Jurnal Praktikum Mikrobiologi.docx

  • Uploaded by: koko banana
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Jurnal Praktikum Mikrobiologi.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,200
  • Pages: 19
JURNAL PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI PRAKTIKUM II METODE STERILISASI DAN TEKNIK-TEKNIK DASAR MIKROBIOLOGI

HARI, TANGGAL PRAKTIKUM : KAMIS, 28 MARET 2019 NAMA

: AYU FELIA FIRMAYANTHI

NIM

: 18021138

KELAS

: A3D

KELOMPOK

:4

NAMA DOSEN : NAMA ASDOS :

PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI PROGRAM STUDI FARMASI KLINIS INSTITUT ILMU KESEHATAN MEDIKA PERSADA BALI 2019

I.

TUJUAN PRAKTIKUM 1. Metode sterilisasi alat dan bahan 2. Mempelajari cara pembuatan media dan syarat-syarat yang dibutuhkan oleh suatu media untuk pertumbuhan mikroba. 3. Mempelajari teknik teknik pemindahan mikroba secara aseptis. 4. Mempelajari teknik-teknik isolasi dan penanaman mikroba.

II.

DASAR TEORI Mikrobiologi ialah telaah mengenai organisme hidup yang berukuran mikroskopis. Dunia mikroorganisme terdiri dari lima kelompok organisme : bakteri, protozoa,

virus,

serta

algae

dan

cendawan

mikroskopis.

Dalam bidang mikrobiologi kita mempelajari banyak segi mengenai jasad-jasad renik ini (juga dinamakan mikroba atau protista dimana adanya, ciri-cirinya, kekerabatan

antara

sesamanya

seperti

juga

dengan

kelompok

organisme,lainnya,pengendaliannya,dan peranannya dalam kesehatan

serta

kesejahteraan kita. Mikroorganisme sangat erat kaitannya, dengan kehidupan kita, beberapa diantaranya bermanfaat dan yang lain merugikan. Banyak di antaranya menjadi penghuni tubuh manusia. Beberapa mikrooranisme menyebabkan penyakit dan yang lain terlibat dalam kegiatan manusia sehari-hari seperti misalnya, pembuatan anggur, keju, yogurt, produksi penisilin, serta proses-proses perlakuan yang berkaitan dengan pembuangan limbah (Pelezar, 2007). Dalam mikrobiologi, di butuhkan suatu teknik khusus untuk mempelajari mikroorganisme. Dalam laboratorium mikrobiologi dan bakteriologi, untuk menumbuhkan dan mempelajari sifat – sifat mikroorganisme seperti bakteri, diperlukan suatu media sebagai tempat pertumbuhan mikroorganisme. Media tempat pertumbuhan tersebut harus memenuhi persyaratan nutrisi yang di butuhkan oleh suatu mikroorganisme. (Atlas, 2004).

Dalam pengerjaan praktikum Mikrobiologi, diperlukan ruangan atau tempat kerja yang steril, selain itu semua alat kerja juga harus dalam kondisi yang steril. Ruangan di katakan steril apabila keadaan suatu ruangan bebas dari semua bentuk kehidupan mikroba, baik yang bersifat pathogen ataupun tidak. Agar ruangan dan alat praktikum tetap steril, maka alat dan bahan di sterilisasi. (Purnawijayanti, 2001) Sterilisasi adalah suatu proses yang menghancurkan semua bentuk kehidupan mikroba, termasuk spora, pada permukaan benda mati. Prosesnya dapat berupa pemanasan, pemberian zat kimia, radiasi atau filtrasi. (Gruendeman dan Fernsebner, 2006). Bahan atau peralatan yang dipergunakan dalam bidang mikrobiologi harus dalam keadaan steril. Steril artinya tidak didapatkan mikroba yang tidak diharapkan kehadirannya, baik yang menggangu kehidupan dan proses yang dikerjakan (Waluyo, 2008). Praktek sterilisasi medium dan alat-alat secara umum dapat dilakukan secara fisik (misalnya pemanasan, pembekuan, penge-ringan, liofilisasi, radiasi), secara kimiawi (misalnya antiseptik, disinfektan), secara bio-logis (dengan antibiotika). Sterilisasi

dengan

antibiotika

tidak

lebih banyak digunakan untuk tujuan khemoterapi

umum

digunakan,

tetapi

(pegobatan). Pemilihan cara

sterilisasi yangakan dipakai tergantung dari beberapa hal misalnya macam bahan dan alat yang disterilkan, ketahanan terhadap panas, dan bentuk bahan yang disterilkan (padat, cair, atau berbentuk gas). (Waluyo, 2008). Selama sterilisasi alat, media dan bahan perlu disterilkan. Media adalah susunan bahan baik bahan alami (seperti tauge, kentang, daging, telur, wortel dan sebagainya) ataupun bahan buatan (berbentuk senyawa kimia, organik atau pun anorganik) yang dipergunakan untuk pertumbuhan dan perkembangbiakan mikroba. Mikroorganisme

memanfaatkan

molekul kecil yang dirakit

untuk

nutrisi menyusun

media berupa molekulkomponen

sel.

Dengan

media pertumbuhan maka dapat dilakukan isolasi mikroorganisme menjadi kultur murni dan juga memanipulasi komposisi media pertumbuhannya (Hidayat , 2006). Pembiakan mikroba di laboratorium memerlukan media yang berisi zat hara serta lingkungan pertumbuhan yang sesuai bagi mikroba. Media adalah suatu bahan yang digunakan untuk menumbuhkan mikroba yang terdiri atas campuran nutrisi atau zat- zat makanan. Selain untuk menumbuhkan mikroba, media dapat juga digunakan untuk isolasi, memperbanyak, pengujian sifat-sifat fisiologis dan perhitungan jumlah mikroba (Martadi, 2019). Suatu media pertumbuhan umumnya terdiri dari bahan dasar seperti air sebagai pelarut, agar atau gelatin ataupun silica gel yang berfungsi memadatkan media. Disamping itu media pertumbuhan harus mengandung unsur atau senyawa yang diperlukan oleh mikrobia. Unsur-unsur tersebut dapat berupa C,H,O, N dan P (unsure makro) dan Fe, Mg (unsure mikro) serta vitamin serta bahan tambahan lainnya seperti phenol red yang berguna sebagai indicator tingkat kemasaman media dan antibiotik (Martadi, 2019). Untuk mencegah tercemarnya biakan murni, perlu diadakan teknik aseptik pada waktu memindahkan mikroba. Dalam percobaan-percobaan ini akan dipelajari cara-cara memindahkan biakan murni dengan cara aseptic. (Martadi, 2019). Untuk menanam suatu mikroba perlu diperhatikan faktor- faktor nutrisi serta kebutuhan akan oksigen (gas, O2 atau udara). Cara menumbuhkan mikroba yang anaerob sangat berbeda dengan yang aerob. Mengisolasi suatu mikroba ialah memisahkan

mikroba tersebut dari lingkungannya dan inokulasi adalah proses

menanam dan menumbuhkan mikroba sebagai biakan murni dalam medium buatan. Untuk inokulasi harus diketahui cara-cara menanam dan menumbuhkan mikroba pada medium biakan serta syarat-syarat lain untuk pertumbuhannya. Biasanya proses isolasi melibatkan pengambilan mikroba dari alam dan menginokulasikannya ke

dalam media pertumbuhan yang sesuai untuk mendapatkan kultur murni yang berisi satu spesies bakteri. (Martadi, 2019). Macam-macam cara menginokulasi dan menanam mmikrobia ke dalam media padat adalah : 1. Metode Spread Plate (cara tebar/sebar). Teknik spread plate merupakan teknik isolasi mikroba dengan cara menginokulasi kultur mikroba secara pulasan/sebaran di permukaan media agar yang telah memadat. Metode ini dilakukan dengan mengencerkan biakan kultur mikroba. Karena konsentrasi sel-sel mikroba pada umumnya tidak diketahui, maka pengenceran perlu dilakukan beberapa tahap, sehingga sekurang-kurangnya ada satu dari pengenceran itu yang mengandung koloni terpisah (30-300 koloni). Tujuan dari pengenceran bertingkat yaitu memperkecil atau mengurangi jumlah mikroba yang tersuspensi dalam cairan. Penentuan besarnya atau banyaknya tingkat pengenceran tergantung kepada perkiraan jumlah mikroba dalam sampel. Digunakan perbandingan 1 : 9 untuk sampel dan pengenceran pertama dan selanjutnya, sehingga pengenceran berikutnya mengandung 1/10 sel mikroorganisma dari pengenceran sebelumnya. Koloni mikrobia yang terpisah memungkinkan koloni tersebut dapat dihitung.

2. Metode Streak Plate (cara gores). Cara gores umumnya digunakan untuk mengisolasi koloni mikroba pada cawan agar sehingga didapatkan koloni terpisah dan merupakan biakan murni. Cara ini dasarnya ialah menggoreskan suspensi bahan yang mengandung mikroba pada permukaan medium agar yang sesuai pada cawan petri. Setelah inkubasi maka pada bekas goresan akan tumbuh koloni-koloni terpisah yang mungkin berasal dari 1 sel mikroba, sehingga dapat diisolasi lebih lanjut. Penggoresan yang sempurna akan menghasilkan koloni yang terpisah. Bakteri

yang memiliki flagella seringkali membentuk koloni yang menyebar terutama bila digunakan lempengan yang basah. Untuk mencegah hal itu harus digunakan lempengan agar yang kering permukaannya.

3. Metode Pour Plate (cara tabur). Prinsip metode ini adalah menginokulasi medium agar yang sedang mencair pada temperatur 45-500C dengan suspensi bahan yang mengandung mikroba, dan menuangkannya ke dalam cawan petri steril yang telah berisi media. Kelebihan metode ini adalah tidak perlu banyak skill seperti pada metode streak plate. Kelemahannya adalah membutuhkan lebih banyak media dibandingkan cara streak plate.

III.

ALAT DAN BAHAN A. METODE STERILISASI 1. Air 2. Autoklaf 3. Aluminium Foil 4. Seluruh Alat yang akan disterilisasi B. EMBUATAN MEDIA 1. Media Nutrien Agar (NA) (Oxoid) 2. Media Nutrien Broth (NB) (Oxoid) 3. Aquades 4. Alat alat gelas meliputi :cawan petri Tabung reaksi Batang pengaduk, pipet volume, Erlenmeyer. 5. Autoklaf 6. Penangas air C. TEKNIK-TEKNIK ASEPTIS 1. Media NA miring dalam tabung reaksi

2. Media NA tegak dalam tabung reaksi 3. Media NB dalam tabung reaksi 4. Jarum ose 5. Jarum inokulasi 6. Kultur murni bakteri Streptococus pyogenes, Staphylococus aureus, Pseudomonas aeruginosa, Escherichia coli dan Bacillus subtilis 7. Vortex mixer 8. Alkohol 70%/Lysol 9. Lampu Bunsen 10. Microbial Safety Cabinet 11. Spreader/batang bengkok 12. Lampu Bunsen 13. Media NA dalam cawan petri 14. Kultur murni bakteri 15. Larutan pengencer (BPW atau NaCl fisiologis 0,9%) 16. Alkohol 70% 17. Jarum ose 18. Mikropipet 19. Tabung reaksi

IV.

CARA KERJA A. METODE STERILISASI Sebelum melakukan sterilisasi cek dahulu banyaknya air dalam autoklaf. Air harus sampai ke batas yang telah ditentukan, dan gunakan air steril agar tidak terbentuk karat pada lat tersebut.

masukkan semua peralatan yang akan disterilkan demikian juga bahan ataupun media yang akan digunakan.

Tutup autoklaf dengan rapat lalu kencangkan baut pengaman agar tidak ada uap yang keluar dari bibir autoklaf.

Nyalakan autoklaf, atur waktu (minimal 15 menit).

Tunggu samapai air mendidih sehingga uapnya memenuhi kompartemen autoklaf dan terdesak keluar dari klep pengaman. Tutup klep pengaman sampai kencang.

Jika alarm tanda selesai berbunyi, maka tunggu tekanan dalam kompartemen turun hingga sama dengan tekanan udara di lingkungan (jarum pada preisuregauge menunjuk ke angka nol). Kemudian klep-klep pengaman dibuka

B. PEMBUATAN MEDIA Timbang media NA (Oxoid) dan NB (Oxoid) sesuai prosedur di kemasan. (Catatan : Buatlah 50 ml media NA untuk setiap kelompok kecil praktikum dan 50 ml media NB untuk satu golongan praktikum). Penimbangan media dilakukan secara teliti, kemudian serbuk media dimasukkan secara hati-hati ke dalam Erlenmeyer.

Tambahkan aquades dan aduk sampai merata dengan batang pengaduk

Panaskan dengan hati-hati menggunakan penangas/elemen pemanas sampai media tercampur homogen (ditunjukkan dengan warna yang kuning jernih). Perhatian :pada saat pemanasan jangan sampai terbentuk buih berlebihan sampai meluap!)

Sebelum diautoklaf, tuangkan media NA dengan volume tertentu menggunakan pipet volume : 5 ml ke dalam tabung reaksi untuk NA miring, 10 ml ke dalam tabung reaksi untuk NA tegak, dan sisanya diamkan dalam erlemeyer yang nantinya akan digunakan untuk NA dalam cawan petri. Tutup tabung reaksi dan erlemeyer dengan penutup tabung atau kapas.

Sebelum diautoklaf,tuangkan NB ke dalam tabung reaksi. Tutup tabung reaksi penutup tabung atau kapas

Sterilkan seluruh media dalam tabung reaksi tersebut dengan menggunakan autoklaf selama 15 menit, tekanan 1 atm suhu 1210C.

Setelah diautoklaf : media NA 10 ml dalam tabung reaksi diletakkan tegak pada rak tabung dan biarkan memadat, media NA 5 ml inkubasikan miring dan biarkan memadat. Media sisa NA tuangkan dalam cawan petri secara aspetis dan biarkan memadat.

Media NB dibiarkan mendingin. Seluruh media akan digunakan pada praktikum selanjutnya.

C. TEKNIK-TEKNIK ASEPTIK Siapkan media NA dan NB (media NA miring, media NA tegak dan media NB) Pemindahan kultur mikroba dilakukan satu persatu untuk masing-masing media.

Longgarkankan tutup tabung/kapas dari masing-masing tabung reaksi yang berisi media (jangan di lepaskan!).

Pegang tabung reaksi yang mengandung kultur murni bakteri di tangan kiri.

Pegang jarum ose pada tangan kanan dan bakar di atas nyala lampu bunsen hingga kawat memijar. Perhatian : pemanasan jarum ose dilakukan dari pangkal ke ujung sampai memijar, sebelum digunakan kawat didinginkan beberapa saat kira kira sekitar 30 detik!

Pegang ose menggunakan ibu jari dan jari telunjuk, gunakan jari kelingking untuk membuka tutup tabung reaksi (tutup tabung reaksi tetap dipegang seperti posisi semula).

Bakar mulut tabung reaksi, masukkan jarum ose dan ambil 1 ose biakan bakteri.

Bakar kembali mulut tabung reaksi dan tutup tabung reaksi kembali.

Ambillah tabung reaksi yang akan diinokulasi dengan tangan kiri, dengan cara yang sama buka tutup tabung reaksi, dan bakar mulut tabung reaksi

Inokulasikan biakan bakteri pada tabung reaksi inokulasi dengan cara goresan zigzag pada permukaan NA miring.

Bakar mulut tabung reaksi dan tutup tabung reaksi kembali, kemudian bakar ose.

Beri label : tanggal percobaan, nama bakteri, teknik pemindahan dan nama kelompok.

Lakukan dengan cara yang sama untuk media nutrien cair/NB menggunakan jarum ose dan media agar tegak secara tusukan tegak lurus menggunakan jarum inokulasi.

Inkubasikan selama 24 jam pada suhu kamar dan amati pertumbuhannya.

B. TEKNIK ISOLASI DAN INOKULASI KULTUR MIKROBA  Metode Spread Plate Buatlah pengenceran 10-1 – 10-2 dari kultur murni bakteri dengan larutan pengencer

Ambil tabung reaksi yang mengandung kultur murni bakteri, buka dan bakar leher tabung.

Pindahkan 0,1 ml kultur bakteri secara aseptis ke permukaan media NA dalam cawan petri.

Bakar spreader yang sebelumnya telah dicelupkan dalam alkohol, biarkan dingin

Tebarkan/sebarkan kultur bakteri dengan spreader secara merata dan biarkan sampai permukaan agar mongering selama 10 menit

Setelah permukaan agar mengering, selanjutnya inkubasikan secara terbalik pada suhu 370 C selama 24 jam pada suhu kamar dan amati pertumbuhannya.

 Metode Streak Plate

Panaskan jarum ose hingga memijar di atas bunsen, kemudian dinginkan. Gunakan ose yang telah dingin untuk menggores pada permukaan media agar dalam cawan petri. Ose yang terlalu panas dapat menyebabkan kultur bakteri mati.

Sebelum pengoresan pastikan bahwa media NA telah mongering secara sempurna.

Ambil 1 ose kultur murni bakteri dan goreskan pada permukaan media agar dimulai pada satu ujung. Lakukan teknik pengoresan dengan teknik kuadran.

Ose disentuhkan pada permukaan media agar dalam cawan petri, sewaktu menggores ose dibiarkan meluncur di atas permukaan agar. Jangan mengores terlalu keras sehingga dapat mengores agar.

Setiap kali menggoreskan ose untuk kuadran berikutnya, pijarkan ose terlebih dahulu dan biarkan dingin.

Inkubasikan secara terbalik pada suhu 370 C selama 24 jam dan amati pertumbuhannya

 Metode Pour Plate Dinginkan media NA dalam tabung reaksi sampai suhu ± 45 - 500C (cirinya : terasa hangat di kulit).

Buka tutup tabung yang mengandung kultur murni bakteri, dan bakar leher botol.

Pindahkan 1 ml kultur murni bakteri ke dalam tabung reaksi yang mengandung NA secara aseptis

Bakar leher tabung di atas bunsen, dan tuangkan media NA yang telah mengandung kultur murni bakteri ke dalam cawan petri.

Goyangkan perlahan-lahan untuk mencampur kultur bakteri dengan NA sampai homogen. Penggoyangan petri jangan terlalu kuat. Pada saat penuangan media, petri bisa diletakkan dalam radius maksimal 20 cm dari sumber api (zona steril)

Setelah agar memadat diinkubasi terbalik pada suhu 370 C selama 24 jam. Inkubasi terbalik dilakukan setelah agar memadat. Amati pertumbuhannya

V.

HASIL PENGAMATAN A. Lembar pengamatan pembuatan media dan teknik aseptis

Media

PENGAMATAN Sebelum Inokulasi

NA tegak

NA miring

NA cawan petri

Setealah inokulasi

KETERANGAN

NB

B. Lembar Pengamatan Metode Inokulasi Metode inokulasi Spread plate

Streak (kuadran)

plate

Gambar Hasil

Keterangan

Pour Plate

DAFTAR PUSTAKA Atlas, Ronald M. 2004. Handbook of Microbiological Media Third edition Volume I. United State of America: CRC Press Gruendemann, B.J., dan Fernsebner, B. 2006. Buku Ajar Keperawatan Perioperatif. Jakarta; Kedokteran EGC Purnawijayanti, H. A. 2001. Sanitasi, Higine dan Keselamatan Kerja dalam Pengolahan Makanan. Yogyakarta ; Kanisius

Related Documents


More Documents from "khoirun nisak"