TUTORIAL KLINIK OTITIS MEDIA SUPURATIF KRONIS Disusun Oleh: Ni Kadek Priskila Septiani 42180272 Dosen Pembimbing Klinik: dr. Arin Dwi Iswarini, Sp.THT-KL., M.Kes KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN TELINGA HIDUNG TENGGOROKAN RUMAH SAKIT BETHESDA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN DUTA WACANA YOGYAKARTA 2019
STATUS PASIEN IDENTITAS Nama Tanggal Lahir Usia Jeniskelamin Alamat Pekerjaan Tanggal periksa No.RM
: Tn. R : 11 Maret 1970 : 49 tahun : Laki-laki : Kulonprogo, Yogyakarta : Buruh : 6 Maret 2019 : 01162XXX
ANAMNESIS Tanggal
: 6 Maret 20119 Keluhan Utama: Telinga kanan mengalami penurunan pendengaran. Riwayat Penyakit Sekarang: Pasien mengeluhkan terjadi penurunan pendengaran di telinga kanan sejak 2 minggu yang lalu. Pasien mengatakan telinganya terasa nyeri juga berdengung sejak 2 minggu lalu. Pasien mengaku sebelumnya telinga kanannya sering nyeri hilang timbul dari bulan ± Januari awal 2019. Pasien juga sempat demam beberapa kali, yaitu sekitar di bulan Desember akhir 2018 hingga Januari 2019. Pasien juga sempat batuk pilek pada bulan Januari 2019. Pasien juga mengatakan telinganya sempat mengeluakan cairan tidak berbau, bening sekitar akhir bulan Januari 2019, lalu kembali keluar sekitar akhir Februari 2019. Selain itu, telinga kiri pasien juga dikatakan tidak bisa mendengar sejak 8 bulan lalu setelah terpukul kayu pada telinga kiri. Pasien tidak mengeluhkan adanya nyeri, maupun cairan yang keluar pada telinga kiri.
Riwayat Penyakit Dahulu Batuk lama : (-) Alergi : (-) Maag : (-) Asma : (-) Riwayat trauma kepala: (-)
Riwayat Penyakit Keluarga Keluhan serupa DM, hipertensi, alergi, asma
: (-) : Diabetes Melitus
Riwayat Pengobatan Riwayat Obat Riwayat Operasi Riwayat Mondok
: Metformin : (-) : (-)
LIFE STYLE Life style Pekerjaan pasien adalah buruh petani dan juga buruh bangunan, namun setelah kejadian terpukulnya pasien oleh kayu, pasien mengurangi pekerjaannya. Pola makan pasien 3x sehari dengan lauk pauk, sayur,terpenuhi. Pasien mengaku suka makan gorengan, juga teh manis hampir setiap hari. Pasien mengaku memiliki kebiasan mengorek-korek telinga jika gatal.
PEMERIKSAAN FISIK PEMERIKSAAN FISIK Keadaan Umum : Baik Kesadaran : Compos mentis Tanda Vital Tekanan Darah : 130/80 mmHg Nadi : 86x/menit Respirasi : 18x/menit Suhu : 36,80C
STATUS GENERALIS Kepala Normocephali CA (-),SI (-), Bibir sianosis (-),
reflek pupil direct dan indirect (+/+) Mukosa mulut basah Hidung
: sesuai status lokalis
Mulut
: sesuai status lokalis
Telinga
: sesuai status lokalis
Leher : Limfonodi tidak teraba, nyeri tekan (-), pembesaran tyroid (-)
Abdomen
JANTUNG
Inspeksi : Pulsasi iktus kordis tidak tampak Palpasi : Iktus cordis di SIC V linea midklavikularis sinistra Perkusi : Batas jantung Normal Auskultasi : S1 dan S2 terdengar tunggal, regular, bising jantung (-)
Inspeksi : Jejas(-),distensi(-) regio iliaca dextra, Ascites (-)
Auskul : Peristaltik usus normal
Perkusi : Timpani pada seluruh regio abdomen
Palpasi : Nyeri tekan (-), defans muscular (-) Ekstremitas
Atas : Akral teraba hangat, edema (-) , CRT< 2 detik Bawah : Akral teraba hangat, edema (), CRT < 2 detik
STATUS LOKALIS Pemeriksaan
Dextra
Sinistra
dbn, deformitas (-)
dbn, deformitas (-)
Kelainan kongenital
Tidak ada
Tidak ada
Tumor
Tidak ada
Tidak ada
Nyeri tekan tragus
Tidak ada
Tidak ada
Planum mastoidium
Nyeri tekan (-)
Nyeri tekan (-)
Glandula limfatik
Pembesaran (-)
Pembesaran (-)
Can. Aud. Externa
Serumen (+), edem (-),
Serumen (+), edem (-),
Hiperemis (-)
Hiperemis (-),
Auricula
Otoskopi
Dextra
Sinistra
Tidak dilakukan
Keterangan: CAE lapang, serumen (-), jaringan granulasi (), membran timpani tampak suram (+), refleks cahaya (+)
Tes Pelana
Dextra
Sinistra
Rinne
+
+
Weber
Lateralisasi kanan
Lateralisasi kanan
Sama dengan pemeriksa
Memendek
Scwabach
Kesan: AS terdapat SHL, AD dalam batas normal
CAVUM ORIS-TONSIL-FARING Bibir Bibir sianosis dan kering (-), stomatitis (-) Mukosa Oral
Stomatitis (-), warna merah muda
Gusi dan Gigi
Warna merah muda, karies dentis (-), ulkus (-)
Lingua
Simetris, atrofi papil (-), lidah kotor (-), ulserasi (-)
Atap mulut
Ulkus (-)
Dasar Mulut
Ulkus (-)
Uvula
Uvula (-)
Tonsila Palatina
Tonsil membesar (-) hiperemis (-), Tonsil membesar (-) hiperemis (-), detritus(-), kripta melebar (-) detritus(-), kripta melebar (-)
Peritonsil
Abses (-)
Faring
Hiperemis (-) minimal, discharge (-)
Kesan: Cavum oris, tonsil, faring dalam batas normal
Abses (-)
PEMERIKSAAN PENUNJANG Tidak dilakukan DIAGNOSIS Otitis Media Supuratif Kronis Benigna inaktif
DIAGNOSIS BANDING Otitis media supuratif kronis Otitis media akut stadium perforsasi Perforasi membran timpani
PENATALAKSANAAN
Farmakologi Amoksisilin 500 mg 1x1 Natrium diklofenak 50 mg 2x1
Non Farmakologi Tirah baring
EDUKASI Istirahat yang cukup. Meghindari makanan yang memicu peradangan seperti makanan pedas, berminyak, mengandung pengawet dan minuman dingin. Minum obat secara teratur. PLANNING Audiometri Rujuk ke dokter sp. THT
PROGNOSIS Ad Vitam Ad Fungsionam Ad Sanationam
: ad bonam : ad bonam : ad bonam
TINJAUAN PUSTAKA
ANATOMI Telinga terdiri dari 3 bagian utama yaitu : • Telinga Bagian Luar Terdiri dari daun telinga dan liang telinga (audiotory canal), dibatasi oleh membran timpani. • Telingah Bagian Tengah Telinga tengah berbentuk kubus dengan : -batas luar: membran timpani Membrane timpani Membrane timpani adalah suatu bangunan berbentuk kerucut dengan puncaknya, umbo, mengarah ke medial. Membrane timpani umumnya bulat. Membrane timpani tersusun oleh lapisan epidermis (luar), fibrosa (tengah), mukosa (dalam). -batas depan: tuba eustachius -batas bawah: vena jugularis (bulbus jugularis) -batas belakang: aditus ad antrum, kanalis fasialis pars vertikalis -batas atas : tegmen timpani (meningen/otak)
Telinga Bagian Dalam Telinga dalam terdiri dari koklea (rumah siput) yang berupa dua setengah lingkaran dan vestibuler yang terdiri dari 3 buah kanalis semisirkularis. Skala vestibule dan skala timpani berisi perilimfa, sedangkan skala media berisi endolimfa. Dasar skala vestibuli disebut sebagai membrane vestibule (Reissner’s membrane) sedangkan dasar skala media adalah membrane basalis. Pada membrane ini terletak organ Corti. Pada skala media terdapat bagian yang berbentuk lidah yang disebut membrane tektoria, dan pada membrane basal melekat sel rambut yang terdiri dari sel rambut dalam, sel rambut luar dan kanalis Corti, yang membentuk organ Corti.
OTITIS DEFINISI Otitis adalah merupakan peradangan telinga yang dapat terjadi pada bagian eksterna maupun interna yang disebabkan oleh virus, bakteri. KLASIFIKASI Otitis Media : Peradangan sebagian atau seluruh mukosa telinga tengah, tuba eustachius, antrum mastoid, dan sel-sel mastoid. Otitis Eksterna : Peradangan pada bagian telinga luar di mana didapatkan 2
kemungkinan yaitu otitis eksterna sirkumskripta di mana didapatkan furunkel oleh karena kulit di sepertiga luar liang telinga mengandung adneksa kulit, seperti folikel rambut sehingga tempat tersebut dapat terjadi infeksi pada pilosebaseus, dan otitis eksterna difus di mana biasanya mengenai kulit liang telinga duapertiga dalam, kulit liang telinga tampak hiperemis dan edema yang tidak jelas batasnya.
KLASIFIKASI
OTITIS MEDIA AKUT Stadium Oklusi Tuba Eustachius
Tanda adanya oklusi tuba eustachius ialah gambaran retraksi membrane timpani akibat terjadinya tekanan negatif di dalam telinga tengah, akibat absorps udara. Kadang-kadang membrane timpani tampak normal atau berwarna keruh pucat Stadium Hiperemis
Pada stadium hiperemis, tampak pembuluh darah yang melebar di membrane timpani atau seluruh membrane timpani tampak hiperemis serta edem. Sektret yang telah terbentuk mungkin masih bersifat eksudat yang serosa sehingga sukar terlihat.
Stadium Supurasi
Edema yang hebat pada mukosa telinga tengah dan hancurnya sel epitel superfisial serta terbentuknya eksudat yang purulent di kavum timpani, menyebabkan membrane timpani menonjol (buldging) ke arah liang telinga luar. Pada keadaan ini pasien tampak sangat sakit, nadi dan suhu meningkat, serta rasa nyeri di telinga bertambah hebat. Stadium Perforasi Karena beberapa sebab seperti terlambatnya pemberian antibiotika atau virulensi kuman yang tingi, maka dapat terjadi rupture membran timpani dan nanah keluar mengalir dari telinga tengah ke liang telinga luar Stadium Resolusi Bila membran timpani tetap utuh, maka keadaan membran timpani perlahanlahan akan normal kembali. Bila sudah terjadi perforasi, maka sekret akan berkurang dan akhirnya kering. Bila daya tahan tubuh baik atau virulesi kuman rendah, maka resolusi dapat terjadi
Otitis Media Supuratif Kronis (OMSK) Yang disebut OMSK ialah infeksi kronis di telinga tengah dengan
perforasi membrane timpani dan sekret yang keluar dari telinga tengah terus menerus atau hilang timbul. Sekret mungkin encer atau kental, bening, atau berupa nanah. Jenis OMSK dapat dibagi atas 2 jenis, yaitu OMSK tipe aman (tipe mukosa atau tipe benigna) dan OMSK tipe bahaya (tipe tulang = tipe maligna). - Tipe benigna: terbatas pada mukosa saja, dan biasanya tidak mengenai tulang. Perforasi terletak di sentral. Umumnya OMSK tipe aman jarang menimbulkan komplikasi yang berbahaya. Pada OMSK tipe aman tidak terapat kolesteatoma.
- OMSK tipe maligna: OMSK yang disertai dengan kolesteatoma. OMSK ini dikenal juga dengan OMSK tipe bahaya atau OMSK tipe tulang. Perforasi pada OMSK tipe bahaya letaknya marginal, kadang-kadang terdapat juga kolesteatoma pada OMSK dengan perforasi subtotal. Sebagian besar komplikasi yang berbahaya atau fatal timbul pada OMSK tipe maligna. Berdasarkan aktivitas sekret yang keluar dikenal juga OMSK aktif dan
OMSK tenang. OMSK aktif ialah OMSK dengan sekret yang keluar dari kavum timpani secara aktif, sedangkan OMSK tenang ialah yang keadaan kavum timpaninya terlihat basah atau kering.
ETIOLOGI Streptokokus hemolitikus, stafilokokus aureus, pneumokokus. Selain itu kadang ditemukan juga hemofilus influenza, Escherichia colli, Streptokokus anhemolitikus, Proteus vulgaris, dan Pseudomonas aurugenosa.
FAKTOR RISIKO Lingkungan , genetik, otitis media sebelumnya, infeksi, ISPA, autoimun, alergi, gangguan tuba eustachius
PATOGENESIS Otitis media akut dengan perforasi membran timpani menjadi otitis
media supuratif kronis apabila proses infeksinya kurang dari 2 bulan, disebut otitis media supuratif subakut. Beberapa faktor yang menyebabkan OMA menjadi OMSK ialah terapi yang terlambat diberikan, terapi yang tidak adekuat, virulensi kuman tinggi, daya tahan tubuh pasien rendah (gizi kurang) atau hygiene buruk.
Otitis media akut (OMA) dengan perforasi yang sudah terbentuk
diikuti dengan keluarnya sekret yang terus menerus Setelah penyakit akut berlalu, gendang telinga tetap berlubang, atau sembuh dengan membran yang atrofi yang kemudian dapat kolaps ke dalam telinga tengah, sehingga memberikan gambaran otitis yang membran timpaninya perforasi yang kronis
MANIFESTASI KLINIS Telinga berair
-OMSK tipe jinak: cairan yang keluar mukopus yang tidak berbau busuk yang sering kali sebagai reaksi iritasi mukosa telinga tengah oleh perforasi membran timpani dan infeksi. Keluarnya sekret biasanya hilang timbul. Meningkatnya jumlah sekret dapat disebabkan infeksi saluran nafas atas atau kontaminasi dari liang telinga luar setelah mandi atau berenang. -OMSK stadium inaktif: tidak dijumpai adannya sekret telinga. Sekret yang sangat bau -Kolesteatoma: berwarna kuning abu-abu kotor memberi kesan kolesteatoma dan produk degenerasinya. Dapat terlihat keping-keping kecil, berwarna putih, mengkilap. -OMSK tipe ganas: Unsur mukoid dan sekret telinga tengah berkurang atau hilang karena rusaknya lapisan mukosa secara luas. Sekret yang bercampur darah berhubungan dengan adanya jaringan granulasi dan polip telinga dan merupakan tanda adanya kolesteatom yang mendasarinya.
Gangguan pendengaran
Gangguan pendengaran bisa ringan maupun berat. -Bila tidak dijumpai kolesteatom, mungkin bisa ditemukan tuli konduktif kurang dari 20 db ini ditandai bahwa rantai tulang pendengaran masih baik. Otalgia Pada OMSK keluhan nyeri dapat karena terbendungnya drainase pus. Vertigo Keluhan vertigo seringkali merupakan tanda telah terjadinya fistel labirin akibat erosi dinding labirin oleh kolesteatom.
PEMERIKSAAN FISIK INSPEKSI PALPASI OTOSKOPI
Tes Pendengaran Pelana/garpu tala
AUDIOMETRI Alat audiometer Derajat ketulian ditentukan dengan membandingkan rata-rata
kehilangan intensitas pendengaran pada frekuensi percakapan terhadap skala ISO 1964 yang ekivalen dengan skala ANSI 1969 Derajat ketulisan ISO: 0-25 dB : Normal > 25 – 40 dB : Tuli ringan >40 – 55 dB : Tuli sedang >55 – 70 dB : Tuli sedang berat >70 – 90 dB : Tuli berat >90 dB : Tuli sangat berat
Evaluasi audimetri penting untuk menentukan fungsi konduktif dan fungsi koklea. Untuk melakukan evaluasi ini, observasi berikut bisa membantu : 1. Perforasi biasa umumnya menyebabkan tuli konduktif tidak lebih dari 15-20 dB 2. Kerusakan rangkaian tulang-tulang pendengaran menyebabkan tuli konduktif 30-50 dB apabila disertai perforasi. 3. Diskontinuitas rangkaian tulang pendengaran dibelakang membran yang masih utuh menyebabkan tuli konduktif 55-65 dB. 4. Kelemahan diskriminasi tutur yang rendah, tidak peduli bagaimanapun keadaan hantaran tulang, menunjukan kerusakan kohlea parah.
TATALAKSANA Medikamentosa - Bila sekret yang keluar terus menerus, maka diberikan obat pencuci
telinga, berupa larutan H202 3 % selama 3-5 hari. Setelah sekret berkurang. maka terapi dilanjutkan dengan memberikan obat tetes telinga yang mengandung antibiotika dan kortikosteroid ± 1-2 minggu. - Secara
oral diberikan antibiotika dari golongan ampisilin, atau eritromisin (bila pasien alergi terhadap penisilin). Amoksisilin/clavulanat merupakan obat antibiotik sistemik pilihan pertama sedangkan golongan kuinolon merupakan obat pilihan kedua pada pasien OMSK.
- Bila sekret telah kering, tetapi perforasi masih ada setelah diobservasi
selama 2 bulan, maka idealnya dilakukan miringoplasti atau di timpanoplasti yang bertujuan untuk menghentikan infeksi secara permanen, memperbaiki membran timpani yang perforasi, mencegah terjadinya komplikasi atau kerusakan pendengaran yang lebih berat, serta memperbaiki pendengaran. - Prinsip
terapi OMSK tipe bahaya ialah pembedahan, yaitu mastoidektomi. Jadi, bila terdapat OMSK tipe bahaya, maka terapi yang tepat ialah dengan melakukan mastoidektomi dengan atau tanpa timpanoplasti.
KOMPLIKASI Komplikasi dibagi menjadi komplikasi intra temporal dan komplikasi intracranial. Komplikasi intratemporal yaitu: Abses subperiosteal Abses subperiosteal terjadi karena tulang temporal mengalami erosi dan pengumpulan pus di bawah kulit dan periostium di atas korteks mastoid daerah trigonum Macewen’s. Hal ini biasanya akan tampak dari belakang telinga di sebelah atas dari pinna. Labirinitis
Labirinitis adalah radang pada telinga dalam (labirin). Labirinitis yang mengenai seluruh bagian labirin, disebut labirinitis umum atau difus dengan gejala vertigo berat dan tuli saraf yang berat, sedangkan labirinitis yang terbatas atau labirinitis sirkumskripta menyebabkan terjadinya vertigo saja atau tuli saraf saja. Labirinitis terjadi oleh karena penyebaran infeksi ke ruang perilimfa. Paresis n. fasial
Paresis saraf kranialis adalah salah satu komplikasi ekstrakranial OMSK maligna, disebabkan tumbuhnya koleasteatom timpani yang progresif, destruktif, dan merupakan ciri khas OMSK maligna. Paresis saraf fasialis yang disebabkan oleh OMSK malgina bila diketahui sedini mungkin dan cepat ditanggulangi secara operatif akan kembali normal karena bersifat reversible.
Komplikasi intracranial didapati beberapa penyakit yaitu: Abses ekstradura Abses ekstradural adalah akumulasi nanah antara dura mater dan tulang tengkorak. Infeksi menjalar melampaui tulang pada telinga tengah atau mastoid. Meningitis Meningitis dapat terjadi melalui ekstensi langsung melewati tulang yang erosi, saluran yang sudah terbentuk sebelumnya atau melalui darah (hematogen). Gejala utama meningitis adalah sakit kepala berat, demam tinggi, fotofobia dan perubahan status mental. Tingkat kesadaran pasien dapat berbeda tergantung derajat penyakit. Pada kasus yang berat biasanya terjadi penurunan kesadaran Abses otak Abses otak otogenik biasanya ditemukan pada otitis media supuratif kronik (OMSK) tipe maligna. Komplikasi otitis media terjadi apabila sawar (barrier) pertahanan telinga tengah yang normal dilewati, sehingga memungkinkan infeksi menjalar ke struktur di sekitarnya. Komplikasi dapat terjadi pada fase akut dari suatu infeksi seperti akibat otitis media akut atau akibat destruksi dari aktivitas kronik bioenzim (contohnya kolesteatoma).
Mastoiditis adalah adalah suatu proses peradangan pada sel – sel
mastoid pada tulang temporal. Mastoiditis termasuk merupakan komplikasi OMA yang paling sering. Mastoidiitis terjadi ketika aditus ad antrum terobstruksi karena proses inflamasi sehingga sekresi purulent didalam mastoid menyebabkan tekanan meningkat, menyebabkan nekrosis dan erosi dari trabekula tulang mastoid.
PROGNOSIS Pasien dengan OMSK memiliki prognosis yang baik apabila dilakukan
kontrol yang baik terhadap proses infeksinya. Pemulihan dari fungsi pendengaran bervariasi dan tergantung dari penyebab. Prognosis OMSK maligna atau dengan kolesteatom yang tidak diobati
akan berkembang menjadi meningitis, abses otak, paresis fasialis, labirintis yang semuanya fatal. Sehingga OMSK tipe maligna harus diobati secara aktif sampai proses erosi tulang berhenti.
DAFTAR PUSTAKA
Adams.G.L, Boies.L.R, Higler. P.A. Boies Buku Ajar Penyakit THT. 2007. 6thed. Penyakit-penyakit Nasofaring dan Orofaring. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Jackson C. Disease of the nose, throat and ear. 2 nded. 2009. Philadelphia: WB Sunders Co.
Sherwood L. 2012. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. 6th ed. Jakarta: EGC.
Soepardi EA, Iskandar N, Bashiruddin J, Restuti RD. 2008. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher. Edisi ke-6. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
Yuspita Sari, Jenny Tri ,dkk. 2018. Otitis Media Supuratif Kronis Tipe Kolesteatom dengan Komplikasi Meningitis dan Paresis Nervus Fasialis Perifer. Padang: Jurnal Kesehatan Andalas.