbagai

Guru Pengajar

Siswa malas dalam mengamati/menelit i sesuatu

prestasi akademik

empiris

Minggu 4/Bulan Agustus

4.Kerja Keras

3. Peningkatan

pengalaman

2 JP pada KBM klasikal

Siswa menjadi terbiasa tertib dengan mengikuti aturan yang telah ditentukan dan mendokumentasikany

ilmiah

dan

Outdoor Learning Eksplorasi data Lapangan berbantuan Smartphone siswa XMIPA6 dalam rangka contoh teknik pengambilan data dan analisis data

Siswa melakukan pekerjaan dengan tidak teratur dan sistematis

entertainer beretika

undangan

3.Disiplin

penulis

yang

ilmiah

non

pemerintah 7. Rasa Ingin Tahu

Penguatan Bimbingan proposal Action Plann Lanjutan kelas XMIPA6 dan kelas X lainnya

Salatiga

JP di kegiata n Kelomp

28

8.Gemar Membaca

Siswa membaca karena keterpaksaan akan tugas yang dikerjakaanya

9.Peduli Sosial

Sebagian siswa yang merasa pandai cenderung egois dan tidak mau berbagi karena target capaian untuk menjadi yang terbaik di kelasnya

10.Tanggung Jawab

Sebagian siswa masih kurang bertanggung jawab terhadap tugasnya

Yogyakarta, 5 Agustus 2016 Pelaksana Program

Agus Nugroho, S.Pd. NIP.19800810 200604 1 006

Membaca menjadi sebuah kebutuhan oleh siswa untuk mendapatkan informasi tambahan sebagai referensi sehingga bisa dijadikan sebagai pembanding

Siswa menjadi berempati pada teman sekelas, sharing informasi, dan peduli dengan permasalahan yang ada pada teman sejawatnya

Membuat laporan kegiatan dalam bentuk lisan maupun tertulis (makalah penelitian), melakukan tugas tanpa disuruh,menghindarka n kecurangan dalam pelaksanaan tugas dan menunjukan prakarsa untuk mengatasi masalah di lingkup terdekat

ok Ilmiah Remaj a

ber

Desiminasi dan koreksi hasil penelitian dan karya siswa kelas XMIPA6 berdasarkan kelompok kerja dilanjutkan penulisan laporan penelitian/unjuk kerja Mentoring penulisan laporan penelitian/unjuk kerja

2 JP pada KBM Klasika l

Minggu 5 /bulan Septem ber

Guru Pengajar dan Guru mapel Prakarya lainnya (Bangun Nugroho, S.Pd)

2

JP di kegiata n Kelomp ok Ilmiah Remaj a

Minggu 5 /bulan Septem ber

Guru Pengajar, dan Anggota KIR kelas XI dan XII

Refleksi dan Pengumpulan portofolio laporan penelitian/unjuk kerja dan persiapan proyek berikutnya pada kelas XMIPA6

2 JP pada KBM Klasika l

Minggu 1 /bulan Oktober

Guru Pengajar

Desiminasi dan Umpan Balik Pelaksanaan Program Aktivasi Budaya Meneliti pada teman sejawat (guru SMAN 3 Salatiga) dan MGMP Fisika Kota Salatiga

2

Minggu 1 /bulan Oktober

Guru Pengajar,Kepala Sekolah, Guru SMAN 3 Salatiga, Guru MGMP Kota Salatiga dan tamu undangan

Refleksi Pelaksanaan Program dan Penyusunan Laporan Kegiatan

1 Minggu

Minggu 1 dan 2 /bulan Oktober

Pelaksana Program (Agus Nugroho S.Pd)

jam (120 menit) pukul 13,00 hari Jumat

29

Lampiran 3 Materi Sosialisasi dan Motivasi Pelaksanaan Program.

30

Lampiran 4 Administrasi Pelaksanaan Program Agenda Pelaksanaan Program Oleh Guru

Agenda Kegiatan Siswa

31

Lampiran 5 Dokumentasi Kegiatan siswa dan Desiminasi Pelaksanaan Program Kegiatan siswa Pelaksana Program Pendidikan Karakter di Sekolah

Desiminasi Program Karakter dengan Guru-guru SMAN 3 Salatiga

Kolaborasi teman sejawat pengajar mapel Prakarya di SMAN 3 Salatiga

Sosialisasi Program Pendidikan Karakter di SMP Kristen 2 Salatiga, SMAN 1 Cilacap dan SMA Islam Al-Azhar 14 Semarang

32

Lampiran 6 Dokumentasi Prestasi KIR SMAN 3 Salatiga

33

Related Documents

Agus
July 2020 43
Agus
June 2020 48
Agus
June 2020 55
Agus-misi Agus (4)
October 2019 58
Laporan Iyia 2016.docx
April 2020 0

More Documents from "La Jieja"