Ipm Gangg Bites Integumen.docx

  • Uploaded by: priskilas911
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Ipm Gangg Bites Integumen.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,216
  • Pages: 16
IPM KASUS INTEGUMEN

GIGITAN SERANGGA DKK KASUS SKENARIO ANAMNESIS

Cutaneus Larva Migran (CLM) SESEORANG DATANG DENGAN ----RPS

-Creeping itch atau rasa gatal yang menjalar, merupakan karakteristik utama dari CLM. -Faktor resiko penularan: peliharaan, lingkungan banyak hewan liar, kontak dengan tanah lembab atau berpasir, yang telah terkontaminasi dengan feces anjing atau kucing (anak, petani, tentara) - Creeping eruption = peradangan berbentuk linear atau berkelok-kelok, menimbul dan progresif, disebabkan oleh invansi larva cacing tambang yang berasal dari anjing dan kucing - Penyebabnya adalah cacing tambang yang biasa hidup di dalam tubuh kucing atau anjing, yaitu ancylostoma braziliensis dan ancylostoma caninum -Etiologi= a. braziliense Ancylostoma (cacing tambang dan domestik anjing liar dan kucing) b. Ancylostoma caninum (cacing tambang anjing) c. Uncinaria stenocephala (cacing tambang anjing) d. Bunostomum phlebotomum (ternak cacing tambang) Gejala: -Masuknya larva ke kulit biasanya disertai rasa gatal dan panas. Mula-mula, pada point of entry, akan timbul papul  lesi berbentuk linear atau berkelokkelok (snakelike appearance bentuk seperti ular) yang terasa sangat gataL  menimbul dengan lebar 2-3 mm x panjang 3-4 cm dari point of entry berwarna kemerahan. -lesi papul yang eritematosa  menunjukkan larva tersebut telah berada dikulit selama beberapa jam atau hari. -Rasa gatal dapat timbul paling cepat 30 menit -Perkembangan selanjutnya papul merah ini menjalar seperti benang berkelokkelok, polisiklik, serpiginosa, menimbul dan membentuk terowongan (burrow), mencapai panjang beberapa sentimeter dan bertambah panjang beberapa milimeter atau beberapa sentimeter setiap harinya. Umumnya pasien hanya memiliki satu atau tiga lintasan dengan panjang 2-5 cm. -Rasa gatal biasanya lebih hebat pada malam hari, sehingga pasien sulit tidur. -Rasa gatal ini juga dapat berlanjut, meskipun larva telah mati -Terowongan yang sudah lama, akan mengering dan menjadi krusta, dan bila pasien sering menggaruk iritasi -Larva nematoda dapat ditemukan terperangkap dalam kanal folikular, stratum korneum atau dermis. -Tempat predileksi adalah di tempat-tempat yang kontak langsung dengan tanah, baik saat beraktivitas, duduk, ataupun berbaring, seperti di tungkai,

plantar, tangan, anus, bokong dan paha juga di bagian tubuh di mana saja yang sering berkontak dengan tempat larva berada. PX FISIK

DD PP

-Benang yang lurus atau berkelok-kelok, menimbul dan terdapat papul atau vesikel diatasnya. -Penyakit ini akan sembuh sendiri (self limited), sekitar 50% larva mati dalam 12 minggu walaupun tanpa terapi. -Dengan melihat adanya terowongan harus dibedakan dengan skabies, pada skabies terowongan yang terbentuk tidak akan sepanjang seperti pada penyakit ini. Bila melihat bentuk yang polisiklik sering dikacaukan dengan dermatofitosis. Pada permulaan lesi berupa papul, sering diduga insect bite.

SCABIES

Pemeriksaan Laboratorium: · -Leukositosis · -Eosinofil -Biopsi

TATALAKSANA

- Obat oral tiabendazol digunakan dengan dosis 25-50 mg/kgBB 2x/sehari selama 2-4 hari dengan dosis maksimal 2-4 gram sehari. >>>> Terapi ini diberikan jika lesi luas dan terapi topikal tidak berhasil - Obat topical = tiobendazol topikal 10%, diaplikasi 4 kali sehari selama satu minggu. - Cryotheraph yaitu pembekuan lesi, menggunkan etil klorida atau dry ice. Terapi ini efektif bila epidermis terkelupas bersama parasit.

EDUKASI

- Dapat dicegah dengan meningkatkan sistem sanitasi yang baik terutama yang terkait dengan feses . Pemakaian sepatu pada area dimana banyak terdapat penyakit cacing tambang. Memperhatikan kebersihan dan menghindari kontak yang terlalu banyak dengan hewan-hewan yang merupakan karier cacing tambang.

KASUS SKENARIO ANAMNESIS

FILARIASIS SESEORANG DATANG DENGAN ----RPS

>> Filariasis (penyakit kaki gajah) adalah penyakit menular kronik yang disebabkan sumbatan cacing filaria di kelenjar / saluran getah bening, menimbulkan gejala klinis akut berupa demam berulang, radang kelenjar / saluran getah bening, edema dan gejala kronik berupa elefantiasis. - Wuchereria bancrofti, Brugia malayi dan Brugia timori yang masing-masing sebagai penyebab filariasis bancrofti, filariasis malayi dan filariasis timori. -Vektor = nyamuk (lingkungan habitatnya got/saluran air, sawah, rawa, hutan). GEJALA - Filariasis tanpa Gejala  Umumnya di daerah endemik  Pada pemeriksaan fisik hanya ditemukan pembesaran kelenjar limfe terutama di daerah inguinal.  Pada pemeriksaan darah ditemukan mikrofilaria dalam jumlah besar dan eosinofilia. -Filariasis dengan Peradangan     

Demam, menggigil, sakit kepala, muntah dan lemah yang dapat berlangsung beberapa hari sampai beberapa minggu. Organ yang terkena terutama saluran limfe tungkai dan alat kelamin. Pada laki-laki umumnya terdapat funikulitis disertai penebalan dan rasa nyeri, epididimitis, orkitis dan pembengkakan skrotum. Serangan akut dapat berlangsung satu bulan atau lebih. Bila keadaannya berat dapat menyebabkan abses ginjal, pembengkakan epididimis, jaringan retroperitoneal, kelenjar inguinal dan otot ileopsoas.

-Filariasis dengan Penyumbatan  

   

Pada stadium menahun terjadi jaringan granulasi yang proliferatif serta pelebaran saluran limfe yang luas lalu timbul elefantiasis. Penyumbatan duktus torasikus atau saluran limfe perut bagian tengah mempengaruhi skrotum dan penis pada laki-laki dan bagian luar alat kelamin pada perempuan. Infeksi kelenjar inguinal dapat mempengaruhi tungkai dan bagian luar alat kelamin. Elefantiasis umumnya mengenai tungkai serta alat kelamin dan menyebabkan perubahan yang luas. Bila saluran limfe kandung kencing dan ginjal pecah akan timbul kiluria (keluarnya cairan limfe dalam urin) Sedangkan bila yang pecah tunika vaginalis akan terjadi hidrokel atau kilokel, dan bila yang pecah saluran limfe peritoneum terjadi asites yang mengandung kilus.

 

PX FISIK

Gambaran yang sering tampak ialah hidrokel dan limfangitis alat kelamin. Limfangitis dan elefantiasis dapat diperberat oleh infeksi sekunder Streptococcus.

* Akut = limfangitis dan limfadenitis yang berlangsung 3 – 15 hari, dan dapat terjadi beberapa kali dalam setahun. Limfangitis akan meluas kedaerah distal dari kelenjar yang terkena tempat cacing ini tinggal. -Selain pada tungkai, dapat mengenai alat kelamin, (tanda khas infeksi W.bancrofti) dan payudara. * Kronik = disebabkan oleh berkurangnya fungsi saluran limfe. terjadi dalam beberapa bulan sampai bertahun-tahun dari episode akut. Tanda klinis utama yaitu hidrokel, limfedema, elefantiasis dan chyluria yang meningkat sesuai bertambahnya usia. - Manifestasi genital di banyak daerah endemis, gambaran kronis yang terjadi adalah hidrokel. >>Selain itu dapat dijumpai epedidimitis kronis, funikulitis, edema karena penebalan kulit skrotum, sedangkan pada perempuan bisa dijumpai limfedema vulva. -Limfedema dan elefantiasis ekstremitas, episode limfedema pada ekstremitas akan menyebabkan elefantiasis dalam waktu bertahun-tahun. >>Pada W.bancrofti, infeksi di daerah paha dan ekstremitas bawah sama seringnya, sedangkan B.malayi hanya mengenai ekstremitas bawah saja. - Pada keadaan akut infeksi filariasis bancrofti, pembuluh limfe alat kelamin laki2 sering terkena, disusul funikulitis, epididimitis, dan orkitis. Adenolimfangitis inguinal atau aksila, sering bersama dengan limfangitis retrograd yang umumnya sembuh sendiri dalam 3 –15 hari dan serangan terjadi beberapa kali dalam setahun. -Pada filariasis brugia, limfadenitis paling sering mengenai kelenjar inguinal, sering terjadi setelah bekerja keras. :Serangan dapat terjadi 12 x/tahun sampai beberapa kali per bulan. Kelenjar limfe yang terkena dapat menjadi abses, memecah, membentuk ulkus dan meninggalkan parut yang khas, setelah 3 minggu - 3 bulan. -Pada kasus menahun filariasis bancrofti, hidrokel paling banyak ditemukan. -Chyluria terjadi tanpa keluhan, tetapi pada beberapa penderita menyebabkan penurunan berat badan dan kelelahan. -Filariasis brugia, elefantiasis terjadi di tungkai bawah di bawah lutut dan lengan bawah, dan ukuran pembesaran ektremitas tidak lebih dari 2 kali ukuran asalnya.

Infeksi bakteri, tromboflebitis ,trauma

DD

-Mikrofilaria dalam darah tepi yang diambil malam hari (pukul 22.00 – 02.00 dinihari) dan dipulas dengan pewarnaan Giemsa. Pada keadaan kronik pemeriksaan ini sering negatif. -Pemeriksaan darah tepi = leukositosis dengan eosinofilia sampai 10-30%. Dengan pemeriksaan sediaan darah jari yang diambil pukul mulai 20.00 malam waktu setempat. - Diethylcarbamazine provocative test.

PP

TATALAKSANA

- Untuk pengobatan individual diberikan Diethyl Carbamazine Citrate (DEC) 6 mg/kgBB 3 x sehari selama 12 hari

EDUKASI

• • •

Umur

DEC (100mg)

Albendazol (400mg)

2 – 6 tahun

1 tablet

1 tablet

7 – 12 tahun

2 tablet

1 tablet

> 13 tahun

3 tablet

1 tablet

Memberikan informasi kepada pasien dan keluarganya mengenai penyakit filariasis terutama dampak akibat penyakit dan cara penularannya. Pasien dan keluarga juga harus memahami pencegahan dan pengendalian penyakit menular ini melalui: Pemberantasan nyamuk dewasa. Pemberantasan jentik nyamuk. Mencegah gigitan nyamuk

KASUS

Pedikulosis Kapitis

SKENARIO ANAMNESIS

SESEORANG DATANG DENGAN -----

>> Pedikulosis kapitis adalah infeksi dan infestasi kulit kepala dan rambut manusia yang disebabkan oleh kutu kepala Pediculus humanus var capitis. -Penularan melalui kontak langsung dengan agen penyebab. -Kontak fisik erat dengan kepala penderita, seperti tidur bersama. -Kontak melalui fomite yang terinfestasi, misalnya pemakaian bersama aksesori kepala, sisir, dan bantal juga dapat menyebabkan kutu menular. Keluhan Gejala yang paling sering timbul adalah gatal di kepala akibat reaksi hipersensitivitas terhadap saliva kutu saat makan maupun terhadap feses kutu. Gejala dapat pula asimptomatik

-

PX FISIK

DD

Faktor Risiko Status sosioekonomi yang rendah. Higienitas perorangan yang rendah Prevalensi pada perempuan lebih tinggi dibandingkan pada laki-laki, terutama pada populasi anak usia sekolah

Lesi kulit terjadi karena bekas garukan, yaitu bentuk erosi dan ekskoriasi. Bila terdapat infeksi sekunder oleh bakteri, maka timbul pus dan krusta yang menyebabkan rambut bergumpal, disertai dengan pembesaran KGB regional.

. Tinea kapitis

Impetigo krustosa (pioderma) Dermatitis seboroik PP

Ditemukan telur dan kutu yang hidup pada kulit kepala dan rambut. Telur P. humanus capitis paling sering ditemukan pada rambut di daerah oksipital dan retroaurikular.

TATALAKSANA

- Pengobatan topikal merupakan terapi terbaik, yaitu dengan pedikulosid dengan salah satu pengobatan di bawah ini: - Malathion 0.5% atau 1% dalam bentuk losio atau spray, dibiarkan 1 malam. - Permetrin 1% dalam bentuk cream rinse, dibiarkan dalam 2 jam - Gameksan 1%, dibiarkan dalam 12 jam. Pedikulosid sebaiknya tidak digunakan pada anak usia kurang dari 2 tahun. Cara penggunaan: rambut dicuci dengan shampo, kemudian dioleskan losio/krim dan ditutup dengan kain. Setelah menunggu sesuai waktu yang ditentukan, rambut dicuci kembali lalu disisir dengan sisir serit.

EDUKASI

Edukasi keluarga tentang pedikulosis penting untuk pencegahan. Kutu kepala dapat ditemukan di sisir atau sikat rambut, topi, linen, boneka kain, dan upholstered furniture, walaupun kutu lebih memilih untuk berada dalam jarak dekat dengan kulit kepala, sehingga harus menghindari pemakaian alatalat tersebut bersama-sama. Anggota keluarga dan teman bermain anak yang terinfestasi harus diperiksa, namun terapi hanya diberikan pada yang terbukti mengalami infestasi. Kerjasama semua pihak dibutuhkan agar eradikasi dapat tercapai

KASUS SKENARIO ANAMNESIS

Pedikulosis Pubis SESEORANG DATANG DENGAN ----RPS -Pedikulosis pubis adalah infeksi tuma pada rambut di daerah pubis dan disekitarnya oleh Phtyhirus pubis. -Pthirus pubis, merupakan serangga parasit yang hidup pada rambut di daerah kemaluan dan juga daerah tubuh lain yang berambut, seperti bulu mata, menyebabkan pediculosis ciliaris. -Infeksi biasanya ditandai dengan rasa gatal yang intens di daerah pubis (kemaluan). -Phtyrus pubis, berukuran 1-3 mm, berkaki enam, ditularkan melalui kontak seksual. -Dapat terjadi pada anak-anak yaitu di alis atau bulu mata misalnya blefaritis dan pada tepi batas atas rambut kepala. -Penularan dari orang tua kepada anak biasanya melalui penggunaan bersama handuk, pakaian, tempat tidur dan kloset. Kutu pubis ini, hanya dapat hidup dalam waktu singkat di luar tubuh manusia. Penularan pada anak dapat juga diwaspadai adalah akibat tindakan pelcehan seksual oleh orang dewasa. GEJALA -Perasaan gatal di daerah pubis dan sekitarnya terutama bila banyak keringat. -Pada daerah pubis dan perut bagian bawah ditemukan bercak-bercak merah abu-abu atau kebiruan yang disebut makula serulae. -Tidak hanya menyerang pubis, dapat meluas ke ketiak dan daerah lain. Kutu ini dapat dilihat dengan mata biasa dan susah untuk dilepaskan karena kepalanya dimasukkan ke dalam muara folikel rambut. -Gejala patognomonik lainnya adalah Black dot, yaitu adanya bercak-bercak hitam yang tampak jelas pada celana dalam berwarna putih yang dilihat oleh penderita pada waktu bangun tidur. Bercak hitam ini merupakan krusta berasal dari darah yang sering diinterprestasikan salah sebagai hematuria. Kadangkadang terjadi infeksi sekunder dengan pembesaran kelenjar getah bening regional.

PX FISIK

Pada inspeksi ditemukan bercak-bercak yang berwarna abu-abu atau kebiruan yang disebut makula serulae pada daerah pubis dan sekitarnya. Kutu dapat dilihat dengan mata telanjang dan juga bisa didapatkan pembengkakan kelenjar getah bening sekitar.

DD

Dermatitis seboroik ,Dermatomikosis

PP

Mencari telur atau bentuk dewasa P. Pubis

TATALAKSANA

Pengobatan topikal : Gameksan 1%, atau emulsi benzil benzoat 25% yang dioleskan dan didiamkan selama 24 jam. Pengobatan diulangi 4 hari kemudian, jika belum sembuh. Rencana Tindak Lanjut : Mitra seksual juga diperiksa dan diobati

EDUKASI

1. Menjaga kebersihan badan 2. Sebaiknya rambut kelamin dicukur 3. Pakaian dalam direbus atau diseterika

KASUS SKENARIO ANAMNESIS

Scabies (Kudis, Gudik) SESEORANG DATANG DENGAN ----RPS

>>gatal yang muncul terutama di malam hari, dan biasanya pada saat yang sama ada keluarga atau orang lain yang tinggal satu rumah mengalami hal yang sama Penyakit scabies adalah penyakit gatal pada kulit yang disebabkan oleh tungau atau kutu kecil yang bernama Sarcoptes scabiei varian hominis, ditandai dengan keluhan gatal, terutama pada malam hari -Penularan scabies bisa terjadi secara kontak langsung atau bersentuhan kulitkulit dan hubungan suami istri. Bisa juga terjadi secara tak langsung misalnya melalui pakaian, handuk, dan tempat tidur yang dipakai bersama-sama

Gejala Klinis. Gatal di sela-sela jari dan pergelangan tangan. Gatal pada permukaan luar siku dan di ketiak. Gatal di sekitar perut dan pusar. Gatal Pada bagian bokong dan selangkangan Gatal di sekitar puting susu, garis bra, dan sisi payudara (pada wanita). Gatal Pada alat kelamin (pada pria). Pada bayi dan anak-anak kecil, gatal-gatal dan iritasi kulit juga dapat terjadi pada kulit kepala, leher, dan wajah dan telapak tangan dan telapak kaki. Ada 4 tanda cardinal : Diagnosis dapat dibuat dengan menemukan 2 dari 4 tanda cardinal tersebut.

1. 1.Pruritus nokturna, artinya gatal pada malam hari yang disebabkan karena aktivitas tungau ini lebih tinggi pada suhu yang lebih lembab dan panas. 2. 2.Penyakit ini menyerang manusia secara berkelompok, misalnya dalam sebuah keluarga biasanya seluruh anggota keluarga terkena infeksi. Begitu pula dalam sebuah perkampungan yang padat penduduknya, sebagian besar tetangga yang berdekatan akan diserang oleh tungau tersebut. Dikenal keadaan hiposensitisasi, yang seluruh anggota keluarganya terkena, walaupun mengalami infestasi tungau, tetapi tidak memberikan gejala. Penderita ini bersifat sebagai pembawa (carrier). 3. 3.Adanya terowongan (kunikulus) pada tempat-tempat predileksi yang berwarna putih atau keabu-abuan, berbentuk garis lurus atau berkelok, rata-rata panjang 1 cm, pada ujung terowongan ini ditemukan papul atau vesikel. Jika timbul infeksi sekunder ruam kulitnya menjadi polimarf (pustule, ekskoriasi dan lain-lain). Tempat predileksinya biasanya merupakan tempat dengan stratum korneumyang tipis, yaitu sela-sela jari tangan, pergelangan tangan bagian volar, siku bagian luar, lipat ketiak bagian depan, areola mammae (wanita), umbilicus, bokong, genitalia eksterna (pria) dan perut bagian bawah. Pada bayi dapat menyerang telapak tangan dan telapak kaki. 4. 4.Menemukan tungau, merupakan hal yang paling diagnostic. Dapat ditemukan

satu atau lebih stadium hidup tungau ini. PX FISIK

Terowongan (kunikulus) pada tempat-tempat predileksi yang berwarna putih atau keabu-abuan, berbentuk garis lurus atau berkelok, rata-rata panjang 1 cm, pada ujung terowongan ini ditemukan papul atau vesikel. Jika timbul infeksi sekunder ruam kulitnya menjadi polimarf (pustule, ekskoriasi dan lain-lain). Tempat

predileksinya

biasanya

merupakan

tempat

dengan stratum

korneumyang tipis, yaitu sela-sela jari tangan, pergelangan tangan bagian volar,

siku

bagian

luar,

lipat

ketiak

mammae (wanita), umbilicus, bokong, genitalia

bagian

eksterna (pria)

depan, areola dan

perut

bagian bawah. Pada bayi dapat menyerang telapak tangan dan telapak kaki

DD PP

Prurigo, Gigitan serangga ,Folikulitis Menemukan tungau = 1. -Carilah mula-mula terowongan, kemudian pada ujung yang terlihat papul atau vesikel dicongkel dengan jarum dan diletakkan diatas sebuah kaca objek, lalu ditutup dan dilihat dengan mikroskop cahaya. 2. -Dengan cara menyikat dengan sikat dan ditampung diatas selembar kertas putih dan dilihat dengan kaca pembesar. 3. -Dengan membuat biopsi irisan. Caranya : lesi dijepit dengan 2 jari kemudian dibuat irisan tipis dengan pisau dan diperiksa dengan mikroskop cahaya. 4. -Dengan biopsi eksisional dan diperiksa dengan pewarnaan Hematoksilin Eosin.

TATALAKSANA 1. -Permetrin.

Dapat digunakan di kepala dan leher anak usia kurang dari 2 tahun. Topikal  ditempat lesi ±8 jam kemudian dicuci bersih 1. -Malation. Malation 0,5 % dengan dasar air digunakan selama 24 jam. Pemberian berikutnya diberikan beberapa hari kemudian. 1. -Emulsi Benzil-benzoas (20-25 %). diberikan setiap malam selama 3 hari. Sering terjadi iritasi dan kadang-kadang makin gatal setelah dipakai. 1. -Sulfur. Dalam bentuk parafin lunak, sulfur 10 % , konsentrasi 2,5 % pada bayi. pada

malam hari selama 3 malam. 1. -Monosulfiran. Lotion 25 %, yang sebelum digunakan harus ditambah 2-3 bagian dari air dan digunakan selam 2 – 3 hari. 1. -Gama Benzena Heksa Klorida (gameksan). Kadarnya 1 % dalam krim atau losio. Tidak dianjurkan pada anak ≤6 tahun dan wanita hamil karena toksik terhadap susunan saraf pusat. Pemberian cukup sekali, kecuali jika masih ada gejala ulangi seminggu kemudian -Krotamiton 10 % dalam krim atau losio. Mempunyai 2 efek sebagai antiskabies dan antigatal EDUKASI

-Penderita dalam satu rumah atau kelompok harus diobati secara bersamaan (serempak), untuk memutus rantai penularan. -Cuci semua pakaian, seprai, dan handuk yang digunakan dalam 3 hari sebelum memulai pengobatan. Gunakan air panas pada bilasan terakhir sebelum menjemurnya. Bersihkan dengan hati-hati tempat tidur, sofa, ruangan atau kamar yang digunakan oleh orang yang memiliki kudis atau gudikan.

KASUS

Reaksi Gigitan Serangga

SKENARIO ANAMNESIS

SESEORANG DATANG DENGAN ----RPS

>> Reaksi gigitan serangga (insect bite reaction) adalah reaksi hipersensitivitas atau alergi pada kulit akibat gigitan (bukan terhadap sengatan/stings), dan kontak dengan serangga. Gigitan hewan serangga, misalnya oleh nyamuk, lalat, bugs, dan kutu, yang dapat menimbulkan reaksi peradangan yang bersifat lokal sampai sistemik. Keluhan Pasien datang dengan keluhan gatal, rasa tidak nyaman, nyeri, kemerahan, nyeri tekan, hangat atau bengkak pada daerah tubuh yang digigit, umumnya tidak tertutup pakaian. Kebanyakan penderita datang sesaat setelah merasa digigit serangga, namun ada pula yang datang dengan delayed reaction, misalnya 10-14 hari setelah gigitan berlangsung. Keluhan kadang-kadang diikuti dengan reaksi sistemik gatal seluruh tubuh, urtikaria, dan angioedema, serta dapat berkembang menjadi suatu ansietas, disorientasi, kelemahan, GI upset (cramping, diarrhea, vomiting), dizziness, sinkop bahkan hipotensi dan sesak napas. Gejala dari delayed reaction mirip seperti serum sickness, yang meliputi demam, malaise, sakit kepala, urtikaria, limfadenopati dan poliartritis.

PX FISIK

• • • • • • • • •

Faktor Risiko • Lingkungan tempat tinggal yang banyak serangga. • Riwayat atopi pada diri dan keluarga. • Riwayat alergi  Riwayat alergi makanan Tanda Patognomonis Urtika dan papul timbul secara simultan di tempat gigitan, dikelilingi zona eritematosa. Di bagian tengah tampak titik (punktum) bekas tusukan/gigitan, kadang hemoragik, atau menjadi krusta kehitaman. Bekas garukan karena gatal. Dapat timbul gejala sistemik seperti: Takipneu Stridor Wheezing Bronkospasme Hiperaktif peristaltik Dapat disertai tanda-tanda hipotensi orthostatic Pada reaksi lokal yang parah dapat timbul eritema generalisata, urtikaria, atau edema pruritus, sedangkan bila terdapat reaksi sistemik menyeluruh dapat diikuti dengan reaksi anafilaksis.

Diagnosis Klinis Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik. Klasifikasi berdasarkan waktu terjadinya: 1. -Reaksi tipe cepat. Terjadi segera hingga 20 menit setelah gigitan, bertahan sampai 1-3 jam. 2. -Reaksi tipe lambat. Pada anak terjadi > 20 menit sampai beberapa jam setelah gigitan serangga. Pada orang dewasa dapat muncul 3-5 hari setelah gigitan. 3. - Reaksi tidak biasa. Sangat segera, mirip anafilaktik. Klasifikasi berdasarkan bentuk klinis: 1. Urtikaria iregular. 2. Urtikaria papular. 3. Papulo-vesikular, misalnya pada prurigo. Punctum (titik gigitan), misalnya pada pedikulosis kapitis atau phtirus pubis DD PP

TX

-Infeksi sekunder akibat garukan. -Bila disertai keluhan sistemik, dapat terjadi: syok anafilaktik hingga kematian - Pemeriksaan Penunjang Tidak ada yang spesifik. - Minta check darah ae buat jaga2

mencuci daerah gigitan dengan air dan sabun, serta kompres es. • Akut terutama pada angioedema karena dapat terjadi obstruksi saluran napas. -Penanganan pasien dapat dilakukan di Unit Gawat Darurat. Bila disertai obstruksi saluran napas diindikasikan pemberian ephinefrin sub kutan. Dilanjutkan dengan pemberian kortikosteroid Prednison 60-80 mg/hari selama 3 hari, dosis diturunkan 5-10 mg/hari. - Dalam kondisi stabil, terapi yang dapat diberikan yaitu: a. * Antihistamin sistemik golongan sedatif: misalnya hidroksizin 2x25 mg per hari selama 7 hari atau Chlorpheniramine Maleat 3x4 mg selama 7 hari atau Loratadine 1x10 mg per hari selama 7 hari. b. * Topikal: Kortikosteroid topikal potensi sedang-kuat: misalnya krim mometasone furoat 0.1% atau krim betametasone valerat 0.5% diberikan selama 2 kali sehari selama 7 hari.

EDUKASI

-Keluarga diberikan penjelasan mengenai: 1. -Minum obat secara teratur. 2. -Menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggal, memakai baju berlengan panjang dan celana panjang, pada beberapa kasus boleh memakai mosquito repellent jika diperlukan, dan lain-lain agar terhindar dari gigitan serangga.

Related Documents

Ipm-1se
June 2020 5
Ipm Intro.pdf
December 2019 23
Syllabus Ipm
November 2019 16
Res Ipm
July 2020 5
Ipm Anak.docx
November 2019 37

More Documents from "Sella Lukitasari"