Penalaran Matematika Realistik-dikonversi.pdf

  • Uploaded by: koko
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Penalaran Matematika Realistik-dikonversi.pdf as PDF for free.

More details

  • Words: 731
  • Pages: 3
Nama : Aprillia Benitha NIM: 2225180097 Kelas : 2c Penalaran Matematika Realistik 1.Peningkatan kemampuan pemecahan masalah dan komunikasi matematik melalui pembelajaran pendidikan matematika realistik untuk siswa SMP. •





Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 20 Tahun 2006 tentang Standar Isi (Wijaya 2012: 16), disebutkan bahwa pembelajaran matematika bertujuan supaya siswa memiliki kemampuan diantaranya adalah mampu memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan hasil yang diperoleh. Hasil studi Sumarmo (Ratnaningsih,2003: 2) berpendapat bahwa keterampilan menyelesaikan soal pemecahan masalah siswa sekolah menengah atas ataupun siswa sekolah menengah pertama masih rendah. Hadji (Sutawijaya dan Jarnawi, 2011: 6.22) berpendapat bahwa terdapat langkah atau tahapan dalam pembelajaran matematika melalui pembelajaran matematika realistik, yaitu guru mengkondisikan kelas agar kondusif, guru menyampaikan dan menjelaskan masalah kontekstual, siswa menyelesaikan masalah kontekstual, penarikan kesimpulan dan penegasan dan pemberian tugas.

Sumber :http://pasca.ut.ac.id/journal/index.php/JPK/article/download/12/12 2.Peningkatan kemampuan penalaran matematis siswa kelas VIII SMP NEGERI 3 Banguntapan dalam Pembelajaran Matematika melalui Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) . •





Menurut Freudenthal (Erman Suherman, 2003:144) bahwa matematika bukan merupakan suatu subjek yang siap saji untuk siswa, melainkan suatu pelajaran yang dapat dipelajari dengan cara mengerjakannya. Penggunaan soal kontekstual ini mempunyai beberapa fungsi seperti yang dikemukakan Dian Armanto (2003), yaitu membantu siswa dalam mendukung pola pikir bermatematika, digunakan dalam aplikasi matematika, dan untuk melatih kemampuan khusus siswa dalam situasi nyata. Menurut R.G Soekadijo (2008:132) penalaran induksi memiliki ciri-ciri, yaitu pertama, premis-premis dari induktif ialah proposisi empirik yang langsung

kembali kepada suatu observasi indera atau proposisi dasar (basic statement). Kedua, konklusi penalaran induktif itu lebih luas daripada apa yang dinyatakan di dalam premis-premisnya. Ketiga, konklusi penalaran induktif itu oleh pikiran dapat dipercaya kebenarannya atau dengan perkataan lain memiliki kredibilitas 15 rasional (probabilitas) Sumber : https://core.ac.uk/download/pdf/11060585.pdf

3. Peningkatan kemampuan pemecahan masalah dan komunikasi matematika melalui Pendekatan Matematika Realistik pada siswa SMP Kelas VII Langsa Raudatul Husna •





Menurut Saragih (2010) sekolah level menengah mempunyai 179 Jurnal Pendidikan Matematika PARADIKMA, Vol 6 Nomor 2, hal 175-186 Raudatul Husna dkk, Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah dan Komunikasi Matematik Melalui Pendekatan Matematika Realistik pada Siswa SMP Kelas VII Langsa kemampuan akademik yang heterogen, yakni mulai yang terendah sampai dengan yang tertinggi dapat terwakili Sesuai dengan pandangan Freudental (dalam Soedjadi 2007) yang menyatakan bahwa matematika merupakan kegiatan manusia yang lebih menekankan aktivitas siswa untuk mencari, menemukan, membangun sendiri pengetahuan yang diperlukan sehingga pembelajaran menjadi terpusat pada siswa yaitu Pendekatan Matematika Realistik (PMR) Baroody (1993) menjelaskan ada dua alasan mengapa komunikasi dalam matematika siswa peranan penting dan perlu ditingkatkan di dalam pembelajaran matematika. pertama mathematics as languange, artinya matematika tidak hanya sebagai alat untuk menemukan pola, menyelesaikan masalah atau mengambil kesimpulan, tetapi matematika juga sebagai alat yang berharga untuk mengkomunikasikan berbagai ide secara jelas, tepat dan cermat. Kedua, mathematics learningas social activity, artinya matematika sebagai aktivitas sosial dalam pembelajaran, matematika juga sebagai wahana interaksi antar siswa, dan juga komunikasi antara guru dan siswa.

Sumber : http://digilib.unimed.ac.id/964/2/FullText.pdf

4.Pengembangan perangkat pembelajaran pendekatan matematika realistik dalam upaya meningkatkan prestasi belajar matematikas siswa sekolah dasar. •

Berbagai hasil penelitian (Armanto dalam Hadi, 2003; Suharta, 2004; Marpaung, 2008) menunjukkan bahwa pendekatan pembelajaran





matematika realistik cukup efektif untuk meningkatkan pemahaman konseptual siswa dan dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah. Ardana (2007) mengatakan bahwa matematisasi horizontal merujuk pada proses transformasi masalah yang dinyatakan dalam bahasa sehari-hari (dunia nyata) ke bahasa matematika (dari masalah kontekstual ke masalah matematika atau dari masalah informal ke formal) Siswa sekolah dasar pada umumnya tahap perkembangan kognitifnya pada tahap operasional konkret (Piaget dalam Suherman, 2003).

Sumber : https://media.neliti.com/media/publications/97071-IDpengembangan-perangkat-pembelajaran-mate.pdf 5.Kemampuan berpikir kreatif siswa dalam pembelajaran matematika menggunakan pendekatan pendidikan matematika realistik di SMP oleh Noor Fajriah. •





Rhodes (Munandar, 2009) dalam menganalisis lebih dari 40 definisi tentang kreativitas, menyimpulkan bahwa pada umumnya kreativitas dirumuskan dalam dimensi pribadi (person), EDU-MAT Jurnal Pendidikan Matematika, Volume 3, Nomor 2, Oktober 2015, hlm 157 - 165 159 proses (process), dorongan (press), dan produk (product). Rhodes menyebut keempat jenis definisi tentang kreativitas ini sebagai “Four P’s of Creativity: Person, Process, Press, Product Amabile (Siswono, 2008) menjelaskan bahwa definisi konseptual dari kreativitas melibatkan dua elemen, yaitu kebaruan (novelty) dan kelayakan (appropriateness). Agar dikatakan kreatif, suatu produk atau respon harus berbeda dari yang ada sebelumnya dan juga harus layak, benar, berguna, bernilai atau berarti Siswono (2008) mengemukakan bahwa untuk pembelajaran matematika maka pengertian kreativitas ditekankan pada produk berpikir untuk menghasilkan sesuatu yang baru dan berguna.

Sumber:https:/ppjp.ulm.ac.id/journal/index.php/edumat/article/download/643/ 550

Related Documents


More Documents from "itziar"