BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Kegiatan berbahasa merupakan salah satu kegiatan yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Dalam berkomunikasi dan berinteraksi, bahasa tidak dapat ditinggalkan. Dengan menggunakan bahasa, berbagai keinginanan, harapan, gagasan, ide, pendapat, dan lainnya dapat disampaikan. Suatu hal yang dapat kita renungkan, betapa sulitnya dalam berkomunikasi dan berinteraksi apabila tanpa bahasa. Begitu pentingnya bahasa dalam proses pendidikan di sekolah/madrasah, pembelajaran bahasa termasuk bahasa Indonesia mendapat perhatian yang cukup serius. Hal ini terkait penguasaan siswa terhadap masalah kebahasaan cenderung rendah sehingga kemampuan berbahasanya baik secara lisan maupun tertulis juga rendah. Di sisi lain, bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional siswa. Bahasa dapat menjadi penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi. Hal ini terkait dengan seluruh ilmu pengetahuan yang disampaikan menggunakan bahasa, termasuk bahasa Indonesia. Kemampuan berbahasa Indonesia berarti siswa terampil menggunakan bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi. Terampil berbahasa berarti terampil mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis dalam bahasa Indonesia. Menghayati bahasa dan sastra Indonesia berarti siswa memiliki pengetahuan bahasa dan sastra Indonesia, dan memiliki sikap positif terhadap bahasa dan sastra Indonesia. Melalui pembelajaran bahasa Indonesia diharapkan dapat membantu siswa mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang lain. Selain itu, siswa juga diharapkan dapat mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam masyarakatnya, dan menemukan serta menggunakan kemampuan analitis dan imaginatif yang ada dalam dirinya.
1
Selanjutnya, pembelajaran bahasa Indonesia bertujuan agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut. 1. Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara lisan maupun tulis. 2. Menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara. 3. Memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan. 4. Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual, serta kematangan emosional dan sosial. 5. Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa. 6. Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan intelektual manusia Indonesia. Agar semua hal tersebut tercapai, proses pembelajarannya diarahkan pada kemampuan
dalam
beberapa
aspek,
salah
satunya
adalah
aspek
mendengarkan. Aspek mendengarkan memegang peranan penting dalam kemampuan berbahasa lain, seperti berbicara maupun menulis. Sebelum kemampuan berbahasa lain dikuasai, mendengarkan memiliki peran yang besar. Ketika mendengarkan berbagai informasi lisan, maka kita dapat
melaksanakan
komunikasi
dalam
bentuk
lain.
Di
sisi
lain,
mendengarkan tidak hanya kegiatan fisik (telinga) namun melibatkan pikiran, perasaan, dan emosi. Oleh karena itu, kemampuan mendengarkan dapat berpengaruh
terhadap
keberhasilan
dalam
berbagai
kegiatan
yang
membutuhkan mendengarkan. Selain itu, dalam kehidupan sehari-hari kita memang lebih banyak melakukan komunikasi lisan. Jadi, tidak bisa dipungkiri bahwa kemampuan mendengarkan memang memegang peran yang penting. Dengan demikian, pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran bahasa Indonesia aspek mendengarkan baik bidang sastra dan nonsastra perlu
2
ditingkatkan. Modul ini menjadi salah satu alternatif dalam menguasai meterimateri yang dibutuhkan dalam pembelajaran di Madrasah Ibtidaiyah.
B. Deskripsi Singkat Modul pendalaman materi ini berisi tentang konsep pembelajaran mendengarkan,
keterampilan
mendengarkan
nonsastra
dan
sastra.
Mendengarkan nonsastra mencakup pembahasan tentang bunyi bahasa dengan memperhatikan aspek linguistik wacana deskripsi, teks pendek, pesan pendek, petunjuk denah, pengumuman, peristiwa, dan berita. Mendengarkan sastra mencakup pembahasan tentang dongeng, puisi, cerita anak, drama, pantun, cerita rakyat, dan cerita pendek.
C. Tujuan Pembelajaran 1. Kompetensi Dasar Setelah mempelajari modul ini, Saudara diharapkan mampu memahami konsep pembelajaran mendengarkan dan berbagai kegiatan mendengarkan bunyi bahasa dengan memperhatikan aspek linguistik wacana deskripsi, teks pendek, pesan pendek, petunjuk denah, pengumuman, peristiwa, berita, dongeng, puisi, cerita anak, drama, pantun, cerita rakyat, dan cerita pendek dengan memperhatikan (aspek kesastraaan serta
unsur-unsur)
dengan benar. 2. Indikator Keberhasilan a. Menjelaskan konsep pembelajaran mendengarkan b. Menjelaskan konsep dan teori Mata Pelajaran Bahasa Indonesia aspek mendengarkan nonsastra. c. Menjelaskan konsep dan teori Mata Pelajaran Bahasa Indonesia aspek mendengarkan sastra.
3
3. Peta Kompetensi MENJELASKAN KONSEP DAN TEORI MATERI MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA ASPEK MENDENGARKAN
Mendengarkan aspek linguistik wacana deskripsi, teks pendek, pesan pendek, petunjuk denah, pengumuman, peristiwa, dan berita.
Mendengarkan dongeng, puisi, cerita anak, drama, pantun, cerita rakyat, dan cerita pendek.
MENDENGARKAN NONSASTRA
MENDENGARKAN SASTRA
KONSEP PEMBELAJARAN MENDENGARKAN
PENDALAMAN MATERI SUBTANTIF ASPEK MENDENGARKAN
D. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok 1. Konsep pembelajaran mendengarkan mencakup: a. Konsep mendengarkan 1) Pengertian mendengarkan 2) Tujuan mendengarkan 3) Jenis-jenis mendengarkan b. Konsep pembelajararan mendengarkan 1) Konsep pembelajaran mendengarkan 2) Karakteristik pembelajaran mendengarkan
4
3) Kriteria
Pemilihan
dan
Penyusunan
Bahan
Pembelajaran
Mendengarkan 4) Metode Pembelajaran Mendengarkan 5) Penentuan Media Pembelajaran Mendengarkan 6) Kriteria Penilaian Pembelajaran Mendengarkan 2. Pendalaman materi Bahasa Indonesia aspek mendengarkan nonsastra dengan sub materi mencakup: a. mendengarkan wacana deskripsi, b. mendengarkan teks pendek, c. mendengarkan pesan pendek, d. mendengarkan petunjuk denah, e. mendengarkan pengumuman, f. mendengarkan peristiwa, dan g. mendengarkan berita. 3. Pendalaman materi Bahasa Indonesia aspek mendengarkan sastra dengan sub materi mencakup: a. mendengarkan dongeng, b. mendengarkan puisi, c. mendengarkan cerita anak, d. mendengarkan drama, e. mendengarkan pantun, f. mendengarkan cerita rakyat, dan g. mendengarkan cerita pendek.
5
BAB II KONSEP PEMBELAJARAN MENDENGARKAN
A. Indikator Keberhasilan Setelah mempelajari bab ini, Saudara diharapkan dapat menjelaskan konsep mendengarkan yang meliputi pengertian, tujuan, dan jenis-jenis mendengarkan. Kemudian, menjelaskan konsep pembelajaran mendengarkan yang meliputi karakteristik pembelajaran mendengarkan, kriteria pemilihan dan penyusunan bahan pembelajaran mendengarkan, metode pembelajaran mendengarkan, penentuan media pembelajaran mendengarkan, serta kriteria penilaian pembelajaran mendengarkan.
B. Uraian Materi Kemampuan mendengarkan manusia sangat terbatas. Manusia yang sudah terlatih baik dan sering melaksanakan tugas-tugas mendengarkan, disertai kondisi fisik dan mental yang prima, hanya dapat menangkap isi simakan maksimal 50% (Tarigan, 1990: 26). Padahal diharapkan siswa memiliki bekal dalam menyerap ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, di samping kemampuan berbicara, membaca, dan menulis, kemampuan mendengarkan pun sangat penting dimiliki siswa dalam upaya menyerap informasi (Chamadiah dkk., 1987: 5). 1. Konsep Mendengarkan Keterampilan mendengarkan merupakan salah satu materi yang penting dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Saat mendengarkan, kita harus bisa mengetahui dengan baik apa yang dikatakan orang kepada kita. Agar menguasai materi mendengarkan dengan baik, kita harus benarbenar memahami kata-kata yang didengarkan. Kegiatan mendengarkan dapat dilakukan dengan metode-metode pembelajaran yang menarik. Hal ini tergantung pada guru yang mengajarkan materi ini, apakah disampaikan secara efektif atau tidak. Perlu diingat bahwa keberhasilan komunikasi lisan tidak hanya tergantung
6
pada baik tidaknya kemampuan kita untuk berbicara, tetapi juga tergantung pada efektivitas cara kita mendengarkan sebuah informasi. Siswa harus mampu mendengarkan berbagai hal dengan cara yang berbeda. Pertama, mereka harus dapat mengenali petunjuk-petunjuk paralinguistik, seperti intonasi dan tekanan kata, untuk memahami suasana hati dan makna dalam teks tersebut. Selain itu, siswa juga harus mampu untuk mendengarkan detail informasi khusus (seperti waktu, nomor, tempat, dan lain-lain) dan juga pemahaman umum tentang informasi tersebut (fungsi sosial kebahasaan). Selanjutnya, siswa juga harus memiliki kemampuan mendengarkan dalam sejumlah genre yang berbeda, di antaranya berbentuk siaran berita, pengumuman publik, pesan yang direkam, ceramah, percakapan telepon, dialog naskah drama, dan seterusnya. Materi-materi
ajar
yang
digunakan
dalam
pembelajaran
mendengarkan seringkali tidak autentik. Materi autentik umumnya tidak disusun secara khusus untuk fungsi pembelajaran bahasa, misalnya pidato kenegaraan atau percakapan sehari-hari yang ditayangkan melalui televisi. Materi-materi pengajaran seperti ini seringkali terlalu sulit bagi siswa pemula sehingga kurang tepat untuk digunakan. Padahal di sisi lain, kita tidak ingin memberikan kepada siswa kita materi-materi yang tidak autentik atau rekayasa karena khawatir tidak mewakili keadaan asli seperti bahasa yang digunakan sehari-hari. Tujuan kita menggunakan bahasa realistis yang digunakan dalam kehidupan nyata adalah agar siswa belajar bahasa dalam lingkungan yang alami. Berikut ini akan dijelaskan kosep mendengarkan, yang meliputi pengertian, tujuan, dan jenis-jenis mendengarkan dalam bahasa Indonesia. a. Pengertian Mendengarkan Menurut Moeliono (1988: 246) mendengarkan berarti menangkap sesuatu (bunyi) dengan sungguh-sungguh. Mendengarkan dalam KBBI (2008: 312) adalah mendengar akan sesuatu dengan sungguh-sungguh; memasang telinga baik-baik untuk mendengar. Sedangkan menurut
7
Burhan (1971:81), mendengarkan adalah suatu proses menangkap, memahami,
dan
mengingat
dengan
sebaik-baiknya
apa
yang
didengarnya atau sesuatu yang dikatakan oleh orang lain kepadanya. Dalam konsep tersebut terdapat tiga tahapan proses mendengarkan. Ketiga tahapan proses mendengarkan itu adalah sebagai berikut. 1) Tahap menangkap dengan sebaik-baiknya apa yang didengarnya atau sesuatu yang dikatakan oleh orang lain kepadanya. 2) Tahap memahami dengan sebaik-baiknya apa yang didengarnya atau sesuatu yang dikatakan oleh orang lain kepadanya. 3) Tahap mengingat dengan sebaik-baiknya apa yang didengarnya atau sesuatu yang dikatakan oleh orang lain kepadanya. b. Tujuan Mendengarkan Tujuan mendengarkan sangat beragam. Dalam modul ini akan kita jelaskan tujuan mendengarkan berdasarkan pendapat beberapa ahli dan tujuan mendengarkan menurut Standar Isi. Menurut Gary T. Hunt (1981: 14), tujuan mendengarkan sebagai berikut. 1) Untuk memperoleh informasi yang bersangkut paut dengan pekerjaan/profesi. 2) Agar menjadi lebih efektif dalam hubungan antarpribadi dalam kehidupan sehari-hari di rumah, di tempat kerja, dan di dalam kehidupan bermasyarakat. 3) Untuk mengumpulkan data agar dapat membuat kesimpulankesimpulan yang masuk akal. 4) Agar dapat memberikan respons yang tepat terhadap segala sesuatu yang didengar. Selanjutnya, menurut Lilian M. Logan (1972: 42), tujuan mendengarkan antara lain sebagai berikut. 1) Untuk dapat
memperoleh pengetahuan dari bahan ujaran
pembicara.
8
2) Untuk menikmati sesuatu materi ujaran (pagelaran) terutama dalam bidang seni. 3) Untuk menilai bahan simakan (seperti baik-buruk, indah-jelek, atau logis-tidak logis). 4) Untuk menikmati dan menghargai bahan simakan. 5) Untuk dapat mengkomunikasikan gagasan, ide, perasaan kepada orang lain dengan lancar dan tepat. 6) Untuk dapat membedakan bunyi-bunyi dengan tepat (bunyi yang distingtif dan tidak distingtif). 7) Untuk dapat memecahkan masalah secara kreatif dan analitis, dengan masukan dari bahan simakkan. 8) Untuk meyakinkan diri sendiri terhadap suatu masalah atau pendapat yang diragukan. Senada dengan pendapat Lilian, Djago Tarigan (1991: 5-6) menyatakan tujuan mendengarkan sebagai berikut. 1) Untuk mendapatkan fakta dengan cara mendengarkan radio, televisi, menyampaikan makalah, percakapan, dan sebagainya. 2) Untuk menganalisis fakta yang berlangsung secara konsisten dari saat ke saat selama proses mendengarkan berlangsung. 3) Untuk mengevaluasi fakta yang disampaikan oleh pembicara. 4) Untuk mendapatkan inspirasi dari pembicara orang lain. 5) Untuk menghibur diri bagi orang-orang yang lelah, letih, jenuh. 6) Untuk meningkatkan kemampuan berbicara. Selain pendapat para ahli, dalam Permen Diknas No. 22 tahun 2006 tentang Standar Isi terdapat tujuan mendengarkan bagi siswa sekolah dasar. Tujuan tersebut terimplisit dalam Standar Kompetensi, yaitu untuk memahami: 1) penjelasan tentang petunjuk denah, 2) pengumuman, 3) pantun, 4) penjelasan narasumber,
9
5) cerita rakyat, 6) cerita tentang suatu peristiwa, 7) cerita pendek anak, 8) wacana lisan, 9) berita, dan 10) drama pendek. Berdasarkan beberapa teori di atas dapat kita pahami bahwa tujuan mendengarkan adalah untuk mendapatkan informasi, pengetahuan dan fakta untuk membuat kesimpulan yang rasional. Kesimpulan yang rasional dari bahan mendengarkan dapat dijadikan bahan untuk memecahkan masalah secara kreatif dan analitis. Kita
sudah
mengetahui
beberapa
tujuan
mendengarkan.
Berdasarkan paparan di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan mendengarkan adalah untuk memperoleh informasi, menangkap isi, serta memahami makna komunikasi yang disampaikan oleh pembicara melalui ujaran. c. Jenis-jenis Mendengarkan Aktivitas mendengarkan dapat dibedakan berdasarkan cara mendengarkannya. Hal ini juga dikemukakan oleh beberapa ahli bahasa. Pendapat pertama dikemukakan oleh Henry Guntur Tarigan. Menurutnya, dalam proses mendengarkan, semua kegiatan yang dilakukan dapat digolongkan berdasarkan situasinya. Secara garis besar, Tarigan (2003: 22) membagi jenis kegiatan mendengarkan atau menyimak ini menjadi dua jenis, yaitu ekstensif dan intensif. Kedua jenis mendengarkan ini sangatlah berbeda dan perbedaan itu tampak dalam prosesnya. Adapun jenis mendengarkan yang dimaksud adalah sebagai berikut. 1) Mendengarkan Ekstensif Mendengarkan
ekstensif
ialah
proses
mendengarkan
yang
dilakukan dalam kehidupan sehari-hari, seperti mendengarkan siaran radio, televisi, percakapan orang di pasar, pengumuman, dan
10
sebagainya. Yang termasuk ke dalam jenis kegiatan mendengarkan ekstensif sebagai berikut. a) Mendengarkan sekunder Mendengarkan sekunder terjadi secara kebetulan, misalnya seorang pembelajar sedang membaca di kamar, ia juga dapat mendengarkan percakapan orang lain, suara siaran radio, suara TV, dan sebagainya. Suara tersebut sempat terdengar oleh pembelajar tersebut, namun ia terganggu oleh suara tersebut. b) Mendengarkan sosial Mendengarkan sosial dilakukan oleh masyarakat dalam kehidupan sosial seperti di pasar, terminal, stasiun, kantor pos, dan sebagainya. Kegiatan ini lebih menekankan pada faktor status sosial, dan tingkatan dalam masyarakat. c) Mendengarkan estetika Mendengarkan estetika sering disebut mendengarkan apresiatif. Mendengarkan estetika ialah kegaiatan mendengarkan untuk menikmati dan menghayati sesuatu, misalnya mendengarkan pembacaan mendengarkan
puisi,
mendengarkan
cerita,
mendengarkan
rekaman syair
drama,
lagu,
dan
sebagainya. d) Mendengarkan pasif Mendengarkan pasif ialah mendengarkan suatu bahasa yang dilakukan tanpa upaya sadar, misalnya dalam kehidupan seharihari pembelajar mendengarkan bahasa daerah, setelah itu dalam masa dua atau tiga tahun ia sudah mahir menggunakan bahasa daerah. Kemahiran menggunakan bahasa daerah tersebut dilakukan tanpa sengaja dan tanpa sadar. Namun, pada akhirnya pembelajar dapat menggunakan bahasa dengan baik. 2) Mendengarkan Intensif Mendengarkan intensif merupakan kegiatan mendengarkan yang harus dilakukan dengan sungguh-sungguh dan konsentrasi yang
11
tinggi untuk menangkap makna yang dikehendaki. Jenis-jenis mendengarkan intensif adalah mendengarkan kritis, mendengarkan konsentratif, mendengarkan eksploratif, mendengarkan interogatif, mendengarkan selektif, dan mendengarkan kreatif. a) Mendengarkan kritis Mendengarkan kritis ialah kegiatan mendengarkan yang dilakukan
dengan
sungguh-sungguh
untuk
memberikan
penilaian secara objektif, menentukan keaslian, kebenaran, dan kelebihan, serta kekurangan. b) Mendengarkan konsentratif Mendengarkan konsentratif ialah kegiatan mendengarkan yang dilakukan pemahaman
dengan
penuh
yang
perhatian
baik
terhadap
untuk
memperoleh
informasi
yang
diperdengarkan. c) Mendengarkan eksploratif Mendengarkan eksploratif ialah kegiatan mendengarkan yang dilakukan dengan penuh perhatian untuk
mendapatkan
informasi baru. Pada akhir kegiatan mendengarkan, penyimak menemukan gagasan baru, menemukan informasi baru dan informasi tambahan dari bidang tertentu, menemukan topiktopik baru yang dapat dikembangkan pada masa yang akan datang, dan menemukan unsur-unsur bahasa yang bersifat baru. d) Mendengarkan interogatif Mendengarkan interogatif ialah kegiatan mendengarkan yang bertujuan
untuk
memperoleh
informasi
dengan
cara
mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang diarahkan kepada pemerolehan informasi tersebut. e) Mendengarkan selektif Mendengarkan selektif ialah kegiatan mendengarkan pasif yang dilakukan secara selektif dan berfokus untuk mengenal bunyibunyi asing, nada dan suara, bunyi-bunyi homogen, kata-kata,
12
frase-frase, kalimat-kalimat, dan bentuk-bentuk bahasa yang sedang dipelajari. f) Mendengarkan kreatif Mendengarkan kreatif ialah kegaiatan mendengarkan yang bertujuan untuk mengembangkan daya imajinasi dan kreativitas belajar. Penjelasan tentang jenis-jenis kegiatan mendengar ektensif dan intensif dapat disederhanakan dalam ilustrasi berikut. Jenis-jenis Kegiatan Mendengarkan Mendengarkan EKSTENSIF
Mendengarkan INTENSIF
1. Mendengarkan Sekunder
1. Mendengarkan Kritis
2. Mendengarkan Sosial
2. Mendengarkan Konsentratif
3. Mendengarkan Estetika
3. Mendengarkan Eksploratif
4. Mendengarkan Pasif
4. Mendengarkan Interogatif 5. Mendengarkan Selektif 6. Mendengarkan Kreatif
Pendapat selanjutnya berasal dari Green and Petty (1969: 162) yang membedakan jenis mendengarkan berdasarkan hasilnya. Jenisjenis mendengarkan tersebut, yaitu 1) mendengarkan tanpa mereaksi, 2) mendengarkan pasif, 3) mendengarkan terputus-putus, 4) mendengarkan dangkal, 5) mendengarkan terpusat,
13
6) mendengarkan untuk membandingkan, 7) mendengarkan organisasi materi, 8) mendengarkan kritis, serta 9) mendengarkan kreatif dan aspiratif. Pendapat lain yang dikemukakan Logan et al. (1992: 42) membedakan jenis mendengarkan berdasarkan pemberian respons mental dan fisik kemudian dikembangkan melalui pembelajaran bahasa bagi siswa di sekolah. Jenis mendengarkan ini, yaitu 1) mendengarkan untuk belajar, 2) mendengarkan untuk menghibur, 3) mendengarkan untuk menilai, 4) mendengarkan apresiatif, 5) mendengarkan untuk mengkomunikasikan ide dan perasaan, 6) mendengarkan deskriminatif, serta 7) mendengarkan pemecahan masalah. 2. Konsep Pembelajaran Mendengarkan Kompetensi dasar pembelajaran mendengarkan adalah kompetensi berkomunikasi menerima informasi yang harus dikuasai oleh siswa. Proses penguasaan
dan
pengembangan
kompetensi
dasar
pembelajaran
mendengarkan tersebut dilakukan oleh siswa secara terus-menerus dalam proses pembelajaran. Proses pembelajaran mendengarkan yang dilakukan oleh siswa harus merupakan proses pemahiran mendengarkan yang dilatihkan dan dialami. Ini berarti bahwa konsep pembelajaran mendengarkan
yang
dilakukan
oleh
siswa
merupakan
kegiatan
mendengarkan sebagaimana yang dialami oleh siswa dalam kehidupan nyata di masyarakat. Berdasarkan penjelasan di atas, bahwa konsep pembelajaran mendengarkan dapat disusun sebagai berikut.
14
a. Konsep pembelajaran mendengarkan yang dilakukan oleh siswa merupakan kegiatan mendengarkan sebagaimana yang dialami oleh siswa dalam kehidupan nyata di masyarakat. b. Konsep pembelajaran mendengarkan harus memberikan pengalaman nyata kehidupan sehari-hari dan dunia kerja yang terkait dengan penerapan konsep, kaidah, dan prinsip ilmu yang dipelajari. c. Konsep pembelajaran mendengarkan haruslah dilakukan secara berkelompok. d. Konsep pembelajaran mendengarkan harus disesuaikan dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan dan peserta didik. Selanjutnya, kita melihat mendengarkan.
Kerakteristik
tentang karakteristik pembelajaran pembelajaran
mendengarkan
adalah
pembelajaran bahasa lisan yang bersifat menerima informasi/pembelajaran berbahasa pasif. Pembelajaran berbahasa pasif itu meliputi mendengarkan berita, petunjuk, pengumuman, perintah, bunyi atau suara, bunyi bahasa, lagu, kaset, pesan, penjelasan, laporan, ceramah, khutbah, pidato, pembicaraan narasumber, dialog atau percakapan, pengumuman, serta perintah yang didengar dengan memberikan respon secara tepat serta mengapresiasi dan berekspresi sastra melalui kegiatan mendengarkan hasil sastra berupa dongeng, cerita anak-anak, cerita rakyat, cerita binatang, puisi anak, syair lagu, pantun, dan menonton drama anak. Setelah mengetahui karakteristik pembelajaran mendengarkan, kita lihat pula kriteria pemilihan dan penyusunan bahan pembelajaran mendengarkan. Ada beberapa kriteria yang harus dimiliki oleh bahan pembelajaran mendengarkan, yaitu a. berisi informasi terbaru yang berbeda dengan informasi-informasi yang telah dipelajari sebelumnya, b. informasi tersebut berupa masalah yang sedikit melebihi kemampuan siswa, c. harus setaraf dengan tingkat perkembangan kognitif siswa,
15
d. harus berupa informasi dunia nyata siswa atau pengalaman nyata siswa, dan e. harus disesuaikan dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan, dan peserta didik. Metode pembelajaran mendengarkan antara lain sebagai berikut. a. Simak- tulis (dikte), yaitu guru membacakan atau memperdengarkan sebuah wacana singkat (diperdengarkan cukup satu kali) kemudian siswa mendengarkan atau menyimak dengan baik, lalu menuliskan hasil simakannya. b. Simak-terka, yaitu guru atau salah seorang teman memperdengarkan atau membacakan deskripsi suatu benda kemudian siswa lain mendengarkan dengan tekun, lalu menebak benda yang dimaksud. c. Memperluas kalimat, yaitu guru menyebutkan sebuah kalimat. Siswa memperluas kalimat tersebut dengan beberapa kata atau kelompok kata. d. Bisik berantai, yaitu guru membisikkan pada siswa pertama, siswa pertama membisikkan pada siswa kedua dan seterusnya, siswa terakhir harus menuliskan di papan tulis atau menyebutkan kalimat tadi dengan nyaring. e. Menyelesaikan cerita, yaitu siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, setiap kelompok beranggotakan 3 – 4 orang, kemudian kelompok tersebut disuruh bercerita, judulnya bebas atau boleh juga ditentukan oleh guru. Setelah bercerita, beberapa menit kemudian, guru mempersilakannya untuk duduk. Cerita tersebut dilanjutkan oleh kelompok kedua, dan selanjutnya sampai selesai (kelompok empat). f. Identifikasi kata kunci, yaitu kita tidak perlu menangkap semua katakata tetapi cukup diingat kata-kata kunci yang merupakan inti dari pembicaraan karena melalui kata-kata kuncilah menjadi kalimatkalimat yang utuh sehingga sampai pada bahan simakan yang mempunyai makna yang lengkap.
16
g. Identifikasi kalimat topik, yaitu mengenali kalimat topik yang terdapat dalam sebuah wacana. Perlu diingat bahwa sebuah wacana terdiri dari beberapa paragraf. Setiap paragraf minimal mengandung dua unsur, yaitu kalimat topik dan kalimat pengembang. Kalimat topik bisa terdapat di awal, tengah, dan akhir paragraf. h. Menyingkat/merangkum, yaitu merangkum bahan yang panjang menjadi sesedikit mungkin. Namun, kalimat yang singkat tersebut dapat mewakili kalimat yang panjang. i. Parafrase, yaitu cara yang digunakan dalam memahami isi puisi. Puisi yang sudah direkam atau dibacakan guru diperdengarkan kepada siswa. Setelah selesai, siswa mengutarakan kembali dalam bentuk prosa. j. Menjawab pertanyaan, yaitu mengajarkan mendengarkan melalui latihan dengan menjawab pertanyaan apa, siapa, mengapa, di mana, dan bilamana yang diajukan sesuai dengan bahan simakan. Setelah menentukan metode, media pembelajaran merupakan alat bantu yang digunakan guru untuk mempermudah proses pembelajaran. Proses pembelajaran merupakan urutan kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa untuk menguasai kompetensi dasar. Oleh karena itu, penentuan media pembelajaran selalu berkaitan dengan kompetensi dasar. Karakteristik pembelajaran mendengarkan adalah pembelajaran berbahasa lisan yang bersifat pasif atau menerima informasi. Media yang dapat digunakan untuk itu adalah alat ucap guru atau siswa atau rekaman yang dibuat oleh guru untuk kepentingan pembelajaran tersebut. Satu hal lagi yang juga harus diperhatikan oleh guru adalah kriteria penilaian pembelajaran mendengarkan. Sesuai dengan namanya tes mendengarkan, bahan tes yang diujikan disampaikan secara lisan dan diterima siswa melalui sarana pendengaran. Menurut Burhan Nurgiyantoro (2001: 239) penilaian mendengarkan dapat dilakukan dengan cara-cara berikut.
17
a. Tes kemampuan mendengarkan pada tingkat ingatan masih sebatas untuk mengingat fakta atau menyebutkan kembali fakta-fakta yang terdapat dalam wacana yang diperdengarkan, dapat berupa nama, peristiwa, angka, dan tahun. Tes bisa berbentuk tes objektif isian singkat atau pilihan ganda. b. Tes kemampuan mendengarkan pada tingkat pemahaman menuntut siswa untuk memahami wacana yang diperdengarkan. Kemampuan pemahaman yang dimaksud berkaitan dengan isi wacana, hubungan antaride, antarfaktor, antarkejadian, dan hubungan sebab akibat. Akan tetapi, kemampuan pemahaman pada tingkat ini belum kompleks benar dan belum menuntut kerja kognitif tingkat tinggi. Jadi, kemampuan pemahaman masih dalam tingkat yang sederhana. Dengan kata lain, butir-butir tes tingkat ini belum sulit. c. Tes kemampuan mendengarkan pada tingkat penerapan menuntut siswa
untuk
mengerjakan
butir-butir
tes.
Tes
kemampuan
mendengarkan yang dapat dikategorikan tingkat penerapan adalah butir tes yang terdiri dari pernyataan (diperdengarkan) dan gambargambar sebagai alternatif jawaban yang terdapat di dalam lembar tugas. d. Tes kemampuan mendengarkan pada tingkat analisis pada hakikatnya juga merupakan tes untuk memahami informasi dalam wacana yang diteskan. Akan tetapi, untuk memahami informasi atau lebih tepatnya memilih alternatif jawaban yang tepat, siswa dituntut untuk melakukan kerja analisis. Tanpa melakukan analisis wacana, jawaban yang tepat secara pasti belum dapat ditentukan. Dengan demikian, butir tes tingkat analisis lebih kompleks dan sulit daripada butir tes pada tingkat pemahaman. Dalam tes ini, analisis yang dilakukan berupa analisis detail-detail
informasi,
mempertimbangkan
bentuk
dan
aspek
kebahasaan tertentu, menemukan hubungan kelogisan, sebab akibat, hubungan situasional, dan lain-lain.
18
Aspek-aspek yang dinilai dalam mendengarkan didasarkan pada ruang lingkup dan tingkat kedalaman pembelajaran serta kompetensi dasar yang sudah ditetapkan di dalam kurikulum khususnya dalam indikator. Penilaian bagi siswa bertujuan untuk mengetahui aspek yang belum dikuasai dalam pengalaman belajar yang dikembangkan dari indikator. Sedangkan bagi guru, untuk mengetahui aspek apa yang belum diajarkan pada siswa. Selain itu, penilaian pembelajaran mendengarkan ini bertujuan untuk mengetahui apakah semua yang telah dialami siswa dalam proses pembelajaran sudah sesuai dengan kompetensi dasar khususnya dalam indikator. Secara umum aspek yang dinilai dalam pembelajaran mendengarkan sebagai berikut. a. Aspek kebahasaan yang meliputi pemahaman isi, kelogisan penafsiran, ketepatan
penangkapan
isi,
ketahanan
konsentrasi,
ketelitian
menangkap, dan kemampuan memahami. b. Aspek nonkebahasaan
yang meliputi pelaksanaan dan sikap,
menghormati, menghargai, konsentrasi/kesungguhan mendengarkan, dan kritis.
C. Latihan Diskusikan mendengarkan,
secara
berkelompok
tentang
konsep
pembelajaran
karakteristik pembelajaran mendengarkan, dan
kriteria
penilaian pembelajaran mendengarkan. Kemudian, masing-masing kelompok memaparkan hasil diskusinya secara bergantian.
D. Rangkuman Mendengarkan adalah suatu proses menangkap, memahami, dan mengingat dengan sebaik-baiknya apa yang didengarnya atau sesuatu yang dikatakan oleh orang lain kepadanya. Tiga tahapan proses mendengarkan yaitu: menangkap dengan sebaik-baiknya apa yang didengarnya atau sesuatu yang dikatakan, memahami dengan sebaik-baiknya sesuatu yang dikatakan,
19
dan mengingat dengan sebaik-baiknya apa yang didengarnya atau sesuatu yang dikatakan oleh orang lain kepadanya. Konsep pembelajaran mendengarkan dapat disusun sebagai berikut: 1) Konsep pembelajaran mendengarkan yang dilakukan oleh siswa merupakan kegiatan mendengarkan sebagaimana yang dialami oleh siswa dalam kehidupan nyata di masyarakat, 2) Konsep pembelajaran mendengarkan harus memberikan pengalaman nyata kehidupan sehari-hari dan dunia kerja yang terkait dengan penerapan konsep, kaidah, dan prinsip ilmu yang dipelajari, 3) Konsep pembelajaran mendengarkan haruslah dilakukan secara berkelompok, 4) Konsep pembelajaran mendengarkan harus disesuaikan dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan dan peserta didik. Karakteristik pembelajaran mendengarkan adalah pembelajaran bahasa lisan yang bersifat menerima informasi/pembelajaran berbahasa pasif. Pembelajaran berbahasa pasif itu meliputi mendengarkan berita, petunjuk, pengumuman, perintah, bunyi atau suara, bunyi bahasa, lagu, kaset, pesan, penjelasan, laporan, ceramah, khutbah, pidato, pembicaraan narasumber, dialog atau percakapan, pengumuman, serta perintah yang didengar dengan memberikan respon secara tepat serta mengapresiasi dan berekspresi sastra melalui kegiatan mendengarkan hasil sastra berupa dongeng, cerita anak-anak, cerita rakyat, cerita binatang, puisi anak, syair lagu, pantun, dan menonton drama anak.
E. Evaluasi Jawablah soal-soal berikut ini dengan menyilang a, b, c, atau d! 1. Berikut ini yang merupakan karakteristik pembelajaran mendengarkan adalah.... a. Mendengarkan merupakan keterampilan berbahasa yang bersifat pasif b. Mendengarkan merupakan keterampilan berbahasa lisan c. Memperdengarkan sesuatu kepada peserta menjadi bagian inti pembelajaran d. Memperdengarkan materi kepada peserta setiap kali peserta merasa bosan
20
2. (1). Memperhatikan baik-baik apa yang diucapkan atau dibaca orang. (2). Prose kegiatan menengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi, serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan oleh pembicara melalui ujaran atau bahasa. (3). Suatu prose kegiatan penyandian kembali lambing-lambang tertulis yang diperdengarkan untuk berkomunikasi melalui mendengar. (4). Proses kegiatan mendengarkan bunyi-bunyi bahasa dan non bahasa dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, dan interpretasi untuk memperoleh informasi, sekaligus menangkap isi/pesan, serta mampu memahami makna komunikasi yang telah disampaikan oleh manusia dan atau sumber bunyi lainnya. (5). Suatu metode yang dipergunakan untuk berkomunikasi dengan mengkomunikasikan lambang-lambang tertulis dengan mendengar. Pernyataan-pernyataan di atas yang merupakan pengertian mendengarkan adalah pernyataan nomor…. a. (1), (2), dan (5) b. (1), (2), dan (4) c. (1), (3), dan (4) d. (1), (2), dan (5) 3. Tahapan dalam pembelajaran mendengarkan yang tepat adalah…. a. Pengenalan bunyi-bunyi (fonem); melakukan perintah fisik tanpa respon lisan; memberikan pertanyaan dari suatu teks yang diperdengarkan (lisan atau di kertas); memberikan latihan-latihan membuat catatan. b. Pengenalan bunyi-bunyi (fonem); melakukan perintah fisik tanpa respon lisan; memberikan latihan-latihan membuat catatan; memberikan pertanyaan dari suatu teks yang diperdengarkan (lisan atau di kertas). c. Melakukan perintah fisik tanpa respon lisan; memberikan pertanyaan dari suatu teks yang diperdengarkan (lisan atau di kertas); Pengenalan bunyi-bunyi (fonem); melakukan perintah fisik tanpa respon lisan; d. Melakukan perintah fisik tanpa respon lisan; pengenalan bunyi-bunyi (fonem); memberikan pertanyaan dari suatu teks yang diperdengarkan (lisan atau di kertas); memberikan latihan-latihan membuat catatan. 4. Kemampuan yang harus dimiliki peserta didik setelah mempelajari Bahasa Indonesia adalah.... a. Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara lisan maupun tulis b. Menjadi guru Bahasa Indonesia yang cerdas dan cermat c. Mampu menuangkan ide-ide ke dalam bahasa lisan dan tulisan dengan baik
21
d. Menyadarkan masyarakat Indonesia untuk menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar 5. Berikut ini nama beberapa ahli yang mengemukakan tentang tujuan mendengarkan, kecuali.... a. Gary T. Hunt b. Lilian M. Logan c. Ahmad Djauhari d. Djago Tarigan 6. Yang bukan merupakan jenis mendengarkan intensif adalah.... a. mendengarkan kritis b. mendengarkan estetika c. mendengarkan konsentratif d. mendengarkan eksploratif 7. Metode pembelajaran mendengarkan antara lain sebagai berikut, kecuali.... a. bisik berantai b. menyelesaikan cerita c. penguasaan topik d. menjawab pertanyaan 8. Aspek kebahasaan yang dinilai dalam pembelajaran mendengarkan adalah.... a. pelaksanaan dan sikap b. pemahaman isi c. konsentrasi/kesungguhan mendengarkan d. kritis 9. Menurut Burhan Nurgiyantoro, penilaian mendengarkan dapat dilakukan dengan cara-cara berikut, kecuali..... a. tingkat pengetahuan b. tingkat penerapan c. tingkat analisis d. tingkat ingatan 10. Logan membedakan jenis mendengarkan berdasarkan pemberian respons mental dan fisik kemudian dikembangkan melalui pembelajaran bahasa bagi siswa di sekolah. Jenis mendengarkan ini antara lain, kecuali.... a. mendengarkan kreatif dan aspiratif b. mendengarkan apresiatif c. mendengarkan deskriminatif d. mendengarkan pemecahan masalah
22
F. Umpan Balik Bagus! Saudara telah mengerjakan evaluasi materi pokok bab 2 yang terdapat dalam modul ini. Sekarang cocokanlah jawaban Saudara dengan kunci jawaban yang terdapat di bagian akhir modul ini. Jika 80 % jawaban Saudara benar, lanjutkan untuk mempelajari materi pokok bab selanjutnya. Jika jawaban Saudara yang benar di bawah 80 %, maka lakukan kembali langkah seperti pada bab sebelumnya, yaitu pelajari kembali konsep-konsep esensial pada materi pokok bab 2 ini.
23
BAB III MATERI POKOK MENDENGARKAN NONSASTRA
A. Indikator Keberhasilan Setelah mempelajari bab ini, saudara diharapkan dapat menjelaskan materi aspek mendengarkan nonsastra mencakup tentang
mendengarkan
wacana deskripsi, teks pendek, pesan pendek, petunjuk denah, pengumuman, peristiwa, dan berita.
B. Uraian Materi 1. Mendengarkan wacana deskripsi Wacana deskripsi merupakan wacana yang berisi gambaran fisik suatu benda, manusia, ruang atau pun objek alam. Ada beberapa ciri wacana deskripsi, antara lain a. bersifat informatif, b. tulisan di dasarkan atas pengamatan, c. pembaca diajak menikmati apa yang telah dinikmati penulis, dan d. susunan peristiwa tidak menjadi utama, yang penting pesan sampai kepada pembaca. Salah satu manfaat mendengarkan wacana deskripsi adalah melatih siswa untuk mampu memaparkan apa yang telah dia dengarkan secara runtut sehingga orang yang mendengarkan seolah-olah merasakan atau mengalami langsung sesuatu keadaan secara nyata. Contoh wacana deskripsi untuk diperdengarkan sebagai berikut. Tepat pukul 06.00 aku terbangun, diiringi dengan suara-suara ayam yang berkokok seolah menyanyi sambil membangunkan orang-orang yang masih tertidur. Di luar kulihat burung-burung berterbangan meninggalkan sarangnya untuk mencari makan. Dari timur sang surya menyapaku dengan malu-malu untuk menampakkan cahayanya. Aku berjalan ke halaman depan rumah. Tepat di hadapanku ada sebuah jalan besar. Dari kejauhan sawah-sawah milik petani yang ditanami padi masih berwarna hijau dan terlihat sangat sejuk, indah, serta damai. Terlihat pula seorang petani yang sedang membajak sawahnya yang belum ditanami. Ada juga petani yang sedang mencari rumput untuk makanan binatang
24
peliharaannya seperti kambing, sapi, dan kerbau. Di desaku, rata-rata penduduknya memang berprofesi sebagai petani. Di halaman rumah kakekku yang menghadap ke timur terdapat pohon-pohon yang rindang, ada pohon mangga yang sedang berbuah sangat lebat. Di samping kiri pohon mangga, terdapat pula pohon jambu air yang belum berbuah karena belum musimnya. Tak jauh dari pohon jambu air, ada pohon rambutan yang buahnya sangat manis rasanya. Sungguh pemandangan desa yang indah, sangat asri, dan damai. Ini adalah desa tempat tinggal kakekku serta tempat kelahiranku. Desa yang bernama Nambahdadi ini adalah tempat yang paling sering aku kunjungi saat liburan. Selain kangen pada kakek dan nenek, aku juga selalu rindu melihat pemandangan yang indah dan damai di sini. http://wawan-junaidi.blogspot.com/2010/05/contohkarangan-deskripsi.html (dengan perubahan)
2. Mendengarkan teks pendek Sebuah teks/bacaan memiliki gagasan yang ingin disampaikan penulis. Untuk memahami teks/bacaan tersebut, ada hal-hal yang perlu dilakukan sebagai berikut. a. Mencermati judul atau kata kunci. b. Menjawab pertanyaan yang sesuai dengan isi bacaan. Kata tanya yang biasa digunakan adalah apa (untuk hal/benda), kapan (untuk waktu terjadinya peristiwa), mengapa (untuk sebab, alasan, dan perbuatan), di mana (untuk tempat/lokasi kejadian), bagaimana (untuk keadaan, cara, dan perbuatan), dan siapa ( untuk diri). c. Menentukan ide pokok bacaan. Ide pokok merupakan gagasan utama, hal pokok, atau topik utama dalam sebuah teks/bacaan. Ide pokok berada dalam kalimat utama. Sebuah paragraf biasanya terdiri dari satu ide pokok dan beberapa kalimat pendukung. Contoh teks/bacaan pendek. Kebersihan Sekolah untuk Kenyamanan Belajar Kebersihan merupakan sebagian dari iman. Namun, nampaknya kebersihan dipandang acuh tak acuh oleh beberapa kalangan. Akibatnya kuman-kuman penyakit semakin banyak bersarang dan kesehatan pun akan terancam terganggu. Untuk itu, perlu sebuah pendidikan kepada generasi muda untuk hidup bersih. Salah satunya melalui pendidikan di sekolah, 25
khususnya di taman kanak-kanak dan sekolah dasar. Pada masamasa inilah untuk menanamkan pentingnya kebersihan, karena di masa ini biasanya segala bentuk pengajaran akan mudah diingat hingga dewasa nantinya. Kebersihan harus diterapkan untuk semua kalangan mulai dari guru, siswa, sampai penjaga sekolah. Sekolah juga tetap harus menerapkan sistem piket. Tugas utama sistem piket tentu saja membersihkan ruang kelas secara bergantian sesuai dengan jadwal masing-masing. Sistem piket dapat melatih siswa untuk bertanggung jawab, bekerja sama, dan berdisiplin. Rasa lelah yang dirasakan oleh para siswa akan menjadi sebuah pelajaran untuk tidak membuang sampah sembarangan. Mereka akan berpikir ulang jika ingin membuang sampah sembarangan karena mereka juga merasakan betapa lelahnya membersihkan sampah-sampah yang berserakan. Selain itu, kebersihan diri juga sama pentingnya. Berpakaian yang rapi dan bersih tentu akan lebih baik. http://summer-lock.blogspot.com/2010/02/bersih-bersih-di-sekolah.html (dengan perubahan)
3. Mendengarkan pesan pendek Pesan disampaikan seseorang pada orang lain dapat dalam bentuk lisan maupun tulisan. Dalam penyampaian pesan secara lisan, seseorang yang menyampaikan pesan tersebut mengharapkan agar penerima pesan dapat memahaminya. Salah satu bentuk penyampaian pesan secara lisan melalui telepon. Telepon merupakan salah satu alat komunikasi. Saat bertelepon, kita perlu memperhatikan salam, menyebutkan identitas dengan jelas, menyebutkan orang yang dicari, menyampaikan tujuan, dan menutup pembicaraan dengan sopan. Untuk mempermudah menyampaikan pesan yang diterima melalui telepon, kita dapat mencatat beberapa hal penting, yaitu a. siapa yang menelepon, b. kapan telepon diterima, dan c. apa isi pesan yang disampaikan. Perlu diperhatikan, pesan yang didengarkan harus disampaikan dengan lengkap.
26
Contoh: Adik, tadi Rita menelepon. Ada apa, Kak? KAKAK
ADIK
Dia berpesan agar kamu menyiapkan buku-buku yang dibutuhkan sebagai bahan membuat pidato kelompok. Dia dan beberapa teman akan datang nanti sore pukul 16.00.
Terima kasih, Kak. Saya akan segera menyiapkannya.
KAKAK
ADIK
4. Mendengarkan pengumuman Pengumuman merupakan bentuk penyampaian informasi yang ditujukan kepada khalayak. Pengumuman bersifat satu arah. Pengumuman biasanya disampaikan dalam bentuk lisan dan tertulis. Dalam bentuk lisan, pengumuman disampaikan antara lain melalui pengeras suara dan radio. Untuk menyimpulkan isi pengumuman yang disampaikan secara lisan dengan baik, hal-hal yang perlu diperhatikan dan dicatat adalah a. siapa pemberi pengumuman itu, 27
b. apa garis besar yang disampaikan dalam pengumuman itu, c. kepada siapa pengumuman ditujukan, dan d. waktu dan tempat hal yang diumumkan. Contoh:
Pengumuman Musim hujan sudah mulai. Untuk mencegah banjir, kita akan melakukan gerakan kebersihan lingkungan. Got di sekeliling sekolah harus dibersihkan dari sampah. Saluran air harus diperbaiki. Gerakan kebersihan sekolah akan dilaksanakan bersama masyarakat sekitar. Pelaksanakan gerakan ini pada hari Sabtu, 20 Oktober 2012, pukul 10.00 – 12.00. Untuk itu, semua siswa wajib membawa berbagai peralatan kebersihan, seperti sapu, ember, cangkul, atau serokan. Diharapkan semua siswa bisa mengikuti kegiatan tersebut dengan iklas.
Jakarta, 16 Oktober 2012 Kepala sekolah, Ttd. Suyatno
5. Mendengarkan petunjuk denah Petunjuk merupakan alat bantu yang cukup penting, saat kita melakukan sebuah kegiatan atau tindakan. Petunjuk bermacam-macam, antara lain petunjuk melakukan sesuatu atau petunjuk menuju ke suatu tempat (denah). Petunjuk melakukan sesuatu biasanya memuat langkahlangkah dalam melakukan, bahan yang digunakan, dan alat-alat yang diperlukan. Sedangkan denah biasanya menggunakan belok kanan, belok kiri, atau di seberang. Denah digunakan untuk menuntun orang menuju tempat tertentu. Denah dibuat untuk menunjukkan letak kota, jalan, atau suatu tempat.
28
Denah biasanya berupa gambar. Untuk membaca denah, kita memerlukan pemahaman khusus terhadap rambu-rambu di dalamnya. Oleh karena itu, saat mendengarkan pembacaan denah, penyimak harus mendengarkan dengan saksama atau membuat beberapa catatan tentang isi denah tersebut. Contoh: Denah perjalanan Wibi dari rumah ke sekolah. Setiap hari Wibi bersepeda menuju sekolahnya. Jarak yang ditempuh Wibi dari rumah ke sekolah sekitar 1 km. Untuk menuju ke sekolah, biasanya Wibi berangkat dari rumah melewati Jalan Mujair, terus berbelok ke kanan menuju arah Jalan Gurame, selanjutnya berbelok ke kiri melewati Jalan Lele tempat SD 03 berada. Berdasarkan informasi yang telah didengarkan tersebut, buatlah panah pada denah berikut ini untuk menunjukkan arah perjalanan Wibi ke sekolahnya.
http://palingpintar.com/admin/images/2_0001.jpg
6. Mendengarkan peristiwa Peristiwa tidak hanya terjadi di sekitar kita. Di belahan dunia lain yang jauh dari jangkauan kita pun juga terjadi peristiwa. Banyak peristiwa yang terjadi
setiap
saat.
Ada
peristiwa
yang
menggembirakan,
menyedihkan, bahkan yang memilukan sekali pun. Saat mendengarkan peristiwa yang terjadi, kita terkadang ingin memberikan tanggapan. Tanggapan muncul karena kita adalah makhluk yang selalu berpikir dan memiliki kepedulian.
29
Ada beberapa hal yang muncul saat memberikan tanggapan ketika mendengarkan sebuah peristiwa, yaitu a. pertanyaan, b. pernyataan simpati, c. persetujuan, d. saran, dan e. kritik. Perhatikan contoh berikut. Naiknya Suhu Bumi Mengganggu Kehidupan di Laut Suhu bumi yang memanas membuat suhu air laut meningkat. Contohnya, suhu Samudera Atlantika naik 6,7 derajat celcius. Akibatnya, kehidupan di laut berubah. Lembaga penelitian kehidupan laut dari Norwegia memberikan penjelasan hal tersebut beberapa hari yang lalu. Air laut yang menghangat juga menyebabkan ikan-ikan kecil menuju ke pantai. Kalau jumlahnya banyak jelas mengganggu para perenang. Lumba-lumba yang memakan ikanikan itu, mengikuti hingga ke pantai. Akibatnya, sedikitnya 20 lumba-lumba terdampar di pantai Long Island, New York, Amerika Serikat. Meningkatnya suhu air laut terjadi di semua Samudera, termasuk Samudera Hindia. Perubahan kondisi laut akan membuat banyak kekeringan di Indonesia dan Australia, demikian penjelasan Nerilie Abram dari Universitas Nasional Australia. Berani, 22 Januari 2007, dalam Bahasa Indonesia untuk Kelas 5 SD/MI, (2009: 86-87)
Tanggapan yang mungkin muncul saat mendengarkan peristiwa di atas sebagai berikut. a. Bagaimana sikap kita menghadapi situasi lingkungan yang semakin berubah saat ini? b. Sebaiknya pemerintah mulai memikirkan bagaimana menanggani dampak naiknya suhu bumi terhadap iklim di negara kita.
30
c. Pemerintah jangan hanya sibuk memikirkan bidang perekonomian dan politik saja, tapi juga memperhatikan penanganan masalah lingkungan, termasuk pemanasan suhu bumi kita. 7. Mendengarkan berita Berita adalah informasi seputar peristiwa yang terjadi pada suatu waktu. Mendengarkan berita, baik dari televisi maupun radio merupakan sarana untuk mendapat wawasan. Melalui kegiatan mendengarkan ini, kita dituntut untuk mengasah otak dalam mengingat atau mencatat secara langsung hal-hal yang dianggap penting. Saat mendengarkan berita, pastikan unsur 5W dan 1H (what, who, when, where, why, dan how) sudah anda ketahui. Di samping itu, ketika mendengarkan secara intensif, anda harus mencatat hal-hal penting berikut, yaitu a. peristiwa apa yang diceritakan, b. siapa yang terlibat dalam peristiwa tersebut, c. kapan peristiwa itu terjadi, d. di mana peristiwa itu terjadi, e. mengapa peristiwa itu terjadi, dan f. bagaimana penanganannya. Contoh berita di bawah ini telah memuat unsur 5 W dan 1 H. PEMBUKAAN Selamat pagi pemirsa, kembali bersama saya WILDAN di acara Seputar Indonesia, untuk mengabarkan berita- berita yang teraktual tajam dan terpercaya, yang kami rangkum dalam Seputar Indonesia pagi ini. ISI POHON TUMBANG AKIBAT HUJAN DERAS Pada hari rabu, 12 Agustus 2009, hujan deras yang disertai angin kencang telah menumbangkan sebuah pohon yang cukup besar. Pohon tersebut tepatnya telah menutup jalur busway yang berada di Jl. Sisingamangaraja Jakarta Selatan. Sehingga Bus Trans Jakarta dari arah CSW menuju Bundaran Senayan terpaksa melewati jalan umum. Menurut warga setempat kejadian ini terjadi tepatnya pada pukul 15.10 WIB hingga menimbulkan kemacetan yang luar biasa. Kejadian ini tidak merenggut korban jiwa.
31
PENUTUP Berita tadi menutup acara Seputar Indonesia pagi ini. Saya WILDAN mengucapkan terimakasih dan sampai jumpa. http://hasvanet.blogspot.com/2012/01/contoh-teks-berita.html (dengan perubahan)
C. Latihan Buatlah kelompok dengan masing-masing beranggotakan 5 orang. Diskusikan cara yang paling menarik dan sederhana untuk menyampaikan salah satu dari materi wacana, pesan singkat, petunjuk, atau pengumuman. Kemudian, masing-masing kelompok menampilkan hasil diskusinya dalam bentuk simulasi.
D. Rangkuman 1. Wacana deskripsi merupakan wacana yang berisi gambaran fisik suatu benda, manusia, ruang atau pun objek alam. Salah satu manfaat mendengarkan wacana deskripsi adalah melatih siswa untuk mampu memaparkan apa yang telah dia dengarkan secara runtut sehingga orang yang mendengarkan seolah-olah merasakan atau mengalami langsung sesuatu keadaan secara nyata. 2. Untuk menyimpulkan isi pengumuman yang disampaikan secara lisan dengan baik, hal-hal yang perlu diperhatikan adalah siapa pemberi pengumuman itu, apa garis besar yang disampaikan dalam pengumuman itu, kepada siapa pengumuman ditujukan, dan waktu dan tempat hal yang diumumkan. 3. Sebuah teks/bacaan memiliki gagasan yang ingin disampaikan penulis. Untuk memahami sebuah wacana, hal-hal yang perlu dilakukan antara lain menjawab pertanyaan yang sesuai dengan isi bacaan dan menentukan ide pokok bacaan. 4. Hal-hal yang muncul saat memberikan tanggapan ketika mendengarkan sebuah peristiwa, yaitu pertanyaan, pernyataan simpati, persetujuan, saran, dan kritik.
32
5. Mendengarkan berita, baik dari televisi maupun radio merupakan sarana untuk mendapat wawasan. Saat mendengarkan berita, pastikan unsur 5W dan 1H (what, who, when, where, why, dan how) sudah anda ketahui.
E. Evaluasi Jawablah soal-soal berikut ini dengan menyilang a, b, c, atau d! 1. Dengarkan pembacaan dua teks di bawah ini. Teks A Para pahlawan telah berjuang memerdekakan bangsa dengan semangat yang membara. Mereka bekerja keras berjuang sampai titik darah penghabisan. Hanya satu kata yang ingin dicapai, yaitu “Merdeka!”. Terbukti pada tanggal 17 Agustus 1945 mereka berhasil memerdekakan bangsa. Teks B Betapa besar jasa para petani. Mereka telah bersusah payah menanam dan merawat tanamannya agar tumbuh subur. Orang-orang kota tinggal menikmati hasilnya saja. Para petani telah membanting tulang agar tidak gagal panen. Persamaan isi kedua teks tersebut adalah.... a. Mereka sama-sama berjuang untuk kepentingan bangsa. b. Mereka sama-sama berjuang untuk kebahagiaan dirinya. c. Semangat juang mereka telah dicontoh generasi sekarang. d. Mereka sama-sama puas menikmati perjuangannya. SD HARAPAN JAYA Jalan Masjid Baru No. 27, Pasar Minggu, Jakarta Selatan Pengumuman Diumumkan kepada seluruh siswa SD Harapan jaya, dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional tanggal 2 Mei 2011, sekolah akan melaksanakan upacara bendera. Sehubungan dengan hal itu, semua siswa diharapkan hadir di sekolah tepat pukul 07.00 WIB dan mengenakan seragam putih-putih. Demikian pengumuman ini. Kami harap seluruh siswa melaksanakan dengan sebaik-baiknya. Jakarta, 28 April 2011 Kepala sekolah, Sudarti NIP. 4700026142
33
2. Isi pengumuman di atas tentang.... a. pelaksanaan upacara bendera dalam rangka Hari Pendidikan Nasional b. imbauan Kepala Sekolah kepada seluruh siswa c. penggunaan seragam putih-putih saat upacara bendera d. acara peringatan Hari Pendidikan Nasional 3. Pak Anton memiliki seorang anak, Intan namanya. Ia ingin sekali bersekolah. Ia bercita-cita bisa bersekolah hingga lulus perguruan tinggi. Pak Anton sebagai pemulung tidak tega mengecewakan cita-cita anaknya. Beliau bekerja membanting tulang demi Intan. Usaha Pak Anton tidak siasia. Beberapa tahun kemudian, terbukti Intan berhasil menyelesaikan kuliahnya. Tema yang tepat untuk penggalan cerita di atas adalah .... a. kesehatan b. peristiwa c. kerja keras d. budi pekerti 4. Simaklah paragraf berikut! .... Mula-mula ia belajar dari lingkungan keluarga kami, setelah remaja, dia mulai belajar di surau dengan guru mengaji. Sebelum masa kemerdekaan, setiap kali berada di tahanan, Hatta tidak pernah melupakan tikar solat atau sajadah. Puasa pun selalu dilaksanakan, walaupun di penjara. Kalimat yang tepat untuk melengkapi paragraf tersebut adalah.... a. Sebagai seorang pejuang Hatta sangat berani. b. Sebagai tokoh kemerdekaan Hatta disegani. c. Sebagai seorang muslim, sejak kecil Hatta taat beribadah. d. Sebagai ahli ekonomi, Hatta sangat hemat. 5. Kamu baru jatuh dari sepeda. Tentu kejadian itu tidak perlu dirahasiakan terhadap siapa pun, apalagi terhadap orang tua. Jadi, sebaiknya, tidak semua hal harus dirahasiakan, cukup hal-hal yang memalukan saja yang kamu rahasiakan. Maksud paragraf di atas adalah.... a. Kita harus merahasikan semua hal dari orang tua. b. Janganlah semua hal kamu rahasiakan. Cukup hal-hal memalukan saja yang perlu dirahasiakan. c. Kita tidak perlu merahasiakan apapun. d. Hal-hal yang membuat kita malu perlu kita ungkapkan kepada orang lain. 34
6. Perhatikan denah berikut! Bogor Telaga warna Puncak Pas
G Mas
G Telaga
U
G Sumbuh
Pernyataan yang sesuai dengan isi denah tersebut adalah…. a. Telaga warna terletak di sebelah barat kota Bogor b. Arah perjalanan menuju Telaga Warna lebih cepat daeri Puncak Pas c. Perjalanan dari Bogor menuju Telaga Warna harus melalui Puncak Pas d. Telaga warna terletak di sebelah timur laut kota Bogor Dengarkan pembacaan teks berikut ini! Manfaat Hari Bumi Manfaat masyarakat memadamkan listriksatu jam pada tanggal 27 Maret 2011, terkait hari Bumi, cukup besar. “Hal ini sesuai dengan tujuan PLN, yaitu pasokan listrik Jawa-Bali turun 600 Mega Watt (MW),” kata Bambang Dwiyanto. Dia mengatakan, beban puncak listrik Jawa-Bali saat berlangsung Hari Bumi pada Sabtu malam, turun dari 15.850 MW menjadi 15. 250 MW. Hal ini akan menjadi program lanjutan pada masa yang akan datang. Namun, tidak disebutkan perincian nilai minimal yang diperoleh PLN. Akan tetapi, dapat diduga bahwa tanggapan dan sikap masyarakat sangat positif. Selain itu, menurut Bambang, pemadaman listrik satu jam bagi masyarakat Jakarta bisa menghemat 250 MW dari target 300 MW untuk area distribusi Jakarta-Tangerang. Meski begitu, PLN merasa terbantu dengan adanya kesadaran masyarakat ang secara ikhlas memadamkan listrik selama satu jam. Dengan demikian, masyarakat menyadari bahwa menghemat listrik itu sangat penting.
35
7. Bagaimana tanggapan masyarakat berkaitan dengan pemadaman listrik selama satu jam? a. menyambut positif b. sangat mengembirakan c. belum menyadari d. kurang mendukung 8. Di mana beban listrik yang mengalami penurunan sangat besar? a. Jakarta-Tangerang b. Bali-Jakarta c. Jawa-Tangerang d. Jawa-Bali 9. Mengapa PLN merasa terbantu oleh masyarakat? a. karena PLN memperoleh keuntungan dari masyarakat b. karena pasokan listrik di Jawa dan Bali turun c. karena masyarakat ikhlas memadamkan lampu selama satu jam d. karena pasokan listrik turun 600 MW Dini menelepon Dino untuk menanyakan tentang jadual latihan paduan suara. Berikut petikan telepon Dini kepada Dino. Dini Dino Dini Dino Dini Dino
: : : :
Halo, saya Dini. Bisa bicara dengan Dino? Ya, saya sendiri. Ada apa, Din? Aku mau tanya, kapan latihan paduan suara akan dilaksanakan? Oh, hari Senin, pukul 15.00. Eh Din, tolong sampaikan juga pada Rosi ya. : Oh, hari Senin. Baiklah Dino, nanti akan kusampaikan pada Rosi. Terima kasih, ya, Dino. : Sama-sama, Dini.
10. Berdasarkan percakapan telepon di atas, pesan apa yang akan disampaikan oleh Dini kepada Rosi? a. Rosi akan ikut paduan suara. b. Jadual paduan suara pada hari Senin pukul 15.00. c. Rosi melatih paduan suara pada hari Senin. d. Dino mengajak Dini dan Rosi ikut paduan suara.
36
F. Umpan Balik Bagus! Saudara telah mengerjakan evaluasi materi pokok bab 3 yang terdapat dalam modul ini. Sekarang cocokanlah jawaban Saudara dengan kunci jawaban yang terdapat di bagian akhir modul ini. Jika 80 % jawaban Saudara benar, lanjutkan untuk mempelajari materi pokok bab selanjutnya. Jika jawaban Saudara yang benar di bawah 80 %, maka lakukan kembali langkah seperti pada bab sebelumnya, yaitu pelajari kembali konsep-konsep esensial pada materi pokok bab 3 ini.
37
BAB IV MATERI POKOK MENDENGARKAN SASTRA
A. Indikator Keberhasilan Setelah mempelajari bab ini, saudara diharapkan dapat menjelaskan materi aspek mendengarkan sastra mencakup tentang
mendengarkan dongeng,
mendengarkan puisi, cerita anak, drama, pantun, cerita rakyat, dan cerita pendek.
B. Uraian Materi 1. Mendengarkan dongeng Dongeng adalah cerita sederhana yang tidak benar-benar terjadi, misalnya kejadian-kejadian aneh pada zaman dahulu. Dongeng berfungsi untuk menyampaikan ajaran moral (mendidik) dan juga menghibur (Agus Trianto, 2007: 46). Macam-macam dongeng, antara lain sebagai berikut. a. Mite, yaitu dongeng-dongeng yang isinya berhubungan dengan kepercayaan. Contoh: ‘Nyi Roro Kidul’ dan ‘Kuntilanak’. b. Legenda, yaitu dongeng-dongeng yang isinya tentang asal mula suatu tempat atau mengenai keajaiban alam. Contoh: ‘Cerita asal mula kota Surabaya’ dan ‘Malinkundang’ c. Fabel, yaitu dongeng-dongeng tentang binatang yang bertingkah seperti manusia. Contoh: ‘Kancil dan Buaya’ d. Cerita Jenaka, yaitu dongeng-dongeng yang menceritakan tentang orang yang pandir atau orang yang bernasib malang dengan memberikan bumbu humor atau lucu. Contoh: ‘Pak Pandir’, ‘Si Kabayan’, dan ‘Lebai Malang’.
38
Ciri-ciri dongeng di antaranya sebagai berikut. a. Pelaku atau tokoh utama biasanya antara lain dewa-dewi, peri, penyihir, raja-ratu, pangeran-putri, raksasa, binatang. b. Latar peristiwanya antara lain hutan, kerajaan, negeri ajaib, perkampungan masyarakat tradisional, dan lautan. c. Tema-tema yang diangkat biasanya tentang moral (kebaikan yang selalu menang melawan keburukan), kecerdikan binatang, atau lelucon (hiburan). d. Kalimat pembuka cerita biasanya diawali dengan ‘Pada zaman dahulu kala...’, ‘Syahdan...’, ‘Sahibul hikayat...’, ‘Beribu-ribu tahun yang lalu...’, atau ‘Pada masa silam...’. e. Alur cerita sederhana. f. Watak tokoh dalam sebuah cerita selalu ada protogonis dan antagonis. Saat mendengarkan pembacaan sebuah dongeng, banyak pesan moral yang terdapat di dalamnya. Jika gaya bercerita guru/teman dalam menyampaikan dongeng sangat menarik, penyimak cerita akan menikmati jalan cerita dan dengan cepat pula dapat memahami makna yang terkandung di dalam dongeng tersebut. Pendengar pun jika diminta akan mudah menceritakan kembali isi dongeng yang didengarkan. Berikut ini salah satu contoh dongeng yang sering dijadikan bahan simakkan dan sarat akan ajaran moral di dalamnya. Singa dan Tikus Di hutan, hiduplah seekor singa yang dijuluki Si Raja Hutan, karena ia besar dan sangat kuat. Ia menjadi pemimpin seluruh binatang yang ada di hutan tersebut. Jika mengaum, suaranya sangat keras, menakutkan dan menggetarkan seluruh isi hutan. Ia sangat berwibawa. Alkisah, di hutan ini hidup juga sekelompok tikus yang tinggal di dalam lubang-lubang di antara bebatuan. Tikus-tikus ini tidak mengenal Singa Si Raja Hutan, karena jarang keluar dari sarangnya Pada suatu hari, mereka keluar untuk bermain di atas bebatuan tempat mereka tinggal. Mereka berlompatan dengan riangnya. Kemudian, salah seekor dari tikus itu melompat tinggi. Ia terjatuh, jauh dari tempatnya melompat tadi. Dan, ternyata ia terjatuh tepat di atas kepala Singa yang sedang tidur lelap
39
Singa terbangun kaget. Ia kemudian berdiri. Wajahnya teramat marah. Mulutnya menganga, memperlihatkan gigi-giginya yang tajam. Terdengarlah aumannya yang sangata keras. Tikus-tikus tadi tersentak kaget. Mereka berlarian ke dalam bebatuan tempat mereka tinggal. Sementara tikus yang terjatuh ke muka Singa tadi terkesima dan diam tidak bergerak sedikitpun dari tempatnya. Sang Raja Hutan melihat tikus kecil itu. Ia menangkap dan mengangkatnya tinggi-tinggi. Si Tikus menjerit ketakutan. “ Cit......cit..... cit...” “Herrrrgggh.... diamlah kau, Tikus kecil,” bentak Singa. “Kau makhluk lemah. Beraninya kamu berjalan di atas mukaku sehingga mengganggu tidurku. Apa kau tidak takut? Aku akan membunuhmu!” kata Singa mengancam Tikus semakin ketakutan. Ia coba memberanikan diri. “Tolonglah, ampuni hamba, Tuan. Jangan bunuh hamba. Mungkin suatu saat Tuan membutuhkan hamba.” Mendengar itu Singa tertawa. “Apa? Kau makhluk kecil dan lemah kubutuhkan? Aku adalah Raja di hutan ini dan seisi hutan ini tunduk padaku,” Singa menjelaskan. “Tapi baiklah, aku yang besar ini malu rasanya membunuh makhluk kecil sepertimu. Nasibmu beruntung hari ini. Pergilah!” Singa menghardik. Kemudian, Singa melempar Tikus jauh jauh “ Terima kasih, Tuan!” teriak Tikus yang segera saja berlari Tikus kembali pada saudara-saudaranya. Ia menceritakan semua kejadian yang baru saja dialaminya. “Sungguh Raja Hutan itu baik sekali, telah melepaskan dan memaafkanmu. Aku akan membalas kebaikannya itu,” katanya. Suatu hari, Singa sedang berjalan-jalan di tengah hutan. Ia melihat sepotong daging yang besar di dalam jalan. Ia tidak sadar kalau itu perangkap pemburu. Ia makan daging itu dengan lahap. Lalu Singa pun terperangkap. Ia berusaha melepaskan diri dari perangkap itu. Namun, ia tak mampu melakukannya. Ia mengaum keras menggetarkan seisi hutan. Berdatanganlah singa yang lain, istri, anak, dan saudara-saudaranya. Singa betina maju dan berusaha melepaskan tali perangkap dengan cakarcakarnya yang tajam. Tapi, ia tak berhasil. Kemudian, majulah anakanaknya, singa-singa kecil, dan bersama sama memutuskan tali perangkap itu. Juga tak berhasil. Singa yang lain maju melakukan yang sama. Hasilnya pun sama. Si Raja Hutan yang terperangkap itu kembali mengaum keras, sampai terdengar oleh Tikus yang terjatuh di wajah Singa tempo hari. Ia keluar dari lubangnya dan berlari kearah datangnya suara. Ia melihat Singa yang terperangkap. “ Jangan takut, Tuan. Aku datang membantumu” katanya. Singa-singa yang berada di situ melihat ke arahnya dengan heran. “Kami saja yang besar dan kuat tak mampu melakukannya, apalagi kamu yang lemah dan kecil,” kata mereka sangsi. “ Aku akan mencobanya,” jawab Tikus
40
Tikus mulai menggigit tali jerat dengan giginya yang tajam. Akhirnya, terputuslah tali tali itu satu persatu, sampai salah satu kaki Singa bisa terlepas. Tetapi, singa yang besar itu tetap belum bisa melepaskan dirinya. Tikus itupun terus menggigit tali tali itu sampai akhirnya badan singa terlepas semua. Singa terbangun dan berteriak gembira bersama-sama Singa lain. Ia sangat berterima kasih pada tikus yang telah menolongnya. “Ketika melepaskanmu dulu, aku tidak berpikir sama sekali bahwa suatu saat kau dapat menolongku. Lalu menyelematkanku dari bahaya seperti yang kau lakukan saat ini. Ketika itu, aku memaafkanmu karena kau makhluk kecil dan lemah. Sekarang aku tahu bahwa siapapun dapat menolong yang lain. Makhluk yang lemah sekalipun. Terima kasih atas pertolonganmu,” ucap Singa. “Sama-sama, Tuan,” kata Tikus Tikus itu pergi dengan membawa pengalaman baru baginya. Ia berlari dan ingin segera menceritakan hal itu pada teman-temannya. Mendidik dengan Cerita, (2005: 147-149)
2. Mendengarkan puisi Puisi adalah ragam sastra yang terikat oleh banyaknya baris dalam tiap bait dan banyaknya suku kata dalam tiap baris. Puisi merupakan ungkapan perasaan seseorang yang ditulis dalam bahasa yang padat dengan kata-kata pilihan. Puisi menggunakan kata-kata yang indah dan kaya makna. Ciri-ciri puisi sebagai berikut. a. Bahasanya padat. b. Diksi atau pilihan katanya tepat. c. Kata bermakna kias atau simbolik. Puisi dibangun oleh unsur-unsur intrinsik. Unsur intrinsik tersebut adalah tema, amanat, perasaan penyair, nada puisi, dan latar. Contoh PR dari sekolah aku membawa PR matematika, aku belum mengerti kutanya ayah, ayah tak bisa kutanya ibu, ibu tak tahu kutanya kakak, dia tertawa kutanya kakek, kakek berkata “mau pintar harus rajin belajar” banyak bertanya kataku .... pada siapa? (Sinar Harapan Th. XVI, 9 Februari 1977, hlm. 6)
41
Menyimak puisi di atas, dapat kita simpulkan hal-hal berikut. a. Latar : lingkungan rumah. b. Tema
: kebingungan seorang anak menyelesaikan PR matematikanya dan tidak seorang pun di rumah bisa membantunya.
c. Amanat
: rajin belajar dan berusaha supaya pintar.
Saat mendengarkan pembacaan puisi, hal-hal yang harus dipahami, yaitu a. gerak dan mimik apakah telah sesuai dengan isi puisi yang dibacakan, b. lafal, tekanan, dan intonasi dalam menyampaikan puisi, dan c. isi puisi agar dapat menangkap tema, nada, perasaan penyair, amanat, dan latarnya. 3. Mendengarkan cerita anak Cerita anak merupakan cerita-cerita yang mengisahkan seputar kehidupan masa anak-anak atau dunia anak. Cerita itu dapat berupa pengalaman pribadi, pengalaman orang lain, kisah seseorang atau tentang suatu peristiwa. Cerita anak sering kali disampaikan secara lisan. Pada saat mendengarkan suatu cerita, hal-hal yang perlu diperhatikan sebagai berikut. a. Siapa tokohnya? b. Apa yang terjadi? c. Kapan terjadinya? d. Di mana kejadiannya? e. Mengapa terjadi? f. Bagaimana kejadiannya?
42
Berikut ini salah satu contoh cerita anak. Tabungan Oleh Kakak Koko Singgih tersenyum sendiri. Dia sedang membayangkan betapa senangnya memiliki uang yang jumlahnya puluhan ribu rupiah. Dan tiga hari lagi apa yang dibayangkannya itu pasti akan terwujud. Betapa tidak, tiga hari lagi setelah pembagian raport kenaikan kelas, tabungannya akan dibagikan oleh guru kelasnya. Bahkan semua temannya pun akan gembira seperti Singgih. Tiga hari adalah waktu yang tak panjang. Namun baginya menunggu hari pembagian tabungan itu rasanya amat lama. “Kapan kau membuka tabunganmu, Singgih?” tanya ibunya pagi itu ketika Singgih akan ke sekolah. “Kalau tak ada perubahan nanti sehabis pembagian raport kenaikan kelas, Bu…,” jawab Singgih. “Ada berapa sih tabungannya?” “Sekitar empat puluh ribu rupiah.” “Hati-hati membawa pulang uang sebanyak itu.” “Baiklah, Bu….” Siang harinya, ketika Singgih pulang dari sekolah, dia tak sabar lagi untuk menemui ibunya untuk mengabarkan kalau dirinya naik ke kelas enam. Tapi rumahnya nampak sepi. Semua pintu dan jendela tertutup rapat. Kemanakah ibu, pikirnya gelisah. Singgih memanggil ibunya keraskeras. Tapi tak ada sahutan sama sekali. Kemudian, ia mencoba mencarinya di kebun belakang. Ibunya juga tak didapatkan. Beberapa saat kemudian Pak Kardi seorang tetangganya dengan tergopoh-gopoh tiba di rumah Singgih. “Sudah lama kau tiba di rumah?” tanya Pak Kardi sambil mendekat ke tempat Singgih duduk. “Belum lama,” jawab Singgih gelisah. “Pak Kardi tahu di mana ibu pergi?” “Ke dokter,” kata Pak Kardi mengejutkan Singgih. “Ke dokter? Kenapa dia? Ada kecelakaan yang menimpanya ?” tanya Singgih bertubi-tubi. “Cobalah tenang dulu,” Pak Kardi mencoba menenangkan hati Singgih. “Jam sepuluh tadi pagi ibumu mencuci piring dan gelas. Tiba-tiba sebuah gelas terjatuh dan pecah berkeping-keping. Karena ibumu tak memperhatikan pecahan gelas, kakinya menginjak pecahan gelas tadi hingga luka sedalam dua sentimeter. Oleh karena itu, aku secepat mungkin mengantarnya ke dokter. Oleh dokter luka itu dijahit. Dan karena ibumu tak ada uang, aku disuruhnya menyusulmu ke sekolah. Tapi di sekolah sudah sepi, tak ada seorang pun anak di sana.” “Maksudnya mau memberi kabar kepada saya?” Singgih menyela.
43
“Ya. Tapi yang paling penting, aku disuruh ibumu untuk memintakan uang tabunganmu untuk membayar biaya pengobatan itu.” Singgih diam. Hatinya benar-benar sedih. Berat rasanya memberikan uang itu. Tapi apa boleh buat, demi kesehatan ibunya uang itu diserahkan kepada Pak Kardi. Tak sampai dua minggu, ibu Singgih telah sehat kembali. Hal itu menjadikan hati mereka gembira. Namun demikian, hati Singgih sangat sedih ketika ingat uang tabungannya telah habis untuk membayar pengobatan ibunya. “Singgih,” ibunya memanggil ketika Singgih sedang duduk melamun di muka pintu. “Ya, Bu…,” jawabnya dan mendekat ke tempat ibunya. “Duduklah,” ujar ibunya. “Kau memang anakku satu-satunya yang baik hati. Kau telah mengorbankan uangmu untuk pengobatan ibu. Ikhlas bukan?” Singgih mengangguk lemah. Nampak sedih juga. “Baiklah. Kalau begitu uang tabungan ibu yang ada dalam tiang bambu itu boleh kau ambil untuk keperluanmu.” “Ibu punya tabungan?” tanya Singgih. “Ibu menerima uang pensiun sejak ayahmu meninggal setahun yang lalu. Ibu pasti menyisihkan sebagian uang itu untuk ditabung.” “Kalau begitu terima kasih, Bu…,” ucap Singgih terharu. http://www.cerita-anak.com/tabungan.html#more-38
4. Mendengarkan drama Drama adalah karya sastra yang dipaparkan dalam bentuk perbuatan, tingkah laku, dan mimik. Drama bertujuan untuk mengambarkan kehidupan dengan menyampaikan pertikaian dan emosi melalui lakuan dan dialog. Dalam drama, ada banyak dialog langsung antartokohnya. Pada saat dialog berlangsung, drama yang baik membutuhkan latar pendukung, musik, dan bahasa tubuh para tokoh yang membantu menghidupkan suasana dan menarik perhatian penonton. Drama terdiri atas unsur panggung dan unsur luar panggung. Unsur panggung berupa tokoh, adegan, babak, prolog, dialog, mimik, alur, latar, dan musik. Sedangkan unsur luar panggung, yaitu sutradara, naskah, dan tema. Saat mendengarkan pembacaan sebuah teks drama, siswa harus mampu menyimak beberapa hal, antara lain sebagai berikut.
44
a. Siapa saja tokoh yang terdapat dalam drama tersebut? b. Di mana latar waktu dan latar tempat terjadinya peristiwa dalam drama? c. Bagaimana alur dalam drama tersebut? d. Ada berapa babak cerita dalam naskah drama tersebut? e. Apa tema yang diangkat cerita drama tersebut? Dengarkan naskah drama berikut ini. DIAM Karya: Jean Murriat Saduran: Bakdi Soemanto Para Pelaku: Aleks Irna Dawud Pentas menggambarkan sebuah ruangan kamar tamu. Ada beberapa meja dan kursi. Ada sebuah pintu di sebelah kiri untuk keluar dan masuk. Di atas meja ada beberapa buku. Saat itu sore hari, kira-kira pukul 18.00. Lampu belum dinyalakan. 1. Aleks : (Masuk, menjatuhkan buku-bukunya di meja, dan duduk dengan kesal). Bing. Bing. (Berhenti). Bing. Bing. (Berhenti). Bong. Bong. (Berhenti). Bong, Booong. Huh, Bongkrek. 2. Irna : He, sudah lama? 3. Aleks : Baru saja. Kau? 4. Irna : Lebih baru dari kau. Mana Bing? 5. Aleks : Tahu. Keluar kali. 6. Irna : Jadi, nggak jadi? 7. Aleks : Sejauh info samar-samar, tafsiran masih bebas, kau boleh bilang jadi, boleh bilang tidak jadi. Boleh bilang ditunda, boleh bilang dimulai, tetapi terlambat, dan apa saja. 8. Irna : Kalau tahu begini, aku mestinya.... 9. Aleks : Nggak kemari, dan ke Rahayu bersama Agus, jajan, jalanjalan, dan.... 10. Irna : Cukup. Kau tak usah memperolok-olok Agus begitu. Memang dia tak sehebat kau, tak sebrilyan kau, tak sepopuler kau, tak serajin kau, dan tak sekaya kau.... 11. Aleks : Cukup. Tak usah kau mengejek begitu. Berkata menyanjung-nyanjung, tetapi menjatuhkan, menghina, meremehkan, memandang rendah, me.... 12. Irna : Cukup. Tak u....
45
13. Aleks : Cukup. Kau.... 14. Irna : Sudah. 15. Dawud: (Tiba-tiba masuk) Sudah. Setiap kali ketemu, begini. Di sekolah, di kantin, di sini, di rumah Amroq, di rumah Pak Juweh, di rumah.... 16. Irna : Sudah. Kau juga sama saja. Marah selalu. Di sini, di sana, dan.... 17. Aleks : Kau juga mulai lagi. Masalahnya itu apa? Dipecahkan. Tidak asal ngomong, asal.... 18. Dawud: Diam. Semuanya diam sejenak dan beberapa jenak. 19. Aleks : Ini jadi.... 20. Irna : Diam. Dawud bilang apa? Masak nggak dengar bahwa da.... 21. Dawud: Diam Irna. Kalau kau terus-terus begitu, berkeringat tanpa guna. Padahal.... 22. Aleks : Kau juga ngomong melulu. Nggak konsekwen itu namanya. Absurd. Buat larangan dilanggar sendiri. Huh. Dasar.... 23. Irna : Kau mulai lagi. Kementar itu secukupnya. Tidak ngelantur ke sana ke sini.... 24. Aleks : Diam, Irna, diaaaaam! 25. Dawud: Kau juga diam dulu, jangan menyuruh melulu, nggak memberi contoh.... 26. Irna : Kau sendiri mesti diam dulu, baru yang lain itu, Wud. Diam semua. Tiba-tiba meledak tawa mereka bersama-sama. Jean Murriat, (1991: 20-21)
Naskah drama di atas akan dibacakan oleh beberapa teman. Siswa lain menyimak dengan seksama untuk menjawab beberapa pertanyaan berkenaan dengan unsur-unsur dalam drama tersebut. Pertanyaanpertanyaan tersebut antara lain sebagai berikut. a. Berapa orang tokoh yang memerankan drama tersebut? b. Latar tempat dan waktu drama tersebut adalah.... c. Amanat yang tepat sesuai isi drama tersebut adalah.... d. Ceritakan kembali isi drama secara singkat.
46
5. Mendengarkan pantun Pantun merupakan salah satu jenis karya sastra lama yang berbentuk puisi. Sepertinya halnya puisi, pantun mementingkan keindahan bahasa, pemadatan makna kata, serta bentuk penulisannya yang berbait-bait. Ciri-ciri pantun sebagai berikut. a. Satu bait terdiri dari empat baris. b. Baris pertama dan kedua merupakan sampiran, sedangkan baris ketiga dan keempat merupakan isi. c. Setiap baris terdiri dari 8 sampai 12 suku kata. d. Rima berpola a-b-a-b. Pada tingkatan Madrasah Ibtidaiyah, jenis pantun yang digunakan untuk materi mendengarkan antara lain pantun nasihat, pantun agama, dan pantun jenaka. Pantun nasihat berisi nasihat agar orang menjadi lebih baik. Contoh: Berburu ke padang datar Mendapat rusa belang kaki Berguru kepalang ajar Bagai bunga kembang tak jadi Amanat dalam pantun tersebut adalah menuntut ilmu jangan setengahsetengah karena tidak akan bermanfaat. Pantun agama berisi nasihat tentang masalah keagamaan. Perhatikan contoh berikut ini. Kemumu di dalam semak Jatuh melayang selarasnya Meski ilmu setinggi tegak Tidak sembahyang apa gunanya Amanat dalam pantun di atas adalah meskipun ilmu kita tinggi, namun tidak akan berguna bila tidak menjalankan kewajiban agama. Berbeda dengan pantun-pantun sebelumnya, pantun jenaka bertujuan menghibur orang yang mendengarkannya.
47
Contoh: Pohon manggis di tepi rawa Tempat kakek tidur beradu Sedang menangis nenek tertawa Melihat kakek bermain gundu Melalui materi mendengarkan pantun ini, siswa diharapkan dapat mengambil pelajaran dari amanat yang terkandung di dalamnya, serta mengamalkan
dalam
kehidupan
sehari-hari.
Di
samping
itu,
mendengarkan pantun juga mengajak siswa mengenal budaya bangsa Indonesia dan melestarikannya. 6. Mendengarkan cerita rakyat Cerita rakyat merupakan cerita yang tumbuh dan berkembang di tengah-tengah masyarakat atau di suatu daerah tertentu. Cerita rakyat pada umumnya disampaikan secara lisan, turun temurun dari ibu kepada anaknya, atau tukang cerita kepada masyarakat sekitarnya. Cerita rakyat bercerita tentang hal-hal yang gaib ataupun peristiwa-peristiwa yang di luar kehidupan manusia biasa, misalnya cerita tentang binatang yang berlaku seperti manusia atau asal-usul suatu tempat. Liauw Yock Fang dalam Sejarah Kesusastraan Melayu Klasik (1991: 4) membagi cerita rakyat menjadi empat, yakni cerita asal-usul, cerita binatang, cerita jenaka, dan cerita penglipur lara. Mendengarkan cerita rakyat yang dibacakan oleh guru atau teman memiliki manfaat bagi siswa, antara lain a. dapat mengetahui adat istiadat atau kebudayaan berbagai daerah di Indonesia, b. dapat menyerap nilai sosial untuk diteladani dalam kehidupan seharihari, dan c. dapat menambah pengetahuan tentang cerita rakyat dari berbagai daerah, seperti Si Pitung (Betawi), Si Kabayan (Jawa Barat), Dewi Nawang Wulan (Jawa Tengah), Legenda Kota Surabaya (Jawa Timur), Malin Kundang (Sumatera Barat), Hantuen (Kalimantan Tengah),
48
Caadara Sang Panglima (Papua), dan Putri Monodeaga (Sulawesi Utara). Perhatikan contoh berikut. Untuk menguji daya simak siswa, mereka diminta untuk menjawab beberapa pertanyaan setelah mendengarkan pembacaan sebuah cerita rakyat. Asal Mula Ikan Lele Dahulu kala, di sebuah desa di Pulau Bali, hidup seorang dukun yang amat sakti. Banyak orang yang mengaguminya karena dapat menyambung kembali kepala binatang yang telah terpisah dari tubuhnya. Yang lebih hebat, ia dapat menghidupkan kembali binatang yang telah mati. Ia memperoleh ilmu sakti itu dari Dewata setelah bertapa di puncak gunung. Semua penduduk suka padanya karena dalam menolong ia tidak pernah meminta upah. Tetapi, ia merasa tidak puas akan ilmunya. Ia kini ingin bisa menghidupkan manusia yang telah meninggal dunia. Ia merencanakan akan memenggal kepala manusia, kemudian mencoba menyambungkannya kembali. Percobaan itu amatlah berbahaya karena berhubungan dengan jiwa manusia. Lagi pula, tak ada orang yang mau mengorbankan dirinya untuk dipenggal kepalanya. Namun dukun itu tetap berkeras hati. Rencananya harus terlaksana. Ia lalu meminta anak kandungnya agar bersedia dipenggal kepalanya. Anaknya sebenarnya keberatan, namun ia takut kepada ayahnya. Akhirnya, ia pun menyerah dan menurut saja. Si dukun lalu mengayunkan pedangnya dan terpenggallah kepala anaknya. Sementara itu di kayangan, Dewata mendengarkan rencana si dukun yang ingin bisa menghidupkan kembali manusia yang telah mati. Ia amat gelisah mendengar rencana itu. “ Jika manusia diberi kemampuan menghidupkan sesamanya, pasti mereka akan sombong. Bahkan, bisa menganggap diri mereka sama dengan Dewata,” keluhnya. Ia lalu berpikir, bila tidak ada manusia yang meninggal, dunia pasti akan penuh sesak dan akan terjadi bencana kekurangan makanan serta kesulitan mendapatkan tempat tinggal. “Sekarang juga aku harus ke bumi. Aku akan mencegah niat dukun itu,” ucapnya kemudian. Namun sayang, Dewata terlambat sampai ke bumi. Kepala anak si dukun telah terpisah dari tubuhnya. Dewata sangat murka. Ia memutuskan untuk menghukum dukun itu. Maka sebelum si dukun berhasil menyambung kembali kepala anaknya, Dewata menendang kepala itu hingga melayang-layang di angkasa dan akhirnya jatuh di sungai. Sadarlah si dukun bahwa Dewata marah kepadanya. Belum sempat ia memohon ampun, berkatalah Dewata, “Hei, Manusia! Kini terimalah hukuman ini! Kau telah melakukan sesuatu yang tidak pantas! Jika percobaanmu berhasil, kau pasti akan menggap dirimu lebih hebat dari Dewata! Kau terlalu serakah, bahkan tega mengorbankan anakmu sendiri! Sekarang, kepala anakmu ada di sungai, menempel pada kepala seekor ikan yang besar! Anakmu akan menjadi
49
ikan selamanya! Itulah akibat dari perbuatanmu!” Setelah itu Dewata kembali ke kayangan. Si dukun amat sedih kehilangan anaknya. Lebih-lebih istrinya. Dukun itu menangis sejadi-jadinya, menyesali perbuatannya. Ia merasa dirinya adalah orang yang kejam karena telah tega membunuh anaknya sendiri. Setelah peristiwa itu, di sungai tampak seekor ikan besar berkepala manusia berenang kian kemari. Ikan itu kemudian berkembang biak. Namun lamakelamaan ikan itu tidak lagi berkepala manusia. Tetapi masih ada satu tanda yang bisa menunjukkan bahwa ikan itu semula berkepala manusia, yaitu kumis yang terjurai di dekat mulutnya. Kemudian orang menyebutnya dengan nama ikan lele. Endang Firdaus, (1997: 24-28)
Setelah mendengarkan cerita rakyat tersebut, siswa dapat berlatih daya simaknya dengan menceritakan kembali isi cerita yang didengar atau menjawab pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan oleh guru seputar isi cerita. 7. Mendengarkan cerita pendek Cerita pendek (cerpen) adalah karangan pendek yang berbentuk prosa. Dalam cerpen dikisahkan sepenggal kehidupan tokoh, yang penuh pertikaian, peristiwa yang mengharukan atau menyenangkan dan mengandung kesan yang tidak mudah dilupakan. Cerpen memiliki ciri-ciri sebagai berikut. a. Cerita fiktif atau rekaan, namun isinya logis dengan kehidupan sebenarnya. b. Pokok cerita berfokus pada satu aspek cerita yang menimbulkan efek dan kesan tunggal. c. Mengungkap masalah terbatas pada hal-hal yang penting saja. d. Menyajikan peristiwa yang cermat dan jelas. e. Tokoh-tokohnya tidak banyak. f. Latar waktu, tempat, dan suasana sangat sederhana. Saat mendengarkan pembacaan sebuah cerpen, siswa haruslah memahami unsur-unsur apa saja yang membangun cerpen tersebut. Unsur yang terkandung dalam cerpen adalah unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Unsur-unsur intrinsik meliputi tema, tokoh, alur, latar, gaya bahasa, dan
50
amanat. Sedangkan unsur-unsur ekstrinsik antara lain latar belakang pengarang, keadaan masyarakat, budaya, dan keadaan politik. Untuk siswa Madrasah Ibtidaiyah, fokus utama mendengarkan cerpen lebih banyak dikaitkan pada pemahaman unsur intrinsik. Setelah mendengarkan pembacaan cerpen oleh guru atau salah seorang siswa, pertanyaan-pertanyaan yang sering muncul adalah sebagai berikut. a. Siapa tokoh dalam cerita tersebut? b. Di mana peristiwa dalam cerita terjadi? c. Kejadian apa yang dialami oleh tokoh? d. Apa hikmah yang dapat diambil dari cerita tersebut? Contoh sebuah cerpen. Bintang Dia duduk di samping jendela, di bawah sinar lampu yang temaram. Mencoba memandang langit yang gelap, hanya ada rembulan yang memantulkan sebagian dari cahaya matahari. Tak ada bintang yang terlihat, semua bersembunyi di balik awan, barangkali malu untuk dilihat, pikirnya seraya tersenyum. Angin malam berhembus sepoi-sepoi, seolah menghembuskan udara pada wajahnya yang lembut. Awan bergerak perlahan, memberikan seni tersendiri di kegelapan malam. Ahh, ternyata ada satu bintang di balik awan, senyumnya tersungging di balik bibirnya yang mungil. Ya Rabb, ternyata setitik cahaya pun bisa memberikan keindahan yang luar biasa di antara luasnya langit yang gelap di malam hari. Ah, seandainya ketika membuka jendela, memandang langit dan tak menemukan bintang kemudian dia tak mencoba menatap awan tapi menutup jendela kembali, dia tak akan menemukan bintang yang tersembunyi di balik awan. Seperti setitik bintang di kegelapan malam, terkadang kita tak menyadari ada cahaya kecil dalam malam yang gelap, yang kita beri nama “bintang”. Betapa indahnya cahaya itu walaupun tak bisa menerangi malam. Tapi, lain halnya ketika kita melihat ada setitik noda di atas kain putih yang membentang. Kita justru terfokus pada noda yang kecil, dan seolah lupa betapa bersihnya kain itu terlepas dari setitik noda yang ada, yang mungkin bisa hilang hanya dengan sedikit detergent pemutih. Itulah hidup, kadang-kadang kita lupa untuk memandang sesuatu dari sisi lain yang dimiliki. Saya, memiliki seorang murid yang saya pikir kecerdasannya kurang menonjol dibanding lainnya. Suatu hari, ketika kami tengah membicarakan sistem tata surya, hanya sebagai pengetahuan bahwa bumi merupakan salah satu planet dalam sistem tata surya yang menjadi tempat tinggal manusia, murid saya itu, sebut saja namanya Rimba, tiba-tiba berdiri dan
51
mengambil helm milik guru lain yang disimpan di atas loker dalam ruang kelas serta memakainya. Tanpa saya sadari saya berkata kepadanya, ”Wah... Teman-teman, lihat!! Rimba memakai helm, seperti astronot yang mau terbang ke bulan ya!” Semua teman-temannya memandang ke arahnya. Dia tersenyum, spontan helmnya langsung di lepas dan dikembalikan ke tempat semula, tanpa harus disuruh untuk mengembalikan. Kemudian saya ajak mereka untuk menggambar roket di atas kertas putih yang tersedia. Dan hasilnya, Subhanallah, murid yang saya pikir kecerdasannya kurang menonjol itu justru tahapan menggambarnya dua tingkat lebih tinggi dibanding murid yang saya pikir paling pandai di kelas. Seandainya saja saya memberikan reaksi yang lain seperti ”Rimba, silakan dikembalikan helmnya karena sekarang saatnya kita belajar”, atau ”Maaf, silakan dikembalikan helmnya karena Rimba belum minta ijin bu guru”, atau yang lainya, mungkin saya tidak akan pernah tahu bahwa kecerdasan dia sudah lebih dari apa yang saya sangka karena pembahasan hari itu bukan tentang astronot atau roket. Atau barangkali saya membutuhkan lebih dari satu kalimat perintah untuk membuatnya mengembalikan helm ke tempat semula. Reaksi berbeda yang kita berikan ketika kita memandang bintang di kegelapan malam atau setitik noda di selembar kain putih ternyata akan memberikan hasil yang berbeda pula. Hidup ini indah, cobalah kita memandang sesuatu dari sisi yang lain, maka yang tampak bukan hanya sekedar 2 dimensi. Bukankah lebih seru ketika kita melihat film 3 dimensi? Wijayanti, 12warna.blogspot.com http://cerpenmu.com/cerpenkehidupan/bintang.html
C. Latihan Pilihlah salah satu materi yang ada dalam bab ini. Selanjutnya, buatlah kelompok dengan masing-masing beranggotakan 5 orang. Diskusikan cara yang paling menarik dan sederhana untuk menyampaikan materi tersebut kepada siswa. Kemudian, masing-masing kelompok menyimulasikannya kepada kelompok lain.
52
D. Rangkuman 1. Salah satu manfaat mendengarkan pembacaan sebuah dongeng adalah memperoleh hikmah dari pesan moral yang terdapat di dalamnya. Jika gaya bercerita guru/teman dalam menyampaikan dongeng sangat menarik, penyimak cerita akan menikmati jalan cerita dan dengan cepat pula dapat memahami makna yang terkandung di dalam dongeng tersebut. 2. Puisi menggunakan kata-kata yang indah dan kaya makna. Mendengarkan pembacaan puisi dapat menambah kemampuan untuk memahami makna ungkapan perasaan seseorang yang ditulis dalam bahasa yang padat dengan kata-kata pilihan. 3. Cerita anak sering disampaikan secara lisan. Pada saat mendengarkan suatu cerita, hal-hal yang perlu dicermati antara lain siapa tokoh cerita, di mana peristiwa terjadi, kapan waktu kejadiannya, dan tempat/latar terjadinya cerita. 4. Ketika mendengarkan pembacaan sebuah teks drama, siswa harus mampu menyimak beberapa hal, antara lain: Siapa saja tokoh yang terdapat dalam drama tersebut? Di mana latar waktu dan latar tempat terjadinya peristiwa dalam drama? Bagaimana alur dalam drama tersebut? Ada berapa babak cerita dalam naskah drama tersebut? Apa tema yang diangkat cerita drama tersebut? 5. Mendengarkan cerita rakyat yang dibacakan oleh guru atau teman memiliki manfaat bagi siswa, antara lain dapat mengetahui adat istiadat atau kebudayaan berbagai daerah di Indonesia, dapat menyerap nilai sosial untuk diteladani dalam kehidupan sehari-hari, dan dapat menambah pengetahuan tentang cerita rakyat dari berbagai daerah. 6. Saat mendengarkan pembacaan sebuah cerpen, siswa haruslah memahami unsur-unsur apa saja yang membangun cerpen tersebut. Unsur yang terkandung dalam cerpen adalah unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Unsur-unsur intrinsik meliputi tema, tokoh, alur, latar, gaya bahasa, dan amanat. Sedangkan unsur-unsur ekstrinsik antara lain latar belakang pengarang, keadaan masyarakat, budaya, dan keadaan politik.
53
E. Evaluasi Jawablah soal-soal berikut ini dengan menyilang a, b, c, atau d! 1. Isi pantun terdapat pada baris.... a. pertama dan kedua b. kedua dan ketiga c. pertama dan ketiga d. ketiga dan keempat 2. Pergi menonton adu silat Duduk di depan dekat pentas Jika ingin di jalan selamat ............................................... Larik yang tepat untuk melengkapi isi pantun tersebut adalah .... a. cita-cita pasti tercapai b. patuhi rambu lalu lintas c. rajin belajar pasti naik kelas d. jangan kalian bermalas-malasan Simaklah kutipan drama berikut ini! Ahmad : (Sambil menghampiri Wahyu yang berdiri di depan kelas) Yu, maafkan kesalahanku kemarin, ya! Wahyu : (Menengok ke arah Ahmad) Oh, kamu, Mad. Sama-sama. Aku juga minta maaf atas terjadinya kesalahpahaman itu. Aku menerima informasi yang salah dari Ima. Ahmad : Terima kasih. Sekarang, hatiku lega karena kamu sudah memaafkan aku. Wahyu : Ya, aku juga. Ahmad : Pokoknya, aku berjanji tidak akan lagi sembarangan menuduh. Benar-benar bisa merusak persahabatan, ya. 3. Amanat penggalan drama di atas adalah.... a. Kita harus berani mengakui kesalahan dan ikhlas memberi maaf. b. Kita harus saling sayang-menyayangi. c. Kita jangan mudah menyerah. d. Kita harus berusaha sampai keinginan kita tercapai. 4. Latar drama tersebut adalah.... a. rumah Wahyu b. teras rumah Ahmad c. sekolah d. warung
54
5. Dengarkan potongan dongeng berikut. Di sebuah hutan, hiduplah seekor burung Nuri. Ia memiliki bulu yang indah dan suara yang merdu. Akan tetapi, entahlah mengapa, burung itu selalu menyendiri. Berbeda halnya dengan burung Pipit. Walaupun tidak cantik, ia sangat ramah sehingga mempunyai banyak teman. Burung Pipit merasa kasihan melihat burung Nuri. Lalu ia menyapa, “Selamat pagi, Nuri. Ayo, keliling hutan sambil menikmati udara pagi!” “Aku tidak mau berkeliling hutan. Nanti bisa ditembak pemburu karena aku terlalu indah,” jawab burung Nuri sinis. Perbedaan watak antara burung Nuri dan burung Pipit pada dongeng tersebut adalah.... a. Burung Pipit sombong dan sinis, burung Nuri ramah dan baik hati. b. Burung Nuri sombong dan ramah, burung Pipit baik hati dan sinis. c. Burung Pipit ramah dan baik hati, burung Nuri ramah dan sinis. d. Burung Nuri sombong dan sinis, burung Pipit ramah dan baik hati. Simaklah pembacaan puisi berikut. Doa Karya Chairil Anwar
Kepada pemeluk teguh Tuhanku Dalam termangu Aku masih menyebut nama-Mu Biar susah sungguh Mengingat Kau penuh seluruh Caya-Mu panas suci Tinggal kerdip lilin di kelam sunyi Tuhanku Aku hilang bentuk Remuk Tuhanku Aku mengembara di negeri asing Tuhanku Di pintu-Mu aku mengetuk Aku tidak bisa berpaling
6. Pesan atau amanat puisi di atas adalah.... a. ingatlah selalu kepada Tuhan b. hiduplah dengan rukun dan damai 55
c. janganlah lupa beribadah kepada tuhan d. janganlah berbohong karena berbohong itu dosa 7. Isi puisi tersebut adalah.... a. Seseorang yang sedang mengembara dan tersesat sehingga tidak tahu jalan pulang. b. Seseorang yang sedang berada di ruang gelap dengan hanya diterangi cahaya lilin. c. Seseorang sedang menyendiri dalam keremangan dan suasana sunyi, sambil ia berdoa kepada Tuhan. d. Seseorang yang baru pulang dari bepergian, sebelum masuk rumah, ia pun mengetuk pintu dulu. 8. Lina langsung tersenyum ketika teman-temannya mengusulkan tempat untuk berlibur. Ada yang ingin ke pantai, ke pegunungan, ke tempat wisata, dan masih banyak lagi. ... Sejak tahun ajaran baru, mereka sudah menabung. Kalimat yang tepat untuk melengkapi cerita tersebut adalah .... a. Masalah biaya menjadi persoalan. b. Mereka sudah tidak lagi memikirkan biaya. c. Pada waktu itu, biaya belum dibicarakan. d. Semua rencana belum dibicarakan, termasuk biaya. 9. Dengarkan kutipan cerpen berikut. “Tabah, Anakku. Biarlah apa yang telah terjadi, terjadi sebagaimana adanya.” Dituntunnya aku dan kubiarkan saja serentet nasihat lewat tak kudengar, meluncur dari sepasang bibirnya yang kering. Tiba-tiba aku tersenyum sendiri mengingat pikiran-pikiran serta keinginanku semasa kecil. Dengan penuh kekaguman dan selalu dengan diam-diam selagi berdoa di masjid aku melihat seorang ustad memberikan sentuhan kalbu kepada penduduk kampungku. Aku ingin menjadi seorang ustad seperti dia kelak, dekat dengan Tuhan dan masuk surga, dengan sungai yang penuh susu dan madu serta bidadari yang cantik-cantik melebihi kecantikan ibuku, kata nenek. Nilai yang terkandung dalam kutipan cerpen di atas adalah nilai.… a. budaya b. moral c. estetika d. agama 10. Abdul Muis lahir pada tahun 1890 dan meninggal pada tahun 1957 di Bandung. Sebagai pengarang dia tergolong ke dalam Angkatan Balai Pustaka. Ayahnya seorang Minangkabau dan ibunya berasal dari Jawa.
56
Setelah tamat sekolah Belanda di Bukittinggi, ia hijrah ke Jawa. Di sana ia hanya beberapa tahun mengunjungi “Stovia”. Kemudian bekerja di Bandung, aktif sebagai wartawan, giat dalam lapangan politik, mengunjungi Belanda sebagai delegasi “India Weerbor” salah seorang tokoh Partai Serikat Islam. Tahun 1920 menjadi anggota Dewan Rakyat yang pertama sampai tahun 1925. Sebagai pengarang namanya menjadi terkenal karena roman “Salah Asuhan” sampai tahun 1952. Buku itu telah mengalami empat kali cetak ulang. Ia banyak menerjemahkan karya sastra asing. Kalimat tanya yang sesuai dengan wacana di atas adalah.... a. Di negara Belanda bagian manakah ia menamatkan sekolahnya? b. Apa saja buku yang diterjemahkan oleh Abdul Muis? c. Berapa jumlah buku yang diterjemahkan oleh Abdul Muis? d. Apa jabatan Abdul Muis di bidang politik? F. Umpan Balik Bagus! Saudara telah mengerjakan evaluasi materi pokok bab 4 yang terdapat dalam modul ini. Sekarang cocokanlah jawaban Saudara dengan kunci jawaban yang terdapat di bagian akhir modul ini. Jika 80 % jawaban Saudara benar, lanjutkan untuk mempelajari materi pokok bab selanjutnya. Jika jawaban Saudara yang benar di bawah 80 %, maka lakukan kembali langkah seperti pada bab sebelumnya, yaitu pelajari kembali konsep-konsep esensial pada materi pokok bab 4 ini.
57
BAB V PENUTUP
A. Evaluasi Kegiatan Belajar 1. Maksud dan Tujuan Evaluasi Setelah mempelajari modul ini diharapkan Saudara bertambah luas pengetahuan dan wawasan tentang materi keterampilan mendengarkan dalam bahasa Indonesia, sehingga dapat dijadikan bekal dalam mendidik peserta didik di Madrasah Ibtidaiyahnya masing-masing. Dengan bekal tersebut, Saudara dapat memberikan pembelajaran materi subtantif mata pelajaran bahasa Indonesia aspek mendengarkan secara optimal. Adapaun tujuan dan maksud evaluasi ini sebenarnya untuk mengetahui apakah Saudara telah dapat menerima, memahami, dan mampu
mencerna
materi
yang
diberikan
instruktur
tanpa
ada
penyimpangan dari garis besar isi modul. Di samping itu, setelah membaca dan menerima pengetahuan dari modul ini, saudara akan dapat mengembangkan wawasannya secara mandiri dengan mengambil contohcontoh yang terdapat pada standard isi bahasa Indonesia. Pengembangan wawasan oleh Saudara tentu saja tidak sama, bergantung pada pengalaman dan kemampuan merangkum serta menganalisis bahan pada modul ini. Adapun kriteria yang digunakan dalam menilai kegiatan evaluasi pada modul ini adalah dengan menggunakan patokan penilaian interval antara 0 – 100. Angka penilaian itu didistribusikan menjadi huruf mutu A, B, C, D, E. Adapun rinciannya adalah sebagai berikut: a) A (sangat baik)
= 80 – 100
b) B (baik)
= 60 – 79
c) C (cukup)
= 40 – 59
d) D (kurang)
= 20 – 39
e) E (tidak lulus/mengulang)
= 0 – 19
58
2. Materi dan Bentuk Evaluasi Materi evaluasi ini diambil dari materi pokok bab 2, bab 3, dan bab 4. Oleh karena itu, Saudara diharapkan benar-benar memahami seluruh materi dalam modul ini. Penyusunan materi evaluasi ini dibedakan berdasarkan kompetensi yang akan dicapai dalam pembelajaran, dari mulai tingkat pengetahuan, pemahaman, sampai kepada penerapan. Walaupun dalam kenyataannya, setiap peserta memiliki tingkat pengetahuan dan pemahaman yang berbeda, namun diharapkan semuanya dapat mengikuti evaluasi ini dengan baik dan benar.
3. Soal-soal Evaluasi Jawablah soal-soal berikut ini dengan menyilang a, b, c, atau d! Simak berita berikut ini untuk menjawab pertanyaan 1 sampai 5. Hutan Bakau Teluk Palu Permukiman sepanjang pantai Teluk Palu, termasuk kawasan Benawa Selatan, Donggala, Sulawesi Tengah, akan lenyap karena abrasi yang tak terkendali. Hal itu diperkirakan akan terjadi dalam waktu 15 tahun mendatang. Menurut H. Sofyan lembah, Direktur Yayasan Ibnu Khaldun, secara perlahan tapi pasti, keindahan tanjung di Teluk Palu hanya akan tinggal cerita belaka. Selain itu, beliau juga menjelaskan bahwa setiap tahun, daratan teluk itu berkurang dua meter karena terkikis air laut. Daerah paling parah terjadi di sekitar objek wisata Tanjung Karang. Dalam waktu setahun saja, pantainya hilang hingga lima meter. Sofyan juga menambahkan bahwa pengikisan itu terjadi karena pengambilan batu karang yang dilakukan oleh perusahaann akuarium PT. Samudra. Selain itu, perusakan hutan bakau juga dilakukan oleh sejumlah warga setempat.
1. Apa yang dimaksud dengan abrasi? a. Penebangan hutan bakau secara berlebihan. b. Pengikisan air laut terhadap pantai. c. Pengambilan batu karang secara terus-menerus. d. Penanaman kembali hutan bakau yang rusak.
59
2. Bagaimana kondisi pantai di sekitar Tanjung Karang? a. Dalam waktu 15 tahun lagi akan lenyap. b. Pantainya hanya tersisa lima meter. c. Daratannya berkurang hingga dua meter. d. Pantainya hilang lima meter dalam waktu setahun. 3. Di mana abrasi yang paling parah? a. di sekitar objek wisata Tanjung Karang. b. di sekitar akuarium PT. Samudra. c. di sekitar pemukiman penduduk. d. di sepanjang Pantai Benawa Selatan. 4. Mengapa abrasi bisa terjadi? a. karena PT. Samudra membuat akuarium di pantai. b. karena penduduk mendiami daerah di sekitar pantai. c. karena hutan bakau di sekitar pantai dirusak oleh warga. d. karena batu karang di sekitar pantai dirusak oleh warga. 5. Kesimpulan yang tepat sesuai isi teks bacaan di atas adalah.... a. Abrasi terjadi karena pengikisan air laut yang cukup lama. b. Abrasi hanya bisa diatasi apabila pemerintah menegur pihak PT. Samudra. c. Abrasi di sepanjang pantai Teluk palu merusak permukiman penduduk. d. Permukiman di sepanjang pantai Palu akan hilang karena abrasi. 6. Ciri-ciri bahasa pengumuman adalah.... a. padat dan komunikatif b. ringkas dan kasar c. luas dan panjang d. lebar dan singkat 7.
Pengumuman .... Kunjungan akan dilakukan ke Panti Asuhan Kenangan di Jalan Bakti nomor 20, pada hari Sabtu, 23 Januari 2009. Setiap siswa diharapkan membawa buku cerita untuk disumbangkan kepada anak-anak panti.
60
Kalimat pertama yang tepat untuk melengkapi pengumuman di atas adalah.... a. Untuk mengisi waktu luang, mari kita mengunjungi panti asuhan. b. Anak-anak, siapa yang mau ikut jalan-jalan ke panti asuhan? c. Karena kasihan kepada anak-anak panti asuhan maka kita wajib berkunjung. d. Dalam rangka berbagi kasih antar sesama, sekolah kita akan mengunjungi anak-anak panti asuhan. 8. Mita khawatir akan keselamatan kucingnya. Sejak tadi siang, kucingnya tidak kelihatan di rumah. Mita sudah mencarinya ke seluruh bagian rumah. Ia mencari ke halaman rumah sambil memanggilmanggil nama kucingnya. Kalimat utama dari paragraf di atas adalah.... a. Mita khawatir akan keselamatan kucingnya. b. Sejak tadi siang, kucingnya tidak kelihatan di rumah. c. Mita sudah mencarinya ke seluruh bagian rumah. d. Ia mencari ke halaman rumah sambil memanggil-manggil nama kucingnya. Simak peristiwa berikut ini untuk menjawab pertanyaan 9 sampai 11. Hujan Meteor Melanda Australia Peristiwa alam yang terjadi hanya 33 tahun sekali ini seringkali disebut badai meteor. Badai meteor yang dapat dilihat dengan mata telanjang itu memang terlihat sangat indah di malam hari. Kilatan-kilatan cahaya di langit itu tampak seperti kembang api. Di Australia, sebuah meteor jatuh menimpa sebuah rumah penduduk di Dunbogan, pantai timur Australia. Peristiwa yang terjadi tanggal 15 Desember 1999, saat fajar itu, semula dikira sebuah peluru kendali misterius. Setelah petugas datang untuk menyelidiki, ternyata hanya sebuah benda sebesar butiran kacang. Luar biasa! Benda sekecil itu mampu membuat lubang cukup besar waktu menerobos atap rumah. Jatuhnya benda luar angkasa dari puing komet ini merupakan yang ketiga menimpa kawasan pantai timur Australia dalam seminggu. Yang pertama sebesar bola golf jatuh ke bendungan Guyra, dan yang kedua jatuh dekat tempat tidur di sebuah rumah di Melbourne. (Sumber: Majalah Bobo Tahun XXVII)
61
9. Peristiwa yang terjadi pada tanggal 15 Desember 1999 di Australia adalah jatuhnya.... a. badai meteor di atas rumah-rumah penduduk di Dunbogan b. sebuah meteor sebesar bola golf di bendungan Guyra c. sebuah meteor di dekat tempat tidur sebuah rumah di Melbourne d. sebuah meteor sebesar butiran kacang di atas sebuah rumah penduduk di Dunbogan 10. Hal yang dianggap luar biasa pada bacaan soal nomor di atas adalah.... a. benda sebesar butiran kacang mampu membuat lubang cukup besar saat menerobos atap rumah b. badai meteor yang berada jauh di angkasa dapat dilihat dengan mata telanjang c. benda kecil yang mampu membuat lubang besar saat menerobos atap rumah itu ternyata sebuah peluru kendali d. dalam waktu seminggu Australia ditimpa meteor di tiga tempat yang berbeda atas sebuah rumah penduduk di Dunbogan 11. Kalimat pada bacaan Soal yang menunjukkan kekaguman akan keindahan peristiwa alam adalah.... a. Badai meteor itu dapat dilihat dengan mata telanjang. b. Kilatan-kilatan cahaya di langit itu tampak seperti kembang api. c. Badai meteor itu tampak di atas langit. d. Luar biasa! Benda sekecil itu mampu membuat lubang cukup besar. Simaklah cerita rakyat berikut ini! Kemudian, jawablah soal nomor 12 sampai 15. Telaga Warna Pada jaman dahulu, terdapat sebuah kerajaan yang tentram dan damai. Kutatanggeuhan namanya. Rajanya yang adil dan bijaksana bernama Prabu Suwarnalaya, permaisurinya bernama Ratu Purbamanah. Raja tersebut mempunyai putri yang bernama Putri Gilang Rukmini. Putri Gilang Rukmini sangat dimanjakan, sehingga menjadi anak manja. Pada ulang tahun putri yang ketujuh belas, rakyat memberi hadiah barang berharga seperti emas, perhiasan, dan permata. Akan tetapi raja tidak mengambil semua hadiah tersebut, dan mengembalikan dengan pesan agar barang tersebut digunakan untuk kepentingan umum. Saat penyerahan hadiah tersebut, Putri Gilang Rukmini hanya melihatnya saja, lalu dia membuang perhiasan tersebut karena tidak suka. Permaisuri menangis, rakyatpun ikut menangis.
62
Keajaiban terjadi, dari dalam tanah keluar air yang jernih seakanakan tanah pun ikut menangis. Air tersebut semakin besar dan dalam sekejap tempat tersebut menjadi danau. Sekarang danau tersebut disebut Telaga Warna. 12. Tokoh yang ada dalam cerita di atas adalah.... a. Prabu Siliwangi, Ratu Purbamanah, Putri Gilang Rukmini b. Prabu Suwarnalaya, Ratu Purbamanah, Putri Gilang Rukmini c. Prabu Suwarnalaya, Ratu Purbasari, Putri Gilang Rukmini d. Prabu Siliwangi, Ratu Purbamanah, Putri Gilang Gumilang 13. Watak dari Putri Gilang Rukmini adalah.... a. baik hati, sopan dan penyabar b. manja, tidak tahu terima kasih c. mengalah, penyabar, penuh kasih sayang d. manja, penyantun, penyabar 14. Amanat yang terkandung dalam bacaan di atas adalah.... a. Kita harus menerima pemberian orang lain dengan lapang dada. b. Kita harus menerima pemberian orang lain sesuai dengan keinginan kita. c. Kita harus menangis bila mendapat hadiah dari orang lain. d. Semua hadiah yang berasal dari orang lain sebaiknya kita buang saja. 15. Tempat terjadinya cerita di atas yaitu di.... a. Kerajaan Majapahit b. Kerajaan Kertasura c. Kerajaan Tarumanegara d. Kerajaan Kutatanggeuhan 16. Cerita pendek berfungsi untuk menghibur pembacanya. Selain itu cerita pendek mengandung pesan tertentu dari pengarang. Pesan pengarang kepada pembacanya disebut.... a. tema b. topik c. sudut pandang d. amanat
63
17. Kura-kura dan monyet dahulu berkawan erat. Suatu waktu persahabatan mereka menjadi retak karena monyet menipu kura-kura yang lugu. Kura-kura yang dahulunya sayang berubah menjadi benci. Perbedaan watak kura-kura dan monyet adalah.... a. kura-kura licik, monyet lugu b. monyet licik, kura-kura lugu c. kura-kura serakah, moyet baik d. monyet sayang, kura-kura lugu 18. Firsa: “ Tidak! Aku tidak mau kalau harus mencuri keris itu!” (marah, omongannya ketus, dan tangan berkacak pingggang) Teks di atas merupakan penggalan dari.... a. b. c. d.
drama puisi cerpen pantun
Teks percakapan untuk soal nomor 19 dan 20. Ayah : “Halo, Assalamualaikum” Adik : “Waalaikumussalam” Ayah : “Ibu, ada dik?” Adik : “Oh, ayah. Ibu tidak ada yah” Ayah : “Oh, begitu… ya sudah kalau begitu nanti sampaikan pada ibu, kalau hari ini ayah lembur sampai jam 8 malam” Adik : “Baiklah, nanti saya sampaikan” 19. Dari percakapan lewat telepon di atas, pesan yang akan disampaikan adik kepada ibu adalah.... a. Ibu, nanti ayah lembur sampai jam 8. b. Hari ini ayah lembur sampai jam 8. c. Ibu, Ayah hari ini pulang pagi. d. Ayah tidak pulang sampai besok. 20. Apa pesan yang disampaikan ayah pada percakapan di atas? a. Hari ini ibu lembur sampai jam 8. b. Ayah pulang pagi. c. Hari ini ayah lembur sampai jam 8 malam. d. Ayah tidak pulang sampai besok.
64
21. Deskripsi yang tepat berdasarkan gambar di samping adalah....
a. Sebuah benda yang memiliki roda empat, dan berguna untuk alat transportasi. b. Sebuah benda yang memiliki roda dua. c. Sebuah benda yang yang dapat membantu kita untuk membajak sawah. d. Benda yang bentuknya sangat kecil. 22. Perhatikan denah rumah berikut ini! SDN Pasrujambe 01
Rumah Joni
Rumah Safitri
Pasar
Rumah Safitri terletak di sebelah selatan.... a. b. c. d.
Rumah Joni SDN Pasrujambe 01 Pasar Jalan raya
23. Aku adalah seekor hewan, makananku rumput, badanku besar dan susuku diperah untuk dijual dan diminum banyak orang. Hewan apakah yang di maksud dari deskripsi di atas? a. b. c. d.
kucing kelinci anjing sapi
65
Teks percakapan untuk soal nomor 24 dan 25. Vina
: “Halo, selamat pagi.”
Tante Irma : “Selamat pagi, ini siapa?” Vina
: “Saya Vina tante, teman sekolah Dani, bisakah saya berbicara dengan Dani?”
Tante Irma : “Oh, iya bisa. Tetapi Dani masih mandi” Vina
: “Kalau begitu, saya titip pesan saja tante. Tolong sampaikan ke Dani saya tidak bisa masuk sekolah karena sakit gigi”
Tante Irma : “Baiklah, nanti saya sampaikan” 24. Pesan apakah yang di sampaikan oleh Vina? a. Vina tidak bisa masuk sekolah karena mau pergi ke pasar. b. Vina tidak masuk sekolah karena sakit gigi. c. Vina tidak ikut rekreasi karena sakit gigi. d. Vina marah karena tidak di ajak sekolah. 25. Apa yang harus di katakan Tante Irma kepada Dani? a. Dani, kamu gak usah ke rumah Vina. b. Dani, Vina tidak ikut rekreasi karena sakit gigi. c. Dani, Vina tidak masuk sekolah karena sakit gigi. d. Dani, kamu tidak sakit gigi kan? Simaklah cerita anak berikut! Kemudian, jawablah soal 26 - 28. Bonang adalah anak seorang petani yang rajin. Sejak ayahnya meninggal setahun silam, Bonang bermalas-malasan. Jika diajak ibunya bekerja, Bonang selalu berkata, “Aku sudah bosan hidup susah, Bu!” Akhirnya, sang ibu merelakan Bonang untuk merantau sesuai keinginannya. Lima tahun sudah Bonang merantau. Bonang menikah dengan seorang putri saudagar kaya. Hidup Bonang bahagia bergelimang harta. Suatu sore, bonang sedang bersantai di tamannya. Tiba-tiba, terdengar suara, “Bonang, aku datang bersama ibumu! Kamu mencarimu sudah dua hari! Bukalah pintumu!” “Apa? Ibuku? Ah, pergi dari sini! Aku tak punya ibu lagi!” jawab Bonang. Wah, ibunya sedih. Tanpa disadari, sang ibu mengucapkan sumpah serapah. Beberapa saat kemudian, hujan pun turun, halilintar menyambar. Sial bagi Bonang. Dia mati disambar halilintar.
66
26. Latar waktu dalam cerita di atas adalah.... a. setahun silam b. sore hari c. lima tahun d. dua hari 27. Watak Bonang dalam cerita di atas adalah.... a. bengis b. kikir c. angkuh d. serakah 28. Amanat yang sesuai dengan isi cerita di atas adalah.... a. Jangan durhaka kepada orang tua. b. Bersyukurlah atas reeki yang ada. c. Gunakanlah waktu untuk bekerja. d. Jangan melupakan jasa kawanmu.
Sepuluh November Saat itu Api yang membakar dadamu Mengukuhkan semangat juangmu Saat ini Meskipun dengan jasmani cacat Jiwamu, Pahlawan Memihak yang benar Semangat yang benar Semangat itu bergemuruh di dada Di hati para pemuda
29. Amanat yang terkandung dalam puisi tersebut adalah.... a. Semangat juang para pahlawan tidak pernah padam. b. Berperanglah seperti pahlawan Sepuluh November. c. Kobarkan semangat juang empat lima. d. Berjuanglah para pemuda untuk membela kebenaran.
67
30. Makna kata yang dicetak tebal dalam puisi di atas adalah.... a. semangat b. zat yang panas c. suara d. perjuangan 31. Pergi ke toko membeli sarung .......................................... Maksud hati pulang kampung Apalah daya tak punya uang Larik yang tepat untuk melengkapi pantun tersebut adalah.... a. Sarung lama sedang dicuci b. Untuk dipakai saat ke kota c. Sarung buatan negeri seberang d. Sarung ditenun di Samarinda Bermacam-macam bunga bermekaran Hawanya sejuk menyehatkan Hatiku ingin menari Bagaikan burung yang terbang tinggi Gunung-gunung menjulang tinggi Gelombang laut memecah pantai Itulah anugerah Tuhan Kepada kita bangsa Indonesia 32. Amanat yang terkandung dalam puisi tersebut adalah.... a. Jagalah kelestarian alam! b. Nikmatilah keindahan alam Indonesia! c. Selamatkanlah alam dari kerusakan tangan manusia! d. Bersyukurlah atas anugerah Tuhan! 33. Makna kata yang dicetak miring pada baris ketiga puisi tersebut adalah.... a. bahagia b. sedih c. berduka d. menangis
68
34. Ibu Dokter Ibu Dokter Ibu
: Dok, tolong anak saya! : Sakit apa, Bu? : Katanya, sekujur tubuhnya panas dingin, tetapi saya curiga. Setelah saya pegang suhu tubuhnya normal saja. : Apa mungkin itu hanya alasan untuk tidak berangkat ke sekolah? : Bisa jadi. Ketika tadi temannya datang, mereka tersenyum-senyum waktu saya katakan anak saya sakit.
Amanat yang terkandung dalam penggalan teks drama di atas adalah.... a. Jangan biarkan anak menderita! b. Jangan berbohong kepada orang tua! c. Percayalah dengan omongan orang tua! d. Sering-seringlah tersenyum kepada orang lain! 35.
(1) Mia : “Gawat, Ti ... payah!” (2) Yati : “Memang ada apa, mengapa engkau menggerutu? Apanya yang gawat?” (3) Mia : “.......................................................................” (4) Yati : “Sudah, tenang, kita tunggu 15 menit lagi. Semoga dia cepat datang!” (5) Mia : “Kalau begini caranya, latihan gerak dan tari kita jadi berantakan.” Kalimat yang tepat diucapkan oleh Mia pada dialog (3) adalah.... a. Sumi sampai sekarang belum datang! b. Huh, ternyata Sumi sudah datang! c. Alhamdulillah, akhirnya Sumi datang juga! d. Hai, mengapa Sumi kamu ajak juga?
36. Jangan suka makan mentimun Mentimun itu banyak getahnya Jangan suka duduk melamun .......................................... Larik yang tepat untuk melengkapi isi pantun tersebut adalah.... a. Melamun itu tidak ada gunanya b. Melamun itu tidak ada di rumah c. Melamun itu perbuatan terpuji d. Melamun itu merugikan orang lain
69
37. Jangan suka duduk di pintu .......................................... Rajinlah engkau membaca buku Agar otakmu jadi cemerlang Kalimat yang tepat untuk melengkapi sampiran pantun tersebut adalah.... a. Dibawa itik pulang petang b. Berbelok jalan ke Tanah Abang c. Berdayung menuju ke Pulau Panjang d. Karena menganggu orang yang datang Dengarkanlah cerita berikut. Siang itu, Kakek sedang mencari buah-buahan di hutan. Tiba-tiba, ia dikejutkan oleh suara-suara rintihan. Kakek mendekat ke arah suara. “Bukan manusia, tetapi ular,” desah Kakek sambil mengangkat batang pohon yang mengimpit seekor ular. “Terima kasih, Kek,’ kata ular, yang kemudian hilang dari pandangan Kakek. Malam harinya, Kakek sibuk menyiapkan buah-buahan untuk dijual ke kota esok hari. “Sedang sibuk, Kek? Aku adalah ular yang Kakek tolong tadi siang! Terimalah kunyit ini, Kek! Besok boleh Kakek jual di kota!” kata seorang pemuda tampan tiba-tiba. Lalu, pemuda tampan itu hilang dalam sekejap. Kakek pun bingung dan heran. Pagi-pagi, Kakek pergi ke kota. Buah-buahan Kakek terjual semuanya. Saat menyimpan uang di dalam kantongnya, Kakek terkejut. Kunyit dalam kantongnya berubah menjadi sebatang emas. Kakek menjual emas itu. Kini, Kakek hidup bahagia di kota dan sesekali pulang ke desa untuk mengenang masa sulitnya dahulu. Berdasarkan cerita di atas, jawablah pertanyaan 38 – 40. 38. Latar suasana pada cerita tersebut berakhir dengan.... a. kesedihan b. kesengsaraan c. kekecewaan d. kebahagiaan 39. Watak Kakek dalam cerita tersebut adalah.... a. penolong b. pendendam c. pemalas d. pembohong
70
40. Amanat yang sesuai dengan isi cerita tersebut adalah.... a. Binalah persahabatan dengan sesama manusia! b. Mari, kita jalin kerukunan! c. Sesama makhluk Tuhan harus tolong menolong. d. Berjuanglah agar cita-citamu tercapai. B. Umpan Balik Dalam evaluasi kegiatan belajar pendalaman materi substantif mata pelajaran bahasa Indonesia aspek keterampilan mendengarkan, disarikan dari bab 2, bab 3, dan bab 4 modul yang digunakan untuk diklat Teknis Peningkatan Kompetensi Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Madrasah Ibtidaiyah Tingkat Dasar. Oleh sebab itu, Saudara diharapkan benar-benar memahami seluruh materi tersebut agar dapat diterapkan dalam pembelajaran di kelas. Adapun indikator bahwa Saudara telah memahami materi ini, apabila saudara mampu menjawab soal tersebut mencapai nilai ≥ 80 sesuai dengan cara penghitungan nilai sebagai berikut. Skor maksimal butir soal I No. 1 s/d 40 = 40 Nilai maksimal = 100 Jumlah jawaban yang benar Nilai yang diperoleh = ------------------------------------ X 100 % Jumlah soal
C. Tindak Lanjut Saudara telah mengerjakan tes akhir modul untuk mengukur kemampuan dalam mempelajari keselurahan isi modul. Cocokanlah jawaban tes Saudara dengan kunci jawaban yang tersedia. Jika jawaban Saudara yang benar mencapai 80 %, maka Saudara telah berhasil memiliki penguasaan yang baik dalam mempelajari isi modul. Namun jika belum, Saudara perlu mengulang kembali meningkatkan pemahaman pada materi yang belum dikuasai. Selamat mencoba.
71
72
DAFTAR PUSTAKA Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Firdaus, Endang. 1997. Kumpulan Cerita Rakyat Indonesia: Wulanwene. Jakarta: PT Anem Kosong Anem. Logan, Lilian M. et al. 1972. Creative Communication: Teaching the Language Arts. Toronto: McGraw Hill Ryerson Ltd. Lestariyati, Y. Titik. Cerdas Menghafal Bahasa Indonesia SD. Jakarta: Scientific Press. Majid, Abdul Aziz Abdul. 2005. Mendidik dengan Dongeng. Bandung: PT Remaja Rosda Karya. Rumadi, A. 1991. Kumpulan Drama Remaja. Jakarta: PT Grasindo. Saddhono, Kundharu & St. Y. Slamet. 2012. Meningkatkan Keterampilan Berbahasa Indonesia: Teori dan Aplikasi. Bandung: Karya Putra Darwati. Suyatno, Suyono dkk. 2007. Antologi Puisi Indonesia Modern Anak-Anak. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Tarigan, Henry Guntur. 2003. Mendengarkan sebagai suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. Tim Gamma Science. 2007. Kamus Pintar Komplit Bahasa Indonesia untuk SD Kelas 4, 5, dan 6. Bandung: Penerbit Epsilon Grup. Wibowo, Rusto. 2012. Fokus UN SD/MI 2013: Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Gelora Aksara Pratama. http://www.cerita-anak.com/tabungan.html#more-38 http://cerpenmu.com/cerpen-kehidupan/bintang.html http://stkip.wordpress.com/2010/02/16/pembelajaran-mendengarkan/ http://massofa.wordpress.com/2010/12/09/kajian-proses-pembelajaran-bahasaindonesia-sd/ http://www.sekolahkami.com/banksoal//sd6indlat001.html http://ayomendidik.wordpress.com/2012/09/05/soal-bahasa-indonesia-kelas-1-s-dkelas-5-ujian-semester-2/
73
GLOSARIUM
Berita
: suatu informasi yang biasanya memuat suatu peristiwa/ kejadian, tempat, waktu, penyebab kejadian tersebut
Cerita
: tuturan yg membentangkan bagaimana terjadinya suatu hal (peristiwa, kejadian, dsb)
Denah
: gambar yg menunjukkan letak tempat, kota, atau jalan
Drama
: komposisi syair atau prosa yg diharapkan dapat menggambarkan kehidupan dan watak melalui tingkah laku (akting) atau dialog yg dipentaskan
Dialog
: percakapan langsung antara dua orang atau lebih
Dongeng
: sebuah ceritera, akan tetapi tidak setiap ceritera dapat dikatakan dongeng, karena dongeng biasanya sudah dibumbui dengan halhal yang bersifat tidak logis (tidak masauk akal), atau tidak mungkin terejadi dalam kehidupan nyata, misalnya, orang menjelama berganti rupa, binatang dapat berbicara seperti manusia
Ekstensif
: bersifat menjangkau secara luas
Fiksi
: khayalan atau imajinasi
Intensif
: secara sungguh-sungguh dan terus menerus dl mengerjakan sesuatu hingga memperoleh hasil yg optimal
Kalimat
: susunan dari beberapa kata yang menimbulkan arti
Karangan
: hasil karya melalui merangkai kata
Konsep
: ide atau pengertian yg diabstrakkan dr peristiwa konkret
Komunikasi
: pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan yg dimaksud dapat dipahami
Puisi
: ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, rima, larik dan bait
Peristiwa
: kejadian (hal, perkara, dsb)
Wacana
: satuan bahasa terlengkap yg direalisasikan dl bentuk karangan atau laporan utuh
74
KUNCI JAWABAN Kunci Evaluasi Bab II 1. a 2. b 3. a 4. a 5. c 6. b 7. c 8. b 9. a 10.a Kunci Evaluasi Bab III 1. a 2. a 3. c 4. c 5. b 6. d 7. a 8. d 9. c 10.d Kunci Evaluasi Bab IV 1. d 2. b 3. a 4. c 5. d 6. a 7. c 8. b 9. d 10.d
75
Kunci Evaluasi Akhir
1. b 2. d 3. a 4. c 5. d 6. a 7. d 8. a 9. d 10.a 11.d 12.b 13.b 14.a 15.d 16.d 17.b 18.a 19.b 20.c
21.a 22.b 23.d 24.b 25.c 26.b 27.c 28.a 29.d 30.a 31.c 32.d 33.a 34.b 35.a 36.a 37.d 38.d 39.a 40.c
76