Pembelajaran Mandiri Di Universitas Oxford Dan Cambridge

  • Uploaded by: dinda
  • 0
  • 0
  • August 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Pembelajaran Mandiri Di Universitas Oxford Dan Cambridge as PDF for free.

More details

  • Words: 1,588
  • Pages: 5
Pembelajaran Mandiri di Universitas Oxford dan Cambridge Inggris Belajar merupakan kegiatan ilmiah manusia, dengan kata lain belajar tidak hanya timbul karena adanya stimulus melainkan juga karena adanya dorongan dari dalam diri individu tersebut, ringkasnya belajar adalah sebuah kebutuhan. Manusia dapat bertahan dan hidup sejahtera karena belajar. Manusia melakukan kegiatan belajar dengan tujuan agar dapat memiliki kemampuan untuk menjawab tantangan alam. Manusia belajar secara mandiri atau secara individual, semuanya itu bergantung pada kebutuhan dan yang dapat menakar kebutuhan tersebut adalah masing-masing diri sendiri. Belajar mandiri juga merupakan belajar di masa depan. Di satu sisi tantangan kehidupan semakin keras, dan masalah yang menghadap kehidupan manusia semakin banyak, di sisi lain biaya pendidikan semakin mahal. Di samping itu ada pula sisi positifnya dalam masa sekarang ini, yaitu semakin tersedianya sumber-sumber belajar yang dapat dipelajari sendiri tanpa banyak bantuan dari orang lain. Contoh utamanya berupa pustaka, baik pustaka konvensional maupun elektronik. Kegiatan belajar mandiri dapat diawali dengan kesadaran adanya masalah, sehingga menimbulkan niat melakukan kegiatan belajar secara sengaja untuk menguasai suatu kompetensi yang diperlukan guna mengatasi masalah. Kegiatan belajar tersebut berlangsung dengan ataupun tanpa bantuan orang lain. Maka belajar mandiri secara fisik dapat berupa belajar sendiri atau bersama orang lain, dengan atau tanpa bantuan guru profesional. Latar Belakang dan Karakteristik Negara Inggris Inggris atau dalam bahasa Inggris disebut England. merupakan negara bagian dari Britania Raya. Di bagian utara, negara ini berbatasan langsung dengan Skotlandia, dan di sebelah barat dengan Wales, Di barat laut terdapat Laut Irlandia, barat daya Laut Keltik, dan sebelah timur terdapat Laut Utara dan selatan terdapat Selat Inggris yang merupakan pemisah antara Inggris dengan benua Eropa. Inggris merupakan negara kepulauan, yang mencakup lebih dari 100 pulau kecil, misalnya Isles of Scilly dan Isle of Wight. Dalam sejarah, wilayah Inggris pertama kali dihuni oleh manusia modern pada manusia periode Paleolitikum. Nama England berasal dari kata Angles, yang merupakan salah satu suku Jermanik yang tinggal dan menetap pada abad ke-5 dan ke-6, tahun 927 Masehi, dan sejak Zaman Penjelajahan abad 15 daratan Inggris menjadi negara yang bersatu, Inggris memiliki pengaruh budaya dan hukum yang kuat di berbagai belahan dunia. Lihat saja, bahasa Inggris menjadi bahasa Internasional, Gereja Anglikan, dan hukum Inggris menjadi dasar sistem

hukum umum bagi negara di seluruh dunia, dan sistem parlementer juga banyak diadopsi oleh negara lain di dunia. Inggris

adalah

negara

monarki

parlementer

atau

kerajaan

yang berkonstitusi. Kepala pemerintahan Inggris dipegang oleh seorang perdana

menteri,

sedangkan kepala negara dijabat oleh seorang Ratu. Parlemen di Inggris memakai sistem bikameral atau sistem dua kamar terdiri atas Majelis Rendah (House of Commons) dan Majelis Tinggi (House of Lords) yang merupakan pengadilan tertinggi dalam tindak perkara perdata dan pidana, kecuali di Skotlandia. Majelis tinggi dapat menolak undang-undang yang diajukan oleh Majelis Rendah. Di Inggris ada tiga partai terbesar, yaitu Partai Konservatif, Partai Buruh, dan Partai Liberal. Ketua partai yang dominan diangkat oleh seorang Ratu. Partai yang berkuasa menentukan kebijakan politik pemerintahan. Pendidikan di Negara Inggris Pendidikan Inggris memiliki reputasi terlebih apabila kita melihat Perguruan Tinggi yang terdapat di sana menjadi rujukan bagi seluruh siswa di dunia ini. Sebut saja universitas Oxford dan universitas Cambridge. Semua universitas di Inggris adalah badan independen yang dikelola dengan biaya pendidikan, hasil penelitian dan dana pemerintah. Negara ini mengoperasikan sistem pendidikan tinggi tiga tingkat yang sama seperti halnya sebagian besar wilayah Eropa lainnya, yang terbagi dalam studi sarjana dan pascasarjana. Gelar sarjana biasanya berlangsung tiga tahun dan umumnya menghasilkan gelar Bachelor. Kursus dua tahun berbasis karir dan pra-universitas juga disediakan termasuk dalam kategori pendidikan tinggi undergrad, meskipun ini kurang umum. Untuk pendidikan yang lebih terspesialisasi, studi pascasarjana memberi Anda kesempatan untuk mengejar ketertarikan mahasiswa pada bidang tertentu, durasi waktu belajar di Perguruan Tinggi untuk jenjang pascasarjana adalah setahun. Kursus Master dan Doktor (PhD) pada umumnya lebih pendek dari pada Bachelor's, namun dapat berkisar antara satu hingga lima tahun untuk gelar vokasional seperti kedokteran, kedokteran hewan dan hukum. Pada tingkat pascasarjana para mahasiswa akan diharapkan untuk mengembangkan penelitian asli di bawah pengawasan akademisi di bagian atas bidang mereka. Karena standar kualitas untuk universitas di Inggris baik sarjana ataupun di tingkat pascasarjana merupakan yang terbaik di dunia, kredensial dan institusi semacam itu dihormati secara internasional dan kualifikasi yang diperoleh di sini akan menjadi dasar yang kuat untuk meningkatkan karir Anda. Untuk dapat di terima di Universitas di Inggris para calon mahasiswa wajib memiliki ijazah kelulusan Ujian Negara di Inggris untuk siswa kelas XII, sedangkan bagi para calon

mahasiswa dari luar Inggris wajib melampirkan nilai hasil IELTS agar dapat di terima di universitas favorit di Inggris.

Praktik Pembelajaran Mandiri Sistem pembelajaran di universitas Oxford mengandalkan pembelajaran mandiri berdasarkan kelompok kecil maksimal 5 mahasiswa dalam satu kelompok yang di sebut dengan kelompok tutorial. Di dalam kelompok tutorial tersebut masing-masing mahasiswa bertanggung jawab untuk membuat intisari dari rangkuman ceramah dan kuliah yang di paparkan oleh dosen dalam seminar besar. Di dalam kelompok tersebut mahasiswa bebas melakukan diskusi, tanya jawab dan mengelaborasi materi melalui bantuan internet, tidak setiap pertemuan kelompok kecil namun terdapat sesi khusus dalam kelompok tutorial tersebut di pandu oleh seorang asisten dosen. Selain itu setiap mahasiswa wajib membuat jurnal berisi 2000 kata setelah kelas diskusi dengan kelompok tutorial tersebut. Setiap jurnal yang terkumpul akan di seleksi oleh asisten dosen untuk dipilih mana yang terbaik untuk di tampilkan pada published authors yang terdapat pada tiap sudut kampus dan di kota London. Di universitas Oxford salah satu fasilitas yang menonjol untuk para mahasiswanya adalah koleksi dan gedung perpustakaannya. Tidak ada alasan keterbatasan untuk berkarya di dalam perpustakaan karena koneksi internet dan ruang belajar yang di desain sangat nyaman bagi para mahasiswanya, sehingga para mahasiswa dapat belajar secara kondusif, bahkan ada sistem menarik di perpustakaan universitas Oxford yaitu perpustakaan akan memberikan satu cangkir kopi atau teh gratis beserta roti croissant bagi mahasiswa yang mengumpulkan tulisan pada hari itu. Sistem persaingan yang telah terkondisi di dalam kampus juga turut andil dalam menciptakan motivasi pada diri mahasiswa untuk bersaing menjadi yang terbaik. Sebagian besar Perguruan Tinggi di Inggris memiliki passsing grade atau daya saing yang tinggi baik dari mahasiswa dalam negeri ataupun luar negeri. Sejak dari semester pertama mahasiswa telah dituntut untuk belajar dan berlatih secara mandiri demi menyesuaikan diri dengan iklim belajar yang ada disana dengan tugas-tugas yang di berikan oleh professor dan asisten professor. Sedangkan di Universitas Cambridge yang daya saingnya juga tidak kalah ketat dengan di universitas Oxford. Selain persaingan yang sportif agar dapat diterima di kampus utama para mahasiswa juga terbiasa bersaing untuk dapat tinggal di college-college yang ada di kampus Cambridge, untuk dapat tinggal di college yang terbaik di Cambridge para mahasiswa harus

bersaing melalui program studi atau jurusan masing-masing yang di tempuh di kampus utama. Belajar di universitas Cambridge di Inggris para mahasiswa tidak dapat menggantungkan keberhasilan belajarnya hanya melalui dosen pengampu saja, karena metode pengajaran yang di gunakan oleh para professor di universitas Cambridge mayoritas bersifat ceramah, sehingga para mahasiswa di tuntut secara aktif untuk mandiri dalam mengembangkan diri di organisasi intra kampus. Teori yang Melandasi Keberhasilan dari pembelajaran mandiri banyak dikaitkan dengan karakteristik atau gaya belajar dari individu mahasiswa (pebelajar), maka dari itu teori yang bekerja adalah Multiple Intelligences yang digagas oleh Howard Garder. Di dalam teori Multiple Intelligences (kecerdasan majemuk) ini di jelaskan bahwa p a d a d a s a r n y a s e t i a p m a n u s i a m e m i l i k i bermacam-macam kecerdasan, dari sisi psikologi yang dapat membantu memaksimalkan potensi kesuksesan yang terdapat di dalam masing-masing diri manusia. Melalui teori tersebut setiap otak manusia memiliki sembilan kecerdasan yaitu kecerdasan linguistik, matematis logis, ruang spasial, kinestetik badani, musikal, interpersonal, intrapersonal, naturalis dan eksitensial, dari pengalaman belajar itulah para mahasiswa dituntut untuk memaksimalkan kemampuan yang dimiliki agar tetap dapat bertahan dengan iklim persaingan yang ada, dengan begitu. Selain itu pembelajaran mandiri yang di terapkan oleh pebelajar di Perguruan Tinggi di Inggris khususnya di Oxford dan Cambridge juga sesuai dengan teori yang di gagas oleh Jean Piaget yaitu teori kognitivisme. Sehingga terdapat landasan psikologi yang memengaruhi proses keberhasilan dari pembelajaran mandiri yang dilaksanakan. Selain itu teori yang bekerja adalah teori pengondisian klasik yang di gagas oleh Ivan Pavlov dari Rusia, ini adalah intervensi dari ranah psikologi untuk kemampuan belajar mandiri bagi para mahasiswa demi memenuhi kebutuhannya untuk selalu belajar dan meningkatkan taraf hidupnya. Persaingan yang ketat yang dialami oleh para mahasiswa demi dapat menembus ke kampus impian seperti Oxford dan Cambridge menuntut para mahasiswa untuk selalu aktif mencari sumber belajar yang telah tersedia di mana-mana. Teori yang bekerja sesuai dengan praktik pembelajaran mandiri yang terdapat di kedua kampus bergengsi tersebut adalah dari Edward lee thorndike mengenai tingkah laku belajar bagi para mahasiswa, teorinya disebut behaviorisme, bahwa pada proses belajar adalah asosiasi dimana kondisi bersama menimbulkan suatu stimulus dan respon, sehingga pada waktu tertentu mahasiswa telah

memahami apa yang harus dilakukannya apabila menghadapi sebuah permasalahan guna memecahkan masalah tersebut. . Kesimpulan Proses belajar yang terjadi sering kali melibatkan ketrampilan dan perilaku baru bagi peserta didik, maka dari itu peserta didik harus melibatkan diri secara total dalam proses belajar tersebut. Belajar bukanlah sekedar menerima informasi dari orang lain tentang apa yang ingin diketahuinya. Belajar yang sesungguhnya adalah memerlukan motivasi yang tinggi dan suasana yang mendukung proses belajar tersebut. Belajar mandiri bukan berarti hanya belajar seorang diri juga dapat dilakukan secara berkelompok, seperti dalam kelompok tutorial. Belajar mandiri bukan berarti hanya belajar sendiri tetapi dapat dilakukan secara berkelompok, seperti dalam kelompok tutorial. References Buku : Gardner, Howard E. 1993. “Multiple Intelligences: The Theory In Practice, A Reader”. Basic books: New York, USA. Internet : https://brainly.co.id/tugas/5354537. Diakses pada Sabtu 30-03-2019 https://www.kemlu.go.id/london/Pages/IMO.aspx. Diakses pada Sabtu 30-03-2019

Related Documents


More Documents from ""