Isi Kel 3 Semi Solid.docx

  • Uploaded by: Fitry Ana Utam
  • 0
  • 0
  • October 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Isi Kel 3 Semi Solid.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,012
  • Pages: 14
MAKALAH “LARUTAN”

Disusun Oleh : ALYA METARISNA (171210003) FITRIANA UTAMI (171210007) NURYA INDAH LESTARI (171210008) RYAN HEDY SAPUTRA (171210012) PRODI : S1 FARMASI SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BORNEO CENDEKIA MEDIKA PANGKALAN BUN 2019

1

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum.wr.wb Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat ALLAH SWT atas limpahan rahmat dan hidayahnya penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “LARUTAN”. Makalah ini disusun menggunakan metode kepustakaan, yakni dengan referensi website-website dan buku-buku yang membahas tentang sediaan larutan. Berdasarkan pola penyajian tersebut, penyusun berharap makalah ini dapat menambah pengetahuan pembaca dan banyak membantu dalam kegiatan belajar. Pada kesempatan ini penyusun ingin menyampaikan ucapan terima kasih atas bimbingan, saran, arahan serta do’a yang dipanjatkan yaitu kepada : Yogie Irawan,S.Farm.,M.Farm selaku dosen pengajar. Penyusun sangat menyadari bahwa masih ada kekurangan dari penampilan dan penyajian makalah ini. Sesuai kata orang bijak, tidak ada yang sempurna dalam hidup ini. Oleh karena itu dengan senantiasa penyusun menerima kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca untuk memperbaiki mutu makalah ini. Akhir kata, semoga makalah ini dapat memperkaya pengetahuan pembaca dan berguna. Terimakasih dan selamat membaca.

Pangkalan Bun, 26 Maret 2019

Penyusun

2

DAFTAR ISI

Halaman Judul.................................................................................................. 1 Kata Penghantar ............................................................................................... 2 Daftar Isi........................................................................................................... 3 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .......................................................................................... 4 B. Tujuan ...................................................................................................... 4 BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertiaan Larutan .................................................................................. 5 B. Jenis-jenis Larutan .................................................................................... 5 C. Keuntungan dan Kerugian Sediaan Larutan ............................................. 6 D. Faktor yang Mempengaruhi Kelarutan ..................................................... 6 E. Macam-macam Sediaan Larutan ............................................................... 8 BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................................... 13 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 14

3

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Di dalam bidang industri kefarmasian, perkembangan tehnologi farmasi sangat berperan aktif dalam peningkatan kualitas produksi obat-obatan.Ini dapat ditunjukkan dengan banyaknya sediaan obat-obatan. Di zaman sekarang ini sudah banyak bentuk sediaan obat yang dapat di jumpai di pasaran antara lain dalam bentuk sediaan padat terdiri atas piil, tablet ,kapsul, dan suppositoria. Dalam bentuk sediaan setengah padat contohnya seperti, krim, salep. sedangkan dalam bentuk cair contohnya sirup, eliksir, sespensi, emulsi. Obat dalam bentuk sediaan cair lebih di butuhkan bagi masyarakat terutama bagi bayi, anak-anak dan orang tua yang sukar menelan obat dalam bentuk padat. Sediaan solution (larutan) meliputi larutan oral dan topikal. Larutan oral misalnya potionos, elixir, sirup dll. Secara umum larutan dapat didefinisikan sebagai sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang terlarut. Misal: terdispersi secara molecular dalam pelarut yang sesuai atau campuran pelarut yang saling bercampur. Karena molekul-molekul dalam pelarut terdispersi secara merata, maka penggunaan larutan sebagai bentuk sediaan, umumnya memberikan jaminan keseragaman dosis yang baik jika larutan dienerkan atau dicampur.

B. Tujuan Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah : 1. Mendiskripsikan pengertian dari larutan. 2. Mengetahui jenis-jenis larutan. 3. Mengetahui keuntungan dan kerugian dari sediaan larutan. 4. Memahami Faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan. 5. Dan mengetahui macam-macam sediaan larutan obat. 4

BAB II PEMBAHASAN

A. Definisi Larutan Pengertian larutan berdasarkan beberapa sumber : 1. Menurut Farmakope Edisi III Larutan adalah sediaan cair yang mengandung bahan kimia terlarut. Kecuali dinyatakan lain, sebagai pelarut digunakan air suling. (2) 2. Menurut FI Edisi IV Solutiones atau larutan adalah sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang terlarut. (1) Istilah solven digunakan untuk zat perlarut dan solute digunakan untuk zat terlarut. Selain Aqua destilata, solven yang sering digunakan dalam pembuatan larutan adalah (1) : a. Etanol, misalnya untuk solute: kamfer, asam salisilat, dan mentol. b. Gliserin, misalnya untuk solute: tannin, zat samak dan boraks. c. Eter, misalnya untuk solute : kamfer, asam salisilat, dan mentol. d. Minyak, misalkan untuk solute: kamfer dan mentol. e. Paraffin liquidum, untuk solute: kamfer dan mentol.

B. Jenis-jenis Larutan Larutan dapat dibedakan menjadi beberapa sifat, yaitu sebagai berikut (Keenan, 1996) (3): 1. Larutan encer adalah larutan yang mengandung sejumlah kecil zat terlarut relatif terhadap jumlah zat pelarut. 2. Larutan pekat adalah larutan yang mengandung sebagian besar jumlah zat terlarut. 3. Larutan lewat jenuh adalah larutan yang tidak dapat melarutkan zat terlarut atau sudah terjadi pengendapan. 4. Larutan belum jenuh adalah larutan yang masih bisa untuk melarutkan zat terlarut atau belum terjadi atau terbentuk endapan. 5

5. Larutan tepat jenuh adalah larutan yang menimbulkan endapan. C. Keuntungan dan Kerugian Sediaan Larutan Keuntungan dari sediaan larutan, yaitu (3) : 1. Merupakan campuran homogen. 2. Dosis dapat diubah-ubah dalam pembuatan. 3. Dapat diberikan dalam larutan encer, sedangkan kapsul dan tablet sulit diencerkan. 4. Kerja awal obat lebih cepat, karena obat cepat di absorbsi. 5. Mudah diberi pemanis, pengaroma, pewarna. 6. Untuk pemakaian luar mudah digunakan. Kerugian dari sediaan larutan, yaitu (3) : 1. Ada obat yang tidak stabil dalam larutan. 2. Ada obat yang sukar ditutupi rasa dan baunya dalam larutan. D. Faktor yang Mempengaruhi Kelarutan Adapun faktor- faktor yang dapat mempengaruhi kelarutan yaitu (1) : 1.

Sifat Solute dan Solven Sifat solute yang polar akan larut dalam solven yang polar. Misalkan, garam anorganik larut dalan air, sedangkan alkaloidal basa (umumnya senyawa organik) bersifat nonpolar larut dalam solven nonpolar seperti kloroform.

2.

Cosolvensi Consolvensi adalah peristiwa kenaikan kelarutan dari suatu zat karena penggunaan kombinasi pelarut atau modifikasi pelarut. Misalnya, luminal tidak larut dalam air, tetapi larut dalam campuran air-gliserin-etanol (solutio petit).

3.

Kelarutan Melarut atau tidaknya suatu zat atau bahan obat tergantung dari kelarutannya. Untuk zat yang mudah larut memerlukan sedikit pelarut, sedangkan zat yang sukar larut akan memerlukan lebih banyak pelarut.

4.

Temperatur 6

Pada umumnya bahan obat bertambah larut bila suhu atau temperatur dinaikkan. Bahan obat yang mengikuti sifat tersebut bersifat endoterm karena proses kelarutannya membutuhkan panas. Bahan Obat + Pelarut + Panas  Larut Bahan obat seperti kalsium hidroksida justru menjadi tidak larut jika terjadi kenaikan suhu atau temperatur, bahan obat seperti itu dikatakan bersifat eksoterm karena proses kelarutannya menghasilkan panas. Bahan Obat + Pelarut  Larutan + Panas Berdasarkan pengaruh tersebut, ada beberapa sediaan farmasi yang tidak boleh dipanaskan, misalnya zat yang mudah menguap atau terurai. 5.

Salting Out (Pengurangan Kelarutan) Salting Out adalah peristiwa penurunan kelarutan yang disebabkan penambahan jumlah besar garam atau peristiwa ketika zat terlarut tertentu mempunyai kelarutan lebih besar dari zat utama sehingga menyebabkan penurunan kelarutan zat utama. Peristiwa ini dalam praktiknya dimanfaatkan pada pembuatan sabun natrium. Larutan sabun dengan penambahan garam natrium klorida akan mengendapkan sabun natrium. Contoh : 

Reaksi antara papaverin HCL dengan solutio charcot (KBr, NH4Br, NaBr) menghasilkan endapan papaverine base.



Kelarutan minyak atsiri dalam air akan turun bila ke dalam air ditambahkan larutan NaCl dalam air lebih besar dibandingkan kelarutan minyak atsiri dalam air sehingga minyak atsiri akan memisah.

6.

Salting In Salting in adalah peristiwa ketika adanya zat terlarut tertentu, menyebabkan kelarutan zat utama dalam solven menjadi lebih besar. Contoh :

7

Riboflavin (Vitamin B2) tidak larut dalam air tetapi larut dalam larutan yang mengandung nikotinamid (terjadi penggaraman riboflavin + basa NH4). 7.

Pembentukan Kompleks Pembentukan kompleks adalah peristiwa terjadinya interaksi antara zat tak larut dengan zat yang larut dengan membentuk garam kompleks. Contoh : Larutan iodium dalam larutan kalium iodida membentuk senyawa kompleks triiodida. Kl + I2  KI3

E. Macam-macam Sediaan Larutan Obat Berdasarkan cara pemberiannya, bentuk sediaan larutan dibedakan atas (1) : 1.

Larutan oral Larutan oral merupakan sediaan cair yang dibuat untuk pemberian oral, mengandung satu atau lebih zat dengan atau tanpa bahan pengaroma, pemanis, dan pewarna, yang larut dalam air atau campuran konsolven air. Contoh sediaan larutan oral : SIRUP GUTTAE

POTIONES LARUTAN ORAL

POTIO EFFERVESCENT

SATURATIO

ELIXIR

NETRALISASI

a. Potiones (Obat Minum) Sediaan cair yang dibuat untuk pemberian oral, mengandung satu atau lebih zat dengan atau tanpa bahan pengaroma, pemanis, atau pewarna yang larut dalam air atau berbentuk emulsi atau suspensi. b. Elixir 8

Sediaan yang mengandung bahan obat dan bahan tambahan (pemanis, pengawet, pewangi) sehingga memiliki bau dan rasa yang sedap dan sebagai pelarut digunakan campuran air-etanol. Etanol

berfungsi

untuk mempertinggi kelarutan obat. Elixir dapat pula ditambahkan glycerol, sorbitol, atau propilenglikol. c. Sirup Menurut FI Edisi IV, sirup adalah larutan oral yang mengadung sukrosa atau gula lain kadar tinggi. Selain sukrosa dan gula lain, senyawa poliol tertentu seperti sorbitol atau gliserol dapat digunakan dalam larutan oral untuk menghambat penghabluran dan untuk mengubah kelarutan, rasa, dan sifat lain zat pembawa. Macam-macam sirup ada 3, yaitu : 1. Sirup simplex, mengandung 65 % gula dalam larutan nipagin 0,25 %b/v 2. Sirup obat, mengandung satu atau lebih jenis obat dengan atau tanpa zat tambahan, digunakan untuk pengobatan. 3. Sirup pewangi, tidak mengandung obat tetapi mengandung zat pewangi atau penyedap lain. Penambahan sirup ini

bertujuan

untuk menutup rasa atau bau obat yang tidak enak d. Netralisasi, Saturasi, dan Potio Effervescent  Netralisasi adalah sediaan cair yang dibuat dengan mencampurkan bagian asam dan bagian basa sampai reaksi selesai dan larutan bersifat netral. Contoh : solutio citratis magnesii.  Saturasi adalah sediaan cair yang dibuat dengan mereaksikan asam dengan basa dan gas yang terbentuk tetap dipertahankan dalam wadah sehingga larutan menjadi jenuh dengan gas CO2.  Potio effervescent adalah jenis saturatio yang CO2-nya lewat jenuh, biasanya untuk pemakaian yang diminum sekaligus. e. Guttae ( drop) 9

Guttae atau obat tetes adalah sediaan cair yang berupa larutan, emulsi, atau suspensi, apabila tidak dinyatakan lain dimaksudkan untuk obat dalam dan digunakan dengan cara diteteskan, Pada umumnya, anak dan bayi memakai guttae dengan cara diteteskan langsung kedalam mulut atau bisa dicampurkan kedalam makanan atau minuman. Contoh:  Tempra drop, mengandung 80 mg Acetaminophen /0,8 ml. 2.

Larutan Topikal Larutan topikal adalah larutan yang umumnya menggunakan air sebagai pelarut tapi dapat juga menggunakan etanol. Pemakaian topikal selain ditunjukan untuk kulit dapat juga untuk mukosa mulut.

GARGARISMA GUTTAE OPTH

COLLYRIUM

LITUS ORIS

LARUTAN TOPIKAL

EPITHEMA OBAT KOMPRES a.

GUTTAE NASALES

INHALATIONES

Collyrium Collyrium atau obat cuci mata adalah sediaan berupa larutan steril, jernih, bebas zarah asing, dan isotonis yang digunakan untuk membersihkan mata, dapat ditambahkan dapar untuk stabilitas bahan obat dan pengawet untuk menjaga sterilitas. Tekanan osmosis larutan obat dalam sediaan collyrium dapat saja hipertonis agar cairan mata atau air mata keluar bersama dengan kotoran-kotoran sehingga mata menjadi bersih.

b.

Guttae Opthalmicae 10

Menurut FI Edisi III, guttae opthalmicae atau obat tetes mata adalah sediaan berupa larutan steril atau suspensi steril yang digunakan dengan cara meneteskan obat pada selaput lendir mata. Tetes mata yang berupa suspensi mempunyai persyaratan zat yang terdispersi harus sangat halus atau serbuk termikronisasi supaya tidak menyebabkan iritasi atau goresan pada kornea. c.

Gargarisma Gargarisama atau obat kumur tenggorokan adalah sediaan berupa larutan yang umumnya dalam keadaan pekat dan harus diencerkan dulu sebelum digunakan.

d.

Litus Oris Litus oris atau obat oles bibir adalah cairan kental dan pemakaiannya dioleskan pada bibir. Contoh : Borax Glycerin 10% dan larutan gentian violet

e.

Guttae Oris Guttae oris atau tetes mulut adalah obat tetes yang digunakan untuk mulut dengan cara mengencerkan lebih dulu dengan air untuk dikumur-kumur.

f.

Guttae nasales Guttae nasales atau obat tetes hidung adalah cairan yang digunakan untuk hidung dengan cara meneteskan ke dalam rongga hidung.

g.

Guttae Auriculares Guttae auriculares atau obat tetes telinga adalah cairan yang digunakan untuk telinga dengan cara meneteskan ke dalam rongga telinga.

h.

Inhalationes Inhalationes atau inhalasi adalah sediaan berupa serbuk obat, larutan, atau suspensi yang cara pemakaiannya disedot melalui saluran nafas hidung atau mulut, atau disemprotkan dalam bentuk kabut ke dalam saluran pernapasan. Inhalationes digunakan untuk memberikan efek lokal maupun sistemik. 11

i.

Injection

j.

Lavament Lavament atau clysma atau enema adalah cairan yang pemakaiannya melalui rektum.

k.

Douch Douch atau larutan untuk vaginal digunakan untuk pengobatan atau untuk membersihkan vagina sehingga vaginal douche mengandung zat antiseptika.

l.

Ephithema Ephithema atau obat kompres adalah cairan yang apabila dipakai dapat menimbulkan rasa dingin pada tempat yang sakit dan panas karena radang.

12

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan Beberapa kesimpulan yang dapat diambil dari makalah ini adalah : 1. Larutan adalah campuran homogen dari dua jenis zat atau lebih. Larutan terdiri dari zat terlarut (solut) dan zat pelarut (solven). 2. Faktor- faktor yang mempengaruhi kelarutan antara lain : Sifat Solute dan Solven, Cosolvensi, kelarutan, temperatur, salting in, salting out, dan pembentukan kompleks. 3. Macam-macam sediaan larutan obat yaitu : larutan oral dan larutan topikal.

13

DAFTAR PUSTAKA

1. Ilmu Resep Volume 2. EGC Penerbit buku kedokteran. Jakarta. 2. Anonim. 1979. Farmakope Indonesia edisi III. Departemen Kesehatan RI. Jakarta. 3. http://repositori.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/11789/141501051.pdf?s equence=1&isAllowed=y diaskes pada tanggal 26 Maret 2019 Pukul 16.00.

14

Related Documents

Isi Kel 3 Semi Solid.docx
October 2019 13
Semi
October 2019 24
Semi
May 2020 16
Wmc 3 Semi Final
November 2019 7
3. Isi
October 2019 17

More Documents from "Afninda Nafariska"