Jilbab Kenapa Tidak! - Subhan Nurdin

  • Uploaded by: Subhan Nurdin
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Jilbab Kenapa Tidak! - Subhan Nurdin as PDF for free.

More details

  • Words: 14,412
  • Pages: 100
http://subhan-nurdin.blogspot.com

Jilbab, Kenapa Tidak ?!

1

Jilbab, Kenapa Tidak ?! Menjawab Keraguan Wajibnya Berjilbab

Penyusun : Subhan Nurdin Penerbit :

ASH-SHIDDIQ PRESS

َ ‫ل لِل ْمؤْمنات يغْضضن م‬ َّ ِ‫صارِه‬ ْ ُ‫وَق‬ ‫ن‬ َ ْ ‫ن أب‬ ْ ِ َ ْ ُ َ ِ َ ِ ُ ْ َّ ُ‫جه‬ ‫ن‬ َ ‫ن فُُرو‬ ْ َ ‫وَي‬ َ ‫حفَظ‬ َ ْ َ ّ َّ ُ‫ن زِينَتَه‬ ‫ن‬ ِ ‫ما ظهََر‬ ْ َ ‫منْهَا َولي‬ َ ‫ن إِل‬ َ ْ ‫ضرِب‬ َ ‫وَل َ يُبْدِي‬ َّ ‫جيُوب ِ ِه‬ َّ ِ‫مرِه‬ ‫ن‬ ُ ِ‫ب‬ ُ ‫ن عَلَى‬ ُ ‫خ‬

“Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya. Dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) tampak darinya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya....” (QS. An-Nur/24:31) 2

Jilbab, Kenapa Tidak ?!

I

FTITAH

Alhamdulillah 'Ala Kulli Hal. Seluruh pujian hanya milik Allah SWT Yang telah menurunkan tuntunan dan pedoman hidup kepada manusia untuk meraih kebahagiaan abadi. Jilbab dan mode pakaian wanita semakin hari semakin marak dipersoalkan. Kaum wanita selalu menjadi objek eksploitasi oleh kaum kapitalis untuk mempromosikan produknya. Segala cara ditempuh untuk mengelabui konsumen, termasuk menjual kehormatan dan harga diri wanita bahkan mengorbankan keyakinan agama dengan pelanggaran ketentuan Allah SWT. Wanita muslimah yang dulu sangat terhormat dengan pakaian khasnya kini semakin buruk citranya. Propaganda untuk melecehkan kaum muslimah diantaranya juga dengan membuat tasykik (keragu-raguan) sekitar hukum berjilbab dan menutup aurat. Namun upaya merusak hukum Allah tidak akan langgeng. Karena Allah Sendiri yang akan membalas makar dan tipu Jilbab, Kenapa Tidak ?!

3

daya mereka serta menjaga keutuhan dan kesempurnaan hukumnya. Firman Allah :

‫ن‬ َ ‫حافِظُو‬ َ َ‫ه ل‬ ْ َ ‫إِنَّا ن‬ ُ َ ‫ن نََّزلْنَا الذِّكَْر وَإِنَّا ل‬ ُ ‫ح‬

"Sesungguhnya Kami telah menurunkan Adz-Dzikra (Aturan hukum yang harus dijadikan peringatan) dan sesungguhnya Kami lah Yang akan menjadi Penjaganya." (QS. Al-Hijr: 9) Mudah-mudahan setetes ilmu lewat buku ini menjadi wasilah datangnya hidayah Allah SWT kepada kita semua. Bandung, Maret 2007 Subhan Nurdin

4

Jilbab, Kenapa Tidak ?!

D

AFTAR ISI

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI IFTITAH JILBAB TIDAK WAJIB JIL & Jilbab JILBAB JAHILIYAH 1. Kudung Gantung 2. Kudung Ciput 3. Kudung Millenium 4. Kudung Suster 5. Kudung Wig 6. Kudung Seksi 7. Kudung Selebritis 8. Kudung Tomboy MENJAWAB KERAGUAN WAJIBNYA JILBAB A. Bagaimana Penafsiran QS. An-Nur:31 B. Batas Aurat Wanita C. Jilbab, Khimar & Adat Wanita Arab D. Kerudung Bukan Masalah Khilafiyah TABARRUJ JAHILIYAH YANG MODIS & TRENDI - Tabarruj & Pamer Aurat - Pakaian Taqwa; Penjaga Kehormatan - Aurat Wanita - Awas Wabah Dayuts ! -

Jilbab, Kenapa Tidak ?!

5

MENEGUHKAN KEYAKINAN BERJILBAB 1. Rambut termasuk aurat wanita 2. Hadits Aurat Wanita Dla'if 3. Perbedaan Jilbab, Kerudung & Khimar 4. Hukum Memakai Celana Panjang 5. Shalat Wanita yang tidak berjilbab 6. Kriteria Pakaian Wanita 7. Hukum Cadar 8. Photo Tanpa Jilbab 9. Menjadi Designer & Butik Busana 10. Jilbab dari Sutera 11. Hijab khusus untuk Istri Nabi 12. Jilbab budaya Arab 13. Hijab=tirai 14. Jilbab & Kebebasan Wanita 15. Kewajiban Jilbab Temporal DAFTAR PUSTAKA

6

Jilbab, Kenapa Tidak ?!

Jilbab Tidak Wajib !

Jilbab, Kenapa Tidak ?!

7

8

Jilbab, Kenapa Tidak ?!

Jilbab Tidak Wajib !

T

ulisan ini pada awalnya merupakan tanggapan atas ceramah ilmiah Dr. Nurcholis Madjid pada Seminar Dua Hari di Institut Agama Islam Negeri Sunan Gunung Djati (IAIN-SGD) Bandung tahun 1992 lalu. Yaitu ketika seorang peserta menanyakan, apa benar Cak Nur berpandangan Kontroversial dengan jumhur ulama tentang kewajiban berjilbab, ternyata jawabannya cukup meyakinkan, “Ini isteri saya ada di sini, tidak pakai kerudung.” 1 Beberapa waktu lalu pernyataan senada muncul kembali pada harian Republika, Jum’at 7 Januari 1994 dalam Kolom Dr. M. Quraisy Shihab, beliau menyatakan; “Memang, kita boleh berkata bahwa yang menutup seluruh badannya kecuali wajah dan telapak tangannya, menjalankan bunyi teks ayat itu,2 bahkan 1 2

Arsip Kaset Rekaman : 1992, Pen. QS. 24:31, pen.

Jilbab, Kenapa Tidak ?!

9

mungkin berlebih. Namun dalam saat yang sama kita tidak boleh berkata bahwa yang tidak memakai kerudung, atau yang menampakkan lengannya, secara pasti telah melanggar petunjuk agama.” Sepintas pernyataan kedua pakar ini mungkin tidak berpengaruh apa-apa bagi mereka yang sudah terbiasa mendengar gagasan-gagasan kontroversial akhirakhir ini. Namun bagi kebanyakan orang, hal ini dapat membingungkan, bahkan bisa dijadikan pegangan atau dalil untuk melegalisasi perbuatannya. Karena gagasan tersebut bukan keluar dari orang biasa, tetapi justeru dari pakar hukum Islam kontemporer. Jika memperhatikan secara lengkap uraian kedua pakar dalam pembahasannya masing-masing, ada beberapa pokok pikiran yang perlu disoroti, mengingat sangat prinsipilnya masalah tersebut. Diantara pandangan Cak Nur ialah; 1) Al-Quran Surat An-Nur:31 yang berbunyi, WAL YADLRIBNA BI KHUMURIHINNA ‘ALA JUYUBIHINNA, ditafsirkan; “Tarik itu kerudungmu untuk menutup dadamu.” 2) Rambut tidak termasuk aurat wanita di luar shalat. 3) Lafad JUYUB (dada) pada QS. An-Nur:31 secara zhahir menunjukkan kewajiban wanita menutup dada saja. 10 Jilbab, Kenapa Tidak ?!

4) Ia memandang adanya madzhab yang membolehkan rambut/ kepala wanita terbuka serta menganggapnya sebagai masa-lah khilafiah. Adapun pandangan Dr. Quraisy tidak berbeda jauh dengan Cak Nur, hanya dalam uraiannya lebih dilengkapi dalil dan alasan yang dikutip dari beberapa kitab, di antaranya Tafsir Al-Qurtubi, Tafsir Ali As-Sais (Guru Besar Al-Azhar) dan Maqasid Syari’ah karya Muhammad Thaher Bin ‘Asyur (Ulama dari Tunis). Pendapatnya ini agak “sedikit longgar” dibanding jawaban Cak Nur yang serampangan. Disamping latar belakang pendidikan yang berbeda, Dr. Quraisy adalah peraih gelar Doktor dalam ilmu-ilmu AlQuran dengan yudisium Summa Cum Laude dan penghargaan tingkat I (Mumtaz ma’a martabat Syaraf Ula). Maka tidak heran bila pandangannya yang kontroversial ini diperkuat dalil dan pendapat para mufassir. Hanya saja, jawaban Quraisy di atas sangat meresahkan kaum muslimin khususnya mereka yang selama ini memandang jilbab sebagai suatu kewajiban bagi wanita yang telah aqil baligh. Kiranya Dr. Quraisy cenderung kepada beberapa pandangan di bawah ini; Jilbab, Kenapa Tidak ?! 11

1) lafad ILLA MAA ZHAHARA MINHA (Kecuali yang (biasa) tampak darinya) ditafsirkan; batasan aurat wanita yang mesti ditutupi pakaian disesuaikan dengan kondisi adat dan budaya masing-masing tempat. Mengutip pandangan Muhammad Thaher Bin Asyur dalam “Maqashid Al-Syari’ah"; “Cara memakai jilbab, berbeda-beda sesuai dengan perbedaan keadaan wanita dan adat mereka. Tetapi tujuan perintah ini adalah seperti bunyi ayat itu, yakni agar mereka dapat dikenal (sebagai wanita muslimah yang baik) sehingga tidak diganggu.” 2) Istitsna (pengecualian) pada ayat tersebut ialah, wanita boleh menampakkan selain wajah dan telapak tangannya dalam keadaan mendesak, sebagaimana komentarnya; “Kalau rumusan Ibnu Athiah diterima, maka tentunya yang dikecualikan itu dapat berkembang sesuai dengan kebutuhan mendesak yang dialami seseorang.” 3) Wanita yang tidak memakai kerudung atau menampakkan lengannya, dipandang tidak melanggar petunjuk agama, sebagaimana tulisnya; ”...Namun dalam saat yang sama, kita tidak boleh berkata bahwa yang tidak memakai kerudung atau yang menampakkan lengannya se12 Jilbab, Kenapa Tidak ?!

cara pasti telah melanggar petunjuk agama.” Senada dengan pandangan Harun Nasution : “Pendapat yang mengatakan hijab itu wajib, bisa dikatakan ya. Dan yang mengatakan tidak wajib pun bisa dijawab ya. Tapi batasan-batasan aturan yang jelas mengenai hijab ini tidak ada dalam al-Qur’an dan hadits-hadits mutawatir.” (Islam Rasional, h.332) JIL & JILBAB Tahun 2003, sebuah buku kontroversial berjudul “Kritik atas Jilbab” diterbitkan oleh Jaringan Islam Liberal (JIL). Buku ini merupakan terjemahan dari tulisan Muhammad Sa’id Al-Asymawi dengan judul “Haqiqatul Hijab Wa Hujjiyyatul Hadits” yang terbit tahun 1994 dan berisi polemik antara Asymawi dengan Syekh Al-Azhar & Mufti Mesir, Dr. Muhammad Sayyid Al-Thanthawi. Poin pokoknya hampir sama dengan pandangan Cak Nur dan Dr. Quraisy yaitu Jilbab tidak wajib! Berikut ini pendapat JIL & Al-Asymawi: 1. Memakai Jilbab karena takut api neraka adalah sebuah kekeliruan. Editor buku tersebut menulis: “Saya ingat ketika saya kecil. Nenek saya sangat ketat dengan Jilbab, Kenapa Tidak ?! 13

2.

3.

4.

5.

kerudung, meski kerudungnya sehelai kain yang ditutupkan di kepala. Ia muslimah yang taat sampai wafatnya (allahummaghfirlaha). Menurutnya, rambut perempuan yang sudah baligh tak boleh diperlihatkan karena itu aurat. Bila melanggar tegasnya, pasti rambut kita akan dibakar di neraka. (v) Jilbab & Hijab dalam Islam bukan termasuk wilayah syari’at namun hanya sebatas etika dan estetika. (ix) Perintah kewajiban Jilbab adalah pengaruh Hellenisme dan Persia yang pada asalnya merupakan pakaian pilihan (occasional costume). Turunnya Ayat tentang hijab & jilbab adalah kondisional (untuk keamanan) dan lebih bersifat politis (muslimah & non muslimah), diskriminatif (untuk membedakan budak dan merdeka) dan elitis. Konsep hijab bukanlah “milik” Islam. Taurat Yahudi meggunakan istilah tif’eret dan Injil Nasrani memakai istilah zammah, re’alah, zaif dan mitpahat. Bahkan pakaian seperti ini sudah menjadi wacana dalam code Bilalama (3000 SM), Code Hammurabi (2000 SM) dan

14 Jilbab, Kenapa Tidak ?!

6.

7.

8.

9.

Code Asyiria (15000 SM) Ketentuan penggunaan jilbab sudah dikenal di beberapa kota tua seperti Mesopotamia, Babilonia, dan Asyiria. Tradisi berjilbab di kalangan sahabat dan tabi’in lebih merupakan keharusan budaya daripada keharusan agama. Rambut wanita pada dasarnya bukan aurat. Siapapun yang mewajibkanmenutupnya atas anggapan bahwa itu aurat, maka pada hakikatnya telah mewajibkan sesuatu yang tidak pernah diwajibkan agama atau telah menggantikan hukum-hukum agama, mungkin atas dasar kebodohan, kepentingan politik, motif “minyak”, atau lainnya. Menurutnya juga dipandang sebagai kaum ekstrimis dan teroris. (h.92) Hijab artinya kain penghalang atau tirai yang khusus bagi istri-istri Nabi SAW, tidak ada hubungan dengan model penutup kepala atau kerudung. Jilbab ialah mantel dan perintah mengulurkan bawahnya untuk membedakan antara mukminah merdeka dan budak yang sifatnya temporal. Kewajiban jilbab dan hijab akan mengungkung kebebasan wanita. Jilbab, Kenapa Tidak ?! 15

Sanggahan atas pendapat ini sebagian dibahas dalam bab “Menjawab Keraguan Wajibnya Jilbab” dan pada Tanya jawab di akhir buku. 



16 Jilbab, Kenapa Tidak ?!

Jilbab Jahiliyah Jilbab, Kenapa Tidak ?! 17

18 Jilbab, Kenapa Tidak ?!

Jilbab Jahiliyah

F enomena jilbab dengan berbagai model dan aksesorisnya kini semakin marak. Aneka mode yang ditawarkan para selebritis menghiasi khazanah trend Millenium dari yang sedikit terbuka sampai yang buka-bukaan. Demikian halnya jilbab dan kerudung yang digunakan para artis dan model muslimah. Kecenderungan mengikuti trend sungguh sangat mengkhawatirkan, karena ternyata tidak sedikit yang menyalahi ketentuan syari'at Islam yang telah jelas. Diantara model dan cara berjilbab yang melebihi batas Allah dan Rasul-Nya ialah Jilbab Jahiliyah. Ketika menafsirkan QS. Al-Ahzab : 33, Muqatil berkomentar : Tabarruj Jahiliyah Jilbab, Kenapa Tidak ?! 19

pada ayat tersebut ialah wanita yang berkerudung namun tidak membelitkannya sehingga tertutup kalung di leher, anting di telinga serta pundaknya. (Ibnu Katsir) Maka model jilbab yang hanya menutup rambut kepala tanpa menutup kuping, leher dan pundak termasuk pada jilbab jahiliyah ini. Adapun model dan bentuknya antara lain : 1. Kudung Gantung Kerudung yang hanya digantungkan di kepala atau pundak. Biasanya digunakan dengan kain kebaya yang terbuka dadanya. Jelas pakaian tersebut tidak mencerminkan muslimah sejati. 2. Kudung Ciput Kerudung yang hanya menutupi rambut saja dengan leher terbuka. Biasanya kudung ciput digunakan untuk bagian dalam kerudung. 3. Kudung Millenium Warna kerudung yang mencolok juga diharamkan karena dapat menarik perhatian laki-laki yang melihatnya. Menarik perhatian lelaki yang bukan muhrim dengan farfum atau warna 20 Jilbab, Kenapa Tidak ?!

pakaian dapat menimbulkan fitnah syahwat. 4. Kudung Suster/Pendeta Kristen Dalam berpakaian Rasulullah SAW melarang menyerupai non muslim. Para suster kristen ada yang mengenakan kerudung dengan model yang khas. Memang menutupi seluruh badannya, namun jika kita sengaja meniru mode tersebut dilarang keras dengan sabda Rasulullah SAW: ُ ْ‫سو‬ َ ‫قَا‬ ‫س‬ ُ ‫ل َر‬ ْ ُ ‫ إِيَّاك‬:i ِ‫ل الله‬ َ ْ‫م وَلُبُو‬

َ َ ‫م أَوْ ت‬ ‫ه‬ َ َّ ‫شب‬ ْ ِ‫ن تََزيَّا بِه‬ َ ‫ه‬ ُ َّ ‫ن فَإِن‬ ْ ‫م‬ ِ ‫الَّرهْبَا‬ ‫منِّي‬ ِ ‫س‬ َ ْ ‫فَلَي‬

"Jauhi oleh kamu berpakaian seperti pendeta, karena sesungguhnya siapa yang berpakaian seperti mereka atau menyerupainya, maka ia bukan golonganku." (HR. Ath-Thabrany) 5. Kudung Wig Tidak sedikit yang mengenakan wig untuk menutup rambutnya. Mungkin mereka masih merasa malu atau takut mengenakan jilbab dengan sempurna. Dalam hadits Sa'id Bin Musayyab menceritakan:

َ ‫ةب‬ ‫ن‬ َ ‫سفْيَا‬ َ ِ ‫قَد‬ ُ ‫ن أبِي‬ ُ ‫م‬ ُ ْ ُ َ ‫معَاوِي‬ ‫خطَبَنَا‬ َ َ‫مهَا ف‬ ِ ‫ةآ‬ َ َ ‫مدِين‬ َ ِ ‫مةٍ قَد‬ َ ْ ‫خَر قَد‬ َ ْ ‫ال‬

Jilbab, Kenapa Tidak ?! 21

َ َ ‫شعَرٍ فَقَا‬ َ ‫ن‬ ‫ما‬ ْ ‫فَأ‬ ً َّ ‫ج كُب‬ ِ ‫ة‬ َ ‫خَر‬ َ ‫ل‬ ْ ‫م‬ َ َ َ ‫كُنت أ ُرى أ‬ ُ َ‫حدًا يَفْع‬ ‫ل هَذ َا غَيَْر‬ َ ‫نأ‬ ّ َ ُ ْ َّ َّ َ َ َّ ِ ‫الْيَهُود ِ وَإ‬ َّ ِ ‫ن الن ّب‬ ‫ه‬ ِ ْ ‫ه ع َلي‬ ُ ‫صلى الل‬ َ ‫ي‬ َ َّ ‫س‬ َ ‫صا‬ ‫ل‬ َ َ‫و‬ َ ‫م‬ َ ّ ‫سل‬ َ ‫و‬ ِ ْ ‫ماه ُ الُّزوَر يَعْنِي ال‬ َ ّ ‫فِي ال‬ ‫ر‬ ِ َ‫شع‬

Mu'awiyah datang ke Madinah, lalu ia berkhutbah di hadapan kami. Ia mengeluarkan sebagian dari rambut (wig) sambil berkata: "Aku tidak melihat orang yang menggunakan ini selain Yahidu. Sesungguhnya Rasulullah SAW menamakannya sebagai (rambut) kepalsuan. Yaitu wanita yang menyambung rambutnya. (HR. AlBukhari & Muslim) 6. Kudung Seksi Sebagian wanita muslimah berkerudung dengan benar, namun mereka menggunakan make up wajah yang berlebihan. Padahal berhias yang dihalalkan ialah di hadapan suaminya. Ada lagi yang berkerudung dengan pakaian T-Shirt yang ketat sehingga membentuk dadanya. Rasulullah SAW melaknatnya sebagai berjilbab tapi telanjang.

ُ ‫سو‬ َ ‫ل قَا‬ َ ‫ن أَبِي هَُريَْرة َ قَا‬ ‫ل‬ ُ ‫ل َر‬ ْ َ‫ع‬ َّ َ ‫ن‬ ِ ‫م‬ َ َ‫ه ع َلَيْهِ و‬ َ ‫سل‬ ُ ‫صل ّى الل‬ َ ِ‫الله‬ ِ ‫صنْفَا‬

22 Jilbab, Kenapa Tidak ?!

َ َ ‫من أَهْل النَار ل‬ ‫م‬ ٌ ْ‫ما قَو‬ ْ ُ‫معَه‬ َ ‫م‬ َ ُ‫م أَره‬ ْ ِ ّ ِ ْ ِ َ ٌ ‫سيَا‬ ‫ن بِهَا‬ ِ َ ‫ضرِبُو‬ ْ َ ‫ب الْبَقَرِ ي‬ ِ ‫ط كَأذ ْنَا‬ َ ‫ت‬ ِ ‫ساءٌ كَا‬ َ ِ ‫س وَن‬ ٌ ‫ت ع َارِيَا‬ ٌ ‫سيَا‬ َ ‫الن ّا‬ َ َّ ُ‫سه‬ ِ‫مة‬ ِ ‫م‬ ْ ‫ن كَأ‬ ُ ‫ت ُرءُو‬ َ ِ ‫سن‬ ٌ َ ‫مائِل‬ َ ‫ت‬ ٌ َ ‫ميل‬ ُ ْ ْ ََ ّ ‫جن‬ َ ْ ْ َ‫ة وَل‬ َ ْ ُ ‫الب‬ ُ ْ ‫مائِلةِ ل يَد‬ ِ ‫خ‬ َ ‫ن ال‬ َ ‫ت ال‬ َ ‫خل‬ َ َّ ِ ‫حهَا وَإ‬ ‫ن‬ ِ ُ ‫جد‬ َ ‫حهَا ليُو‬ َ ‫ن ِري‬ َ ‫ن رِي‬ َ ْ ‫جد‬ ِ َ‫ي‬ ْ ‫م‬ ‫سيَرةِ كَذ َا وَكَذ َا‬ ِ ‫م‬ َ

Dari Abu Hurairah ra berkata: Rasulullah SAW bersabda: "Ada dua macam penghuni neraka, aku tidak mau melihat mereka, yaitu : Kaum yang membawa cambuk seperti ekor sapi yang mereka pergunakan untuk memukul orang lain dan wanita-wanita yang berpakaian tapi telanjang dengan menggoyang-goyangkan pinggulnya, berlenggak lenggok kepalanya seperti punuk unta, wanita itu tidak akan masuk surga, bahkan tidak akan mencium baunya surga padahal bau surga itu dapat tercium dari jarak yang sangat jauh." (HR. Muslim) 7. Kudung Selebritis Wanita muslimah seharusnya berjilbab dengan niat yang benar, yaitu mengikuti perintah Allah dan Rasul-Nya. Jika niatnya mengikuti trend para artis dan selebriti apalagi diikuti kesomJilbab, Kenapa Tidak ?! 23

bongan, menjadi sia-sialah amal shaleh yang dilakukannya.

َ َّ َ ‫مَر أ‬ َ ‫سو‬ ‫صل ّى‬ ُ ‫ن َر‬ َ ُ‫ن ع‬ َ ِ‫ل الله‬ ْ َ‫ع‬ ِ ْ ‫ن اب‬ َ َ ‫م قَا‬ ‫ه‬ َ َ‫ه ع َلَيْهِ و‬ ُ ‫الل‬ ُ ‫ل ل َ يَنْظُُر الل‬ َ ّ ‫سل‬ َ َ‫خيَلَء‬ ُ ‫ه‬ َ ‫ن‬ َ ‫إِلى‬ ُ َ ‫وب‬ ْ َ ‫جَّر ث‬ ْ ‫م‬

Dari Ibnu Umar, sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda: "Allah tidak akan melihat kepada orang yang mengulurkan pakaiannya karena sombong." (HR. Muslim) 8. Kudung Tomboy Wanita tomboy ialah yang berkelakuan lelaki khas dengan celana jeans ketat atau sobek. Atasnya berkerudung tetapi bawahnya pamer aurat.

ُّ ِ ‫ن النَّب‬ َ ‫س قَا‬ ‫ي‬ ْ َ َ‫ع‬ َ َ‫ل َ لَع‬ ٍ ‫ن ع َبَّا‬ ِ ْ ‫ن اب‬ ّ َ َ ْ ‫ن‬ َ ‫م‬ َ َ‫ه ع َليْهِ و‬ ُ ‫صل ّى الل‬ َ ‫سل‬ ُ ‫م ال‬ َ َ ‫خن ّثِي‬ ْ َ ‫ن‬ ِ ِ ‫ت‬ ِ ‫جل‬ َ ِ‫ن الّر‬ ِّ ‫متََر‬ ُ ‫ل وَال‬ ِ ‫جا‬ ْ ‫م‬ ْ ‫م‬ َ َ ‫ساءِ وَقَا‬ ‫م‬ ْ ‫لأ‬ ِ ‫م‬ ُ ِ‫خر‬ َ ِّ ‫الن‬ ْ َ ُ‫جوه‬ ْ ُ ‫ن بُيُوتِك‬ ْ ‫م‬ َ ُّ ِ ‫ج النَّب‬ َ ‫قَا‬ ْ ‫ل فَأ‬ ِ‫ه ع َلَيْه‬ َ ‫خَر‬ ُ ‫صل ّى الل‬ َ ‫ي‬ َ َ ‫مُر فُلَنًا‬ ْ ‫م فَُلنًا وَأ‬ َ ‫خَر‬ َ َ‫و‬ َ ُ‫ج ع‬ َ ّ ‫سل‬

Dari Ibnu Abbas RA. berkata: "Rasulullah SAW melaknat laki-laki yang berlagak wanita dan (al-Mutarajjilat) wanita yang bergaya laki-laki. Beliau bersabda: "Usirlah mereka dari rumahmu!" Nabi SAW mengusir si fulan, demikian pula Umar." (HR. Al-Bukhari) 24 Jilbab, Kenapa Tidak ?!

ُ ‫سو‬ َ ‫ن أَبِي هَُريَْرة َ قَا‬ ‫ل‬ ُ ‫ن َر‬ َ َ َ‫ل لَع‬ ْ َ‫ع‬ َ ّ ّ َ َ ‫ج‬ ‫ل‬ ُ ‫م الَّر‬ َ َ‫ه ع َليْهِ و‬ ُ ‫صلى الل‬ َ ‫سل‬ َ ِ‫الله‬ َ‫ة ال ْمرأة‬ ِ ْ َ َ ‫س‬ َ ْ ‫س لِب‬ ُ َ ‫يَلْب‬ َ ْ ‫وال‬ ‫ل‬ َ ‫س‬ ُ ‫ة الَّر‬ َ ْ ‫س لِب‬ َ َ ُ َ ‫مْرأة َ تَلْب‬ ِ ‫ج‬

Dari Abu Hurairah RA berkata: "Rasulullah SAW melaknat laki-laki yang memakai pakaian wanita dan wanita yang memakai pakaian laki-laki." (HR. Abu Dawud) 



Jilbab, Kenapa Tidak ?! 25

Menjawab Keraguan Wajibnya Jilbab

26 Jilbab, Kenapa Tidak ?!

Menjawab Keraguan Wajibnya Jilbab Jilbab, Kenapa Tidak ?! 27

S

ebelumnya, pada uraian ini, tiada maksud penulis menyudutkan satu pihak. Namun atas dorongan ukhuwah dan saling mengingatkan, penulis memberanikan diri untuk memberikan pandanganpandangan dan bahan perbandingan sekitar masalah hukum berjilbab dan batas aurat wanita, dengan harapan keragu-raguan selama ini mendapatkan alternatif pemecahannya. Sistematika penulisan dibagi ke dalam beberapa sub judul yang intinya sebagai sanggahan atas pandangan Cak Nur, Dr. Quraisy dan AlAsymawi juga JIL beserta pendukungnya, baik langsung maupun tidak. A. BAGAIMANA PENAFSIRAN QS. ANNUR:31 MENURUT JUMHUR ULAMA ?

َ ‫ل لِل ْمؤ ْمنات ي ْغضضن م‬ َّ ِ ‫صارِه‬ ْ ُ‫وَق‬ ‫ن‬ َ ْ ‫ن أب‬ ْ ِ َ ْ ُ َ ِ َ ِ ُ َّ‫ن إل‬ َّ ُ‫جه‬ َ ‫ن فُُرو‬ ْ َ ‫وَي‬ َ ‫ن وَل َ يُبْدِي‬ َ ْ ‫حفَظ‬ ِ َّ ُ‫ن ِزينَتَه‬ َّ ِ ‫مرِه‬ ‫ن ع َلَى‬ ُ ِ‫ن ب‬ ِ ‫ما ظَهََر‬ ْ َ ‫منْهَا وَلْي‬ ُ ‫خ‬ َ َ ْ ‫ضرِب‬ َ‫ن أو‬ َ َّ ُ‫ن زِينَتَه‬ َّ ِ‫جيُوبِه‬ ُ ْ َّ ‫ن إِل ّ لِبُعُولَت ِ ِه‬ َ ‫ن وَل َ يُبْدِي‬ َ‫ن أو‬ َ َ َ َ َّ ِ‫ن أوْ ءَابَاءِ بُعُولتِه‬ َّ ِ‫ءَابَائِه‬ ْ َّ ِ‫ن أوْ أبْنَائِه‬ َ َ َّ ِ‫خوَانِه‬ َّ ِ‫أَبْنَاءِ بُعُولَتِه‬ ‫ن أوْ بَنِي‬ ْ ِ ‫ن أوْ إ‬ 28 Jilbab, Kenapa Tidak ?!

َ َ ‫ن أَو ن ِسائِه‬ َ َ َ ‫خوانِه‬ ْ‫ن أو‬ ّ ِ َ ْ َّ ِ‫خواتِه‬ َ َ ‫ن أوْ بَنِي أ‬ ّ ِ َ ْ ِ‫إ‬ َ َ َ َّ ُ‫مانُه‬ ‫ن‬ َ ْ ‫ت أي‬ ْ َ ‫ملَك‬ َ ‫ما‬ َ َ ‫ن أوِ التَّابِعِي‬ َ ‫ن أوِ التَّابِعِي‬ َ ُ ّ ْ ‫ل‬ ِ ِ‫غَيْرِ أولِي الِْربَة‬ َ ِ‫ن الّر‬ ِ ‫جا‬ ِ ْ‫ل أوِ الطِف‬ َ ‫م‬ َ ‫ال ّذِي‬ ِ‫ساء‬ ِ ‫م يَظْهَُروا ع َلَى ع َوَْرا‬ َ ِّ ‫ت الن‬ ْ َ‫ن ل‬ َ َ َّ ِ‫جلِه‬ ‫ن‬ ْ ُ ‫ما ي‬ ِ ‫ن‬ ُ ‫ن بِأْر‬ ْ َ ‫وَل َ ي‬ َ ‫م‬ َ َ ‫ن لِيُعْل‬ َ ْ ‫ضرِب‬ ْ ‫م‬ َ ‫خفِي‬ َّ ِ‫زِينَتِه‬ ‫ميعًا أَيُّهَا‬ ِ ‫ج‬ َ ِ‫ن وَتُوبُوا إِلَى الله‬ َ ‫ن‬ ِ ْ‫مؤ‬ َ ‫منُو‬ َ ‫حو‬ ُ ِ ‫م تُفْل‬ ُ ْ ‫ال‬ ْ ُ ‫ن لَعَل ّك‬

Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak daripadanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya, kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diket-

Jilbab, Kenapa Tidak ?! 29

ahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung. (QS. An-Nur : 31) Berangkat dari penafsiran QS. AnNur:31, khususnya pada kutipan ayat yang berbunyi WALYADLRIBNA BI KHUMURIHINNA ‘ALA JUYUBIBIHINNA yang dijadikan dalil bahwa khimar (kerudung) adalah hanya penutup dada, dengan menerjemahkan lafad Dlaraba... Bi... ’Ala artinya “Tariklah.” Menurut para ahli lughah, idiom kata Dlaraba yang disambungkan dengan ‘ala mengandung arti meletakkan sesuatu atas sesuatu untuk menutupinya atau menghalanginya.3 Jadi, bila diterjemahkan “tariklah (kerudung yang menutupi kepalamu) untuk menutupi dadamu” sama sekali menyalahi ketentuan lughah. Ibnu Abbas menjelaskan dalam tafsirnya, “Walyadlribna bi khumurihinna, yaitu Yurkhiina Qina’ahunna, artinya (perintahkan mereka) untuk mengulurkan pakaian penutupnya (sehingga menutupi dadanya).”4 Demikian pula para mufassir lainnya memberikan penjelasan dengan makna yang hampir 3 4

Al-Munjid:488 Tanwirul Miqbas:225

30 Jilbab, Kenapa Tidak ?!

sama, seperti Yughthiina, Yasturna, Yamna’na yang berarti menutupi/menghalangi. Dalam tafsir Jalalain dikemukakan WAL-YADLRIBNA BI KHUMURIHINNA ‘ALA JU-YUBIBIHINNA maksudnya, supaya mereka menutup kepala, pundak dan dada mereka dengan Al-maqani’ (pakaian penutup).5 Sepanjang pengetahuan penulis, para mufassir salafiah menafsirkan ayat tersebut sebagaimana penafsiran Jalalain ini. Misalnya Imam As-Shabuny menafsirkan, yaitu dengan menutup kepala mereka, pundak dan dada mereka yang dipandang sebagai ziinah (perhiasan).6 Karenanya, sebelum menafsirkan kalimat ini, terlebih dahulu harus dipahami kalimat sebelumnya yang berbunyi WALAA YUBDIINA ZINATAHUNNA ILLA MAA ZHAHARA MIN-HA (Dan janganlah mereka menampakkan perhiasan mereka kecuali apa yang tampak). Yang dimaksud ziinah (perhiasan) yaitu sesuatu yang diperlihatkan dari seorang wanita, baik itu pakaian, perhiasan seperti cincin, dan sebagainya yang dikenal sebagai alat kecantikan/ make-up (tajmiel). 5 6

II:292 Tafsir Ayat Ahkam II:145

Jilbab, Kenapa Tidak ?! 31

Menurut Imam Al-Qurthuby, ziinah itu terbagi menjadi dua bagian. Pertama, Ziinah Khalqiah, yaitu perhiasan yang sudah melekat pada dirinya seperti raut wajah, kulit, bibir dan sebagainya. Kedua, Ziinah Muktasabah, yaitu perhiasan yang dipakai wanita untuk memperindah atau menutupi jasmaninya, seperti busana, cincin, celak mata, pewarna dan sejenisnya. Inilah yang dimaksud dalam firman Allah;

ِّ ُ ‫عنْد َ ك‬ ُ ِ ‫م‬ ٍ‫جد‬ ْ ‫م‬ ِ ‫س‬ َ ‫ل‬ ْ ُ ‫خذ ُوا زِينَتَك‬

”Ambillah perhiasanmu ketika ke masjid.” 7 Maksud dari perhiasan yang biasa tampak dan boleh diperlihatkan itu, karena tidak mung-kin untuk menyembunyikannya atau menutupnya. Seperti wajah, pakaian luar dan telapak tangan. As-Shabuny dalam “Shafwatut Tafasir” nya menulis; “WALAA YUBDIINA ZINATAHUNNA ILLA MAA ZHAHARA MINHA” yaitu janganlah membuka perhiasannya di hadapan orang asing (bukan muhrim) kecuali yang terlihat dengan tidak di-sengaja serta tidak menimbulkan niat buruk.8

7 8

Al-Qurthuby XII:229 II:236

32 Jilbab, Kenapa Tidak ?!

Ibnu Katsir menyatakan; “Janganlah menampakkan sesuatu perhiasanpun kepada orang asing kecuali yang tidak mungkin untuk ditutupi.” Menurut Ibnu Mas’ud, perhiasan itu ada dua bagian; (1) Perhiasan yang tidak boleh diperlihatkan kecuali kepada suami, yaitu cincin (jari-jari tangan) dan wajah. (2) Perhiasan yang boleh ditampakkan pada orang asing yaitu busana bagian luarnya.9 Ulama lain berpendapat, yang dimaksud perhiasan adalah wajah dan telapak tangan, karena keduanya tidak termasuk aurat. Al-Baidlawy menyatakan; “Yang lebih jelas (kebolehan menampakkan perhiasan) ini hanya dalam shalat, bukan boleh memperlihatkannya sembarangan. Karena seluruh badan wanita dewasa adalah aurat, tidak halal selain suami dan muhrimnya melihat sesuatupun dari auratnya kecuali karena dlarurat (terpaksa), seperti berobat atau menjadi saksi (dalam pengadilan).” 10 Abdullah At-Talidy dalam “Al-Mar-ah Al-Mutabarrijah” mengungkapkan tiga jenis ziinah yang tidak boleh diperlihatkan kepada selain muhrim; (1) Pakai9

Mukhtashar Ibnu Katsir II:600 Al-Baidlawy II:58

10

Jilbab, Kenapa Tidak ?! 33

an dan acesoris busana, (2) Perhiasan seperti kalung, cincin dan anting. (3) Alat rias seperti lipstik, celak, pewarna dan sejenisnya. Ketiga jenis ziinah ini harus ditutupi kecuali memang yang tidak mungkin tertutup, atau tidak sengaja terbuka. Pendapat Inilah yang dipegang para mufassir seperti Ibnu Mas’ud, Al-Hasan AlBisry, Ibnu Sirin, Ibrahim An-Nakha-i, Abi Al-Jauza, Al-Qurthubi, Ibnu ‘Athiyah, Ibnu Al-Jauzi, Abi Hayan, Abi As-Su’ud, Shiddiq Hasan Khan Al-Qanuji, Asy-Syanqithy, AlMaududy, Ash-Shabuny dll.11 Dari penjelasan kutipan ayat di atas, kita dapat memahaminya bahwa menampakkan perhiasan luar saja (yang nampak) banyak ulama yang mengharamkannya, apalagi anggota badan yang ditutupi perhiasan luar tersebut. (menggunakan kaidah ushul Mafhum Mu-wafaqah Fahwal Khitab). Penafsiran di atas diperkuat lagi dengan sebuah Hadits yang menjelaskan sikap kaum muslimah ketika ayat ini diturunkan.

َّ َ ‫ة أ‬ َ ِ ‫ن عَائ‬ َ ‫ت‬ ‫ي‬ َ َ ‫شيْب‬ َ ‫ش‬ َ َّ ‫صفِي‬ ِ ‫ة َر‬ ِ ْ ‫ة بِن‬ َ َ‫ن‬ َ ‫ض‬ ْ َ‫ع‬ ّ َ َ َّ ‫ل ل‬ ُ ‫ت تَقُو‬ ِ‫ت هَذِه‬ ْ ‫ما نََزل‬ ْ َ ‫ه ع َنْهَا كَان‬ ُ ‫الل‬ َّ ِ‫جيُوبِه‬ َّ ِ ‫مرِه‬ ‫ن‬ ُ ِ‫ن ب‬ ُ َ ‫اْلي‬ ُ ‫ن ع َلَى‬ ْ َ ‫ة وَلْي‬ ُ ‫خ‬ َ ْ ‫ضرِب‬ 11

1990:56-57.

34 Jilbab, Kenapa Tidak ?!

َّ ُ‫ن أُْزَره‬ َ َ‫ن ف‬ ‫ل‬ َ َ‫أ‬ ِ ‫شقَّقْنَهَا‬ َ ْ ‫خذ‬ ِ َ ‫ن قِب‬ ْ ‫م‬ ‫ن بِهَا‬ ْ ‫شي فَا‬ ِ ‫حوَا‬ َ ‫مْر‬ َ ْ ‫ال‬ َ َ ‫خت‬

Dari Shafiah Binti Syaibah, ia bercerita; “Ketika kami bersama Aisyah RA, mereka menyebut-nyebut kelebihan wanita Quraisy. Lalu Aisyah RA berkata; “Memang wanita Quraisy itu memiliki kelebihan, tetapi, Demi Allah, sesungguhnya aku tidak pernah melihat yang lebih mulia daripada wanita Anshar, mereka sangat membenarkan Kitabullah dan sangat kuat imannya kepada wahyu yang diturunkan. Ketika turun surat AnNur, ayat yang menyuruh berkerudung, suami mereka pulang lalu membacakan kepada mereka apa yang telah Allah turunkan. Dengan segera setiap wanita menarik kain yang ada, lalu menjadikannya kerudung kepala karena membenarkan dan iman kepada apa yang diturunkan Allah dalam kitab-Nya.”12 Disamping QS. An-Nur:31 yang secara tegas menjelaskan kewajiban mengenakan khimar, ayat lainnya ialah QS. Al-Ahzab:59;

َ ْ ُ‫ي ق‬ َ ِ ‫ك وَبَنَات‬ َ ‫ج‬ ُّ ِ ‫يَاأَي ُّ َها النَّب‬ ِ‫ساء‬ َ ِ ‫ك وَن‬ ِ ‫ل لْزوَا‬ َّ ِ‫جلَبِيبِه‬ َّ ِ‫ن ع َلَيْه‬ ‫ن‬ ِ ‫ن‬ ِ ْ‫مؤ‬ َ ‫ن‬ ُ ْ ‫ال‬ ْ ‫م‬ َ ‫ن يُدْنِي‬ َ ‫منِي‬ َ َ َ ِ ‫ذَل‬ ‫ن‬ ْ ‫ك أدْنَى أ‬ َ ْ ‫ن فَل َ يُؤْذ َي‬ َ ْ‫ن يُعَْرف‬

12

HR. Al-Bukhari dan Abu Dawud

Jilbab, Kenapa Tidak ?! 35

‫ما‬ ِ ‫ه غَفُوًرا َر‬ َ ‫وَكَا‬ ً ‫حي‬ ُ ‫ن الل‬

“Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteriisteri orang mu’min; “hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”, yang demikian itu supaya mereka lebih mudah dikenal, karena itu mereka tidak diganggu, dan Allah Maha Pe-ngampun lagi Maha Penyayang.” Bila pada QS. An-Nur:31 memakai lafad WALYADLRIBNA, maka pada ayat ini digunakan lafad YUDNIINA artinya mengulurkan hingga menutupi kepala, pundak dan dada sampai ke seluruh tubuhnya. Ayat ini diperjelas lagi dengan sebuah Hadits dari Ummu Salamah, katanya; ”Ketika turun ayat ini, para wanita Anshar terlihat keluar berbondong-bondong, pada kepala mereka terlihat seperti burung ghirban (gagak) yang hitam karena kerudung yang dikenakan berwarna hitam.” 13 B. BATAS AURAT WANITA DI LUAR SHALAT Sebenarnya masalah ini telah banyak diketahui oleh kaum muslimin, namun tidak ada salahnya jika kita mengetahui dasar-dasar hukum yang menjelaskan 13

HR. Abdurrazaq dan Jama’ah

36 Jilbab, Kenapa Tidak ?!

batasan aurat wanita di luar shalat dengan merujuk kepada Kitabullah dan Sunnah Rasulullah SAW serta atsar shahabat dan salaf yang mempertegas masalah tersebut. Dalil Pertama, yaitu QS. An-Nur:31 dan QS. Al-Ahzab:59 dengan berbagai penafsirannya yang mu’tamad (terpercaya) sebagaimana uraian sebelumnya. Ayat lainnya ialah perintah hijab yang menunjukkan agar kaum wanita selalu terpelihara auratnya. Firman Allah;

َ َّ ُ‫سأَلُوه‬ َّ ُ‫موه‬ ‫ن‬ ِ ‫ن‬ ْ ‫متَاع ًا فَا‬ َ ‫وَإِذ َا‬ َ ‫ن‬ ُ ُ ‫سألْت‬ ْ ‫م‬ ‫ب‬ ِ ِ‫وََراء‬ َ ‫ح‬ ٍ ‫جا‬ َ ُ ‫ذَلِك‬ َّ ِ‫م وَقُلُوبِه‬ ‫ن‬ ْ ُ ‫م أطْهَُر لِقُلُوبِك‬ ْ

“Apa-bila kamu meminta sesuatu keperluan kepada mereka (isteri-isteri Nabi SAW), maka mintalah dari belakang tabir (hijab). Cara demikian itu lebih suci bagi hatimu dan hati mereka.” 14 Dalil Kedua, Banyak Hadits yang menjelaskan batasan aurat wanita. Di antara Hadits tersebut ialah; (1) Aisyah RA berkata;

َ َ َ‫أ‬ ‫ت ع َلَى‬ ‫س‬ َ َ ‫ت أَبِي بَكْرٍ د‬ ْ ‫ماءَ بِن‬ ّ ْ ‫نأ‬ ْ َ ‫خل‬ َ َ َّ ‫ه‬ ُ ‫َر‬ ُ ‫صلى الل‬ َ ِ‫ل الله‬ ِ ‫سو‬

14

QS. 33:53

Jilbab, Kenapa Tidak ?! 37

َّ َ ‫ض‬ ‫سل‬ ٌ ‫م وَع َلَيْهَا ثِيَا‬ َ َ‫ع َلَيْهِ و‬ َ َ َ ‫ب رِقَاقٌ فَأعَْر‬ َ ُ ‫سو‬ ‫م‬ َ َ‫ه ع َلَيْهِ و‬ ُ ‫ع َنْهَا َر‬ َ ّ ‫سل‬ ُ ‫صل ّى الل‬ َ ِ‫ل الله‬ َ َ ْ َ َّ ِ ‫ماءُ إ‬ َ ‫وَقَا‬ ‫ت‬ ْ ‫ل يَا أ‬ َ ‫س‬ ْ َ‫مْرأة َ إِذ َا بَلغ‬ َ ‫ن ال‬ َ َ ‫منْهَا إِل ّ هَذ َا‬ ِ ‫م‬ ِ ‫ن يَُرى‬ ْ ‫حأ‬ ْ ُ ‫صل‬ َ ْ ‫ال‬ ْ َ‫ض ل‬ ْ َ‫م ت‬ َ ‫حي‬ َ َ َ ‫وَهَذ َا وَأ‬ ِ‫جههِ وَكَفَّيْه‬ ِ ْ َ‫شاَر إِلى و‬

“Sesungguhnya Asma Binti Abu Bakar RA berjumpa dengan Nabi SAW dengan pakaian tipis, maka Nabi SAW berpaling darinya sambil berkata; “Hai Asma, sesungguhnya seorang wanita apabila telah baligh, tidak boleh dilihat selain ini dan ini”, sambil mengisyaratkan pada muka dan dua tangannya. 15 (2) Sabda Rasulullah SAW;

َ ْ ْ َ ‫ة ول َ تَلْب‬ ‫ن‬ ْ َّ‫ل َ تَتَنَق‬ ْ ‫م‬ َ ِ‫حر‬ ُ ْ ‫ب ال‬ َ ُ ‫م‬ ِ ْ ‫س القُفّاَزي‬

“Janganlah wanita yang ber-ihram menutup muka dan memakai sarung tangan.”16 Maksudnya, batasan pakaian ihram wanita ketika melaksanakan haji/umrah, sebagaimana pakaiannya di luar ibadah haji/umrah yaitu wajib menutup seluruh badannya kecuali muka dan telapak tangannya. (3) Sabda Rasulullah SAW; 15 16

HR. Abu Dawud HR. Al-Bukhari

38 Jilbab, Kenapa Tidak ?!

ْ َ ‫ست‬ ‫شَرفَهَا‬ َ ‫مْرأَة ُ ع َوَْرة ٌ فَإِذ َا‬ َ ‫خَر‬ ْ ‫تا‬ ْ ‫ج‬ َ ْ ‫ال‬ َّ ‫ال‬ ‫ن‬ ُ ‫شيْطَا‬

“Wanita itu aurat. Jika mereka keluar (rumah) maka syetan menyanjungnya.” 17

Para ulama juga memandang bahwa seluruh badan wanita adalah aurat kecuali muka dan telapak tangan. Mereka berbeda pendapat bukan dalam masalah, apakah rambut termasuk aurat atau tidak, tetapi dalam hal wajib tidaknya menutup wajah dengan cadar (niqab). Bahkan dalam Tafsir Ayat Ahkam, AshShabuny membuat pembahasan tersendiri dengan judul “Bid’atu Kasyfil Wajhi” (Bid’ah membuka wajah). Sa’ad Bin Jubair, Adh-Dhahhak dan AlAu-za’i mengatakan bahwa perhiasan yang boleh tampak ialah muka dan dua telapak tangan. Sedangkan Ibnu Umar, Ikrimah, Abu Syattsa’i dan Ibrahim AnNakha’i berpendapat yaitu muka, dua telapak tangan dan cincin.18 Para Imam Madzhab pun berbeda pendapat dalam hal aurat wanita, tetapi bukan boleh/tidaknya membuka kerudung kepala. Madzhab Syafi’iyah dan 17

HR. At-Tirmidzi, menurutnya Hasan Shahih

18

HR. At-Tirmidzi

Jilbab, Kenapa Tidak ?! 39

Hanabilah memandang bahwa seluruh badan wanita adalah aurat. Imam Ahmad mengatakan; “Seluruh badan wanita adalah aurat, termasuk kukunya sekalipun.” 19 Sedangkan Imam Malik dan Abu Hanifah berpendapat, selain wajah dan telapak tangan, seluruhnya termasuk aurat. Sesungguhnya telah menjadi pendapat jumhur ulama dan merupakan ijma’ yang berdasarkan Al-Quran dan Hadits shahih bahwa rambut termasuk salah satu aurat wanita. Sebagaimana dikutip dalam Ensiklopedi Ijmak; “Ulama sepakat bahwa rambut dan badan wanita merdeka selain wajah dan telapak tangannya adalah aurat. Mengenai budak wanita, ulama sependapat bahwa kepalanya bukan aurat, baik ia bersuami atau tidak, kecuali menurut riwayat Al-Hasan Al-Bashry; Budak wanita yang bersuami dan oleh suaminya ditempatkan di suatu rumah, itu seperti wanita merdeka, tanpa khilaf.” 20 Jika kini muncul para ulama kontemporer dan diakui otoritasnya dalam hal ilmu keIslaman yang berpandangan kontroversial dengan penjelasan dan pendapat di atas, selayaknya kita mengingat sabda Rasulullah SAW yang 19 20

Tafsir Ibnu Al-Jauzi VI:31 1987:37

40 Jilbab, Kenapa Tidak ?!

menyatakan otoritas para tokoh salaf khususnya shahabat, tabi’in dan tabi’ut tabi’in.21 Ibnul Qayyim menyatakan; “Tidak, tidak boleh begitu saja menerima suatu pendapat walaupun dari orang terkemuka, tanpa dalil yang sah bahkan seharusnya kita bisa menyaring semua, kemudian mengambil mana yang cocok dengan Kitab dan Sunnah.”

C. JILBAB, KHIMAR DAN ADAT WANITA ARAB Memang benar, kaum muslimat diperintahkan menutup dadanya, tetapi juga diwajibkan menutup kepala sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya. Dalam Munjid, jilbab diartikan sebagai baju atau pakaian yang lebar. Juga dalam kitab “Al-Mufradat” karya Raghib Isfahany, disebutkan bahwa jilbab adalah baju atau kerudung. Kitab Al-Qamus menyatakan jilbab sebagai pakaian luar yang lebar, sekaligus kerudung, yang biasa dipakai kaum wanita untuk menutupi pakaian (dalam) mereka. “Lisanul Arab” 21

HR. Muslim

Jilbab, Kenapa Tidak ?! 41

mendefinisikan jilbab ialah jenis pakaian yang lebih besar dibanding kerudung dan lebih kecil dibanding selendang lebar (rida’) yang biasa dipakai kaum wanita untuk menutup kepala dan dada mereka. Adapun khumur bentuk jamak dari khimar arti asalnya ialah penutup. Ibnu Katsir mendefinisikan, khimar adalah sesuatu yang dibuat untuk menutupi kepala atau biasa juga disebut Miqna’.22 Jadi, kata “khimar” merupakan istilah baku untuk penutup kepala, seperti istilah topi atau kopiah. Apabila hilang sifat menutup kepalanya, tidak lagi disebut khimar. Perintah menutup dada dengan khimar, maksudnya, khimar (penutup kepala) tadi jangan hanya sampai kepala saja, tetapi juga menutupi dada. Jika seseorang berkata; “Tekanlah kopiahmu sampai menutupi kupingmu,” perintah ini sudah dimaklumi bahwa kopiah tersebut tetap dipakai sebagaimana mestinya, dan ditambah dengan menutupi kuping.23 Ibnu Abi Hatim mengatakan; “Allah memerintahkan untuk menutup leher dan dadanya dengan khimar mereka sehingga tidak terlihat sedikitpun darinya.” Ini membuktikan bahwa khimar yang si22

Tafsir Ibnu Katsir III:284 Lihat bantahan A. Hassan dalam "Wanita Islam" 1989:71 terhadap Aliran Baru yang pandangannya sejalan dengan gagasan Cak Nur 23

42 Jilbab, Kenapa Tidak ?!

fatnya menutupi kepala tadi hendaknya juga menutupi leher dan dadanya. Adapun mereka yang memandang khimar sebagai adat kebiasaan wanita Arab, perlu dipertanyakan kembali. Justeru adanya perintah menutup aurat dengan khimar ini disebabkan kebiasaan wanita Jahiliah yang selalu membuka auratnya, sebagaimana dikutip AshShabuny; “Para mufassir berkata; “Adalah wanita Jahiliah seperti juga wanita jahiliah mo-dern kini, lalu lalang di hadapan lelaki dengan dada dan leher terbuka, dua lengannya terjulur, kadang badannya bergerak erotis atau rambutnya terurai untuk mendapatkan perhatian kaum lelaki. Sedangkan wanita muslimah menutupkan khumur mereka ke belakang, maka tinggallah bagian dadanya terbuka, kemudian kaum mu’minat diperintahkan untuk menutup bagian depannya sehingga tidak tampak lagi dan memelihara mereka dari kejahatan.” 24 Ibnu Al-Jauzy menyatakan pendapat yang sama tentang busana wanita jahiliyah yang menampakkan auratnya.25 D. 24 25

KERUDUNG BUKAN MASALAH KHILAFIAH

Shafwatut Tafasir II:336 At-Tashil III:144, Al-Mar'ah Mutabarrijah:63

Jilbab, Kenapa Tidak ?! 43

Cak Nur dan Dr. Quraisy memandang adanya madzhab yang membolehkan rambut terbuka. Cak Nur mengaku selalu bilang pada isterinya; “Hai, kalau kamu tidak menutup rambut, Insya Allah, saya masih bisa berargumen, tapi kalau tidak menutup dada, sama sekali tidak bisa.” Dan Dr. Quraisy memfatwakan agar tidak menyalahkan wanita yang tidak menutup kepala atau lengannya. Benarkah ada madzhab atau pendapat demikian di antara para ulama salaf dan pengikut Ahlus Sunnah Wal Jama’ah? Simaklah komentar A. Hassan dalam “Soal-Jawab” nya; “Sepanjang pemeriksaan kami, tidak ada seorangpun dari para Imam yang terkenal dalam Islam membolehkan wanita membuka kepalanya.” 26 Dan itu diakui pula oleh Cak Nur sebagai Qaulun Syadzun (pendapat yang asing). Namun masalahnya, mengapa gagasan tersebut masih dipertahankan?, Wallahu A’lam. Adapun Dr. Quraisy menyinggung pandangan Ibnu ‘Asyur tentang kebolehan berjilbab sesuai de-ngan kondisi dan adat wanita itu berada, sehingga tidak mustahil kerudung trend wanita Indonesia hanya diselendangkan di pundak. Ternyata dalam buku Ibnu ‘Asyur sendiri, 26

III:1090

44 Jilbab, Kenapa Tidak ?!

tidak ada satupun per-nyataan bahwa jilbab tidak wajib, baik secara implisit apalagi eksplisit. Dia tidak berbeda pendapat dengan jumhur ulama. Kemudian, maksud jilbab sesuai kondisi dan adat, ialah “haiaat” yaitu bentuk dan model jilbab, dimana menurut Ibnu ‘Asyur jilbab itu berbeda sesuai kondisi dan adat setempat. Tentu saja model jilbab di iklim tropis tidak sama dengan di iklim yang dingin. Namun substansi jilbab tetap, sebagai penutup kepala yang hukumnya wajib.27 Bahkan A. Hassan pernah mengungkapkan; “Suatu dusta besar, kalau PAI mengatakan urusan kerudung itu masalah khilafiah ! Tidak ada seorangpun dari ulama berpendapat bahwa kerudung itu tidak wajib, tidak ada ahli tafsir, tidak dari ahli Hadits dan juga tidak dari ahli fiqh. Hanya pengarang “Aliran Baru” sendiri memutar balikkan ayat kerudung itu buat mengadakan perselisihan yang tidak ada, de-ngan itu, ia bisa menganggap masalah tersebut menjadi khilafiah ! ” 28 Menurut penulis, boleh/tidaknya seseorang memvonis atau menyimpulkan tentang sesuatu hal yang berhubungan dengan syari’ah, sangat ditentukan oleh 27 28

Bulletin Terobosan, Cairo No. 138, Sept. 1996 Wanita Islam:24

Jilbab, Kenapa Tidak ?! 45

ada/tidaknya dalil syara’ yang menjadi dasar pijakannya. Bagaimana kita tidak boleh menyalahkan yang tidak menutup kepala atau lengannya, sedangkan Rasulullah SAW sendiri pernah bersabda;

ُ ‫سو‬ َ ‫ل قَا‬ َ ‫ن أَبِي هَُريَْرة َ قَا‬ ‫ل‬ ُ ‫ل َر‬ ْ َ‫ع‬ َّ َ ِ‫ه ع َليْه‬ ُ ‫صلى الل‬ َ ِ‫َ الله‬ َ ‫م‬ ِ ‫ن‬ ِ ‫م‬ َ َ‫و‬ ْ َ ‫ل النَّارِ ل‬ َ ّ ‫سل‬ ِ ْ‫ن أه‬ ْ ‫م‬ ِ ‫صنْفَا‬ َ ٌ ‫سيَا‬ ‫ط‬ ِ ‫م‬ ٌ ْ‫ما قَو‬ َ ‫م‬ َ ُ‫أَره‬ ْ ُ‫معَه‬ َ ‫س‬ َ ‫ضرِبُو‬ ْ َ ‫ب الْبَقَرِ ي‬ َ ‫ن بِهَا النَّا‬ ِ ‫كَأذ ْنَا‬ ‫ت‬ ِ ‫م‬ ِ ‫ساءٌ كَا‬ َ ِ ‫وَن‬ ٌ َ ‫ميل‬ ُ ‫ت‬ ٌ ‫ت ع َارِيَا‬ ٌ ‫سيَا‬ َ َّ ُ‫سه‬ ‫ت‬ ْ ُ ‫مةِ الْب‬ ِ ‫خ‬ ْ ‫ن كَأ‬ ُ ‫ت ُرءُو‬ َ ِ ‫سن‬ ٌ َ ‫مائِل‬ َ ْ َ َ ْ ْ ‫ن‬ ُ ْ ‫مائِلةِ ل َ يَد‬ َ ّ ‫جن‬ َ ْ ‫جد‬ َ ‫ن ال‬ َ ‫ال‬ ِ َ ‫ة وَل َ ي‬ َ ‫خل‬ َّ ِ ‫حهَا وَإ‬ ‫ن‬ ِ ُ ‫جد‬ َ ‫حهَا لَيُو‬ َ ‫ن ِري‬ َ ‫رِي‬ ْ ‫م‬ ‫سيَرةِ كَذ َا وَكَذ َا‬ ِ ‫م‬ َ

Dari Abu Hurairah ra berkata: Rasulullah SAW bersabda: "Ada dua macam penghuni neraa, aku tidak mau melihat mereka, yaitu : Kaum yang membawa cambuk seperti ekor sapi yang mereka pergunakan untuk memukul orang lain dan wanita-wanita yang berpakaian tapi telanjang dengan menggoyang-goyangkan pinggulnya, berlenggak lenggok kepalanya seperti punuk unta, wanita itu tidak akan masuk surga, bahkan tidak akan mencium baunya surga padahal

46 Jilbab, Kenapa Tidak ?!

bau surga itu dapat tercium dari jarak yang sangat jauh." (HR. Muslim) Berikut ini petikan Soal Jawab A. Hassan tentang keraguan wajibnya jilbab. Soal : Saya sudah tahu hukum wajib wanita bertudung kepala di hadapan laki-laki yang halal ia kahwin, dan saya juga sudah membaca Pembela Islam 43:15, dan Soal Jawab II/th. 1969:654 II/th. 1972:616 dan Alfatwa 6:29, tetapi karena ada seorang ketua perkumpulan berkata: "Saya belum dapat keterangan tentang wajib wanita bertudung kepala sedang zaman dahulu, wanita tidak bertudung kepala" dan karena perkataan ketua ini diturut oleh lain ketua yang lebih rendah daripadanya, maka diantara pengikut-pengikut perkumpulan itu telah timbul keragu-raguan, walaupun mereka tahu bahwa ketua itu bukan orang yang berpengetahuan di dalam agama. Karena itu harap Al-Lisan suka menerangkan : 1. Apa alasan-alasan yang mewajibkan bertudung ? 2. Adakah salah satu imam terkenal di dalam Islam berpendapat bahwa tudung kepala itu tidak wajib atas wanita ?

Jilbab, Kenapa Tidak ?! 47

3. Di zaman sebelum Rasulullah, adakah wanita bertudung atau tidak ? 4. Di zaman Rasulullah, sebelum datang perintah bertudung bagaimana pakaian wanita Islam ? Jawab ke 1 Sebagaimana tersebut di pertanyaan, bahwa di Pembela Islam, Soal Jawab dan Al-Fatwa telah diterangkan masalah aurat wanita yang harus ditutupnya di hadapan laki-laki yang bukan mahramnya, maupun di dalam rumah ataupun di luar. Di sini akan kami terangkan kembali dengan sedikit luas. Firman Allah :

َ َ ‫ول َ يبدين زينته‬ ‫منْهَا‬ ِ ‫ما ظَهََر‬ َ ّ ‫ن إِل‬ ّ ََُ ِ َ ِ ُْ َ

Dan janganlah wanita-wanita itu menampakkan perhiasan mereka melainkan apa yang zhahir saja." (QS. An-Nur:31) Sebagai tafsier bagi ayat ini diriwayatkan: Telah berkata Ibnu Abbas: Perhiasan yang zhahir itu ialah muka, dan celak di mata, dan bekas pacar di tangan dan cincin. (Ibnu Jarier)

48 Jilbab, Kenapa Tidak ?!

Telah berkata Sa'id bin Jubair dan Dlahhaak dan Auza'i: Yaitu muka dan dua tangan sampai pergelangan. (Ibnu Katsier) Telah berkata Ibnu Umar dan 'Athaa' dan 'Ikrimah dan Abusy-Sya'-tsaa' dan Ibrahim Nakh'i: Yaitu mukanya dan dua tangannya sampai pergelangan dan cincin. (Ibnu Katsier) Dari perkataan shahabat, tabi'in dan lainnya, yang menafsirkan ayat itu, nyatalah badan wanita yang boleh kelihatan itu hanyalah muka dan dua tangan sampai pergelangan. Mereka faham begitu, bukan sematamata karena fikiran, tetapi ialah beralasan dengan kejadian-kejadian di zaman Nabi dan dengan sabdanya:

َ َ ْ ‫ن ال‬ َّ ِ ‫ماءُ إ‬ ‫ض‬ ِ ‫م‬ ْ ‫يَا أ‬ َ ‫س‬ ْ َ‫مْرأة َ إِذ َا بَلَغ‬ َ َ ْ ‫ت ال‬ َ ‫حي‬ َ ُ ‫ل َم تصل‬ ‫منْهَا‬ ِ ‫ن يَُرى‬ ْ ‫حأ‬ ْ ْ َ ْ َ َ َ ‫إِل َّ هَذ َا وَهَذ َا وَأ‬ ِ‫جههِ وَكَفَّيْه‬ ِ ْ َ‫شاَر إِلى و‬

"Ya Asma, sesungguhnya seorang wanita apabila cukup umur tidak boleh dilihat daripada (anggota) nya, melainkan ini dan ini, sambil Rasulullah SAW isyaratkan kepada muka dan dua tangannya sampai pergelangan." (HR. Abu Dawud) Jadi menurut ayat, Hadits dan tafsirtafsir shahabat dan tabi'in dan lainnya Jilbab, Kenapa Tidak ?! 49

bahwa selain daripada muka dan tangan tidak boleh dibuka. Dari ini nyata pula bahwa kepala dan rambut wanita itu tidak termasuk dari bagian anggauta yang boleh terbuka di hadapan laki-laki asing. Di dalam Hadits, di perkataan shahabat-shahabat, tabi'in dan lainnya tidak terdapat bahwa kepala atau rambut wanita itu boleh terbuka. Firman Allah:

َّ ‫جيُوب ِ ِه‬ َّ ِ ‫مرِه‬ ‫ن‬ ُ ِ‫ن ب‬ ُ ‫ن ع َلَى‬ ْ َ ‫وَلْي‬ ُ ‫خ‬ َ ْ ‫ضرِب‬

"Dan hendaklah wanita-wanita itu menghulurkan tudung-tudung kepala mereka atas dada mereka." (QS. AnNur:31) Maksudnya hendaklah wanita-wanita itu menghulurkan tudung-tudung kepala mereka di atas dada, lalu belitkan di leher supaya bagian dada yang dekat leher, yang biasa terbuka itu bisa tertutup. Perkataan khumur yang tersebut di ayat artinya beberapa khimar. Khimar itu sesuatu yang dibuat tudung atau tutup kepala dan yaitu yang orang namakan miqna." (Ibnu Katsir) Miqna' ialah tutup atau tudung kepala yang juga terkenal dengan nama muqna' atau telekung. Diriwayatkan: 50 Jilbab, Kenapa Tidak ?!

Telah berkata Aisyah:

َّ َ ‫ل ل‬ َ َ‫ت اْلُو‬ ‫ما‬ ِ ‫جَرا‬ َ ‫يَْر‬ َ ِ‫ه ن‬ ِ ‫مهَا‬ ُ ْ ‫ساءَ ال‬ ُ ‫م الل‬ ُ ‫ح‬ َ ْ َّ ِ ‫مرِه‬ َ ‫أَنَْز‬ ‫ن ع َلى‬ ُ ِ‫ن ب‬ ْ َ ‫ه وَلي‬ ُ ‫خ‬ ُ ‫ل الل‬ َ ْ ‫ضرِب‬ َ َ ‫ن‬ َّ ُ‫مُروطَه‬ َّ ِ‫جيُوبِه‬ ‫ن بِهَا‬ ْ ‫ن فَا‬ َ ‫مْر‬ ُ َ َ ‫خت‬ ُ ‫ن‬ َ ْ‫شقّق‬

"Mudah-mudahan Allah beri rahmat atas wanita-wanita Muhajirin yang dahulu. Di waktu Allah turunkan ayat tudung itu, mereka koyak kain mereka yang belum berjahit dan mereka buat tudung. (S.R. Bukhari) Telah berkata Shafiyah binti Syaibah : Di waktu kami bersama-sama Aisyah mereka sebut wanita-wanita Quraisy dan kelebihan mereka. Maka Aisyah berkata: "Sesungguhnya wanita-wanita Quraisy itu mempunyai kelebihan, tetapi sesungguhnya aku, demi Allah, tidak aku lihat yang lebih mulia daripada wanita-wanita Anshar: sangat-sangat mereka membenarkan kitab Allah dan sangat kuat iman mereka kepada wahyu yang diturunkan. Waktu diturunkan surah An-Nur, ayat yang menyuruh bertudung, laki-laki mereka pulang, lalu membacakan kepada mereka apa yang diturunkan oleh Allah itu, lantas tiap-tiap seorang daripada wanita-wanita mereka mengambil kain mereka yang berlukis, lalu mereka jadikan tudung kepala karena membenarkan dan percaya kepada apa yang Jilbab, Kenapa Tidak ?! 51

ditirunkan oleh Allah di kitab-Nya. (R. Abu Dawud) Ayat An-Nur:31 itu sendiri telah menunjukkan, bahwa tudung kepala itu wajib pula menutup dada sebelah atas yang biasanya terbuka. Dua riwayat dari Aisyah itu menegaskan bahwa turunnya ayat itu untuk mewajibkan tutup kepala. Diantara shahabat, tabi'in, imamimam dan mufassirin tidak ada yang berpendapat boleh terbukakepala wanita di hadapan laki-laki asing. Orang yang berkata: "..Saya belum dapat keterangan tentang wajib tutup kepala itu," mungkin tak tahu adanya ayat tersebut atau tak tahu artinya, atau sengaja hendak putar-putar, karena sudah terlanjur mengatakan tidak wajib bertudung.

َّ ِ‫ن إِل َّ لِبُعُولَتِه‬ َّ ُ‫ن زِينَتَه‬ ‫ن‬ َ ‫وَل َ يُبْدِي‬

Dan janganlah mereka itu nampakkan perhiasan mereka melainkan kepada suami-suami mereka dan..." (QS. AnNur:31) Telah berkata Ibnu Abbas dab Muqatil : (Maksudnya, tidak boleh mereka buka) tudung sarung dan tudung kepala melainkan di hadapan suami-suami mereka dan ..." (Al-Baghawi) 52 Jilbab, Kenapa Tidak ?!

Ayat ini bersama tafsir shahabatshahabat itu menguatkan arti ayat yang mewajibkan bertudung. Ayat-ayat Qur'an dan amal Shahabat, tabi'in dan seterusnya terlalu terang, tetapi orang yang sudah biasakan anak isterinya tidak bertudung, hendak mencari-cari jalan untuk terlepas...

‫جاهِلِيَّةِ اْلُولَى‬ َ ْ ‫ج ال‬ َ ‫ن تَبَُّر‬ ْ ‫وَل َ تَبََّر‬ َ ‫ج‬

"Dan janganlah kamu (isteri-isteri Nabi) nampakkan perhiasan sebagaimana hal Jahiliyah yang dahulu. (QS. Al-Ahzab:33) Telah berkata Muqatil : Perkataan Tabarruj (nampakkan perhiasan) yang tersebut di ayat itu, ialah seorang wanita bertudung dengan tidak membelitkan dia hingga tertutup kalung, leher, anting-anting dan tengkuknya. (Ibnu Katsir) Menurut tafsir Muqatil ini, bahwa bertudung dengan tidak menutup kuping dan leher itu dikatakan cara Jahiliyah. Bagaimana kalau tidak bertudung sama sekali, sebagaimana isteri kebanyakan pemimpin-pemimpin Islam?! Sampai di sini saja rasanya cukup menunjukkan, bahwa bertudung kepala itu wajib, dan perkataan pemimpin yang memberi fatwa : "Saya belum dapat keterangan tentang wajib bertudung" itu, tidak jadi alasan. Jilbab, Kenapa Tidak ?! 53

Jawab ke 2: Sepanjang pemeriksaan kami tidak ada seorangpun dari para imam-imam yang terkenal dalam Islam membolehkan wanita membuka kepadanya.

Jawab ke 3 : Di zaman Jahiliyah ada wanita-wanita bertudung dan ada yang tidak, tetapi tudung mereka tidak sebagaimana yang dimaksudkan oleh Islam. Jawab ke 4 : Wanita-wanita Islam, sebelum datang perintah bertudung ada yang bertudung dan ada yang tidak bertudung. (SoalJawab : 1085-1090) Dengan penjelasan alakadarnya ini, mudah-mudahan kita semakin hati-hati dan kritis terhadap setiap gagasan yang sekiranya menimbulkan keraguan akan kebenaran Kitabullah dan Sunnah Rasulullah SAW.

54 Jilbab, Kenapa Tidak ?!





Jilbab, Kenapa Tidak ?! 55

Tabarruj Jahiliyah Yang Modis & Trendi

56 Jilbab, Kenapa Tidak ?!

Tabarruj Jahiliyah Yang Modis & Trendi 1. TABARRUJ & PAMER AURAT Allah berfirman :

َّ ُ ‫ن فِي بُيُوتِك‬ ‫ج‬ َ ‫ن تَبَُّر‬ ْ ‫ن وَل َ تَبََّر‬ َ ‫وَقَْر‬ َ ‫ج‬ َ ُ َّ ‫ن ال‬ َ‫صلَة‬ َ ْ ‫ال‬ ْ ِ‫جاهِلِيَّةِ اْلولَى وَأق‬ َ ‫م‬ َ ‫ه‬ ُ ‫ه وََر‬ ُ َ ‫سول‬ َ ‫ن الل‬ َ ‫وَءَاتِي‬ َ ْ‫ن الَّزكَاة َ وَأطِع‬ ‫س‬ ْ ِ‫م الّر‬ َ ِ‫ه لِيُذْه‬ ُ ُ ‫ب عَنْك‬ ُ ‫ما يُرِيد ُ الل‬ َ َّ ‫إِن‬ َ ‫ج‬ َ ْ‫أَه‬ ‫م تَطْهِيًرا‬ ِ ْ ‫ل الْبَي‬ ْ ُ ‫ت وَيُطَهَِّرك‬

"Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah

Jilbab, Kenapa Tidak ?! 57

yang dahulu dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ta`atilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai ahlul bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya." (QS. Al-Ahzab:33) Tabarruj artinya menampakkan aurat dan mengundang syahwat dengan kemolekan tubuh wanita dan hal seronok lainnya. Wanita adalah aurat, termasuk suara dan gerakan tubuhnya. Maka pada ayat di atas sebelumnya diperintahkan agar wanita tetap rumah untuk menghindari fitnah syahwat. Bahkan jika hendak keluarpun harus ditemani muhrimnya. Dalam sebuah hadits Rasulullah SAW mengingat-kan: "Sesungguhnya pada wanita ada kelemahan dan aurat, maka tutupilah kelemahan mereka dengan diam dan sembunyikanlah aurat mereka dengan tinggal di rumah." (HR. Al-'Uqail dari Ibnu Umar) Kaum wanita juga diperingatkan agar tidak menggunakan farfum atau wewangian yang mengundang syahwat lelaki hidung belang, bahkan ketika hendak ke tempat ibadah ataupun pengajian. Rasulullah SAW bersabda: "Jika salah seorang diantara kalian (para wanita) hendak ke masjid, maka janganlah menggunakan farfum." 58 Jilbab, Kenapa Tidak ?!

(HR. Muslim) Bagi wanita dewasa ketika dia berada di dalam rumahnya tetap harus menjaga auratnya dari kaum lelaki dengan mengenakan jilbab. Ketika menafsirkan QS. An-Nur:31, Ibnu Abbas berkata: WA LA YUBDINA ZINATAHUNNA ILLA MA DZAHARA MINHA, Perhiasan yang nampak ialah wajah, celak mata, punggung telapak tangan dan cincin. Inilah yang ditampakkan di dalam rumahnya bagi siapa yang masuk ke rumahnya. Adapun WA LAA YUBDINA ZINATAHUNNA ILLA LIBU'ULATIHINNA AU ABAIHINNA dst. Perhiasan yang ditampakkan kepada golongan ini ialah antingnya dan gelang tangannya. Adapun gengge (gelang kaki), lengan, leher dan rambutnya tetap tidak diperbolehkan terlihat kecuali kepada suaminya. (Fathul Qadir IV:26) Muqatil Bin Hayyan berkata : “WA LAA TABARRAJNA TABARRUJAL JAHILIYYATIL ULA, tabarruj ialah menanggalkan kerudung di kepalanya dan tidak mengikatkannya sehingga tersingkap kalungnya atau antingnya dan pundaknya maka tampaklah seluruhnya dan inilah tabarruj yang menjadi fenomena umum diantara wanita mu’minin. Mujahid berkata : “Jika wanita keluar rumah dan berjalan di antara kaum lelaki maka itulah tabarruj jahiliyah.” Jilbab, Kenapa Tidak ?! 59

Qatadah berkata : “Jika wanita keluar rumah berjalan-jalan dan bertingkah genit, maka Allah melarang hal itu.” Dari Anas RA berkata : Kaum wanita datang kepada Nabi SAW dan bertanya : “Wahai Rasulullah, Kaum lelaki mendapat keutamaan untuk pergi ke medan jihad fisabilillah, lalu bagaimana dengan kami, adakah amal yang setimpal dengan jihadnya kaum lelaki?” Maka Rasulullah SAW menjawab : “Barangsiapa yang diam (atau kalimat yang semakna) di rumahnya, maka sesungguhnya pahalanya setimpal dengan mujahid fisabilillah.” Rasulullah SAW bersabda : “Tidak sedikit yang berpakaian di dunia, telanjang di akhirat.” 29 Dalam Fathul Bari dijelaskan : “Berpakaian di dunia dengan pakaian yang sempurna disebabkan oleh adanya kemampuan, tetapi telanjang diakhirat dari ganjaran disebabkan oleh tidak adanya amal shaleh di dunia. Berpakaian dengan macam-macam baju tetapi pakaiannya membayang, tidak menutup auratnya, maka dia disiksa di akhirat dengan telanjang sebagai balasannya. Berpakaian karena mendapat bermacam-

29

HR. Al-Bukhari

60 Jilbab, Kenapa Tidak ?!

macam nikmat dari Allah, tetapi dia telanjang dari syukur.” Al-Ustadz Abdurrahman menjelaskan: “Dalam Al-Qur’an dijelaskan bahwa pakaian bani Adam itu ada tiga macam yaitu : Pertama, pakaian YUWAARI SAUATIKUM, artinya pakaian sekedar penutup bagian-bagian yang malu bila dilihat atau terlihat orang. Kedua, pakaian RIISYAN, artinya pakaian yang merupakan hiasan yang layak bagi manusia, jadi lebih daripada hanya menyembunyikan aurat saja. Ketiga, (dan yang terpenting) pakaian yang disebut LIBASUTTAQWA, yang berarti pakaian yang merupakan ketakwaan, yang menyelamatkan diri, menyegarkan jiwa, membangkitkan budi pekerti dan akhlaq yang mulia. Pakaian inilah yang menjamin keselamatan diri, dunia dan akhirat, menjamin kebahagiaan rumah tangga dan menjamin keamanan serta ketenteraman dalam masyarakat dan negara. Ketiga macam pakaian itulah garis pemisah utama dan ciri fitrah insaniyah yang membedakan bani Adam dan bani binatang. Sebab binatang tidak memperhatikan urusan pakaian penutup aurat. Binatang tidak beraurat dan tidak memiliki sifat atau perasaan malu.30 30

Risalah Wanita:166

Jilbab, Kenapa Tidak ?! 61

PAKAIAN TAQWA; PENJAGA DIRI Pakaian merupakan kebutuhan pokok setiap manusia. Allah memberikan naluri kepada setiap manusia untuk menutupi tubuhnya dengan pakaian, sebagaimana firman-Nya :

َ ‫سا‬ َ َ ‫يَابَنِي ءَاد‬ ً ‫م لِبَا‬ ْ ُ ‫م قَد ْ أنَْزلْنَا عَلَيْك‬ ً ‫م وَ ِري‬ ‫شا‬ َ ‫يُوَارِي‬ ْ ُ ‫سوْآتِك‬ َ ِ ‫خيٌْر ذَل‬ َ ِ ‫س التَّْقوَى ذَل‬ ‫ن‬ َ ‫ك‬ ِ ‫ك‬ ُ ‫وَلِبَا‬ ْ ‫م‬ َ َ )‫ن‬ ِ ‫ءَايَا‬ َ ‫م يَذَّك ُّرو‬ ْ ُ‫ت اللهِ لَعَل ّه‬ َّ ‫م ال‬ ‫ن‬ ْ َ‫م ل َ ي‬ ُ ‫شيْطَا‬ َ َ ‫(يَابَنِي ءَاد‬26 ُ ُ ‫فتِنَنَّك‬ َ ‫خر‬ َ َ‫ك‬ ُ‫جنَّةِ يَنْزِع‬ ِ ‫م‬ َ ْ ‫ن ال‬ َ َ ْ ‫ما أ‬ ْ ُ ‫ج أبَوَيْك‬ َ َ ‫م‬ َ‫ه‬ َ ‫ما‬ َ ‫ما لِبَا‬ ُ ّ ‫ما إِن‬ َ ِ‫سوْآتِه‬ َ ُ‫ما لِيُرِيَه‬ َ ‫س ُه‬ َ ُ‫عَنْه‬ َ‫ث ل‬ ُ ْ ‫حي‬ ِ ‫ه‬ َ ‫ن‬ ُ ُ ‫م هُوَ وَقَبِيل‬ ْ ُ ‫يََراك‬ ْ ‫م‬ َّ ‫جعَلْنَا ال‬ َ‫ن أَوْلِيَاء‬ َ ‫م إِنَّا‬ ْ ُ‫تََروْنَه‬ َ ‫شيَاطِي‬ َ ‫ن‬ ِ ْ‫ن ل َ يُؤ‬ َ ‫منُو‬ َ ‫لِل ّذِي‬

"Wahai Bani Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutupi auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian ketaqwaan itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebagian dari tandatanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat. Hai anak Adam, jan62 Jilbab, Kenapa Tidak ?!

ganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh syaitan sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu bapamu dari surga, ia menanggalkan dari keduanya pakaiannya untuk memperlihatkan kepada keduanya `auratnya. Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan syaitansyaitan itu pemimpin-pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman." (QS. AlA'raf:26) Islam secara lengkap membahas pakaian untuk kaum wanita, karena wanita adalah makhluk terindah yang mesti dijaga serta lebih banyak bagian auratnya yang mesti ditutupi. Sejak manusia pertama sampai nabi terakhir, wanita dengan auratnya dijadikan sorotan utama. Ingatlah kisah Adam yang diusir dari surga sebab terbuai godaan syetan lewat wanita. Atau kisah Zulaikha yang menggoda Yusuf dengan kemolekan tubuhnya. Dalam sebuah haditspun dinyatakan : "Wanita seluruhnya adalah aurat." (HR. At-Tirmidzi dari Ibnu Mas'ud) Karenanya, Islam memberikan ketentuan yang jelas dan tegas mengenai pakaian wanita dan karakteristik yang harus dijaga sebagai pribadi wanita baik. Jilbab, Kenapa Tidak ?! 63

Rasulullah SAW mengingatkan: "Pada akhir zaman dari umatku akan ada wanita-wanita yang berpakaian telanjang, di kepalanya terdapat beberapa macam perhiasan yang berlebihan. Tercelalah mereka, karena mereka memang tercela." (HR. Malik) AURAT WANITA Secara bahasa 'aurat artinya terbuka, tanpa penutup. Sedangkan menurut istilah syara. 'aurat adalah bagian anggota tubuh yang wajib ditutupi, karena jika tidak ditutupi akan berdampak negatif pada kehormatan dirinya maupun pihak yang melihatnya. Dalam al-Qur'an terdapat tiga ayat yang menggunakan kata 'aurat. Pada QS. 33:13, mengisyaratkan orang yang ingin lari dari jihad dengan berapologi bahwa rumah mereka terbuka dan tidak ada yang menjaganya. QS. 24:31 menunjukan bahwa ada orang-orang yang tidak/belum berhasrat melihat aurat wanita, dan QS. 24:58 mengisyaratkan ada tiga waktu yang harus diperhatikan ketika akan membuka aurat yaitu menjelang shubuh, setelah Isya dan ketika panas terik sehingga harus menanggalkan pakaiannya. 64 Jilbab, Kenapa Tidak ?!

Berdasarkan syari'at Islam, aurat wanita yang sudah balig ialah seluruh bagian tubuhnya kecuali wajah dan tangannya sampai pergelangan. Diantara dalilnya ialah: - Ketika Asma' Binti Abu Bakar –Saudari Aisyah masuk ke rumah Nabi SAW dengan mengenakan pakaian tipis yang menampakkan lekukan tubuhnya, serta merta Rasulullah SAW memalingkan wajahnya seraya bersabda: "Hai Asma, jika telah tiba masa haidnya, seorang wanita tidak dibenarkan menampakkan badannya kecuali ini dan ini." Sambil beliau menunjuk muka dan telapak tangannya. (HR. Abu Dawud) Hadits ini menunjukkan bahwa aurat wanita yang sudah aqil balig ialah seluruh badannya kecuali wajah dan telapak tangannya. Diperkuat lagi dengan penafsiran QS. An-Nur:31 yang menjelaskan sikap para wanita Anshar ketika sampai ayat tersebut yaitu menutup seluruh tubuhnya kecuali wajah dan tangan sampai pergelangannya atau dengan pakaian yang disebut jilbab. Pakaian yang menutupi seluruh badan wanita dewasa merupakan syarat yang harus dilaksanakan baik dalam shalat maupun di luar shalat. Rasulullah SAW bersabda: "Allah tidak akan menerima shalat seorang wanita dewasa kecuJilbab, Kenapa Tidak ?! 65

ali dengan kain penutup kepala (kerudung)." (HR. Abu Dawud) Sesungguhnya Ummu Salamah pernah bertanya kepada Nabi SAW: "Bolehkah wanita shalat dengan memakai baju panjang dan kerudung tetapi tidak memakai kain panjang (sarung)?" Maka sabdanya: "Boleh kalau baju itu panjang hingga menutup dua kakinya." (HR. Abu Dawud) Kriteria Pakaian Wanita Muslimah Pada prinsipnya, pakaian yang terbaik bagi manusia ialah pakaian ketaqwaan sebagaimana QS. Al-A'raf:26. Maksudnya, ketaqwaan merupakan satusatunya penghalang dan pemelihara diri dari derasnya godaan nafsu dan perbuatan dosa. Karenanya motivasi seseorang dalam berpakaian seharusnya didasari taqwa kepada Allah yaitu dengan melaksanakan perintah Allah yang mengandung hikmah dan kemaslahatan serta sikap waspada dari perbuatan keji dan tercela berupa larangan Allah SWT. Sebagai manifestasi taqwa tersebut, seluruh ketentuan Allah dan RasulNya dalam hal berpakaian, baik bentuk dan kriterianya dijadikan prioritas utama sebelum aspek lainnya seperti mode, trend dan sebagainya. 66 Jilbab, Kenapa Tidak ?!

Beberapa hadits menjelaskan kriteria busana wanita ialah: 1. Tidak menampakkan perhiasan dan aurat wanita, baik terbuka maupun bahan yang tipis atau transparan. 2. Tidak ketat dan menonjolkan lekukan tubuh, sehingga dianjurkan mengenakan pakaian luar dan dalam serta longgar. Hadits dari Usamah Bin Zaid RA berkata, "Rasulullah SAW memberikan pakaian Qibthy yang tebal yang dihadiahi oleh Dihyah Al-Kilaby, kemudian kuberikan kepada istriku. Rasul bertanya: "Kenapa kamu tidak memakai pakaian Qibthy itu?" Kami menjawab: "Kami berikan pada istri kami." Beliau bersabda: "Perintahkan kepadanya, hendaklah memakai pakaian dalam, karena aku khawatir pakaian tersebut terlalu ketat, sehingga kelihatan lekuk-lekuk tubuhnya." (HR. Ahmad) Dari Ummi Al-Hasan, sesungguhnya Ummu Salamah berbicara dengan mereka bahwa Nabi SAW mengukur pakaian untuk Fatimah satu jengkal dari ukuran ikat pinggangnya." (HR. Ahmad) 3. Tidak menyerupai pakaian lelaki atau model pakaian non muslim yang secara prinsip berbeda. RasuJilbab, Kenapa Tidak ?! 67

lullah SAW bersabda: "Tidak termasuk golonganku, laki-laki yang menyerupai wanita dan wanita yang menyerupai laki-laki." Abdullah bin 'Amr bin 'Ash menuturkan bahwa Rasulullah SAW melihat pakaian 'Usfurain (terbuat dari bulu), kemudian beliau bersabda: "Pakaian ini termasuk pakaian orang kafir, maka janganlah kamu memakainya." (HR. Muslim, An-Nasa-i dan Ahmad) 4. Tidak bermegah-megahan atau berlebihan dalam model dan aksesorisnya. Rasulullah SAW bersabda: "Barangsiapa yang memakai busana megah di dunia, maka Allah pada hari kiamat akan memberinya pakaian kehinaan, kemudian dilempar bersama pakaian tersebut ke neraka." (HR. Abu Dawud, Ibnu Majah & Ahmad) 5. Tidak mencolok, baik warna maupun wanginya atau perhiasan yang bersuara untuk mengundang perhatian kaum lelaki. Rasulullah SAW mengingatkan: "Seorang wanita yang memakai minyak wangi lalu lewat di tengah-tengah kamu dengan maksud agar tercium bau harumnya, maka wanita itu adalah berzina." (HR. Ad-Darimy, At-Tirmidzi dan Ahmad) 68 Jilbab, Kenapa Tidak ?!

Bagian Kaki Wanita adalah Aurat Setelah mengetahui kriteria dasar di atas, masalah status hukum bagian kaki wanita dan kriteria pakaiannya terdapat beberapa ayat dan hadits yang bisa dijadikan dasar, antara lain: a. Firman Allah : "Dan janganlah mereka menghentakkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan." (QS. An-Nur:31) Ayat ini menegaskan prinsip berpakaian kelima, yaitu perhiasan kaki (gengge) yang biasa dipakai wanita. Menurut Ibnul 'Araby, jika wanita melakukan itu sebagai ungkapan kegembiraan, maka hukumnya makruh. Jika melakukannya untuk tabarruj atau mengundang perhatian lelaki, maka hukumnya haram. Demikian pula bunyi yang disebabkan benda lain seperti sandal, sepatu dan sejenisnya." (Ahkamul Qur'an III:389) b. Rasulullah SAW bersabda: "Barangsiapa menarik pakaiannya seperti saat menunggang kuda, maka Allah tidak akan melihatnya di akhirat kelak." (HR. Al-Bukhari, Muslim & At-Tirmidzi) Hadits ini menunjukkan bahwa bagian kaki wanita adalah aurat yang harus ditutupi. Maka, jika dengan sengaja memperlihatkan bagian kaki, hukumnya haram. Jilbab, Kenapa Tidak ?! 69

c. Ummu Salamah pernah bertanya pada Rasulullah SAW, "Bagaimana cara wanita memakai pada ujung pakaiannya?" Beliau menjawab: "Ulurkan saja sampai satu jengkal." Ummu Salamah masih bertanya: "Kalau begitu akan terbuka kedua mata kakinya?" Rasul menjawab: "Ulurkan sekitar satu hasta, tapi jangan lebih dari itu." (HR. Al-Bukhari, Muslim, dll) Sabda Rasulullah SAW di atas mengisyaratkan bahwa wanita harus berusaha menutupi bagian kakinya sedapat mungkin. Jika telah diusahakan dengan tidak sengaja terbuka, maka tidak menjadi dosa. Ketentuan ini sebagai rukhshah (keringanan), sebagaimana dalam hadits, dari Ibnu Umar berkata: "Rasulullah SAW memberikan rukhshah bagi Ummahat Mu'minin (istri Rasul) pada ujung pakaiannya satu jengkal kemudian mereka meminta menambahnya lagi, kemudian ditambah satu jengkal. Lalu mereka mengutus kepada kami agar mengulurkan ujung pakaian wanita muslim satu hasta." (HR. Abu Dawud, AnNasa-i & At-Tirmidzi) d. Dari Ummi Walad milik Abdurrahman Bin 'Auf, ia berkata kepada Ummu Salamah: "Aku seorang wanita yang mengenakan pakaian panjang pada ujung ba70 Jilbab, Kenapa Tidak ?!

gian kaki dan suka berjalan melewati tempat kotor." Ia menjawab, Rasulullah SAW bersabda: "Bersihkanlah segera setelah itu." (HR. Abu Dawud, At-Tirmidzi dll) Hadits ini menunjukkan akan sikan istiqamah yang harus dimiliki kaum wanita ketika menghadapi cobaan dalam melaksanakan ketentuan Allah dan Rasul-Nya. e. Dari Muhammad Bin Zaid Bin Qanfadz dari Ibunya, ia bertanya kepada Ummu Salamah, bagaimana pakaian wanita ketika shalat ? beliau menjawab: "Ia shalat memakai kerudung dan pakaian longgar penutup yang menghalangi permukaan dua lututnya." (HR. Abu Dawud) Bagaimana jika ditutupi dengan kaus kaki ? Syara' tidak memberikan ketentuan jenis penutupnya. Namun menurut penulis, berdasarkan prinsip kedua, kaus kaki termasuk kategori yang menampakkan lekukan tubuh. Alangkah baiknya jika kita mengamalkan dalil yang sudah jelas yaitu dengan mengulurkan bagian bawah pakaian sehingga ujung jari kaki pun tertutupi. Aturan Islam turun bukan untuk menyusahkan manusia, tetapi justeru untuk kemaslahatan dan kebahagiaan hidup manusia di dunia dan akhirat. Banyak pelajaran yang bisa kita ambil dari Jilbab, Kenapa Tidak ?! 71

fenomena zaman sekarang, dimana tidak sedikit wanita yang sudah tidak lagi mengindahkan sisi etika dan moral apalagi agama. Dampaknya? Kita saksikan dan rasakan sendiri. Maha benar Allah ketika mengingatkan kita: "Dan hendaklah kamu (wanita) tetap di rumahmu dan janganlah berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang jahiliyah yang dahulu." (QS. Al-Ahzab:33) Memang, diantara penyebab yang paling banyak menjerumuskan seseorang pada perbuatan zina diawali dengan pengumbawan aurat dan hal-hal yang tidak senonoh. Sebuah syair Arab menyebutkan NADZRATUN FABTISAMATUN FA SALAMUN FA KALAMUN FA MAU'IDUN FA LIQO-UN Awalnya adalah pandangan, lalu senyuman kemudian sapaan. Selanjutnya percakapan diikuti perjanjian dan akhirnya pertemuan. AWAS, WABAH DAYUTS ! Rasulullah SAW bersabda: “Tiga golongan orang yang tidak akan masuk surga dan Allah tidak akan memandangi mereka pada hari Kiamat. (1) orang yang durhaka kepada orangtua, (2) wanita yang bertingkah kelelakian dan menyerupakan diri dengan laki-laki, dan 72 Jilbab, Kenapa Tidak ?!

(3) dayuts.” (HR. An-Nasa-i, Hakim, Baihaqy dan Ahmad)

َ ََ َ ُ ْ ‫ه ال ّذِي يُقُِّر ال‬ َ ُ ‫خب‬ ِ‫ث في أهْلِه‬ ُ ّ ‫أن‬

Ad-Dayuts ialah yang membiarkan kejelekan dalam keluarganya. 31

ُ ْ‫ث فَيَعُو‬ ‫ه‬ ُ ‫و‬ ِ ‫ل‬ ُ َ ‫ت اْلبَعِيَْر إِذ َا دَلَلْت‬ َ َ ‫ن دَيَث‬ ْ ‫م‬ ْ ُ ‫اَلدَّي‬ ِ‫ضة‬ َ ‫ريَا‬ ُ َ ‫وَلَيَنْت‬ ّ ‫ه بِال‬ ِ َ َ ‫ث ذ َل‬ ‫حتَى َرأَى اْلُمنْكََر‬ ُ ‫و‬ َ ‫ل‬ َ ‫بِاْل‬ ِّ ‫ح‬ َْ ُ ‫ق الدَّي‬ ُ‫بِأهْلِهِ فَل َ يُغَيُِّره‬

Ad-Dayuts berasal dari kalimat DAYATSTAL BA'IR, (unta yang terdiam dan lemah) yaitu lemahnya untuk melakukan sesuatu sehingga melihat kemunkaran dalam keluarganya ia tidak merubahnya.32 Dayuts kabalikan dari ghirah yaitu cemburu dalam kebaikan. Suatu ketika Rasulullah SAW melihat Asma berpakaian tipis, seketika ghirah beliau muncul dan keluarlah kalimat sebagaimana dalam hadits : “Wahai Asma, Apabila wanita telah dewasa, tidak boleh tampak kecuali ini dan ini ! (seraya Rasulullah SAW memberi isyarat pada muka dan kedua telapak tangannya). (HR. Abu Dawud) Dimana ghirah kita, ketika istri kita, anak gadis kita, kakak/adik wanita kita bertabarruj ?! Sudah menjadi pemandan31 32

Fathu X:406 Faidlul Qadir III:327

Jilbab, Kenapa Tidak ?! 73

gan umum, seorang ibu berkerudung berjalan bersama anak gadisnya yang berkudung gaul atau bahkan tak berjilbal. Tidakkah kita sadar akan peringatan Rasulullah SAW terhadap dayuts yang Allah sendiri enggan melihat mereka, karena sangat dibencinya sikap dayuts tersebut. Sudah saatnya kita kembali meneladani akhlaq dan sunnah Rasulullah SAW, ketika suatu hari beliau pernah shalat memakai faruj (semacam pakaian yang dibuat dari sutra). Setelah selesai shalat dia membuka baju tersebut seperti orang yang membenci atau tidak menyukai baju seperti itu, dan Rasulullah SAW bersabda : LAA YANBAGHI HADZA LIL MUTTAQIN.”Tidak patut pakaian seperti ini bagi orang Islam yang taqwa.” 33



33



HR. Muslim

74 Jilbab, Kenapa Tidak ?!

Jilbab, Kenapa Tidak ?! 75

Meneguhkan Keyakinan 76 Jilbab, Kenapa Tidak ?!

Berjilbab

Jilbab, Kenapa Tidak ?! 77

Meneguhkan Keyakinan Berjilbab

P

ada bab ini, penulis kemukakan tanya jawab yang berhubungan dengan jilbab dan pakaian wanita sebagai penambah wawasan dan bantahan bagi mereka yang bermaksud menyeret kaum wanita pada kesesatan. 1. Rambut termasuk Aurat Wanita Benarkah rambut wanita di luar shalat tidak termasuk aurat ? Mengapa ada istri atau puteri para kiai yang tidak menutup rambutnya? Dalam menentukan hukum Islam, kita tidak diberi wewenang. Hanya Allah-lah yang berwenang menentukan hukum bagi kemaslahatan hamba-hamba-Nya. Sebagaimana firman Allah:

‫ضى‬ ٍ َ ‫من‬ ِ ْ ‫مؤ‬ ِ ْ‫مؤ‬ َ َ‫ة إِذ َا ق‬ َ ‫ما كَا‬ ُ َ ‫ن وَل‬ ُ ِ‫ن ل‬ َ َ‫و‬ ٍ ‫م‬ َ َ ُ‫خيََرة‬ ِ ْ ‫م ال‬ َ ‫ن يَكُو‬ ْ ‫مًرا أ‬ ُ ‫ه وََر‬ ُ ُ‫ن لَه‬ ْ ‫هأ‬ ُ ُ ‫سول‬ ُ ‫الل‬ َ ‫ه‬ ِ ُ ‫ه وََر‬ ُ َ ‫سول‬ َ ‫ص الل‬ َ َ‫م و‬ ْ ِ ‫مرِه‬ ْ ‫نأ‬ ْ ‫م‬ ْ ‫م‬ ِ ْ‫ن يَع‬ َ ّ ‫ض‬ ‫مبِينًا‬ َ ‫ل‬ َ ْ ‫فَقَد‬ ُ ً ‫ضلَل‬

78 Jilbab, Kenapa Tidak ?!

Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mu'min dan tidak (pula) bagi perempuan yang mu'min, apabila Allah dan RasulNya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata. (QS. Al-Ahzab:36) Karenanya, kiai atau ustadz dan istri atau anak kiai tidak bisa dijadikan dalil dan sandaran hukum. Golongan yang membedakan aurat wanita di dalam dan di luar shalat berdalih bahwa hadits tentang perintah berkerudung dalam shalat tersebut menunjukkan di luar shalat wanita itu tidak berkerudung. Pemahaman tersebut kurang tepat –untuk tidak disebut “sesat”- Kalau ada yang berkata “Tidak ada yang duduk di kelas kecuali berbaju putih” bukan berarti yang diluar kelas itu tidak berbaju putih. Juga dalam undangundang hukum, pengulangan kalimat itu diperlukan sebagai ta’kid atau penguat dan penegasan. Allah memerintahkan untuk menutup kepala dan rambut wanita dengan kerudung sebagaimana dibahas pada bab sebelumnya. Artinya, rambut wanita adalah aurat yang wajib ditutupi. Adapun dalam pelaksanaannya sangat tergantung dari Jilbab, Kenapa Tidak ?! 79

keimanan masing-masing individu. Dan setiap orang akan diminta pertanggungjawaban amalnya kelak serta tidak bisa saling berbagi amal, sebagaimana firman-Nya:

ُّ ُ ‫ب ك‬ ‫س إِل َّ ع َلَيْهَا وَل َ تَزُِر‬ ِ ْ ‫وَل َ تَك‬ ُ ‫س‬ ٍ ْ‫ل نَف‬ ُ َّ ُ ‫خَرى ث‬ ‫م‬ ْ ‫وَازَِرة ٌ وِْزَر أ‬ ْ ُ ‫جعُك‬ ِ ‫مْر‬ َ ‫م‬ ْ ُ ‫م إِلَى َربِّك‬ ‫ن‬ ْ َ ‫م فِيهِ ت‬ َ ‫ختَلِفُو‬ ْ ُ ‫ما كُنْت‬ َ ِ‫م ب‬ ْ ُ ‫فَيُنَب ِّئُك‬

"Dan tidaklah seorang membuat dosa melainkan kemudharatannya kembali kepada dirinya sendiri; dan seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain. Kemudian kepada Tuhanmulah kamu kembali, dan akan diberitakan-Nya kepadamu apa yang kamu perselisihkan". (QS. Al-An'am:164) 2. Hadits Asma Dla'if Benarkah hadits tentang aurat wanita kecuali wajah dan telapak tangan dla'if ? Hadits tersebut diriwayatkan oleh Abu Dawud. Memang dijelaskan pula sebagai hadits mursal. Namun batasan aurat wanita kecuali wajah dan telapak tangan tidak hanya berdasarkan hadits tersebut. Bahkan dalilnya dari Al-Qur'an surat AlAhzab: 59 dan An-Nur:31 tentang kewajiban wanita menutup seluruh badannya kecuali wajah dan telapak tangan. Juga terdapat hadits shahih lainnya 80 Jilbab, Kenapa Tidak ?!

seperti diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan yang lainnya. 3. Perbedaan Jilbab, Kerudung & Khimar Apa perbedaan Jilbab, Kerudung dan Khimar ? Jilbab adalah Malhafah atau Malaa'ah (kain penutup dari atas kepala sampai ke bawah. Makna semacam ini berdasarkan hadits :

ُ َ‫ع‬ ُ َ ‫ج‬ ْ ُ‫ن ن‬ َ َّ ‫م ِ عَطِي‬ ِ ‫تأ‬ َ ِ‫خر‬ ْ ‫مْرنَا أ‬ ّ ‫نأ‬ ْ َ ‫ة قَال‬ ْ ْ ْ َ ُ ‫ت ال‬ ِ ‫ن وَذ َوَا‬ ُ ْ ‫ال‬ َ ْ‫ض يَو‬ َ ّ ‫حي‬ ِ‫خدُور‬ ِ ْ ‫م العِيدَي‬ ْ َ ‫فَي‬ ‫م‬ َ َ ‫ماع‬ ِ ِ ‫سل‬ َ ‫ن‬ َ ْ ‫شهَد‬ ْ ‫م‬ ُ ْ ‫ة ال‬ َ ‫ج‬ ْ ُ‫ن وَدَع ْوَتَه‬ َ ‫مي‬ َ َّ ُ‫صل ّه‬ ُ ِ‫وَيَعْتَز‬ ‫ت‬ ُ ْ ‫ل ال‬ ُ ‫ن‬ ْ َ ‫ن قَال‬ َ ‫م‬ ُ َّ ‫حي‬ ْ َ‫ض ع‬ َ ‫ا‬ َ ‫سو‬ ‫س لَهَا‬ ْ ِ ‫ل اللهِ إ‬ ُ ‫مَرأة ٌ يَا َر‬ ْ َ ْ ‫حدَانَا لَي‬ ْ ْ َ ‫ب قَا‬ ‫جلبَاب ِ َها‬ ِ ‫صا‬ ِ ‫حبَتُهَا‬ ٌ ‫جلْبَا‬ ْ ِ ‫ل لِتُلب‬ ِ ‫ن‬ ِ َ ‫سهَا‬ ْ ‫م‬

Dari Ummu 'Athiyah berkata : Rasulullah SAW memerintahkan kami untuk keluar pada hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha, baik gadis-gadis yang sedang haid maupun yang sudah menikah. Mereka yang sedang haid tidak mengikuti shalat. Mereka mendengarkan nasihat kebaikan dan khutbah kepada kaum muslimin. Ummu Athiyah bertanya: "wahai Rasulullah, ada seseorang yang tidak memiliki jilbab?" Maka Rasulullah SAW bersabda: "Hendaklah saudaranya meminjamkan

Jilbab, Kenapa Tidak ?! 81

jilbab kepadanya." (HR. Al-Bukhari, Muslim, Abu Dawud, At-Tirmidzi & AnNasa-i) Ada lagi yang disebut Al-Miqna' atau istilah kita Mukena yang biasa dipakai shalat. Menurut Al-Asqalany: Al-Jilbab disebut juga Al-Miqna'ah atau Al-Khimar atau lebih lebar dari itu. Disebut juga (Ats-Tsaub) pakaian lebar selain selendang (Ar-Rida). Ada yang menyebut Al-Izaar (sarung) ada yang menyebut Al-Milhafah, Al-Malaa-ah, dan Al-Qomis (baju gamis)" (Fathulbari) Karenanya, pakaian wanita ada pakaian dalam (Ats-tsiyab) dan pakaian luar yang disebut jilbab. Adapun Khimar jamaknya Khumur yang berarti sesuatu yang dapat menutup kapalanya, atau istilah kita kerudung. Karenanya dalam QS. An-Nur:31, Allah memerintahkan agar mengulurkan Khumurnya sampai menutupi Juyub yang artinya bagian kerah bajunya (leher dan dadanya) karena termasuk aurat wanita. 4. Hukum Memakai Celana Panjang Bolehkan wanita memakai celana panjang yang longgar ? Kriteria pakaian wanita sudah dijelaskan sebelumnya. Diantaranya tidak menyerupai laki-laki. Dalam hadits 82 Jilbab, Kenapa Tidak ?!

diriwayatkan : "Rasulullah SAW melaknat laki-laki yang memakai pakaian wanita dan wanita yang memakai pakaian lakilaki." (HR. Abu Dawud, An-Nasa-i, Ibnu Majah & Al-Hakim yang menyetakan bahwa hadits ini memenuhi syarat keshahihan Al-Bukhari & Muslim) Ibnu Abi Maikah mengatakan: "Dikatakan kepada Aisyah RA: "Sesungguhnya ada seorang wanita yang memakai sandal (yang khusus dipakai oleh laki-laki saat itu). Maka Aisyah berkata: "Rasulullah SAW melaknat wanita yang menyerupai laki-laki." (HR. Abu Dawud) Celana panjang yang longgar memang menutup aurat, tetapi merupakan pakaian laki-laki dan wanita dilarang menyerupai laki-laki dalam berpakaian. Alangkah baiknya jika celana panjang tersebut ditutupi dengan pakaian longgar yang panjang. 5. Shalat Wanita yang tidak berjilbab Benarkan shalatnya orang yang tidak berkerudung tidak diterima oleh Allah ? Syarat sahnya shalat diantaranya menutup aurat. Jika wanita tersebut ketika shalatnya menutup aurat maka tentu saja shalatnya sah. Sebagaimana diriwayatkan dari Aisyah, Sesunggunya Jilbab, Kenapa Tidak ?! 83

Nabi SAW bersabda: "Allah tidak akan menerima shalatnya wanita yang sudah baligh kecuali dengan memakai kerudung." (HR. Imam yang lima kecuali AnNasa-i) Masalah diterima atau tidak oleh Allah SWT itu bukan hak kita. Ada juga amal wanita yang berjilbab tetapi ditolak karena niatnya tidak lillahi ta'ala. Namun, walaupun shalatnya sah, wanita yang tidak berkerudung dan memperlihatkan auratnya tetap berdosa karena tidak mentaati perintah Allah. Dan orang-orang yang menyombongkan diri dengan tidak mengikuti petunjuk Allah sangat dibenci oleh-Nya. Asy-Sya'rawi menjelaskan tentang do'anya wanita yang tidak berkerudung: "Begitu juga wanita yang membuka tutup kepalanya dan mendo'akan kecelakaan kepada orang lain. Dengan perbuatannya itu, ia telah mengerjakan dosa membuka sesuatu yang diperintahkan untuk ditutup yaitu rambutnya. Maka do'anya itu tidak akan dikabulkan." (Du'a Mustajab:132) Sedangkan shalat adalah do'a. Maka sebagai muslimah sepatutnya memperhatikan ketentuan Allah secara sempurna agar dapat meraih kebahagiaan di dunia dan akhirat. 84 Jilbab, Kenapa Tidak ?!

6. Kriteria Pakaian Wanita Menurut Islam Bagaimana kriteria pakaian wanita menurut Islam ? Islam telah memberikan ketentuan yang jelas dalam Al-Qur'an dan As-Sunnah Ash-Shahihah tentang kriteria pakaian bagi muslimah. Sebagaimana dikemukakan oleh Nashiruddin Al-Albany bahwa berdasarkan ayat Al-Qur'an dan beberapa hadits, jilbab dan pakaian wanita harus memenuhi delapan syarat yaitu : Pertama, Menutup seluruh badan selain yang dikecualikan Kedua, Bukan berfungsi sebagai perhiasan Ketiga, Kainnya harus tebal, tidak tipis Keempat, Harus longgar & tidak tipis, tidak ketat sehingga membentuk lekukan tubuh Kelima, Tidak memakai farfum yang mengundang perhatian lelaki Keenam, Tidak menyerupai pakaian laki-laki Ketujuh, Tidak menyerupai pakaian wanita kafir Kedelapan, Jilbab, Kenapa Tidak ?! 85

Bukan Libasusuhrah (pakaian megah untuk mencari popularitas). (Jilbab Al-Mar'ah Al-Muslimah Fi Al-Kitab Wa As-Sunnah) Dalam QS. Al-A'raf:26 ditegaskan

َ ‫سا يُوَارِي‬ َ َ ‫يَابَنِي ءَاد‬ ً ‫م لِبَا‬ ْ ُ ‫م قَد ْ أنَْزلْنَا ع َلَيْك‬ َ َ ِ ‫س الت ّقْوَى ذَل‬ ً ‫م وَرِي‬ ‫خيٌْر‬ َ ‫ك‬ ْ ُ ‫سوآتِك‬ ُ ‫شا وَلِبَا‬ ْ َ َ َ َ ّ َ ّ َ ‫ن‬ ِ ‫ن ءَايَا‬ ِ ‫ذَل ِك‬ َ ‫م يَذ ّكُرو‬ ْ ُ‫ت اللهِ لعَله‬ ْ ‫م‬

Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutupi `auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat. Libasuttaqwa, yaitu pakaian yang dapat menyelamatkan manusia dari kehinaan di dunia & akhirat, yaitu disamping cara berpakaian yang memenuhi syari'at juga diiringi dengan ketaqwaan dalam hatinya sehingga berusaha menjauhi perbuatan maksiat dan selalu beramal shaleh. Artinya, sejalan antara lahiriyah dan kepribadian wanita. 7. Hukum Cadar Bagaimana hukum wanita bercadar ? Muhammad Bin Sirin berkata: "Aku bertanya kepada Ubaidah As-Salmany 86 Jilbab, Kenapa Tidak ?!

tentang firman Allah YUDNINA 'ALAIHINNA MIN JALABIBIHINNA. (ia memperagakan) dia menutup wajahnya dan kepalanya dan hanya nampak matanya yang sebelah kiri Ayat tentang hijab ini memang banyak ditafsirkan sebagai kewajiban menutup wajah. Ali Bin Abi Thalhah berkata dari Ibnu Abbas: "Allah memerintahkan wanita mu'min jika keluar rumah karena suatu keperluan agar menutup wajah mereka di atas kepalanya dengan jilbab dan membuka satu matanya." Sebagaimana juga riwayat dari Aisyah tentang Haditsul Ifki bahwa Aisyah menutup wajahnya ketika mendengar suara Shafwan Bin Mu'athal As-Silmy dan berkata: "Sungguh ia mengenal aku sebelum turun ayat hijab." Maka kejadian ini menunjukkan bahwa kaum wanita setelah turun ayat hijab tidak diketahui karena wajah mereka tertutup. A. Hassan menafsirkan : "Aurat wanita di luar rumahnya, ya'ni selain memakai tudung kepala sebagaimana QS. AnNur:31, hendaklah wanita-wanita pakai tudung lagi dari atas itu, dan tudung ini hendaklah dihulurkan sedikit ke muka. Berdasarkan ayat lainnya tentang larangan bertabarruj (QS. An-Nisa:31) dan perintah berlaku iffah (menjaga keJilbab, Kenapa Tidak ?! 87

hormatan) (QS. An-Nur:60) maka dapat disimpulkan bahwa syari'at menutup wajah bagi wanita bertujuan untuk menghindari fitnah ketika wanita keluar rumah. Sebagaimana pandangan AzZuhaily: "Wanita muda dilarang membuka wajahnya di hadapan kaum lelaki. Bukan disebabkan (wajah) itu aurat, namun untuk menghindari fitnah yaitu mengundang maksiat dan syahwat. Maksudnya, wanita dilarang membuka wajahnya karena takut dilihat kaum lelaki sehingga menimbulkan fitnah sebab melihat wajahnya dengan syahwat." 8. Photo Tanpa Jilbab Bagaimana Hukum wanita diphoto tanpa memakai jilbab? Ketika seseorang diphoto maka yang memphoto-nya tentu melihat langsung kepada objeknya. Maka berlaku hukum melihat aurat yang sudah dijelaskan sebelumnya. Diantaranya hadits tentang larangan melihat dan memperlihatkan aurat:

َ ‫ع َن ع َبد الَرحمن ب‬ ‫ي‬ ُ ْ ‫سعِيد ٍ ال‬ َ ‫ن أبِي‬ ّ ِ ِ‫خدْر‬ ِ ْ ِ َ ْ ّ َ ِ ْ َ ْ َ َّ ‫ن أبِيهِ أ‬ َ ‫سو‬ ِ‫ه ع َلَيْه‬ ُ ‫ن َر‬ ُ ‫صل ّى الل‬ َ ِ‫ل الله‬ ْ َ‫ع‬ َ َ ُ ّ ُ ‫ج‬ َ ‫م قَا‬ ‫ة‬ ِ ‫ل إِلى ع َوَْر‬ ُ ‫ل ل َ يَنْظُر الَّر‬ َ َ‫و‬ َ ‫سل‬ َ َ َ‫مْرأةِ وَل‬ ُ ‫الَّر‬ َ ْ ‫مْرأة ُ إِلَى ع َوَْرةِ ال‬ َ ْ ‫ل وَل َ ال‬ ِ ‫ج‬

88 Jilbab, Kenapa Tidak ?!

ُ ‫ج‬ ‫ب‬ ِ ‫ي ُ ْف‬ ُ ‫ل إِلَى الَّر‬ ُ ‫ضي الَّر‬ ٍ ْ‫ل فِي ثَو‬ ِ ‫ج‬ َ َ ‫مْرأةِ فِي‬ ِ ‫وَا‬ ِ ْ‫حد ٍ وَل َ تُف‬ َ ْ ‫مْرأة ُ إِلَى ال‬ َ ْ ‫ضي ال‬ َ ْ ‫د‬ ِ ‫ب الوَا‬ ِ ‫ح‬ ِ ْ‫الث ّو‬

Dari Abdurrahman Bin Abi Sa'id AlKhudry dari ayahnya, sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda: "Janganlah seorang lelaki melihat aurat lelaki lainnya dan janganlah seorang wanita melihat aurat wanita lainnya. Dan ja-nganlah seorang lelaki satu selimut dengan lelaki lainnya dan janganlah seorang wanita satu selimut dengan wanita lainnya." (HR. Muslim)

َ ‫ن أَبِيهِ ع‬ َ ‫حكِيم ٍ ع‬ ِ‫جدِّه‬ َ ‫ن‬ َ ‫ن‬ ْ ‫حدَّثَنَا بَهُْز ب‬ َ ْ ْ ُ ْ َّ ِ ‫ت يَا نَب‬ َ ‫قَا‬ ‫ما نَأتِي‬ َ ‫ي اللهِ ع َوَْراتُنَا‬ ُ ْ ‫ل قُل‬ َ َ ‫ظ ع َورت‬ َ ‫ما نَذَُر قَا‬ ‫ن‬ ِ ّ ‫ك إِل‬ َ َ ْ ْ َ‫حف‬ ِ ْ ‫لا‬ َ ‫منْهَا َو‬ ْ ‫م‬ َ َ ْ َ َ َ ‫ت يَا‬ ِ َ‫ت ي‬ َ ْ‫َزو‬ ْ ‫ملك‬ َ ‫ما‬ َ ْ‫جت ِك أو‬ ُ ‫مين ُك قُل‬ َ ‫سو‬ ‫م فِي‬ ُ ْ‫م بَع‬ َ ‫ل اللهِ إِذ َا كَا‬ ُ ْ‫ن الْقَو‬ ُ ‫َر‬ ْ ُ‫ضه‬ َ َ َ َ ‫ض قَا‬ ٌ‫حد‬ َ ‫ن ل َ يََراهَا أ‬ ْ ‫تأ‬ ْ ِ‫ل إ‬ ْ ‫نا‬ َ ْ‫ستَطع‬ ٍ ْ‫بَع‬ َّ ِ ‫ت يَا نَب‬ َ ‫فَل َ يََراهَا قَا‬ ‫ن‬ َ ‫ي اللهِ إِذ َا كَا‬ ُ ْ ‫ل قُل‬ َ َ ‫ل فَالل‬ َ َ ‫خالِيًا قَا‬ ‫حيَا‬ َ ‫حدُنَا‬ ْ َ ‫ست‬ ْ ‫حقُّ أ‬ َ ‫هأ‬ َ ‫أ‬ ْ ُ‫ن ي‬ ُ َ ْ ‫م‬ ‫س‬ ِ ‫ه‬ ِ ُ ْ ‫من‬ ِ ‫ن الن ّا‬

Bahaz Bin Hakim telah menceritakan dari ayahnya dari kakeknya, ia bertanya : "Ya Nabiyallah, apakah batasan aurat bagi kami?" Beliau bersabda: "Jagalah auratmu kecuali kepada istrimu atau hamba sahaya miliknya." Aku bertanya lagi: "Ya Jilbab, Kenapa Tidak ?! 89

Rasulullah, bagaimana jika satu golongan terhadap golongan lainnya yang sejenis." Jika mampu janganlah seorangpun saling melihat auratnya. Aku bertanya lagi: "Ya Nabiyallah, bagaimana jika sedang me-nyendiri ? beliau menjawab: "Allah lah yang harus kamu jadikan malu daripada manusia." (HR. At-Tirmidzi) Rambut wanita juga termasuk aurat yang tidak boleh dilihat selain kepada orang-orang yang dibolehkan melihatnya (lihat QS. An-Nur:31). Maka diphoto tanpa jilbab oleh orang lain yang tidak diperbolehkan melihat auratnya hukumnya haram. Adapun melihat photo wanita yang tidak berjilbab, hukumnya berbeda dengan melihat aurat langsung. 9. Menjadi Designer atau Butik Busana ? Bagaimana hukum menjadi designer busana wanita atau menjual pakaian yang mempertontonkan aurat ? Islam membebaskan seluruh usaha yang halal. Profesi designer busana dan kebutuhan wanita hukum asalnya juga halal selama menggunakan bahan dan cara serta tujuan yang tidak diharamkan oleh Allah SWT. Membuat desain pakaian dalam atau menjualnya juga halal karena 90 Jilbab, Kenapa Tidak ?!

fungsinya sebagai pakaian dalam, walaupun pasti terlihat aurat. Namun jika mendesain dan menjual busana wanita yang memang umumnya sebagai pakaian luar dan melanggar ketentuan batasan aurat yang diharamkan, maka hukumnya menjadi haram. Para perancang dan penjual busana seharusnya memperhatikan peringatan Rasulullah SAW :

َ ‫قَا‬... ‫ل‬ َ ‫ن ع َبْد ِ اللهِ قَا‬ ‫ل‬ َ ‫ن‬ ْ َ‫ع‬ ِ ْ ‫جرِيرِ ب‬ َ َّ ُ ‫سو‬ ‫ن‬ ُ ‫َر‬ َ َ‫ه ع َلَيْهِ و‬ ُ ‫صل ّى الل‬ َ ‫م‬ َ ‫سل‬ َ ِ‫ل الله‬ ْ ‫م‬ َ ْ َّ ‫س‬ َ ‫م‬ ‫ل ب ِ َها‬ ً َ ‫سن‬ ً ّ ‫سن‬ ِ ُ‫ة فَع‬ َ ‫ة‬ َ ‫ح‬ ُ ِ ‫سلَم‬ ْ ِ ‫ن فِي ال‬ َ َ َ ُ َ‫ل بِهَا وَل‬ َ ‫م‬ ُ ْ ‫مث‬ ِ َ‫ن ع‬ ِ ‫ه‬ َ ِ ‫بَعْدَه ُ كت‬ ْ ‫لأ‬ َ ِ‫جر‬ ُ ‫بل‬ ْ ‫م‬ ُ َّ ‫س‬ َ ‫م‬ ‫ن فِي‬ ِ ‫ص‬ ُ ‫نأ‬ َ ‫ن‬ َ ‫يءٌ َو‬ ْ ِ ‫جورِه‬ ُ ُ‫يَنْق‬ ْ ‫م‬ ْ ‫ش‬ ْ ‫م‬ َ َ ‫م‬ ‫ب‬ ً َ ‫سيِّئ‬ ً ّ ‫سن‬ ِ ُ‫ة فَع‬ َ ِ ‫ل بِهَا بَعْدَه ُ كُت‬ َ ‫ة‬ ُ ِ ‫سلَم‬ ْ ِ ‫اْل‬ َ ‫م‬ ُ ْ ‫مث‬ ‫ص‬ ِ َ‫ن ع‬ ِ ِ‫ع َلَيْه‬ َ ِ‫ل وِْزر‬ ُ ُ‫ل ب ِ َها وَل َ يَنْق‬ ْ ‫م‬ َ ‫م‬ َ ‫م‬ ٌ‫يء‬ ْ ِ ‫ن أوَْزارِه‬ ْ ‫ش‬ ْ ِ

Dari Jarir Bin Abdillah menceritakan: … Rasulullah SAW bersabda: "Barangsiapa yang membuat suatu kebiasaan baik dalam Islam dan diikuti orang yang setelahnya, maka akan dicatat baginya pahala seperti orang yang mengamalkannya dengan tidak mengurangi pahala dirinya. Dan Barangsiapa yang membuat kebiasaan jelek dalam Islam kemudian diamalkan oleh yang lain setelahnya, maka dicatat baginya dosa

Jilbab, Kenapa Tidak ?! 91

seperti pelaku dosa yang melakukannya tanpa mengurangi dosa dirinya sedikitpun." (HR. Muslim) 10. Jilbab dari sutera Bagaimana hukum jilbab dari sutera ? Emas dan sutera diharamkan memakainya bagi kaum pria. Sebagaimana diceritakan dalam hadits dari Ali Karamahullahu Wajhah: "Nabi SAW memegang sutera di tangan kanannya dan emas di tangan kirinya kemudian bersabda: "Sesungguhnya dua barang ini haram bagi kaum lelaki dari umatku." (HR. Ahmad, Abu Dawud, An-Nasa-i, Ibnu Majah) Adapun bagi wanita diperbolehkan sebagai perhiasannya. Al-Qardlawy menjelaskan tentang hikmah dihalalkannya emas dan sutera bagi kaum wanita: "Pengecualian hukum ini bagi kaum wanita untuk menjaga karakteristik wanita yang feminis dan menyukai keindahan selama perhiasan itu tidak untuk menarik syahwat lelaki (yang tidak halal). Seperti dalam hadits: "Siapapun wanita yang menggunakan farfum kemudian melewati satu kaum agar tercium baunya maka ia berperilaku zina dan setiap mata dapat berzina." (HR. An-Nasa-i). Juga dalam QS. An-Nur:31. 92 Jilbab, Kenapa Tidak ?!

11. Hijab, Khusus untuk Isteri Nabi Dalam buku “Kritik atas Jilbab” disebutkan bahwa perintah Hijab dikhususkan untuk isteri-isteri Nabi SAW, bagaimana sebenarnya? Perintah hijab dalam arti tirai penghalang, tercantum dalam QS. 32:53 yaitu orang-orang mukmin diperintahkan ketika berkunjung ke rumah Nabi atau istri-istrinya dengan ketentuan antaralain berbicara dihalangi oleh hijab tersebut. Kekhususan ini sama dengan kekhususan larangan menikahi bekas isteri Nabi SAW sebagaimana dicantumkan dalam ayat tersebut. Namun dibantah oleh AtThanthawi bahwa ayat ini bersifat umum karena yang dijadikan khitab perintahnya ialah “orang-orang yang beriman” untuk menjaga etika bertamu ke rumah Nabi SAW. dan larangan menikahi bekas istri Nabi SAW. Artinya khusus bagi istri-istri Nabi menggunakan hijab dan haram menikah lagi, bukan berarti kaum mukminah dilarang atau tidak wajib menggunakan hijab atau diharamkan menikah lagi. 12. Jilbab Budaya Arab Kelompok JIL menganggap Jilbab itu budaya Arab, bagaimana ? Jilbab, Kenapa Tidak ?! 93

Dalam kaidah Islam dikenal iatilah ‘Adat atau tradisi dan budaya. Sebagian Syari’at Islam juga ada yang berasal dari adat atau syari’at Nabi sebelumnya yang kemudian direformasi dan dilegalisasi sebagai ibadah oleh Allah SWT dengan alQur’an. Seperti syari’at nikah. Karenanya dikenal dalam kaidah ushul “Syari’at sebelum kita yang diungkapkan dalam alQur’an dan tidak ada yang membatalkannya, maka ia menjadi ketetapan syari’at kita. Atau menurut sebagian yang lain, kita harus taslim (memberlakukan) hukum tersebut dengan keyakinan akan benarnya namun diamandemen dengan syari’at kita.” (Ushulul Fiqh Al-Islamy, Dr. Wahbab Az-Zuhaily I: 448) Kaidah lainnya menyatakan : “Al-‘Adatu Muhakkamah” (Tradisi itu dapat dijadikan hukum – dengan syarat tertentu). Bagi yang tetap bersikeras bahwa Jilbab adalah adat wanita Arab telah dibantah pada bab sebelumnya dan sebenarnya kaum muslimin juga sepakat bahwa adat wanita berjilbab tetap lebih baik dan terhormat daripada yang tidak berjilbab. 13. Hijab = tirai Ayat tentang kewajiban hijab khusus bagi istri Nabi dan arti hijab ialah tirai 94 Jilbab, Kenapa Tidak ?!

bukan kerudung atau jilbab, benarkah demikian? QS. Al-Ahzab:53 adalah:

َ َ ‫ي‬ ُ ْ ‫منُوا َل تَد‬ َ ‫ن ءَا‬ َ ‫خلُوا بُيُو‬ ّ ِ ِ ‫ت النَّب‬ َ ‫ي َ َاأي ُّ َها ال ّذِي‬ َ ‫ن‬ َ َ ‫ن يُؤْذ‬ ْ ‫إ ِ ّل أ‬ ْ ُ ‫ن لَك‬ َ ‫م إِلَى طَعَام ٍ غَيَْر نَاظِرِي‬ ‫خلُوا فَإِذ َا‬ ُ ْ ‫م فَاد‬ ِ ُ ‫ن إِذ َا د‬ ِ ‫إِنَاه ُ وَلَك‬ ْ ُ ‫عيت‬ ْ ْ ‫ث‬ ٍ ‫حدِي‬ ِ ِ ‫ستَأن‬ ِ َ ‫م فَانْت‬ َ ِ‫ن ل‬ ْ ‫م‬ ُ ‫شُروا وََل‬ ْ ُ ‫مت‬ ْ ِ‫طَع‬ َ ‫سي‬ َّ ِ ‫إ‬ َّ ِ ‫ن يُؤْذِي النَّب‬ ‫حيِي‬ ْ َ ‫ست‬ َ ‫م كَا‬ ْ َ ‫ي فَي‬ ْ ُ ‫ن ذَلِك‬ َ ‫ق وَإِذ َا‬ ِ ‫حيِي‬ ِ َ ْ ‫ن ال‬ ْ َ ‫ست‬ ْ َ ‫ه َل ي‬ ِّ ‫ح‬ ْ ُ ‫منْك‬ ُ ّ ‫م وَالل‬ َ ‫م‬ َ َ ُ ْ َّ ُ‫سألوه‬ َّ ُ‫موه‬ ِ‫ن وََراء‬ ِ ‫ن‬ ْ ‫متَاع ًا فَا‬ َ َ ‫ن‬ ُ ُ ‫سألت‬ ْ ‫م‬ َ ُ ُ ْ ُ ُ َ‫ن‬ ُ ‫م أطهَُر لِقُلوبكم وقل‬ ِ َ ‫ح‬ ْ ‫ب ذَلِك‬ ٍ ‫جا‬ ّ ‫وب ِ ِه‬ َّ ََ ْ ِ َ َ َ‫ه وَل‬ ِ ‫سول الل‬ ْ ‫مأ‬ َ ‫ما كَا‬ ُ ‫ن تُؤْذ ُوا َر‬ ْ ُ ‫ن لك‬ َ ‫َو‬ َ َ َ َّ ِ ‫ن بَعْدِهِ أبَدًا إ‬ ‫ن‬ ِ ‫ه‬ َ ‫حوا أْزوَا‬ ُ ِ ‫ن تَنْك‬ ْ ‫أ‬ َُ ‫ج‬ ْ ‫م‬ (53 )‫ما‬ ِ ‫ن‬ َ ‫م كَا‬ ْ ُ ‫ذَلِك‬ ً ‫عنْد َ الل ّهِ عَظِي‬

Al-Asymawi berpendapat bahwa ayat hijab itu tidak ada hubungannya dengan ketentuan jilbab atau kerudung dan kewajiban hijab hanya khusus untuk isteri Nabi SAW. Namun beliau juga sependapat bahwa ayat tersebut adalah perintah memelihara kesopanan dan etika pergaulan mukminah dengan yang lainnya. Memang ayat tersebut adalah perintah membuat tirai bagi istri Nabi SAW, namun menurut Al-Qurthubi dan para mufassir, secara implisit ayat tersebut mencakup kewajiban kaum mukmi-

Jilbab, Kenapa Tidak ?! 95

nah menjaga auratnya agar tidak dilihat oleh bukan muhrimnya agar terpelihara kehormatannya dan keumuman tersebut berdasarkan kalimat LIQULUBIKUM WA QULUBIHINNA. Adapun hubungannya dengan jilbab/kerudung ialah menutupi auratnya. Jadi bisa dipahami bahwa hijab lebih meliputi penutup aurat secara luas daripada jilbab atau kerudung yang menutupi badan saja. 14. Jilbab & Kebebasan Wanita Benarkah wanita muslimah tidak boleh beraktifitas di luar rumah, bukankah ini mengungkung kebebasan wanita? Kelompok Feminisme Sekuler selalu mempropagandakan bahwa syari’at jilbab akan membatasi kebebasan muslimah dan menuntut persamaan gender. Allah SWT menciptakan wanita & pria dengan keutamaannya masing-masing. Jika kita perhatikan tarikh masa Nabi SAW ternyata peran muslimah cukup diperhitungkan, sebut saja wanita Muhajirin dan Anshar yang disebutkan sebagai wanita teladan. Justeru dengan ketentuan jilbab ini semakin membuka wawasan muslimah untuk berinteraksi dengan yang lain dengan aturan Islam 96 Jilbab, Kenapa Tidak ?!

yang selalu menjaga kehormatan kaum wanita. Mereka yang memandang jilbab mengungkung kebebasan wanita hakikatnya menuduh para shahabiyat (muslimah masa Nabi SAW) sebagai wanita terbelakang. Padahal sebaliknya, zaman purba yang tidak beradab itu wanita bertelanjang, tidak berpakaian apalagi berjilbab. 15. Kewajiban Jilbab temporal Benarkah kewajiban jilbab sefatnya temporal seperti perintah memanjangkan jenggot untuk berbeda dengan Yahudi? Al-Asymawi memandang ayat jilbab itu sifatnya temporal yaitu untuk membedakan antara muslimah merdeka dengan budak supaya tidak diganggu. Jika illatnya tidak ada maka hukumnya pun tiada. Penting untuk diketahui, ada perbedaan antara illat dengan hikmah. Ketika sebuah alasan hukum disampaikan dalam al-Qur’an atau hadits, hakikatnya ia tidak merubah hukum asalnya dan alasan Allah atau Nabi SAW itu tidak dikategorikan sebagai illat tetapi sebagai hikmah atau sabab, sebagaimana pandangan seorang fuqaha, Imam Habib Ahmad Al-Kiranawy dalam “Qawa’id Fi ‘Ulumil Fiqh” : “Alasan (illat) yang disampaikan Allah dan RasulNya bukanlah sebagai illat, namun hanya sebagai sabab. Sabab ini menetapkan Jilbab, Kenapa Tidak ?! 97

adanya ketetapan dalam nash dan tidak kepada yang lain sehingga ia menjadi produk agama bukan hasil dari pikiran. Bahkan Ibnu Hazm dengan rinci membedakan antara illat, sabab, tujuan (alghayah), isyarat (al-‘Alamah), dan maksud (al-ghardlu). (hlm.207). Misalnya, larangan zina karena disebutkan sebagai fakhisyah (dampaknya kerusakan), jika itu dianggap illat, ketika hilang dampak fakhisyahnya, apakah berarti zina menjadi halal ?! Maka, turunnya ayat jilbab walaupun pada awal turunnya merupakan pembeda antara merdeka dan budak, dengan tidak adanya perbudakan tidak bisa merubah ketetapan hukum kewajiban jilbab sama sekali. Wallahu A’lam Bis-Shawwab 



D

AFTAR PUSTAKA

1. Abdurrahman Al-Baghdadi, Emansipasi Adakah dalam Islam, GIP, Jakarta, Cet. II, 1990. 98 Jilbab, Kenapa Tidak ?!

2. Abu Al-Ghifari, Kudung Gaul, Berjilbab tapi Telanjang, Mujahid Press, Bandung, 2002. 3. Dr. Mutawalli Asy-Sya'rawi, Do'a yang Dikabulkan, Akbar, Juni 2003. 4. CD Program Holy Qur’an Ver. 6.50, Sakhr, 1997.

5. CD Program Mausu’ah Al-Hadits Syarif

Ver. 2.00, Global Islamic Software Company, 1997. 6. CD Program Maktabah Alfiyah Lis Sunnah Nabawiyah Ver. 1.5, Turath, Amman, 1999. 7. CD Program Al-Fiqhul Islamy Wa Adillatuh, Dr. Wahbah Az-Zuhaily, Darul Fikr, Damaskus, 1997. 8. Al-Jurjany, Ali Bin Muhammad AsySyarif, Kitab At-Ta’rifat,: Maktabah Lubnan, Beirut, 1969. 9. A.Hassan, Soal Jawab, CV. Diponegoro, Bandung, 1988. 10. Asy-Syaukany, Nailul Authar, Darul Hadits, Kairo, 1993. 11. Abdul Aziz bin Baz, Fatawa Wa Tanbihat Wa Nasha-ih, Maktabah As-Sunnah, Kairo, Cet. I, 1989. 12. A. Zakaria, Etika Hidup Seoranng Muslim, Azka, Garut, Cet. I, 2003. 13. Sayyid Sabiq, Fiqhus Sunnah, Darul Fath LilI’lam Al-’Araby, Kairo, 1994. 14. Ibnu Katsir, Tafsir Al-Quran Al-’Azhim, Darul Khair, Beirut, 1993.

Jilbab, Kenapa Tidak ?! 99

15. Tim, Hadits Qudsi, CV. Diponegoro, 1988 16. Tim, Ayat-Ayat Hukum, Diponegoro, 1990. 17. Fuad Abdul Baqi, Al-Mu’jamul Mufahrats Li Alfazhil Quranul Karim, Darul Kutub Al-Mishriyah, Cairo, 1945. 18. Faidlullah Al-Husainy Al-Maqdisy, Fathurrahman Li Thalabi Ayatil Quran, Darul Fikr, Beirut, 1995. 19. Ibnul Qayim, Zadul Ma’ad, Darul Fikr, Beirut, 1973. 20. KH.E. Abdurahman, Risalah Wanita, Sinar Baru, Bandung, 1988. 21. Al-Maraghi, Imam, Tafsir Al-Maraghi. 22. Al-Qardlawi, Yusuf , Dr., Al-Halal Wal Haram Fil Islam, 1985. 23.Muhammad Sa’id Al-Asymawi, Kritik Atas Jilbab, JIL, Jakarta, 2003. 24.Dr. Wahbah Az-Zuhaily, Ushulul Fiqh Al-Islamy, Darul Fikr, Damaskus, 1986. 25.Syekh Habib Ahmad Al-Kiranawy, Qawa’id Fi Ulumil Fiqh, Darul Fikr ‘Araby, Beirut, 1989. 26.Referensi lain yang mendukung penulisan buku ini.

100Jilbab, Kenapa Tidak ?!

Related Documents

Jilbab
November 2019 31
Jilbab
June 2020 28
Nurdin Proposal.docx
November 2019 25
Subhan Punya.docx
May 2020 21

More Documents from "Rina Hanum"