1.1 Latar Belakang Kucing domestik yang hidup liar sering dijumpai di lingkungan sekitar, diantaranya di pemukiman, tempat pembuangan sampah maupun lingkungan kampus. Kucing sering terlihat dalam kondisi kurus dan kotor, kondisi tersebut memudahkan berbagai jenis penyakit, diantaranya ialah flea allergic dermatitis (FAD) (Bashofi et al., 2015). FAD atau Flea Allergic Dermatitis dan biasa dikenal dengan hipersensitivitas yang ditimbulkan oleh gigitan pinjal, dimana kulit kucing akan terjadi reaksi alergi berlebih terhadap gigitan pinjal. Kucing yang menderita FAD akan menggaruk secara terus-menerus ataupun menggosok-gosokkan badannya. FAD ini biasanya disebabkan oleh Ctenocephalides felis (Jones, 2012). Ctenocephalide felis merupakan pinjal yang berada dalam famili Pulicidae dari ordo Siphonaptera, genus Ctenocephalidae (Linardi dan Santos, 2012). Selain sebagai vektor penyakit, pinjal juga berperan sebagai inang Dypilidium caninum sehingga pengamatan keberadaan pinjal merupakan tindakan terpenting dalam upaya pengendalaian terpadu terhadap pinjal yaitu dengan menggunakan formulasi insektisida sintetik serta pemberian obat antikutu (Kesuma, 2007). Insektisida yang biasa digunakan untuk mengurangi atau menghilangkan Ctenocephalide felis secara spot-on serta pemberian obat kutu yang bekerja secara sistemik diberikan secara penyuntikan atau oral dalam bentuk tablet maupun cairan (Soeharsono, 2007). Penggunaan insektisida yang intensif dapat menimbulkan berbagai dampak negatif terhadap insektisida sintetik yang sering digunakan (Aini, 2016). Bawang putih mengandung zat-zat yang bersifat racun bagi serangga hama antara lain, alisin, glisin, minyak atsiri, saltivine, silebium, scordinin dan metilalin trusulfida. Ekstrak bawang putih dapat berfungsi sebagai penolakan kehadiran serangga. Pestisida dari bawang putih juga dapat berfungsi untuk mengusir keong, siput dan bekicot, bahkan mampu membasmi siput dengan merusak system saraf. Minyak atsiri yang terkandung dalam bawang putih mengandung komponen aktif bersifat asam (Hasnah dan Abubakar, 2007). Berdasarkan permasalahan diatas tersebut maka telah akan dilakukan penelitian tentang pengaruh ektrak umbi bawang putih A.sativum terhadap mortalitas Ctenocephalide felis pada kucing liar. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas maka dapat dirumuskan pokok permasalahan pada penelitian ini ialah “apakah pemberian ekstrak umbi bawang putih memberikan efek terhadap mortalitas Ctenocepalide felis?” 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Penelitian ini bertujuan mengetahui aktivitas antiparasit ekstrak umbi bawang putih terhadap Ctenocepalide felis. 1.3.2 Tujuan Khusus Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah: 1. Mengetahui efek berbagai konsentrasi yang diujikan pada Ctenocepalidae felis
2. Mengetahui pada kosentrasi berapa ekstrak umbi bawang putih efektif memberikan efek antiparasit terhadap Ctenocepalide felis. 1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Pengembangan Ilmu Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu bacaan dan referensi untuk penelitian-penelitian selanjutnya mengenai obat alami yang memiliki efek antiparasit. 1.4.2 Manfaat aplikasi Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan penggunaan obat alami bagi masyarakat maupun pemerintah dalam menanggulangi kasus 1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Pengembangan Ilmu Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu bacaan dan referensi untuk penelitian-penelitian selanjutnya mengenai obat alami yang memiliki efek antiparasit. 1.4.2 Manfaat aplikasi Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan penggunaan obat alami bagi masyarakat maupun pemerintah dalam menanggulangi kasus kecacingan. 1.5 Hipotesis Berdasarkan rumusan masalah diatas, dapat diambil hipotesis penelitian yaitu ekstrak umbi bawang putih (A. sativum) dengan konsentrasi 10%, 15% dan 20% berpengaruh secara signifikan dapat mematikan Ctenocepalidae felis.
Daftar pustaka : Jones, James Andres. 2012. Cat Symptoms & Illnesses. Inggris : Lulu Publishing. Bashofi, Aulia Syifak., Susi Soviana. Dan Yusuf Ridwan. 2012. Infestasi Pinjal dan Infeksi Dipylidium caninum (Linnaeus) pada Kucing Liar di Lingkungan Kampus Institut Pertanian Bogor, Kecamatan Dramaga. Jurnal Entomologi Indonesia 12(2) : 108-114. Linardi, Pedro Marcos. Dan Juliana Lucia Costa Santos. 2012. Ctenocephalides felis felis vs Ctenocepalides canis (Siphonaptera: Pulicidae): some issues in correctly Identify These Species. Rev. Bras. Parasitol Vet 21 (4) : 345 – 354. Kesuma, Agung Puja. Pinjal (Fleas). BALABA 1 (20) : 20. Soeharsono. 2007. Penyakit Zoonotik pada Anjing dan Kucing. Yogyakarta : Kanisius. Hasnah. Dan Ilyas Abubakar. 2007. Efektivitas Ekstrak Umbi Bawang Putih (Allium sailvum L) untuk Mengendalikan Hama Crocidolomia pavonana F. pada Tanaman Sawi. Agrista 11 (2) : 108 – 113.