Send To Ur Friends.docx

  • Uploaded by: priskilas911
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Send To Ur Friends.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,259
  • Pages: 14
IPM INTEGUMEN Folikulitis Superfisialis

KASUS SKENARIO ANAMNESIS

SESEORANG DATANG DENGAN ----RPS

KONDISI SEKARANG - Infeksi pada folikel rambut - Lebih sering pada daerah tropis - Lebih sering pada anak - Faktor : Kebersihan yang kurang dan higienis yang buruk Diabetes melitus, kelelahan dan kurang gizi RPD D = Pernah seperti ini sebelumnya? Pernah sakit parah? [RIWAYAT PENY. ] - I = Pernah dirawat di RS? - A = Alergi? RPK

KELUARGA INTI? KELUARGA BESAR? TEMAN KERJA? KAMPUS? SEKOLAH? KOS? LIFESTYLE

-

S,A,D L= Lingkungan rumah? Pekerjaan/t4 pendidikan? A= Kegiatan before dan after terkena = Kebiasaan menggaruk ; KEBERSIHAN Diet, olahraga= be4 and after

GEJALA - Rasa gatal seperti terbakar pada daerah rambut Kelainan di kulit berupa papul atau pustul yang eritematosa yang ditengahnya terdapat rambut dan biasanya multiple serta adanya krusta di sekitar daerah inflamasi Timbulnya rasa gatal dan agak nyeri, tetapi biasanya tidak terlalu menyakitkan hanya seperti gigitan serangga, tergores, atau akibat garukan dan trauma kulit lainnya PX FISIK

Lokalisasi: daerah berambut, paling sering pada kulit kepala dan ekstremitas Efloresensi: berupa makula eritematosa, papula, pustula, dan krusta miloiar sampai lentikular, regional sesuai dengan pertumbuhan rambut

DD

Pseudomonas Folikulitis Tinea Barbae Tinea Capitis Pseudofolikulitis Barbae Pityrosporum Folikulitis

PP

-Pewarnaan gram: gram positif. Fungi juga dapat terlihat -Kultur bakteri : Bakteri Staphylococcus aureus bakteri gram negatif (Klebsiella, E.colli, Pseudomonas, dan Streptococcus) -antibiotik sistemik jika luas: eritromisin 3x250mg selama 7-14 hari atau penisilin 600.000-1,5juta IU intramuscular -antibiotik topikal: kemicetin 2% -jika ada eksudasi: kompres PK 1/5000 R/ Cream Kemicetin 2% Tube No 1 S 2 dd ue

TATALAKSANA

EDUKASI

- menjaga kebersihan umum terutama kulit -mengurangi makanan tinggi protein dan tinggi kalori

KASUS SKENARIO ANAMNESIS

LEPRA SESEORANG DATANG DENGAN ----RPS

• • – – – • – • – – – • • • • • • • • • • •

KONDISI SEKARANG Sinonim: LEPRA = MORBUS HANSEN Definisi: Peny inf kronik Disebabkan : Mycobacterium leprae Saraf perifer, mukosa, tr. Resp atas  organ lain, kec : saraf pusat Cara penularan: Anggapan : kontak langsung antar kulit lama dan erat Masa tunas: Bervariasi 40 hr – 40 th Penyebaran  o/ orang yang terinfeksi Bukan penyakit turunan Semua umur Frek tertinggi umur 25 – 35 th Anak-anak < 14 th. ± 13 % BTA ditemukan di kulit, folikel rambut,ASI  jarang pada kel. keringat, sputum, urin Etiologi Mycobacterium leprae Basil tahan asam Positif gram Ukuran 3 – 8 Um x 0,5 Um Biakan medium artifisial (-) BTA  masuk ke dalam tubuh : rentan -/+ TIDAK SAKIT SAKIT  gejala klinis  tipe ?  CMI CMI  : tuberkuloid CMI  : lepromatosa

• RPD D = Pernah seperti ini sebelumnya? Pernah sakit parah? [RIWAYAT PENY. ] - I = Pernah dirawat di RS? - A = Alergi? RPK

KELUARGA INTI? KELUARGA BESAR? TEMAN KERJA? KAMPUS? SEKOLAH? KOS? LIFESTYLE

-

S,A,D L= Lingkungan rumah? Pekerjaan/t4 pendidikan?

-

PX FISIK

• • • • • •

• • • • • • • -

A= Kegiatan before dan after terkena = Kebiasaan menggaruk ; KEBERSIHAN Diet, olahraga= be4 and after

Kelainan Kulit Bentuk : makula, infiltrat, papul, nodus Jumlah : satu, beberapa, banyak Distribusi : simetris, asimetris Permukaan : halus, berkilat, kering bersisik Batas : jelas, tidak jelas Anastesia : jelas, tidak jelas, tidak ada

Saraf Perifer N. fasialis N. aurikularius magnus N. ulnaris N. medianus N. radialis N. poplitea lateralis N. tibialis posterior Perlu dinilai Pembesaran Konsistensi Nyeri +/-Pembesaran N. aurikularis magnus -P N. peroneus lateralis KERUSAKAN SARAF Sensoris  Anastesi Motoris  paresis/paralisis

Otonom  kulit kering -Px tes raba pake ujung kapas pada lesi -Px tes nyeri pake jarum suntik pada lesi -Px suhu pake tabung 1 isi air dingin 1 isi air panas • • • • •

*KUSTA TIPE NEURAL Lesi kulit tidak ada / tidak pernah ada Pembesaran saraf 1 atau lebih Anastesia dan atau paralisis, atrofi otot Bakterioskopik (-) Tes Mitsuda umumnya (+) -Diagnosis sulit  anjuran biopsi saraf

• • • •

*KUSTA HISTOID Variasi lesi tipe lepromatosa Klinis : nodus berbatas tegas, keras Bakterioskopik : positif tinggi Terjadi ok  resistensi sekunder

Berdasarkan penemuan tanda Kardinal yaitu 1. Bercak kulit yang mati rasa (total/sebagian) berupa makula atau plak hipopigmentasi/eritematosa 2. Penebalan saraf tepi, rasa nyeri +/- dan gangguan fungsi saraf +/3. Ditemukan basil tahan asam – cuping telinga – lesi kulit aktif – biopsi D/ kusta paling sedikit 1 tanda Kardinal • Tanda Kardinal (-): – Tersangka kusta – Observasi dan periksa ulang setelah 3 – 6 bln  kusta +/-

DD

– – – – – –

Dermatofitosis Tinea versikolor Pitiriasis rosea Pitiriasis alba Psoriasis Neurofibromatosis

• • •

. Pemeriksaan Bakterioskopik Membantu menegakkan diagnosis Pengamatan pengobatan M. leprae terlihat merah

PP

– – – • – – – – – – – – – TATALAKSANA

solid : batang utuh  hidup fragmented : batang terputus  mati granular : butiran  mati Indeks Bakteri: Kepadatan BTA ( solid + non solid ) pada satu sediaan Nilai 0 – 6+ Indeks Morfologi: Persentase bentuk solid dibandingkan dgn jumlah solid dan non solid 2. Pemeriksaan Histopatologik Untuk memastikan gambaran klinis Penentuan klasifikasi kusta 3. Pemeriksaan Serologis Tes ELISA (Enzyme Linked Immuno-sorbent Assay) Tes MLPA (Mycobacterium Leprae Particle Aglutination) Tes ML dipstick (Mycobacterim Leprae dipstick) MDT Multibasiler (MB) • Rifampisin 600 mg/bulan • DDS 100 mg/hari • Klofazimin 300 mg/bln diteruskan 50 mg/hari Diberikan 2 – 3 tahun MDT Pausibasiler (PB) • Rifampisin 600 mg/bulan • DDS 100 mg/hari • Diberikan 6 – 9 bulan •



BULANAN ( HARI PERTAMA TIAP BULAN DEPAN PETUGAS) -R/ Rifampisin tab mg 300 no 1 S(-) tab II -R/ Klofazimin tab mg 100 no 1 S- tab III R/ Dapson tab mg mg 100 no 1 HARIAN R/ Lampren tab mg 50 no 1 no xxvii S 1 dd tab 1 R/ Dapson tab mg 100 no 1 S 1 dd tab 1

MDT Pausibasiler (Lesi tunggal) • Rifampisin 600 mg • Ofloksasin 400 mg • Minosiklin 100 mg  SEBULAN R/ Rifampisin tab mg 300 no 1 S(sebulan dimakan dpn petugas, sebulan) tab II R/ Dapson tab mg 100 no 1 S(sebulan dimakan dpn petugas, sebulan) tab II



HARIAN Dapson tab mg 100 no XXVII S 1 dd tab 1

Control setiap bulan aja kone EDUKASI

- Istirahat/imobilisasi.

KASUS SKENARIO ANAMNESIS

Tinea Korporis SESEORANG DATANG DENGAN ----RPS

KONDISI SEKARANG - Pasien mengeluh gatal yang kadang-kadang meningkat waktu berkeringat - infeksi jamur dermatofita pada kulit halus (glabrous skin) seperti di daerah muka, leher, badan, lengan, dan gluteal - Faktor : keadaan lembab oleh karena keringat dan obesitas -Etiologi: Trichophyton rubrum dan Trichophyton mentagrophytes. RPD D = Pernah seperti ini sebelumnya? Pernah sakit parah? [RIWAYAT PENY. ] - I = Pernah dirawat di RS? - A = Alergi? RPK

KELUARGA INTI? KELUARGA BESAR? TEMAN KERJA? KAMPUS? SEKOLAH? KOS? DM LIFESTYLE

-

S,A,D L= Lingkungan rumah? Pekerjaan/t4 pendidikan? A= Kegiatan before dan after terkena = Kebiasaan menggaruk ; KEBERSIHAN Diet, olahraga= be4 and after

GEJALA Gejala tinea corporis biasanya mulai muncul 4-10 hari setelah tubuh terpapar jamur. Beberapa tanda dan gejala umum tinea corporis adalah: Munculnya ruam melingkar kemerahan atau keperakan pada kulit dengan tepi yang sedikit menimbul dibanding daerah sekitarnya. Bagian tengah dari cincin bisa tampak seperti kulit sehat, namun bisa juga timbul luka berisi cairan (blister) atau nanah di sekitar ruam melingkar tersebut. Kulit terasa gatal, bersisik, atau meradang.

PX FISIK

Lesi bulat atau lonjong , berbatas tegas terdiri atas eritema, skuama, kadangkadang dengan vesikel dan papul di tepi. Daerah tengahnya biasanya lebih tenang, sementara yang di tepi lebih aktif ( tanda peradangan lebih jelas ) yang sering disebut dengan sentral healing. Kadang-kadang terlihat erosi dan krusta akibat garukan. Lesi-lesi pada umumnya merupakan bercak – bercak terpisah satu dengan yang lain. Kelainan kulit dapat pula terlihat sebagai lesi-lesi

dengan pinggir yang polisiklik, karena beberapa lesi kulit yang menjadi satu. Bentuk dengan tanda radang yang lebih nyata, lebih sering dilihat pada anakanak daripada orang dewasa karena umumnya mereka mendapat infeksi baru pertama kali. Pada tinea korporis yang menahun, tanda radang mendadak biasanya tidak terlihat lagi. Kelainan ini dapat terjadi pada tiap bagian tubuh dan bersama-sama dengan kelainan pada sela paha. Dalam hal ini disebut tinea corporis et cruris atau sebaliknya tinea cruris et corporis.

DD

Pseudomonas Folikulitis Tinea Barbae Tinea Capitis Pseudofolikulitis Barbae Pityrosporum Folikulitis

PP

Kadang – kadang diperlukan pemeriksaan dengan lampu Wood, yang mengeluarkan sinar ultraviolet dengan gelombang 3650 Ao. Pemeriksaan sediaan langsung dengan KOH 10-20% bila positif memperlihatkan elemen jamur berupa hifa panjang dan artrospora. Pemeriksaan dengan pembiakan diperlukan untuk menyokong pemeriksaan langsung sediaan basah dan untuk menentukan spesies jamur. Yang dianggap paling baik pada waktu ini adalah medium agar dekstrosa Sabouraud. Biakan memberikan hasil lebih cukup lengkap, akan tetapi lebih sulit dikerjakan, lebih mahal biayanya, hasil diperoleh dalam waktu lebih lama dan sensitivitasnya kurang (± 60%) bila dibandingkan dengan cara pemeriksaan sediaan langsung Pengobatan a.Pengobatan topikal – Kombinasi asam salisilat (3-6%) dan asam benzoat (6-12%) dalam bentuk salep ( Salep Whitfield). – Kombinasi asam salisilat dan sulfur presipitatum dalam bentuk salep (salep 2-4, salep 3-10) dipake habis mandi R/ 2-4 Salep No 1 Suc – Derivat azol : mikonazol 2%, klotrimasol 1%, ketokonazol 1%( tab= 1 x 200 mg ; anak2 3x20 mg) dll.

TATALAKSANA

EDUKASI

R/ Cream Ketokonazol 2% tube No.1 S 2 dd ue (slm 2-3 weeks) b. Antibiotika diberikan bila terdapat infeksi sekunder. Pada kasus yang resisten terhadap griseofulvin dapat diberikan deriivat azol seperti itrakonazol, flukonazol dll. a. Mengurangi kelembaban dari tubuh pasien dengan menghindari pakaian yang panas (karet, nylon), memperbaiki ventilasi rumah dan menghindari berkeringat yang berlebihan. b. Menghindari sumber penularan yaitu binatang, kuda, sapi, kucing, anjing, atau kontak pasien lain. c. Faktor-faktor predisposisi lain seperti diabetes mellitus, kelaian endokrin yang lain, leukemia, harus dikontrol.

KASUS SKENARIO ANAMNESIS

DKI TOKSIK / PAEDERUS DERMATITIS (TOMCAT) Spider-lick., whiplash dermatitis, dan Nairobi dermatitis fly SESEORANG DATANG DENGAN ----RPS

KONDISI SEKARANG - Tiba-tiba menimbulkan rasa menyengat, dan sensasi terbakar - Kadang gatal, kulit merah, ruam2 merah, melepuh (blister) - Adanya riwayat kontak dengan serangga, sifat nokturnal dari Paederus, kontak dengan pasien mayoritas terjadi pada malam hari yaitu ketika pasien tidur sehingga biasanya pasien menyangkal adanya riwayat tersebut. - Sebagian besar kasus pada anak di usia 7 sampai 12 tahun Kejadian kasus banyak terjadi pada masa bulan-bulan akhir tahun atau setelah musim hujan. RPD D = Pernah seperti ini sebelumnya? Pernah sakit parah? [RIWAYAT PENY. ] - I = Pernah dirawat di RS? - A = Alergi? RPK

KELUARGA INTI? KELUARGA BESAR? TEMAN KERJA? KAMPUS? SEKOLAH? KOS? LIFESTYLE

-

S,A,D L= Lingkungan rumah? Pekerjaan/t4 pendidikan? A= Kegiatan before dan after terkena = Kebiasaan menggaruk ; KEBERSIHAN Diet, olahraga= be4 and after

GEJALA Gejala tinea corporis biasanya mulai muncul ± 2 hari. Rasanya gatal, biasanya pasien garuk lesi sehingga lesi kian melebar. Sebelum dan selama lesi muncul penderita tidak demam maupun lemah

PX FISIK

- Lesi makin lebar bentuk tak beraturan dan menjadi lepuh tapi tidak pada daerah dermatom pada tubuh - Lesi tipikal mendadak berupa plak eritema yang tersusun secara linear, kemudian pada umumnya muncul vesikel-vesikel yang seringkali berubah menjadi pustul di daerah sentral dari plak .Kissing lesions merupakan reaksi khas yang dapat terjadi apabila toksin paederin menyebar dari permukaan kulit yang biasanya terjadi kontak, seperti daerah-derah fleksura .Pada kasus dermatitis paederus yang ringan dapat hanya ditemukan patch eritema yang berlangsung selama beberapa hari dan sebaliknya pada kasus berat dapat ditemukan lepuh dalam area yang lebih luas diserta gejala-gejala tambahan,

seperti demam, arthralgia, neuralgia, dan muntah-muntah

LESI linear (ini gambar wkt sl)

Kissing lesion

Lesi pada mata umum terjadi dan biasanya dikarenakan mengusap mata dengan tangan yang terkontaminasi dengan toksin paederin.38 Edema, konjungtivitis, dan lakrimasi berlebih sering ditemukan dan biasanya disebut “Nairobi Eyes” DD

Herpes zoster, karakteristik khas yang sangat membedakan adalah keluhan utama berupa nyeri menjalar, distribusi erupsi sejajar dermatom dan unilateral. berbeda dengan nyeri terbakar atau tersengat yang merupakan gejala subjektif dominan dari dermatitis paederus.

Herpes Simpleks

susunan lesi yang tidak linear, juga ada riwayat infeksi primer dari herpes simpleks berupa gingivostomatitis dapat mengeksklusi diagnosis herpes simpleks rekuren Phytodermatitis

PP TATALAKSANA

sangat mirip dengan dermatitis paederus karena mempunyai gejala yang sama berupa lesi yang tersusun secara linear, area eritema yang tidak simetrik, lepuh-lepuh, dan kelainan pigmentasi. Ada tidaknya riwayat kontak dengan zat dari tanaman-tanaman yang memiliki sifat sensitisasi cahaya, seperti limau, seledri, peterseli, dan daun ara. Sifatnya hanya untuk meredakan gejala dan menurunkan kemungkinan terjadinya infeksi sekunder. *Pemilihan topikal steroid sesuai dengan daerah lesi. -Lesi di wajah dapat menggunakan hidrokortison 1% atau 2,5% krim R/ Cream Hidrokortison 1% Tube No 1

EDUKASI

S 2 dd ue -Leher dapat menggunakan betametason valerate 0,1% krim R/ Cream Betametason Valerat 0,1% Tube No 1 s 2 dd ue -Ekstremitas proksimal dapat menggunakan betametason diproprionate 0,05% krim atau desoximetason 0,25% krim. R/ Cream betametason diproprionate 0,05% Tube No. 1 S 2 ddue * Antibiotik = gentamisin 0,1% dioleskan 3-4x/hari R/ Cream Gentamisin 0,1% Tube No.1 8.0.h ue (sampai habis) -Jangan digaruk -Tomcat gak gigit, Cuma keluarin toksin makanya gak kerasa -Pencegahan: menyingkirkan kumbang dengan cara meniup atau menggunakan kertas, mencuci bagian kulit yang mengalami kontak dengan kumbang dengan air mengalir dan sabun, menutup pintu dan menggunakan kasa nyamuk untuk mencegah kumbang ini masuk ke dalam rumah, tidur dengan menggunakan kelambu, memasang jaring pelindung di lampu untuk mencegah kumbang jatuh ke manusia, menyemprot insektisida, dan membersihkan rumah dari tanaman yang tidak terawat

TAMBAHAN -

ANTIPRURITUS = R/ Lotion Kalamin 10% Lag no 1 S 2 dd ue ANTIVIRUS = R/ Asiklovir mg 400 no XXV S 5 DD TAB 1 ANTIHISTAMIN SEDATIF = R/ Klorfeniramin maleat mg 4 No X S 3 dd tab 1

Related Documents

Send
November 2019 32
Ur
June 2020 20
Request To Send Papers.docx
November 2019 17
Moa To Send O Lpi
November 2019 10
Send Mail
June 2020 12

More Documents from ""