Shalat Baca Mushaf

  • Uploaded by: Subhan Nurdin
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Shalat Baca Mushaf as PDF for free.

More details

  • Words: 1,256
  • Pages: 4
SHALAT TARAWIH BACA MUSHAF http://subhan-nurdin.blogspot.com Bagaimanakah hukum shalat sambil membaca mushaf al-Qur'an ketika pembacaan suratnya ? el_jauhary@… com

 Shalat adalah ibadah yang ketentuannya sudah digariskan oleh Allah dan

dicontohkan oleh Rasulullah saw. Kaifiyat shalat harus sesuai dengan apa yang dilakukan oleh Rasulullah saw, sebagaimana pernyataan beliau : "shalatlah sebagaimana kalian melihatku shalat". (HR. Al-Bukhari) Dalam hal membaca al-Qur'an dalam shalat Allah swt berfirman : "bacalah apa yang mudah dalam al-Qur'an". (Al-Muzammil:20) Bacaan bisa dilakukan tanpa mushaf maupun dengan mushaf, dengan suara maupun tanpa suara. Rasulullah SAW bersabda: "Konsentrasikan matamu dalam beribadah," Para shahabat bertanya: "Ya Rasulallah, bagaimana caranya?" Beliau menjawab : "(Perhatikanlah) dengan pandangan pada mushaf." Yaitu membaca al-Qur'an sambil melihat mushaf. Maka, para ulama salaf (diantaranya Imam An-Nawawy) berpendapat; membaca al-Qur'an pada mushaf lebih utama daripada membacanya dari hafalan. (Faidlul Qadir I:561) Ada pendapat yang melarang shalat sambil membaca mushaf, namun tidak disandarkan kepada Rasulullah SAW. Yang dapat dijadikan dalil ialah hadits 1. Dari Abu Bakar Bin Abi Mulaikah, "Sesungguhnya Aisyah memerdekakan sahayanya, sebelumnya ia pernah mengimami Aisyah sambil membaca pada mushaf pada Rama-dhan." Dalam Al-Fathu dijelaskan: "Lafad FIL MUSHAF menjadi dalil atas kebolehan mushalli membaca dari mushaf; sebagian lagi berpendapat tidak boleh karena banyak bergerak dalam shalat." (II:185) 2. Tsabit Al-Bannany berkata : "Adalah Anas shalat dan seseorang memegang mushaf di belakangnya, jika ia kesulitan pada suatu ayat, dia membukakan mushaf untuknya." (Ibnu Abi Syaibah II:123) Maka, berdasarkan dalil dan alasan di atas dapat disimpulkan bahwa membaca mushaf ketika shalat adalah boleh, apalagi untuk menambah tafakkur dan pemahaman kita pada al-Qur'an sebagaimana diperintahkan oleh Rasulullah SAW.

http://ashifnet.tripod.com/page5.html

Asy-Syaikh Abu Ishaq Al-Huwaini (Murid Al-Imam Al-Albani, tinggal di Mesir) pernah ditanya: Apakah boleh hukumnya memegang mushaf atau meletakannya di alat penyangga sambil membacanya ketika sholat lail? Beliau menjawab:

1

Ya, boleh hukumnya membaca mushaf ketika melaksanakan sholat lail. Dalilnya adalah apa yang diriwayatkan oleh Abu Dawud bahwasanya Dzakwan maula ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha pernah mengimami beliau dengan membaca mushaf. ( 160 Fatwa min Fatawa Asy-Syaikh Abi Ishaq Al-Huwainy, http://www.almeshkat.net/books/open.php?cat=15&book=1672 ) Asy-Syaikh Abu Ubaidah Masyhur Hasan Salman (Murid Al-Imam Al-Albani, tinggal di Yordania) pernah ditanya: Apakah boleh hukumnya membaca mushaf ketika sholat? Beliau menjawab: Perbuatan ini minimalnya dihukumi makruh karena menyelisihi petunjuk/perbuatan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam demikian juga para shahabatnya. Tentu ada perbedaan antara orang yang membaca dari dadanya (hafalannya) yang dapat memberikan pengaruh yang baik berupa metode, cara dan contoh terhadap mereka yang menghafal qur’an, dibandingkan dengan yang membacanya melalui mushaf, yang seperti ini tentu tidak bisa ditiru atau dicontoh. Padahal manusia saat ini sangat membutuhkan metode, contoh dan akhlak para ulama seperti butuhnya meraka terhadap ilmu para ulama. Ditambah lagi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Yang berhak mengimami suatu kaum adalah yang paling baik bacaannya (dan paling banyak hafalannya).” Sehingga sholat dengan membaca mushaf tentunya akan menjadikan hadits ini tanpa makna. Setiap manusia bisa membaca qira’at melalui mushaf, namun demikian para ulama telah sepakat/ijma’ bahwa wajib hukumnya menghafal Al-Fatihah. Qira’at yang dibaca melalui mushaf tentu akan menjadikan ijma’ ulama ini juga tidak ada artinya sama sekali. Ada banyak hal yang menjadi peringatan berkenaan dengan qira’at melalui mushaf ini, diantaranya: Orang akan merasa puas/bangga dengan apa yang tidak dimilikinya, padahal Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Orang yang merasa puas/bangga dengan apa yang tidak dimilikinya ibarat orang yang mengenakan pakaian kedustaan.” Manusia yang bermakmum di belakang Imam yang seperti ini tentu akan beranggapan, “Sungguh hebat imam ini, hafalannya banyak, mutqin (kuat hafalnnya dan tidak ada salahnya) serta benar bacaannya,” sehingga dia akan merasa puas/bangga dengan apa yang tidak dimilikinya. Dan juga dalam perbuatan seperti ini tentu dia akan disibukkan dengan banyak gerakan diluar gerakan sholat yaitu membuka-buka halaman mushaf atau semislanya. Padahal

2

asal dalam solat itu adalah tenang dan tidak banyak bergerak sebagaimana tertera dalam hadits Ubadah di dalam Shahih Muslim; “Tenanglah dalam sholat kalian.” Hal ini juga bertentangan dengan petunjuk shallallahu ‘alaihi wa sallam yaitu bahwa orang yang sholat diperintahkan untuk mengarahkan pandangannya ke tempat sujud. Sehingga dengan demikian pada asalnya setiap orang diperintahkan untuk membaca qira’at dari hafalannya. Hal lain yang menjadi catatan dan peringatan juga adalah bahwa para imam dan kaum muslimin akan menjadi kurang bersemangat dan bersungguh-sungguh untuk menghafalkan Al-Qur’an. Juga tangan kanan dan kiri akan bergantian posisi (karena memegang mushaf). Akan tetapi jika memang kondisinya mendesak (idhtirar) seperti misalnya seorang wanita yang tinggal di rumahnya dan dia tidak hafal al-qur’an namun kemudian ingin melaksanakan sholat gerhana (kusuf dan khusuf) dan ingin memperpanjang sholatnya, maka dia boleh membaca qira’atnya melalui mushaf. Telah tsabit dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha bahwa beliau memiliki maula yang mengimami beliau qiyam ramadhan dengan membaca mushaf. Dalam kondisi ini maka boleh hukumnya karena dharurah, wallahu a’lam. ( Ruknul Fatawa, http://www.mashhoor.net ) Abu Ishaq NB: Maula = budak yang dibebaskan/dimerdekakan namun kemudian memberikan pelayanan (serve) kepada yang membebaskan/memerdekakan. Fulan maula ‘Alan = ‘Alan membebaskan/memerdekakan si Fulan kemudian si Fulan memberikan pelayanan/serve kepada si ‘Alan. Si Fulan tetap merdeka dan bukan mejadi budak si ‘Alan. Wallahu a’lam Abu Ishaq

sohib!!!ana aya masalah yeuh,dari sebagian kelompok yang membolehkan membaca ayat ketika salat dengan melihat mushaf...SAURNA TEH: diantara yang membolehkan salat sambil memegang dan membaca dari mushaf antara lain imam Malik,as Syafi'i,Ahmad bin Hanbal dan Abu Yusuf. namun meski mereka memandang bahwa salat sambil membaca mushaf al Quran bukanlah hal yang terlarang, namun lebih di khususkan untuk salat sunnah atau nafilah bukan salat wajib. Imam an Nawawi berkata dlm al MAJMU' syarah aL MUHADDZAB: "Orang yg mmbaca mushaf ktika salat tdklah batal salatnya,

3

sekalipun ayat yg di baca telah di hafalnya atau tdk. Bahkan hukumnya bisa menjadi wajib bila orang itu ternyata tdk hafal surat al fatihah. Dalam hal ini membolak-balik lembaran mushaf pun tdk membuat batal salatnya, dan tdk batal pula bila yg dibaca hanya berupa lembaran kertas bkn mushaf yg akhirnya membuat dirinya membaca terulang dan terbata-bata hingga waktu yg lama, tapi hal ini makruh di kerjakan". (al Majmu', juz 4:27). Imam Rahibani mengutip pendapat imam hanbali sebagai berikut:"Diperbolehkan bagi orang yg salat membaca al Quan dari mushaf. Imam Ahmad sendiri berkata:"Tidak mengapa mengimami orang banyak tp membaca ayat quran dengan melihat mushaf". Imam Zuhri ditanya tentang orang yg mambaca ayat dalam salatnya di bln Ramadhan dan melihat mushaf, maka beliau menjawab:"Pemuka-pemuka madzhab hanbali membaca quran dari mushaf". (Matholib Aula al Nahyi, juz 1:483-484) Adapun dalil-dalilnya yg dijadikan landasan adalah: (a). Zakwan mengimami Aisyah dengan melihat mushaf Diriwayatkan bhwa sahaya Ummul mukminin r.a yg bernama Zakwan tlh salat mnjadi imam bagi Aisyah di bln Ramadhan, dia mnjadi imam smbil mambaca al Quran dari mishaf. Riwayat ini sampai kpd kita melalui Ibnu Abi Syaibah (al MUshannaf, juz:2:123) dan al baihaqi (Sunanul Kubra, juz:2:253) KIsah ini diriwayatkan pula oleh al Bukhari secara Mu'allaq (Shahih al Bukhari, juz 1:245 bab Imamah al-'abd wal Maula) (b.) Nabi saw salat smbil menggendong anak Diriwayatkan oleh al BUkhari dan Muslim dari Abu Qatadah bhwa Rasulullah saw salat smbil menggendong anak (cucu beliau). Dari hadis ini di ambil pemahaman (Mafhum Muwafaqah Fahwal Khitab) kalau menggendong anak saja tdk membatalkan salat, apalagi bila sekedar memegang mushaf. Padahal memegang mushaf itu punya manfaat tersendiri agar tdk salah bacaan, serta bermanfaat buat yg belum hafal al Quran dari ingin membca lebih banyak di dlm salat. (c). Nabi saw terganggu salatnya tapi tetap meneruskan Dalam hadis lain disebutkan bhw Rasullah terganggu konsentrasi salatnya ketika melihat al Khamishah (kain empat persegi terbuat darui wol), namun tdk ada keterangan bhw beliau mengulangi salatnya. Beliau bersabda,"Benda itu melalaikanku dari salatku" (H.R Bukhari dan Muslim) terganggunya salat tdk membatalkannya. Krn tdk ada keterangan beliau mengulangi salatnya. Maka demikian juga dgn memegang mushaf, meski barangkali agak mengganggu namun tdk lantas membatalkan salat......

4

Related Documents

Shalat Baca Mushaf
May 2020 18
Shalat
May 2020 32
Baca-baca Promkes.docx
December 2019 60
Buku Shalat-shalat Cinta
November 2019 31
Baca Horoskop
November 2019 56

More Documents from ""