Isi Isbd Kel 2.docx

  • Uploaded by: Dinda Nasution
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Isi Isbd Kel 2.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 5,650
  • Pages: 30
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT Yang telah memberikan nikmat kesehatan dan kesempatan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini dibuat untuk melengkapi tugas kelompok mata kuliah Ilmu Sosial Budaya Dasar . Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis mohon saran dan kritikan dari pembaca demi perbaikan makalah ini selanjutnya. Ucapan penulis sampaikan kepada dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan arahan dalam menyelesaikan makalah ini, serta teman-teman yang ikut membantu dalam penyesaian makalah.

Padang, 15 Februari 2019

Kelompok II

i

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1 1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1 1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 1 1.3 Tujuan ............................................................................................................ 1 BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................... 2 2.1 Dinamika Interaksi Sosial ............................................................................ 2 2.1.1 Interaksi Sosial ........................................................................................ 2 2.1.2 Syarat Terjadinya Interaksi Sosial .......................................................... 4 2.1.3 Bentuk – bentuk Interaksi Sosial ............................................................ 8 2.2 Dinamika Antara Kepentingan Individu dan Kepentingan Masyarakat..... 18 2.2.1 Pandangan Individualisme ................................................................... 18 2.2.2 Pandangan Sosialisme.......................................................................... 20 2.2.3 Problematika, Solusi Pencegahan, Solusi Mengatasi .......................... 23 BAB III PENUTUP ............................................................................................................ 26 3.1 Kesimpulan ................................................................................................. 26 3.2 Saran ........................................................................................................... 26 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ iii

ii

BAB I

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semua manusia pastilah makhluk sosial yang tidak bisa lepas dengan orangorang di sekitarnya. Dalam bersosialisasi, semua pasti mengalami beberapa balasan yang beraneka ragam, baik dalam hal positif maupun negatif. Interaksi semua individu maupun kelompok dengan pihak lain menimbulkan komunikasi, baik secara langsung maupun tidak langsung. Namun, baik individu maupun kelompok memiliki sifat dan kepentingannya sendiri dalam berinteraksi dengan pihak lain, baik dengan individu maupun kelompok lain. Dalam proses interaksi ini, tak jarang muncul dilemma-dilema yang bertentangan antar kepentingan. Pengendalian diri yang baik akan memberikan timbal balik yang juga baik, sehingga dapat tetap menjaga hubungan antar sesame. Maka dari itu, Penulis mencoba menjabarkannya dalam makalah ini, berupa pembahasan tentang berbagai macam bentuk interaksi sosial, hingga macammacam dilema antar kepentingan, sehingga pembaca dapat mengetahui dengan lebih baik, sikap apa yang seharusnya diambil dengan situasi yang sedang dihadapi.

1.2 Rumusan Masalah 1. Apa saja bentuk-bentuk dari interaksi sosial? 2. Bagaimana macam-macam dilema antara kepentingan individu dan kelompok? 1.3 Tujuan Pembaca diharapkan dapat mengetahui dan mengerti tentang bentuk-bentuk interkasi sosial dan macam-macam dilema antar kepentingan.

1

BAB II

PEMBAHASAN 2.1 Dinamika Interaksi Sosial 2.1.1 Interaksi Sosial Interaksi sosial merupakan faktor utama dalam kehidupan sosial. Interaksi sosial merupakan hubungan sosial yang dinamis, yang menyangkut hubungan timbal balik antar individu, antar kelompok manusia, maupun antara orang dengan kelompok manusia. Bentuk interaksi social adalah akomodasi, kerja sama, persaingan, dan pertikaian. Apabila ada dua orang atau lebih bertemu akan terjadi interaksi sosial. Interaksi sosial tersebut bisa dalam situasi persahabatan ataupun permusuhan, bisa dengan tutur kata, jabat tangan, bahasa isyarat, atau tanpa kontak fisik. Bahkan, hanya dengan bau keringat sudah terjadi interaksi social karena telah mengubah perasaan atau saraf orang yang bersangkutan untuk menentukan tindakan. Interaksi sosial hanya dapat berlangsung antara pihak-pihak apabila terjadi reaksi dari kedua belah pihak.

Interaksi sosial tidak mungkin terjadi apabila manusia

mengadakan hubungan yang langsung dengan sesuatu yang sama sekali tidak berpengaruh terhadap sistem sarafnya sebagai akibat hubungan yang dimaksud. Proses Interaksi sosial menurut Herbert Blumer adalah pada saat manusia bertindak terhadap sesuatu atas dasar makna yang dimiliki sesuatu tersebut bagi manusia. Kemudian makna yang dimiliki sesuatu itu berasal dari interaksi antara seseorang dengan sesamanya. Dan terakhir adalah Makna tidak bersifat tetap namun dapat dirubah, perubahan terhadap makna dapat terjadi melalui proses penafsiran yang dilakukan orang ketika menjumpai sesuatu. Proses tersebut disebut juga dengan interpretative process.

2

Karp dan Yoels menunjukkan beberapa hal yang dapat menjadi sumber informasi bagi dimulainya komunikasi atau interaksi sosial. Sumber Informasi tersebut dapat terbagi dua, yaitu Ciri Fisik dan Penampilan. Ciri Fisik, adalah segala sesuatu yang dimiliki seorang individu sejak lahir yang meliputi jenis kelamin, usia, dan ras. Penampilan di sini dapat meliputi daya tarik fisik, bentuk tubuh, penampilan berbusana, dan wacana. Interaksi sosial memiliki aturan, dan aturan itu dapat dilihat melalui dimensi ruang dan dimensi waktu dari Robert T Hall dan Definisi Situasi dari W.I. Thomas. Hall membagi ruangan dalam interaksi sosial menjadi 4 batasan jarak, yaitu jarak intim, jarak pribadi, jarak sosial, dan jarak publik. Selain aturan mengenai ruang Hall juga menjelaskan aturan mengenai Waktu. Pada dimensi waktu ini terlihat adanya batasan toleransi waktu yang dapat mempengaruhi bentuk interaksi. Aturan yang terakhir adalah dimensi situasi yang dikemukakan oleh W.I. Thomas. Definisi situasi merupakan penafsiran seseorang sebelum memberikan reaksi. Definisi situasi ini dibuat oleh individu dan masyarakat. Interaksi Sosial adalah suatu proses hubungan timbal balik yang dilakukan oleh individu dengan individu, antara indivu dengan kelompok, antara kelompok dengan individu, antara kelompok dengan dengan kelompok dalam kehidupan social. Dalam kamus Bahasa Indonesia Interaksi didefinisikan sebagai hal saling melakukan akasi, berhubungan atau saling mempengaruhi. Dengan demikian interaksi adalah hubungan timbal balik (sosial) berupa aksi salaing mempengaruhi antara individu dengan individu, antara individu dankelompok dan antara kelompok dengan dengan kelompok. Gillin mengartikan bahwa interaksi sosial sebagai hubunganhubungan sosial dimana yang menyangkut hubungan antarandividu, individu dan kelompok antau antar kelompok.

3

Ciri-ciri sebuah interaksi sosial adalah sebagai berikut. 1. Pelakunya lebih dari satu orang. 2. Adanya komunikasi antarpelaku melalui kontak sosial. 3. Mempunyai maksud dan tujuan, terlepas dari sama atau tidaknya tujuan tersebut dengan yang diperkirakan pelaku. 4. Ada dimensi waktu yang akan menentukan sikap aksi yang sedang berlangsung.

2.1.2 Syarat Terjadinya Interaksi Sosial Syarat terjadinya interaksi sosial adalah adanya kontak sosial (social contact) dan komunikasi. Kontak sosial berasal dari kata con atau cun yang artinya bersama-sama, dan tango yang artinya menyentuh. Namun, kontak sosial tidak hanya secara harfiah bersentuhan badan, tetapi bisa lewat bicara, melalui telepon, telegram, surat, radio, dan sebagainya. Kontak dapat bersifat primer atau sekunder. Kontak primer terjadi apabila ada kontak langsung dengan cara berbicara, jabat tangan, tersenyum, dan sebagainya. Kontak sekunder terjadi dengan perantara. Kontak sekunder langsung, misalnya melalui telepon, radio, TV, dan sebagainya. Kontak sosial dapat terjadi dalam tiga bentuk, yaitu 1. Kontak antarindividu, misalnya seorang siswa baru mempelajari tata tertib dan budaya sekolah. 2. Kontak antarindividu dengan suatu kelompok, misalnya seorang guru mengajar di suatu kelas tentang suatu pokok bahasan. 3. Kontak antarkelompok dengan kelompok lain, misalnya class meeting antarkelas. Komunikasi adalah proses memberikan tafsiran pada perilaku orang lain yang berwujud pembicaraan, gerak-gerik badaniah atau sikap, atau perasaan-perasaan apa yang ingin disampaikan orang tersebut. Dengan tafsiran pada orang lain, seseorang memberi reaksi berupa tindakan

4

terhadap maksud orang lain tersebut. Misalnya, jika Anda melambaikan tangan di pinggir jalan atau halte bus maka salah satu bus yang lewat pasti akan berhenti. Jadi, komunikasi merupakan proses saling memberi penafsiran terhadap tindakan atau perilaku orang lain. Syarat terjadinya interaksi adalah : 1. Adanya kontak sosial Kata kontak dalam bahasa inggrisnya “contack”, dari bahasa lain “con” atau “cum” yang artinya bersama-sama dan “tangere” yang artinya menyentuh . Jadi kontak berarti sama-sama menyentuh.Kontak social ini tidak selalu melalui interaksi atau hubungan fisik, karena orang dapat melakuan kontak social tidak dengan menyentuh, misalnya menggunakan HP, telepon dsb. Kontak sosial memiliki memiliki sifat-sifat sebagai berikut : a.

Kontak sosial bisa bersifat positif dan bisa negative. Kalau kontak social mengarah pada kerjasama berarti positif, kalau mengarah pada suatu pertentangan atau konflik berarti negative.

b.

Kontak social dapat bersifat primer dan bersifat skunder. Kontak social primer terjadi

apa bila peserta interaksi

bertemu muka secara langsung. Misanya kontak antara guru dengan murid dsb. Kalau kontak skunder terjadi apabila interaksi berlangsung melalui perantara. Missal percakapan melalui telepon, HP dsb.

2. Komunikasi Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi dari satu pihak kepihak yang lain dalam rangka mencapai tujuan bersama. Ada lima unsur pokok dalam komunikasi yaitu : a) Komunikator yaitu orang yang menyampaikan informasi atau pesan atau perasaan atau pemikiran pada pihak lain.

5

b) Komunikan yaitu orang atau sekelompok orang yang dikirimi pesan, pikiran, informasi. c) Pesan yaitu sesuatu yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan. d) Media yaitu alat untuk menyampaiakn pesan. e) Efek/feed back yaitu tanggapan atau perubahan yang diharapkan terjadi

pada

komunikan

setelah

mendapat

pesan

dari

komunikator.

Ada tiga tahapan penting dalam komunikasi: a) Encoding Pada tahap ini gagssaan atau program yang akan dikomunikasikan diwujudkan dalam kalimat atau gambar. dalam tahap ini komunikator harus memilih kata atau istilah, kalimat dan

gambar

yang

mudah

dipahami

oleh

komunikan.

Komunikator harus menghindari penggunaan kode-kode yang membingungkan komunikan.

b) Penyampaian Pada tahap ini istilah atau gagasan yang telah diwujudkan dalam bentuk kalimat dan gambar disampaiakan . Penyampaian dapat berupa lisan dan dapat berupa tulisan atau gabungan dari duanya. c) Decoding Pada tahap ini dilakukan proses mencerna fdan memahami kalimat serta gambar yang diterima menuruy pengalaman yang dimiliki. Berlangsungnya interaksi sosial didasarkan atas pelbagai faktor, antara lain faktor imitasi, sugesti, identifikasi, simpati, motivasi, dan empati. Imitasi adalah proses atau tindakan seseorang untuk meniru orang lain baik sikap, perbuatan, penampilan, dan gaya hidup. Sugesti adalah rangsangan, pengaruh, atau stimulus yang diberikan individu

6

terhadap individu lain sehingga orang yang diberi sugesti itu melaksanakan apa yang disugestikan tanpa sikap kritis dan rasional. Identifikasi adalah upaya yang dilakukan individu untuk menjadi sama (identik) dengan individu yang ditirunya. Proses identifikasi erat kaitannya dengan imitasi. Simpati adalah proses kejiwaan seorang individu yang merasa tertarik dengan individu atau kelompok karena sikap, penampilan, atau perbuatannya. Motivasi merupakan dorongan, rangsangan, pengaruh, atau stimulasi yang diberikan individu kepada individu lain sehingga orang yang diberi motivasi melaksanakannya secara kritis, rasional, dan tanggung jawab. Empati adalah proses kejiwaan seorang individu untuk larut dalam perasaan orang lain baik suka maupun duka. Faktor-faktor yang mendasari berlangsungnya interaksi sosial yaitu : 1) Imitasi Imitasi yaitu tindakan meniru orang lain. Faktor imitasi mempunyai peranan sangat penting dalam proses interaksi sosial. Salah satu segi positifnya adalah bahwa imitasi dapat membawa seseorang untuk mematuhi kaidah – kaidah yang berlaku. Faktor ini telah diuraikan oleh Gabriel Tarde yang beranggapan bahwa seluruh kehidupan sosial itu sebenarnya berdasarkan pada faktor imitasi saja. 2) Sugesti Sugesti

ini

berlangsung

apabila

seseorang

memberikan

pandangan atau sikap yang dianutnya, lalu diterima oleh orang lain. Biasanya sugesti muncul ketika sipenerima sedang dalam kondisi yang tidak netral sehingga tidak dapat bewrfikir rasional. 3) Biasanya sugesti berasal dari orang-orang sebagai berikut:  orang yang berwibawa, karismatik dan punya pengaruh terhadap yang disugesti, misalnya orang tua, ulama, dsb.  Orang yang memiliki kedudukan lebih tinggi dari pada yang disugesti.  Kelompok mayoritas terhadap minoritas.

7

 Reklame atau iklan media masa. 4) Identifikasi

yaitu

merupakan

kecenderungan

atau

keinginan

seseorang untuk menjadi sama dengan pihak lain (meniru secara keseluruhan). 5) Simpati yaitu merupakan suatu proses dimana seorang merasa tertarik kepada pihak lain. Melalui proses simpati orang merasa dirinya seolah-olah dirinya berasa dalam keadaan orang lain. 6) Empati yaitu merupakan simpati yang menfdalam yang dapat mempengaruhi kejiwaan dan fisik seseorang.

2.1.3 Bentuk – bentuk Interaksi Sosial Seperti telah dikemukakan di atas, bentuk-bentuk interaksi sosial adalah akomodasi, kerja sama, persaingan, dan pertikaian. Secara luas, dapat dikatakan ada interaksi sosial yang bersifat positif, yaitu mengarah pada kerja sama antarindividu atau antarkelompok. Interaksi sosial yang dimaksud adalah interaksi sosial yang bersifat asosiatif. Ada pula interaksi sosial yang mengarah pada bentuk-bentuk pertikaian atau konflik. Interaksi sosial dimaksud disebut dengan interaksi sosial yang bersifat disasosiatif. Interaksi sosial yang bersifat asosiatif, seperti kerja sama, akomodasi, asimilasi, dan akulturasi. Interaksi sosial yang bersifat disasosiatif mencakup persaingan, kontroversi, dan permusuhan. Dengan demikian, dinamika interaksi sosial yang terjadi dalam kehidupan sosial dapat beragam. Dilihat dari jenisnya ada interaksi antarindividu, interaksi individu dengan kelompok, dan interaksi antarkelompok. Dilihat dari faktor penyebabnya, ada interaksi yang disebabkan oleh faktor imitasi, sugesti, identifikasi, simpati, motivasi, dan empati. Ada interaksi yang berbentuk kerja sama dan ada interaksi yang berbentuk pertentangan. Sedangkan jika dilihat dari sifat interaksinya, ada interaksi yang asosiatif dan interaksi yang disasosiatif. Interaksi sosial merupakan kunci dari semua kehidupan sosial, karena tanpa interaksi sosial tidak mungkin ada kehidupan bersama.

8

Manusia sebagai makhluk sosial pastilah melakukan interaksi sosial dalam kerangka hidup bersama itu. Untuk tahapan proses-proses asosiatif dan disosiatif Mark L. Knapp menjelaskan tahapan interaksi sosial untuk mendekatkan dan untuk merenggangkan. Tahapan untuk mendekatkan meliputi tahapan memulai (initiating), menjajaki (experimenting), meningkatkan (intensifying), menyatupadukan (integrating) dan mempertalikan (bonding). Sedangkan tahapan

untuk

merenggangkan

meliputi

membeda-bedakan

(differentiating), membatasi (circumscribing), memacetkan (stagnating), menghindari (avoiding), dan memutuskan (terminating). Gillin dan Gillin mengadakan penggolongan yang lebih luas. Menurut mereka, ada dua macam proses sosial yang timbul sebagai akibat adanya interaksi sosial:

A. Proses Asosiatif a. Kerja Sama (Cooperation) Suatu usaha bersama antara orang perorangan atau kelompok manusia untuk mencapai suatu atau beberapa tujuan bersama. Bentuk kerja sama tersebut berkembang apabila orang dapat digerakan untuk mencapai suatu tujuan bersama dan harus ada kesadaran bahwa tujuan tersebut di kemudian hari mempunyai manfaat bagi semua. Juga harus ada iklim yang menyenangkan dalam pembagian kerja serta balas jasa yang akan diterima. Dalam perkembangan selanjutnya, keahliankeahlian tertentu diperlukan bagi mereka yang bekerja sama supaya rencana kerja samanya dapat terlaksana dengan baik. Kerja sama timbul karena orientasi orang-perorangan terhadap kelompoknya (yaitu in-group-nya) dan kelompok lainya (yang merupakan out-group-nya). Kerja sama akan bertambah kuat jika ada hal-hal yang menyinggung anggota/perorangan lainnya. Fungsi Kerjasama digambarkan oleh Charles H.Cooley ”kerjasama timbul

apabila

orang

menyadari

bahwa

mereka

mempunyai

kepentingan-kepentingan yang sama dan pada saat yang bersamaan

9

mempunyai cukup pengetahuan dan pengendalian terhadap diri sendiri untuk memenuhi kepentingan-kepentingan tersebut; kesadaran akan adanya kepentingan-kepentingan yang sama dan adanya organisasi merupakan fakta-fakta penting dalam kerjasama yang berguna” Dalam teori-teori sosiologi dapat dijumpai beberapa bentuk kerjasama yang biasa diberi nama kerja sama (cooperation). Kerjasama tersebut lebih lanjut dibedakan lagi dengan:  Kerjasama Spontan (Spontaneous Cooperation) : Kerjasama yang sertamerta  Kerjasama Langsung (Directed Cooperation) : Kerjasama yang merupakan hasil perintah atasan atau penguasa  Kerjasama Kontrak (Contractual Cooperation) : Kerjasama atas dasar tertentu  Kerjasama Tradisional (Traditional Cooperation) : Kerjasama sebagai bagian atau unsur dari sistem sosial. Macam – macam bentuk kerjasama:  Bargaining, yaitu pelaksana perjanjian mengenai pertukaran barang-barang dan jasa-jasa antara 2 organisasi atau lebih.  Kooptasi (cooptation), yakni suatu proses penerimaan unsur-unsur baru dalam kepemimpinan atau pelaksanaan politik dalam suatu organisasi sebagai salah satu cara untuk menghindari terjadinya kegoncangan dalam stabilitas organisasi yang bersangkutan.  Koalisi (coalition), yakni kombinasi antara dua organisasi atau lebih yang mempunyai tujuan-tujuan yang sama. Koalisi dapat menghasilkan keadaan yang tidak stabil untuk sementara waktu karena dua organisasi atau lebih tersebut kemungkinan mempunyai struktut yang tidak sama antara satu dengan lainnya. Akan tetapi, karena maksud utama adalah untuk mencapat satu atau beberapa tujuan bersama, maka sifatnnya adalah kooperatif.

10

b. Akomodasi (Accomodation) Istilah Akomodasi dipergunakan dalam dua arti: menujuk pada suatu keadaan dan untuk menujuk pada suatu proses. Akomodasi menunjuk pada keadaan, adanya suatu keseimbangan dalam interaksi antara orang-perorangan atau kelompok-kelompok manusia dalam kaitannya dengan norma-norma sosial dan nilai-nilai sosial yang berlaku dalam masyarakat. Sebagai suatu proses akomodasi menunjuk pada usaha-usaha manusia untuk meredakan suatu pertentangan yaitu usaha-usaha manusia untuk mencapai kestabilan. Menurut Gillin dan Gillin, akomodasi adalah suatu perngertian yang digunakan oleh para sosiolog untuk menggambarkan suatu proses dalam hubungan-hubungan sosial yang sama artinya dengan adaptasi dalam biologi. Maksudnya, sebagai suatu proses dimana orang atau kelompok manusia yang mulanya saling bertentangan, mengadakan penyesuaian diri untuk mengatasi ketegangan-ketegangan. Akomodasi merupakan suatu cara untuk menyelesaikan pertentangan tanpa menghancurkan pihak lawan sehingga lawan tidak kehilangan kepribadiannya. Tujuan Akomodasi dapat berbeda-beda sesuai dengan situasi yang dihadapinya, yaitu: 

Untuk mengurangi pertentangan antara orang atau kelompok manusia sebagai akibat perbedaan paham



Mencegah meledaknya suatu pertentangan untuk sementara waktu atau secara temporer



Memungkinkan terjadinya kerjasama antara kelompok sosial yang hidupnya terpisah akibat faktor-faktor sosial psikologis dan kebudayaan, seperti yang dijumpai pada masyarakat yang mengenal sistem berkasta.



mengusahakan peleburan antara kelompok sosial yang terpisah.

11

Bentuk-bentuk Akomodasi: 

Corecion, suatu bentuk akomodasi yang prosesnya dilaksanakan karena adanya paksaan



Compromise, bentuk akomodasi dimana pihak-pihak yang terlibat saling mengurangi tuntutannya agar tercapai suatu penyelesaian terhadap perselisihan yang ada.



Arbitration, Suatu cara untuk mencapai compromise apabila pihak-pihak yang berhadapan tidak sanggup mencapainya sendiri



Conciliation, suatu usaha untuk mempertemukan keinginankeinginan dari pihak-pihak yang berselisih demi tercapainya suatu persetujuan bersama.



Toleration, merupakan bentuk akomodasi tanpa persetujuan yang formal bentuknya.



Stalemate,

suatu

akomodasi

dimana

pihak-pihak

yang

bertentangan karena mempunyai kekuatan yang seimbang berhenti

pada

satu

titik

tertentu

dalam

melakukan

pertentangannya. 

Adjudication, Penyelesaian perkara atau sengketa di pengadilan

c. Asimilasi (Assimilation) Asimilasi merupakan proses sosial dalam taraf lanjut. Ia ditandai dengan adanya usaha-usaha mengurangi perbedaan-perbedaan yang terdapat antara orang-perorangan atau kelompok-kelompok manusia dan juga meliputi usaha-usaha untuk mempertinggi kesatuan tindak, sikap, dan proses-proses mental dengan memerhatikan kepentingan dan tujuan bersama. Proses Asimilasi timbul bila ada : Kelompok-kelompok manusia yang berbeda kebudayaannya orang-perorangan sebagai warga kelompok tadi saling bergaul secara langsung dan intensif untuk waktu yang lama sehingga kebudayaan-kebudayaan

dari

kelompok-kelompok

manusia

tersebut masing-masing berubah dan saling menyesuaikan diri

12

Beberapa bentuk interaksi sosial yang memberi arah ke suatu proses asimilasi (interaksi yang asimilatif) bila memilii syaratsyarat berikut ini: Interaksi sosial tersebut bersifat suatu pendekatan terhadap pihak lain, dimana pihak yang lain tadi juga berlaku sama interaksi sosial tersebut tidak mengalami halangan-halangan atau pembatasan-pembatasan. Interaksi sosial tersebut bersifat langsung dan primer. Frekuaensi interaksi sosial tinggi dan tetap, serta ada keseimbangan antara pola-pola tersebut. Artinya, stimulan dan tanggapan-tanggapan dari pihak-pihak yang mengadakan asimilasi harus sering dilakukan dan suatu keseimbangan tertentu harus dicapai dan dikembangankan. Faktor-faktor yang dapat mempermudah terjadinya suatu asimilasi adalah toleransi. Terisolasinya kehidupan suatu golongan tertentu dalam masyarakat kurangnya pengetahuan mengenai kebudayaan yang dihadapi dan sehubungan dengan itu seringkali menimbulkan faktor perasaan takut terhadap kekuatan suatu kebudayaan yang dihadapi, perasaan bahwa suatu kebudayaan golongan atau kelompok tertentu lebih tinggi daripada kebudayaan golongan atau kelompok lainnya. Dalam batas-batas tertentu, perbedaan warna kulit atau perbedaan ciri-ciri badaniah dapat pula menjadi salah satu penghalang terjadinya asimilasi In-Group-Feeling yang kuat menjadi penghalang berlangsungnya asimilasi. In Group Feeling berarti adanya suatu perasaan yang kuat sekali bahwa individu terikat

pada

kelompok

dan

kebudayaan

kelompok

yang

bersangkutan. Gangguan dari golongan yang berkuasa terhadap minoritas lain apabila golongan minoritas lain mengalami gangguan-gangguan dari golongan yang berkuasa faktor perbedaan kepentingan yang kemudian ditambah dengan pertentangan-pertentangan pribadi.

13

Asimilasi

menyebabkan

perubahan-perubahan

dalam

hubungan sosial dan dalam pola adat istiadat serta interaksi sosial. Proses

yang disebut

terakhir biasa dinamakan akulturasi.

Perubahan-perubahan dalam pola adat istiadat dan interaksi sosial kadangkala tidak terlalu penting dan menonjol.

B. Proses Disosiatif Proses disosiatif sering disebut sebagai oppositional proccesses, yang persis halnya dengan kerjasama, dapat ditemukan pada setiap masyarakat, walaupun bentuk dan arahnya ditentukan oleh kebudayaan dan sistem sosial masyarakat bersangkutan. Oposisi dapat diartikan sebagai cara berjuang melawan seseorang atau sekelompok manusia untuk mencapai tujuan tertentu. Pola-pola oposisi tersebut dinamakan juga sebagai perjuangan untuk tetap hidup (struggle for existence). Untuk kepentingan analisis ilmu pengetahan, oposisi proses-proses yang disosiatif dibedkan dalam tiga bentuk, yaitu: a. Persaingan (Competition) Persaingan atau competition dapat diartikan sebagai suatu proses sosial dimana individu atau kelompok manusia yang bersaing mencari keuntungan melalui bidang-bidang kehidupan yang pada suatu masa tertentu menjadi pusat perhatian umum (baik perseorangan maupun kelompok manusia) dengan cara menarik perhatian publik atau dengan mempertajam prasangka yang telah ada tanpa

mempergunakan

ancaman

atau

kekerasan.

Persaingan

mempunya dua tipe umum: 

Bersifat Pribadi: Individu, perorangan, bersaing dalam memperoleh kedudukan. Tipe ini dinamakan rivalry.



Bersifat Tidak Pribadi: Misalnya terjadi antara dua perusahaan besar yang bersaing untuk mendapatkan monopoli di suatu wilayah tertentu.

Bentuk-bentuk persaingan:

14



Persaingan ekonomi: timbul karena terbatasnya persediaan dibandingkan dengan jumlah konsumen



Persaingan kebudayaan: dapat menyangkut persaingan bidang keagamaan, pendidikan, dst.



Persaingan kedudukan dan peranan: di dalam diri seseorang maupun di dalam kelompok terdapat keinginan untuk diakui sebagai orang atau kelompok yang mempunyai kedudukan serta peranan terpandang.



Persaingan ras: merupakan persaingan di bidang kebudayaan. Hal ini disebabkan krn ciri-ciri badaniyah terlihat dibanding unsur-unsur kebudayaan lainnya.

Persaingan dalam batas-batas tertentu dapat mempunyai beberapa fungsi : 

Sebagai jalan dimana keinginan, kepentingan serta nilai-nilai yang pada suatu masa medapat pusat perhatian, tersalurkan dengan baik oleh mereka yang bersaing.



Sebagai alat untuk mengadakan seleksi atas dasar seks dan sosial. Persaingan berfungsi untuk mendudukan individu pada kedudukan serta peranan yang sesuai dengan kemampuannya.



Sebagai

alat

menyaring

para

warga

golongan

karya

(”fungsional”)

b. Kontraversi (Contravetion) Kontravensi pada hakikatnya merupakan suatu bentuk proses sosial yang berada antara persaingan dan pertentangan atau pertikaian. Bentuk kontraversi menurut Leo von Wiese dan Howard Becker ada 5: yang umum meliputi perbuatan seperti penolakan, keenganan, perlawanan, perbuatan menghalang-halangi, protes, gangguang-gangguan,

kekerasan,

pengacauan

rencana,

yang

sederhana seperti menyangkal pernyataan orang lain di muka umum, memaki-maki melalui surat selebaran, mencerca, memfitnah,

15

melemparkan beban pembuktian pada pihak lain, dst. yang intensif, penghasutan, menyebarkan desas desus yang mengecewakan pihak lain, yang rahasia, mengumumkan rahasian orang, berkhianat. yang taktis, mengejutkan lawan, mengganggu dan membingungkan pihak lain. Contoh lain adalah memaksa pihak lain menyesuaikan diri dengan kekerasan, provokasi, intimidasi, dst. Menurut Leo von Wiese dan Howard Becker ada 3 tipe umum kontravensi: i. Kontraversi generasi masyarakat : lazim terjadi terutama pada zaman yang sudah mengalami perubahan yang sangat cepat ii. Kontraversi seks : menyangkut hubungan suami dengan istri dalam keluarga. iii. Kontraversi Parlementer : hubungan antara golongan mayoritas dengan golongan minoritas dalam masyarakat.baik yang menyangkut hubungan mereka di dalam lembaga legislatif, keagamaan, pendidikan, dst.

Tipe Kontravensi : Kontravensi antarmasyarakat setempat, mempunyai dua bentuk : i.

Kontavensi

antarmasyarakat

setempat

yang

berlainan

(intracommunity struggle) ii.

Kontravensi antar golongan-golongan dalam satu masyarakat setempat (intercommunity struggle)

c. Pertentangan (Pertikaian atau conflict) Pribadi maupun kelompok menydari adanya perbedaanperbedaan misalnya dalam ciri-ciri badaniyah, emosi, unsur-unsur kebudayaan, pola-pola perilaku, dan seterusnya dengan pihak lain. Ciri tersebut dapat mempertajam perbedaan yang ada hingga menjadi suatu pertentangan atau pertikaian. Sebab musabab pertentangan adalah :

16

1) Perbedaan antara individu. 2) Perbedaan kebudayaan. 3) Perbedaan kepentingan.

Pertentangan dapat pula menjadi sarana untuk mencapai keseimbangan

antara

kekuatan-kekuatan

dalam

masyarakat.

Timbulnya pertentangan merupakan pertanda bahwa akomodasi yang sebelumnya telah tercapai. Pertentangan mempunyai beberapa bentuk khusus: 1. Pertentangan pribadi 2. Pertentangan Rasial : dalam hal ini para pihak akan menyadari betapa adanya perbedaan antara mereka yang menimbulkan pertentangan 3. Pertentangan antara kelas-kelas sosial : disebabkan karena adanya perbedaan kepentingan 4. Pertentangan politik : menyangkut baik antara golongangolongan dalam satu masyarakat, maupun antara negara-negara yang berdaulat 5. Pertentangan

yang

bersifat

internasional

:

disebabkan

perbedaan-perbedaan kepentingan yang kemudian merembes ke kedaulatan negara

Akibat-akibat bentuk pertentangan: 1. Tambahnya solidaritas in-group. Apabila pertentangan antara golongan-golongan terjadi dalam satu kelompok tertentu, akibatnya adalah sebaliknya, yaitu goyah dan retaknya persatuan kelompok tersebut. 2. Perubahan kepribadian para individu. 3. Hancurnya harta benda dan jatuhnya korban manusia. 4. Akomodasi, dominasi, dan takluknya salah satu pihak.

17

2.2 Dinamika Antara Kepentingan Individu dan Kepentingan Masyarakat Dilema antara kepentingan individu dan kepentingan masyarakat adalah pada pernyataan yang dihadapi oleh setiap orang, yaitu kepentingan manakah yang harus saya utamakan? Kepentingan saya selaku

individu atau

kepentingan masyarakat tempat saya hidup bersama? Persoalan pengutamaan kepentingan apakah individu atau masyarakat ini munculkan dua pandangan yang saling bertolak belakang menjadi paham atau aliran bahkan ideologi yang dipegang suatu kelompok masyarakat.

Makna Individu, manusia sebagai makhluk individu. Makhluk individu berarti makhluk yang tidak dapat dibagi-bagi, tidak dapat dipisah-pisahkan antara jiwa dan raganya. Pendapat lain bahwa manusia sebagai makhluk individu, tidak hanya dalam arti makhluk keseluruhan jiwa raga, melainkan juga dalam arti bahwa tiap-tiap orang itu merupakan pribadi (individu) yang khas menurut corak kepribadiannya,

termasuk

kecakapan-kecakapan

serta

kelemahan-

kelemahannya. Sehubungan dengan itu, Fallport merumuskan kepribadian manusia sebagai makhluk individu adalah sebagai berikut: kepribadian adalah organisasi diamis dari sistem-sistem psycho-physic dalam individu yang turut menentukan cara-caranya yang unik (khas) dalam menyesuaikan dirinya dengan lingkungan (W.A. Gerungan, 1980:28) Makna masyarakat menurut R. Lintom: bahwa masyarakat adalah setiap kelompok manusia yang telah cukup lama hidup dan bekerjasama, sehingga mereka itu dapat mengorganisasikan dirinya dan berfikir tentang dirinya sebagai satu kesatuan social dengan batas-batas tertentu.

2.2.1 Pandangan Individualisme Individualisme berpangkal dari konsep dasar ontologis bahwa manusia pada hakikatnya adalah makhluk individu yang bebas. Paham ini memandang manusia sebagai makhluk pribadi yang utuh dan lengkap

18

terlepas dari manusia yang lain. Manusia sebagai individu adalah bebas, karena itu ia memiliki hak-hak yang tidak boleh dihalangi oleh siapapun. Apabila hak-hak itu dipenuhi maka kehidupan manusia akan terjamin dan bahagia. Masyarakat hanyalah kumpulan dari individu-individu. Jika individu-individu itu hidupnya bahagia dan sejahtera maka masyarakatpu akan sejahtera. Pandangan

individualisme

berpendapat

bahwa

kepentingan

individulah yang harus diutamakan. Kesejahteraan individu merupakan nilai kebaikan yang tertinggi yang harus diperjuangkan melalui persamaan dan kebebasan. Jadi, yang menjadi sentral individualisme adalah kebebasan seorang individu untuk merealisasikan dirinya. Paham individualiasme menghasilkan ideologi liberalisme. Paham ini bisa ini bisa disebut juga ideologi individualisme liberal. Liberalisme berasal dari kata liber artinya bebas atau merdeka. Liberalisme adalah suatu paham yang ditegakkannya kebebasan setiap individu serta memandang setiap individu berada pada posisi yang sedrajat dalam kemerdekaan dan hak-hak miliknya. Liberalisme memberi kebebasan manusia untuk beraktivitas dalam rangka pemenuhan kebutuhan hidup, baik dalam politik, ekonomi, dan sosial budaya. Bebarapa prinsip yang dikembangkan ideologi liberalisme adalah sebagai berikut: a. Penjamin hak milik perorangan. Menurut paham ini, pemilikan sepenuhnya berada pada pribadi dan tidak berlaku hak milik, berfungsi sosial. b. Mementingkan diri sendiri atau kepentingan individu

yang

bersangkutan. Prinsip ini juga mengandung oengertain membiarkan setiap orang untuk melakukan berbagai aktivitas untuk kepentingan sendiri. Pemenuhan akan kepentingan sendiri-sendiri diyakini akan membawa kemakmuran bersama. c. Pemberian kebebasan penuh pada individu. Individu adalah primer, sedangkan masyarakat adalah sekunder. Bila individu mendapat

19

kebebasan dan kepuasan maka masyarakat

akan mendapat

kemakmuran. d. Persaingan bebas untuk mencapai kepentingan masing-masing.

Liberalisme dalam bidang politik menghasilkan demokrasi politik, kebebasan berbicara, berpendapat, brserikat, dan perlunya jaminan hak asasi manusia. Liberalisme dalam bidang ekonomi menghasilkan kapitalisme dan pasar bebas. Sedangkan dalam bidang sosial budaya adalah kebebasan individu untuk mengekprisikan sikap, perilaku, seni, dan budayanya. Kebebasan dalam rangka pemenuhan kebutuhan diri bisa menimbulkan persaingan dan dinamika kebebasan antar individu. Menurut paham liberalisme, kebebasan antar individu tersebut bisa diatur melaui penerapan hukum. Jadi, negara yang menjamin keadilan dan kepastian hukum mutlak diperlukan dalam rangka mengelola kebebasan agar tetap menciptkan tertibnya penyelenggaraan hidup bersama.

2.2.2 Pandangan Sosialisme Pandangan ini menyatakan bahwa kepentingan masyarakatlah yang diutamakan . Masyarakat tidak sekedar kumpulan dari individu. Masyarakat merupakan entitas yang besar dan berdiri sendiri dimana individu-individu itu berada. Individu dan kepribadiannya dianggap sebagai alat dan mesin raksasa masyarakat. Kedudukan individu hanyalah objek dari masyarakat. Menurut pandangan sosialis, hak-hak individu sebagai hak dasar hillang. Hak-hak individu timbul karena keanggotaannya dalam suatu komunitas atau kelompok. Indivudu terkait pada komitmen suatu kelompok. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa pandangan sosialisme bertolak belakang dengan pandangan sosialisme. Sosialisme mementingkan masyarakat secara keseluruhan. Bahwa kepentingan masyarakat yang utama, bukan kepentingan individu. Sosialisme adalah paham yang mengharapkan terbentuknya masyarakat

20

yang adil, selaras,bebas dan sejahtera bebas dari penguasaan individu atas hak milik dan alat- alat produksi. Dalam sejarahnya, sosialisme muncul sebagai reaksi atas paham individualis liberalisme. Kebebasan individu yang diyakini dapat memaksimalkan pemenuhan kesejahteraan ternyata banyak menimbulkan ketidak adailan antar induvidu itu sendiri. Individu yang memiliki kemampuan bisa sejahtera, tetapi individu yang tidak mampu akan tetap miskin dan semakin tersisih. Dengan demikian, dalam masyarakat timbul ketidak adilan dan kesenjangan. Kelompok masyarakat seperti anakanak, wanita, buruh, para pekerja hanya dieksploitasi oleh orang- orang yang mampu, terutama yang menguasai hak milik dan alat produksi dalam suatu masyarakat. Sosialisme muncul dengan maksud kepentingan masyarakat secara keseluruhan terutama yang tersisih oleh sistem liberalisme, mendapat keadilan, kebebasab, dan kesejahteraan. Untuk meraih hal tersebut, sosialisme berpandangan bahwa hak-hak individu harus diletakkan dalam kerangka kepentingan msyarakat yang lebih luas. Masyarakat yang lebih penting dari individu. Dalam sosilisme yang radikal/ekstrem cara untuk meraih hal itu adalah dengan menghilang hak pemilikan dan penguasaan alat alat produksi oleh perorangan. Paham individualisme liberal dan sosilisme sama-sama tumbuh di Eropa Barat pada abad ke 18-19. Individualisme dipelopori oleh para tokoh, antara lain Jeremy Betham, John Stuart Mill, Thomas Hobbers, John Lucke, Rousseau, dan Montesquieu. Sedangkan pemikiran sosialis ditokohi oleh Robert Owen dari Inggris (1771-1858), Lousi Blanc, dan Proudhon. Ideologi marxisme termasuk dalam varian sosialisme. Ajaran marxsisme di peloporin oleh karl marx (1818-1883). Paham individualisme liberal dan sosialisme saling bertolak belakang dalam memandang hakikat manusia. Dalam Deklaration of Independence Amerika Serikat 1776, orientesinya lebih ditekankan pada hakikat manusia sebagai makhluk individu yang bebas merdeka, tidak seorang berhak mencapuri urusan pribadinya. Manusia adalah pribadi

21

yang memiliki harkat dan martabat yang luhur. Sedangkan dalam Manifesto Komunisme Karl Marx dan Engels, orientasinya sangat menekankan pada hakikat manusia sebagai makhluk sosial semata. Menurut paham ini, manusia sebagai makhluk pribadi tidak dihargai, pribadi dikorbankan untuk kepentingan negara. Jika kita simak lebih lanjut, kedua pandangan di atas mengidap kelemahannya masing-masing. Kebebasan perseorangan merupakan inti dari ajaran individualaisme liberal

dalm

pelaksanaannya justru

mengingkari asas ajarannya sendiri, yaitu persamaan. Individualisme liberal dapat minimbulkan ketidak adilan, berbagai bentuk tindakan tidak manusiawi, imperalisme, dan kolonialisme baik dalam bentuk lama maupun baru. Persaingan bebas dan menimbulkan kesenjangan antara orang kaya dan orang miskin. Liberalisme mungkin membawa manfaat dikehidupan politik, tetapi tidak dalam laoangan ekonomi dan sosial. Sosialisme dalam bentuk tang ekstrem (marxisme/komunisme), tidak menghargai manusia sebagai pribadi sehingga bisa merendahkan sisi kemanusiaan. Dalam negara komunis, mungkin terjadi kemakmuran msyarakat, tetapi kepuasan rohani manusia belum tentu terjamin. Negara komunis mudah menjadi negara otoriter yang memasung hak-hak dasar manusia maupun warga negara. Dalam negara Indonesia yang berfalsafah Pancasila, hakikat manusia dipandang memiliki sifat pribadi sekaligus sosial secara seimbang. Menurut pandangan filsafat Pamcasila, manusia adalah makhluk individu sekaligus makhluk sosial. Hal ini tidak sekadar menggabungkan dua pandangan (individualisme dan sosialisme) di atas, tetapi secara hakikat bahwa kedudukan manusia sebagai makhluk individu sekaligus makhluk sosial. Sekali lagi, manusia bukanlah makhluk individu dan sosial. Frans Magnis Suseno (2001), menyatakan bahwa manusia adalah individu yang secara hakiki bersifat sosial dan sebagai individu manusia bermasyarakat. Bung Karno menerangkan tentang seimbangnya dua sifat tersebut dengan ungkapan “Internasionalisme tidak dapat hidup subur kalau tidak berakar dalam buminya nasionalisme. Nasionalisme tidak hidup subur

22

kalau tidak hidup dalam taman sarinya internasionalisme,” (Risalah Sidang BPUPKI-PPKI, 1998). Paduan harmoni antara individu dan sosial dalam diri bangsa Indonesia diungkapkan dalam sila kedua dan ketiga Pancasila. Sila kedua mengungkapkan penghargaan masnusia sebagai makhluk yang memiliki harkat dan martabat luhur, karena itu harus dihargai dan dijunjung tinggi. Konkritisasi atas hal tersebut adalah adanya jaminan atas hak asasi manusia dan hak-hak warga negara. Sila ketiga mengungkapkan kehidupan berbangsa dan bernegara Indonesia yang perlu untuk diperjuangkan dan dilestarikan. Bangsa Indonesia memiliki prinsip menempatkan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan. Namun, demi kepentingan bersama tidak dengan mengorbankan hak-hak dasar setiap warga negara.

2.2.3 Problematika, Solusi Pencegahan, Solusi Mengatasi A. Problematika Dilema antara kepentingan individu dan kepentingan masyarakat adalah pada yang dihadapi oleh setiap orang, yaitu kepentingan manakah yang harus saya utamakan? Kepentingan saya selaku individu atau kepentingan masyarakat tempat saya hidup bersama? Persoalan

pengutamaan

kepentingan

apakah

individu

atau

masyarakat ini memunculkan dua pandangan yang saling bertolak belakang,

yakni

pandangan

sosialisme

dengan

pandangan

individualisme. Kedua pandangan ini justru berkembang menjadi paham atau aliran bahkan ideologi yang dipegang oleh suatu kelompok masyarakat. Apabila kita sebagai manusia salah memilih kepentingan mana yang harus didahulukan, tentunya akan sangat merugikan bagi diri sendiri maupun orang lain. Hal itu tentunya sangat lumrah karena manusia memiliki perasaan peka terhadap suatu situasi. Tetapi,

kebanyakan

manusia

lebih

sering

mengutamakan

kepentingan individu daripada kepentingan masyarakat. Padahal manusia adalah mahkluk sosial yang dimana hendaknya lebih

23

memilih kepentingan

bersama ketimbang

kepentingan

pribadi. Boleh kita menomor satukan kepentingan individu tapi jangan sampai kepentingan tersebut mengganggu kepentingan orang lain. B. Solusi Pencegahan Solusi pencegahan ini bisa dilakukan agar kita tidak merasakan dilema yang cukup membuat kitaserba salah untuk memilih antara kepentingan individukah atau kepentingan masyarakatkah yangharus kita dahulukan. Tetapi kita juga harus ingat bahwa kita sebagai mahkluk sosial. Kita tidak bisahidup tanpa bantuan orang lain. Solusinya adalah sebagai berikut: 1) Bersikap bijaksana dan adil. 2) Menentukan kepentingan sesuai dengan situasi dan kondisi yang dialami. 3) Memahami dan menerapkan konsep Pancasila di kehidupan sehari-hari.

C. Solusi Mengatasi Solusi mengatasi ini bisa kita lakukan pada saat kita sudah atau sedang merasakn dilema antaramemilih kepentingan individu atau kepentingan masyarakat. Solusinya adalah sebagai berikut: 1) Menenangkan pikiran dan mempelajari hal apa yang didilemakan. 2) Harus mementingkan kepentingan yang lebih mendesak. 3) Menyesuaikan kemampuan yang dimiliki D. Contoh Masalah Sebagai upaya untuk menormalisasikan sungai yang ada di Jakarta agar tidak terjadi banjir yang telah biasa terjadi, maka Gubernur dan pemerintah daerah DKI Jakarta melakukan pembebasan lahan di tepian sungai Jakarta yang sudah lama ditinggali oleh para penduduk urban dan pinggiran. Pemerintah mengganti rumah kumuh mereka dengan rusun yang telah disediakan. Namun, sejumlah warga menolak dengan berbagai alasan. Manakah yang harus diutamakan? Kepentingan pribadi

24

(warga yang menolak pindah) atau kepentingan umum untuk pencegahan banjir? Warga seharusnya berfikir tentang kepentingan orang banyak, terutama Jakarta adalah pusat pemerintahan negara. Lagipula, mereka sudah disediakan tempat tinggal lain sebagai gantinya. Mereka harus lebih sadar dan tidak bersikap egois terhadap kepentingan sendiri, apalagi sungai menjadi kotor karena mereka juga

25

BAB III

PENUTUP 3.1 Kesimpulan Interaksi sosial merupakan hubungan sosial yang dinamis, yang menyangkut hubungan timbal balik antar individu, antar kelompok manusia, maupun antara orang dengan kelompok manusia. 

Kontak sosial bisa bersifat positif dan bisa negative, primer dan bersifat skunder.



Berlangsungnya interaksi sosial didasarkan atas beberapa faktor, antara lain faktor imitasi, sugesti, identifikasi, simpati, motivasi, dan empati.



Bentuk-bentuk interaksi sosial antara lain akomodasi, kerja sama, persaingan, dan pertikaian



Individualisme memandang manusia sebagai makhluk pribadi yang utuh dan lengkap terlepas dari manusia yang lain.



Liberalisme berasal dari kata liber artinya bebas atau merdeka. Liberalisme adalah suatu paham yang ditegakkannya kebebasan setiap individu serta memandang setiap individu berada pada posisi yang sedrajat dalam kemerdekaan dan hak-hak miliknya.



Pandangan sosialisme menyatakan bahwa kepentingan masyarakatlah yang

diutamakan.

Sosialisme

mementingkan

masyarakat

secara

keseluruhan. Bahwa kepentingan masyarakat yang utama, bukan kepentingan individu.

3.2 Saran Dalam sebuah interaksi, terdapat kontak antar pihak yang dapat menimbulkan reaksi balik, baik positif maupun negatif. Seharusnya kita mempelajari lebih lanjut tentang karakter setiap individu yang berkomunikasi dengan kita, sehingga kita dapat mengerti arti reaksi mereka dan dapat meminimalisir kesalah pahaman.

26

Dalam pandangan antar kepentingan, baik individu maupun kelompok, hendaknya kita berfikir lebih terbuka, sehingga dapat menentukan pandangan mana yang cocok dengan pribadi kita. Sehingga dapat diterapkan dengan lebih baik pada masyarakat nantinya. Toleransi antar masyarakat harus lebih diperhatikan, karena masih ada konflik yang menyangkut ras ataupun agama yang bahkan menimbulkan konflik antar masyarakat.

27

DAFTAR PUSTAKA Herimanto. Winarno 2009. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar (ISBD). Ahmadi, Abu. 2009. Ilmu Sosial Dasar. Jakarta: PT Rineka Cipta Febrian Ardiansa, Agung Setiawan. 2011. Dinamika Interaksi Sosial Dan Dilema

Kepentingan

Individu

Dan

Sosial,

(online),

https://4gungseti4w4n.wordpress.com/2011/03/24/dinamika-interaksi-sosialdan- dilema-kepentingan-individu-dan-sosial/, diakses 1 Oktober 2015. Aris Ramadhan. 2015. Dilema Antara Kepentingan Individu Dan Kepentongan Masyarakat,

(online),

http://www.academia.edu/6740391/Dilema_Antara_Kepentingan_Individu_d an_Kepentingan_Masyarakat, diakses 14 Oktober 2015.

iii

Related Documents

Isi Isbd Kel 2.docx
November 2019 25
Isbd Kel.1.docx
December 2019 15
Isbd
June 2020 17
Isbd
November 2019 33
Isbd
November 2019 33
Isbd
June 2020 18

More Documents from ""