BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lingkungan merupakan kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup
keadaan
sumber
daya
alam
seperti
tanah,air,energi
surya,mineral,serta flora dan fauna yang tumbuh di atas tanah maupun di dalam lautan, dengan kelembagaan yang meliputi ciptaan manusia seperti keputusan bagaimana menggunakan lingkungan fisik tersebut. Lingkungan terdiri dari komponen abiotik dan biotik. Komponen abiotik (fisik) adalah segala yang tidak bernyawa seperti tanah, udara, air ,iklim, kelembaban, cahaya, bunyi. Sedangkan komponen biotik adalah segala sesuatu yang bernyawa seperti tumbuhan,hewan,manusia, dan mikro-organisme. Lingkungan hidup biasa juga di sebut dengan lingkungan hidup manusia, hewan,tumbuhan dan lainnya. Lingkungan merupakan bagian yang mutlak dari kehidupan manusia dengan kata lain, lingkungan tidak terlepas dari kehidupan manusia. Pada umumnya manusia bergantung pada keadaan lingkungan disekitarnya yaitu berupa sumber daya alam yang dapat menunjang kehidupan sehari-hari. Secara garis besar banyak sekali terdapat faktorfaktor yang mempengaruhi lingkungan dan menyebabkan kerusakan bagi lingkungan fisik.
B. Rumusan Masalah 1. Jelaskan mengenai pengertian Lingkungan Fisik ? 2. Jelaskan jenis-jenis Lingkungan Fisik ? 3. Jelaskan dampak perubahan lingkungan fisik ? 4. Berikan contoh kasus mengenai ingkungan fisik dan solusinya ?
C. Tujuan 1. Mengetahui Pengertian Lingkungan fisik. 2. Mengetahui Jenis-jenis Lingkungan Fisik. 3. Mengetahui Dampak perubahan Lingkungan fisik. 4. Contoh kasus mengenai lingkungan Fisik.
BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Lingkungan Fisik Lingkungan fisik merupakan komponen yang terdapat dalam kehidupan manusia yang ada di sekitar tempat hidup, yang mempengaruhi diri individu tersebut baik secara langsung maupun tidak langsung, Lingkungan fisik merupakan penunjang untuk melengkapi lingkungan biologis . Adapun unsur-unsur lingkungan fisik yaitu : tanah, air, udara, cahaya matahari, topografi, iklim dan sebagainya. B. Jenis-jenis lingkungan fisik dan perubahannya. 1. Alami Perubahan lingkungan fisik secara alami terjadi karena faktor alam. Perubahan lingkungan fisik secara alami meliputi : Angin, Gelombang, Pasang Surut, Arus dan Transport Sedimen, Angin Topan dan Badai, Siklus Hidrologi, gunung meletus, gempa bumi, dan sebagainya.
2. Buatan manusia Perubahan lingkungan fisik karena buatan manusia terjadi karena aktivitas manusia. Perubahan lingkungan fisik karena buatan manusia meliputi : banjir, tanah longsor, kebakaran hutan, kerusakan mangrove, kerusakan terumbu karang, kerusakan padang lamun, pemanfaatan sumber daya secara berlebihan, pencemaran, dan sebagainya.
C. Dampak Perubahan Fisik
Perubahan Lingkungan fisik akibat perubahan iklim Meningkatnya suhu bumi akibat akumulasi gas-gas rumah berbasis karbon, seperti karbondioksida, metan, dan hidrofluorocarbon, mendorong terjadinya perubahan iklim. Mencairnya es di pegunungan salju abadi dan Himalaya, Andes, Jayawijaya, dan Patagonia, serta Kutub Utara dan Selatan adalah indikasi meningkatnya suhu bumi.
Perubahan iklim menyebabkan terjadinya kenaikan suhu, mencairnya es di kutub, meningkatnya permukaan laut, bergesernya garis pantai, musim kemarau yang berkepanjangan, periode musim hujan yang semakin singkat, namun semakin tinggi intensitasnya, dan anomaly-anomali iklim seperti El Nino – La Nina dan Indian Ocean Dipole (IOD). Hal-hal ini kemudian akan menyebabkan tenggelamnya beberapa pulau dan berkurangnya luas daratan, pengungsian besar-besaran, gagal panen, krisis pangan, banjir, wabah penyakit, dan lain-lainnya. Akibat lain dari perubahan iklim ialah perubahan terhadap lingkungan fisik dan biota. Dampaknya, terjadi kerusakan terhadap komposisi ketahanan atau produktifitas ekosistem alam. Hal ini berpengaruh sekali terhadap kesejahteraan dan kesehatan manusia.
Perubahan lingkungan fisik akibat aktifitas manusia Meningkatnya kontrol manusia terhadap lingkungan hidupnya seringkali
menciptakan
konflik-konflik
antara
sasaran-sasaran
kemanusiaan dengan proses-proses alamiah. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya perubahan lingkungan fisik. Akibat aktifitas manusia terhadap perubahan lingkungan : a. Lingkungan fisik bisa menjadi baik: Lingkungan fisik menjadi baik apabila ada peran serta dan campur tangan manusia misalnya : 1. Dibangunnya perumahan, gedung bertingkat, pabrik – pabrik besar lingkungan menjadi lebih ramai dan maju. 2. Dibuat jalan, bandara, terminal, stasiun, dan pelabuhan menjadikan transportasi lancar. 3. Dibuat hutan lindung mengakibatkan perubahan lingkungan fisik : a. Menjamin tersedianya air bersih b. Penyedia oksigen c. Mencegah erosi dan banjir
d. Berbagai jenis hewan mempunyai tempat tinggal e. Menjadi objek wisata alam f. Menjadi objek konservasi alam dan penelitian ekologi hutan
b. Lingkungan Menjadi Rusak Lingkungan fisik menjai rusak apabila : 1. Pembakaran hutan sembarangan dan hutan lindung yang subur berubah menjadi areal perumahan, pabrik sehingga terjadi pengusapan lahan mengakibatkan banjir, erosi, tanah longsor, hewan – hewan kehilangan tempat tinggal, berkurangnya persediaan oksigen. 2. Terjadi urbanisasi dan penglihatan tanah pertanian yang semula subur menjadi daerah pemukiman industri sehingga lahan pertanian semakin sempit. 3. Penambangan
liar
mengakibatkan
daerah
pertambangan
longsor 4. Pemakaian bahan peledak, racun dan pukat harimau dalam menangkap ikan mengakibatkan banyak ikan mati, rusaknya terumbu karang dan biota laut. 5. Pencemaran air, udara, dan tanah akibat limbah pabrik dan limbah rumah tangga dibuang sembarangan. Dampak negatif perubahan lingkungan fisik dalam bidang produksi pangan 1. Banjir yang menggenangi sawah dan merusak tanaman padi. 2. Kebakaran hutan di musim kemarau menyebabkan kerusakan dan matinya organisme di hutan tersebut. 3. Tercemarnya air laut dan sungai karena limbah yang menyebabkan ikan-ikan dan organism yang hidup di laut mati. 4. Pertambahan jumlah penduduk yang pesat menyebabkan lahan pertanian berubah menjadi areal perumahan.
5. Kegiatan
pembangunan
dengan
pola-pola
perusakan
lingkungan pesisir pantai atau kegiatan reklamasi (pantai di buat perumahan, taman wisata) mengakibatkan abrasi sehingga mengakibatkan lahan tambak (kolam buatan untuk memelihara ikan) hilang. 6. Ledakan pertumbuhan tanaman air(enceng gondok) yang diluar kendali, menyebabkan oksigen yang digunakan oleh ikan dan tumbuhan air menjadi sedikit. 7. Perubahan
iklim
yang
ekstrem
seperti
kekeringan
berkepanjangan, badai hebat, dan banjir besar, membuat produksi komoditas bahan pangan produsen utama anjlok dan gagal panen. 8. Naiknya suhu udara yang berdampak terhadap unsur iklim, terutama kelembapan dan dinamika atmosfer yang berpengaruh terhadap produktifitas tanaman 9. Berubahnya pola curah hujan dan makin meningkatnya intensitas kejadian iklim ekstrim yang akan mengancam ketahanan pangan nasional. 10. Naiknya permukaan air laut akibat pencairan gunung es di kutub utara. Salinitasi (kadar garam) pada tanah akan bersifat racun pada tanaman. Dampak Negatif Perubahan Lingkungan Fisik Terhadap Kesehatan : 1. PencemaranUdara Pencemaran udara bisa berarti polusi akibat kendaraan, asap pabrik, asap rokok, asap pembakaran sampah, dsb. Asap – asap tersebut dapat mengakibatkan gangguan pernafasan bagi kesehatan tubuh manusia. Seperti sesak nafas, asma, kanker paru – paru, tberkulosis (TBC), bronkhitis, dan influenza. 2. KerusakanHutan Kerusakan hutan dapat diakibatkan dari penebangan pohon secara liar. Dapat mengakibatkan tanah longsor atau banjir. Terhadap
kesehatan, banjir dapat menyebabkan diare, dan juga penyakit kulit. 3. PencemaranAir Pencemaran air dapat diakibatkan oleh limbah pabrik, sampah yang dibuang secara sembarangan. Penyebab pencemaran air hampir sama seperti kerusakan hutan, menyebabkan banjir. Dapat mengakibatkan penyakit kulit seperti, gatal – gatal, panuan, kudis, kurap, kutu air, dll.
4. Tidak Diare
adanya
air
,Kolera,Demam
bersih
mengakibatkan
berdarah,Tiphus,Disentri
:
,Cacingan
,Hepatitis, Malaria, dan lainnya 5. Air yang tercemar mengakibatkan penyakit kulit/rasa gatal 6. Udara yang tercemar dapat menimbulkan gangguan pernapasan (sesak nafas) 7. Kekeringan menyebabkan kelaparan/kekurangan gizi
D. Kasus-kasus Lingkungan Fisik Kasus 1 (Bencana Alam Tsunami Di Indonesia) Kepulauan Indonesia secara tektonik merupakan pinggiran aktif dan seiring dengan letak dan tatanan sebagai pusat pertemuan tiga kerak bumi yang saling menumpu (triple junction), yakni lempeng Eurasia yang bergerak ke tenggara, lempeng Pasifik yang bergerak kebarat dan lempeng Hindia-Australia yang bergerak ke utara. Keadaan ini mengakibatkan terdapatnya lajur-lajur lemah peka getaran seismik (seismik zones) di sebagian besar kawasan Indonesia. Bertitik tolak dari kenyataan bahwa Kepulauan Indonesia tergolong merupakan pinggiran lempeng yang aktif sebagaimana dijelaskan di muka, maka dapat dikatakan bahwa sebagian dari kawasan pantai di Indonesia sangat berpotensi terkena bahaya tsunami, termasuk Pantai Selatan Pulau Jawa terdapat pertemuan lempeng Hindia-Australia dengan lempeng
Eurasia, dimana lempeng Samudra Hindia menyusup ke bawah lempeng Eurasia akibat Tsunami merupakan gejala susulan akibat gempa bumi yang berpusat di dasar laut. Perlu kalian ketahui bahwa tidak semua gempa menyebabkan tsunami. Tsunami juga dapat terjadi akibat letusan gunung berapi yang ada di dasar laut. Selain itu runtuhan yang ada di dasar laut juga mampu menimbulkan tsunamipenyusupan tersebut terdapat sesar-sesar tipe normal, bongkah dan transtensional yang sebagian tergolong aktif, dan sebagian tergolong tua, tetapi secara tektonik dapat aktif kembali. Di sepanjang utara Pulau Jawa-Nusa Tenggara terdapat struktur tua sesar-sesar Beribis, Kendeng, dan Flores yang tergolong sesar busur belakang (back arc). sewaktu-waktu dapat aktif kembali. Disepanjang busur Jawa, Sumatra, dan Nusa Tenggara sesar-sesar yang ada dapat aktif kembali setiap saat. Penyesaran tarikan di busur muka di selatan Nusa Tenggara dan barat Sumatra akan memicu terjadinya tsunami di kawasan ini.
Solusi Kasus Tsunami : Bencana alam yang terjadi, khususnya di wilayah pesisir, baik yang dapat diperkirakan maupun yang muncul secara mendadak akan dapat diminimalkan dampaknya apabila telah dilakukan upaya antisipasi, meliputi: peningkatan kualitas infrastruktur yang ada sesuai dengan karakteristik
lingkungan
pesisir
dan
masyarakatnya,
pengaturan
pemanfaatan kawasan pesisir secara berkualitas, dan peningkatan kesepahaman untuk mengharmoniskan rencana kerja antar stakeholders dalam pemanfaaan kawasan pesisir. Tindakan mitigasi yang banyak dilakukan sekarang ini secara garis besar meliputi: Pengkajian hazard (identifikasi serta peta potensi rendaman tsunami), monitoring secara real time terhadap tsunami serta sistem peringatan
dini (pendistribusian informasi kepada penduduk), dan
pendidikan masyarakat (respons komunitas dan awareness penduduk). Khusus untuk Indonesia dimana tidak tersedia cukup dana untuk pelindungan pantai dengan hard protection, maka perlindungan dengan
vegetasi lebih risible, apalagi Indonesia sebagai negara tropis dimana terdapat banyak hutan mangrove sebagai pelindung karena mempunyai akar yang kuat untuk menyangga terjangan gelombang.
Kasus 2 ( Bencana Kekeringan di Pulau Jawa ) Musim kemarau berkepanjangan yang mendera selama tiga bulan terakhir memang telah menunjukkan dampak nyatanya. Hampir semua wilayah di Indonesia merata mengalami bencana kekeringan. Fase musim kemarau tahun ini telah melenyapkan kemungkinan turun hujan di hampir semua provinsi. Jika melihat dari citra satelit BMKG, hampir dipastikan tak ada kemungkinan awan potensi hujan seperti cumulus di atas langit Indonesia, jika nampak pun hanya sebatas awan cumulus kecil. Gejala ini telah menyebabkan rangkaian bencana kekeringan massal di Indonesia. Berbagai daerah melaporkan kondisi masyarakatnya yang kesulitan mendapatkan air bersih. Berikut adalah rangkuman kisah dari 3 wilayah di Pulau Jawa yang mengalami bencana kekeringan cukup parah selama dua bulan terakhir. Yaitu : 1. 100 Desa Kekeringan di Rembang, Jawa Tengah Hingga pertengahan Juli 2015, sedikitnya sudah ada 20 desa di Rembang yang mengalami kekeringan. Jumlah desa yang kekeringan bertambah dan diperkirakan hingga akhir Agustus bisa mencapai 50-60 desa dilanda kekeringan. Bahkan ketika kemarau ekstrem, desa yang kekeringan bisa hingga 100 dari 290 desa di Rembang. Pemerintah Kabupaten Rembang pun mengaku amat kewalahan menjawab permintaan bantuan air bersih ke ratusan desa yang terdampak kemarau. Pemkab pun telah berusaha untuk mengontak Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, Palang Merah Indonesia, serta donatur air bersih dari instansi lain, termasuk perusahaan swasta, dan lembaga kemanusiaan. Kecamatan yang paling parah dilanda kekeringan meliputi Kecamatan Sumber, Kaliori, Pancur dan Kecamatan Sarang. Di daerah itu
mestinya warga dapat mengupayakan air bersih ketika musim kemarau, jika tersedia embung atau bendung air.
2. Ratusan Hektare padi di Banyumas, Jateng gagal panen akibat kekeringan Hampir seribu hektare lahan pertanian padi di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah terancam gagal panen akibat kekeringan. Kondisi ini memicu munculnya bencana baru yaitu: darurat produksi pangan di wilayah Banyumas dan sekitarnya. Sawah yang dilanda kekeringan terparah berada di Kecamatan Purwojati, Jatilawang, dan Kalibagor. Selain itu, areal sawah lain di Kecamatan Ajibarang, Wangon, dan Lumbir juga terancam gagal panen paling tidak sekitar 60 hektar. Kekeringan di Banyumas tahun ini semakin diperparah dengan mengeringnya embung air. Saat ini luas areal sawah di Banyumas mencapai 34.000 hektar, dengan hasil panen sekitar 5,9 ton per hektar. Dengan kekeringan yang melanda 700 hektar itu, sekitar 4.130 ton padi terancam hilang.
3. Total 61 Desa dari 17 kecamatan di Kebumen menderita karena kekeringan Sementara di Kebumen, warga 61 desa dari 17 kecamatan di Kabupaten Kebumen mengajukan permintaan penyaluran air bersih kepada pemerintah setempat. Sebagian besar wilayah yang dilanda kekeringan berada di areal perbukitan kapur. Bukit kapur yang berada di utara kebumen memang selama ini jauh dari ingar bingar perkembangan kota Kebumen. Desa yang mengalami dampak kekeringan parah berada di atas bukit kapur yang gersang. Badan Penanggulangan Bencana Daerah bahkan telah menetapkan status darurat kekeringan di Kebumen.
Solusi Kasus Kekeringan : Adapun Hal-hal yang dapat dilakukan dalam mengatasi kekeringan pada wilayah-wilayah yang rawan akan terkena kekeringan yaitu: 1. Mamprioritaskan pemanfaatan sumber air yang masih tersedia sebagai air baku untuk air bersih 2. Menanam pohon dan perdu sebanyak-banyaknya pada setiap jengkal lahan yang ada dilingkungan tinggal kita. 3. Membuat waduk dengan menyesuaikan dengan keadaan lingkungan 4. Memperbanyak
resapan
air
dengan
tidak
menutup
semua
permukaan dengan plester semen atau ubin keramik. 5. Melakukan
kampanye
hemat
air,gerakan
hemat
air,
dan
perlindungan sumber air, dan lainnya. Kasus 3 ( Angin Puting Beliung ) Warga Jalan Cakrawala RT 12 RW 1, Halim, Jakarta Timur, sore tadi dibuat panik dengan hujan yang disertai angin puting beliung padi sore hari tadi. Salah satu warga Hadi Suproto (56), mengatakan kejadian sekitar pukul 14.30 WIB. Saat itu dirinya yang sedang berada di dalam rumah dikejutkan dengan adanya suara gemuruh angin yang sangat kencang. "Saya dengar kayak suara gemuruh angin, pas saya cek keluar pohonpohon langsung muter-muter, kayak angin puting beliung gitu. Padahal belum ada hujan," ujarnya saat ditemui wartawan, Jumat (14/11).
Dikatakan Hadi, Angin puting beliung tersebut berlangsung tidak cukup lama, namun demikian sedikitnya enam atap rumah milik warga hancur berterbangan akibat peristiwa tersebut. Tidak hanya itu dua mobil milik warga
pun
menjadi
korban
akibat
amukan
angin
besar
itu.
"6 Rumah rusak dan 2 mobil rusak. Yang rusak rumah Mamat, Hutajulu, Joko, toko material, yang lain saya tidak tahu. Terus kalau mobil itu ada dua yaitu honda Jazz atapnya penyok karena tertimpa ranting dan mobil
Kia itu kaca retak kiri kanan mungkin kena kerikil yang berterbangan," jelasnya.
Usai kejadian Hadi yang juga merupakan salah satu pengurus RT, mengatakan kejadian ini baru satu kali terjadi di wilayahnya. Namun demikian beberapa warga yang tinggal di sana sempat panik dan mencoba menyelematkan
keluarganya
masing-masing.
"Kejadiannya cepat, warga juga panik. Putarannya kuat sekali angin berputar ke pohon lalu hilang dan langsung turun hujan," tuturnya.
Sementara itu Joko, salah satu korban yang atap rumahnya hancur akibat diserang angin puting beliung itu mengatakan, akibat peristiwa itu dirinya harus
rela
merehab
kembali
atap
rumahnya
yang
rusak.
"Harus direhab lagi, paling tidak nyiapin asbes 15 lembar sama kayunya. Kerugian sekitar Rp 2 juta lebih mungkin," tandasnya Solusi Kasus Angin Puting Beliung : 1. Melakukan penghijauan, angin umumnya mencari tempat tebuka dan menghantamnya secara dasyat. Namun ketika ada banyak pohon yang ditanamndi sekitar lingkungan maka angin akan terpecah. Dari hal ini bisa ditemukan bahwa pohon menjadi salah satu solusi andalan yang bisa dipilih untuk menghindari angin puting beliung. Langkah menanam pohon untuk mencegah bencana alama terutama puting beliung harus disadari oleh masyarakat sehingga mereka bisa bergotong royong menanam pohon di lingkungan mereka. Hal yang harus diperhatikan dalam menanam pohon adalah sumber mata air dan masalah tanah. Penghijauan lingkungan yang dilakukan bukan hanya bisa menanggulangi bahaya puting beliung melainkan juga memiliki banyak manfaat seperti:
Menyerap dan menyimpan air – Air terutama yang berasal dari air hujan ketika berjumlah sangat banyak dan tidak dapat ditampung sepenuhnya oleh tanah akan mengalir ke perumahan penduduk dan menyebabkan banjir. Berbeda ketika ada penghijauan di area tersebut maka air hujan yag terlampau banyak akan diserap oleh akar pohon yang kemudian disimpan di dalam lapisan tanah. Penyimpanan air tersebut dapat dimanfaatkan sebagai cadangan air di musim kemarau, untuk mencegah datangnya banjir dan lain-lain. Mencegah tejadinya erosi – Akar pohon yang berada di dalam tanah dapat mencegah terjadinya erosi tanah atau pengikisan tanah yang disebabkan oleh air maupun angin kencang.
Keseimbangan
lingkungan
– Penghijauan
bagus
untuk
menyeimbangkan lingkungan, karena pepohonan yang ada di lingkungan merupakan salah satu komponen biotik
yang
keberadaannya tidak dapat dipisahkan dari alam lingkungan. Keselarasan lingkungan sendiri memiliki keterkaitan khusus antara komponen biotik dan abiotik. Menyerap karbondioksida – Pepohonan yang tumbuh di sekitar dapat menyerap karbondioksida serta menghasilkan oksigen. Proses ini dapat membuat lingkungan kita menjadi lebih sejuk dengan udara yang bersih. Selain itu, pepohonan yang berada di sekitar juga dapat mengurangi dampak dari global warming atau penyebab pemanasan global. Sebagai tempat tinggal makhluk hidup – Pepohonan juga berguna sebagai tempat hidup makhluk hidup. Ada banyak hewan-hewan kecil layaknya burung, kumbang, kupu-kupu dan lain sebagainya yang menggunakan pohon-pohon sebagai ruang lingkup aktivitas mereka. Ketiadaan pohon akan mampu mengancam ekosistem
yang ada sehingga dapat mengancam populasi dari para hewan itu sendiri. Sebagai penyaring udara – Pepohonan yang ada mampu menyerap karbondioksida serta menyaring udara yang ada. Perlu diketahui bahwa pepohonan di siang hari, akan memproduksi udara sehat yang berupa oksigen sementara pada malam hari, pepohonan akan mengeluarkan karbondioksida. Hal ini juga menjadi alasan kenapa keluar di malam hari tidak dianjurkan karena udara yang tidak sehat. Hebatnya lagi, akar-akar pepohonan mampu menyerap berbagai jenis racun yang berasal dari mana saja untuk kemudian disaring di dalam tanah sehingga membuat air yang dihasilkan menjadi layak untuk dikonsumsi. Sarana edukasi – Bagi seorang pelajar dan peneliti, maka area pepohonan yang merupakan hasil dari penghijauan dapat dijadikan sebagai sarana belajar yang berguna untuk media penelitian serta media pembelajaran. Dengan maraknya pengerusakan hutan yang akhir-akhir ini terjadi ada baiknya dilakukan banyak penyuluhan supaya masyarakat dapat mengerti dan memahami secara baik jika penghijauan merupakan salah satu cara baik untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan penghijauan. Terutama bagi kalangan terpelajar, maka ada baiknya jika seorang pelajar menjadi penggerak dalam menyelamatkan ekosistem lingkungan melalui dilakukannya gerakan penghijauan. Penghijauan dapat memberikan banyak efek baik secara langsung maupun tidak langsung bagi lingkungan termasuk di dalamnya manusia. Di tempat yang gersang tentu anda akan merasa kepanasan dengan suasana yang gerah dan tidak nyaman. Namun p ada lingkungan yang teduh dimana banyak pepohonan, maka tempat tersebut menjadi tempat yang nyaman dengan suasana teduh dan menyenangkan.
2. Membuat hunian permanen dan kuat Rumah memiliki peran yang cukup penting dalam menghindari bencana alam. Semakin kuat rumah yang di bangun maka dampak kerusakan serta perlindungan pada suatu rumah menjadi lebih terjaga, apabila rumah dibuat secara permanen dan kuat maka ketika teradi angin puting beliung maka rumah yang kita huni bisa kokoh dan aman untuk menghindari bencana angin puting beliung yang terjadi. Mengenali dengan betul lingkungan tempat tinggal Sebelum menghuni pada sebuah tempat, ada baiknya jika kita mencari tahu dengan baik untuk membuat kehidupan kita menjadi lebih nyaman. Dengan mencari tahu keadaan atau kondisi lingkungan, maka dapat membuat anda tahu dengan baik dampak positif serta dampak negatif dari hunian yang di tempati. Selain itu, kita juga harus tahu jenis bencana alam apa saja yang bisa terjadi di Lingkungan tempat tinggal kita. 3. Buat tempat perlindungan di bawah Tempat perlindungan di bawah memiliki fungsi yang cukup penting dapat menjaga keselamatan manusia supaya dapat terhindar dari bahaya yang ada di permukaan. Selain melakukan usaha penyelamatan serta pencegahan seperti halnya di atas, kita juga harus berhati-hati ketika bencana angin puting beliung tengah berlangsung. Dalam hal ini kita harus selalu waspada dan memperhatikan tempat di sekitar yang kita gunakan sebagai tempat berlindung. Hendaknya hindari berlindung pada tempat terdapat pepohonan tinggi dimana pohon tersebut telah rapuh. Ada baiknya jika kita selalu waspada terhadap tanda bahaya seperti perubahan langit yang menjadi gelap dan bisa pula berwarna agak kehijauan. Hujan es yang turun dengan butiran besar dan adanya awan rendah dengan warna hitam dan bergerak dengan cara
berputar serta adanya bunyi keras yang terdengar seperti gerakan kereta api yang cepat. Bila ada tanda-tanda yang demikian, sebaiknya kita lekas mencari tempat untuk berlindung atau bunker. Kasus 4 ( Kebakaran besar disamarinda ) Kebakaran besar di Samarinda, Kalimantan Timur, menghanguskan sekitar 400 rumah, ribuan jiwa kehilangan tempat tinggal. Pusat laboratorium forensik (Labfor) Mabes Polri, melakukan penyelidikan di lokasi. Tim Puslabfor Polri, Jumat (11/3) siang, melakukan penyelidikan dugaan kebakaran itu, didampingi personel Polresta Samarinda. Di lokasi kejadian, personel Puslabfor meneliti asal mula api hingga berkobar sedemikian
hebatnya.
"Sudah diselidiki Puslabfor, hasilnya dikirim ke laboratorium," kata Kapolresta
Samarinda
Kombes
Pol
Setyobudi
Dwiputro
kepada
merdeka.com.
Belum diketahui jelas penyebab peristiwa itu. Meski beredar kabar disebabkan ledakan elpiji, namun dari informasi yang dihimpun kepolisian di lokasi pasca-kejadian, kobaran api disebabkan hubungan arus pendek. "Kalau penyebabnya belum tahu ya, masih lidik. Tapi ya itu, diduga karena
hubungan
arus
pendek
listrik,"
ujar
Setyobudi.
Setyobudi memastikan, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu. Sementara "Tidak,
kerugian tidak
ada
materil
pun,
korban
belum jiwa,"
bisa tegas
diperkirakan. Setyobudi.
Sementara, Kasubbag Humas Polresta Samarinda Iptu Terryanto saat dikonfirmasi terpisah menambahkan, dari inventarisir kepolisian, 400 bangunan yang hangus terdiri dari rumah bangsal dan rumah tunggal. "Ratusan bangunan itu dihuni 712 kepala keluarga," ujar Terryanto. Menurut Terryanto, penyelidikan kepolisian tengah berlangsung saat ini,
setelah memasang garis batas polisi di lokasi kejadian. Kerugian materi dari "Tidak
peristiwa, ada
korban
belum jiwa,"
ucapnya
bisa singkat
ditaksir. menegaskan.
Diketahui, api berkobar hebat, Kamis (10/3) malam, usai salat Magrib. Tidak ada yang tahu pasti penyebab kebakaran, namun api mulai berkobar di salah satu rumah warga yang tinggal di Gang 2. Hembusan angin kencang di lokasi, ditambah dengan sulitnya akses ke titik api, beserta padatnya warga yang datang menonton, mempersulit ruang gerak pemadam. Si jago merah dengan leluasa melahap rumah warga di 4 RT di 4 gang di kelurahan Karang Asam Ilir Solusi Kasus Kebakaran : 1. WaspadaRokok Tidak membuang puntung rokok sembarangan. Pastikan rokok telah mati total sebelum dibuang ke tempat sampah. Rokok 99% memberikan masalah dari pada manfaat, sehingga sebaiknya jangan merokok agar tidak rugi. 2. WaspadaPadaPenerangApi Ketika mati lampu dan menggunakan penerangan api seperti lilin dan lampu tempel semprong / petromak maka jangan pernah lalai untuk mengawasi lampu tersebut dan tidak menaruh di tempat sembarang yang bisa jatuh atau berpindah tempat sehingga bisa membakar benda yang mudah terbakar yang ada di sekitarnya. Awasi pula penggunaan anti nyamuk bakar. 3. WaspadaAnak-AnakdanLansia Jauhkan benda-benda yang berapi atau yang dapat mengeluarkan api. Paling tidak ada orang dewasa yang mengawasi seperti bermain korek api, korek gas, kembang api, petasan, obat nyamuk bakar serta bendabenda yang mengeluarkan api dan panas seperti kompor gas, kompor minyak, setrikaan, dispenser air, pemasak nasi, dan lain-lain. Anakanak sangat berpotensi bertindak ceroboh yang bersifat fatal.
4. Waspada
&
Rawat
Perangkat
Listrik
dan
Perangkat
Api
Rawat dengan baik dan rutin kompor gas, setrikaan, mejik jar, solder, kabel-kabel listrik dan perangkat listrik dan api lainnya. Jaringan listrik di rumah, kantor, dll jika sudah usang sebaiknya dilakukan penggantian total dengan mengganti seluruh perangkat jaringan listrik diganti dengan yang berkualitas bagus dan baru demi keamanan dari korsleting listrik (hubungan arus pendek). Hindari mencuri listrik pln agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti misal kesetrum dan konslet listrik. 5. Siapkan
Perangkat
Pemadam
Kebakaran
Ringan
Jika bangunan cukup besar gunakan sistem pemadam detektor asap, pemancar air, perangkat penunjang hidup saat kebakaran, hidran, selang penyemprot air, tabung pemadam semprot, dan lain sebagainya. Jangan lupa berikan penyuluhan bagi penghuni bangunan dalam menghadapi bencana kebakaran. Untuk bangunan kecil minimal ada karung yang dapat dibasahi untuk meredam kebakaran ringan / kecil. Siapkan selang panjang atau ember untuk memudahkan menyiram kebakaran dengan air. 6. Melakukan Berikan
Pembinaan penyuluhan
dan
kepada
Sosialisasi seluruh
anggota
Kebakaran keluarga,
pegawai/karyawan kantor, siswa guru sekolah, buruh pabrik, dan sebagainya mengenai penanganan bencana kebakaran yang bisa saja terjadi kapan saja dan di mana saja agar ketika terjadi kebakaran mereka mengerti apa yang harus mereka lakukan. Beritahu nomor telepon polisi dan pemadam kebakaran lokal dan sentral. 7. Waspada
Lingkungan
Sekitar
Kebakaran juga bisa akibat dari bangunan sebelah yang terbakar sehingga bangunan kita ikut menjadi korban karena api bisa membesar dan merembet ke mana-mana. Tingkatkan kesadaran bencana kebakaran di lingkungan masyarakat sekitar untuk meminimalisir terjadinya kebakaran di lingkungan sekitar. Waspada juga dengan
melakukan
tindakan-tindakan
yang
dapat
memperkecil
resiko
kebakaran merembet dari bangunan sekitar ke bangunan kita. 8. Upayakan jangan mengisi minyak ke dalam kompor terlalu luber atau jangan biarkan minyak di dalam kompor kosong. 9. Usahakan sumbu kompor tidak ada yang panjang sebelah atau ompong, karena bisa menyulut kebakaran. 10. Jangan menaruh kompor terlalu dekat ke dinding. 11. Jangan menyimpan barang yang mudah terbakar, seperti bensin atau minyak tanah di kolong meja kompor, atau dekat dengan sumber api. 12. Bila menggunakan kompor gas, taruhlah kompor dan tabung gas di tempat yang ventilasinya bagus atau mencukupi agar udara mudah keluar masuk. Sehingga bila terjadi kebocoran, gas akan langsung terbawa angin. Hindari menempatkan kompor gas di dekat barang yang mudah terbakar. Juga, jangan menaruh kompor gas di sebelah kompor minyak. Apabila terpaksa, taruhlah kompor gas sekitar 1-2 meter dari kompor minyak. 13. Periksalah saluran gas dari tabung ke kompor. 14. Untuk listrik, jangan memasang lampu berlebihan dan jangan menempelkan stop kontak bertumpuk-tumpuk. Pasalnya, kabel akan panas dan meleleh, dan dapat menyebabkan percikan api yang lamalama bisa menyulut kebakaran. 15. Jangan merokok di tempat tidur. 16. jangan menaruh obat nyamuk bakar terlalu dekat dengan barangbarang yang mudah terbakar. 17. Jangan biarkan anak kecil bermain korek api. 18. Jangan membakar sampah di tengah terik matahari atau deraan angin kencang
Kasus 5 ( Tanah Longsor ) Selama tahun 2017 ini, tercatat 438 kejadian bencana longsor di Indonesia. Demikian data yang dirilis Badan Nasional Penanggulangan Bencana
(BNPB).
Menurut Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho, dampak longsor menyebabkan 95 orang meninggal dunia, 132 orang luka-luka, 43.416 orang menderita dan mengungsi, dan lebih dari 1.500 unit rumah rusak.
"Puncak musim penghujan diperkirakan pada Januari mendatang, sehingga ancaman banjir dan longsor akan makin meningkat," kata Sutopo dalam rilisnya.
Seperti diketahui, peristiwa banjir disertai tanah longsor di Dusun Sangkan Bawang, Kecamatan Sidamulih, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, Sabtu (7/10/2017) pukul 00.30 WIB, mengakibatkan empat orang tewas.
Informasi yang diperoleh menyebutkan, sebelum banjir menerjang, hujan lebat mengguyur Pangandaran selama beberapa jam. Saat hujan lebat mengguyur, tebing di dusun itu longsor dan menimbun sebuah rumah. Akibatnya, penghuni rumah tertimbun tewas, yakni Arsih (55), Uyun (35), Aldi
(5),
dan
Andika
(10
bulan).
"Longsor menimpa dua rumah warga berpenghuni 2 KK (7 jiwa). Empat orang meninggal dunia dan tiga orang luka ringan tertimbun longsor," katanya.
Semua korban berhasil dievakuasi. Menurut data BNPB, korban meninggal atas nama Ny. Yuyun (36), Aldi (6), Andika (8 bulan), dan Ny. Arsih (60). Korban luka ringan adalah Rasman (40), Ari (14), dan Anida (8 bulan).
Solusi Kasus Tanah longsor : Untuk menghindari dari tanah longsor, kita wajib mengetahui cara dan upaya yang harus dilakukan untuk mencegah terjadinya tanah longsor. Memang kita sebagai manusia tidak bisa menghentikan terjadinya bencana secara 100 persen, namun setidaknya dengan melakukan upaya preventif sejak dini akan mengurangi resiko dan dampak yang akan ditimbulkan. Berikut adalah solusi atau upaya yang bisa kita lakukan dengan berbagai cara mencegah tanah longsor : 1. Jangan Membuat Kolam Atau Sawah Di Atas Lereng Ketika kita akan membuat kolam atau sawah diatas lereng sangat diupayakan untuk tidak membuatnya karena akan semakin meningkatkan peluang terjadinya longsor. Dengan adanya tebing curam terlebih pada lahan gundul sementara itu diatasnya juga ada kolam dan sawah yang dipenuhi air tentu membuat daya hidrostatika semakin kuat menekan permukaan tanah sehingga tanah rentan untuk tergeser merubah dan mengakibatkan terjadinya longsor. Keadaan gawat akan terjadi jika semua air sawah atau kolam tiba tiba menghilang karena habis terserap ke dalam tanah. Hal itulah yang sering terjadi sesaat sebelum terjadinya bencana. 2. Tidak Mendirikan Rumah Di Bawah Tebing Untuk masalah pembuatan rumah carilah lokasi yang masih terbilang aman ketika hendak membangun sebuah rumah. Jika lokasi sekitar memang berbukit, pilihlah lokasi yang kiranya aman dari jangkauan luruhan tanah jika terjadi longsor. Usahakan lokasi bangunan sejauh mungkin dari kaki tebing, contoh jika tinggi suatu tebing 100 meter maka usahakan lokasi rumah atau angunan
berjarak minimal 250 meter dari kaki lereng. Sehingga apabila terjadi tanah longsor tidak akan mencapai bangunan tersebut. 3. Jangan Menebang Pohon Di Sekitar Lereng Jika kit akan menebang pohon disekitar lereng tentunya tidak patut jika melakukan penebangan pohon yang berada di area lereng atau tebing. Banyak yang tidak mengetahui bahwa semakin banyaknya pohon maka semakin kuat dan stabil suatu tanah, karena akar-akar dari pohon-pohon tersebut menyebar dan saling bersinggungan sehingga bisa membantu tanah tidak mudah longsor karena akan menjadi penahan tanah. 4.
Jangan Memotong Tebing Secara Tegak Lurus Ketika ingin menggali tanah dalam jumlah besar untuk keperluan tambang atau lainnya maka sebaiknya jangan langsung memotong badan lereng secara tegak karena akan mengurangi daya penahan tanah terhadap tanah yang berada di atasnya. Karena walaupun di atas lereng masih dipenuhi oleh pohon namun jika badan tebing sudah terpotong secara dalam justru tanah di bagian bawah yang akan kehilangan penopang sehingga akan mudah menimbukkan terjadinya penyebab tanah longsor.
5. Tidak Mendirikan Bangunan Di Sekitar Sungai Semakin tinggi jarak antara bibir tebing terhadap sungai maka akan semakin besar peluang terjadinya longsor. Terjadinya erosi tanah tidak langsung namun tanah yang terus tergerus oleh erosi tanah akan menyebabkan semakin habisnya tanah ada di sekitar sungai. Dan jika saat proses terjadinya hujan pada musim hujan dimana aliran sungai sangat deras dan volumenya besar maka dengan mudah terjadinya erosi. 6. Membuat Terasering Jika suatu lahan miring terpaksa digunakan untuk membuat sawah atau ladang maka sebaiknya buatlah sistem bertingkat sehingga akan
memperlambat run off (aliran permukaan) ketika hujan. Jangan lupa atur drainase supaya tidak ada air yang tergenang di lereng. Dengan demikian semakin jauh potensi terjadinya tanah longsor. 7. Lakukan Upaya Preventif Dengan cara mengecek apakah terdapat retakan pada tanah, jika ditemukan maka segera tutup celah retakan itu dengan tanah lempung supaya tidak banyak air masuk kedalam celah retakan tersebut. Selain itu dengan menjaga kelestarian vegetasi di sekitar tebing juga menjadi salah satu upaya pencegahan yang terbukti efektif. 8. Memberikan penyuluhan kepada Masyarakat Terkait tanah longsor dan bahaya yang mengikutinya. Seringkali penyebab rusaknya kawasan hutan sekitar lerang karena dilakukannya penebangan pohon oleh masyarakat sekitar yang memang belum memiliki kesadaran dan pengetahuan mengenai dampak negatif yang akan terjadi. Dengan memberikan penyuluhan akan membuka wawasan dan kesadaran dari masyarakat untuk tidak melakukan hal-hal yang dapat memicu terjadinya bencana. 9. Harus Ada Intervensi Dari Pemerintah Upaya penyuluhan kepada masyarakat sekitar akan semakin tepat sasaran ketika dibuat peraturan tegas terkait pelanggaran aturan yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, harus ada upaya campur tangan dari pemerintah atau pihak berwenang untuk membuat aturan dan sanksi yang tegas untuk setiap pelanggaran. Dengan demikian akan menekan resiko terjadinya kerusakan hutan di (area lereng)
Kasus 6 (Banjir yang terjadi di samarinda) Banjir di Kota Samarinda dalam empat hari ini meluas dan semakin dalam hingga menggenangi sudut-sudut kota, bahkan jalan protokol Gatot Subroto. "Sekarang di Blok C Perumahan Bengkuring ketinggian air mencapai 1,5 meter dan banyak warga yang mengungsi. Sedangkan di rumah ibu saya, di Blok D yang datarannya agak tinggi, di jalananan terendam kisaran 60 cm, dan dalam rumah kami terendam 25 cm," ujar Wiwid Marhaendra Wijaya, warga Samarinda, Kamis (6/4/2017). Rabu kemarin ketinggian air di dalam rumah Wiwid masih setinggi 20 cm, namun mulai siang ini naik menjadi 25 cm. Banjir pun kini meluas ke Perumahan Griya Mukti, kawasan Gunung Lingai, kawasan Pemuda yang meliputi Jalan Pemuda, Pemuda I, Pemuda II, Pemuda III, Pemuda IV. Kemudian Jalan Kesehatan, Jalan Gelatik, Jalan Letjen Sutoyo, Jalan Gelatik, Jalan DI Panjaitan bagian dalam, terutama yang dekat dengan bantaran Sungai Karang Mumus. Lurah Gunung Lingai Syarifuddin menyebutkan, air setinggi sampai 1,5 meter menutupi RT 5, 6 dan RT 7. Total rumah terendam di Gunung Lingai adalah 1.000 rumah. Banjir merendam sejumlah kawasan di Kota Samarinda, Kalimantan Timur, menyusul hujan dengan intensitas tinggi melanda kawasan itu kurun waktu dua hari terakhir. Dari pantauan hingga Rabu sore, banjir terparah berlangsung di kawasan Kecamatan Samarinda Utara, khususnya di sepanjang bantaran Sungai Karang Mumus yang berada di Kelurahan Gunung Lingai. Di kawasan tersebut, ketinggian air diperkirakan mencapai satu hingga 1,5 meter, menyebabkan lebih 1.000 rumah warga terendam banjir.
"Ada lebih 1.000 rumah warga yang terendam dan data itu masih bisa berubah sebab ketinggian air masih terus bertambah," ucap Arifuddin. Genangan air juga berlangsung di kawasan Perumahan Bengkuring dengan ketinggian air mencapai 40 hingga 70 centimeter. Di kawasan ini, sedikitnya 600 rumah warga terendam. Genangan air juga berlangsung di sepanjang Jalan Cendrawasih hingga Jalan Remaja, dengan ketinggian air mencapai 30 hingga 50 sentimeter. Genangan air dengan ketinggian hingga 30 hingga 60 sentimeter juga berlangsung di Jalan Gerilya serta Jalan Pangeran Antasari. Banjir Samarinda dalam empat hari ini akibat hujan intensitas tinggi dan hujan di Muara Badak (Kutai Kartanegara) yang merupakan hulu Sungai Karang Mumus, sehingga debet air terus naik. Banjir mengakibatkan banyak kendaraan memutar mencari jalan lain yang tidak banjir dan ini membuat jalan-jalan alternatif menjadi macet. Solusi mengatasi kasus banjir :
1. Membuat
Saluran
Air
yang
Baik
Dibutuhkan adanya sistem irigasi sampai pembuangan akhir yang jelas. Jangan sampai akhir saluran air yang ada berujung pada sebuah sungai mati atau tidak mengalir, sehingga airnya akan meluber. Saluran air yang baik bisa saja berupa kali besar yang bebas dari tumpukan sampah berfungsi menerima limpahan genangan air dari areal perumahan yang over load karena hujan, saluran air ini nantinya akan bermuara ke sungai besar di sekitar daerah tersebut. Saluran air yang baik juga bisa berupa Terowongan Saluran Air di Bawah Tanah, yang menjamin semua air hujan akan disalurkan menuju laut. Sistem yang seperti ini telah lama diterapkan oleh Negara berkembang seperti Jepang.
2. Buanglah
Sampah
pada
Tempatnya
Dibutuhkan kedisiplinan warga untuk membuang sampah di tempat sampah dan berakhir di tempat pembuangan akhir sampah. Pengelolahan sampah di tempat pembuangan akhir sampah juga sangat diperlukan, karena apabila sampah dibuang secara sembarangan dan terkena hujan deras, maka sampah tersebut akan mengikuti aliran air sampai
sungai.
Ini
juga
akan
menjadi
penyebab
banjir.
Pengelolahan sampat yang tepat bisa membantu mencegah banjir. Tentu saja harus ada pemilahan dan pengelolahan yang tepat. Misalnya, dibedakan antara sampah organik dan sampak anorganik. Sampah organik seperti potongan sayuran, sisa makanan yang dapat dijadikan sebagai pupuk kompos. Sampah anorganik yang dapat didaur ulang seperti sampah plastik, kaleng, dan kertas.
3. Rajin
Membersihkan
Saluran
Air
Perbaikan dan pembersihan saluran air tentu harus ada. Di wilayah tertentu bisa diadakan secara gotong royong. Penjagaan ini harus dilakukan secara terus menerus dengan waktu berkala. Bukan hanya sampah yang terbuang di saluran air, namun juga sampah dari saluran air seperti tumbuhan-tumbuhan air yang telah mati, jika berkumpul juga akan menghambat saluran air. Tanaman-tanaman di sekitar sungai pun perlu ditanam sebanyak mungkin yang fungsinya untuk memperkuat bantaran sungai sehingga mencegah terjadinya longsor di bantaran ke sungai.
4. Mendirikan
Bangunan/Konstruksi
Pencegah
Banjir
Bendungan, yang memiliki bentuk seperti kolam air raksasa. Fungsinya untuk tempat menampung air dengan ukuran yang sangat besar. Selain itu, bendungan dapat difungsikan untuk pengairan, tempat pemancingan, atau tempat untuk pembangkit tenaga listrik. Tanggul, yang merupakan bangunan yang berbentuk tembok yang memagari pinggiran sungai. Bangunan ini dibuat untuk mencegah air meluap ke daerah-daerah yang berada di sekitar sungai. Kanal air,
yang merupakan sungai buatan untuk mengalirkan air sungai sehingga air sampai ke laut.
5. Menanam
Pohon
atau
Tanaman
di
Area
Sekitar
Rumah
Masalah nyata di kota-kota besar adalah sedikitnya jumlah permukaan tanah yang memiliki penyerapan air yang baik, untuk itu diperlukan sesuatu yang dapat menyerap air dengan baik. Salah satunya adalah dengan menanam pohon berbatang besar atau tanaman yang memiliki daya serap air tinggi, seperti tanaman pacar air, pohon mangga, pohon duku, pohon kenanga, dll di areal sekitar rumah anda. Tanaman dapat menyerap air melalui akar, yang selanjutnya akan diangkut menuju batang dan daun oleh jaringan xilem. Apabila masing-masing rumah di kampung anda memiliki minimal satu pohon, maka dapat dipastikan kampung anda dapat terhindar dari banjir.
6. Melestarikan
Hutan
Kegiatan pembalakan di mana perjalanan di daerah pinggir sungai digemari menyebabkan tanah terhakis dan runtuh ke sungai. Keadaan yang sama juga terjadi bila aktivitas pembalakan yang giat dilakukan di lereng-lereng bukit. Karena itu pemeliharaan hutan merupakan cara yang baik untuk mengatasi masalah banjir, karena hutan dapat dijadikan kawasan tadahan yang mampu menyerap air hujan dari mengalir
terus
ke
bumi.
Dengan
melakukan
reboisasi
Hutan dapat berfungsi sebagai bunga karang (sponge) dengan menyerap air hujan dan mengalir dengan perlahan-lahan ke anak-anak sungai. Ia juga bertindak sebagai filter dalam menentukan kebersihan dan kejernihan air. Hutan mampu menyerap air hujan pada harga 20%. Kemudian air hujan ini dibebaskan kembali ke atmosfir dalam sejatan kondensasi. Hanya dengan ini saja pengurangan air hujan dapat dilakukan.
7. Membuat
Lubang
Biopori
Lubang resapan biopori adalah teknologi tepat guna dan ramah lingkungan untuk mengatasi banjir dengan cara meningkatkan daya resapan air, mengubah sampah organik menjadi kompos dan mengurangi emisi gas rumah kaca (CO2 dan metan), memanfaatkan peran aktivitas fauna tanah dan akar tanaman, dan mengatasi masalah yang ditimbulkan oleh genangan air seperti penyakit demam berdarah dan
malaria.
Cara membuatnya cukup mudah, kita cukup membuat lubang di tanah dengan menggunakan bor tanah. Diameternya cukup 10 cm dengan panjang kira-kira sebesar 100 cm. Semakin banyak lubang biopori di halaman rumah, kita semakin aman dari bahaya banjir.
8. Membuat
Sumur
Serapan
Sumur resapan adalah sarana untuk penampungan air hujan dan meresapkannya ke dalam tanah. Sumur serapan berfungsi untuk membantu penyerapan air hujan ke dalam tanah dan kembali ke siklus air yang semestinya sehingga tidak menggenang di permukaan dan menyebabkan banjir. Penggalian sumur resapan bisa sampai tanah berpasir atau maksimal dua meter di bawah permukaan air tanah.
9. Proyek
Pendalaman
Sungai
Kebanyakan kejadian banjir berlaku karena kecetekan sungai. Jika sebelumnya sungai mampu mengalirkan sejumlah air yang banyak dalam sesuatu masa, kini pengaliran telah berkurang. Ini disebabkan proses
pemendapan
dan
pembuangan
bahan-bahan
buangan.
Langkah untuk menangani masalah ini adalah dengan menjalankan proses pendalaman sungai dengan mengorek semua lumpur dan kekotoran yang terdapat di sungai. Bila proses ini dilakukan, sungai bukan saja menjadi dalam tetapi mampu mengalirkan jumlah air hujan dengan banyak.
10. Penggunaan
Paving
Stone
untuk
Jalan
Pembangunan jalan setapak dengan sistem paving block dapat
membuat jalan lebih mudah menyerap air dibandingkan dengan penggunaan aspal, sehingga apabila hujan turun air banjir dapat terserap ke dalam tanah dengan cepat.
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Lingkungan
adalah
suatu
media
dimana
makhluk
hidup
tinggal,mencari,dan memiliki karakter serta fungsi yang khas yang mana terkait secara timbal balik dengan keberadaan makhluk hidup yang menempatinya. Lingkungan fisik merupakan komponen yang terdapat dalam kehidupan manusia yang ada di sekitar tempat hidup, yang mempengaruhi diri individu tersebut baik secara langsung maupun tidak langsung, Lingkungan fisik merupakan penunjang untuk melengkapi lingkungan biologis . Pada hakikatnya, manusia dan lingkungan sangat berhubungan erat, karena manusia tidak mampu memenuhi kebutuhannya apabila tidak ada lingkungan. Hal ini dikarenakan segala yang ada pada lingkungan dapat dimanfaatkan
oleh
manusia
untuk
mencukupi
kebutuhan
hidup
manusia,karena lingkungan memiliki daya dukung, yaitu kemampuan lingkungan untuk mendukung perikehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya.
B. Saran Di dalam kehidupan manusia yang berhubungan dengan lingkungan, ada kalanya didalamnya mengalami suatu problem atau masalah, untuk mengatasi masalah-masalah yang ada di lingkungan , manusia sebagai makhluk yang memiliki akal budi harus menyikapi masalah tersebut dengan bijak, karena sebagai makhluk hidup manusia harus dapat menjaga dan merawat lingkungan, karena sudah kita ketahui banyak bahaya yang dapat terjadi apabila kita tidak meraat lingkungan kita.
Adapun
hal-hal
yang
bisa
dilakukan
manusia
untuk
menjaga
lingkungannya yaitu dengan : 1. Manusia harus mampu menjaga dan melestarikan lingkungannya 2. Manusia harus mampu menjaga eksistensinya dalam sosialisasi dengan manusia lain di lingkungannya 3. Manusia juga memiliki problema dalam kehidupannya sehingga manusia dituntut untuk mampu menangani problema tersebut.
DAFTAR PUSTAKA 1. http://afifahrk.blogspot.co.id/2010/10/lingkungan-fisik-danperubahannya.html 2. https://regional.kompas.com/read/2017/04/06/12470081/banjir.landa.sama rinda.1.000.rumah.terendam 3. https://daerah.sindonews.com/read/1246264/174/selama-2017-terjadi-438bencana-lonsor-di-indonesia-1507359549 4. https://www.merdeka.com/peristiwa/penyebab-kebakaran-besar-disamarinda-di-duga-korsleting .html 5. http://www.republika.co.id/berita/nasional/daerah/18/04/17/p7bb4k284polisi-samarinda-selidiki-kebakaran-penyebab-enam-meninggal 6. http://www.bimbingan.org/contoh-lingkungan-fisik-dan-lingkunganhidup.htm 7. http://dewtin.blogspot.co.id/2011/01/tsunami-dan-mitigasistudi-kasusdi.html 8. https://www.merdeka.com/peristiwa/angin-puting-beliung-rusak-6-rumahdi-jakarta-timur.html 9. https://blog.act.id/3-wilayah-ini-mengalami-bencana-kekeringan-parah-dipulau-jawa